Anda di halaman 1dari 9

UPAYA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN ORGANISASI MELALUI

PERBAIKAN PERILAKU PEMIMPIN DAN KEADILAN ORGANISASI

Yuyun Elizabeth Patras


Rais Hidayat
Universitas Pakuan
yuyunpatras64@gmail.com

Abstract: Organizational trust is essential so that members of the organization can continue to
contribute to the progress of the organization. The purpose of this research is to find out how far
the variables of leadership behavior and organizational justice on improving organizational trust.
The research method used is associative quantitative causal method, and the testing hypothesis
research using path analysis technique. The population in this study is 707 permanent lecturers
who have the National Lecturer Number (NIDN). The sample is 130 respondents. The instrument
test was conducted to 30 respondents outside the sample. The findings of this research indicate
that the higher the leadership behavior in directing subordinates, providing support to subordinates;
increase member participation in achieving organizational goals, and rewarding the achievers, the
higher the trust in the organization. Other findings show that the higher the organization's justice
the higher the trust in the organization.
Keywords: Organizational Trust, Organizational Justice, Leadership Behavior.

Abstrak: Kepercayaan pada organisasi sangat penting agar agar anggota organisasi dapat terus
berkontribusi pada kemajuan organisasi. Tujuan penelitian ini untuk melihat sejauhmana variabel
perilaku kepemimpinan dan keadilan organisasi dalam meningkatkan kepercayaan organisasi.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif asosiatif kausal dengan pengujian
hipotesis penelitian menggunakan teknik path analysis. Populasi dalam penelitian ini 707 dosen
tetap yang memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN). Sampel penelitian sebanyak 130
responden. Ujicoba instrumen dilakukan kepada 30 responden diluar sampel. Temuan penelitian
ini menunjukkan bahwa semakin tinggi perilaku kepemimpinan dalam mengarahkan bawahan,
pemberian dukungan kepada bawahan; meningkatkan partisipasi anggota dalam pencapaian
tujuan organisasi, dan pemberian penghargaan pada yang berprestasi, maka semakin tinggi
kepercayaan pada organisasi. Temuan lainya menunjukan bahwa semakin tinggi keadilan
organisasi maka semakin tinggi pula kepercayaan pada organisasi.
Kata kunci: kepercayaan organisasi, keadilan organisasi, perilaku kepemimpinan.

155
156 Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2018, Halaman 155 - 163

Kepercayaan (trust) merupakan suatu pemimpin ataupun kepercayaan terhadap


keyakinan penuh dari seseorang terhadap organisasi. Keuntungan dari kepercayaan
orang lain atau terhadap sesuatu sehingga anggota organisasi terhadap organisasi
orang tersebut menyerahkan semua antara lain: (1) kepercayaan mendorong
harapan dan keinginan, bahkan hidupnya kemampuan mengambil resiko, (2)
kepada yang dipercayainya. Kepercayaan kepercayaan memfasilitasi pertukaran
merupakan unsur paling penting dalam informasi, (3) kepercayaan dari kelompok
organisasi. Melalui sikap saling lebih efektif. Kepercayaan juga
mempercayai maka tim kerja dalam meningkatkan produktifitas kerja (Robbins
organisasi akan mendapat kesempatan dan Judge, 2009: 424)
untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan Berdasarkan arti penting kepercayaan
lebih baik. Goetsch dan Davis menyatakan pada organisasi, maka dipandang perlu
bahwa dalam sebuah organisasi hal yang untuk melakukan penelitian tentang hakikat
paling penting adalah kepercayaan antara kepercayaan pada organisasi, memahami
rekan kerja. (2013 :55) faktor-falkor yang dapat meningkatkan
Kepercayaan dalam organisasi yang kepercayaan pada organisasi dan upaya-
tinggi dapat membangun hubungan baik upaya untuk meningkatkan kepercayaan
bagi sesama kelompok dalam tim karena jika pada organisasi. Penelitian ini difokuskan
anggota tim percaya dengan anggota tim pada faktor yang dapat meningkatkan
lainnya, maka perilaku antar sesama tim kepercayaan pada organisasi melalui
akan membaik pula (George dan perbaikan variabel perilaku kepemimpinan
Jones:2012). Adanya saling percaya di dan keadilan organisasi.
antara anggota organisasi akan tercipta
kondisi yang baik untuk pertukaran informasi Kepercayaan pada Organisasi
sehingga meningkatkan kinerja organisasi Kepercayaan merupakan sebuah nilai
(Eko Widodo, 2015:204). yang lahir dari hubungan interpersonal yang
Kepercayaan terhadap organisasi diperoleh secara lambat tetapi akan hilang
sebagai pelumas yang memungkinkan atau rusak dengan cepat jika terjadi
organisasi untuk bekerja dengan efektif. pelanggaran kecil terhadap kepercayaan
Organisasi dengan tingkat kepercayaan (Pinder, 2008:353). Kepercayaan
yang tinggi memiliki tenaga kerja lebih berhubungan dengan harapan bahwa orang
produktif, moral anggota organisasi yang yang kita percaya tidak akan mengambil
lebih baik dan pergantian anggota organisasi keuntungan dari kita (Lussier, 2008:303)
yang rendah (Bennis dalam Hitch, 2012: 4). Robbins dan Judge (2012:421)
Beberapa hal yang berkaitan dengan memandang kepercayaan sebagai kondisi
kepercayaan pada organisasi yang tinggi psikologis yang terjadi ketika seseorang
sebagai berikut: (1) informasi dibagi secara setuju untuk percaya kepada orang lain
terbuka; (2) kesalahan ditoleransi dan walaupun berada dalam keadaan
didorong sebagai cara belajar; (3) budaya ketidakpastian dengan bagaimana keadaan
Inovatif dan kreatif; (4) orang-orang setia tersebut akan memberikan hasil positif.
kepada mereka yang tidak hadir; (5) orang- Colquitt, Lepine, dan Wesson (2009: 424)
orang berbicara jujur dan menghadapi menyatakan bahwa kepercayaan merupakan
masalah-masalah yang nyata; 6) ada kehendak untuk menyerahkan diri kepada
beberapa “komunikasi nyata dan kolaborasi sebuah otoritas berdasarkan harapan yang
yang nyata”; (7) tidak ada “pertemuan positif mengenai kehendak dan tindakan
setelah pertemuan”; 8) transparansi adalah otoritas tersebut.
nilai yang dipraktekkan; ( 9) Orang-orang Kepercayaan terbangun karena adanya
jujur dan otentik; 10) ada akuntabilitas; 11) integritas, kompetensi, konsistensi dan
ada vitalitas dan energy teraba dan dapat keterbukaan dari organisasi. Lussier
merasakan momentum positif (Covey dan berpendapat bahwa untuk meningkatkan
Merril, 2008: 237) integritas dapat dilakukan dengan cara
Kepercayaan sangat diperlukan baik mengatakan yang sebenarnya, menjaga
kepercayaan antar anggota organisasi komitmen dan bersifat adil (Lussier,
maupun anggota organisasi terhadap 2008:305-306)
Yuyun Elizabeth Patras & Rais Hidayat, Upaya Meningkatkan Kepercayaan Organisasi melalui Perbaikan Perilaku
Pemimpin dan Keadilan Organisasi
157

Kreitner dan Angelo Kinicki (2010:316) menyatakan bahwa perilaku kepemimpinan


menyatakan bahwa kepercayaan dapat berfokus pada apa yang dilakukan pemimpin
dibangun melalui: 1) komunikasi yaitu dan bagaimana pemimpin melakukannya.
anggota dan pemilik perusahaan Hughes, Ginnett, dan Curphy menyatakan
mengetahui kebijakan dan keputusan dan perilaku kepemimpinan adalah apa yang
menyiapkan umpan balik yang tepat, 2) dilakukan pemimpin terhadap pengikutnya
dorongan yaitu adanya coaching, mentoring, sehingga ia berhasil membentuk sebuah tim
consultation, untuk anggota tim, 3) rasa atau mencapai tujuan. Owens menyatakan
hormat yaitu manajer memberikan bahwa perilaku kepemimpinan adalah apa
keputusan secara adil, 4) keadilan yaitu yang dilakukan seorang pemimpin untuk
dengan segera memberikan balasan dan menolong bawahannya dalam meningkatkan
pengakuan kepada yang berhak menerima, kinerja (Hughes, Ginnett, dan Curphy, 2009:
membuat penilaian kinerja secara objektif 136)
dan tidak merugikan, 5) prediktabel yaitu Yukl (2010:103) menyatakan bahwa
konsisten dan bisa diprediksi, 6) kompetensi perilaku kepemimpinan berfokus
yaitu mununjukkan keahlian, sikap dan mempelajari jenis-jenis perilaku
keterampilan dalam bekerja. kepemimpinan yang paling memengaruhi
Robin dan Judge (2012:424) kepuasan dan kinerja bawahan. Daft
menyatakan bahwa kepercayaan pada (2008:43) mempertegas bahwa siapapun
organisasi harus dikembangkan. Salah satu selama melakukan perilaku yang sesuai
jenis kepercayaan yaitu kepercayaan dengan kepemimpinan maka orang tersebut
prophencity mengacu kepada bagaimana akan menjadi pemimpin yang sukses. Ini
seorang anggota organisasi secara khusus jelas bahwa perilaku atau tindakan pemimpin
mempercayai pemimpinnya. Bagi seorang sangat berpengaruh dalam menggerakan
pemimpin untuk dapat dipercaya butuh organisasi. Patras (2017:3) mendefinisikan
waktu yang sangat panjang. Para pemimpin perilaku kepemimpinan adalah tindakan
harus menunjukan integrity, beneviolence, yang dilakukan pemimpin agar tercapi
dan ability mereka dalam organisasi kesuksesan organisasi. Hidayat (2017:4)
sehingga para anggota organisasi perilaku kepemimpinan adalah tindakan
mempercayai mereka. Kepercayaan tidak yang dilakukan pemimpin ditujukan agar
akan pernah kembali secara penuh, dosen berhasil mengerjakan tugas, puas,
walaupun sudah ada permintaan maaf, janji, berdaya.
atau perubahan perilaku secara konsisten Perilaku pemimpin yang efektif
(Robin dan Judge, 2012:423). memengaruhi bawahan menurut McShane
Goetsch dan Davis (2013:56) dan Glinov (2000) terdiri dari 4 hal, yaitu : (1)
menyatakan bahwa dalam berkomunikasi, directive, yaitu kejelasan tujuan, proses, dan
penyampaian dan penerimaan pesan butuh standar kinerja yang diinginkan oleh
saling percaya. Dalam hubungan antar pemimpin, (2) supportive, yaitu
interpersonal kepercayaan merupakan dasar kepemimpinan yang berpusat pada orang,
yang paling fundamental. Orang yang saling misalnya bersahabat, menyenangkan,
mempercayai akan dapat saling bekerja menghormati bawahan, dan penuh perhatian
sama dalam keadaan apapun. pada bawahan, (3) participative, yaitu
Berdasarkan paparan konsep di atas memberikan kesempatan pada bawahan
dapat disintesiskan bahwa kepercayaan untuk terlibat dalam mengambil keputusan,
pada organisasi adalah kehendak anggota meminta masukan bawahan atas pekerjaan
organisasi untuk menyerahkan diri terhadap dan meminta ide-ide bawahan untuk
otoritas organisasi dengan harapan kemajuan pekerjaan, dan (4) achievement-
organisasi mewujudkan harapan positif oriented, yaitu mendorong bawahan untuk
anggota organisasi. mencapai pretasi tertinggi dalam pekerjaan.
Perilaku pemimpin yang efektif menurut
Perilaku Kepemimpinan Luthans (2011:426) yaitu: (1) directive
Lussier menyatakan bahwa pemimpin leadership: pemimpin yang dapat
yang dapat memimpin secara efektif adalah mengarahkan bawahan secara khusus (2)
perilaku pemimpin itu sendiri (Lussier, supportive leadership: pemimpin memiliki
2008:284) Slocum dan Hellriegel (2007:170) sifat bersahabat bagi bawahan dan memiliki
158 Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2018, Halaman 155 - 163

bisa menyatu dengan bawahan (3) Keadilan organisasi dibentuk dari


participative leadership pemimpin yang beberapa dimensi atau domain. McShane
meminta masukan dari bawahan sebelum dan Glinov (2000) yang diperkuat Gibson et
pemimpin mengambil keputusan, (4) al.(2006) membagi keadilan organisasi
achievement-oriented leadership membuat menjadi dua dimensi yaitu keadilan distributif
tujuan yang menantang untuk dicapai oleh dan keadilan prosedural. Schemerhorn et al.
bawahan.. (2010: 117) membagi keadilan organisasi
Perilaku pemimpin yang efektif menurut terdiri dari 3 domain yaitu: keadilan
Goetsch dan Davis (2013) dilakukan distributif, keadilan procedural; dan keadilan
dengaan cara sebagai berikut: (1) aligning interaksional.
personel with the vision (mengikat anggota George and Jones (2012) menayatakan
organisasi dengan visi), (2) provide a sense bahwa keadilan organisasi terdiri dari 4
of direction (menyediakan anggota dimensi yaitu: distributif justice, procedural
organisasi arahan yang jelas), (3) justice, interpersonal justice, dan
commucating effective and often informational justice. Griffin (2007)
(komunikasi efektif dan sering), (4) mendukung konsep menegaskan bahwa
empowering (melakukan pemberdayaan), keadilan organisasi terbagi atas empat
dan (5) training and mentoring (pelatihan dimensi yaitu keadilan distributif, keadilan
dan pemantauan). prosedural, keadilan interpersonal dan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat keadilan informasional. Colquitt, Lepine,
disintesiskan bahwa perilaku kepemimpinan Wesson (2009) menegaskan konsep di atas
adalah tindakan memengaruhi yang bahwa keadilan pimpinan ketika atasan
dilakukan pemimpin agar tercapai mengambil keputusan (justice) meliputi
kesuksesan dalam organisasi. empat dimensi yaitu keadilan distributif,
prosedural, interpersonal dan informasional.
Keadilan Organisasi Colquitt, Lepine, Wesson (2009)
Keadilan organisasi adalah persepsi menyatakan bahwa keadilan distributif
anggota organisasi tentang seberapa adil mengacu pada keadilan yang menyangkut
organisasi memperlakukan anggota dengan pengambilan keputusan penghasilan
organisasi di tempat mereka bekerja (Griffin contohnya: gaji, promosi, penghargaan,
dan Morhead, 2007:385). Kreitner dan evaluasi, penilaian pekerjaan yang dilakukan
Kinicki (2010) yang didukung oleh berdasarkan norma–norma kebaikan dan
Schermerhorn et al. (2011) bahwa keadilan keadilan. Keadilan prosedural mengacu
organisasi mengarah kepada sejauh mana pada proses pengambilan keputusan
keadilan dan keseimbangan organisasi tentang proses pendistribusian income.
diberlakukan bagi anggota organisasi dalam Keadilan interpersonal yang merefleksikan
organisasi tersebut. persepsi keadilan yang berhubungan
George and Jones (2012) keadilan dengan perlakuan penguasa terhadap
organisasi merupakan konsep yang anggota organisasi. Colquit, Lepine, dan
memotret persepsi anggota organisasi Wesson (2009) menyatakan bahwa keadilan
tentang keadilan dalam organisasi tempat interpersonal ditekankan dalam 2 aturan
mereka bekerja. Keadilan organisasi khusus yaitu: aturan penghargaan yang
berkaitan dengan persepsi seorang anggota meliputi memperlakukan anggota organisasi
organisasi atas derajat keadilan yang dengan baik dan benar dan aturan
diberikan organisasi (Gibson et al., memperlakukan anggota organisasi dengan
2006:154). Anggota organisasi akan merasa sopan dan penuh penghargaan. Keadilan
diperlakukan secara adil jika mereka informasional berhubungan dengan
meyakini reward dan cara pendistribusian komunikasi yang dilakukan manajer
reward didistribusikan dengan adil kepada terhadap anggota organisasi.
mereka (Robins dan Judge, 2013:256). Berdasarkan paparan di atas dapat
Luthans (2011:173) mendefinisikan keadilan disintesiskan bahwa keadilan organisasi
organisasi sebagai keseluruhan dari iklim adalah persepsi anggota organisasi tentang
keadilan dalam organisasi yang terdiri dari bagaimana anggota organisasi diperlakukan
keadilan distributif, prosedural, interaksional. secara adil di organisasi tempat bekerja.
Yuyun Elizabeth Patras & Rais Hidayat, Upaya Meningkatkan Kepercayaan Organisasi melalui Perbaikan Perilaku
Pemimpin dan Keadilan Organisasi
159

METODE pengarahan dengan indikator kejelasan


Penelitian ini bertujuan untuk tujuan, proses, dan standar kinerja, (2)
menganalisis dan mendeskripsikan pemberian dukungan dengan indikator
pengaruh dari variabel perilaku bersahabat, menyenangkan, menghormati
kepemimpinan dan keadilan organisasi dosen, dan penuh perhatian pada dosen, (3)
terhadap kepercayaan pada organisasi. berpartisipasi dengan indikator pelibatan
Penelitian dilaksanakan tahun 2015 di 3 dosen dalam pengambilan keputusan,
universitas swasta di Bogor, Indonesia. meminta masukan pada dosen, (4)
Metode penelitian yang digunakan pemberian penghargaan pada prestasi
adalah metode kuantitatif asosiatif kausal dengan indikator mendorong bawahan
dengan pengujian hipotesis penelitian berprestasi.
menggunakan teknik path analysis. Populasi Definisi keadilan organisasi adalah
dalam penelitian ini 707 dosen tetap yang persepsi dosen tentang bagaimana dia
memiliki Nomor Induk Dosen Nasional diperlakukan secara adil di universitas yang
(NIDN). Sampel penelitian sebanyak 130. pengukurannya dilakukan oleh dosen
Ujicoba instrumen dilakukan kepada 30 melalui instrumen angket yang yang berisi
responden diluar sampel. Validitas instrumen pernyataan-pernyataan mengenai keadilan
penelitian diuji melalui teknik korelasi organisasi yang disusun berdasarkan
Product Moment Pearson. Uji reliabilitas indikator sebagai berikut: (1) keadilan
instrumen penelitian menggunakan distributif, (2) keadilan prosedural, (3)
perhitungan Alpha Cronbach. Sedangkan keadilan interaksional, (4) keadilan
analisis data menggunakan statitik informasional.
inferensial dengan menggunakan uji analisis Adapun hipotesis dalam penelitian yang
varian dan regresi. akan diuji yaitu: (1) Apakah perilaku
Pada penelitian ini definisi operasional kepemimpinan berpengaruh langsung positif
kepercayaan pada organisasi adalah terhadap kepercayaan pada organisasi; (2)
kehendak dosen untuk menyerahkan diri Apakah keadilan organisasi berpengaruh
terhadap otoritas universitas dengan langsung positif terhadap kepercayaan
harapan universitas dapat mewujudkan organisasi?
harapan positif dosen yang pengukurannya
dilakukan terhadap dosen melalui instrumen HASIL
angket yang berisi pernyataan-pernyataan Penelitian ini menjadikan variabel
mengenai kepercayaan pada universitas kepercayaan pada organisasi (X3) sebagai
yang disusun berdasarkan (1) integritas variabel endogen atau variabel terikat,
universitas dengan indikator kejujuran dan sedangkan variabel perilaku kepemimpinan
kebenaran, (2) kompetensi universitas (X1), keadilan organisasi (X2) sebagai
dengan indikator teknik, pengetahuan eksogen atau variabel bebas. Berdasarkan
interpersonal dan keahlian, (3) konsistensi strukturnya terdapat dua koefisien jalur,
universitas dengan indikator reliabilitas, yaitu: koefisien jalur X1 dan X2 atas X3 .
kemampuan memprediksi sesuatu, dan baik Selanjutnya bentuk jalur pengaruh tersebut
dalam menghadapi segala sesuatu, (4) melahirkan suatu persamaan struktur
loyalitas universitas dengan indikator prediktif dengan formulasi : X3=р31X1+ р32X2
kemauan untuk melindungi orang lain secara Berdasarkan hasil perhitungan regresi
fisik dan emosional, (5) keterbukaan didapatkan koefisien jalur sebagai berikut
universitas dengan indikator kemauan untuk р31=0,187, р32 =0,246. Dengan demikian
berbagi ide – ide dan informasi bentuk persamaan struktur prediktif menjadi
Definisi operasional perilaku X3=0,187X1+0,246X2. Berdasarkan
kepemimpinan adalah tindakan persamaan tersebut jika diasumsikan
memengaruhi yang dilakukan pemimpin agar pengaruh variabel lain tetap, maka dapat
tercapai kesuksesan dalam organisasi yang disimpulkan bahwa setiap kenaikan satu unit
pengukurannya dilakukan terhadap dosen perilaku kepemimpinan (X1) akan menaikan
melalui instrumen angket yang berisi 0,187 unit kepercayaan pada organisasi
pernyataan-pernyataan mengenai perilaku (X3), ditambah dengan setiap kenaikan
kepemimpinan ketua program studi yang keadilan organisasi (X2) akan menaikan
disusun berdasarkan aspek-aspek: (1)
160 Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2018, Halaman 155 - 163

0,246 unit kepercayaan pada organisasi kepercayaan pada organisasi ditentukan


(X3). oleh variasi perilaku kepemimpinan kaprodi
Pengaruh langsung variabel perilaku dan keadilan organisasi secara bersama-
kepemimpinan dan keadilan organisasi sama setara dengan 11,9%. Visualisasi
secara bersama-sama terhadap bentuk dan nilai koefisien pada masing-
kepercayaan pada organisasi sama dengan masing jalur terlihat dalam gambar 1 berikut:
R23.12 = (0,345)2= 0,119. Artinya variasi

Perilaku
Kepemimpinan(X1)
p= 0,187 (r= 0,250)

r = 0,258
Kepercayaan pada
Organisasi (X3)

p = 0,246 (r=0,294)
Keadilan Organisasi
(X2)

Gambar 1. Hasil Perhitungan Koefisien Jalur

Berdasarkan hasil uji-t diperoleh PEMBAHASAN


koefisien jalur ρ31 = 0,187 dengan nilai thitung Upaya Peningkatan Kepercayaan Melalui
= 2,164 sedangkan nilai ttabel (α= 0,05) = Kepemimpinan
1,960. Fakta ini mengungkapkan bahwa Penelitian ini menunjukkan bahwa
thitung > ttabel yang berarti H0 ditolak dan H1 erilaku kepemimpinan, khususnya perilaku
diterima. Artinya koefisien jalur ini signifikan. kepemimpinan ketua program studi
Temuan ini dapat diinterpretasikan bahwa (Kaprodi) yang menjadi fokus dan lokus
perilaku kepemimpinan berpengaruh penelitian ini telah terbukti secara
langsung positif terhadap kepercayaan pada meyakinkan berpengaruh langsung positif
organisasi. Implikasinya adalah perilaku terhadap kepercayaan pada organisasi. Ini
kepemimpinan yang efektif akan berarti bahwa perilaku kepemimpinan yang
mengakibatkan peningkatan kepercayaan efektif akan mengakibatkan peningkatan
pada organisasi. kepercayaan pada organisasi. Berarti pula
Berdasarkan hasil uji-t diperoleh bahwa perbaikan-perbaikan dari sisi perilaku
koefisien jalur ρ32 = 0,246 dengan nilai thitung = kepemimpinan dapat menyebabkan
2,855 sedangkan nilai ttabel (α= 0,05) = 1,960. kepercayaan anggota organisasi menjadi
Fakta ini mengungkapkan bahwa thitung > ttabel lebih tinggi.
yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Temuan penelitian ini sejalan dengan
Artinya koefisien jalur ini signifikan. Temuan hasil penelitian Hartog, Shippers dan
ini dapat diinterpretasikan bahwa keadilan Koopman dalam Spector (2007: 334) bahwa
organisasi berpengaruh langsung positif kepemimpinan yang efektif dapat
terhadap kepercayaan pada organisasi. meningkatkan kepercayaan karyawan dan
Implikasinya adalah keadilan organisasi manajemen. Penelitian ini sejalan dengan
yang tinggi akan mengakibatkan pendapat Spector yang menyatakan bahwa
peningkatan kepercayaan pada organisasi. kepemimpinan dapat mempengaruhi sikap,
keyakinan, perilaku, dan perasaan orang
lain. Kepemimpinan dapat dilakukan oleh
bukan pemimpin, namun kemampuan
Yuyun Elizabeth Patras & Rais Hidayat, Upaya Meningkatkan Kepercayaan Organisasi melalui Perbaikan Perilaku
Pemimpin dan Keadilan Organisasi
161

mempengaruhi oleh seorang pemimpin jauh Pemberian penghargaan pada dosen


lebih hebat dibandingkan oleh yang bukan dapat dilakukan dengan mengadakan
pemimpin (Yukl, 2008). pemilihan dosen berprestasi secara periodik,
Berdasarkan penelitian ini peningkattan memfasilitasi pengadaan buku-buku
kepercayaan pada organisasi dapat referensi terbaru, dan melengkapi akses
dilakukan melalui peningkatan perilaku informasi berupa koneksi jaringan internet
kepemimpinan melalui aktifitas sebagai secara memadai.
berikut: mengarahkan bawahan; pemberian Perilaku kepemimpinan Kaprodi dalam
dukungan kepada bawahan; meningkatkan membangun kepercayaan pada organisasi di
partisipasi dosen dalam pencapaian tujuan prodi dapat dilakukan Kaprodi antara lain
prodi; dan pemberian penghargaan pada Kaprodi menjadi garda terdepan dalam
yang berprestasi. memengaruhi prodi agar integritas prodi,
Mengarahkan bawahan dapat dilakukan kompetensi prodi, konsistensi prodi, loyalitas
dengan menetapkan target yang harus prodi, dan keterbukaan prodi tetap terjaga.
dicapai Prodi, menjelaskan tujuan Prodi Jika Perilaku kepemimpinan Kaprodi sudah
disertai langkah-langkah mencapainya, menunjukkan hal demikian maka
mengevaluasi ketercapaian tujuan prodi kepercayaan dosen pada oraganisasi akan
secara terjadual, membuat proses tumbuh, antara lain ditandai dosen lebih
pencapaian tujuan Prodi bersama dengan berkehendak untuk menyerahkan diri
dosen, memfasilitasi sosialisasi aturan kerja terhadap otoritas prodi dan perilaku dosen
kepada dosen, melakukan monitoring proses akan lebih meningkat. Pengaruh perilaku
kerja secara terjadual, melakukan penilaian kepemimpinan terhadap kepercayaan pada
kinerja dosen berdasarkan standar kerja organisasi sejalan dengan model integratif
yang berlaku di Prodi, membuat dan (integrative model of organizational
mengimplementasikan standar kerja dosen behavior) yang dikemukakan oleh Colquit,
secara transparan. Lepine, dan Wesson (2009).
Pemberian dukungan kepada bawahan
dapat dilakukan dengan cara sebagai Upaya Meningkatkan Kepercayaan
berikut: memberikan bantuan kepada dosen Melalui Keadilan
yang mengalami kesulitan, menjaga rahasia Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
pribadi dosen, menjadi tempat berkeluh menunjukkan bahwa Keadilan organisasi
kesah dosen, membuat suasana menjadi berpengaruh langsung positif terhadap
nyaman, memiliki selera humor yang tinggi, kepercayaan pada organisasi. Hal ini terlihat
memberikan kebebasan kepada dosen untuk dari nilai koefisien jalur yang diperoleh ρ32 =
menggunakan berbagai metode dalam 0,246 dengan nilai thitung = 2,855 sedangkan
mengajar, memberi ucapan selamat hari nilai ttabel (α= 0,05) = 1,960. Fakta ini
raya pada dosen yang berbeda agama, mengungkapkan bahwa thitung > ttabel yang
menelpon dosen untuk mengingatkan jadual berarti H0 ditolak dan H1 diterima bahwa
perkuliahan, melakukan kunjungan kepada koefisien jalur ρ32 = 0,246 adalah signifikan
dosen yang sakit, memberikan motivasi pada taraf signifikansi α= 0,05. Dengan
berprestasi kepada dosen, dan melakukan demikian telah teruji melalui penelitian ini
komunikasi dua arah dengan dosen. bahwa keadilan organisasi berpengaruh
Partisipasi dosen dalam pencapaian langsung positif terhadap kepercayaan pada
tujuan Prodi dapat dilakukan dengan organisasi. Ini berarti peningkatan keadilan
melibatkan dosen untuk memberikan saran dalam organisasi dapat meningkatkan
dalam pengambilan keputusan, meminta kepercayaan pada organisasi.
masukan dosen dalam pengembangan Hasil penelitian oleh Al-Abrow,
prodi, melibatkan dosen dalam rapat Ardakani, Haroonic dan Moghaddam dengan
evaluasi Prodi secara terjadual, memanggil judul The Relationship between
dosen secara pribadi untuk membicarakan Organizational Trust and Organizational
pengembangan Prodi, menerima saran dari Justice Components and Their Role in Job
dosen, dan memberikan apresiasi kepada Involvement in Education (2013)
dosen yang memberikan ide terhadap menunjukkan bahwa keadilan distribusi dan
pengembangan prodi. prosedural berpengaruh positif dan kuat
terhadap kepercayaan pada organisasi.
162 Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2018, Halaman 155 - 163

Hasil penelitian Chan dan Mauborgne berdasarkan kedekatan pribadi,


(2005) menunjukan adanya pengaruh menyelenggarakan family gathering sekali
keadilan organisasi terhadap kepercayaan dalam setahun, memberikan santunan bagi
pada organisasi. Hal ini menunjukkan betapa anggota keluarga dosen yang meninggal.
pentingnya proses keadilan dalam Perbaikan keadilan informasional dapat
membentuk sikap dan perilaku individu. dilakungan sebagai berikut: sistem penilaian
Secara emosional individu mengharapkan kinerja mudah diakses, menyediakan sarana
pengakuan terhadap keberadaan dirinya dan untuk merespon pertanyaan-pertanyaan
nilai bukan hanya sekedar sebagai pribadi dosen tentang sistem pemberian imbalan,
atau sumber daya tetapi sebagai manusia. mengadakan workshop tentang sistem
Setiap individu ingin diperlakukan dengan promosi secara berkala, memberikan
hormat, penuh penghargaan, layak dan hal informasi tentang seminar dan workshop
ini harus diperhatikan oleh para pemimpin untuk dosen, menginformasikan tentang
dimana mereka bekerja dalam proses kerjasama prodi/universitas dengan
keadilan dalam pekerjaan. prodi/universitas dalam dan luar negeri, dan
Berdasarkan penelitian ini peningkatan mensosialisasikan pemberitahuan dari DIKTI
kepercayaan pada organisasi melalui tentang beasiswa bagi dosen.
keadilan organisasi dapat dilakukan dalam
bentuk upaya perbaikan sebagai berikut: KESIMPULAN
perbaikan keadilan distributive, perbaikan Terdapat pengaruh langsung positif
keadilan prosedural, perbaikan keadilan perilaku kepemimpinan terhadap
interpersonal, dan perbaikan keadilan kepercayaan pada organisasi. Artinya
informasional. perilaku kepemimpinan yang efektif
Perbaikan keadaan keadilan distributif mengakibatkan peningkatan kepercayaan
dapat dilakukan dengan memperbaiki pada organisasi. Perilaku kepemimpinan
imbalan dosen, memberikan kesempatan yang efektif dapat dilihat dan dirasakan dari
kepada dosen untuk meningkatkan adanya tujuan, proses, dan standar kinerja,
kualifikasi pendidikan mereka, memperbaiki tinggginya pemberian dukungan yang
sistem promosi kepada dosen, bersahabat, menyenangkan, menghormati,
memberlakukan imbalan berdasarkan dan penuh perhatian kepada para dosen,
kinerja, memperbaiki sistem karir untuk tingginya pelibatan dosen dalam
dosen, memperbaiki sistem penjaminan pengambilan keputusan dan pemberian
mutu, berlaku adil dalam pemberian promosi masukan untuk kemajuan prodi, dan
kepada dosen, dan tidak memberikan tingginya pemberian penghargaan pada
imbalan atas dasar hubungan persahabatan. prestasi dosen. Perilaku kepemimpinan yang
Perbaikan keadilan prosedural dapat efektif di atas mengakibatkan kepercayaan
dilakukan sebagai berikut: memberlakukan pada organisasi meningkat dalam bentuk
aturan kenaikan gaji secara berkala, menilai tingginya kepercayaan pada organisasi.
kinerja oleh orang yang mengerti penilaian Terdapat pengaruh langsung positif
kinerja, penilain kinerja harus sudah sesuai keadilan organisasi terhadap kepercayaan
dengan peraturan pemerintah yang terbaru, pada organisasi. Artinya keadilan organisasi
menggunakan aturan yang jelas dalam yang tinggi mengakibatkan peningkatan
mekanisme pembagian imbal jasa pada kepercayaan pada organisasi. Keadilan
dosen, dan melibatkan dosen dalam organisasi yang tinggi dipersepsikan dosen
membuat sistem pemberian imbalan. dalam bentuk persepsi dosen atas keadilan
Perbaikan keadilan interpersonal dapat distributif, keadilan prosedural, keadilan
dilakukan sebagai beriku: menyiapkan kotak interpersonal, dan keadilah informasional
saran untuk menampung aspirasi dosen, dalam organisasi. Persepsi dosen yang
memperlakukan dosen dengan hormat, tinggi atas keadilan-keadilan di atas
merespospon dengan cepat keluh kesah mengakibatkan peningkatan kepercayaan
dosen, menjaga hubungan antara dosen pada organisasi meningkat.
prodi/universitas dengan dosen secara erat,
menyiapkan makanan kecil bagi dosen,
menghindari untuk memperlakukan dosen
Yuyun Elizabeth Patras & Rais Hidayat, Upaya Meningkatkan Kepercayaan Organisasi melalui Perbaikan Perilaku
Pemimpin dan Keadilan Organisasi
163

DAFTAR RUJUKAN John W. Slocum dan Don Hellriegel. (2007)


Fundamental of Organizational
AL-Abrrow, Hadi A., Mohammad Shaker Behavior. Ohio: Thomson South-
Ardakanib, (2013). Alireza haroonic Westen.
and Hamidreza Moghaddam pourd
Lussier, Robert N. (2008). Human Relations
The Relationship between
in Organization. Boston: McGraw-Hill.
Organizational Trust and
Organizational Justice Components Luthans, Fred. (2008) Orgnizational
and Their Role in Job Involvement in Behavior. New York: McGraw-Hill
Education, IJOMA International McShane, Steven L. and Mary Ann Von
Journal of Management Academy. Glinow. (2010). Organizational
Chan, W., Kim Renee Mauborgne (2005). Behavior, Emerging Knowledge and
Blue Ocean strategy. Boston: Harvard Practice for Real World. New York:
Business School Press. McGraw-Hill Irwin.
Colquit, Jason A., Jeffrey A. Lepine, Michael Patras, Yuyun Elizabeth. (2007). Pengaruh
J. Wesson (2009). Organizational Perilaku Kepemimpinan, Keadilan
Behavior. Improving Performance and Organisasi Dan Keterlibatan Kerja
Commitment in the Workplace. Terhadap Organizational Citizenzhip
NewYork: McGraw-Hill. Behavior Dosen. PEDAGONAL. Jurnal
Ilmiah Pendidikan. Vol 1 No 1.
Daft, Richard L (2008). The Leadership
Experience. Singapore: Thomson Pinder, Craig C. (2008) Work Motivation In
South-Western Organizational Behavior. New York:
Psycology Press.
George, Jennifer M., Gareth R. Jones.
(2012) Understanding and Managing Robbins, Stephen P. dan Timothy A Judge.
Organizatioanl Behavior. Boston: (2013) Organizational Behavior
Printice Hall. Fifteenth Edition. New Jersey: Prentice
Hall.
Gibson, James L., John M. Ivancevich,
James H. Donnelly, Jr, Robertk Schermerhorn, John R., James G. Hunt,
Konopaske (2006). Organizations, Ricard N. Osborn, Mary Uhl-Bien.
Behavior, Sructure and Proceses (2010). Organizational Behavior.
Boston: McGraw-Hill. Danvers USA: John Wiley & Sons, Inc.
Goetsch, David L., Stanley Davis. (2013). Yukl, Gary. (2008) Leadership in
Quality Management for Organization. New York: Pearson
Organizational Excellence, Introduction Educational Int.
to Total Quality Management. Boston:
Pearson.
Griffin, Rcky W., Gregory Moorhead. (2007)
Organizational Behavior, Managing
People and Organizatios. Boston:
Houghton Mifflin Company.
Hidayat Rais. (2017). Perilaku Etis Dosen
Dalam Perspektif Efikasi Diri,
Kepemimpinan, Dan Komunikasi
Interpersonal. PEDAGONAL, Jurnal
Ilmiah Pendidikan. Vol 1 No 1.
Hughes, Richard L., Robert C. Ginnett,
Gordon J. Curphy. (2009). Leadership,
Enhancing the Lesson of Experience.
Boston: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai