Anda di halaman 1dari 167

LAPORAN

PERTANGGUNGJAWABAN
PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
TAHUN 2021

Sekretariat:
Jl. Anggrek Neli Murni Blok A Nomor 3, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat 11480
Telp. (021) 5330414 Fax (021) 5485181
Email: sekretariat@phdi.or.id Website: www.phdi.or.id

Page | 0
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ………………………………..……………………………….. i

KATA PENGANTAR ……………………………..………………………... ii

BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 3
A. Pengantar ………..…………………………………………...……….. 3
B. Tugas Pokok …………..………………………………..……...……... 3
C. Dasar Hukum ………………..…………………………….……..….... 4
D. Kepanitiaan ………………………..………………………..……...…. 4
E. Kepesertaan ……………………………..……………………………. 5

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN ……………………..…………………….... 7
A. Penyelengaraan Rapat ……………………………….………………... 7
B. Kegiatan Inti …………………………………………………………… 7
C. Rncangan Materi dan Hasil Keputusan ……………………………….. 8

BAB III
LAPORAN KEUANGAN ……………………………………………………. 130
A. Rencana Anggaran ……………..……………………………………… 130
B. Realisasi Anggaran ……………………………………..……………… 130

BAB V
PENUTUP …………………………………………………………………….. 132

LAMPIRAN 1:
Laporan dan Sambutan-Sambutan Pembukaan …………………………... 133

LAMPIRAN 2:
Laporan dan Sambutan-Sambutan Penutupan ……………………………. 144

LAMPIRAN 3:
Foto-Foto Kegiatan …………………………………………………………… 152

LAMPIRAN 4:
Link Berita Media Publikasi …………………………………………………. 156

Page | 1
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puja pengastungkara kami haturkan kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat tuntunan dan karunia-Nya sehingga Laporan Pertanggungjawaban
Pelaksanaan Kegiatan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021
dapat diselesaikan.

Laporan Pertanggungjawaban Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun


2021 disusun dalam rangka mempertanggungjawabkan kegiatan dan penggunaan anggaran.
Selain itu, penyusunan laporan pertanggungjawaban ini sebagai bentuk transparansi,
akuntabilitas, dan profesionalisme kinerja yang telah dilaksanakan oleh Panitia Pesamuhan
Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas sumbangan pemikiran, ide,
gagasan, tenaga, waktu, dan materi dalam rangka menyukseskan pelaksanaan kegiatan
Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021.

Demikian Laporan ini kami susun secara sederhana untuk diketahui proses pelaksanaannya
serta alokasi penggunaan Anggaran Biayanya. Atas segala kerja keras dan kerjasama yang
baik seluruh Panitia, kami ucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya,
semoga Ida Sanghyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan
anugerah dan karunia-Nya kepada kita semua sesuai dengan dharma bhakti kita kepada
agama, bangsa, dan negara.

Om Santih, Santih, Santih Om.

Jakarta, Agustus 2021


Penyusun,

Panitia Pesamuhan Agung


Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021

Page | 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. PENGANTAR
Puja astuti kita panjatkan kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa, atas waranugraha-Nya seluruh rangkaian kegiatan Pesamuhan Agung Parisada
Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021 dapat dilaksanakan dengan baik, lancar, dan
sukses.

Pesamuhan Agung merupakan Rapat Kerja Nasional yang dilaksanakan sekurang-


kurangnya 2 (dua) kali dalam lima tahun. Adapun wewenang dari Pesamuhan Agung
berdasarkan pasal 31 Anggaran Dasar Parisada Hindu Dharma Indonesia adalah:
1. Menjabarkan ketetapan/keputusan Mahasabha dan Bhisama menjadi Program
Kerja;
2. Mengevaluasi pelaksanaan Program Kerja Pengurus Parisada Hindu Dharma
Indonesia Pusat;
3. Menerima laporan tentang Penggantian Antar Waktu (PAW) anggota Sabha
Pandita, Pengurus Harian, anggota Sabha Walaka, dan anggota Majelis
Kehormatan;
4. Menyiapkan usulan untuk dijadikan materi bahasan dalam Mahasabha; dan
5. Menetapkan keputusan lainnya.

Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021 dilaksanakan


secara tatap muka (luring) dan virtual (daring) pada tanggal 31 Juli sampai dengan
01 Agustus 2021.

B. TUGAS POKOK
Adapun tugas pokok Panitia Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021, sebagaimana dituangkan dalam Keputusan Pengurus Harian Parisada
Hindu Dharma Indonesia Nomor:73/KEP/PH PHDI PUSAT/V/2021 tanggal 07 Mei
2021, yaitu:
1. Merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan Pesamuhan Agung.

Page | 3
2. Mengoordinasikan pelaksanaan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma
Indonesia Tahun 2021 dengan Ketua Umum Pengurus Harian Parisada Hindu
Dharma Indonesia Pusat.
3. Menyiapkan materi yang akan dibahas dalam Pesamuhan Agung.
4. Mengundang Sabha Pandita, Sabha Walaka, Pengurus Harian Parisada Hindu
Dharma Indonesia Pusat, Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi seluruh
Indonesia masing-masing 1 (satu) orang, Lembaga/Badan/Yayasan di bawah
Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat.
5. Melaksanakan Pesamuhan Agung Tahun 2021 dengan sebaik-baiknya.

C. DASAR HUKUM
Dasar hukum sebagai pelaksanaan kegiatan Pesamuhan Agung Parisada Hindu
Dharma Indonesia Tahun sebagai berikut:
1. Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia Nomor:
II/TAP/MAHASABHA XI/2016 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Parisada Hindu Dharma Indonesia.
2. Keputusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat
Nomor:73/KEP/PH PHDI PUSAT/V/2021 tentang Susunan Panitia Pesamuhan
Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021.

D. KEPANITIAAN
Berdasar Keputusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat
Nomor:73/KEP/PH PHDI PUSAT/V/2021 tentang Susunan Panitia Pesamuhan
Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021. Adapun susunan Panitia
sebagai berikut:
Penasihat : - Ida Pedanda Nabe Gede Bang Buruan Manuba
Dharma Adhyaksa PHDI Pusat
- Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag.
Ketua Sabha Walaka PHDI Pusat

Penanggungjawab : Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya


Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat

Panitia Penyelenggara :

Ketua : Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut Untung Yoga, S.H., M.M

Sekretaris : KRHT P Astono Chandra Dana, S.E., M.M., MBA


Page | 4
Bendahara : Drs. IDG Ngurah Utama, M.M

Panitia Pengarah (Steering Committee)

Ketua : I Ketut Budiasa, S.T., M.T

Sekretaris : Dewa Ganapati, S.T

Anggota :
1. Made Sutresna, S.Ag., M.A
2. Kolonel CAJ Dr. Nyoman Astawa, M.Si, M.Fil.H
3. Yanto Jaya, S.H.
4. drg. Nyoman Suartanu, MAP
5. Ketut Budiawan, S.H., M.Fil.H
6. Dr. Budiana Setiawan
7. Luh Rina Apriani, S.H., M.H

Panitia Pelaksana (Organizing Committee)

Ketua : I Wayan Suyasa

Sekretaris : I Gusti Komang Widana, S.Ag., M.Fil.H

Anggota :

1. Komang Agus Sukra A, S.Pd


2. Ni Made Yastiti
3. Mila Agustina, S.Pd
4. Ni Putu Swittrisna Dewi
5. Ida Ayu Gede Krisna Jayanthy
6. Ahmad Saeful
7. Awang Darmawang
8. Made Nyane, S.Kom
9. Slamet Pramono

E. KEPESERTAAN
Merujuk pada Bab III Pasal 16 ayat (1) dan (2) Anggaran Rumah Tangga Parisada
Hindu Dharma Indonesia, peserta Pesamuhan Agung dihadiri oleh:
1. Sabha Pandita;
2. Pengurus Harian Pusat;
Page | 5
3. Sabha Walaka;
4. Utusan Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi;
5. Utusan Organisasi, Lembaga/Badan yang bernafaskan Hindu berskala nasional
dan direkomendasikan oleh Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia
Pusat;
6. Utusan Instansi tingkat pusat terkait yang berhubungan dengan pelayanan dan
pembinaan Umat Hindu.

Adapun jumlah peserta yang hadir pada Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma
Indonesia Tahun 2021 sebanyak 127 peserta yang terdiri dari; unsur Sabha Pandita
18 orang, unsur Sabha Walaka 30 orang, unsur Pengurus Harian 30 orang, unsur
Ketua PHDI Provinsi (atau yang mewakili) 17 orang, Organisasi/Yayasan/
Lembaga/Komite/Institusi Tingkat Pusat 32 orang.

Page | 6
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. PENYELENGGARAAN RAPAT
Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan kegiatan Pesamuhan Agung Parisada
Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021, Panitia telah melaksanakan sekurang-
kurangnya 15 (lima belas) kali rapat-rapat baik itu Rapat Pleno, Rapat Bidang
(Steering Committee dan Organizing Committee) yang dilakukan secara tatap muka
(luring) maupun virtual (daring).

B. KEGIATAN INTI
Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021 sebelumnya
direncanakan dengan sistem gelembung yakni gelembung Jakarta dan gelembung
Denpasar. Namun demikian, dengan berbagai pertimbangan serta menaati kebijakan
pemerintah sebagai bentuk ketaatan kepada Guru Wisesa dan pelaksanaan atas ajaran
Dharma Negara maka Pesamuhan Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021
dilaksankaan sepenuhnya secara virtual (daring).

Pelaksanaan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021


diselenggarakan pada tanggal 31 Juli sampai dengan 01 Agustus 2021 dengan lokasi
pemantauan dipusatkan di Sekretariat Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat, Jl.
Anggrek Neli Murni Blok A Nomor 3, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat.

Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021 dimulai pada
tanggal 31 Juli 2021, pukul 09.00 WIB, yang diawali dengan acara pembukaan yang
dibuka secara resmi oleh Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Republik
Indonesia Bapak Dr. Tri Handoko Seto, S.Si., M.Sc. Kemudian dilanjutkan dengan
Sidang Paripurna I dengan agenda pembahasan dan penetapan Jadwal Acara dan Tata
Tertib. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan Sidang Paripurna II dengan agenda
Penyampaian Laporan Kegiatan dari Sabha Pandita, Sabha Walaka, dan Pengurus
Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat Masa Bhakti 2016 – 2021. Kemudian
dilanjutkan dengan laporan dari masing-masing Parisada Hindu Dharma Indonesia
Provinsi seluruh Indonesia.

Page | 7
Pada pukul 18.30 WIB acara dilanjutkan dengan Sidang Komisi yang agendanya
membahas rancangan materi yang telah disiapkan oleh Steering Committee (SC)
Panitia Pesamuhan Agung. Sidang Komisi dilanjutkan berakhir pukul 23.00 WIB,
karena beberapa rancangan materi belum tuntas dibahas, sehingga sidang diskors dan
dilanjutkan keesokannya harinya, tanggal 01 Agustus 2021.

Pada hari kedua, tanggal 01 Agutus 2021, pelaksanaan Pesamuhan Agung Parisada
Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021 dimulai pukul 08.10 WIB dengan agenda
Sidang Komisi Lanjutan dan berakhir pada pukul 10.45 WIB. Kemudian acara
selanjutnya yaitu Sidang Paripurna III dengan agenda pembahasan dan penetapan
hasil-hasil pembahasan dari masing-masing komisi yang berakhir hingga pukul 13.25
WIB.

Setelah itu, acara dilanjutkan penyerahan hasil-hasil Pesamuhan Agung secara


simbolis oleh Ketua Panitia Pesamuhan Agung Bapak Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut
Untung Yoga, S.H., M.M kepada Dharma Adhyaksa Ida Pedanda Nabe Gde Bang
Buruan Manuaba, Ketua Sabha Walaka PHDI Pusat Bapak Kolonel Inf. (Purn) I
Nengah Dana, S.Ag, dan Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat Bapak Mayjen
TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya. Di akhir, dilakukan Acara Penutupan Pesamuhan
Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021 yang ditutup secara resmi oleh
Dharma Adhyaksa Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba.

C. RANCANGAN MATERI DAN HASIL KEPUTUSAN


Rancangan Materi
Steering Committee (SC) Panitia Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma
Indonesia Tahun 2021 telah menyiapkan rancangan materi yang terdiri dari:
1. Rancangan Keputusan Nomor: 01/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021
tentang Jadwal Acara Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021.
2. Rancangan Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 Nomor:02/KEP/ Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 tentang tentang
Tata Tertib Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021.
3. Rancangan Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 Nomor: 03/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 tentang

Page | 8
Pembentukan Komisi Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesiatahun
2021.
4. Rancangan Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 Nomor: 04/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Pesamuhan Agung Tahun 2021 dan Mahasabha XII
Parisada Hindu Dharma Indonesia.
5. Rancangan Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 Nomor: 05/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 tentang
Penetapan Candi Prambanan Sebagai Tempat Ibadah Umat Hindu Indonesia Dan
Dunia.
6. Rancangan Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 Nomor: 06/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 tentang
Peralihan Badan Hukum Badan Dharma Dana Nasional.
7. Rancangan Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 Nomor: 07/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 tentang
Rancangan Perubahan AD/ART Parisada Hindu Dharma Indonesia.
8. Rancangan Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 Nomor: 08/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 tentang
Rancangan Program Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021 –
2026.
9. Rancangan Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 Nomor: 09/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 tentang
Rancangan Rekomendasi Bidang Agama Dan Keagamaan Parisada Hindu
Dharma Indonesia.

Hasil Keputusan
Setelah melewati pembahasan yang komprehensif dan mendapatkan berbagai masukan
serta saran dari seluruh peserta baik dalam pembahasan di Sidang Komisi maupun
Sidang Paripurna, maka dihasilkan Keputusan-Keputusan Pesamuhan Agung Parisada
Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021 yaitu sebagai berikut:
1. Keputusan Nomor: 01/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 tentang Jadwal
Acara Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021.

Page | 9
2. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021
Nomor:02/KEP/ Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 tentang tentang Tata Tertib
Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021.
3. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021
Nomor: 03/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 tentang Pembentukan Komisi
Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesiatahun 2021.
4. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021
Nomor: 04/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VIII/2021 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Pesamuhan Agung Tahun 2021 dan Mahasabha XII Parisada Hindu
Dharma Indonesia.
5. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021
Nomor: 05/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VIII/2021 tentang Penetapan Candi
Prambanan Sebagai Tempat Ibadah Umat Hindu Indonesia Dan Dunia.
6. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021
Nomor: 06/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VIII/2021 tentang Peralihan Badan
Hukum Badan Dharma Dana Nasional.
7. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021
Nomor: 07/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VIII/2021 tentang Rancangan
Perubahan Ad/Art Parisada Hindu Dharma Indonesia.
8. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021
Nomor: 08/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VIII/2021 tentang Rancangan Program
Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021 – 2026.
9. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021
Nomor: 09/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VIII/2021 tentang Rancangan
Rekomendasi Bidang Agama Dan Keagamaan Parisada Hindu Dharma Indonesia.

Page | 10
KEPUTUSAN
PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
Nomor: 01/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021

tentang

JADWAL ACARA PESAMUHAN AGUNG


PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA TAHUN 2021

Atas Asung Kertha Waranugraha Hyang Widhi Waśa


PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

Menimbang : a. bahwa Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia


merupakan Rapat Kerja Nasional, diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam 5 (lima) tahun;
b. bahwa sehubungan dengan hal di atas dan untuk kelancaran
pelaksanaan Pesamuhan Agung, dipandang perlu memutuskan
Jadwal Acara Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma
Indonesia Tahun 2021.
Mengingat : 1. Ketetapan Mahasabha X Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: III/TAP/MAHASABHA X/2011 tentang Grand Design
Hindu Dharma Indonesia.
2. Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: II/TAP/MAHASABHA XI/2016 tentang Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Parisada Hindu Dharma Indonesia.
3. Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: III/TAP/MAHASABHA XI/2016 tentang Program Umum
Parisada Hindu Dharma Indonesia.
Memperhatikan : Pendapat, pandangan, dan usul yang disampaikan dalam Sidang
Paripurna Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 tanggal 31 Juli 2021.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN PESAMUHAN AGUNG TENTANG TATA TERTIB


PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA
INDONESIA TAHUN 2021.
Pertama : Jadwal Acara Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 merupakan pedoman yang mengikat dan harus dipatuhi
oleh seluruh peserta Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma
Indonesia Tahun 2021 sebagaimana terdapat dalam lampiran
Keputusan ini.
Kedua : Jadwal Acara Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 sebagaimana tersebut dalam diktum pertama merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
Ketiga : Bila kemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan
ditinjau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page | 11
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 31 Juli 2021

PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
PIMPINAN SIDANG

Ketua

Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba

Wakil Ketua

Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag.

Anggota Anggota

Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya Ir. I Ketut Parwata

Anggota

Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut Untung Yoga, S.H., M.M.

Page | 12
Lampiran:
Keputusan Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: 01/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021
Tentang: Jadwal Acara Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021

JADWAL ACARA PESAMUHAN AGUNG


PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA TAHUN 2021

NO. WAKTU KEGIATAN KETERANGAN


Sabtu,
31 Juli 2021 (WIB)
1. 09.00 – 10.00 Registrasi Online Panitia
 Penerimaan Seluruh Peserta Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia
2. 10.00 – 10.58 Upacara Pembukaan Pesamuhan Agung:
 Doa  Ida Rsi Bhujangga
Waisnawa Lokanatha
 Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya  Panitia
 Laporan Ketua Panitia Pesamuhan Agung PHDI  Irjen Pol. (Purn) Drs.
Tahun 2021 Ketut Untung Yoga
 Sambutan Ketua Umum Pengurus Harian PHDI  Mayjen TNI (Purn)
Pusat Wisnu Bawa Tenaya
 Sambutan Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI  Dr. Tri Handoko Seto,
sekaligus membuka secara resmi Pesamuhan S.Si., M.Sc.
Agung 2021
10.58 – 11.40 Sidang Paripurna I: Pimpinan Sidang:
Pembacaan dan Penetapan Jadwal Acara dan Tata  Dharma Adhyaksa
Tertib oleh Pimpinan Sidang  Ketua Sabha Walaka
 Ketua Umum PH
 Sekretaris Umum PH
 Ketua Panitia
Pesamuhan Agung
11.40 – 12.20 Sidang Paripurna II:
 Penyampaian Laporan Kinerja Sabha Pandita Dharma Adhyaksa
(2016-2021)
 Penyampaian Laporan Kinerja Pengurus Harian Ketua Umum Pengurus
Pusat (2016-2021) Harian PHDI Pusat
3. 12.20 – 13.45 ISEMA (Istirahat, Sembahyang, Makan Siang) Panitia dan Peserta
5. 13.45 – 14.15 Sidang Paripurna II Lanjutan:
 Penyampaian Laporan Kinerja Sabha Walaka Ketua Sabha Walaka
(2016-2021)
6. 14.15 – 16.45 Laporan Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi @5 menit
16.45 – 17.15 Peserta Pesamuhuhan Agung Parisada Hindu Dharma Panitia dan Peserat

Page | 13
NO. WAKTU KEGIATAN KETERANGAN
Indonesia Tahun 2021 masuk ke ruang komisi
(breakout room)
7. 17.45 – 18.30 ISEMA (Istirahat, Sembahyang, Makan Malam) Panitia dan Peserta
8. 18.30 – 23.00 Sidang Komisi: Pimpinan Sidang Komisi
Pembahasan Materi Pesamuhan Agung:
1. Penetapan Metode Pelaksanaan Mahasabha XII.
2. Draft Materi Mahasabha XII (Rancangan
AD/ART, Rekomendasi dan Program).
3. Penetapan Hari Suci Internasional untuk Perayaan
di Candi Prambanan.
4. Penetapan BDDN.
9. 23.00 – 08.00 Istirahat Panitia dan Peserta
Minggu,
1 Agustus 2021 (WIB)
10. 08.00 – 08.10 Persiapan Panitia
08.10 – 10.45 Sidang Komisi Lanjutan: Pimpinan Sidang Komisi
Pembahasan Materi Pesamuhan Agung:
1. Penetapan Metode Pelaksanaan Mahasabha XII.
2. Draft Materi Mahasabha XII (Rancangan
AD/ART, Rekomendasi dan Program).
3. Penetapan Hari Suci Internasional untuk Perayaan
di Candi Prambanan.
4. Penetapan BDDN.
11. 10.45 – 13.25 Sidang Paripurna III: Pimpinan Sidang:
Pembahasan Materi Pesamuhan Agung:  Dharma Adhyaksa
1. Penetapan Metode Pelaksanaan Mahasabha XII.  Ketua Sabha Walaka
2. Draft Materi Mahasabha XII (Rancangan  Ketua Umum PH
AD/ART, Rekomendasi dan Program).  Sekretaris Umum PH
3. Penetapan Hari Suci Internasional untuk Perayaan  Ketua Panitia
di Candi Prambanan. Pesamuhan Agung
4. Penetapan BDDN.
14. 13.25 – 14.30 Upacara Penutupan Pesamuhan Agung:
 Laporan Ketua Panitia Pesamuhan Agung PHDI  Irjen Pol. (Purn) Drs.
Tahun 2021 Ketut Untung Yoga
 Sambutan Ketua Umum Pengurus Harian PHDI  Mayjen TNI (Purn)
Pusat sebagai Penanggungjawab Pesamuhan Wisnu Bawa Tenaya
Agung  Ida Pedanda Nabe Gde
 Sambutan Dharma Adhyaksa sekaligus menutup Bang Buruan Manuaba
secara resmi Pesamuhan Agung PHDI 2021  Panitia
 Menyanyikan Lagu Padamu Negeri  Ida Rsi Agnijaya
 Doa Mukthi

Catatan: Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah

Page | 14
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 31 Juli 2021

PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
PIMPINAN SIDANG

Ketua

Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba

Wakil Ketua

Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag.

Anggota Anggota

Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya Ir. I Ketut Parwata

Anggota

Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut Untung Yoga, S.H., M.M.

Page | 15
KEPUTUSAN
PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
Nomor: 02/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021

tentang

TATA TERTIB PESAMUHAN AGUNG


PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA TAHUN 2021

Atas Asung Kertha Waranugraha Hyang Widhi Waśa


PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

Menimbang : a. bahwa Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia


merupakan Rapat Kerja Nasional, diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam 5 (lima) tahun;
b. bahwa sehubungan dengan hal di atas dan untuk kelancaran
pelaksanaan Pesamuhan Agung, dipandang perlu memutuskan
Tata Tertib Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021.
Mengingat : 1. Ketetapan Mahasabha X Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: III/TAP/MAHASABHA X/2011 tentang Grand Design
Hindu Dharma Indonesia.
2. Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: II/TAP/MAHASABHA XI/2016 tentang Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Parisada Hindu Dharma Indonesia.
3. Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: III/TAP/MAHASABHA XI/2016 tentang Program Umum
Parisada Hindu Dharma Indonesia.
4. Instruksi Menteri Dalam Negeri No 22 Tahun 2021 tentang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4 Corona
Virus Disease 2019 di wilayah Jawa dan Bali
Memperhatikan : Pendapat, pandangan, dan usul yang disampaikan dalam Sidang
Paripurna Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 tanggal 31 Juli 2021.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN PESAMUHAN AGUNG TENTANG TATA TERTIB


PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA
INDONESIA TAHUN 2021.
Pertama : Peraturan Tata Tertib Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma
Indonesia Tahun 2021 merupakan pedoman yang mengikat dan harus
dipatuhi oleh seluruh peserta Pesamuhan Agung Parisada Hindu
Dharma Indonesia Tahun 2021 sebagaimana terdapat dalam lampiran
Keputusan ini.

Page | 16
Kedua : Tata Tertib Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 sebagaimana tersebut dalam diktum pertama merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
Ketiga : Bila kemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan
ditinjau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 31 Juli 2021

PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
PIMPINAN SIDANG

Ketua

Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba

Wakil Ketua

Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag.

Anggota Anggota

Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya Ir. I Ketut Parwata

Anggota

Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut Untung Yoga, S.H., M.M.

Page | 17
Lampiran:
Keputusan Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: 02/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021
Tentang: Tata Tertib Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021

TATA TERTIB PESAMUHAN AGUNG


PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA TAHUN 2021

A. Ketentuan Umum
1. Pesamuhan Agung merupakan forum Rapat Kerja Nasional yang diselenggarakan
sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 5 (lima) tahun.
2. Pesamuhan Agung mempunyai tugas dan wewenang:
a. Menjabarkan Ketetapan/Keputusan Mahasabha dan Bhisama menjadi Program;
b. Mengevaluasi pelaksanaan Program Kerja Parisada Hindu Dharma Indonesia
Pusat;
c. Menetapkan pengisian kekosongan jabatan dan pergantian antar waktu (PAW)
Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat; dan
d. Menetapkan keputusan lainnya.

B. Pesamuhan Agung dihadiri oleh:


1. Sabha Pandita Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat.
2. Sabha Walaka Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat.
3. Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat.
4. Utusan Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi.
5. Utusan Yayasan/Badan/Lembaga/Komite Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat.
6. Utusan Organisasi/Yayasan/Lembaga/Badan bernafaskan Hindu yang berskala
nasional dan direkomendasikan oleh Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma
Indonesia Pusat.
7. Utusan Instansi tingkat pusat terkait yang berhubungan dengan pelayanan dan
pembinaan Umat Hindu.

C. Pimpinan dan Jenis Sidang Pesamuhan Agung


1. Sidang Paripurna Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021
dipimpin oleh Dharma Adhyaksa, Ketua Sabha Walaka, Ketua Umum dan Sekretaris
Umum Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat, serta Ketua Panitia
Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021.
2. Jenis-jenis Sidang Pesamuhan Agung:
a. Sidang Paripurna; dan
b. Sidang Komisi-komisi.

D. Pelaksanaan Pesamuhan Agung


1. Mengingat kondisi pandemi Covid-19 dan penerapan PPKM Darurat oleh pemerintah,
maka Pesamuhan Agung dilaksanakan secara daring (virtual).
2. Khusus untuk Pimpinan Sidang dilakukan secara bersama-sama (offline) dan
mengikuti Pesamuhan Agung secara online.

Page | 18
E. Kewajiban dan Hak Peserta
1. Setiap peserta wajib hadir 15 menit sebelum acara dimulai.
2. Setiap peserta wajib mendaftar kepesertaanya dalam komisi.
3. Setiap peserta wajib mengikuti kegiatan sidang-sidang dalam Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021.
4. Setiap peserta dapat menyampaikan pendapat, saran, usul, tanggapan secara singkat
dan komprehensif terhadap berbagai hal sesuai dengan materi yang dibahas.
5. Setiap keputusan diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat.
6. Untuk meningkatkan efektifitas pembahasan materi sidang, Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia membentuk komisi-komisi sesuai dengan
keperluannya.
7. Masing-masing Komisi dipimpin oleh seorang Ketua, seorang Wakil Ketua, dan
seorang Sekretaris yang dipilih oleh dan dari anggota Komisi.
8. Masing-masing komisi didampingi oleh Panitia Pengarah (SC) atau unsur Pengurus
Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat.
9. Masing-masing komisi menyampaikan laporan hasil Sidang Komisi dalam Sidang
Paripurna untuk mendapat pengesahan.
10. Hasil Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021 diserahkan
oleh Ketua Panitia Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021
kepada Dharma Adhyaksa, Ketua Sabha Walaka, dan Ketua Umum Pengurus Harian
Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat.
11. Pendapat/saran/usulan diajukan melalui chatting dan/atau secara langsung.

F. Hal–hal Lain
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Tata Tertib Pesamuhan Agung Parisada Hindu
Dharma Indonesia Tahun 2021 dapat diputuskan dalam Sidang Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 31 Juli 2021

PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
PIMPINAN SIDANG

Ketua

Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba

Wakil Ketua

Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag.

Page | 19
Anggota Anggota

Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya Ir. I Ketut Parwata

Anggota

Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut Untung Yoga, S.H., M.M.

Page | 20
KEPUTUSAN
PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
Nomor: 03/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021

tentang

PEMBENTUKAN KOMISI PESAMUHAN AGUNG


PARISADA HINDU DHARMA INDONESIATAHUN 2021

Atas Asung Kertha Waranugraha Hyang Widhi Waśa


PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

Menimbang : a. bahwa Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma


Indonesia merupakan forum Rapat Kerja Nasional,
diselenggarakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 5 (lima)
tahun;
b. bahwa Pesamuhan Agung berwenang menjabarkan Ketatapan
Mahasabha dan Bhisama menjadi program kerja, mengevaluasi
pelaksanaan program kerja Pengurus Parisada Hindu
Dharma Indonesia Pusat, menerima laporan penggantian
Pengurus Antar Waktu (PAW) anggota Sabha Pandita,
Pengurus Harian, dan anggota Sabha Walaka;
c. bahwa untuk membahas dan memusyawarahkan berbagai
keputusan yang akan diambil dalam Pesamuhan Agung, dipandang
perlu membentuk komisi-komisi.
Mengingat : 1. Ketetapan Mahasabha X Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: III/TAP/MAHASABHA X/2011 tentang Grand Design
Hindu Dharma Indonesia.
2. Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: II/TAP/MAHASABHA XI/2016 tentang Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Parisada Hindu Dharma Indonesia.
3. Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: III/TAP/MAHASABHA XI/2016 tentang Program Umum
Parisada Hindu Dharma Indonesia.
4. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: 01/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 Tentang
Jadwal Acara Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma
Indonesia Tahun 2021
5. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: 02/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 Tentang Tata
Tertib Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021
Memperhatikan : Pendapat, pandangan, dan usul yang disampaikan dalam Sidang
Paripurna Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 tanggal 31 Juli 2021.

Page | 21
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN PESAMUHAN AGUNG TENTANG
PEMBENTUKAN KOMISI PESAMUHAN AGUNG PARISADA
HINDU DHARMA INDONESIA TAHUN 2021.
Pertama : Membentuk 3 (tiga) Komisi Pesamuhan Agung Parisada Hindu
Dharma Indonesia, dengan tugas sebagai berikut:
Komisi A: membahas dan memusyawarahkan Rancangan
Rekomendasi dan Program Kerja Parisada Hindu
Dharma Indonesia yang akan ditetapkan dalam
Mahasabha XII
Komisi B: membahas dan memusyawarahkan Rancangan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Parisada Hindu Dharma Indonesia yang akan
ditetapkan dalam Mahasabha XII
Komisi C: membahas dan memusyawarahkan Rancangan
Mekanisme Mahasabha XII, Rancangan Prambanan
Sebagai Tempat Ibadah Umat Hindu, dan Rancangan
Peralihan Badan Hukum Badan Dharma Dana
Nasional.
Kedua : Anggota Komisi adalah sebagaimana dimaksud pada diktum pertama,
terdapat dalam lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
Keputusan ini.
Ketiga : Komisi-komisi melaporkan hasil kerjanya kepada Sidang
Paripurna Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia,
sesuai jadwal yang sudah ditetapkan
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 31 Juli 2021

PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
PIMPINAN SIDANG
Ketua

Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba


Wakil Ketua

Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag.

Page | 22
Anggota Anggota

Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya Ir. I Ketut Parwata

Anggota

Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut Untung Yoga, S.H., M.M.

Page | 23
Lampiran 1:
Keputusan Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor:03/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021
Tentang: Pembentukan Komisi Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021

KOMISI A PESAMUHAN AGUNG


PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

No. Nama Organisasi


1. Ida Rsi Bhujangga Lokanatha Sabha Pandita
2. Pdt Mpu Nabe Bhaskara Murti Bhiru Daksa Sabha Pandita
Ida Sri Bhagawan Ageng Kanjeng Panembahan Jawi
3. Sabha Pandita
Acarya Daksa Manuaba
4. Ida Pedanda. Gede Made Jelantik Dwija Putra Sabha Pandita
5. Ida Pandita Sriman Sundarananda Dasa Sabha Pandita
6. Sira Mpu Dharma Agni Yoga Sogata Sabha Pandita
7. Ir. Putu Wirata Dwikora, SH Sabha Walaka
8. Dewa Ketut Suratnaya Sabha Walaka
9. Dr. Drs. I Wayan Catra Yasa, MM Sabha Walaka
10. I Wayan Sudirta, Sh.Mh. Sabha Walaka
11. Wayan Suyadnya Sabha Walaka
12. Dr.I Ketut Puspa Adnyana, MTP. Sabha Walaka
13. Sunarto Ngatek. Sabha Walaka
14. I Nyoman Ariawan Atmaja Sabha walaka
15. I Gede Harja Astawa, Sh Sabha Walaka
16. Dr. I Made Sukamertha Sabha Walaka
17. Dr Drs I Gede Rudia Adiputra M.Ag Sabha Walaka
18. Aa Ketut Diatmika Pengurus Harian
19. Ketut Budiawan Pengurus Harian
20. Drg I Nyoman Suarthanu.MAP Pengurus Harian
21. Made Awanita, S.Ag., M.Pd Pengurus Harian
22. Dr. Sariningsih Pengurus Harian
23. I Dewa Gede Ganapati Pengurus Harian
24. Ni Made Betariani Saraswati Pengurus Harian
25. Ida Pandita Rsi Acharya Swi Rarendra Mahadharma Pengurus Harian
26. I Dewa Putu Sukardi Pengurus Harian
27. Samudra Gina Antara Pengurus Harian
28. Heny.Herawati.Wirawan Badan Kesehatan PHDI
29. I Wayan Wira Adnyana, S.Ag PHDI Prov Papua
30. I Gusti Gde Nyoman Wiratama PHDI Prov Riau
31. Dr.Dr. Ketut Suarayasa, M.Kes.,MARS PHDI Prov Sulawesi Tengah
Yayasan Pendidikan Widya
32. Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, M.A.
Kerthi
Page | 24
33. I Gusti Nyoman Suardeyasa, S.Ag, M.Pd.H Pandu Nusa
34. I Gusti Putu Artha Dpp Prajaniti Indonesia
35. Letkol Caj Drs. Anak Agung Gede Raka Putra, M.Si Binrohhin Disbintalad

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 31 Juli 2021

PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
PIMPINAN SIDANG
Ketua

Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba

Wakil Ketua

Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag.

Anggota Anggota

Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya Ir. I Ketut Parwata

Anggota

Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut Untung Yoga, S.H., M.M.

Page | 25
Lampiran 2:
Keputusan Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: 03/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021
Tentang: Pembentukan Komisi Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021

KOMISI B PESAMUHAN AGUNG


PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

No Nama Organisasi
1. Ida Pandita Mpu Jaya Acharyananda Sabha Pandita
2. Sri Begawan Yoganada Sabha Pandita
3. Sri Sriman Ida Waisnawa Pandita Damodara Pandit Dasa Sabha Pandita
4. Ida Pandita Mpu Daksa Yaksa Acharya Manuaba Sabha Pandita
5. Ida Pandita Mpu Siwa Budha Daksa Dharmita Sabha Pandita
6. Pandita.Siwa.Shri.Satiya.Silen.Gurukal Sabha pandita
7. Santika Arya Bambang Sabha Walaka
8. Nengah Maharta Sabha Walaka
9. Drg P. N. Puspaninghyun M. For. Sabha Walaka
10. Wayan Nyamod Sabha Walaka
11. Erlangga Mantik Sabha Walaka
12. Ir. Nyoman Merta, M.I.Kom Sabha Walaka
13. Jero Mangku Wayan Suteja Sabha Walaka
14. Dr. Drs. I Made Sukamerta.M.Pd. Sabha Walaka
15. I Wayan Suyasa Pengurus Harian
16. Budiana Setiawan Pengurus Harian
17. KRHT P Astono Chandra Dana, SE, MM, MBA Pengurus Harian
18. Ni Made Jendri, SKM, M.Si Pengurus Harian
19. Eko Priyanto Pengurus Harian
20. I Nyoman Jujur Pengurus Harian
21. Ketut Suratha Arsana Pengurus Harian
22. Ida Ayu Shinta Dewi Pengurus Harian
23. Yanto Jaya Pengurus Harian
24. Nengah Darmawan Pengurus Harian
25. Drs. IDG Ngurah Utama, MM Pengurus Harian
26. I Nyoman Oka Tridjaja Balitbang PHDI
27. Ig.B. Adwita Arsa PHDI Prov NTT
28. S. Siwaji Raja, ST. PHDI Prov Sumatera Utara
29. Ida Bagus Alit Wiratmaja SH.MH. PHDI Prov Banten
30. Dr. I Wayan Sutapa, M.Sc PHDI Prov Maluku
31. Ir I Nyoman Sumarya PHDI Prov Sulawesi Selatan
32. Ir I Gusti Ngurah Anom Gunawan St., M.Ars. PHDI Prov Kepulauan Riau
33. Isnanto S.Ag PHDI Prov Jambi

Page | 26
34. Drs. Anak Agung Ketut Darmaja, M.Pd.H. PHDI Prov Jawa Tengah
35. I Nyoman Sudiarka, S.Ag.,M.Si POLRI
36. I Wayan Weraspatiana, S.Ag Bintal TNI AU
Pinandita Sanggraha Nusantara
37. Pinandita I Wayan Rajin
Pusat

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 31 Juli 2021

PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
PIMPINAN SIDANG
Ketua

Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba

Wakil Ketua

Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag.

Anggota Anggota

Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya Ir. I Ketut Parwata

Anggota

Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut Untung Yoga, S.H., M.M.

Page | 27
Lampiran 3:
Keputusan Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: 03/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021
Tentang: Pembentukan Komisi Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021

KOMISI C PESAMUHAN AGUNG


PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

No Nama Organisasi
1. Ida Pandita Mpu Dwi Acarya Parama Santika Sabha Pandita
2. Ida Pandita Mpu Nabe Putra Daksa Yogiswara Manuaba Sabha Pandita
Ida Bhujangga Rsi Waisnawa Nabe Putra Hari Anom
3. Sabha Pandita
Phalguna
4. Ida Pandita Mpu Daksa Yaksa Acharya Manuaba Sabha Pandita
5. Ida Panditha Mpu Nabe Jaya Sattwikananda Sabha Pandita
6. I Made Amir Sabha Walaka
7. Tiwi Susanti Sabha Walaka
8. Prof. Dr.Ir.I Nyoman Sutantra MSC Sabha Walaka
9. I Nyoman Suartha Sabha Walaka
10. Dr. Nyoman Astawa Sabha Walaka
11. I Wayan Midhio Sabha Walaka
12. Dr. I Komang Gerudug, MPH Sabha Walaka
13. I Putu Suarsana Sabha Walaka
14. Walter S. Penyang Sabha Walaka
15. Sw.P.N.Puspaninghyun Sabha Walaka
16. I Nengah Satra Astika, S.Pd Sabha Walaka
17. I Wy Sukayasa Sabha Walaka
18. Drs Nyoman Udayana Sangging SH MM Pengurus Harian
19. Tri Nuryatiningsih E Mantik Pengurus Harian
20. I Nyoman Widia Pengurus Harian
21. I Wayan Sudarma, S.Ag., M.Si Pengurus Harian
22. Drh. Desak Ketut Yulia Agustini, Msi. Pengurus Harian
23. I Nyoman Sudiana PHDI Prov Sultra
24. Ida Made Santi Adnya PHDI Prov NTB
25. Ida Bagus Yudhi Arnawa PHDI Prov DKI Jakarta
26. I Made Subamia PHDI Prov Kalimantan Timur
27. Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M. Si. PHDI Prov Bali
28. Drs. Agus Wijaya, S.Pd., S.Ag., M.M., M.Si. Dosen Hindu Indonesia (DHI)
29. Dra. Desak Putu Sri Astiti, MM Bimas Hindu Kemenag
30. Letkol Inf. Ida Bagus Nyoman Adnyana, S.Ag. Binroh Pusbintal TNI
31. I Made Sutresna Lembaga Pendidikan Hindu
32. Ir.Rataya B Kentjanawathy WHDI

Page | 28
33. Dr I Putu Sudiana ICHI
34. I Putu Yoga Saputra KMHDI
35. I Gede Ariawan, S.Ip., M.Ip PERADAH

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 31 Juli 2021

PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
PIMPINAN SIDANG
Ketua

Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba

Wakil Ketua

Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag.

Anggota Anggota

Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya Ir. I Ketut Parwata

Anggota

Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut Untung Yoga, S.H., M.M

Page | 29
KEPUTUSAN
PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
Nomor: 04/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VIII/2021

tentang

MEKANISME PELAKSANAAN PESAMUHAN AGUNG TAHUN 2021 DAN


MAHASABHA XII PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

Atas Asung Kertha Waranugraha Hyang Widhi Waśa


PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

Menimbang : a. bahwa Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia


merupakan Rapat Kerja Nasional, diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam 5 (lima) tahun;
b. bahwa Mahasabha Parisada Hindu Dharma Indonesia
merupakan musyawarah tertinggi yang dilaksanakan 1 (kali)
dalam 1 (satu) periode kepengurusan;
c. bahwa sehubungan dengan terjadinya pandemi Covid-19 dan
adanya kebijakan pemerintah terkait pemberlakuan
pembatasan kegiatan masyarakat, maka mekanisme
pelaksanaan Pesamuhan Agung tahun 2021 dan Mahasabha
XII Parisada Hindu Dharma Indonesia harus disesuaikan;
d. bahwa ketentuan Pesamuhan Agung tahun 2021 dan
Mahasabha XII Parisada Hindu Dharma Indonesia secara
daring tidak diatur dalam AD/ART Parisada Hindu Dharma
Indonesia
e. bahwa sehubungan dengan pertimbangan pada huruf a, b, c,
dan d dipandang perlu untuk membuat Keputusan Pesamuhan
Agung tentang mekanisme pelaksanaan Pesamuhan Agung
tahun 2021 dan Mahasabha XII Parisada Hindu Dharma
Indonesia.
Mengingat : 1. Ketetapan Mahasabha X Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: III/TAP/MAHASABHA X/2011 tentang Grand
Design Hindu Dharma Indonesia.
2. Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: II/TAP/MAHASABHA XI/2016 tentang Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Parisada Hindu Dharma
Indonesia.
3. Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: III/TAP/MAHASABHA XI/2016 tentang Program
Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia.
4. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma
Indonesia Nomor: 01/KEP/Pesamuhan Agung
PHDI/VII/2021 Tentang Jadwal Acara Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021

Page | 30
5. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma
Indonesia Nomor: 02/KEP/Pesamuhan Agung
PHDI/VII/2021 Tentang Tata Tertib Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021
6. Instruksi Menteri Dalam Negeri No 22 Tahun 2021 tentang
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4
Corona Virus Disease 2019 di wilayah Jawa dan Bali.
Memperhatikan : Pendapat, pandangan, dan usul yang disampaikan dalam Sidang
Paripurna Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 tanggal 31 Juli s/d 1 Agustus 2021.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN PESAMUHAN AGUNG TENTANG


MEKANISME PELAKSAAN PESAMUHAN AGUNG
TAHUN 2021 DAN MAHASABHA XII PARISADA HINDU
DHARMA INDONESIA.
Pertama : Sabha Parisada Hindu Dharma Indonesia dilakukan secara luring
(tatap muka) dan/atau daring.
Kedua Mengesahkan Mekanisme Pesamuhan Agung tahun 2021
Parisada Hindu Dharma Indonesia dilakukan secara daring
sesuai dengan keputusan Tata Tertib Pesamuan Agung 2021.
Ketiga : a. Mekanisme Mahasabha XII Parisada Hindu Dharma
Indonesia pertama-tama dilakukan secara daring.
b. Dalam hal Pemerintah mengatur dimungkinkannya
pertemuan secara luring, maka mekanisme Mahasabha XII
Parisada Hindu Dharma Indonesia dilakukan secara daring
dan/atau luring;
c. Keputusan untuk menentukan pilihan huruf a atau huruf b
tersebut diserahkan sepenuhnya kepada Parisada Hindu
Dharma Indonesia Pusat.
Keempat : Mekanisme teknis pelaksanaan Pesamuhan Agung tahun 2021
dan Mahasabha XII Parisada Hindu Dharma Indonesia secara
daring adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran Keputusan
ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
ini.
Kelima Bila kemudian hari terdapat kesalahan dalam Keputusan ini akan
ditinjau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Keenam : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 1 Agustus 2021

Page | 31
PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
PIMPINAN SIDANG
Ketua

Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba

Wakil Ketua

Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag.

Anggota Anggota

Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya Ir. I Ketut Parwata

Anggota

Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut Untung Yoga, S.H., M.M

Page | 32
Lampiran:
Keputusan Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: 04/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VIII/2021
Tentang: Mekanisme Pelaksanaan Pesamuhan Agung
tahun 2021 dan Mahasabha XII Parisada Hindu
Dharma Indonesia.

MEKANISME PELAKSANAAN PESAMUHAN AGUNG TAHUN 2021 DAN


MAHASABHA XII PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA (SECARA DARING)

A. Ketentuan Umum
1. Mekanisme Mahasabha XII Parisada Hindu Dharma Indonesia pertama-tama
dilakukan secara daring.
2. Karena format dan mekanisme pelaksanaan Pesamuhan Agung tahun 2021 ini juga
akan menjadi format dan mekanisme pelaksanaan Mahasabha XII Parisada Hindu
Dharma Indonesia, maka format dan mekanisme pelaksanaan Pesamuhan Agung ini
dijadikan uji coba sistem atau “Pra Mahasabha”.
3. Setiap peserta Pesamuhan Agung dan Mahasabha XII wajib :
a. Melengkapi data Peserta dengan mengisi Form Rekomendasi Peserta
b. Mendaftarkan nomor telepon yang aktif
c. Mendaftarkan alamat email yang aktif
d. Mendaftarkan NAMA/AKUN Zoom yang akan digunakan dalam Pesamuhan
Agung
e. Untuk memastikan validitas dan keabsahan pemilik suara, selama pelaksanaan
Pesamuhan Agung, setiap peserta wajib login ke aplikasi zoom dan web aplikasi
Pesamuhan Agung (mahasabha12.hindudharma.id)
4. Panitia Pesamuhan Agung tahun 2021 dan Mahasabha XII Parisada Hindu Dharma
Indonesia menerbitkan Panduan untuk Registrasi dan Verifikasi Peserta dan
Pelaksanaan Pesamuhan Agung tahun 2021 dan Mahasabha XII Parisada Hindu
Dharma Indonesia

B. Bentuk Pelaksanaan
Pesamuhan Agung tahun 2021 dan Mahasabha XII Parisada Hindu Dharma Indonesia
dilaksanakan secara daring dengan menggunakan 2 (dua) system yaitu zoom dan aplikasi
Mahasabha XII

C. Mekanisme Pelaksanaan
1. Mekanisme REGISTRASI PESERTA
a. Setiap Ketua Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi mengisi
Form Rekomendasi Peserta
b. Rekomendasi Peserta Pesamuhan Agung tahun 2021 dan Mahasabha XII Parisada
Hindu Dharma Indonesia harus sudah diterima panitia selambat-lambatnya 1 (satu)
hari sebelum pelaksanaan Pesamuhan Agung.
c. Setiap peserta Pesamuhan Agung tahun 2021 dan Mahasabha XII Parisada Hindu
Dharma Indonesia wajib login ke aplikasi zoom dan web aplikasi Mahasabha XII

Page | 33
(mahasabha12.hindudharma.id) dan mengisi daftar hadir di aplikasi Mahasabha
XII (mahasabha12.hindudharma.id)
2. Mekanisme PELAKSANAAN
a. Setiap peserta hadir dan menyampaikan pendapat/masukan melalui aplikasi zoom
b. Panitia Pesamuhan Agung tahun 2021 dan Mahasabha XII Parisada Hindu Dharma
Indonesia melakukan presentasi sistem pemungutan suara dalam Mahasabha XII
melalui web aplikasi mahasabhaXII (mahasabha12.hindudharma.id) kepada
Peserta Pesamuhan Agung

Ditetapkan di : Jakarta
Pada Tanggal : 1 Agustus 2021

PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
PIMPINAN SIDANG
Ketua

Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba


Wakil Ketua

Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag.


Anggota Anggota

Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya Ir. I Ketut Parwata


Anggota

Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut Untung Yoga, S.H., M.M

Page | 34
Lampiran1 : Form Rekomendasi peserta Pesamuhan Agung / Mahasabha
Utusan Provinsi/Kabupaten/Kota/Ormas Hindu

FORM REKOMENDASI PESERTA PESAMUHAN AGUNG


PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

A. ASAL ORGANISASI :
B. IDENTITAS PESERTA :
NAMA :
Jabatan :
Alamat email :
No Hp :
Akun zoom* :
C. PILIHAN KOMISI :
Panduan akun zoom:
o Digit 1 : angka 1 untuk utusan Provinsi,
angka 2 untuk utusan kabupaten/Kota,
angka 3 untuk utusan organisasi kemasyarakatan Hindu
o Digit 2 : Nama Provinsi/Kabupaten/Kota (boleh singkatan)
o Tanda titik untuk memisahkan Nama Provinsi/Kabupaten/Kota dengan nama peserta
o Nama Peserta (apabila lebih dari 1 kata dipisahkan dengan tanda titik)
o Contoh : 1SULUT.DEWA.NYOMAN
2MALANG.PUTU.JAYAGIRI
3PRAJANITI.KS.ARSANA

PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA


PROVINSI/KABUPATEN/KOTA/ORMAS HINDU

Ketua Sekretaris

--------------------------------- ---------------------------------

Page | 35
Lampiran2: Form Rekomendasi peserta Pesamuhan Agung / Mahasabha
Utusan Sabha Pandita/Sabha Walaka/Pengurus Harian/
Yayasn/Lembaga/Badan PHDI Pusat

FORM REKOMENDASI PESERTA PESAMUHAN AGUNG


PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

A. ASAL ORGANISASI :
B. IDENTITAS PESERTA :
NAMA :
Jabatan :
Alamat email :
No Hp :
Akun zoom* :

D. PILIHAN KOMISI :

Panduan akun zoom:


o Digit 1 : angka 1 untuk Pengurus Sabha Pandita/Sabha Walaka/Pengurus Harian
angka 2 untuk Yayasan/Lembaga/Badan PHDI,
o Digit 2 : singkatan dari Sabha Pandita/Sabha Walaka/Pengurus Harian/Yayasan/L/B
o Tanda titik untuk memisahkan Nama Provinsi/Kabupaten/Kota dengan nama peserta
o Nama Peserta (apabila lebih dari 1 kata dipisahkan dengan tanda titik)
o Contoh : 1SP.IDA.PEDANDA.BANG.BURUAN.MANUABA
1SW.INENGAH.DANA
1PH.WISNU.BAWA.TENAYA
2YPWK.PROF.KETUT.ARDHANA

PENGURUS/YAYASAN/LEMBAGA/BADAN/
JABATAN

……………………………………

Page | 36
PANDUAN TEKNIS

1. Tahap Registrasi Sebelum Hari H


 Menggunakan Form “REKOMENDASI PESERTA MAHASABHA XII
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA”
 Form Rekomendasi sudah harus diterima Panitia selambat-lambatnya 1 (satu)
bulan sebelum mahasabha XII
 Peserta akan mendapatkan email dari Web Aplikasi Mahasabha XII. Email
ditujukan ke alamat email yang sebelumnya didaftarkan melalui form
 Klik link yang dikirimkan ke alamat email, untuk membuat password secara
pribadi dan rahasia






 Pastikan semua peserta mencatat atau mengingat password


pribadi masing-masing

Page | 37
 Peserta juga bisa mencoba login ulang (sign in) ke Web Aplikasi Mahasabha
XII (mahasabha12.hindudharma.id) dengan menggunakan alamat email yang
didaftarkan dan password yang sudah dibuat sebelumnya.

Page | 38
2. Registrasi Hari H
 Sign in di Zoom dengan menggunakan nama akun yang sebelumnya didaftarkan
kepada panitia melalui form
 Sign in di Web Aplikasi Mahasabha XII (mahasabha12.hindudharma.id) dengan
menggunakan alamat email dan password yang sudah didaftarkan dan dibuat
sebelumnya

Page | 39
Tampilan web setelah sign in

 Absen di Web Aplikasi Mahasabha XII

Klik “Attendance” atau


“Absensi”

Page | 40
 Peserta mungkin akan diminta untuk melakukan absen ulang. Cara melakukan
absen ulang sama dengan petunjuk diatas.

3. Pemungutan Suara
 Link akan dibagikan melalui chat Zoom
 Pastikan anda dalam posisi login di Web Aplikasi Mahasabha XII
 Klik link yang dibagikan melalui chat zoom
 Klik pilihan yang anda inginkan
 Submit

Page | 41
 Daftar pilihan juga dapat berupa foto. Peserta dapat memilih dengan meng-
KLIK bullet pada nama kandidat

Page | 42
KEPUTUSAN
PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
Nomor: 05/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VIII/2021

tentang

PENETAPAN CANDI PRAMBANAN


SEBAGAI TEMPAT IBADAH UMAT HINDU INDONESIA DAN DUNIA

Atas Asung Kertha Waranugraha Hyang Widhi Waśa


PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

Menimbang : a. bahwa Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia


merupakan Rapat Kerja Nasional, diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam 5 (lima) tahun;
b. bahwa Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
mempunyai tugas dan wewenang menetapkan keputusan
tentang hal-hal yang dianggap perlu;
c. bahwa saat ini dipandang perlu untuk mendorong agar Candi
Prambanan dapat dimanfaatkan sebagai Tempat Ibadah Umat
Hindu Indonesia dan Dunia;
d. bahwa berdasarkan huruf a, b, dan c maka dipandang perlu
menetapkan Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu
Dharma Indonesia tentang Penetapan Candi Prambanan
sebagai Tempat Ibadah Umat Hindu Nusantara dan Dunia.
Mengingat : 1. Ketetapan Mahasabha X Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: III/TAP/MAHASABHA X/2011 tentang Grand
Design Hindu Dharma Indonesia.
2. Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: II/TAP/MAHASABHA XI/2016 tentang Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Parisada Hindu Dharma
Indonesia.
3. Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: III/TAP/MAHASABHA XI/2016 tentang Program
Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia.
4. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma
Indonesia Nomor: 01/KEP/Pesamuhan Agung
PHDI/VII/2021 Tentang Jadwal Acara Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021
5. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma
Indonesia Nomor: 02/KEP/Pesamuhan Agung
PHDI/VII/2021 Tentang Tata Tertib Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021
Memperhatikan : Pendapat, pandangan, dan usul yang disampaikan dalam Sidang
Paripurna Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 tanggal 31 Juli s/d 1 Agustus 2021.

Page | 43
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN PESAMUHAN AGUNG TENTANG
PENETAPAN CANDI PRAMBANAN SEBAGAI TEMPAT
IBADAH UMAT HINDU INDONESIA DAN DUNIA
Pertama : Menetapkan Candi Prambanan sebagai Tempat Ibadah Umat
Hindu Indonesia dan Dunia.
Kedua : Menugaskan kepada Parisada Hindu Dharma Indonesia bekerja
sama dengan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu
Kementerian Agama Republik Indonesia dan Organisasi
Kemasyarakatan Hindu lainnya untuk mengusulkan kepada
Pemerintah agar Candi Prambanan dijadikan sebagai Tempat
Ibadah Umat Hindu Indonesia dan Dunia.
Ketiga : Menugaskan kepada Parisada Hindu Dharma Indonesia untuk
mendorang umat Hindu melaksanakan upacara keagamaan
Hindu yaitu Hari Suci Nyepi, Siwaratri/Mahasiwaratri, Abhiseka
Candi Prambanan, dan upacara keagamaan Hindu lainnya di
Candi Prambanan.
Keempat : Menetapkan Hari Suci Siwaratri/Mahasiwaratri sebagai hari raya
tingkat dunia yang dilaksanakan di Candi Prambanan.
Kelima : Menetapkan Hari Suci Nyepi dan Abhiseka Candi Prambanan
tetap dilaksanakan di Candi Prambanan sebagai kegiatan religi
tingkat nasional.
Keenam : Menugaskan kepada Parisada Hindu Dharma Indonesia untuk
mengusulkan kepada Pemerintah Republik Indonesia agar
membuat regulasi Pemanfaatan Candi Prambanan sebagai
Tempat Ibadah Umat Hindu Indonesia dan Dunia
Ketujuh : Menugaskan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia
agar menyusun program dan rencana strategis untuk
mewujudkan Candi Prambanan sebagai Tempat Ibadah Umat
Hindu Indonesia dan Dunia.
Kedelapan : Bila di kemudian hari terdapat kesalahan dalam Keputusan ini
akan ditinjau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kesembilan : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 1 Agustus 2021

PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
PIMPINAN SIDANG
Ketua

Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba

Page | 44
Wakil Ketua

Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag.

Anggota Anggota

Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya Ir. I Ketut Parwata

Anggota

Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut Untung Yoga, S.H., M.M

Page | 45
KEPUTUSAN
PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
Nomor: 06/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VIII/2021

tentang

PERALIHAN BADAN HUKUM BADAN DHARMA DANA NASIONAL

Atas Asung Kertha Waranugraha Hyang Widhi Waśa


PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

Menimbang : a. bahwa Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia


merupakan Rapat Kerja Nasional, diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam 5 (lima) tahun;
b. bahwa Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
mempunyai tugas dan wewenang menetapkan keputusan tentang
hal-hal yang dianggap perlu;
c. bahwa Parisada Hindu Dharma Indonesia perlu meningkatkan
kesadaran umat Hindu dalam melaksanakan kewajiban berdana
punia melalui Badan Dharma Dana Nasional;
d. bahwa Yayasan Adikara Dharma Parisad sebagai badan hukum
yang menaungi Badan Dharma Dana Nasional didirikan sebelum
Parisada Hindu Dharma Indonesia berbentuk badan hukum;
e. bahwa Parisada Hindu Dharma Indonesia bersama-sama
organisasi keagamaan lainnya telah mendirikan Yayasan Badan
Dharma Dana Nasional sebagai badan hukum baru bagi Badan
Dharma Dana Nasional;
f. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas dipandang
perlu untuk menetapkan Keputusan Pesamuhan Agung Parisada
Hindu Dharma Indonesia tentang Peralihan Badan Hukum
Badan Dharma Dana Nasional.
Mengingat : 1. Ketetapan Mahasabha X Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: III/TAP/MAHASABHA X/2011 tentang Grand Design
Hindu Dharma Indonesia.
2. Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: II/TAP/MAHASABHA XI/2016 tentang Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Parisada Hindu Dharma
Indonesia.
3. Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: III/TAP/MAHASABHA XI/2016 tentang Program
Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia.
4. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: 01/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 Tentang
Jadwal Acara Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma
Indonesia Tahun 2021

Page | 46
5. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: 02/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 Tentang
Tata Tertib Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma
Indonesia Tahun 2021

Memperhatikan : Pendapat, pandangan, dan usul yang disampaikan dalam Sidang


Paripurna Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 tanggal 31 Juli s/d 1 Agustus 2021.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN PESAMUHAN AGUNG TENTANG PERALIHAN


BADAN HUKUM BADAN DHARMA DANA NASIONAL
Pertama : Memerintahkan Yayasan Adikara Dharma Parisad untuk
mengalihkan seluruh aset dan pengelolaan Badan Dharma Dana
Nasional kepada Yayasan Badan Dharma Dana Nasional
Kedua : Memerintahkan kepada Dewan Pembina Yayasan Adikara Dharma
Parisad untuk Membubarkan Yayasan Adikara Dharma Parisad.
Ketiga : Memperluas pemanfaatan dana punia yang dikumpulkan Badan
Dharma Dana Nasional, sehingga menjadi dapat digunakan untuk:
1. Kesehatan dan/atau Kesejahteraan Pandita dan Pinandita
2. Pendidikan dan pengembangan Sumber Daya Manusia
3. Pemberdayaan Ekonomi Umat
4. Bantuan Sosial Kemanusiaan dan terdampak Bencana Alam
5. Mendukung kegiatan dan program kerja Parisada Hindu Dharma
Indonesia dan Organisasi Keagamaan Hindu lainnya; dan
6. Investasi

Keempat : Menugaskan kepada Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma


Indonesia Pusat untuk melaksanakan keputusan ini
Kelima : Bila di kemudian hari terdapat kesalahan dalam Keputusan ini akan
ditinjau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Keenam : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 1 Agustus 2021

PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
PIMPINAN SIDANG
Ketua

Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba

Page | 47
Wakil Ketua

Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag.

Anggota Anggota

Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya Ir. I Ketut Parwata

Anggota

Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut Untung Yoga, S.H., M.M

Page | 48
KEPUTUSAN
PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
Nomor: 07/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VIII/2021

tentang

RANCANGAN PERUBAHAN AD/ART


PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

Atas Asung Kertha Waranugraha Hyang Widhi Waśa


PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

Menimbang : a. bahwa Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia


merupakan Rapat Kerja Nasional, diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam 5 (lima) tahun;
b. bahwa Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia tahun
2021 dilaksanakan menjelang Mahasabha XII Parisada Hindu
Dharma Indonesia sehingga secara strategis diharapkan dapat
menyiapkan materi Mahasabha XII agar dapat berjalan tertib dan
lancar;
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas maka dipandang
perlu untuk membahas Rancangan Perubahan AD/ART Parisada
Hindu Dharma Indonesia pada Pesamuhan Agung tahun 2021
untuk dibahas dan ditetapkan pada Mahasabha XII Parisada Hindu
Dharma Indonesia.
Mengingat : 1. Ketetapan Mahasabha X Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: III/TAP/MAHASABHA X/2011 tentang Grand Design
Hindu Dharma Indonesia.
2. Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: II/TAP/MAHASABHA XI/2016 tentang Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Parisada Hindu Dharma Indonesia.
3. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: 01/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 Tentang
Jadwal Acara Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma
Indonesia Tahun 2021
4. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: 02/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 Tentang Tata
Tertib Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021
Memperhatikan : Pendapat, pandangan, dan usul yang disampaikan dalam Sidang
Paripurna Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 tanggal 31 Juli s/d 1 Agustus 2021.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN PESAMUHAN AGUNG TENTANG RANCANGAN
PERUBAHAN AD/ART PARISADA HINDU DHARMA
INDONESIA

Page | 49
Pertama : Rancangan Perubahan AD/ART Parisada Hindu Dharma Indonesia
merupakan Keputusan Pesamuhan Agung untuk dibahas lebih lanjut
dalam Mahasabha XII Parisada Hindu Dharma Indonesia.
Kedua : Rancangan Perubahan sebagaimana dimaksud pada diktum pertama
terdapat pada lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
Ketiga : Bila kemudian hari terdapat kesalahan dalam Keputusan ini akan
ditinjau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 1 Agustus 2021

PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
PIMPINAN SIDANG
Ketua

Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba

Wakil Ketua

Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag.

Anggota Anggota

Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya Ir. I Ketut Parwata

Anggota

Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut Untung Yoga, S.H., M.M

Page | 50
Lampiran:
Keputusan Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: 07/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VIII/2021
Tentang Rancangan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Parisada Hindu Dharma Indonesia

AD ART 2016 RANCANGAN SC

ANGGARAN DASAR ANGGARAN DASAR


PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

MURDHA CITTA MURDHA CITTA

Bahwa Hyang Widhi Wasa telah mewahyukan Veda guna menuntun Bahwa Hyang Widhi Wasa telah mewahyukan Weda guna menuntun
dan membimbing umat manusia untuk mencapai kesejahteraan lahir dan membimbing umat manusia untuk mencapai kesejahteraan lahir dan
dan batin (jagadhita) dalam rangka mewujudkan puncak jati dirinya batin (jagadhita) dalam rangka mewujudkan puncak jati dirinya serta
serta mencapai kebahagiaan yang kekal abadi (moksa). mencapai kebahagiaan yang kekal abadi (moksa).

Bahwa pustaka suci Veda adalah sumber Dharma yang menuntun Bahwa pustaka suci Weda adalah sumber Dharma yang menuntun umat
umat manusia menempuh hidup guna mencapai jagadhita sampai manusia menempuh hidup guna mencapai jagadhita sampai kepada
kepada pembebasan menuju moksa, melalui pengamalan sraddha dan pembebasan menuju moksa, melalui pengamalan sraddha dan
mewujudkan bhakti. mewujudkan bhakti.

Bahwa alam semesta adalah wujud kemahakuasaan-Nya dan umat Bahwa alam semesta adalah wujud kemahakuasaan-Nya dan umat
manusia adalah bagian yang tak terpisahkan dari kesemestaan, maka manusia adalah bagian yang tak terpisahkan dari kesemestaan, maka
Dharma dalam segala aspek kehidupan adalah wujud bhakti yang Dharma dalam segala aspek kehidupan adalah wujud bhakti yang
memupuk rasa cintakasih kepada sesama manusia dan alam memupuk rasa cintakasih kepada sesama manusia dan alam lingkungan
lingkungan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Indonesia Tahun 1945. 1945.

Bahwa atas asung kerta waranugraha Hyang Widhi Wasa, didorong Bahwa atas asung kerta waranugraha Hyang Widhi Wasa, didorong oleh

Page | 51
oleh keinginan luhur dan tulus serta tanggung jawab untuk melayani keinginan luhur dan tulus serta tanggung jawab untuk melayani umat
umat dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera, damai, dan dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera, damai, dan harmonis
harmonis yang dilandasi oleh kesadaran spiritual, maka dengan ini yang dilandasi oleh kesadaran spiritual, maka dengan ini umat Hindu
umat Hindu berketetapan hati membentuk organisasi Majelis berketetapan hati membentuk organisasi Majelis Tertinggi Agama
Tertinggi Agama Hindu di Indonesia sebagai wahana pengabdian; Hindu di Indonesia sebagai wahana pengabdian; dengan suatu Anggaran
dengan suatu Anggaran Dasar yang merupakan Marga Citta. Dasar yang merupakan Marga Citta.

BAB I BAB I
NAMA, SIFAT, BENTUK, DAN KEDUDUKAN NAMA, SIFAT, BENTUK, DAN KEDUDUKAN

Pasal 1 Pasal 1
Organisasi ini bernama Parisada Hindu Dharma Indonesia didirikan Organisasi ini bernama Parisada Hindu Dharma Indonesia didirikan di
di Denpasar, Bali, pada hari Soma Wage Julungwangi, Purnama Denpasar, Bali, pada hari Soma Wage Julungwangi, Purnama Palguna
Palguna Masa, Saka Warsa seribu delapan ratus delapan puluh (Saka Masa, Saka Warsa seribu delapan ratus delapan puluh (Saka 1880) yang
1880) yang bertepatan dengan hari Senin tanggal dua puluh tiga bulan bertepatan dengan hari Senin tanggal dua puluh tiga bulan Februari
Februari tahun seribu sembilan ratus lima puluh sembilan (23 tahun seribu sembilan ratus lima puluh sembilan (23 Februari 1959),
Februari 1959), untuk waktu yang tidak ditentukan. untuk waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 2 Pasal 2
Parisada Hindu Dharma Indonesia adalah Majelis Tertinggi Agama Parisada Hindu Dharma Indonesia adalah Majelis Tertinggi Agama
Hindu di Indonesia, bersifat keagamaan, dan independen. Hindu di Indonesia, bersifat keagamaan, dan independen.

Pasal 3 Pasal 3
Parisada Hindu Dharma Indonesia adalah Organisasi Kemasyarakatan 1. Parisada Hindu Dharma Indonesia adalah Organisasi Kemasyarakatan
berbentuk Badan Hukum Perkumpulan. berbentuk Badan Hukum Perkumpulan.
2. Bentuk badan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) tidak
menghilangkan jiwa Parisada Hindu Dharma Indonesia sebagai
Majelis Tertinggi Agama Hindu yang berkewajiban melindungi,
mengayomi, dan membina umat Hindu Indonesia.

Pasal 4 Pasal 4
Parisada Hindu Dharma Indonesia berkedudukan di Ibukota Negara Parisada Hindu Dharma Indonesia berkedudukan di Ibukota Negara
Republik Indonesia. Republik Indonesia.

Page | 52
BAB II BAB II
ASAS ASAS

Pasal 5 Pasal 5
(1) Parisada Hindu Dharma Indonesia berasaskan Dharma yang (1) Parisada Hindu Dharma Indonesia berasaskan Dharma yang
bersumber pada pustaka suci Veda. bersumber pada spirit dan nilai-nilai pustaka suci Weda serta
(2) Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Parisada Hindu susastra Weda.
Dharma Indonesia berasaskan Pancasila. (2) Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Parisada Hindu Dharma
Indonesia berasaskan Pancasila.

BAB III BAB III


VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Pasal 6 Pasal 6
Visi Parisada Hindu Dharma Indonesia adalah terwujudnya Visi Parisada Hindu Dharma Indonesia adalah terwujudnya masyarakat
masyarakat Hindu Dharma Indonesia yang sejahtera dan bahagia Hindu Dharma Indonesia yang sejahtera dan bahagia (jagadhita dan
(jagadhita dan moksa) bersumber dari pustaka suci Veda. moksa) bersumber dari pustaka suci Weda.

Pasal 7 Pasal 7
Parisada Hindu Dharma Indonesia mengemban Misi sebagai berikut: Parisada Hindu Dharma Indonesia mengemban Misi sebagai berikut:
a. Meningkatkan perilaku dalam pelaksanaan keyakinan dan filsafat a. Meningkatkan perilaku dalam pelaksanaan keyakinan dan filsafat
(tattva), etika (susila), dan ritual (acara) Hindu dalam kehidupan (tattva), etika (susila), dan ritual (acara) Hindu dalam kehidupan
beragama yang modern; beragama yang sesuai dengan asas Hindu Dharma Indonesia;
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membangun b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membangun sumberdaya
sumberdaya manusia yang maju, unggul, mandiri, berbudaya manusia yang maju, unggul, mandiri, berbudaya berdasarkan Dharma;
berdasarkan Dharma; c. Menumbuhkembangkan wawasan, solidaritas, dan keharmonisan
c. Menumbuhkembangkan wawasan, solidaritas, dan keharmonisan internal dan eksternal;
internal dan eksternal; d. Pelestarian nilai-nilai budaya Hindu Dharma berdasarkan Weda;
d. Pelestarian nilai-nilai budaya Hindu berdasarkan Veda; e. Pelaksanaan upacara dan upakara keagamaan sesuai tradisi, adat
e. Pelaksanaan upacara dan upakara yang disesuaikan dengan istiadat, dan budaya Indonesia disesuaikan dengan kemampuan umat
kemampuan umat Hindu. Hindu;
Pasal 8 Pasal 8
Parisada Hindu Dharma Indonesia bertujuan untuk: Parisada Hindu Dharma Indonesia bertujuan untuk:

Page | 53
a. Mewujudkan masyarakat Hindu dengan keyakinan, komitmen, a. Mewujudkan masyarakat Hindu dengan keyakinan, komitmen, dan
dan kesetiaan yang tinggi terhadap ajaran agama Hindu; kesetiaan yang tinggi terhadap ajaran agama Hindu;
b. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan b. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan dan
dan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan; pengembangan nilai-nilai kemanusiaan;
c. Meningkatkan penghayatan dan pengamalan Dharma Agama dan c. Meningkatkan penghayatan dan pengamalan Dharma Agama dan
Dharma Negara; Dharma Negara;
d. Mewujudkan kerukunan dan kesejahteraan sosial. d. Mewujudkan kerukunan dan kesejahteraan sosial.
e. Menghargai, melestarikan, dan mengembangkan nilai-nilai budaya
lokal Hindu di Indonesia.

Pasal 9 Pasal 9
Parisada Hindu Dharma Indonesia memiliki sasaran yang ingin Parisada Hindu Dharma Indonesia memiliki sasaran yang ingin dicapai
dicapai sebagai berikut: sebagai berikut:
a. Terjaganya keutuhan masyarakat Hindu Dharma Indonesia dengan a. Terjaganya keutuhan masyarakat Hindu Dharma Indonesia dengan
mengakomodasikan kearifan budaya lokal; menjalankan ajaran agama Hindu berdasarkan Weda dan tradisi, adat-
b. Terwujudnya masyarakat Hindu Dharma Indonesia yang istiadat serta kearifan budaya lokal di Indonesia;
berkualitas dan memiliki sraddha dan bhakti yang b. Terwujudnya masyarakat Hindu Dharma Indonesia yang berkualitas
diaktualisasikan secara modern; serta memiliki sraddha dan bhakti yang diaktualisasikan dalam
c. Terwujudnya masyarakat Hindu Dharma Indonesia yang proaktif kehidupan masyarakat Hindu di Indonesia;
dalam menjalankan hak dan kewajibannya dalam kehidupan c. Terwujudnya masyarakat Hindu Dharma Indonesia yang proaktif
beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; dalam menjalankan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
d. Terwujudnya masyarakat Hindu Dharma Indonesia yang cerdas beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
dan berkarakter; d. Terwujudnya masyarakat Hindu Dharma Indonesia yang cerdas dan
e. Terwujudnya masyarakat yang harmonis dan sejahtera lahir batin. berkarakter;
e. Terwujudnya masyarakat yang harmonis dan sejahtera lahir batin.

BAB IV BAB IV
TUGAS DAN FUNGSI TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 10 Pasal 10
Tugas Parisada Hindu Dharma Indonesia adalah: Tugas Parisada Hindu Dharma Indonesia adalah:
a. Membina dan melayani umat Hindu dalam meningkatkan a. Membina dan melayani umat Hindu dalam meningkatkan

Page | 54
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran suci Veda; pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran suci Weda;
b. Meningkatkan pengabdian dan peran umat Hindu dalam b. Meningkatkan pengabdian dan peran umat Hindu dalam kehidupan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
c. Memelihara dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang c. Memelihara dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang
mendorong terwujudnya sikap dan perilaku yang mendorong terwujudnya sikap dan perilaku yang
bertanggungjawab, peduli, rukun, dan harmonis di lingkungan bertanggungjawab, peduli, rukun, dan harmonis di lingkungan
internal, antar umat beragama, dan dengan pemerintah; internal, antar umat beragama, dan dengan pemerintah;
d. Memelihara dan mengembangkan kerjasama dengan setiap d. Memelihara dan mengembangkan kerjasama dengan setiap
organisasi, badan, lembaga, dan institusi yang bergerak dalam organisasi, badan, lembaga, dan institusi yang bergerak dalam
bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan; yang bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan; yang
berlingkup nasional dan internasional; dan berlingkup nasional dan internasional; dan
e. Melakukan redefinisi, reinterpretasi, dan reaktualisasi pemahaman e. Melakukan redefinisi, reinterpretasi, dan reaktualisasi pemahaman
ajaran suci Veda. ajaran suci Weda.

Pasal 11 Pasal 11
Fungsi Parisada Hindu Dharma Indonesia adalah: Fungsi Parisada Hindu Dharma Indonesia adalah:
a. Menetapkan bhisama; a. Menetapkan bhisama;
b. Mengambil keputusan di bidang keagamaan dalam hal terdapat b. Mengambil keputusan di bidang keagamaan dalam hal terdapat
perbedaan pemahaman ajaran agama dan atau dalam hal terdapat perbedaan pemahaman ajaran agama dan atau dalam hal terdapat
keragu-raguan mengenai masalah tersebut; keragu-raguan mengenai masalah tersebut;
c. Memasyarakatkan ajaran Veda, bhisama, dan keputusan- c. Memasyarakatkan ajaran Weda, bhisama, dan keputusan-keputusan
keputusan Parisada Hindu Dharma Indonesia; dan Parisada Hindu Dharma Indonesia; dan
d. Menjadi inspirator, inisiator, dinamisator, regulator, mediator, dan d. Menjadi inspirator, motivator, inisiator, dinamisator, regulator,
stabilisator yang berkaitan dengan eksistensi umat Hindu. mediator, dan stabilisator yang berkaitan dengan eksistensi umat
Hindu.

BAB IV BAB IV
SUSUNAN PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA SUSUNAN PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

Pasal 12 Pasal 12
(1) Susunan Parisada Hindu Dharma Indonesia disesuaikan dengan 1) Susunan Parisada Hindu Dharma Indonesia disesuaikan dengan
susunan wilayah administrasi pemerintahan Republik Indonesia. susunan wilayah administrasi pemerintahan Republik Indonesia.

Page | 55
(2) Susunan Parisada Hindu Dharma Indonesia sebagaimana 2) Susunan Parisada Hindu Dharma Indonesia sebagaimana dimaksud
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Parisada Hindu Dharma pada ayat (1) terdiri atas Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat
Indonesia Pusat dan Parisada Hindu Dharma Indonesia Daerah. dan Parisada Hindu Dharma Indonesia Daerah.
(3) Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat merupakan susunan 3) Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat merupakan susunan
tertinggi dalam organisasi Parisada Hindu Dharma Indonesia. tertinggi dalam organisasi Parisada Hindu Dharma Indonesia.
(4) Parisada Hindu Dharma Indonesia Daerah terdiri atas: 4) Parisada Hindu Dharma Indonesia Daerah terdiri atas:
a. Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi yang a. Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi yang kedudukannya
kedudukannya berada di bawah Parisada Hindu Dharma berada di bawah Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat;
Indonesia Pusat; b. Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten/Kota yang
b. Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten/Kota yang kedudukannya berada di bawah Parisada Hindu Dharma
kedudukannya berada di bawah Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi;
Indonesia Provinsi; c. Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan yang
c. Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan yang kedudukannya berada di bawah Parisada Hindu Dharma
kedudukannya berada di bawah Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten/Kota; dan
Indonesia Kabupaten/Kota; dan d. Parisada Hindu Dharma Indonesia Desa/Kelurahan yang
d. Parisada Hindu Dharma Indonesia Desa/Kelurahan yang kedudukannya berada di bawah Parisada Hindu Dharma
kedudukannya berada di bawah Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan.
Indonesia Kecamatan.

BAB VI BAB VI
STRUKTUR, FUNGSI, DAN WEWENANG STRUKTUR, FUNGSI, DAN WEWENANG
PARISADA HINDU DARMA INDONESIA PUSAT PARISADA HINDU DARMA INDONESIA PUSAT

Pasal 13 Pasal 13
Struktur Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat terdiri atas: Struktur Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat terdiri atas:
a. Sabha Pandita; a. Sabha Pandita;
b. Pengurus Harian; dan b. Sabha Walaka; dan
c. Sabha Walaka. c. Pengurus Harian.

Pasal 14
Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat membentuk Majelis
Kehormatan bersifat ad-hoc terkait pelanggaran disiplin dan etika

Page | 56
organisasi yang dilakukan oleh Pengurus Parisada Hindu Dharma
Indonesia pada semua tingkatan.

Pasal 15 Pasal 14
(1) Fungsi Sabha Pandita adalah menindaklanjuti 1) Fungsi Sabha Pandita adalah menindaklanjuti Ketetapan/Keputusan
Ketetapan/Keputusan Mahasabha dan menetapkan Bhisama. Mahasabha dan menetapkan Bhisama.
(2) Wewenang Sabha Pandita adalah: 2) Wewenang Sabha Pandita adalah:
a. Menetapkan Bhisama; a. Menetapkan Bhisama;
b. Mengambil Ketetapan/Keputusan dalam hal terdapat b. Mengambil Ketetapan/Keputusan dalam hal terdapat perbedaan
perbedaan pemahaman dan penafsiran terhadap pustaka suci pemahaman dan penafsiran terhadap pustaka suci Weda;
Veda; c. Membuat Ketetapan/Keputusan di bidang keagamaan terkait
c. Membuat Ketetapan/Keputusan di bidang keagamaan terkait dengan masalah-masalah aktual;
dengan masalah-masalah aktual; d. Menyebarluaskan/mendiseminasikan Ketetapan/Keputusan
d. Menyebarluaskan/mendiseminasikan Ketetapan/Keputusan Mahasabha, Bhisama, Keputusan Pesamuhan Agung, dan
Mahasabha, Bhisama, Keputusan Pesamuhan Agung, dan Keputusan Sabha Pandita;
Keputusan Sabha Pandita; e. Menghadiri acara resmi kenegaraan dan keagamaan yang bersifat
e. Menghadiri acara resmi kenegaraan dan keagamaan yang seremonial;
bersifat seremonial; f. Menugaskan Sabha Walaka melakukan kajian;
f. Menugaskan Sabha Walaka melakukan kajian; g. Memberi arahan kepada Pengurus Harian dan Sabha Walaka; dan
g. Memberi arahan kepada Pengurus Harian dan Sabha Walaka; h. Meminta laporan dari Pengurus Harian tentang diseminasi dan
dan pelaksanaan Bhisama dan Ketetapan/Keputusan Sabha Pandita
h. Meminta laporan dari Pengurus Harian tentang diseminasi dan lainnya.
pelaksanaan Bhisama dan Ketetapan/Keputusan Sabha Pandita 3) Sabha Pandita bertanggung jawab kepada Mahasabha.
lainnya.
(3) Sabha Pandita bertanggung jawab kepada Mahasabha.

Pasal 16 Pasal 15
Dalam melaksanakan wewenangnya, Sabha Pandita senantiasa Dalam melaksanakan wewenangnya, Sabha Pandita senantiasa
menggunakan Agama Pramana, Anumana Pramana dan Pratyaksa menggunakan Agama Pramana, Anumana Pramana dan Pratyaksa
Pramana serta berpegang teguh pada sumber hukum Hindu, yaitu: Pramana serta berpegang teguh pada sumber hukum Hindu, yaitu:
a. Sruti (Veda); a. Sruti (Weda);
b. Smerti (Dharmasastra); b. Smerti (Dharmasastra);

Page | 57
c. Sila (suri tauladan orang suci); c. Sila (suri tauladan orang suci);
d. Acara (tradisi yang baik); dan d. Acara (tradisi yang baik); dan
e. Atmanastusti (kesepahaman dan keheningan hati). e. Atmanastusti (kesepahaman dan keheningan hati).

Pasal 17 Pasal 16
(1) Fungsi Pengurus Harian adalah menindaklanjuti 1) Fungsi Sabha Walaka adalah menindaklanjuti Ketetapan/Keputusan
Ketetapan/Keputusan Mahasabha, Bhisama, Keputusan Mahasabha dan memberi masukan maupun hasil kajian kepada
Pesamuhan Agung, Keputusan Sabha Pandita, dan Keputusan Sabha Pandita dan Pengurus Harian.
lainnya. 2) Wewenang Sabha Walaka adalah:
(2) Wewenang Pengurus Harian adalah: a. Melakukan kajian dalam menyiapkan bahan-bahan Pesamuhan
a. Memimpin pengelolaan Parisada Hindu Dharma Indonesia; Sabha Pandita, Pesamuhan Agung, dan Mahasabha;
b. Melaksanakan Ketetapan/Keputusan Mahasabha, Bhisama, b. Menyampaikan perkembangan aktual dalam bidang keagamaan
Keputusan Pesamuhan Agung, Keputusan Sabha Pandita, dan dan kemasyarakatan kepada Sabha Pandita dan Pengurus Harian;
Keputusan Organisasi lainnya; c. Memberi pandangan dan pertimbangan kepada Pengurus Harian;
c. Menyebarluaskan/mendiseminasikan Ketetapan/Keputusan d. Menyebarluaskan/Mendiseminasikan Bhisama, Keputusan
Mahasabha, Bhisama, Keputusan Pesamuhan Agung, Pesamuhan Agung dan Keputusan Sabha Pandita; dan
Keputusan Sabha Pandita, dan Keputusan Organisasi lainnya; e. Melaksanakan Ketetapan/Keputusan Mahasabha dan Pesamuhan
d. Mempersiapkan dan menyelenggarakan Sabha Parisada Hindu Agung.
Dharma Indonesia tingkat pusat; 3) Sabha Walaka bertanggungjawab kepada Mahasabha.
e. Memfasilitasi kegiatan Sabha Pandita, Sabha Walaka, dan
Dewan Kehormatan; Pasal 17
f. Menghadiri Lokasabha Parisada Hindu Dharma Indonesia 1) Fungsi Pengurus Harian adalah menindaklanjuti
Provinsi; Ketetapan/Keputusan Mahasabha, Bhisama, Keputusan Pesamuhan
g. Mengesahkan Kepengurusan Parisada Hindu Dharma Agung, Keputusan Sabha Pandita, dan Keputusan lainnya.
Indonesia Provinsi hasil Lokasabha yang dilaksanakan sesuai 2) Wewenang Pengurus Harian adalah:
ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga a. Memimpin pengelolaan Parisada Hindu Dharma Indonesia;
Parisada Hindu Dharma Indonesia; b. Melaksanakan Ketetapan/Keputusan Mahasabha, Bhisama,
h. Mengambil keputusan yang bersifat operasional dalam Keputusan Pesamuhan Agung, Keputusan Sabha Pandita, dan
melaksanakan kebijakan Parisada Hindu Dharma Indonesia; Keputusan organisasi lainnya;
i. Membuat Peraturan Organisasi; dan c. Menyebarluaskan/mendiseminasikan Ketetapan/Keputusan
j. Mewakili Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat di hadapan Mahasabha, Bhisama, Keputusan Pesamuhan Agung, Keputusan
hukum dan peradilan. Sabha Pandita, dan Keputusan organisasi lainnya;
(3) Pengurus Harian bertanggungjawab kepada Mahasabha d. Mempersiapkan dan menyelenggarakan Sabha Parisada Hindu

Page | 58
Dharma Indonesia tingkat pusat;
Pasal 18 e. Memfasilitasi kegiatan Sabha Pandita dan Sabha Walaka;
(1) Fungsi Sabha Walaka adalah menindaklanjuti f. Menghadiri Lokasabha Parisada Hindu Dharma Indonesia
Ketetapan/Keputusan Mahasabha dan memberi masukan maupun Provinsi;
hasil kajian kepada Sabha Pandita dan Pengurus Harian. g. Mengesahkan Kepengurusan Parisada Hindu Dharma Indonesia
(2) Wewenang Sabha Walaka adalah: Provinsi hasil Lokasabha yang dilaksanakan sesuai ketentuan
a. Melakukan kajian dalam menyiapkan bahan-bahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Parisada Hindu
Pesamuhan Sabha Pandita, Pesamuhan Agung, dan Dharma Indonesia;
Mahasabha; h. Menolak pengesahan Kepengurusan Parisada Hindu Dharma
b. Menyampaikan perkembangan aktual dalam bidang Indonesia Provinsi hasil Lokasabha yang dilaksanakan tidak
keagamaan dan kemasyarakatan kepada Sabha Pandita dan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Pengurus Harian; Parisada Hindu Dharma Indonesia;
c. Memberi pandangan dan pertimbangan kepada Pengurus i. Mengesahkan Pergantian Antar Waktu (PAW) Pengurus Parisada
Harian; Hindu Dharma Indonesia Provinsi;
d. Menyebarluaskan/Mendiseminasikan Bhisama dan Keputusan j. Mengambil keputusan yang bersifat operasional dalam
Sabha Pandita; dan melaksanakan kebijakan Parisada Hindu Dharma Indonesia;
e. Melaksanakan Ketetapan/Keputusan Mahasabha dan k. Melaporkan kepada Majelis Kehormatan bila terjadi pelanggaran
Pesamuhan Agung. atas AD ART oleh Pengurus Harian;
l. Membuat Peraturan Organisasi; dan
m. Mewakili Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat di hadapan
(3) Sabha Walaka bertanggung jawab kepada Mahasabha. hukum dan peradilan.
3) Dalam hal terjadi sesuatu yang membahayakan atau mengancam
persatuan, kesatuan dan eksistensi Hindu, Ketua Umum Pengurus
Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat dapat mengambil
keputusan terukur dalam keadaan mendesak (diskresi) setelah
mendapat arahan dan masukan dari Dharma Adhyaksa dan Ketua
Sabha Walaka Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat.
4) Keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 (tiga) harus dilaporkan
pada Pesamuhan Agung dan dipertanggungjawabkan pada
Mahasabha.
5) Pengurus Harian bertanggung jawab kepada Mahasabha

Page | 59
BAB VII BAB VII
STRUKTUR, FUNGSI, DAN WEWENANG STRUKTUR, FUNGSI, DAN WEWENANG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA DAERAH PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA DAERAH

Pasal 19 Pasal 18
Struktur Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi dan Struktur Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi dan
Kabupaten/Kota terdiri atas: Kabupaten/Kota terdiri atas:
a. Pengurus Harian; a. Paruman Pandita;
b. Paruman Pandita (bila dipandang perlu); dan b. Paruman Walaka; dan
c. Paruman Walaka (bila dipandang perlu). c. Pengurus Harian;

Pasal 20 Pasal 19
(1) Fungsi Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia 1) Fungsi Paruman Pandita adalah sebagai penasihat Pengurus Harian
Provinsi dan Kabupaten/Kota, adalah sebagai pelaksana program- dalam mengimplementasikan Bhisama dan Keputusan Parisada
program Parisada Hindu Dharma Indonesia di daerah. Hindu Dharma Indonesia dalam bidang keagamaan.
(2) Wewenang Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia 2) Tugas dan wewenang Paruman Pandita adalah:
Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah: a. Memberi pertimbangan, saran, dan nasehat kepada Pengurus
a. Memimpin pengelolaan Parisada Hindu Dharma Indonesia di Harian dan Paruman Walaka;
daerahnya; b. Mengambil keputusan yang mengacu pada Ketetapan/Keputusan
b. Melaksanakan dan menindaklanjuti Ketetapan/Keputusan Mahasabha, Pesamuhan Agung, Bhisama, dan Keputusan Sabha
Mahasabha, Bhisama, Keputusan Pesamuhan Agung, Pandita lainnya, dalam hal terjadi perbedaan pemahaman
Ketetapan/Keputusan Lokasabha, Keputusan Pesamuhan terhadap Ajaran suci Veda di daerah yang bersangkutan;
Madya, dan Keputusan Organisasi lainnya; c. Menyebarluaskan/mendiseminasikan Ketetapan/Keputusan:
c. Menyebarluaskan/mendiseminasikan Ketetapan/Keputusan Mahasabha, Pesamuhan Agung, Bhisama, Sabha Pandita,
Mahasabha, Bhisama, Keputusan Pesamuhan Agung, Lokasabha, dan Pesamuhan Madya; dan
Ketetapan/Keputusan Lokasabha, Keputusan Pesamuhan d. Mengusulkan Pergantian Antar Waktu (PAW) Pengurus
Madya, dan Keputusan Organisasi lainnya; Paruman Pandita untuk diajukan kepada Pengurus Harian
d. Mempersiapkan dan menyelenggarakan Sabha Parisada Hindu Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat
Dharma Indonesia di daerahnya; 3) Wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b,
e. Menghadiri Lokasabha Parisada Hindu Dharma Indonesia diputuskan dalam rapat Paruman Pandita, dan Pesamuhan Madya.
yang berkedudukan 1 (satu) tingkat di bawahnya; 4) Paruman Pandita bertangggungjawab kepada Lokasabha
f. Mengesahkan Kepengurusan Parisada Hindu Dharma
Indonesia yang berkedudukan 1 (satu) tingkat di bawahnya,

Page | 60
hasil Lokasabha/Pesamuhan Alit yang dilaksanakan sesuai Pasal 20
ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga 1) Fungsi Paruman Walaka adalah sebagai penasihat Pengurus Harian
Parisada Hindu Dharma Indonesia; dalam mengimplementasikan Keputusan Parisada Hindu Dharma
g. Mengesahkan Penggantian Antar Waktu (PAW) Pengurus Indonesia dalam bidang kemasyarakatan.
Parisada Hindu Dharma Indonesia di daerahnya; 2) Tugas dan wewenang Paruman Walaka adalah:
h. Mengambil keputusan yang bersifat operasional dalam a. Memberi saran dan pertimbangan kepada Paruman Pandita dan
melaksanakan kebijakan Parisada Hindu Dharma Indonesia di Pengurus Harian;
daerahnya; b. Menyebarluaskan/mendiseminasikan Ketetapan/Keputusan:
i. Memberikan dukungan dan memfasilitasi kegiatan umat Mahasabha, Pesamuhan Agung, Bhisama, Sabha Pandita,
Hindu guna pengembangan kehidupan sosial masyarakat; Lokasabha, dan Pesamuhan Madya; dan
j. Menyampaikan laporan berkala kepada Parisada Hindu c. Mengusulkan Pergantian Antar Waktu (PAW) Pengurus Paruman
Dharma Indonesia 1 (satu) tingkat di atasnya, sekurang- Walaka kepada Pengurus Harian
kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun; 3) Paruman Walaka bertangggung jawab kepada Lokasabha
k. Mewakili Parisada Hindu Dharma Indonesia daerahnya di
hadapan hukum dan peradilan; dan Pasal 21
l. Mengoptimalisasi peran pandita dan walaka di daerah. 1) Fungsi Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi
(3) Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi dan dan Kabupaten/Kota, adalah sebagai pelaksana program-program
Kabupaten/Kota bertanggungjawab kepada Lokasabha. Parisada Hindu Dharma Indonesia di daerah.
2) Wewenang Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia
Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah:
Pasal 21 a. Memimpin pengelolaan Parisada Hindu Dharma Indonesia di
(1) Fungsi Paruman Pandita adalah sebagai penasihat Pengurus daerahnya;
Harian dalam mengimplementasikan bhisama dan keputusan b. Melaksanakan dan menindaklanjuti Ketetapan/Keputusan
Parisada Hindu Dharma Indonesia dalam bidang keagamaan. Mahasabha, Bhisama, Keputusan Pesamuhan Agung,
(2) Tugas dan wewenang Paruman Pandita adalah: Ketetapan/Keputusan Lokasabha, Keputusan Pesamuhan Madya,
a. Memberi pertimbangan, saran, dan nasehat kepada Pengurus dan Keputusan organisasi lainnya;
Harian dan Paruman Walaka; c. Menyebarluaskan/mendiseminasikan Ketetapan/Keputusan
b. Mengambil keputusan yang mengacu pada Mahasabha, Bhisama, Keputusan Pesamuhan Agung,
Ketetapan/Keputusan Mahasabha, Pesamuhan Agung, Ketetapan/Keputusan Lokasabha, Keputusan Pesamuhan Madya,
Bhisama, dan Keputusan Sabha Pandita lainnya, dalam hal dan Keputusan organisasi lainnya;
terjadi perbedaan pemahaman terhadap Ajaran suci Veda di d. Mempersiapkan dan menyelenggarakan Sabha Parisada Hindu
daerah yang bersangkutan; dan Dharma Indonesia di daerahnya;
c. Menyebarluaskan/mendiseminasikan Ketetapan/Keputusan: e. Menghadiri Lokasabha Parisada Hindu Dharma Indonesia yang

Page | 61
Mahasabha, Pesamuhan Agung, Bhisama, Sabha Pandita, berkedudukan 1 (satu) tingkat di bawahnya;
Lokasabha, dan Pesamuhan Madya. f. Mengesahkan Kepengurusan Parisada Hindu Dharma Indonesia
yang berkedudukan 1 (satu) tingkat di bawahnya, hasil
(3) Wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, Lokasabha/Pesamuhan Alit yang dilaksanakan sesuai ketentuan
diputuskan dalam rapat Paruman Pandita, dan Pesamuhan Madya. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Parisada Hindu
Dharma Indonesia;
g. Menolak Kepengurusan Parisada Hindu Dharma Indonesia yang
Pasal 22 berkedudukan 1 (satu) tingkat di bawahnya, hasil
(1) Fungsi Paruman Walaka adalah sebagai penasihat Pengurus Lokasabha/Pesamuhan Alit yang dilaksanakan tidak sesuai
Harian dalam mengimplementasikan keputusan Parisada Hindu ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Dharma Indonesia dalam bidang kemasyarakatan. Parisada Hindu Dharma Indonesia
(2) Tugas dan wewenang Paruman Walaka adalah: h. Mengesahkan Penggantian Antar Waktu (PAW) Pengurus
a. Memberi saran dan pertimbangan kepada Pengurus Harian; Parisada Hindu Dharma Indonesia di daerahnya;
dan i. Mengambil keputusan yang bersifat operasional dalam
b. Menyebarluaskan/mendiseminasikan Ketetapan/Keputusan: melaksanakan kebijakan Parisada Hindu Dharma Indonesia di
Mahasabha, Pesamuhan Agung, Bhisama, Sabha Pandita, daerahnya;
Lokasabha, dan Pesamuhan Madya. j. Memberikan dukungan dan memfasilitasi kegiatan umat Hindu
guna pengembangan kehidupan sosial masyarakat;
k. Menyampaikan laporan berkala kepada Parisada Hindu Dharma
Indonesia 1 (satu) tingkat di atasnya, sekurang-kurangnya sekali
dalam 1 (satu) tahun;
l. Mewakili Parisada Hindu Dharma Indonesia daerahnya di
hadapan hukum dan peradilan;
m. Mengoptimalisasi peran pandita/pinandita dan walaka di
daerah.
n. Melaporkan kepada Majelis Kehormatan melalui Pengurus
Harian Pusat bila terjadi pelanggaran atas AD ART oleh
Pengurus Harian Daerah; dan
3) Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi dan
Kabupaten/Kota bertanggungjawab kepada Lokasabha.

Page | 62
Pasal 23 Pasal 22
Struktur Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan adalah Struktur Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan adalah Pengurus
Pengurus Harian. Harian.

Pasal 24 Pasal 23
(1) Fungsi Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia 1) Fungsi Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia
Kecamatan adalah sebagai pelaksana program-program Parisada Kecamatan adalah sebagai pelaksana program-program Parisada
Hindu Dharma Indonesia di wilayahnya. Hindu Dharma Indonesia di wilayahnya.
(2) Wewenang Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia 2) Wewenang Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia
Kecamatan adalah: Kecamatan adalah:
a. Memimpin pengelolaan Parisada Hindu Dharma Indonesia di a. Memimpin pengelolaan Parisada Hindu Dharma Indonesia di
wilayahnya; wilayahnya;
b. Melaksanakan dan menindaklanjuti Ketetapan/Keputusan b. Melaksanakan dan menindaklanjuti Ketetapan/Keputusan
Mahasabha, Bhisama, Keputusan Pesamuhan Agung, Mahasabha, Bhisama, Keputusan Pesamuhan Agung,
Ketetapan/Keputusan Lokasabha, Keputusan Pesamuhan Ketetapan/Keputusan Lokasabha, Keputusan Pesamuhan Madya,
Madya, Keputusan Pesamuhan Alit, dan Keputusan Keputusan Pesamuhan Alit, dan Keputusan organisasi lainnya;
Organisasi lainnya; c. Menyebarluaskan/mendiseminasikan Ketetapan/Keputusan
c. Menyebarluaskan/mendiseminasikan Ketetapan/Keputusan Mahasabha, Bhisama, Keputusan Pesamuhan Agung,
Mahasabha, Bhisama, Keputusan Pesamuhan Agung, Ketetapan/Keputusan Lokasabha, Keputusan Pesamuhan Madya,
Ketetapan/Keputusan Lokasabha, Keputusan Pesamuhan Keputusan Pesamuhan Alit, dan Keputusan organisasi lainnya;
Madya, Keputusan Pesamuhan Alit, dan Keputusan d. Mempersiapkan dan menyelenggarakan Pesamuhan Alit;
Organisasi lainnya; e. Menghadiri Pesamuhan Alit Parisada Hindu Dharma Indonesia
d. Mempersiapkan dan menyelenggarakan Pesamuhan Alit; Desa/Kelurahan;
e. Menghadiri Pesamuhan Alit Parisada Hindu Dharma f. Mengesahkan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma
Indonesia Desa/Kelurahan; Indonesia Desa/Kelurahan, hasil Pesamuhan Alit yang
f. Mengesahkan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma dilaksanakan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran
Indonesia Desa/Kelurahan, hasil Pesamuhan Alit yang Rumah Tangga;
dilaksanakan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran g. Menolak Kepengurusan Parisada Hindu Dharma Indonesia
Rumah Tangga; Desa/Kelurahan, hasil Pesamuhan Alit yang dilaksanakan tidak
g. Mengesahkan Penggantian Antar Waktu (PAW) Pengurus sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia di wilayahnya; Parisada Hindu Dharma Indonesia
h. Mengambil keputusan yang bersifat operasional dalam h. Mengesahkan Penggantian Antar Waktu (PAW) Pengurus
melaksanakan kebijakan Parisada Hindu Dharma Indonesia di Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia di wilayahnya;

Page | 63
wilayahnya; i. Mengambil keputusan yang bersifat operasional dalam
i. Memberikan dukungan dan memfasilitasi kegiatan umat melaksanakan kebijakan Parisada Hindu Dharma Indonesia di
Hindu guna pengembangan kehidupan sosial masyarakat di wilayahnya;
wilayahnya; j. Memberikan dukungan dan memfasilitasi kegiatan umat Hindu
j. Menyampaikan laporan berkala kepada pengurus Parisada guna pengembangan kehidupan sosial masyarakat di wilayahnya;
Hindu Dharma Indonesia Kabupaten/Kota, sekurang- k. Menyampaikan laporan berkala kepada pengurus Parisada Hindu
kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun; dan Dharma Indonesia Kabupaten/Kota, sekurang-kurangnya sekali
k. Mewakili Parisada Hindu Dharma Indonesia wilayahnya di dalam 1 (satu) tahun;
hadapan hukum dan peradilan. l. Mewakili Parisada Hindu Dharma Indonesia wilayahnya di
(3) Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan hadapan hukum dan peradilan; dan
bertanggungjawab kepada Pesamuhan Alit. m. Melaporkan kepada Majelis Kehormatan melalui Pengurus
Harian Kabupaten/Kota bila terjadi pelanggaran atas AD ART
oleh Pengurus Harian Daerah.

3) Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan


bertanggungjawab kepada Pesamuhan Alit.

Pasal 25 Pasal 24
Struktur Parisada Hindu Dharma Indonesia Desa/Kelurahan adalah Struktur Parisada Hindu Dharma Indonesia Desa/Kelurahan adalah
Pengurus Harian. Pengurus Harian.

Pasal 26 Pasal 25
(1) Fungsi Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia 1) Fungsi Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia
Desa/Kelurahan adalah sebagai pelaksana program-program Desa/Kelurahan adalah sebagai pelaksana program-program
Parisada Hindu Dharma Indonesia di wilayahnya. Parisada Hindu Dharma Indonesia di wilayahnya.
(2) Wewenang Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia 2) Wewenang Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia
Desa/Kelurahan adalah: Desa/Kelurahan adalah:
a. Memimpin pengelolaan Parisada Hindu Dharma Indonesia di a. Memimpin pengelolaan Parisada Hindu Dharma Indonesia di
wilayahnya; wilayahnya;
b. Melaksanakan dan menindaklanjuti Ketetapan/Keputusan b. Melaksanakan dan menindaklanjuti Ketetapan/Keputusan
Mahasabha, Bhisama, Keputusan Pesamuhan Agung, Mahasabha, Bhisama, Keputusan Pesamuhan Agung,
Ketetapan/Keputusan Lokasabha, Keputusan Pesamuhan Ketetapan/Keputusan Lokasabha, Keputusan Pesamuhan Madya,

Page | 64
Madya, Keputusan Pesamuhan Alit, dan Keputusan Keputusan Pesamuhan Alit, dan Keputusan Organisasi lainnya;
Organisasi lainnya; c. Menyebarluaskan/mendiseminasikan Ketetapan/Keputusan
c. Menyebarluaskan/mendiseminasikan Ketetapan/Keputusan Mahasabha, Bhisama, Keputusan Pesamuhan Agung,
Mahasabha, Bhisama, Keputusan Pesamuhan Agung, Ketetapan/Keputusan Lokasabha, Keputusan Pesamuhan Madya,
Ketetapan/Keputusan Lokasabha, Keputusan Pesamuhan Keputusan Pesamuhan Alit, dan Keputusan organisasi lainnya;
Madya, Keputusan Pesamuhan Alit, dan Keputusan d. Mempersiapkan dan menyelenggarakan Pesamuhan Alit;
Organisasi lainnya; e. Mengambil keputusan yang bersifat operasional dalam
d. Mempersiapkan dan menyelenggarakan Pesamuhan Alit; melaksanakan kebijakan Parisada Hindu Dharma Indonesia di
e. Mengambil keputusan yang bersifat operasional dalam wilayahnya;
melaksanakan kebijakan Parisada Hindu Dharma Indonesia di f. Memberikan dukungan dan memfasilitasi kegiatan umat Hindu
wilayahnya; guna pengembangan kehidupan sosial masyarakat di wilayahnya;
f. Memberikan dukungan dan memfasilitasi kegiatan umat g. Mengusulkan Penggantian Antar Waktu (PAW) Pengurus Harian
Hindu guna pengembangan kehidupan sosial masyarakat di Parisada Hindu Dharma Indonesia di wilayahnya;
wilayahnya; h. Menyampaikan laporan berkala kepada pengurus Parisada Hindu
g. Mengesahkan Penggantian Antar Waktu (PAW) Pengurus Dharma Indonesia Kecamatan, sekurang-kurangnya sekali dalam
Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia di wilayahnya; 1 (satu) tahun;
h. Menyampaikan laporan berkala kepada pengurus Parisada i. Mewakili Parisada Hindu Dharma Indonesia wilayahnya di
Hindu Dharma Indonesia Kecamatan, sekurang-kurangnya hadapan hukum dan peradilan; dan
sekali dalam 1 (satu) tahun; dan j. Melaporkan kepada Majelis Kehormatan melalui Pengurus
i. Mewakili Parisada Hindu Dharma Indonesia wilayahnya di Harian Kecamatan bila terjadi pelanggaran atas AD ART oleh
hadapan hukum dan peradilan. Pengurus Harian Daerah.
(3) Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan
bertanggungjawab kepada Pesamuhan Alit. 3) Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Desa/Kelurahan
bertanggungjawab kepada Pesamuhan Alit.

BAB VIII
MAJELIS KEHORMATAN

Pasal 26
Parisada Hindu Dharma Indonesia membentuk Majelis Kehormatan
yang ditetapkan dalam Mahasabha.

Page | 65
Pasal 27
1) Fungsi Majelis Kehormatan adalah menegakkan AD/ART, disiplin,
etika dan peraturan organisasi Parisada Hindu Dharma Indonesia
2) Wewenang Majelis Kehormatan :
a. Merumuskan dan menetapkan kode etik organisasi;
b. Menerima dan menganalisa laporan terkait pelanggaran
AD/ART, disiplin, etika dan peraturan organisasi Parisada
Hindu Dharma Indonesia yang dilakukan oleh Pengurus
Parisada Hindu Dharma Indonesia di semua tingkatan; dan
c. Memberikan sanksi organisasi kepada Pengurus Parisada
Hindu Dharma Indonesia di semua tingkatan yang terbukti
melakukan pelanggaran AD/ART, disiplin, etika dan
peraturan organisasi Parisada Hindu Dharma Indonesia

Pasal 28
1) Rapat Majelis Kehormatan diadakan sesuai kebutuhan
2) Wewenang Rapat Majelis Kehormatan adalah menganalisa dan
memutuskan sanksi atas pelanggaran AD/ART, disiplin, etika dan
peraturan organisasi Parisada Hindu Dharma Indonesia.

Pasal 29
Dalam hal terjadi kekosongan jabatan pada Majelis Kehormatan maka
selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan Majelis Kehormatan
menetapkan/mengesahkan penggantinya dan dilaporkan dalam
Pesamuhan Agung.

BAB VIII BAB IX


RANGKAP JABATAN DAN PENGGANTIAN ANTAR WAKTU RANGKAP JABATAN DAN PENGGANTIAN ANTAR WAKTU

Pasal 27 Pasal 30
(1) Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia dilarang menjabat 1) Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia dilarang menjabat lebih

Page | 66
lebih dari 1 (satu) jabatan di dalam Struktur Parisada Hindu dari 1 (satu) jabatan di dalam Struktur Parisada Hindu Dharma
Dharma Indonesia pada semua tingkatan. Indonesia pada semua tingkatan.
(2) Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia tidak dilarang 2) Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia tidak dilarang menjadi
menjadi Pengurus Organisasi lain sepanjang tidak bertentangan Pengurus Organisasi lain sepanjang tidak bertentangan dengan asas
dengan asas Parisada Hindu Dharma Indonesia dan Undang- Parisada Hindu Dharma Indonesia dan Undang-Undang Dasar
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(3) Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia (Ketua, Sekretaris, 3) Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia (Ketua, Sekretaris, dan
dan Bendahara) dilarang menjadi Pengurus Partai Politik. Bendahara) dilarang menjadi Pengurus Partai Politik.

Pasal 28 Pasal 31
(1) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Ketua Umum Pengurus 1) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan pada Pimpinan dan Anggota
Harian dan/atau Ketua Sabha Walaka, maka selambat-lambatnya Sabha Pandita, maka selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga)
dalam waktu 3 (tiga) bulan Pengurus Harian dan/atau Sabha bulan Sabha Pandita mengadakan rapat untuk
Walaka melaksanakan Rapat Pleno Pengurus Harian dan/atau menetapkan/mengesahkan penggantinya dan dilaporkan dalam
Rapat Sabha Walaka untuk menetapkan/mengesahkan pejabat Pesamuhan Agung.
sementara (Pjs), sampai dilaksanakannya Mahasabha Luar Biasa. 2) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Ketua Sabha Walaka dan/atau
(2) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan pada Pimpinan dan Ketua Umum Pengurus Harian, maka selambat-lambatnya dalam
Anggota Sabha Pandita, maka selambat-lambatnya dalam waktu 3 waktu 3 (tiga) bulan Sabha Walaka dan/atau Pengurus Harian
(tiga) bulan Sabha Pandita menetapkan/mengesahkan melaksanakan Rapat Sabha Walaka dan/atau Rapat Pleno Pengurus
penggantinya dan dilaporkan dalam Pesamuhan Agung. Harian untuk menetapkan/mengesahkan pejabat sementara (Pjs),
(3) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan pada Pengurus Harian sampai dilaksanakannya Mahasabha Luar Biasa.
selain Ketua Umum, maka selambat-lambatnya dalam waktu 3 3) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan pada Sabha Walaka selain
(tiga) bulan Pengurus Harian melaksanakan Rapat Pleno Pengurus Ketua Sabha Walaka, maka selambat-lambatnya dalam waktu 3
Harian untuk menetapkan/mengesahkan penggantinya dan (tiga) bulan Sabha Walaka melaksanakan Rapat Sabha Walaka
dilaporkan dalam Pesamuhan Agung. untuk menetapkan/mengesahkan penggantinya dan dilaporkan
(4) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan pada Sabha Walaka selain dalam Pesamuhan Agung.
Ketua Sabha Walaka, maka selambat-lambatnya dalam waktu 3 4) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan pada Pengurus Harian selain
(tiga) bulan Sabha Walaka melaksanakan Rapat Sabha Walaka Ketua Umum, maka selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan
untuk menetapkan/mengesahkan penggantinya dan dilaporkan Pengurus Harian melaksanakan Rapat Pleno Pengurus Harian untuk
dalam Pesamuhan Agung. menetapkan/mengesahkan penggantinya dan dilaporkan dalam
(5) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Ketua Pengurus Harian Pesamuhan Agung.
Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota, 5) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Ketua Pengurus Harian
maka selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota,

Page | 67
Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau maka selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan Pengurus
Kabupaten/Kota yang bersangkutan, melaksanakan Rapat Pleno Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau
Pengurus Harian untuk menetapkan pejabat sementara (Pjs) Kabupaten/Kota yang bersangkutan, melaksanakan Rapat Pleno
sampai dilaksanakannya Lokasabha Luar Biasa. Pengurus Harian untuk menetapkan pejabat sementara (Pjs) sampai
(6) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan pada Pengurus Harian dilaksanakannya Lokasabha Luar Biasa.
Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota, 6) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan pada Pengurus Harian
selain Ketua, maka selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota,
bulan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia selain Ketua, maka selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan
Provinsi atau Kabupaten/Kota yang bersangkutan, melaksanakan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau
Rapat Pleno Pengurus Harian untuk menetapkan penggantinya Kabupaten/Kota yang bersangkutan, melaksanakan Rapat Pleno
serta dilaporkan kepada Parisada Hindu Dharma Indonesia 1 Pengurus Harian untuk menetapkan penggantinya serta dilaporkan
(satu) tingkat di atasnya untuk mendapat pengesahan. kepada Parisada Hindu Dharma Indonesia 1 (satu) tingkat di atasnya
(7) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Ketua Pengurus Harian untuk mendapat pengesahan.
Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan atau 7) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Ketua Pengurus Harian
Desa/Kelurahan, maka selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan atau Desa/Kelurahan,
bulan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia maka selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan Pengurus
Kecamatan atau Desa/Kelurahan, melaksanakan Rapat Pleno Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan atau
Pengurus Harian untuk menetapkan pejabat sementara (Pjs) Desa/Kelurahan, melaksanakan Rapat Pleno Pengurus Harian untuk
sampai dilaksanakannya Pesamuhan Alit Luar Biasa. menetapkan pejabat sementara (Pjs) sampai dilaksanakannya
(8) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan pada Pengurus Harian Pesamuhan Alit Luar Biasa.
Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan atau 8) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan pada Pengurus Harian
Desa/Kelurahan, selain Ketua, maka selambat-lambatnya dalam Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan atau Desa/Kelurahan,
waktu 3 (tiga) bulan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma selain Ketua, maka selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan
Indonesia Kecamatan atau Desa/Keluarahan yang bersangkutan, Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan atau
melaksanakan Rapat Pleno Pengurus Harian untuk menetapkan Desa/Keluarahan yang bersangkutan, melaksanakan Rapat Pleno
penggantinya serta dilaporkan kepada Parisada Hindu Dharma Pengurus Harian untuk menetapkan penggantinya serta dilaporkan
Indonesia 1 (satu) tingkat di atasnya untuk mendapat pengesahan. kepada Parisada Hindu Dharma Indonesia 1 (satu) tingkat di atasnya
untuk mendapat pengesahan.

Page | 68
BAB IX BAB X
SABHA PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA SABHA PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

Pasal 29 Pasal 32
(1) Sabha Parisada Hindu Dharma Indonesia tingkat pusat terdiri atas: 1) Sabha Parisada Hindu Dharma Indonesia tingkat pusat terdiri atas:
a. Mahasabha; a. Mahasabha;
b. Pesamuhan Agung; b. Pesamuhan Agung;
c. Pesamuhan Sabha Pandita; c. Pesamuhan Sabha Pandita;
d. Rapat Koordinasi Nasional Pengurus Harian; d. Rapat Sabha Pandita
e. Rapat Pleno Pengurus Harian; dan e. Pesamuhan Sabha Walaka
f. Rapat Sabha Walaka. f. Rapat Sabha Walaka;
(2) Sabha Parisada Hindu Dharma Indonesia tingkat daerah terdiri g. Rapat Koordinasi Nasional Pengurus Harian; dan
atas: h. Rapat Pleno Pengurus Harian.
a. Lokasabha Provinsi atau Kabupaten/Kota; 2) Sabha Parisada Hindu Dharma Indonesia tingkat daerah terdiri atas:
b. Pesamuhan Madya Provinsi atau Kabupaten/Kota; a. Lokasabha Provinsi atau Kabupaten/Kota;
c. Rapat Pleno Pengurus Harian Provinsi atau Kabupaten/Kota; b. Pesamuhan Madya Provinsi atau Kabupaten/Kota;
d. Pesamuhan Alit Kecamatan atau Desa/Kelurahan; dan c. Rapat Paruman Pandita;
e. Rapat Pleno Pengurus Harian Kecamatan atau d. Rapat Paruman Walaka;
Desa/Kelurahan. e. Rapat Pleno Pengurus Harian Provinsi atau Kabupaten/Kota;
f. Pesamuhan Alit Kecamatan atau Desa/Kelurahan; dan
g. Rapat Pleno Pengurus Harian Kecamatan atau Desa/Kelurahan.
3) Sabha Parisada Hindu Dharma Indonesia dapat dilakukan secara
tatap muka langsung dan/atau secara virtual;

Pasal 30 Pasal 33
(1) Mahasabha adalah pemegang kekuasaan tertinggi Parisada Hindu 1) Mahasabha adalah pemegang kekuasaan tertinggi Parisada Hindu
Dharma Indonesia, diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) Dharma Indonesia, diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 5 (lima)
tahun. tahun.
(2) Wewenang Mahasabha adalah: 2) Wewenang Mahasabha adalah:
a. Menyempurnakan dan menetapkan Anggaran Dasar dan a. Menyempurnakan dan menetapkan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga; Anggaran Rumah Tangga;
b. Meminta dan menerima/menolak Laporan b. Meminta dan menerima/menolak Laporan Pertanggungjawaban

Page | 69
Pertanggungjawaban Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat; Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat;
c. Memilih dan menetapkan Dharma Adhyaksa, Ketua Umum c. Memilih dan menetapkan Dharma Adhyaksa, Ketua Sabha
Pengurus Harian, dan Ketua Sabha Walaka; Walaka, Ketua Umum Pengurus Harian, dan Ketua Majelis
d. Menetapkan anggota Sabha Pandita, Pengurus Harian, dan Kehormatan;
anggota Sabha Walaka; d. Menetapkan anggota Sabha Pandita, anggota Sabha Walaka,
e. Merumuskan dan menetapkan Program Umum Parisada Pengurus Harian, dan anggota Majelis Kehormatan;
Hindu Dharma Indonesia; dan e. Merumuskan dan menetapkan Program Umum Parisada Hindu
f. Menetapkan ketetapan/keputusan lainnya. Dharma Indonesia; dan
(3) Ketetapan dan keputusan Mahasabha bersifat mengikat seluruh f. Menetapkan keputusan lainnya.
umat Hindu di Indonesia. 3) Ketetapan dan Keputusan Mahasabha bersifat mengikat seluruh
(4) Dalam keadaan mendesak dan demi keutuhan Parisada, dapat umat Hindu di Indonesia.
diadakan Mahasabha Luar Biasa atas usul sekurang-kurangnya 4) Dalam keadaan mendesak dan demi keutuhan Parisada Hindu
2/3 (dua per tiga) dari jumlah Parisada Hindu Dharma Indonesia Dharma Indonesia, dapat diadakan Mahasabha Luar Biasa karena
Provinsi yang ada. adanya pelanggaran terhadap AD/ART atas usul sekurang-
kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Parisada Hindu Dharma
Indonesia Provinsi.

Pasal 31 Pasal 34
(1) Pesamuhan Agung diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali 1) Pesamuhan Agung diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam
dalam 5 (lima) tahun. 5 (lima) tahun.
(2) Wewenang Pesamuhan Agung adalah: 2) Wewenang Pesamuhan Agung adalah:
a. Menjabarkan ketetapan/keputusan Mahasabha dan Bhisama a. Menjabarkan ketetapan/keputusan Mahasabha dan Bhisama
menjadi Program Kerja; menjadi Program Kerja;
b. Mengevaluasi pelaksanaan Program Kerja Pengurus Parisada b. Menerima informasi pelaksanaan Program Kerja Pengurus
Hindu Dharma Indonesia Pusat; Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat dan Provinsi;
c. Menerima laporan tentang Penggantian Antar Waktu (PAW) c. Menerima laporan dan mengesahkan Penggantian Antar Waktu
anggota Sabha Pandita, Pengurus Harian, anggota Sabha (PAW) anggota Sabha Pandita, anggota Sabha Walaka, Pengurus
Walaka, dan anggota Majelis Kehormatan; Harian, dan anggota Majelis Kehormatan;
d. Menyiapkan usulan untuk dijadikan materi bahasan dalam d. Menyiapkan usulan untuk dijadikan materi bahasan dalam
Mahasabha; dan Mahasabha; dan
e. Menetapkan keputusan lainnya. e. Menetapkan keputusan lainnya.

Page | 70
Pasal 32 Pasal 35
(1) Pesamuhan Sabha Pandita diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) 1) Pesamuhan Sabha Pandita diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) tahun; kali dalam 1 (satu) tahun;
(2) Wewenang Pesamuhan Sabha Pandita adalah: 2) Wewenang Pesamuhan Sabha Pandita adalah:
a. Menetapkan Bhisama; dan a. Menetapkan Bhisama; dan
b. Menetapkan keputusan lainnya terkait hal-hal keagamaan. b. Menetapkan keputusan lainnya terkait hal-hal keagamaan.

Pasal 33 Pasal 36
(1) Rapat Koordinasi Nasional Pengurus Harian diadakan sekurang- 1) Rapat Sabha Walaka diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. dalam 1 (satu) tahun.
(2) Wewenang Rapat Koordinasi Nasional Pengurus Harian adalah: 2) Wewenang Rapat Sabha Walaka adalah :
a. Melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap a. menyusun dan menyiapkan bahan-bahan yang akan dibahas
pelaksanaan Program Kerja Parisada Hindu Dharma oleh Sabha Pandita.
Indonesia; b. Memberi pandangan dan pertimbangan kepada Pengurus
b. Membahas dinamika perkembangan keumatan dan Harian.
kemasyarakatan di skala nasional dan daerah; dan
c. Merumuskan keputusan yang bersifat operasional guna
menindaklanjuti kebijakan Parisada Hindu Dharma Indonesia.

Pasal 34 Pasal 37
(1) Rapat Pleno Pengurus Harian diadakan sekurang-kurangnya 1 1) Rapat Koordinasi Nasional Pengurus Harian diadakan sekurang-
(satu) kali dalam 3 (tiga) bulan. kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
(2) Wewenang Rapat Pleno Pengurus Harian adalah: 2) Wewenang Rapat Koordinasi Nasional Pengurus Harian adalah:
a. Melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap a. Melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan
pelaksanaan Program Kerja Parisada Hindu Dharma Program Kerja Parisada Hindu Dharma Indonesia;
Indonesia; dan b. Membahas dinamika perkembangan keumatan dan
b. Merumuskan keputusan yang bersifat operasional guna kemasyarakatan di skala nasional dan daerah; dan
menindaklanjuti kebijakan Parisada Hindu Dharma Indonesia. c. Merumuskan keputusan yang bersifat operasional guna
menindaklanjuti kebijakan Parisada Hindu Dharma Indonesia.

Pasal 35 Pasal 38
(1) Rapat Sabha Walaka diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali 1) Rapat Pleno Pengurus Harian diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu)
dalam 6 (enam) bulan. kali dalam 3 (tiga) bulan.

Page | 71
(2) Wewenang Rapat Sabha Walaka adalah menyusun dan 2) Wewenang Rapat Pleno Pengurus Harian adalah:
menyiapkan bahan-bahan yang akan dibahas oleh Sabha Pandita. a. Melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan
Program Kerja Parisada Hindu Dharma Indonesia; dan
b. Merumuskan keputusan yang bersifat operasional guna
menindaklanjuti kebijakan Parisada Hindu Dharma Indonesia.

Pasal 36 Pasal 39
(1) Lokasabha Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi dan 1) Lokasabha Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi dan
Kabupaten/Kota, diselenggarakan 1 (satu) kali dalam (5) lima Kabupaten/Kota, diselenggarakan 1 (satu) kali dalam (5) lima tahun.
tahun. 2) Wewenang Lokasabha adalah:
(2) Wewenang Lokasabha adalah: a. Meminta dan menerima/menolak Laporan Pertanggungjawaban
a. Meminta dan menerima/menolak Laporan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi dan
Pertanggungjawaban Pengurus Harian Parisada Hindu Kabupaten/Kota;
Dharma Indonesia Provinsi dan Kabupaten/Kota; b. Memilih dan menetapkan Ketua Pengurus Harian Parisada Hindu
b. Memilih dan menetapkan Ketua Pengurus Harian Parisada Dharma Indonesia Provinsi dan Kabupaten/Kota;
Hindu Dharma Indonesia Provinsi dan Kabupaten/Kota; c. Memilih dan menetapkan Pengurus Harian Parisada Hindu
c. Memilih dan menetapkan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi dan Kabupaten/Kota;
Dharma Indonesia Provinsi dan Kabupaten/Kota; d. Menetapkan Program Kerja Parisada Hindu Dharma Indonesia
d. Menetapkan Program Kerja Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi dan Kabupaten/Kota berdasarkan Program Umum
Provinsi dan Kabupaten/Kota berdasarkan Program Umum organisasi; dan
Organisasi; dan e. Menetapkan keputusan lainnya.
e. Menetapkan keputusan lainnya. 3) Dalam hal masa bhakti pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia
(3) Dalam hal masa bhakti pengurus Parisada Hindu Dharma Provinsi dan Kabupaten/Kota telah berakhir dan belum
Indonesia Provinsi dan Kabupaten/Kota telah berakhir dan belum dilaksanakan Lokasabha sampai dengan 3 (tiga) bulan sejak
dilaksanakan Lokasabha sampai dengan 3 (tiga) bulan sejak berakhirnya masa bhakti tersebut, maka pengurus Parisada Hindu
berakhirnya masa bhakti tersebut, maka pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia satu tingkat di atasnya berwenang untuk
Dharma Indonesia satu tingkat di atasnya berwenang untuk mengambil langkah-langkah mengingatkan secara lisan dan tertulis,
mengambil langkah-langkah mengingatkan secara lisan dan mendorong, dan/atau memfasilitasi pelaksanaan Lokasabha.
tertulis, mendorong, dan/atau memfasilitasi pelaksanaan 4) Dalam keadaan mendesak demi keutuhan Parisada Hindu Dharma
Lokasabha. Indonesia Provinsi dan Kabupaten/Kota, dapat diadakan Lokasabha
(4) Dalam keadaan mendesak demi keutuhan Parisada Hindu Dharma Luar Biasa bila terjadi pelanggaran terhadap AD/ART atas usul
Indonesia Provinsi dan Kabupaten/Kota, dapat diadakan sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Parisada Hindu

Page | 72
Lokasabha Luar Biasa atas usul sekurang-kurangnya 2/3 (dua per Dharma Indonesia 1 (satu) tingkat di bawahnya.
tiga) dari jumlah Parisada Hindu Dharma Indonesia 1 (satu)
tingkat di bawahnya.

Pasal 37 Pasal 40
(1) Pesamuhan Madya Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi 1) Pesamuhan Madya Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi dan
dan Kabupaten/Kota, diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali Kabupaten/Kota, diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 5
dalam 5 (lima) tahun. (lima) tahun.
(2) Wewenang Pesamuhan Madya adalah: 2) Wewenang Pesamuhan Madya adalah:
a. Melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap a. Melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan
pelaksanaan Program Kerja Parisada Hindu Dharma Indonesia Program Kerja Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi dan
Provinsi dan Kabupaten/Kota; Kabupaten/Kota;
b. Mempersiapkan bahan masukan untuk disampaikan dalam b. Mempersiapkan bahan masukan untuk disampaikan dalam
Pesamuhan Agung dan/atau Mahasabha; dan Pesamuhan Agung dan/atau Mahasabha; dan
c. Menetapkan keputusan lainnya. c. Menetapkan keputusan lainnya.

Pasal 38 Pasal 41
(1) Rapat Pleno Pengurus Harian Provinsi dan Kabupaten/Kota 1) Rapat Pleno Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia
diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan. Provinsi dan Kabupaten/Kota diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu)
(2) Wewenang Rapat Pleno Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma kali dalam 3 (tiga) bulan.
Indonesia Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah: 2) Wewenang Rapat Pleno Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma
a. Melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap Indonesia Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah:
pelaksanaan Program Kerja Parisada Hindu Dharma Indonesia a. Melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan
Provinsi dan Kabupaten/Kota; dan Program Kerja Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi dan
b. Merumuskan keputusan yang bersifat operasional guna Kabupaten/Kota; dan
menindaklanjuti kebijakan Parisada Hindu Dharma Indonesia b. Merumuskan keputusan yang bersifat operasional guna
Provinsi dan Kabupaten/Kota. menindaklanjuti kebijakan Parisada Hindu Dharma Indonesia
Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Pasal 39 Pasal 42
(1) Pesamuhan Alit Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan 1) Pesamuhan Alit Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan dan
dan Desa/Kelurahan diselenggarakan 1 (satu) kali dalam (5) lima Desa/Kelurahan diselenggarakan 1 (satu) kali dalam (5) lima tahun.

Page | 73
tahun. 2) Wewenang Pesamuhan Alit adalah:
(2) Wewenang Pesamuhan Alit adalah: a. Meminta dan menerima/menolak Laporan Pertanggungjawaban
a. Meminta dan menerima/menolak Laporan Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan dan
Pertanggungjawaban Pengurus Parisada Hindu Dharma Desa/Kelurahan;
Indonesia Kecamatan dan Desa/Kelurahan; b. Memilih dan menetapkan Ketua Pengurus Harian Parisada Hindu
b. Memilih dan menetapkan Ketua Pengurus Harian Parisada Dharma Indonesia Kecamatan dan Desa/Kelurahan;
Hindu Dharma Indonesia Kecamatan dan Desa/Kelurahan; c. Memilih dan menetapkan Pengurus Harian Parisada Hindu
c. Memilih dan menetapkan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan dan Desa/Kelurahan;
Dharma Indonesia Kecamatan dan Desa/Kelurahan; d. Menetapkan Program Kerja Parisada Hindu Dharma Indonesia
d. Menetapkan Program Kerja Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan dan Desa/Kelurahan; dan
Kecamatan dan Desa/Kelurahan; dan e. Menetapkan Keputusan lainnya.
e. Menetapkan Keputusan lainnya. 3) Dalam keadaan mendesak demi keutuhan Parisada Hindu Dharma
Indonesia Kecamatan dan Desa/Kelurahan, dapat diadakan
Pesamuhan Alit Luar Biasa bila terjadi pelanggaran terhadap
AD/ART atas usul sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari
jumlah anggota pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia.

Pasal 40 Pasal 43
(1) Rapat Pleno Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia 1) Rapat Pleno Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia
Kecamatan dan Desa/Kelurahan diadakan sekurang-kurangnya 1 Kecamatan dan Desa/Kelurahan diadakan sekurang-kurangnya 1
(satu) kali dalam 3 (tiga) bulan. (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan.
(2) Wewenang Rapat Pleno Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma 2) Wewenang Rapat Pleno Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma
Indonesia Kecamatan dan Desa/Kelurahan adalah: Indonesia Kecamatan dan Desa/Kelurahan adalah:
a. Melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap a. Melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan
pelaksanaan Program Kerja Parisada Hindu Dharma Indonesia Program Kerja Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan dan
Kecamatan dan Desa/Kelurahan; dan Desa/Kelurahan; dan
b. Merumuskan keputusan yang bersifat operasional guna b. Merumuskan keputusan yang bersifat operasional guna
menindaklanjuti kebijakan Parisada Hindu Dharma Indonesia menindaklanjuti kebijakan Parisada Hindu Dharma Indonesia
Kecamatan dan Desa/Kelurahan. Kecamatan dan Desa/Kelurahan.

Page | 74
BAB X BAB XI
HUBUNGAN ANTAR ORGANISASI HUBUNGAN ANTAR ORGANISASI

Pasal 41 Pasal 44
(1) Parisada Hindu Dharma Indonesia berkewajiban mengayomi 1) Parisada Hindu Dharma Indonesia membangun hubungan
setiap sampradaya yang berbentuk organisasi, forum, lembaga, koordinasi (*Tambahan harmonisasi : konsultasi, asistensi dan
badan, dan yayasan bernafaskan Hindu yang mendaftar ke fasilitasi) dengan semua organisasi, forum, lembaga, badan,
Parisada Hindu Dharma Indonesia. yayasan atau perkumpulan yang berdasarkan Hindu Dharma
(2) Dalam rangka pengayoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Indonesia.
Parisada Hindu Dharma Indonesia mengadakan pertemuan 2) Dalam rangka membangun hubungan koordinasi (*Tambahan
berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. harmonisasi : konsultasi, asistensi dan fasilitasi) sebagaimana
(3) Dalam rangka pengayoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksud pada ayat (1) Parisada Hindu Dharma Indonesia dapat
Parisada Hindu Dharma Indonesia berhak: mengadakan pertemuan berkala.
a. Memberikan teguran lisan dan/atau tertulis;
b. Meminta laporan kegiatan; dan
c. Melakukan mediasi.

Pasal 42 Pasal 45
Parisada Hindu Dharma Indonesia dapat mengembangkan hubungan Parisada Hindu Dharma Indonesia dapat mengembangkan hubungan dan
dan kerjasama secara bebas dan aktif dengan organisasi/lembaga lain, kerjasama secara bebas dan aktif dengan organisasi/lembaga lain, baik di
baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional. tingkat nasional, regional, maupun internasional.

BAB XI BAB XII


ATRIBUT ATRIBUT

Pasal 43 Pasal 46
Parisada Hindu Dharma Indonesia memiliki atribut, yaitu: Parisada Hindu Dharma Indonesia memiliki atribut, yaitu:
a. Lambang; a. Lambang;
b. Pataka; b. Pataka;
c. Bendera; dan c. Mars; dan
d. Hymne. d. Hymne.

Page | 75
Pasal 44 Pasal 47
(1) Lambang Parisada Hindu Dharma Indonesia dalam visualisasinya 1) Lambang Parisada Hindu Dharma Indonesia dalam visualisasinya
menggambarkan nilai estetika yang merupakan perpaduan serasi menggambarkan nilai estetika yang merupakan perpaduan serasi
antara unsur kepribadian nasional dan nilai-nilai ajaran suci Veda. antara unsur kepribadian nasional dan nilai-nilai ajaran suci Weda.
(2) Lambang Parisada Hindu Dharma Indonesia dipergunakan 2) Lambang Parisada Hindu Dharma Indonesia dipergunakan sebagai
sebagai identitas resmi, baik dalam bentuk Bendera/Pataka, kepala identitas resmi, baik dalam bentuk Pataka, kepala surat, stempel,
surat, stempel, maupun dalam hal-hal lain yang mempunyai maupun dalam hal-hal lain yang mempunyai relevansi dengan
relevansi dengan kegiatan Parisada Hindu Dharma Indonesia. kegiatan Parisada Hindu Dharma Indonesia.

Pasal 45 Pasal 48
(1) Pataka wajib ditempatkan berdampingan dengan Bendera Merah 1) Pataka wajib ditempatkan di sebelah kanan berdampingan dengan
Putih di setiap Kantor Parisada Hindu Dharma Indonesia, pada Bendera Merah Putih di setiap Kantor Parisada Hindu Dharma
saat sabha dan kegiatan Parisada Hindu Dharma Indonesia. Indonesia, pada saat sabha dan kegiatan Parisada Hindu Dharma
(2) Bentuk dan ukuran Pataka dan Bendera diatur dalam Peraturan Indonesia.
Organisasi. 2) Bentuk dan ukuran Pataka diatur dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 46 Pasal 49
Hymne Parisada Hindu Dharma Indonesia wajib dinyanyikan dalam Mars dan hymne Parisada Hindu Dharma Indonesia wajib dinyanyikan
setiap acara resmi Parisada Hindu Dharma Indonesia. dalam setiap acara resmi Parisada Hindu Dharma Indonesia.

BAB XII BAB XIII


HARTA HARTA

Pasal 47 Pasal 50
(1) Harta Parisada Hindu Dharma Indonesia dapat berupa: 1) Harta Parisada Hindu Dharma Indonesia dapat berupa:
a. Dana; a. Dana;
b. Barang bergerak; dan b. Barang bergerak; dan
c. Barang tak bergerak. c. Barang tak bergerak.
(2) Harta Parisada Hindu Dharma Indonesia diperoleh dari: 2) Harta Parisada Hindu Dharma Indonesia diperoleh dari:
a. Dana punia umat; a. Dana punia umat;
b. Bantuan atau sumbangan dari perseorangan, lembaga b. Bantuan atau sumbangan dari perseorangan, lembaga pemerintah
pemerintah dan non-pemerintah yang tidak mengikat; dan dan non-pemerintah yang tidak mengikat; dan
c. Usaha lain yang tidak bertentangan dengan dharma dan c. Usaha lain yang tidak bertentangan dengan dharma dan peraturan

Page | 76
peraturan perundang-undangan yang berlaku. perundang-undangan yang berlaku.
(3) Dalam menghimpun dana, Parisada Hindu Dharma Indonesia 3) Dalam menghimpun dana, Parisada Hindu Dharma Indonesia wajib
dapat membentuk lembaga/badan yang bergerak di bidang sosial membentuk lembaga/badan yang bergerak di bidang sosial ekonomi
ekonomi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
berlaku. 4) Harta Parisada Hindu Dharma Indonesia wajib diadministrasikan
(4) Harta Parisada Hindu Dharma Indonesia wajib diadministrasikan dengan baik dan tertib.
dengan baik dan tertib serta diaudit oleh Akuntan Publik setiap 5) Laporan Keuangan Parisada Hindu Dharma Indonesia wajib disusun
tahun. setiap tahun dan diaudit oleh Akuntan Publik.
(5) Pelaporan dan pertanggungjawaban hasil audit sebagaimana 6) Parisada Hindu Dharma Indonesia wajib menyampaikan Laporan
dimaksud pada ayat (4) dilakukan sebagai berikut: Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) secara berjenjang
a. Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat melaporkan dalam sebagai berikut:
Pesamuhan Agung dan dipertanggungjawabkan dalam a. Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat melaporkan dalam
Mahasabha; Pesamuhan Agung dan dipertanggungjawabkan dalam
b. Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau Mahasabha;
Kabupaten/Kota melaporkan dalam Pesamuhan Madya dan b. Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota
dipertanggungjawabkan dalam Lokasabha; melaporkan dalam Pesamuhan Madya dan
c. Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan atau dipertanggungjawabkan dalam Lokasabha;
Desa/Kelurahan melaporkan dan dipertanggungjawabkan c. Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan atau
dalam Pesamuhan Alit. Desa/Kelurahan melaporkan dan dipertanggungjawabkan dalam
Pesamuhan Alit.
BAB XIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR BAB XIV
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 48
(1) Anggaran Dasar ini hanya dapat diubah melalui Mahasabha. Pasal 51
(2) Keputusan untuk mengubah Anggaran Dasar sebagaimana 1) Anggaran Dasar ini hanya dapat diubah melalui Mahasabha.
dimaksud pada ayat (1), hanya dapat diambil bila Mahasabha 2) Keputusan untuk mengubah Anggaran Dasar sebagaimana
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah dimaksud pada ayat (1), hanya dapat diambil bila Mahasabha
Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi yang ada. dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
(3) Keputusan atas perubahan Anggaran Dasar adalah sah bila Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi.
disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah 3) Keputusan atas perubahan Anggaran Dasar adalah sah bila disetujui
peserta yang hadir dalam Mahasabha. oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah peserta yang
hadir dalam Mahasabha.

Page | 77
BAB XIV BAB XV
KETENTUAN PENUTUP KETENTUAN PENUTUP

Pasal 49 Pasal 52
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar, diatur lebih lanjut Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar, diatur lebih lanjut
dalam Anggaran Rumah Tangga. dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 50 Pasal 53
Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Page | 78
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

BAB I BAB I
ATRIBUT ATRIBUT

Pasal 1 Pasal 1
(1) Lambang Parisada Hindu Dharma Indonesia divisualisasikan 1) Lambang Parisada Hindu Dharma Indonesia divisualisasikan seperti
seperti berikut ini: berikut ini:

(2) Lambang Parisada Hindu Dharma Indonesia memiliki makna 2) Lambang Parisada Hindu Dharma Indonesia memiliki makna
simbolik mengacu kepada visi, misi, dan nilai-nilai Parisada simbolik mengacu kepada visi, misi, dan nilai-nilai Parisada Hindu
Hindu Dharma Indonesia yang mencerminkan jiwa dan semangat Dharma Indonesia yang mencerminkan jiwa dan semangat
keagamaan Hindu. keagamaan Hindu.
(3) Makna Lambang Parisada Hindu Dharma Indonesia adalah 3) Makna Lambang Parisada Hindu Dharma Indonesia adalah sebagai
sebagai berikut: berikut:
a. Tiga bulatan: Merah-Putih-Hitam merupakan lambang Tri a. Tiga bulatan: Merah-Putih-Hitam merupakan lambang Tri Kona
Kona sebagai simbol Utpathi, Sthiti, Pralina (penciptaan, sebagai simbol Utpathi, Sthiti, Pralina (penciptaan, pemeliharaan,
pemeliharaan, peleburan) dalam konteks kehidupan umat peleburan) dalam konteks kehidupan umat Hindu.
Hindu. b. Swastika Putih yang muncul dari bulatan merah sebagai simbol
b. Swastika Putih yang muncul dari bulatan merah sebagai penciptaan dan pemutaran roda kehidupan sesuai hukum suci
simbol penciptaan dan pemutaran roda kehidupan sesuai (Rta).
hukum suci (Rta). c. Teratai Putih dan Biru sejumlah 33 (tiga puluh tiga) kelopak
c. Teratai Putih dan Biru sejumlah 33 (tiga puluh tiga) kelopak bunga sebagai symbol 33 (tiga puluh tiga) Dewa penjaga Tri

Page | 79
bunga sebagai symbol 33 (tiga puluh tiga) Dewa penjaga Tri Bhuwana (kosmos):
Bhuwana (kosmos): i. Teratai Putih pada bulatan Merah dengan 11 (sebelas) kelopak
1) Teratai Putih pada bulatan Merah dengan 11 (sebelas) bunga: melambangkan 11 (sebelas) Dewa Swah Loka;
kelopak bunga: melambangkan 11 (sebelas) Dewa Swah ii. Teratai Biru pada bulatan Putih dengan 22 (dua puluh dua)
Loka; kelopak bunga: melambangkan 22 (dua puluh dua) Dewa
2) Teratai Biru pada bulatan Putih dengan 22 (dua puluh dua) Bhuwah Loka dan Bhur Loka.
kelopak bunga: melambangkan 22 (dua puluh dua) Dewa d. Bulatan Hitam di luar lingkaran Putih (teratai) berisi:
Bhuwah Loka dan Bhur Loka. i. Tulisan “PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA”
d. Bulatan Hitam di luar lingkaran Putih (teratai) berisi: bermakna bahwa berdasarkan kekuatan spiritual, moral dan
1) Tulisan “PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA” etik, Parisada Hindu Dharma Indonesia melaksanakan
bermakna bahwa berdasarkan kekuatan spiritual, moral swadharma mengayomi seluruh umat Hindu Indonesia;
dan etik, Parisada Hindu Dharma Indonesia melaksanakan ii. Lima buah bintang bersudut lima dalam aspek Dharma
swadharma mengayomi seluruh umat Hindu Indonesia; Agama menggambarkan Panca Sraddha dan dalam aspek
2) Lima buah bintang bersudut lima dalam aspek Dharma Dharma Negara menggambarkan Pancasila.
Agama menggambarkan Panca Sraddha dan dalam aspek e. Pancaran Sinar Kuning Emas berbentuk Padma Astadala sebagai
Dharma Negara menggambarkan Pancasila. simbol wujud pencapaian kesadaran sradha dan bhakti umat
e. Pancaran Sinar Kuning Emas berbentuk Padma Astadala Hindu.
sebagai simbol wujud pencapaian kesadaran sradha dan bhakti
umat Hindu.
Pasal 2
1. Pataka Parisada Hindu Dharma Indonesia adalah Lambang Parisada
Hindu Dharma Indonesia yang digambar/dibordir di tengah kain putih
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Ukuran kain putih adalah 110 cm x 170 cm
b. Ukuran diameter lambang Parisada Hindu Dharma Indonesia
yang digambar/dibordir di tengah kain putih adalah 70 cm
c. Visualisasi Pataka Parisada Hindu Dharma Indonesia adalah
sebagai berikut:

Page | 80
2. Dalam acara resmi, Pataka Parisada Hindu Dharma Indonesia
ditempatkan di sebelah kiri dan bendera Merah Putih di sebelah
kanan.

Pasal 3
Mars dan Hymne Parisada Hindu Dharma Indonesia ditetapkan dalam
Peraturan Organisasi.

BAB II BAB II
KEGIATAN KEGIATAN

Pasal 2 Pasal 4
Untuk mencapai sasaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 Untuk mencapai sasaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 9
Anggaran Dasar, Parisada Hindu Dharma Indonesia melakukan Anggaran Dasar, Parisada Hindu Dharma Indonesia melakukan
kegiatan: kegiatan:
a. Sad Dharma yang meliputi: Dharmawacana, Dharmatula, a. Sad Dharma yang meliputi: Dharmawacana, Dharmatula,
Dharmasanti, Dharmagita, Dharmayatra, dan Dharmasadhana;
Page | 81
Dharmasanti, Dharmagita, Dharmayatra, dan Dharmasadhana; b. Menyelenggarakan Pendidikan formal dan non-formal;
b. Menyelenggarakan Pendidikan formal dan non-formal; c. Memberdayakan ekonomi umat menuju Lokasamgraha
c. Memberdayakan ekonomi umat menuju Lokasamgraha (kesejahteraan bersama);
(kesejahteraan bersama); d. Memberdayakan lembaga keagamaan dan menjalin kemitraan
d. Memberdayakan lembaga keagamaan; dengan lembaga adat sebagai pusat pembinaan kegiatan tradisi
e. Menjalin kerjasama guna memperkokoh kesatuan dan persatuan keagamaan dan seni budaya nusantara.
bangsa; dan e. Menjalin kerjasama guna memperkokoh persatuan dan kesatuan
f. Menyelenggarakan bhakti sosial dalam bentuk aksi bersama. bangsa;
f. Kerjasama sebagaimana dimaksud dalam huruf (e) adalah:
i. Interen umat beragama dan kelompok adat (kearifan lokal)
yang ada di Indonesia
ii. Antar umat beragama
iii. Instansi Pemerintah
g. Mengembangkan hubungan kerjasama dengan Organisasi-
Organisasi Hindu Internasional; dan
h. Menyelenggarakan bhakti sosial dalam bentuk aksi bersama.

BAB III BAB III


SYARAT-SYARAT PENGURUS PARISADA HINDU SYARAT-SYARAT PENGURUS PARISADA HINDU DHARMA
DHARMA INDONESIA INDONESIA

Pasal 3 Pasal 5
Syarat-syarat untuk menjadi anggota Sabha Pandita dan Paruman Syarat-syarat untuk menjadi anggota Sabha Pandita dan Paruman
Pandita: Pandita:
a. Warga Negara Indonesia; a. Warga Negara Indonesia;
b. Sudah disahkan sebagai Pandita dalam komunitasnya; b. Telah melalui proses diksa dwijati sebagai Pandita dalam
c. Suami dan/atau istri beragama Hindu; komunitasnya dan disetujui oleh Parisada Hindu Dharma
d. Sudah berusia 45 (empat puluh lima) tahun; Indonesia;
e. Sehat jasmani dan rohani; c. Berusia minimal 45 (empat puluh lima) tahun dan telah menjadi
f. Memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran suci Veda; Pandita selama minimal 5 (lima) tahun;
g. Memiliki spiritualitas, kompetensi, kapasitas, integritas, dan d. Suami-istri, Laki-laki/Perempuan beragama Hindu;
moralitas; e. Sehat jasmani dan rohani;

Page | 82
h. Memiliki jiwa dan semangat pengabdian; f. Memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran suci Weda;
i. Tidak pernah dihukum pidana berdasarkan keputusan pengadilan g. Memiliki spiritualitas, kompetensi, kapasitas, integritas, dan
yang berkekuatan hukum tetap lebih dari 2 (dua) tahun; dan moralitas;
j. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela. h. Memiliki jiwa dan semangat pengabdian;
i. Tidak pernah dihukum pidana berdasarkan keputusan pengadilan
yang berkekuatan hukum tetap lebih dari 2 (dua) tahun; dan
j. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela.

Pasal 4 Pasal 6
Syarat-syarat untuk menjadi Pengurus Harian Pusat dan Pengurus Syarat-syarat untuk menjadi anggota Sabha Walaka dan Paruman
Harian Daerah: Walaka:
a. Warga Negara Indonesia; a. Warga Negara Indonesia;
b. Masih berstatus walaka; b. Masih berstatus walaka;
c. Suami dan/atau istri beragama Hindu; c. Suami dan istri beragama Hindu;
d. Sehat jasmani dan rohani; d. Berusia minimal 45 (empat puluh lima) tahun;
e. Memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran suci Veda; e. Sehat jasmani dan rohani;
f. Memiliki profesionalitas, kompetensi, kapasitas, integritas, dan f. Memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran suci Weda;
moralitas; g. Memiliki intelektualitas, kapasitas, kompetensi, profesionalitas,
g. Memiliki jiwa dan semangat pengabdian; integritas, dan moralitas;
h. Ketua Umum, Sekretaris Umum, dan Bendahara Umum h. Memiliki jiwa dan semangat pengabdian;
berdomisili di Jakarta dan sekitarnya (JABODETABEK); i. Tidak pernah dihukum pidana berdasarkan keputusan pengadilan
i. Ketua, Sekretaris, dan Bendahara Pengurus Harian Daerah yang berkekuatan hukum tetap lebih dari 2 (dua) tahun; dan
berdomisili di Ibukota provinsi dan/atau kabupaten/kota yang j. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela.
bersangkutan;
j. Pengurus Harian Kecamatan dan Desa/Kelurahan berdomisili di
wilayah Kecamatan dan Desa/Kelurahan yang bersangkutan;
k. Tidak pernah dihukum pidana berdasarkan keputusan pengadilan
yang berkekuatan hukum tetap lebih dari 2 (dua) tahun; dan
l. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela.

Pasal 5 Pasal 7
Syarat-syarat untuk menjadi anggota Sabha Walaka dan Paruman Syarat-syarat untuk menjadi Pengurus Harian Pusat dan Pengurus

Page | 83
Walaka: Harian Daerah:
a. Warga Negara Indonesia; a. Warga Negara Indonesia;
b. Masih berstatus walaka; b. Masih berstatus walaka;
c. Suami dan/atau istri beragama Hindu; c. Suami dan istri beragama Hindu;
d. Sehat jasmani dan rohani; d. Sehat jasmani dan rohani;
e. Memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran suci Veda; e. Memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran suci Weda;
f. Memiliki intelektualitas, kapasitas, kompetensi, profesionalitas, f. Memiliki profesionalitas, kompetensi, kapasitas, integritas, dan
integritas, dan moralitas; moralitas;
g. Memiliki jiwa dan semangat pengabdian; g. Memiliki jiwa dan semangat pengabdian;
h. Tidak pernah dihukum pidana berdasarkan keputusan pengadilan h. Ketua Umum, Sekretaris Umum, dan Bendahara Umum
yang berkekuatan hukum tetap lebih dari 2 (dua) tahun; dan berdomisili di wilayah sekitar Ibukota Negara;
i. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela. i. Ketua, Sekretaris, dan Bendahara Pengurus Harian Daerah
berdomisili di wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota yang
bersangkutan;
j. Pengurus Harian Kecamatan dan Desa/Kelurahan berdomisili di
wilayah Kecamatan dan Desa/Kelurahan yang bersangkutan;
k. Tidak pernah dihukum pidana berdasarkan keputusan pengadilan
yang berkekuatan hukum tetap lebih dari 2 (dua) tahun; dan
l. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela.

Pasal 8
Syarat-syarat untuk menjadi anggota Majelis Kehormatan:
a. Warga Negara Indonesia;
b. Suami dan istri beragama Hindu;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Pandita atau Walaka dan sudah berusia 60 tahun yang dapat
menjadi teladan dalam menegakkan AD/ART, disiplin, etika dan
peraturan organisasi;
e. Tidak sedang menjabat sebagai Sabha Pandita, Sabha Walaka
atau Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia
f. Memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran suci Weda;
g. Memiliki intelektualitas, kapasitas, kompetensi, profesionalitas,
integritas, dan moralitas;

Page | 84
h. Memiliki jiwa dan semangat pengabdian;
i. Tidak pernah dihukum pidana berdasarkan keputusan pengadilan
yang berkekuatan hukum tetap; dan
j. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela.

BAB IV BAB IV
MASA BHAKTI DAN TATA KERJA MASA BHAKTI DAN TATA KERJA
PENGURUS PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PENGURUS PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
PUSAT PUSAT

Pasal 6 Pasal 9
(1) Dharma Adhyaksa dan Anggota Sabha Pandita diangkat dan 1) Dharma Adhyaksa dan Anggota Sabha Pandita diangkat dan
ditetapkan dalam Mahasabha untuk masa bhakti 5 (lima) tahun. ditetapkan dalam Mahasabha untuk masa bhakti 5 (lima) tahun.
(2) Dharma Adhyaksa memegang jabatan selama 1 (satu) masa 2) Dharma Adhyaksa memegang jabatan selama 1 (satu) masa bhakti,
bhakti, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama
sama hanya untuk satu kali masa bhakti. hanya untuk satu kali masa bhakti.
(3) Sabha Pandita berjumlah 33 (tiga puluh tiga) orang dengan 3) Sabha Pandita berjumlah 33 (tiga puluh tiga) orang dengan
mempertimbangkan kebhinnekaan. mempertimbangkan kebhinnekaan.
(4) Pemilihan Dharma Adhyaksa dan Anggota Sabha Pandita diatur 4) Pemilihan Dharma Adhyaksa dan Anggota Sabha Pandita diatur
melalui mekanisme pemilihan dalam Mahasabha. melalui mekanisme pemilihan dalam Mahasabha.
(5) Dalam melaksanakan tugasnya, Dharma Adhyaksa dibantu oleh 5) Dalam melaksanakan tugasnya, Dharma Adhyaksa dibantu oleh
beberapa Wakil Dharma Adhyaksa yang dipilih dari dan oleh beberapa Wakil Dharma Adhyaksa yang dipilih dari dan oleh
Anggota Sabha Pandita. Anggota Sabha Pandita.
(6) Tata Kerja Sabha Pandita dijabarkan dan diatur lebih lanjut dalam 6) Tata Kerja Sabha Pandita dijabarkan dan diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Organisasi. Peraturan Organisasi.

Pasal 7 Pasal 10
(1) Ketua Umum dan Pengurus Harian lainnya diangkat dan 1) Ketua Sabha Walaka diangkat dan ditetapkan dalam Mahasabha
ditetapkan dalam Mahasabha untuk masa bhakti 5 (lima) tahun. untuk masa bhakti 5 (lima) tahun.
(2) Ketua Umum Pengurus Harian memegang jabatan selama 1 (satu) 2) Ketua Sabha Walaka memegang jabatan selama 1 (satu) masa
masa bhakti, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan bhakti, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang
yang sama hanya untuk satu kali masa bhakti. sama hanya untuk 1 (satu) masa bhakti.

Page | 85
(3) Ketua Umum dibantu oleh seorang Sekretaris Umum, seorang 3) Anggota Sabha Walaka berjumlah 33 (tiga puluh tiga) orang yang
Bendahara Umum, 14 (empat belas) orang Ketua Bidang, 14 memiliki keahlian pada bidang tertentu.
(empat belas) orang Sekretaris, dan 2 (dua) orang Bendahara. 4) Pemilihan Anggota Sabha Walaka diatur melalui mekanisme
(4) Bidang-bidang pada Pengurus Harian Pusat adalah sebagai pemilihan dalam Mahasabha.
berikut: 5) Sabha Walaka dipimpin oleh seorang Ketua dan seorang Sekretaris,
1. Bidang Organisasi. dibantu oleh 8 (delapan) orang Wakil Ketua dan 8 (delapan) orang
2. Bidang Keagamaan dan Spiritualitas. Wakil Sekretaris yang sekaligus menjadi Pimpinan Bidang.
3. Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan. 6) Bidang-bidang dalam Sabha Walaka terdiri atas:
4. Bidang Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya a. Bidang Keagamaan dan Spiritualitas.
Manusia. b. Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan.
5. Bidang Kebudayaan dan Kearifan Lokal. c. Bidang Acara Keagamaan
6. Bidang Kesehatan dan Sosial Kemanusiaan. d. Bidang Pendidikan
7. Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam. e. Bidang Etika Keagaman dan Pengembangan Wawasan
8. Bidang Pemberdayaan Perempuan, Pemuda, dan Perlindungan Multikultural
Anak. f. Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
9. Bidang Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan. Manusia
10. Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Komunikasi Publik. g. Bidang Ideologi dan Kesatuan Bangsa
11. Bidang Hubungan Internasional. h. Bidang Organisasi, Hukum dan Hak Asasi Manusia
12. Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM). 7) Tata Kerja Sabha Walaka dijabarkan dan diatur lebih lanjut dalam
13. Bidang Ideologi dan Kesatuan Bangsa. Peraturan Organisasi.
14. Bidang Sains, Riset, dan Teknologi.
(5) Pemilihan Ketua Umum dan Pengurus Harian diatur melalui
mekanisme pemilihan dalam Mahasabha.
(6) Tata Kerja Pengurus Harian dijabarkan dan diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 8 Pasal 11
(1) Sabha Walaka diangkat dan ditetapkan dalam Mahasabha untuk 1) Ketua Umum dan Pengurus Harian lainnya diangkat dan ditetapkan
masa bhakti 5 (lima) tahun. dalam Mahasabha untuk masa bhakti 5 (lima) tahun.
(2) Anggota Sabha Walaka berjumlah 55 (lima puluh lima) orang 2) Ketua Umum Pengurus Harian memegang jabatan selama 1 (satu)
yang memiliki keahlian pada bidang tertentu. masa bhakti, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan
(3) Pemilihan Pimpinan dan Anggota Sabha Walaka diatur melalui yang sama hanya untuk satu kali masa bhakti.
mekanisme pemilihan dalam Mahasabha. 3) Ketua Umum dibantu oleh seorang Sekretaris Umum, seorang

Page | 86
(4) Sabha Walaka dipimpin oleh seorang Ketua dan seorang Bendahara Umum, 14 (empat belas) orang Ketua Bidang, 14 (empat
Sekretaris, dibantu oleh 4 (empat) orang Wakil Ketua dan 4 belas) orang Sekretaris, dan 2 (dua) orang Bendahara.
(empat) orang Wakil Sekretaris yang sekaligus menjadi Pimpinan 4) Bidang-bidang pada Pengurus Harian Pusat adalah sebagai berikut:
Komisi. a. Bidang Organisasi.
(5) Komisi-komisi dalam Sabha Walaka terdiri atas: b. Bidang Keagamaan dan Spiritualitas.
a. Komisi Keagamaan; c. Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan.
b. Komisi Perekonomian; d. Bidang Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya
c. Komisi Ideologi dan Hukum; dan Manusia.
d. Komisi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. e. Bidang Kebudayaan dan Kearifan Lokal.
(6) Tata Kerja Sabha Walaka dijabarkan dan diatur lebih lanjut dalam f. Bidang Kesehatan dan Sosial Kemanusiaan.
Peraturan Organisasi. g. Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam.
h. Bidang Pemberdayaan Perempuan, Pemuda, dan
Perlindungan Anak.
i. Bidang Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan.
j. Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Komunikasi Publik.
k. Bidang Hubungan Internasional.
l. Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).
m. Bidang Ideologi dan Kesatuan Bangsa.
n. Bidang Sains, Riset, dan Teknologi.
5) Pemilihan Ketua Umum dan Pengurus Harian diatur melalui
mekanisme pemilihan dalam Mahasabha.
6) Tata Kerja Pengurus Harian dijabarkan dan diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Organisasi.

Pasal 12
1) Majelis Kehormatan diangkat dan ditetapkan dalam Mahasabha
untuk masa bhakti 5 (lima) tahun.
2) Majelis Kehormatan memegang jabatan selama 1 (satu) masa
bhakti, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang
sama hanya untuk 1 (satu) masa bhakti.
3) Majelis Kehormatan berjumlah 9 (sembilan) orang, terdiri dari
seorang Ketua, seorang Sekretaris dan 7 (tujuh) orang Anggota .
4) Anggota Majelis Kehormatan diusulkan oleh Sabha Pandita, Sabha

Page | 87
Walaka dan Pengurus Harian, masing-masing 3 (tiga) orang.
5) Pemilihan Ketua Majelis Kehormatan dipilih dari dan oleh anggota
Majelis Kehormatan
8) Tata Kerja Majelis Kehormatan dijabarkan dan diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Organisasi.

BAB V BAB V
MASA BHAKTI DAN TATA KERJA MASA BHAKTI DAN TATA KERJA
PENGURUS PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PENGURUS PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
DAERAH DAERAH

Pasal 9 Pasal 13
(1) Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi dan 1) Jumlah Anggota Paruman Pandita disesuaikan dengan kebutuhan
Kabupaten/Kota diangkat dan ditetapkan dalam Lokasabha untuk sebanyak-banyaknya 11 (sebelas) orang.
masa bhakti 5 (lima) tahun. 2) Jumlah Anggota Paruman Walaka disesuaikan dengan kebutuhan
(2) Pengurus Harian dipimpin oleh Ketua. sebanyak-banyaknya 11 (sebelas) orang.
(3) Ketua Pengurus Harian memegang jabatan selama 1 (satu) masa
bhakti, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang Pasal 14
sama, hanya untuk satu kali masa bhakti. 1) Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi dan
(4) Ketua dibantu oleh seorang Sekretaris, seorang Bendahara, Kabupaten/Kota diangkat dan ditetapkan dalam Lokasabha untuk
beberapa orang Wakil Ketua, beberapa orang Wakil Sekretaris masa bhakti 5 (lima) tahun.
dan beberapa orang Wakil Bendahara. 2) Pengurus Harian dipimpin oleh Ketua.
(5) Pengurus Harian dapat membentuk bidang-bidang yang 3) Ketua Pengurus Harian memegang jabatan selama 1 (satu) masa
dibutuhkan dengan berpedoman pada nomenklatur berikut: bhakti, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang
a. Bidang Organisasi. sama, hanya untuk satu kali masa bhakti.
b. Bidang Keagamaan dan Spiritualitas. 4) Ketua dibantu oleh seorang Sekretaris, seorang Bendahara,
c. Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan. beberapa orang Wakil Ketua, beberapa orang Wakil Sekretaris dan
d. Bidang Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya beberapa orang Wakil Bendahara.
Manusia. 5) Pengurus Harian dapat membentuk bidang-bidang yang dibutuhkan
e. Bidang Kebudayaan dan Kearifan Lokal. dengan berpedoman pada nomenklatur berikut:
f. Bidang Kesehatan dan Sosial Kemanusiaan. a. Bidang Organisasi.
g. Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam. b. Bidang Keagamaan dan Spiritualitas.
h. Bidang Pemberdayaan Perempuan, Pemuda, dan Perlindungan c. Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan.

Page | 88
Anak. d.
Bidang Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya
i. Bidang Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan. Manusia.
j. Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Komunikasi Publik. e. Bidang Kebudayaan dan Kearifan Lokal.
k. Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM). f. Bidang Kesehatan dan Sosial Kemanusiaan.
l. Bidang Ideologi dan Kesatuan Bangsa. g. Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam.
m. Bidang Sains, Riset, dan Teknologi. h. Bidang Pemberdayaan Perempuan, Pemuda, dan
(6) Pemilihan Ketua dan penyusunan Pengurus Harian diatur melalui Perlindungan Anak.
mekanisme pemilihan dalam Lokasabha. i. Bidang Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan.
(7) Tata Kerja Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia j. Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Komunikasi Publik.
Provinsi dan Kabupaten/Kota dijabarkan dan diatur lebih lanjut k. Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).
dalam Peraturan Organisasi. l. Bidang Ideologi dan Kesatuan Bangsa.
m. Bidang Sains, Riset, dan Teknologi.
Pasal 10 6) Pemilihan Ketua dan penyusunan Pengurus Harian diatur melalui
(1) Jumlah Anggota Paruman Pandita disesuaikan dengan kebutuhan mekanisme pemilihan dalam Lokasabha.
sebanyak-banyaknya 11 (sebelas) orang. 7) Tata Kerja Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia
(2) Jumlah Anggota Paruman Walaka disesuaikan dengan kebutuhan Provinsi dan Kabupaten/Kota dijabarkan dan diatur lebih lanjut
sebanyak-banyaknya 11 (sebelas) orang. dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 15
Pasal 11 1) Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan atau
(1) Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan Desa/Kelurahan diangkat dan ditetapkan dalam Pesamuhan Alit
atau Desa/Kelurahan diangkat dan ditetapkan dalam Pesamuhan untuk masa bhakti 5 (lima) tahun.
Alit untuk masa bhakti 5 (lima) tahun. 2) Pengurus Harian dipimpin oleh Ketua.
(2) Pengurus Harian dipimpin oleh Ketua. 3) Ketua Pengurus Harian memegang jabatan selama 1 (satu) masa
(3) Ketua Pengurus Harian memegang jabatan selama 1 (satu) masa bhakti, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang
bhakti, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa bhakti.
sama, hanya untuk satu kali masa bhakti. 4) Ketua dibantu oleh seorang Sekretaris, seorang Bendahara,
(4) Ketua dibantu oleh seorang Sekretaris, seorang Bendahara, beberapa orang Wakil Ketua, beberapa orang Wakil Sekretaris dan
beberapa orang Wakil Ketua, beberapa orang Wakil Sekretaris beberapa orang Wakil Bendahara.
dan beberapa orang Wakil Bendahara. 5) Ketua dibantu oleh seorang Sekretaris, seorang Bendahara,
(5) Ketua dibantu oleh seorang Sekretaris, seorang Bendahara, beberapa orang Wakil Ketua, beberapa orang Wakil Sekretaris dan
beberapa orang Wakil Ketua, beberapa orang Wakil Sekretaris beberapa orang Wakil Bendahara.
dan beberapa orang Wakil Bendahara. 6) Pemilihan Ketua dan penyusunan Pengurus Harian diatur melalui

Page | 89
(6) Pemilihan Ketua dan penyusunan Pengurus Harian diatur melalui mekanisme pemilihan dalam Pesamuhan Alit.
mekanisme pemilihan dalam Pesamuhan Alit.

BAB VI BAB VI
HILANGNYA KEANGGOTAAN HILANGNYA KEANGGOTAAN
PENGURUS PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PENGURUS PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

Pasal 12 Pasal 16
Hilangnya keanggotaan Sabha Pandita, Pengurus Harian Pusat, Hilangnya keanggotaan Sabha Pandita, Sabha Walaka, Pengurus
Sabha Walaka, Pengurus Harian Daerah, Paruman Pandita, dan Harian Pusat, Majelis Kehormatan, Pengurus Harian Daerah, Paruman
Paruman Walaka disebabkan karena: Pandita, dan Paruman Walaka disebabkan karena:
a. Meninggal dunia; a. Meninggal dunia;
b. Berhalangan tetap; b. Berhalangan tetap;
c. Mengundurkan diri; dan c. Mengundurkan diri; dan
d. Tidak lagi memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam d. Tidak lagi memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam
Bab III Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5 Anggaran Rumah Tangga. Bab III Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7 dan Pasal 8 Anggaran Rumah
Tangga.

BAB VII BAB VII


MAHASABHA MAHASABHA

Pasal 13 Pasal 17
(1) Mahasabha dinyatakan sah bila dihadiri oleh lebih dari 2/3(dua 1) Mahasabha dinyatakan sah bila dihadiri oleh lebih dari 2/3(dua per
per tiga) dari jumlah Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi. tiga) dari jumlah Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi.
(2) Ketetapan/Keputusan Mahasabha dinyatakan sah bila sidang 2) Ketetapan/Keputusan Mahasabha dinyatakan sah bila sidang
Mahasabha dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) Mahasabha dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari
dari Peserta Mahasabha. Peserta Mahasabha.
(3) Sebelum terpilih Pimpinan Sidang, Mahasabha dipimpin oleh 3) Sebelum terpilih Pimpinan Sidang, Mahasabha dipimpin oleh
Pimpinan Sidang Sementara dengan tugasnya hanya membuka Pimpinan Sidang Sementara dengan tugasnya hanya membuka
sidang paripurna dan memilih Pimpinan Sidang Mahasabha. sidang paripurna dan memilih Pimpinan Sidang Mahasabha.

Page | 90
Pasal 14 Pasal 18
(1) Mahasabha dihadiri oleh Peserta dan Peninjau. 1) Mahasabha dihadiri oleh Peserta dan Peninjau.
(2) Peserta Mahasabha terdiri atas: 2) Peserta Mahasabha terdiri atas:
a. Anggota Sabha Pandita; a. Anggota Sabha Pandita;
b. Pengurus Harian Pusat dan Ketua Badan/Lembaga serta b. Anggota Sabha Walaka;
Yayasan yang dibentuk Pengurus Harian Pusat; c. Pengurus Harian Pusat dan Ketua Badan/Lembaga serta
c. Anggota Sabha Walaka; Yayasan yang dibentuk Pengurus Harian Pusat;
d. Utusan Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi; d. Anggota Majelis Kehormatan;
e. Utusan Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten/Kota; e. Utusan Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi;
f. Utusan Sampradaya yang berbentuk Organisasi, f. Utusan Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten/Kota;
Lembaga/Badan yang bernafaskan Hindu berskala nasional g. Utusan Organisasi, Lembaga/Badan yang berdasarkan Hindu
dan direkomendasikan oleh Pengurus Harian Parisada Hindu berskala nasional dan direkomendasikan oleh Pengurus Harian
Dharma Indonesia Pusat; Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat;
g. Utusan Instansi tingkat pusat terkait yang berhubungan h. Utusan Instansi tingkat pusat terkait yang berhubungan dengan
dengan pelayanan dan pembinaan Umat Hindu. pelayanan dan pembinaan Umat Hindu.
(3) Peninjau Mahasabha terdiri atas: 3) Peninjau Mahasabha terdiri atas:
a. Utusan Instansi terkait yang berhubungan dengan pelayanan a. Utusan Instansi terkait yang berhubungan dengan pelayanan
dan pembinaan Umat Hindu. dan pembinaan Umat Hindu.
b. Utusan sampradaya yang berbentuk organisasi, forum, b. Utusan organisasi, forum, lembaga, badan, dan yayasan
lembaga, badan, dan yayasan bernafaskan Hindu yang berdasarkan Hindu dan direkomendasikan oleh Pengurus
mendaftar ke Parisada Hindu Dharma Indonesia. Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat
(4) Jumlah utusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e, f, g, 4) Jumlah utusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e, f, g, h,
h, dan ayat (3), ditentukan oleh Pengurus Harian Parisada Hindu dan ayat (3), ditentukan oleh Pengurus Harian Parisada Hindu
Dharma Indonesia Pusat atas usulan Panitia Mahasabha. Dharma Indonesia Pusat atas usulan Panitia Mahasabha.

Pasal 15 Pasal 19
(1) Peserta Mahasabha memiliki hak: 1) Peserta Mahasabha memiliki hak:
a. Hak bicara; a. Hak bicara;
b. Hak suara, termasuk hak memilih; b. Hak suara; dan
c. Hak dipilih. c. Hak memilih dan hak dipilih.
(2) Peninjau Mahasabha memiliki hak: 2) Peninjau Mahasabha memiliki hak:
a. Hak bicara; dan a. Hak bicara; dan

Page | 91
b. Hak dipilih. b. Hak dipilih.

BAB VIII BAB VIII


PESAMUHAN AGUNG PESAMUHAN AGUNG

Pasal 16 Pasal 20
(1) Pesamuhan Agung dihadiri oleh: 1) Pesamuhan Agung dihadiri oleh:
a. Sabha Pandita; a. Sabha Pandita;
b. Pengurus Harian Pusat; b. Sabha Walaka;
c. Sabha Walaka; c. Pengurus Harian Pusat;
d. Utusan Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi; d. Majelis Kehormatan;
e. Utusan Sampradaya yang berbentuk Organisasi, e. Utusan Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi;
Lembaga/Badan yang bernafaskan Hindu berskala nasional f. Utusan Organisasi, Lembaga/Badan yang berdasarkan Hindu
dan direkomendasikan oleh Pengurus Harian Parisada Hindu berskala nasional dan direkomendasikan oleh Pengurus Harian
Dharma Indonesia Pusat; Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat;
f. Utusan Instansi tingkat pusat terkait yang berhubungan g. Utusan Instansi tingkat pusat terkait yang berhubungan dengan
dengan pelayanan dan pembinaan Umat Hindu. pelayanan dan pembinaan Umat Hindu.
(2) Jumlah Utusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, f, 2) Jumlah Utusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, f, dan
dan g ditentukan oleh Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma g ditentukan oleh Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma
Indonesia Pusat. Indonesia Pusat.

BAB IX BAB IX
LOKASABHA DAN PESAMUHAN MADYA LOKASABHA DAN PESAMUHAN MADYA

Pasal 17 Pasal 21
(1) Lokasabha dihadiri oleh Peserta dan Peninjau. 1) Lokasabha dihadiri oleh Peserta dan Peninjau.
(2) Peserta Lokasabha terdiri atas: 2) Peserta Lokasabha terdiri atas:
a. Pengurus Harian, Paruman Pandita, dan Paruman Walaka a. Pengurus Harian, Paruman Pandita, dan Paruman Walaka
Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota yang bersangkutan; yang bersangkutan;
b. Utusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia 1 b. Utusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia 1
(satu) tingkat di bawahnya; (satu) tingkat di bawahnya;
c. Utusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia 1 c. Utusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia 1

Page | 92
(satu) tingkat di atasnya; (satu) tingkat di atasnya;
d. Utusan sampradaya yang berbentuk organisasi, forum, d. Utusan organisasi, forum, lembaga, badan, dan yayasan
lembaga, badan, dan yayasan bernafaskan Hindu dan berdasarkan Hindu dan direkomendasikan oleh Pengurus Harian
direkomendasikan oleh Pengurus Harian Parisada Hindu Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota
Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota yang yang bersangkutan; dan
bersangkutan; dan e. Utusan Instansi terkait yang berhubungan dengan pelayanan dan
e. Utusan Instansi terkait yang berhubungan dengan pelayanan pembinaan Umat Hindu di daerah.
dan pembinaan Umat Hindu di daerah. 3) Peninjau Lokasabha adalah pemuka/tokoh masyarakat daerah dan
(3) Peninjau Lokasabha adalah pemuka/tokoh masyarakat daerah dan undangan yang direkomendasikan oleh Pengurus Harian Parisada
undangan yang direkomendasikan oleh Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota yang
Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
bersangkutan. 4) Jumlah utusan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf b, c, d, e dan
(4) Jumlah utusan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf b, c, d, e dan ayat (3) ditentukan oleh Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma
ayat (3) ditentukan oleh Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

Pasal 18 Pasal 22
(1) Peserta Lokasabha memiliki hak: 1) Peserta Lokasabha memiliki hak:
a. Hak bicara; a. Hak bicara;
b. Hak suara, termasuk hak memilih; dan b. Hak suara; dan
c. Hak dipilih. c. Hak memilih dan hak dipilih.
(2 ) Peninjau Lokasabha memiliki hak: 2) Peninjau Lokasabha memiliki hak:
a. Hak bicara; dan a. Hak bicara; dan
b. Hak dipilih. b. Hak dipilih.

Pasal 19 Pasal 23
(1) Pesamuhan Madya dihadiri oleh: 1) Pesamuhan Madya dihadiri oleh:
a. Pengurus Harian, Paruman Pandita, dan Paruman Walaka a. Pengurus Harian, Paruman Pandita, dan Paruman Walaka
Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau
Kabupaten/Kota yang bersangkutan; Kabupaten/Kota yang bersangkutan;
b. Utusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia 1 b. Utusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia 1
(satu) tingkat di bawahnya; (satu) tingkat di bawahnya;
c. Utusan sampradaya yang berbentuk organisasi, forum, c. Utusan organisasi, forum, lembaga, badan, dan yayasan

Page | 93
lembaga, badan, dan yayasan bernafaskan Hindu dan berdasarkan Hindu dan direkomendasikan oleh Pengurus
direkomendasikan oleh Pengurus Harian Parisada Hindu Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau
Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota yang Kabupaten/Kota yang bersangkutan; dan
bersangkutan; dan d. Utusan Instansi terkait yang berhubungan dengan pelayanan
d. Utusan Instansi terkait yang berhubungan dengan pelayanan dan pembinaan Umat Hindu di daerah.
dan pembinaan Umat Hindu di daerah. e. Jumlah utusan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b, c, dan
(2) Jumlah utusan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b, c, dan d d ditentukan oleh Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma
ditentukan oleh Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

BAB X BAB X
PESAMUHAN ALIT PESAMUHAN ALIT

Pasal 20 Pasal 24
(1) Pesamuhan Alit dihadiri oleh: 1) Pesamuhan Alit dihadiri oleh:
a. Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia a. Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia
Kecamatan atau Desa/Kelurahan yang bersangkutan; Kecamatan atau Desa/Kelurahan yang bersangkutan;
b. Utusan Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia 1 (satu) b. Utusan Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia 1 (satu)
tingkat di bawahnya, khusus untuk Pesamuhan Alit Parisada tingkat di bawahnya, khusus untuk Pesamuhan Alit Parisada
Hindu Dharma Indonesia Kecamatan; Hindu Dharma Indonesia Kecamatan;
c. Utusan sampradaya yang berbentuk organisasi, forum, c. Utusan organisasi, forum, lembaga, badan, dan yayasan
lembaga, badan, dan yayasan bernafaskan Hindu dan berdasarkan Hindu dan direkomendasikan oleh Pengurus
direkomendasikan oleh Pengurus Harian Parisada Hindu Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan atau
Dharma Indonesia Kecamatan atau Desa/Kelurahan yang Desa/Kelurahan yang bersangkutan.
bersangkutan. 2) Jumlah utusan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b dan c
(2) Jumlah utusan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b dan c ditentukan oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan atau
ditentukan oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan Desa/Kelurahan yang bersangkutan.
atau Desa/Kelurahan yang bersangkutan.

Page | 94
BAB XI BAB XI
TATA URUTAN PERATURAN TATA URUTAN PERATURAN

Pasal 21 Pasal 25
Tata Urutan Peraturan Parisada Hindu Dharma Indonesia adalah: Tata Urutan Peraturan Parisada Hindu Dharma Indonesia adalah:
a. Ketetapan/Keputusan Mahasabha; a. Ketetapan/Keputusan Mahasabha;
b. Bhisama; b. Bhisama;
c. Keputusan Pesamuhan Agung; c. Keputusan Pesamuhan Agung;
d. Peraturan Organisasi; d. Peraturan Organisasi;
e. Keputusan Sabha Pandita; e. Keputusan Majelis Kehormatan;
f. Keputusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia f. Keputusan Sabha Pandita;
Pusat; g. Keputusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia
g. Ketetapan/Keputusan Lokasabha Parisada Hindu Dharma Pusat;
Indonesia Provinsi; h. Ketetapan/Keputusan Lokasabha Parisada Hindu Dharma
h. Keputusan Pesamuhan Madya Parisada Hindu Dharma Indonesia Indonesia Provinsi;
Provinsi; i. Keputusan Pesamuhan Madya Parisada Hindu Dharma Indonesia
i. Keputusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi;
Provinsi; j. Keputusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia
j. Ketetapan/Keputusan Lokasabha Parisada Hindu Dharma Provinsi;
Indonesia Kabupaten/Kota; k. Ketetapan/Keputusan Lokasabha Parisada Hindu Dharma
k. Keputusan Pesamuhan Madya Parisada Hindu Dharma Indonesia Indonesia Kabupaten/Kota;
Kabupaten/Kota; l. Keputusan Pesamuhan Madya Parisada Hindu Dharma Indonesia
l. Keputusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten/Kota;
Kabupaten/Kota; m. Keputusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia
m. Keputusan Pesamuhan Alit Kecamatan; Kabupaten/Kota;
n. Keputusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia n. Keputusan Pesamuhan Alit Kecamatan;
Kecamatan; o. Keputusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia
o. Keputusan Pesamuhan Alit Desa/Kelurahan; dan Kecamatan;
p. Keputusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia p. Keputusan Pesamuhan Alit Desa/Kelurahan; dan
Desa/Kelurahan. q. Keputusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia
Desa/Kelurahan.

Page | 95
BAB XII BAB XII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 22 Pasal 26
(1) Setiap Ketetapan/Keputusan yang diambil dalam Sabha 1) Setiap Ketetapan/Keputusan yang diambil dalam Sabha
sebagaimana diatur dalam Pasal 29 Anggaran Dasar diupayakan sebagaimana diatur dalam Pasal 32 Anggaran Dasar diupayakan
dicapai dengan cara musyawarah untuk mufakat. dicapai dengan cara musyawarah untuk mufakat.
(2) Dalam hal cara yang dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai maka 2) Dalam hal cara yang dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai maka
dilakukan dengan pemungutan suara. dilakukan dengan pemungutan suara.

BAB XIII BAB XIII


LEMBAGA/BADAN/YAYASAN LEMBAGA/BADAN/YAYASAN

Pasal 23 Pasal 27
(1) Dalam melaksanaan Tugas Pokoknya, Pengurus Harian Parisada 1) Dalam melaksanaan Tugas Pokoknya, Pengurus Harian Parisada
Hindu Dharma Indonesia dapat membentuk Hindu Dharma Indonesia dapat membentuk
Lembaga/Badan/Yayasan sesuai dengan kebutuhan. Lembaga/Badan/Yayasan sesuai dengan kebutuhan.
(2) Pengangkatan dan pemberhentian serta Tata Kerja Pengurus 2) Pengangkatan dan pemberhentian serta Tata Kerja Pengurus
Lembaga/Badan/Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Lembaga/Badan/Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Pengurus Harian Parisada Hindu ditetapkan dengan Keputusan Pengurus Harian Parisada Hindu
Dharma Indonesia menurut tingkatannya dan sesuai dengan Dharma Indonesia menurut tingkatannya dan sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku. perundang-undangan yang berlaku.
(3) Lembaga/Badan/Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 3) Lembaga/Badan/Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertanggung jawab kepada Pengurus Harian Parisada Hindu bertanggung jawab kepada Pengurus Harian Parisada Hindu
Dharma Indonesia menurut tingkatannya. Dharma Indonesia menurut tingkatannya.
(4) Pembentukan, pelaksanaan, dan manfaat dari kegiatan 4) Pembentukan, pelaksanaan, dan manfaat dari kegiatan
Lembaga/Badan/Yayasan yang dibentuk oleh Pengurus Harian Lembaga/Badan/Yayasan yang dibentuk oleh Pengurus Harian
Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat, dilaporkan dalam Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat, dilaporkan dalam
Pesamuhan Agung dan dipertanggungjawabkan dalam Pesamuhan Agung dan dipertanggungjawabkan dalam Mahasabha.
Mahasabha. 5) Pembentukan, pelaksanaan, dan manfaat dari kegiatan
(5) Pembentukan, pelaksanaan, dan manfaat dari kegiatan Lembaga/Badan/Yayasan yang dibentuk oleh Pengurus Harian
Lembaga/Badan/Yayasan yang dibentuk oleh Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota,

Page | 96
Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota, dilaporkan dalam Pesamuhan Madya dan dipertanggungjawabkan
dilaporkan dalam Pesamuhan Madya dan dipertanggungjawabkan dalam Lokasabha.
dalam Lokasabha. 6) Pembentukan, pelaksanaan, dan manfaat dari kegiatan
(6) Pembentukan, pelaksanaan, dan manfaat dari kegiatan Lembaga/Badan/Yayasan yang dibentuk oleh Pengurus Harian
Lembaga/Badan/Yayasan yang dibentuk oleh Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan atau Desa/Kelurahan,
Parisada Hindu Dharma Indonesia Kecamatan atau dilaporkan dan dipertanggungjawabkan dalam Pesamuhan Alit.
Desa/Kelurahan, dilaporkan dan dipertanggungjawabkan dalam
Pesamuhan Alit.
BAB XIV BAB XIV
SEKRETARIAT PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA SEKRETARIAT PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

Pasal 24 Pasal 28
(1) Dalam menjalankan tugas, fungsi, dan wewenangnya, Parisada 1) Dalam menjalankan tugas, fungsi, dan wewenangnya, Parisada
Hindu Dharma Indonesia Pusat membentuk kesekretariatan yang Hindu Dharma Indonesia Pusat membentuk kesekretariatan yang
dipimpin oleh seorang Kepala Sekretariat yang diangkat dan dipimpin oleh seorang Kepala Sekretariat yang diangkat dan
diberhentikan oleh Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma diberhentikan oleh Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma
Indonesia Pusat. Indonesia Pusat.
(2) Sekretariat Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat 2) Sekretariat Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat berkedudukan
berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia. di Ibukota Negara Republik Indonesia.
(3) Struktur Organisasi dan Personalia Sekretariat Parisada Hindu 3) Struktur Organisasi dan Personalia Sekretariat Parisada Hindu
Dharma Indonesia Pusat ditetapkan dengan Keputusan Pengurus Dharma Indonesia Pusat ditetapkan dengan Keputusan Pengurus
Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat. Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat.

Pasal 25 Pasal 29
(1) Dalam menjalankan tugas, fungsi, dan wewenangnya, Parisada 1) Dalam menjalankan tugas, fungsi, dan wewenangnya, Parisada
Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota membentuk
membentuk kesekretariatan yang dipimpin oleh seorang Kepala kesekretariatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Sekretariat yang
Sekretariat yang diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus Harian diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus Harian Parisada Hindu
Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota. Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota.
(2) Sekretariat Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau 2) Sekretariat Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi atau
Kabupaten/Kota berkedudukan di Ibukota Provinsi atau Kabupaten/Kota berkedudukan di wilayah Provinsi atau
Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
(3) Struktur Organisasi dan Personalia Sekretariat Parisada Hindu 3) Struktur Organisasi dan Personalia Sekretariat Parisada Hindu

Page | 97
Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota ditetapkan Dharma Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota ditetapkan dengan
dengan Keputusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Keputusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia
Indonesia Provinsi atau Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Provinsi atau Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

BAB XV BAB XV
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 26 Pasal 30
(1) Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat diubah melalui 1) Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat diubah melalui
Mahasabha. Mahasabha.
(2) Keputusan untuk mengubah Anggaran Rumah Tangga 2) Keputusan untuk mengubah Anggaran Rumah Tangga sebagaimana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hanya dapat diambil bila dimaksud pada ayat (1), hanya dapat diambil bila Mahasabha
Mahasabha dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
dari jumlah Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi yang ada. Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi.
(3) Keputusan atas perubahan Anggaran Rumah Tangga adalah sah 3) Keputusan atas perubahan Anggaran Rumah Tangga adalah sah bila
bila disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
jumlah peserta yang hadir dalam Mahasabha. peserta yang hadir dalam Mahasabha.

BAB XVI BAB XVI


KETENTUAN PENUTUP ATURAN TAMBAHAN

Pasal 27 Pasal 31
Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga, diatur Ketentuan yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga merupakan
lebih lanjut dengan Peraturan Organisasi. bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan yang diatur dalam
Anggaran Dasar Parisada Hindu Dharma Indonesia

BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 32
Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga, diatur

Page | 98
lebih lanjut dengan Peraturan Organisasi.

Pasal 28 Pasal 33
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
PIMPINAN SIDANG
Ketua

Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba


Wakil Ketua

Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag.


Anggota Anggota

Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya Ir. I Ketut Parwata


Anggota

Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut Untung Yoga, S.H., M.M

Page | 99
KEPUTUSAN
PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
Nomor: 08/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VIII/2021

tentang

RANCANGAN PROGRAM UMUM


PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA TAHUN 2021 - 2026

Atas Asung Kertha Waranugraha Hyang Widhi Waśa


PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

Menimbang : a. bahwa Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia


merupakan Rapat Kerja Nasional, diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam 5 (lima) tahun;
b. bahwa Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia tahun
2021 dilaksanakan menjelang Mahasabha XII Parisada Hindu
Dharma Indonesia sehingga secara strategis diharapkan dapat
menyiapkan materi Mahasabha XII agar dapat berjalan tertib dan
lancar;
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas maka dipandang
perlu untuk membahas Rancangan Program Umum Parisada
Hindu Dharma Indonesia Masa Bhakti 2021 - 2026 pada
Pesamuhan Agung tahun 2021 untuk dibahas dan ditetapkan pada
Mahasabha XII Parisada Hindu Dharma Indonesia.
Mengingat : 1. Ketetapan Mahasabha X Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: III/TAP/MAHASABHA X/2011 tentang Grand Design
Hindu Dharma Indonesia.
2. Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: II/TAP/MAHASABHA XI/2016 tentang Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Parisada Hindu Dharma Indonesia.
3. Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: III/TAP/MAHASABHA XI/2016 tentang Program Umum
Parisada Hindu Dharma Indonesia.
4. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: 01/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 Tentang
Jadwal Acara Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma
Indonesia Tahun 2021
5. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: 02/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 Tentang Tata
Tertib Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021
Memperhatikan : Pendapat, pandangan, dan usul yang disampaikan dalam Sidang
Paripurna Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 tanggal 31 Juli s/d 1 Agustus 2021.

Page | 100
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN PESAMUHAN AGUNG TENTANG RANCANGAN
PROGRAM UMUM PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
TAHUN 2021 - 2026.
Pertama : Rancangan Program Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia Masa
Bhakti 2021 - 2026 merupakan Keputusan Pesamuhan Agung untuk
dibahas lebih lanjut dalam Mahasabha XII Parisada Hindu Dharma
Indonesia.
Kedua : Rancangan sebagaimana dimaksud pada diktum pertama terdapat
pada lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
Ketiga : Bila kemudian hari terdapat kesalahan dalam Keputusan ini akan
ditinjau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 1 Agustus 2021

PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
PIMPINAN SIDANG
Ketua

Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba

Wakil Ketua

Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag.

Anggota Anggota

Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya Ir. I Ketut Parwata

Anggota

Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut Untung Yoga, S.H., M.M.

Page | 101
Lampiran:
Keputusan Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: 08/KEP/Pesamuhan Agung
PHDI/VIII/2021
Tentang: Rancangan Program Umum
Parisada Hindu Dharma Indonesia
Masa Bhakti 2021-2026

RANCANGAN PROGRAM UMUM


PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
MASA BHAKTI 2021-2026
I. PENGANTAR

1. Program Umum didasari oleh 3 (tiga) hal, yaitu:


a. Situasi, kondisi, dan kebutuhan umat Hindu saat ini dan dimasa yang akan
datang;
b. Dinamika Parisada Hindu Dharma Indonesia; dan
c. Strategi yang sudah dirancang di dalam Grand Design Hindu Dharma Indonesia
(GDHDI).
2. Sasaran program umum mengacu kepada sasaran jangka menengah GDHDI, yang
pada Masa Bhakti 2021-2026 akan memasuki fase aktualisasi dan kontribusi dengan
sasaran optimalisasi gerakan umat.

3. Program Umum yang ditetapkan dalam Mahasabha XII harus ditindaklanjuti menjadi
Program Kerja oleh Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat maupun
Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia Daerah.

II. STRATEGI DAN PROGRAM UMUM

Strategi pencapaian visi Parisada Hindu Dharma Indonesia diselaraskan dengan strategi yang
dituangkan dalam Empat Pilar Grand Design Hindu Dharma Indonesia (GDHDI), yaitu:
1. Pilar 1: Aktualisasi Nilai-nilai
2. Pilar 2: Revitalisasi Sumber Daya
3. Pilar 3: Profesionalisasi Organisasi
4. Pilar 4: Kolaborasi Kelembagaan

Berpedoman pada Parisada Hindu Dharma Indonesia sebagai Majelis Tertinggi Agama Hindu
di Indonesia dalam peran utamanya sebagai lembaga bhisama dan pembinaan keagamaan,
baik dalam Dharma Agama dan Dharma Negara, maka Program Umum Parisada Hindu
Dharma Indonesia Masa Bhakti 2021-2026 adalah sebagai berikut:

Page | 102
III. PROGRAM UMUM
NO PILAR PEMBIDANGAN PROGRAM UMUM
STRATEGI
1. Pilar 1: Keagamaan dan Spiritualitas - Melakukan internalisasi nilai-
Aktualisasi nilai Hindu melalui program
Nilai-nilai Dharma Yatra Sevanam ke
kantong-kantong umat di
seluruh Indonesia baik secara
daring maupun luring dengan
memberi penghargaan pada
kearifan lokal
- Revitalisasi fungsi candi dan
warisan budaya bernuansa Hindu
lainnya.
- Aktualisasi nilai-niai kearifan
lokal dalam semua ekspresi
keagamaan Hindu
Hukum dan Hak Asasi - Perumusan dan penyebarluasan
Manusia konsepsi nilai-nilai Hindu dalam
penyusunan kebijakan dan
perundang-undangan serta
keputusan dalam pengelolaan
Negara.
- Menggali dan merumuskan
Sistem Hukum Hindu (Dharma
Sastra).
- Memperjuangkan hak-hak asasi
umat Hindu dalam beribadat,
kesetaraan perlakuan hukum
umat Hindu sebagai warga
negara
- Membentuk lembaga bantuan
hukum di masing-masing PHDI
provinsi atau regional.
Ideologi dan Kesatuan - Penyebarluasan nilai-nilai Hindu
Bangsa (Dharma Agama dan Dharma
Negara) menjadi konsep ideologi
berbangsa dan bernegara.
- Peneguhan 4 (empat) konsensus
nasional: Pancasila, UUD NRI
1945, NKRI, dan Bhinneka
Tunggal Ika dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
- Meningkatkan kerukunan intern
umat, antarumat beragama dan
antarumat beragama dengan
pemerintah berbasis tat tvam asi
dan tri hita karana dalam rangka
tetap tegaknya NKRI.

Page | 103
NO PILAR PEMBIDANGAN PROGRAM UMUM
STRATEGI
Sains, Riset, dan Teknologi - Penggalian dan perumusan nilai-
nilai Hindu dalam menyikapi
kemajuan sains, riset, dan
teknologi.
- Meningkatkan pelaksanaan
kajian dan memanfaatkan hasil
kajian tersebut untuk kemajuan
umat manusia.
- Pemanfaatan sains, riset, dan
teknologi untuk penyebarluasan
ajaran Dharma dan kesejahteraan
umat manusia.
2. Pilar 2: Ekonomi dan Kesejahteraan - Merumuskan konsep blueprint
Revitalisasi dan sistem ekonomi Hindu,
Sumber Daya dengan beberapa pilot project di
beberapa daerah strategis.
- Mendampingi dan mengarahkan
organisasi gerakan yang berperan
dalam pengembangan ekonomi,
guna membangun upaya-upaya
kemandirian ekonomi umat.
- Optimalisasi peran BDDN dalam
menghimpun dana umat untuk
mendukung ekonomi dan
kesejahteraan umat, serta
mengkaji dan merumuskan
sistem, baik sistem
penghimpunan, pemberdayaan
umat, dan penyaluran dana umat.
- Revitalisasi semangat gotong
royong untuk kesejahteraan
bersama
Pendidikan dan - Berkolaborasi dalam
Pengembangan Sumber Daya mengimplementasikan PP
Manusia Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan,
dengan Direkorat Bimmas Hindu
untuk pendidikan dan
pengembangan sumber daya
manusia Hindu.
- Berkolaborasi dalam
mengimplementasikan dengan
Ditjen Bimas Hindu Kemenag RI
sistem Pendidikan Hindu
berlandasakan PMA 56 tahun
2014 sebagaimana yang telah
dirubah dalam PMA 10 tahun

Page | 104
NO PILAR PEMBIDANGAN PROGRAM UMUM
STRATEGI
2020
- Mensosialisasikan panduan
(juklak dan juknis) sistem
pendidikan Hindu menindak
lanjuti PMA 56 tahun 2014
sebagaimana yang telah dirubah
dalam PMA 10 tahun 2020
- Membuat pilot project
implementasikan konsep sistem
pendidikan Hindu sesuai PMA
56/2014.
- Mereview buku-buku agama dan
keagamaan bagi siswa dan
mahasiswa Hindu sesuai
tingkatannya.
Kebudayaan dan Kearifan - Penghargaan, penguatan dan
Lokal melindungi kearifan budaya
lokal dalam pratek-praktek
keagamaan Hindu.
- Penyebarluasan konsepsi
pembangunan dan
pengembangan model
Masyarakat Berbasis Nilai-nilai
Hindu.
Kesehatan dan Sosial - Penyebarluasan nilai-nilai Hindu
Kemanusiaan, tentang perilaku dan budaya
hidup bersih dan sehat (PHBS).
- Merumuskan konsepsi dan
penyebarluasan gaya hidup
Ayurveda.
- Merumuskan, memperkenalkan,
dan penyebarluasan nilai-nilai
Tat Tvam Asi sebagai “Gerakan
Nasional Menyayangi
Kehidupan”
- Merumuskan konsep hidup
damai dalam kondisi pandemi
dengan menerapkan gerakan
masyarakat hidup sehat, adaptasi
kebiasaan baru agar tetap
produktif di masa pandemi.
Lingkungan Hidup dan - Proaktif mendorong ”Gerakan
Sumber Daya Alam Nasional Lingkungan Hidup”
berbasis Tri Hita Karana
sebagai gerakan nasional Bangsa
Indonesia
- Merumuskan konsep
pengelolaan Sumber Daya Alam

Page | 105
NO PILAR PEMBIDANGAN PROGRAM UMUM
STRATEGI
yang berkelanjutan berbasis Tri
Hita Karana
Pemberdayaan Perempuan, - Penyebarluasan konsepsi
Pemuda, dan Perlindungan kesetaraan dan kemitraan
Anak perempuan menurut Hindu
dalam membangun peradaban
Dharma.
- Penyebarluasan konsepsi yowana
(pemuda) sebagai agen
perubahan dalam membangun
peradaban Dharma.
- Penyebarluasan konsepsi hak dan
kewajiban, dan perlindungan
Suputra (anak yang baik) sebagai
bagian integral membangun
Keluarga Sukhinah dalam
membangun peradaban Dharma.
3. Pilar 3: Organisasi - Meningkatkan berjalannya
Profesionalis mekanisme dan kelengkapan
asi infrastruktur organisasi.
Organisasi - Meningkatkan tata kelola
organisasi yang efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel.
4. Pilar 4: Hubungan Antar Agama dan Pemantapan komunikasi dan
Kolaborasi Kepercayaan kerjasama lintas agama dan
Kelembagaan kepercayaan dalam rangka
membangun perdamaian, kerukunan,
dan keharmonisan.
Hubungan Antar Lembaga - Membangun, meningkatkan, dan
dan Komunikasi Publik memperkuat hubungan antar
elemen dan organisasi Hindu.
- Membangun, meningkatkan, dan
memperkuat hubungan dan
kerjasama dengan lembaga
pemerintah terkait.
- Meningkatkan citra positif
organisasi dan agama Hindu
melalui berbagai media dan
lembaga komunikasi publik.

Page | 106
NO PILAR PEMBIDANGAN PROGRAM UMUM
STRATEGI
Hubungan Internasional - Membangun jaringan dan
kerjasama dengan Hindu Parisad
atau organisasi Hindu sejenis
baik secara bilateral, regional,
dan internasional.
- Revitalisasi World Hindu
Parisad– yang pembentukannya
difasilitasi oleh PHDI Pusat–
sebagai organisasi internasional
untuk meningkatkan peran,
kontribusi nyata dalam
membangun peradaban dharma.
- Memperkuat kerjasama lintas
agama dan kepercayaan baik
secara bilateral maupun regional
dan internasional.

Ditetapkan di: Jakarta


Pada tanggal : 1 Agustus 2021

PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
PIMPINAN SIDANG
Ketua

Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba

Wakil Ketua

Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag.

Anggota Anggota

Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya Ir. I Ketut Parwata

Anggota

Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut Untung Yoga, S.H., M.M.

Page | 107
KEPUTUSAN
PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
Nomor: 09/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VIII/2021

tentang

RANCANGAN REKOMENDASI BIDANG AGAMA DAN KEAGAMAAN


PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

Atas Asung Kertha Waranugraha Hyang Widhi Waśa


PESAMUHAN AGUNG PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

Menimbang : a. bahwa Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia


merupakan Rapat Kerja Nasional, diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam 5 (lima) tahun;
b. bahwa Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
tahun 2021 dilaksanakan menjelang Mahasabha XII Parisada
Hindu Dharma Indonesia sehingga secara strategis diharapkan
dapat menyiapkan materi Mahasabha XII agar dapat berjalan
tertib dan lancar;
c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas maka dipandang
perlu untuk membahas Rancangan Rekomendasi Bidang Agama
dan Keagamaan Parisada Hindu Dharma Indonesia pada
Pesamuhan Agung tahun 2021 untuk dibahas dan ditetapkan pada
Mahasabha XII Parisada Hindu Dharma Indonesia.
Mengingat : 1. Ketetapan Mahasabha X Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: III/TAP/MAHASABHA X/2011 tentang Grand Design
Hindu Dharma Indonesia.
2. Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: II/TAP/MAHASABHA XI/2016 tentang Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Parisada Hindu Dharma Indonesia.
3. Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: III/TAP/MAHASABHA XI/2016 tentang Program
Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia.
4. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: 01/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 Tentang
Jadwal Acara Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma
Indonesia Tahun 2021
5. Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: 02/KEP/Pesamuhan Agung PHDI/VII/2021 Tentang Tata
Tertib Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021
Memperhatikan : Pendapat, pandangan, dan usul yang disampaikan dalam Sidang
Paripurna Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia
Tahun 2021 tanggal 31 Juli s/d 1 Agustus 2021.

Page | 108
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN PESAMUHAN AGUNG TENTANG
RANCANGAN REKOMENDASI BIDANG AGAMA DAN
KEAGAMAAN PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA.
Pertama : Rancangan Rekomendasi Bidang Agama dan Keagamaan Parisada
Hindu Dharma Indonesia merupakan Keputusan Pesamuhan Agung
untuk dibahas lebih lanjut dalam Mahasabha XII Parisada Hindu
Dharma Indonesia.
Kedua : Rancangan Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada diktum
pertama terdapat pada lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan ini.
Ketiga : Bila kemudian hari terdapat kesalahan dalam Keputusan ini akan
ditinjau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 1 Agustus 2021

PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
PIMPINAN SIDANG
Ketua

Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba

Wakil Ketua

Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag.

Anggota Anggota

Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya Ir. I Ketut Parwata

Anggota

Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut Untung Yoga, S.H., M.M.

Page | 109
Lampiran:
Keputusan Pesamuhan Agung
Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: 09/KEP/Pesamuhan Agung
PHDI/VIII/2021 Tentang Rancangan
Rekomendasi Bidang Agama dan
Keagamaan Parisada Hindu Dharma
Indonesia

RANCANGAN REKOMENDASI BIDANG AGAMA DAN KEAGAMAAN


PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA

1. Rekomendasi Tindak Lanjut Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma


Indonesia Nomor: IV/TAP/Mahasabha XI/2016 Tentang Menyayangi Kehidupan

Saling mengasihi antar sesama (Tat Tvam Asi) menjadi kebutuhan spiritual dan
sosial pada kehidupan manusia untuk mewujudkan perdamaian dan keharmonisan.
Theology Hindu memposisikan secara terpadu antara cinta dan kasih. Makna kasih
memiliki nilai yang lebih dalam dari pada cinta. Selanjutnya Rekomendasi tentang
Menyayangi Kehidupan untuk terus disosialisasikan oleh PHDI seluruh Indonesia
dalam menguatkan nilai-nilai literasi Agama dan Keagamaan dalam Moderasi
Beragama baik secara internal (antar masyarakat Hindu) maupun secara eksternal
(antara agama Hindu dan pemerintah), sehingga terjalin nilai-nilai bhakti pada
kehidupan spiritual dan sosial melalui implementasi ajaran Catur Marga. Nilai bhakti
tersebut sebagai landasan dalam melaksanakan rekomendasi tentang menyayangi
kehidupan untuk mewujudkan masyarakat Hindu yang damai.

Seluruh masyarakat Hindu sejak dini dari lingkungan keluarga (orangtua)


memiliki kewajiban menjadi teladan bagi putra-putrinya, seluruh masyarakat Hindu,
dan seluruh pemimpin organisasi dan Lembaga pemerintah untuk menjadi teladan
dalam melaksanakan nilai-nilai bhakti pada ajaran Catur Marga sesuai swadharma
masing-masing dalam mewujudkan kedamaian dan keharmonisan.

Sebagai landasan dalam melaksanakan rekomendasi tentang menyayangi


kehidupan untuk mewujudkan masyarakat Hindu yang literat dalam bidang agama dan
keagamaan untuk menguatkan Moderasi Beragama, maka setiap masyarakat Hindu
memiliki kewajiban terhadap:

1) disiplin, bertanggungjawab, dan jujur sebagai implementasi dari ajaran Karma


Marga.
2) Menghargai dan melayani dengan iklas sebagai implementasi dari ajaran Bhakti
Marga.
3) memiliki niat baik, meningkatkan kemampuan diri melalui Paravidya dan
Aparavidya, membangun jejaring antar masyarakat Hindu, antar agama, dan
pemerintah sebagai implementasi dari ajaran Jnana Marga
4) rendah hati, sabar, saling memaafkan sebagai implementasi dari ajaran Raja
Marga Yoga.

Page | 110
2. Rekomendasi Tindak Lanjut Tentang Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu
Dharma Indonesia Nomor: IV/TAP/Mahasabha XI/2016 Tentang Padma
Bhuwana Nusantara

Parisada Hindu Dharma Indonesia sudah membuat ketetapan melalui Mahasabha


XI sesuai ketetapan Nomor: Nomor: IV/TAP/Mahasabha XI/2016 Tentang Padma
Bhuwana Nusantara. Pura dan Kuil yang telah ditetapkan sebagai Padma Bhuwana
Nusantara merupakan milik umat Hindu seluruh Indonesia, yaitu:

1) Pura Agung Surya Bhuwana di Jayapura-Papua;


2) Pura Oebanantha di Kupang-NTT;
3) Pura Luhur Uluwatu di Badung-Bali;
4) Pura Parahyangan Agung Jagat Karttha di Bogor-Jawa Barat;
5) Pura Agung Sriwijaya di Palembang-Sumatera Selatan;
6) Kuil Shree Mariaman di Medan-Sumatera Utara;
7) Pura Agung Giri Jagat Natha di Tarakan-Kalimantan Utara;
8) Pura Agung Jagadhita di Manado-Sulawesi Utara; dan
9) Pura Pitamaha di Palangkaraya-Kalimantan Tengah

Berdasarkan ketetapan tersebut, terhadap kesembilan Pura dan Kuil yang


menjadi Padma Buana Nusantara harus ada petunjuk teknis dan pelaksanaan terhadap
keberadaan dalam operasional ritual upacara sehingga masyarakat memiliki persepsi
dan petunjuk teknis dan pelaksanaan yang jelas dalam operasional spiritual keberadaan
Pura dan Kuil sebagai Padma Buana:

1) Pura dan Kuil yang telah ditetapkan sebagai Padma Bhuwana Nusantara perlu
disiapkan petunjuk teknis dan pelaksanaan operasional yang memuat ketetapan
melalui Mahasabha XI sesuai ketetapan Nomor: Nomor: IV/TAP/Mahasabha
XI/2016 Tentang Padma Bhuwana Nusantara
a. Pura dan Kuil yang telah ditetapkan sebagai Padma Bhuwana Nusantara
menjadi tanggung jawab umat Hindu seluruh Indonesia melalui Parisada
Hindu Dharma Indonesia Pusat dan Pemerintah.
b. Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat dan Pemerintah bersama-sama
dengan Parisada Hindu Dharma Indonesia Daerah bertangungjawab terhadap
biaya pelestarian dan pengelolaan pura dan kuil yang telah ditetapkan sebagai
Padma Bhuwana Nusantara.
c. Pelestarian dan pengelolaan pura dan kuil yang telah ditetapkan sebagai
Padma Bhuwana Nusantara dilakukan oleh umat Hindu di kota masing-
masing bersama Parisada Hindu Dharma Indonesia Kabupaten/Kota di
wilayah tersebut dengan memperhatikan kearifan lokal budaya masyarakat
setempat.
d. Dalam upaya pelestarian Pura dan Kuil yang telah ditetapkan sebagai Padma
Bhuwana Nusantara, Parisada Hindu Dharma Indonesia dapat memohon
dukungan dari Pemerintah Daerah setempat.
2) Teknis dan pelaksanaan lainya terkait pelestarian dan pengelolaan pura dan kuil
yang telah ditetapkan sebagai Padma Bhuwana Nusantara ditetapkan dalam
bentuk yang sederhana dengan memperhatikan kearifan lokal budaya masyarakat
setempat.

Page | 111
3. Sistem Pendidikan Hindu di Indonesia

Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan


membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan
ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/mata
kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis Pendidikan (Pasal 1 ayat (1) PP Nomor. 55
tahun 2007.

Pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta


didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan
tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama dan mengamalkan ajaran
agamanya (Pasal 1 ayat (2) PP Nomor 55 Tahun 2007).

Berdasarkan uraian pada ketentuan umum pasal 1 (1) PP Nomor 55 tahun 2007,
pendidikan dimaksud, yaitu Pendidikan agama diperoleh pada semua jalur, jenjang,
dan jenis Pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi pada pendidikan
Sekolah umum. Selanjutnya Pendidikan yang dimaksud pada pasal 1 (2) tentang
Pendidikan Keagamaan, yaitu Pendidikan yang sistemnya diatur melalui PMA Nomor
56 tahun 2014 selanjutnya dirubah menjadi PMA Nomor 10 tahun 2020 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 56 tahun 2014 tentang Pendidikan
Keagamaan Hindu.

Ketentuan umum Pasal 1 Peraturan Menteri Agama Nomor 56 tahun 2014


sebagaimana telah diubah dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 10 tahun 2020
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 56 tahun 2014 tentang
Pendidikan Keagamaan Hindu, menyebutkan bahwa Pendidikan Keagamaan Hindu
adalah jalur pendidikan formal dan nonformal dalam wadah Pasraman.
Pasraman Formal adalah jalur pendidikan pasraman yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pasraman Nonformal adalah jalur pendidikan di luar pasraman formal yang
dilaksanakan secara terstruktur.

Pasal 4 Peraturan Menteri Agama Nomor 56 tahun 2014 sebagaimana telah


diubah dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 10 tahun 2020 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 56 tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan
Hindu menguraikan Pasraman formal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a
terdiri atas:
a. Pratama Widya Pasraman;
b. Adi Widya Pasraman;
c. Madyama Widya Pasraman;
d. Utama Widya Pasraman; dan
e. Maha Widya Pasraman

Satuan Pendidikan dari masing-masing tingkatan dijelaskan pada Pasal 5


Peraturan Menteri Agama Nomor 56 tahun 2014 sebagaimana telah diubah dalam
Peraturan Menteri Agama Nomor 10 tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Agama Nomor 56 tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Hindu sebagai
berikut:
a. Satuan pendidikan Pratama Widya Pasraman merupakan pendidikan anak usia
dini diikuti oleh anak yang berusia di bawah 6 (enam) tahun.

Page | 112
b. Satuan pendidikan Adi Widya Pasraman merupakan pendidikan dasar tingkat
Sekolah Dasar yang terdiri atas 6 (enam) tingkat.
c. Satuan pendidikan Madyama Widya Pasraman merupakan pendidikan dasar
tingkat Sekolah Menengah Pertama yang terdiri atas 3 (tiga) tingkat.
d. Satuan pendidikan Utama Widya Pasraman merupakan pendidikan tingkat
Sekolah Menengah Atas yang terdiri atas 3 (tiga) tingkat.
e. Satuan pendidikan Maha Widya Pasraman merupakan pendidikan tingkat
tinggi.

Selanjutnya Penyelenggaraan Pasraman nonformal pada Pasal 21 Peraturan


Menteri Agama Nomor 10 tahun 2020 dijelaskan bahwa Penyelenggaraan Pasraman
nonformal diselenggarakan dalam bentuk pesantian, sad dharma, padepokan, aguron
guron, parampara, gurukula, dan bentuk lain yang sejenis.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor. 55 tahun 2007 tentang Pendidikan


Agama dan Pendidikan Keagamaan dan Peraturan Menteri Agama Nomor 10 tahun
2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 56 tahun 2014
tentang Pendidikan Keagamaan Hindu pada tahapan implementasi sistem Pendidikan
Hindu agar terus diberikan penguatan dalam implementasi berdasarkan ketentuan
yang berlaku dengan tindak lanjut sebagai berikut:

1) Mensosialisasikan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor. 55 tahun 2007 tentang


Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan dan Peraturan Menteri Agama
Nomor 10 tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor
56 tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Hindu;
2) Mengimplementasikan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor. 55 tahun 2007 dan
Peraturan Menteri Agama Nomor 10 tahun 2020 bekerjasama dengan lintas
Lembaga internal Hindu dan pemerintah baik pusat maupun pemerintah daerah;
dan
3) Sistem Pendidikan Hindu Nusantara dalam pengembangan kurikulumnya wajib
memiliki muatan lokal sesuai dengan daerah masing-masing.
4) Mengusulkan kepada PHDI untuk mengatur strategi pembangunan pasraman yang
efektif dan efisien.

4. Rekomendasi Tindak Lanjut Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma


Indonesia Nomor: IV/TAP/Mahasabha XI/2016 Tentang Pengangkatan Guru
Agama Hindu di Sekolah Umum

Guru memegang peranan penting dalam suksesnya sebuah lembaga pendidikan


dalam memajukan siswa-siswanya agar bertumbuh kembang secara kecerdasan,
emosi, akal budi, dan spiritual melalui Pendidikan Agama dan Budi Pekerti. Pada
Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama dan Pendidkan Keagamaan, yang memuat pendidikan agama adalah
pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan
keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan
sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/mata kuliah pada semua jalur, jenjang,
dan jenis Pendidikan. Tujuan akhir dari pendidikan adalah pembentukan karakter yang
baik. Berdasarkan uraian tersebut pemerintah memiliki tanggungjawab terhadap

Page | 113
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti di sekolah melalui pengadaan Guru sebagai
tenaga pendidik.

Realita yang terjadi keberadaan Guru-guru Pendidikan Agama terutama Guru


Pendidikan Agama Hindu belum memadai. Hal ini disebabkan karena Guru-guru
Pendidikan Agama Hindu banyak yang sudah pensiun, baik diwilayah Bali maupun
diberbagai wilayah Indonesia, sedangkan formasi pengangkatannya sangat rendah dan
bahkan dibeberapa daerah tidak ada formasi pengangkatan. Fenomena kekurangan ini
hampir merata terjadi di seluruh wilayah Indonesia dengan berbagai macam
penyebabnya. Sebagai dampaknya, banyak siswa atau peserta didik yang beragama
Hindu mengikuti Pendidikan Agama Hindu di pasraman-pasraman pada hari Minggu,
karena di sekolah umumnya belum ada (belum diangkat) Guru Pendidikan Agama
Hindu.

Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


Undang Undang 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah
Nomor 55 Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008, menyatakan
bahwa setiap peserta didik agama tertentu harus diajar oleh guru yang seagama dengan
peserta didik tersebut.

Upaya dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pendidikan


memegang peranan yang sungguh sangat penting. Terlebih dalam peningkatan kualitas
mental spiritual anak bangsa, maka pendidikan agama sangat diharapkan dapat mampu
memberikan kontribusi yang optimal dalam kerangka mewujudkan sosok-sosok
manusia Indonesia yang berkarakter dan beretika. Karena demikian, maka keberadaan
Guru Pendidikan Agama, terutama Pendidikan Agama Hindu sangat diharapkan
memenuhi kebutuhan di samping dari segi kualitas juga dari segi kuantitas. Dewasa ini
banyak diperlukan pengangkatan Guru-guru Pendidikan Agama Hindu.
Mahasabha XII Parisada Hindu Dharma Indonesia merekomendasikan agar
Parisada sebagai Majelis Tertinggi Agama Hindu melalui PHDI Pusat dan Daerah
bersama-sama dengan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian
Agama dan jajarannya (Pembimas Hindu) melakukan:
1) Pendataan peserta didik di daerah masing-masing serta terus berupaya melakukan
pendekatan secara politik untuk mengajukan pengangkatan Guru Agama Hindu di
Sekolah Umum dan Pasraman sesuai dengan kewenangan daerah masing-masing di
seluruh wilayah Indonesia bekerjasama dengan pemerintah daerah. Perlu ada
penguatan usulan dari Kementerian Agama RI melalui Direktorat Bimas Hindu.
2) Mengajukan kesetaraan pemberian beasiswa bagi tenaga pendidik dan kependidikan
Hindu, baik yang bersifat umum maupun yang khusus (afirmasi).

5. Rekomendasi Tindak Lanjut Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma


Indonesia Nomor: IV/TAP/Mahasabha XI/2016 tentang Penegerian Sekolah
Hindu dan Perguruan Tinggi Hindu Swasta

Pendidikan merupakan sebuah proses budaya untuk melakukan perubahan dan


meningkatkan harkat serta martabat manusia yang berlangsung sepanjang hayat.
Pendidikan juga memiliki peran untuk menjadikan manusia yang lebih baik dari sisi
kompetensi, karakter, dan spiritualitas sehingga pendidikan dinilai sangat potensial

Page | 114
dalam pembangunan manusia seutuhnya dan merupakan investasi kemanusiaan jangka
panjang yang patut diperhatikan.

Untuk mewujudkan hal dimaksud Satuan Pendidikan dari masing-masing


tingkatan dijelaskan pada Pasal 5 Peraturan Menteri Agama Nomor 56 tahun 2014
sebagaimana telah diubah dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 10 tahun 2020
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 56 tahun 2014 tentang
Pendidikan Keagamaan Hindu perlu wadah yang disebut dengan sekolah dalam satuan
Pendidikan, yaitu satuan pendidikan Pratama Widya Pasraman merupakan
pendidikan anak usia dini diikuti oleh anak yang berusia di bawah 6 (enam) tahun,
satuan pendidikan Adi Widya Pasraman merupakan pendidikan dasar tingkat
Sekolah Dasar yang terdiri atas 6 (enam) tingkat, satuan pendidikan Madyama Widya
Pasraman merupakan pendidikan dasar tingkat Sekolah Menengah Pertama yang
terdiri atas 3 (tiga) tingkat, satuan pendidikan Utama Widya Pasraman merupakan
pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas yang terdiri atas 3 (tiga) tingkat, satuan
pendidikan Maha Widya Pasraman merupakan pendidikan tingkat tinggi

Pengelola lembaga pendidikan menjadi lebih profesional dibutuhkan sumber


dana yang cukup. Kondisi saat ini, hampir semua lembaga pendidikan Hindu masih
mengalami kesulitan dalam hal pendanaan sehingga mengalami kesulitan dalam
operasional Pendidikan untuk menjadikan sebagai lembaga yang mampu melahirkan
generasi yang literat dalam pengetahuan agama dan keagamaan untuk menguatkan
moderasi beragama di Indonesia. Berdasarkan uraian dimaksud perubahan status
Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu Swasta perlu diberikan rekomendasi dan
dorongan untuk proses perubahan status menjadi negeri sesuai dengan situasi dan
kondisi di daerah masing-masing.

Mahasabha XII Parisada Hindu Dharma Indonesia merekomendasikan agar


Parisada sebagai Majelis Tertinggi Agama Hindu melalui PHDI Pusat dan Daerah
bersama-sama dengan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian
Agama dan jajarannya untuk membenahi lembaga pendidikan Hindu dengan
melakukan langkah fundamental, di antaranya:

1) Mengembangkan fungsi lembaga pendidikan yang mampu mengintegrasikan ilmu


pengetahuan dan teknologi yang berorientasi pada nilai-nilai Sraddha dan Bhakti
bersama-sama dengan pemerintah berdasarkan konsepsi parawidya dan
aparawidya.
2) Pengelolaan secara manajerial diperbaiki untuk mengarah pada profesionalisme
dan peningkatan status penegerian untuk sekolah dari tingkat Usia Dini (Pratama
Widya) sampai dengan Perguruan Tinggi (Maha Widya).
3) Perubahan status untuk menjadi negeri pada poin b, segera bisa ditindaklanjuti
dengan dengan pihak-pihak terkait.

Page | 115
6. Rekomendasi tentang Tindak Lanjut Ketetapan Mahasabha XI Parisada Hindu
Dharma Indonesia Nomor: IV/TAP/Mahasabha XI/2016 tentang Perawatan
Candi dan Pemanfaatan Candi-candi Hindu sebagai Tempat Persembahyangan
Umat Hindu

Candi adalah istilah dalam Bahasa Indonesia yang merujuk kepada sebuah
bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang berasal dari
peradaban Hindu-Buddha. Bangunan ini digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-
dewi (ista dewata). Akan tetapi, istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat
untuk menyebut tempat ibadah saja, banyak situs-situs purbakala non-religius dari
masa Hindu-Buddha klasik, baik sebagai istana (kraton), pemandian
(petirtaan), gapura, dan sebagainya, juga disebut dengan istilah candi.

Candi merupakan bangunan replika tempat berstana para dewa yang sebenarnya
adalah simbul Gunung Mahameru. Karena itu, seni arsitekturnya dihias dengan
berbagai macam ukiran dan pahatan berupa pola hias yang disesuaikan dengan alam
Gunung Mahameru. Candi-candi dan pesan yang disampaikan lewat arsitektur, relief,
itihasa serta arca-arcanya tak pernah lepas dari unsur spiritualitas, daya cipta, dan
keterampilan para pembuatnya berdasarkan konsep Vasthu Sastra.

Candi-candi yang ditemukan di Indonesia masih banyak tidak diketahui nama


aslinya. Kesepakatan di dunia arkeologi adalah menamai candi itu berdasarkan nama
desa tempat ditemukannya candi tersebut. Candi-candi yang sudah diketahui
masyarakat sejak dulu, kadang kala juga disertai dengan legenda yang terkait
dengannya. Ditambah lagi dengan temuan prasasti atau mungkin disebut dalam naskah
kuno yang diduga merujuk kepada candi tersebut. Akibatnya nama candi dapat
bermacam-macam, misalnya candi Prambanan/Siwa Graha, candi Rara Jonggrang,
merujuk kepada kompleks candi yang sama. Prambanan adalah nama desa tempat
candi itu berdiri. Rara Jonggrang adalah legenda rakyat setempat yang terkait candi
tersebut. Sedangkan Siwagrha (Sanskerta: "rumah Siwa") adalah nama bangunan suci
yang dipersembahkan untuk Siwa yang disebut dalam Prasasti Siwagrha dan merujuk
kepada candi yang sama sebagai tempat yang disakralkan untuk melaksanakan
pemujaan.

Mahasabha XII Parisada Hindu Dharma Indonesia merekomendasikan agar


Parisada sebagai Majelis Tertinggi Agama Hindu membuat keputusan untuk mendesak
pemerintah untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Agar Pemerintah Republik Indonesia lebih serius dan bersungguh-sungguh


melakukan perawatan dan pemanfaatan atas candi-candi yang ada di Indonesia
sebagai warisan luhur bangsa; dan.
2) Memberi kesempatan dan kemudahan kepada umat Hindu di Indonesia untuk
memanfaatkan candi-candi Hindu yang ada di Indonesia sebagai tempat
persembahyangan dan secara khusus dalam jangka pendek menjadikan Candi
Prambanan sebagai tempat peribadatan umat Hindu Indonesia dan Dunia.

Page | 116
7. Rekomendasi tentang Aset dan Pengelolaan Badan Dharma Dana Nasional

Kegiatan dana punia merupakan salah satu ajaran agama Hindu yang bersifat
wajib yang patut dilaksanakan seluruh umat Hindu sebagai wujud bhakti umat Hindu
sesuai dengan hukum agama Hindu. Parisada Hindu Dharma Indonesia sebagai
Majelis Tertinggi Agama Hindu di Indonesia telah mengeluarkan Bhisama Sabha
Pandita Nomor: 01/Bhisama/Sabha Pandita Parisada Pusat/X/2002 tentang "Dana
Punya" yang salah satu isinnya menetapkan bahwa "Dana punya merupakan salah
satu ajaran agama Hindu yang mesti ditaati oleh seluruh umat Hindu sebagai suatu
kewajiban suci". Untuk itu telah ditetapkan dalam Keputusan Pesamuhan Agung
Parisada Nomor: 010/Kep/P.A. Parisada/VII/2005 tentang Dharma Dana Nasional
dan Ketetapan Mahasabha IX PHDI nomor: I V/TAP/M. Sabha IX/2006 tentang
Dharma Dana Nasional.

Selanjutnya sebagai realisasinya Mahasabha IX Tahun 2006 juga menugaskan


Parisada untuk membentuk Badan Dharma Dana Nasional (BDDN), yang
ditindaklanjuti oleh Parisada Pusat membentuk Yayasan Adikara Dharma Parisad
yang memayungi kegiatan BDDN. Yayasan Adikara Dharma Parisad yang dibentuk
sebagai payung hukum kegiatan BDDN dibuat mengingat pada saat itu Parisada
Hindu Dharma Indonesia belum memiliki dan menjadi badan hukum.

Secara hukum saat ini bahwa Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia
Republik Indonesia melalui Keputusan Nomor AHU - 101.AH.01.07.Tahun 2012
sudah mengesahkan Parisada Hindu Dharma Indonesia sebagai Badan Hukum.
Dengan demikian berdasarkan keputusan Keputusan Pesamuhan Agung Parisada
Nomor: 04/KEP/P.A. Parisada/X/2015 Tentang: Penataan Ulang Legalitas Badan
Dharma Dana Nasional (BDDN) seluruh pihak dapat mentaati dan melaksanakan
keputusan tersebut dengan tujuan menata ulang untuk menertibkan dokumen legalitas
Badan Dharma Dana Nasional (BDDN) sebagai badan resmi umat Hindu di Indonesia
melalui Parisada Hindu Dharma Indonesia dari berbadan hukum Yayasan Adikara
Dharma Parisad menjadi berbadan hukum Parisada Hindu Dharma Indonesia termasuk
semua aset dan pengelolaanya sesuai dengan keputusan Pesamuhan Agung, yaitu:

Pertama: Mengganti dokumen legalitas payung hukum Badan Dharma Dana


Nasional (BDDN) dari semula berada di bawah Yayasan Adikara Dharma Parisad
menjadi berada di bawah Parisada Hindu Dharma Indonesia.

Kedua: Menugaskan kepada Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia


Pusat untuk menindaklanjuti Keputusan butir Pertama tersebut di atas dalam waktu
sesingkat- singkatnya.

Ketiga: Memberi wewenang kepada Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma


Indonesia Pusat untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan yang dipandang perlu
dalam menjalankan penugasan Keputusan butir Kedua tersebut di atas.

Keempat: Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat melaporkan


hasil penugasan Keputusan butir Kedua dan Ketiga tersebut di atas kepada Sabha
Pandita dan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia

Mahasabha XII Parisada Hindu Dharma Indonesia merekomendasikan agar para


pihak dalam hal ini Yayasan Adikara Dharma Parisad mentaati dan melaksanakan

Page | 117
Pesamuhan Agung Parisada Nomor: 04/KEP/P.A. Parisada/X/2015 Tentang: Penataan
Ulang Legalitas Badan Dharma Dana Nasional (BDDN). Selanjutnya seluruh pihak
dapat mentaati dan melaksanakan keputusan tersebut dengan tujuan menata ulang
untuk menertibkan dokumen legalitas Badan Dharma Dana Nasional (BDDN) sebagai
badan resmi umat Hindu di Indonesia melalui Parisada Hindu Dharma Indonesia dari
berbadan hukum Yayasan Adikara Dharma Parisad menjadi berbadan hukum Parisada
Hindu Dharma Indonesia termasuk semua aset dan pengelolaanya.

8. Rekomendasi tentang Pembentukan Peradilan Agama Hindu Di Indonesia

Peradilan Agama Hindu khususnya bagi umat Hindu di Bali, bukan sesuatu yang
baru. Sejarah telah mencatat bahwa pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia ada
atau pernah ada Peradilan Agama Hindu di Bali yaitu Raad van Kerta (Bali). Peradilan
Raad van Kerta pertama dibangun pada tahun 1822 di Buleleng dan Jembrana, tahun
1894 Raad van Kerta dibangun di Karangasem, tahun 1910 di Klungkung, dan tahun
1916 Raad Van Kerta dibanguan di kabupaten lainnya. Pada tahun 1952 Tugas
Pengadilan Raad van Kerta diganti dengan Pengadilan Negeri.

Setelah peradilan Raad van Kerta dibubarkan dan diganti dengan Pengadilan
Negeri, diharapkan Pengadilan Negeri dapat mengakomodasi kepentingan-kepentingan
hukum umat Hindu. Namun kenyataan sampai saat ini Pengadilan Negeri belum mampu
mengakomodasi kepentingan-kepentingan hukum umat Hindu. Cukup banyak
kepentingan hukum umat Hindu belum tertampung dan belum dapat ditangani oleh
Peradilan Negeri, terutama masalah yang berhubungan dengan hukum keluarga dan yang
berhubungan kehidupan beragama Hindu. Yang berhubungan dengan keluarga seperti
hukum perkawinan dan perceraian, pengangkatan anak, dan pewarisan. Sedangkan yang
berhubungan dengan kehidupan beragama Hindu, seperti kacuntakaan (keadaan tidak
suci), pura kepandungan (pencurian benda suci), demikian juga yang belum tertangani
oleh Pengadilan Negeri. Oleh karena itulah umat Hindu membutuhkan adanya Peradilan
Agama Hindu.

Peradilan Raad van Kerta dihapuskan berdasarkan Undang-Undang Darurat yaitu


Undang-Undang Darurat Nomor 1 Tahun 1951 Tentang Tindakan Sementara untuk
menyelenggarakan Kesatuan Kekuasaan dan Acara Pengadilan-Pengadilan Sipil dan
Undang-Undang Darurat Nomor 11 Tahun 1955 Tentang Pengubahan Undang-Undang
Darurat Nomor 1 Tahun 1951 Tentang Tindakan-Tindakan Sementara untuk
Menyelengarakan Kesatuan Susunan Sementara, Kekuasaan dan Acara Pengadilan-
Pengadilan Sipil beserta Penjelasan-Penjelasannya. Selanjutnya sistem peradilan di
Indonesia diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1964 Tentang Pokok-
Pokok Kekuasaan Kehakiman, dan pada perkembangan berikutnya diganti dengan
Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman,
dalam Pasal 11 tersebut ditentukan adanya empat jenis peradilan yaitu: 1) Peradilan
Umum, 2) Peradilan Militer, 3) Peradilan Tata Usaha Negara, dan 4) Peradilan Agama.
Terkait dengan poin nomor 4, sampai saat ini baru terealisasi Peradilan Agama Islam,
sedangkan Peradilan Agama yang lain belum terbentuk.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-pokok Kekuasaan


Kehakiman selanjutnya dinyatakan tidak berlaku berdasarkan Undang-undang No. 4
Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman dan terakhir yang berlaku sekarang Undang-

Page | 118
Undang Nomor 48 Tahun 2008 tentang Kekuasaan Kehakiman yang mengatur mengenai
susunan badan-badan peradilan di Indonesia, diatur dalam Pasal 18 yang menentukan
kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan
yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh
sebuah Mahkamah Konstitusi.

Bertitik tolak dari Pasal 18 Undang-undang Nomor 48 Tahun 2008 tentang


Kekuasaan Kehakiman tersebut dapat dikemukakan bahwa warga negara yang memeluk
Agama Hindu sebagai salah satu agama resmi yang diakui oleh Negara Republik di
Indonesia sepatutnya memiliki Peradilan Agama Hindu seperti halnya Peradilan Agama
Islam.

Perlu ditegaskan bahwa kebutuhan umat Hindu akan Peradilan Agama sudah dari
dulu di inginkan oleh umat Hindu di seluruh Indonesia. Hal ini dapat diketahui dari
Keputusan Maha Sabha V Parisada Hindu Dharma Indonesia Nomor: II/Tap.PHD/1986
tentang usul umat Hindu kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk dapat membentuk
Peradilan Agama Hindu di Indonesia, untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan
dengan hukum keluarga dan yang berhubungan dengan kehidupan beragama Hindu.

Kepentingan akan Peradilan Agama Hindu tersebut sudah pernah diajukan kepada
pemerintah namun permohonan tersebut dijawab dengan mengajukan beberapa
pertanyaan: (1) Apakah Peradilan Agama Hindu tersebut memang benar-benar
diperlukan oleh umat Hindu? (2) Apakah selama ini ada kepentingan hukum umat Hindu
yang belum terlayani oleh Pengadilan Negeri? (3) Apakah Hukum Hindu itu ada, kalau
ada dimana ditemukan sumber sumbernya?. Untuk menjawab beberapa pertanyaan
tersebut, maka diadakan penelitian yang menghasilkan bahwa Peradilan Agama Hindu
sangat penting untuk dibentuk.

1. Landasan Pembentukan Peradilan Agama Hindu Di Indonesia

Pembentukan peradilan agama bagi umat Hindu memiliki landasan yang kuat
yaitu (1) Landasan Filosofis, (2) Landasan Historis, (3) Landasan Yuridis, dan (4)
Landasan Sosiologis.
a. Landasan Filosofis
Peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam pembentukan suatu
lembaga peradilan dikatakan mempunyai landasan filosofis ( filisofische
grondslag) apabila rumusannya atau normanya mendapatkan pembenaran dikaji
secara filosofis. Jadi mendapatkan alasan sesuai dengan cita-cita dan pandangan
hidup manusia dalam pergaulan hidup bermasyarakat dan sesuai dengan cita-cita
kebenaran, keadilan, jalan kehidupan ( way of life ), filsafat hidup bangsa, serta
kesusilaan. Kaitan dengan itu maka landasan filosofis dalam pembentukan
peradilan agama Hindu antara lain :
1) Mokshartam Jagadhita ya ca Iti Dharma
Tujuan agama Hindu yang dirumuskan sejak Weda mulai diwahyukan
adalah "Moksartham Jagadhita ya ca iti Dharma", yang artinya bahwa agama
(dharma) bertujuan untuk mencapai kebahagiaan rohani dan kesejahteraan
hidup jasmani atau kebahagiaan secara lahir dan bathin (Moksa). Tujuan ini
secara rinci disebutkan di dalam Catur Purusa Artha, yaitu empat tujuan
hidup manusia, yakni Dharma, Artha, Kama dan Moksa.

Page | 119
Kaitan dengan pembentukan peradilan agama Hindu, peradilan tidak
hanya memberikan sanksi kepada para pelaku kejahatan dan pelanggaran
dalam kehidupan bermasyarakat, juga memberikan tuntutan kepada umat
Hindu untuk mencapai tujuan tertinggi dalam hidup, yakni Moksartham
Jagadhita ya ca iti Dharma. Peradilan agama Hindu sangat dinantikan
peranannya untuk dapat membantu masyarakat hindu untuk mencapai tujuan
kebahagiaan lahir dan batin baik di dunia maupun di akhirat.
2) Dharma
Ada dua hukum kehidupan dalam Hindu sebagaimana dijelaskan
dalam Weda yaitu Rta dan Dharma. Rta adalah hukum alam yang kekal
sedangkan dharma adalah hukum moral berupa perintah mengenai kehidupan
manusia. Dharma abadi dalam perubahannya karena setiap masa mengalami
reinterpretasi dan rekontekstualisasi dalam ruang, waktu, dan tindakan.
Dalam konteks politik hukum dharma adalah hukum yang tertinggi. Dharma
sebagai hukum moral memerintahkan memerintahkan pada setiap manusia
agar mentaatinya, dharma menjadi sumber kebahagiaan kehidupan manusia.
Oleh karenanya dharma harus menjadi prinsip hukum tertinggi yang tidak
boleh berkurang dalam kehidupan. Dharmalah yang menjadi penyangga tiang
kehidupan. Dalam Artha Sastra dijelaskan pula bahwa sumber dari segala
sumber hukum adalah Dharma (Gunadha, 2012: 220-223).
Terkait dengan pembentukan peradilan agama Hindu, Dharma
merupakan tujuan dari terbentuknya peradilan agama Hindu tersebut, tidak
hanya menilai siapa yang benar dan salah, namun jauh ke dalam untuk
menjamin keadilan semua umat agama Hindu.

3) Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila
terdiri dari dua kata pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama Pancasila adalah
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan)
Undang-undang Dasar 1945. Pancasila memberikan dasar filosofis
keberadaan peradilan agama Hindu di Indonesia.

b. Landasan Historis
Kaitan dengan teori sejarah hukum, pendekatan sejarah (historical
approach) sangat penting untuk dilakukan. Hal ini juga berlaku pada
pembentukan peradilan agama Hindu, dimana sejarah hukum mengenai
keberadaan peradilan agama serta kajian-kajian terdahulu tentang peradilan
agama Hindu perlu ditelusuri. Pendekatan sejarah merupakan pendekatan yang
menitikberatkan pada hukum pada masa kini dan hukum pada masa lampau
merupakan suatu kesatuan yang berhubungan erat, sambung-menyambung dan
tidak putus sehingga dikatakan bahwa kita dapat memahami hukum pada masa
kini dengan mempelajari sejarah. Mengingat tata hukum yang berlaku sekarang
mengandung anasir-anasir dari tata hukum yang silam dan membentuk tunas-
tunas tentang tata hukum pada masa yang akan datang.

Page | 120
Landasan historis pembentukan peradilan agama Hindu tentunya tidak
dapat dilepaskan dari perjalanan sejarah keinginan dan kebutuhan masyarakat
Hindu untuk memiliki peradilan khusus untuk umat Hindu. Perjalanan sejarah
juga memberikan bukti bahwa, dahulu peradilan agama Hindu eksis dalam
penyelesaian kasus adat dan agama Hindu, sehingga rasa keadilan masyarakat
dapat dipenuhi (Rad van Kerta). Perjalanan sejarah tersebut jangan sampai hanya
sebagai hiasan dan kenangan dalam pembentukan peradilan agama Hindu, namun
digunakan sebagai bahan pelengkap kajian dan semangat untuk melakukan
perjuangan kembali secara berkesinambungan, kita bisa mengadopsi istilah
dalam ilmu sejarah yakni, belajar dari sejarah masa lampau, untuk membantu
hidup masa kini dan merencakan masa depan yang lebih baik. Yang jelas sejarah
telah mencatat bahwa hukum hindu termasuk peradilannya telah ada di bumi
nusantara ini jauh sebelum hukum Islam dan hukum Belanda datang ke
Indonesia, dan masih tetap eksis sampai saat ini terutama di kantong kantong
umat Hindu di Indonesia.

c. Landasan Yuridis
Landasan yuridis dalam pembentukan peradilan agama Hindu di
Indonesia tidak dapat dilepaskan dari konsep negara hukum, apalagi Indonesia
dalam konstitusi menyatakan bahwa Indonesia adalah negara hukum. Aspek
penghormatan terhadap HAM dan kepastian hukum merupakan bagian dari
Negara hukum, konsekuensinya Indonesia sebagai negara hukum yang diatur
oleh konstitusi harus mentaati prinsip HAM dan kepastian hukum. Kaitan dengan
penelitian ini bahwa persamaan HAM umat Hindu dan penjaminan kepastian
hukum umat Hindu salah satu wujudnya dilakukan dengan jalan pemerintah
membentuk peradilan agama Hindu di Indonesia yang berdasarkan kebutuhan
umat Hindu.
Jika ditelusuri kebelakang, sebenarnya cita-cita dan permohonan
dibentuknya Peradilan Agama Hindu, bukan barang baru. Secara kronologis
sekaligus menjadi dasar hukumnya telah disusun oleh Panitia Pelaksana
Pesamuhan Agung PHDI Bali, tanggal 28 Februari s/d 2 Maret 1990, sebagai
berikut :
1) Pada tanggal 23 Pebruari 1959 Parisada Hindu Bali waktu itu, mengadakan
Mahasabha atau Kongres yang dihadiri pula dari daerah seperti : Jakarta,
Jawa Timur, dan Lombok. Dari Mahasabha ini lahirlah Piagam Campuhan
Ubud tentang proses pengesahan perkawinan bagi umat Hindu.
2) Pada tahun 1969 Parisada Hindu Dharma Indonesia menetapkan program
kerjanya, antara lain menetapkan mengusahakan adanya kartu surat kawin
dan cerai bagi umat Hindu.
3) Ketetapan Mahasabha V tahun 1986 Nomor : 11/Tap/M. Sabha/1986 tanggal
27 Pebruari 1986 tentang program jangka pendek bidang Dharma Negara:
”Mengusulkan kepada Pemerintah Republik Indonesia, agar dapat dibentuk
Peradilan Agama Hindu, serta agar dapatnya pejabat bidang Hindu dan
Budha pada Kanwil Departemen Agama Tingkat Propinsi, Tingkat II, dan
Tingkat Kecamatan di seluruh Indonesia yang ada umat Hindunya diangkat”.
4) Ketetapan Pesamuhan Agung Parisadha Hindu Dharma Indonesia Pusat
tanggal 16 Januari 1987 Nomor : 03/Kep./P.A/PHDIP/1987 tentang
permohonan Peradilan Agama Hindu.

Page | 121
5) Pada tanggal 28 Januari 1987 Pengurus Parisadha Hindu Dharma Indonesia
pusat secara langsung menghadap Bapak Menteri Agama Republik
Indonesia mohon agar dapat dibentuk Peradilan Agama bagi umat Hindu di
Indonesia.
6) Keputusan Pesamuhan Agung Parisadha Hindu Dharma Indonesia Pusat
tanggal 6 Pebruari 1988 Nomor : 03/kep/II/PA/PHDIP/1998 tentang
penugasan kepada pengurus Parisadha Hindu Dharma Indonesia Pusat
untuk mengusulkan kepada Pemerintah Republik Indonesia tentang
pelaksanaan pencatatan perkawinan bagi umat Hindu di seluruh Indonesia,
dapat dilaksanakan dengan sistem satu atap yaitu pada Departemen Agama
Republik Indonesia.
7) Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia tanggal 2
Maret 1990 Nomor ; 01/Kep/II/PAPHDI/1990 tentang : Rancangan Undang-
Undang Peradilan Agama Hindu. Dalam putusan ini terdapat 2 (dua) point
penting yakni : Diterimanya konsep Rancangan Undang-Undang Peradilan
Agama Hindu dan Menugaskan kepada Parisada Hindu Dharma Indonesia
Pusat untuk menyempurnakan konsep Rancangan Undang-Undang Peradilan
Agama Hindu tersebut, dilanjutkan mengajukan permohonan kepada
Pemerintah Republik Indonesia agar Konsep Rancangan Undang-Undang
Peradilan Agama Hindu dapat diterima menjadi Undang-Undang Peradilan
Agama Hindu.
8) Keputusan dan Ketetapan Musyawarah Daerah IV Golongan Karya Daerah
Tingkat I Bali Nomor : Tap.08/Musda/Golkarda/IX/1988 pada saran-saran
sebagai berikut :
a) Mengusul sarankan agar DPP Golkar mengambil langkah-langkah
yang posistip dan segera untuk menegerikan Institut Hindu Dharma.
Karena secara teknis tidak memungkinkan penegerian IHD tersebut,
maka mengusulkan agar pemerintah mendirikan Institut Agama Hindu
Negeri.
b) Pembentukan Peradilan Agama Hindu agar pemerintah dapat segera
membentuk Badan Peradilan untuk menangani masalah-masalah
agama Hindu. (Baca juga Bali Post, 30 Juli 1989).
9) Keputusan Majelis Desa Pakraman (MDP) Bali, Nomor 050/Kep/Psm-
1/MDP Bali/III/2006, tanggal 3 Maret 2006, yang dibuat berdasarkan hasil-
hasil Pesamuhan Agung Majelis Desa Pakraman (MDP) Bali, tanggal 3
Maret 2006, merekomendasikan agar MDP Bali mengusulkan kepada pihak
berwenang agar membentuk Peradilan Agama Hindu.

d. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis dalam pembentukan peradilan agama Hindu tidak
dapat dilepaskan dari dukungan masyarakat akan perlu dan kebutuhan masyarakat
terhadap peradilan agama Hindu. Perjuangan hukum itu berasal dari masyarakat,
hukum yang berasal dari perjuangan masyarakat, khususnya umat Hindu. Dalam
teori hukum dikatakan hukum yang progesif dan responsive. Pemerintah apabila
mau menuruti kehendak masyarakat ini, maka pemerintah dikatakan sebagai
pemerintah yang responsive.
Landasan sosiologis (sociologische groundslag ) lainnya dalam
pembentukan peradilan agama Hindu harus berdasarkan pada ketentuan-ketentuan
yang sesuai dengan keyakinan umum, kesadaran hukum masyarakat, tata nilai,

Page | 122
dan hukum yang hidup di masyarakat agar peraturan yang dibuat dapat dijalankan,
khususnya dalam bentuk Undang-Undang Peradilan Agama Hindu. Ada beberapa
indikator atau ukuran sosiologis dibutuhkannya peradilan agama Hindu bagi umat
Hindu, antara lain; (1) dilihat dari keadaan kuantitas penduduk umat Hindu di
Indonesia yang tergolong cukup besar, (2) dilihat dari beberapa pendapat
masyarakat di media massa/ elektronik khususnya dari kalangan tokoh agama,
pakar hukum, akademisi yang mendukung terbentuknya peradilan agama Hindu di
Indonesia, (3) melalui hasil wawancara terhadap tokoh masyarakat, praktisi
hukum yang beragama Hindu, akademisi, anggota organisasi umat Hindu, tokoh
agama dan adat yang dilakukan di kantong-kantong umat Hindu di Indonesia
tentang persoalan yang belum bisa di selesaikan Peradilan Umum dan kebutuhan
umat akan peradilan agama Hindu serta (4) Berdasarkan data dari hasil seminar
pembentukan peradilan agama Hindu yang pernah dilakukan.
Dasar sosiologis ke tiga yang menjadi landasan dibutuhkannya peradilan
agama Hindu di Indonesia, dapat dilihat dari kenyataan emperis yang ditemukan
dalam penelitian ini, ternyata masih banyak ada persoalan hukum bagi umat
Hindu yang belum terakomodasi oleh Peradilan Umum. Peradilan Agama bagi
umat Hindu adalah merupakan kebutuhan bukan keinginan, seperti dikemukakan
oleh tokoh agama Hindu, tokoh adat, tokoh masyarakat (umat Hindu) di kantong
kantong umat Hindu di Indonesia merupakan alasan sosiologis dibutuhkannya
peradilan agama Hindu di Indonesia.

2. Strategi Pembentukan Peradilan Agama Hindu Di Indonesia

Dalam rangka menjawab hambatan dalam pembentukan peradilan agama


Hindu, diperlukan strategi-strategi yang dapat diambil untuk menjawab hambatan
tersebut. Strategi yang dimaksud sumber datanya berasal dari hasil wawancara
terhadap informan yang berasal dari kantong agama Hindu di Indonesia, kemudian
data tersebut di elaborasi dengan penjelasan peneliti, sehingga penjelasannya lebih
komprehensif untuk memberikan gambaran, strategi apa saja yang dapat kita tempuh
untuk mewujudkan cita-cita pembentukan peradilan agama Hindu di Indonesia.
a. Strategi Jangka Pendek
Strategi Jangka Pendek merupakan strategi untuk menjawab hambatan
dengan skala prioritas utama, artinya dengan waktu yang rekatif singkat langkah
ini dapat dilakukan guna mendukung pembentukan peradilan agama Hindu.
Strategi jangka pendek dibagi menjadi tiga, yaitu; Strategi Akademis, Strategi
Kelembagaan, dan Strategi Sosiologi. Pertama, Strategi akademis ada beberapa
langkah yang dapat ditempuh, antara lain: (1) menyelenggarakan sosialisasi dan
seminar tentang rencana pembentukan peradilan agama Hindu (2) menyiapkan
naskah akademis pendukung draft RUU peradilan agama Hindu , (3) menyiapkan
kompetensi peradilan agama Hindu, (4) memberikan kompetensi hukum agama
Hindu pada saat pendidikan calon hakim dilingkungan peradilan umum yang
beragama Hindu, dan (5) membuat dan mendistribusikan hasil-hasil penelitian dan
buku-buku kajian tentang hukum Hindu di era modern. Kedua, Strategi
Kelembagaan, yakni dengan cara (1) membentuk lembaga bantuan hukum dan
pusat kajian hukum Hindu, dan (2) membuat program studi hukum agama Hindu
diseluruh Perguruan Tinggi Agama Hindu, baik negeri maupun swasta. Dan
Ketiga, melakukan strategi sosiologi dengan mencari dukungan masyarakat di
kantong-kantong agama Hindu seluruh Indonesia.

Page | 123
1) Strategi Akademis
Strategi akademis merupakan salah satu langkah strategi jangka pendek
yang dapat dilakukan untuk mendukung pembentukan peradilan agama
Hindu. Yang menjadi motor penggerak utama dalam mencapai strategi jangka
pendek ini adalah kalangan intelektual agama Hindu yang menjadi Dosen
maupun swasta atau praktisi hukum yang intens terhadap keberadaan hukum
Hindu dan pengsusulan peradilan agama Hindu.
a) Menyelengarakan Seminar
Stategi dari bidang akademik dalam rencana jangka pendek yaitu dengan
melangsungkan seminar-seminar dan sosialisasi yang terkait dengan
keberaan hukum Hindu, Seminar tentang Pembentukan Peradilan Agama
Hindu dapat dilihat dari berbagai seminar yang terkait dengan
pematangan persiapan pembentukan peradilan agama Hindu perlu secara
kesinambungan dilakukan.
b) Menyiapkan Naskah Akademis RUU Peradilan Agama Hindu di
Indonesia.
Strategi akademis selanjutnya untuk mempersiapkan data pendukung
persiapan pembentukan peradilan agama Hindu yakni dengan
mempersiapkan Naskah Akademis RUU Peradilan Agama Hindu di
Indonesia. Naskah Akademis merupakan naskah yang harus disiapkan
sebagai kajian awal gambaran kebutuhan umat Hindu akan terbentuknya
peradilan agama Hindu yang nantinya akan dibentuk melalui UU
Peradilan Agama Hindu.
c) Mempersiapkan Kajian Kompetensi Peradilan Agama Hindu
Strategi akademis selanjutnya sebagai bagian dari strategi jangka pendek
yakni dalam hal Mempersiapkan kajian kompetensi Peradilan Agama
Hindu. Yang nantinya akan menjadi dasar kewenangan dalam perjalanan
peradilan agama Hindu jika nantinya telah terbentuk.
d) Melalui Pemberian Kompetensi Hukum Hindu Pada Saat
Pendidikan Calon Hakim Peradilan Umum Yang Beragama Hindu
Sebelum terbentuknya peradilan agama Hindu, strategi yang dapat
ditempuh guna menjamin rasa keadilan kepada umat Hindu, sebaiknya
pada saat pendidikan calon hakim, hakim yang beragama Hindu
diberikan pengetahuan tentang hukum Hindu. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan pengetahuan kepada calon hakim yang akan menjadi hakim
di peradilan umum jika menghadapi dan memimpin sidang tentang
kasus-kasus yang terkait dengan agama Hindu, maka dapat memberikan
putusan yang adil.
e) Mengumpulkan dan Menambah Literatur-Literatur Terkait dengan
Hukum Hindu
Bahan kepustakaan atau disebut lain dengan buku-buku literature sangat
penting untuk dimiliki dan dipersiapkan guna menjadi data pendukung
dari pembentukan peradilan agama Hindu. Hal ini dimaksudkan untuk
memperluas cakrawala berpikir hakim-hakim yang akan menyidangkan
kasus-kasus yang terkait dengan agama Hindu. Literatur-literatur terkait
hukum agama Hindu lebih banyak yang sifatnya sudah menjadi bagian
dari sejarah dan tercecer di perpustakaan baik milik pribadii maupun
Negara. Untuk itu perlu langkah untuk dikumpulkannya kembali
literature hukum Hindu di satu tempat untuk mempermudah melakukan

Page | 124
pengkajian dan pembelajaran. Disamping terhadap literature sejarah yang
sifatnya kuno tentang hukum Hindu.

2) Strategi Kelembagaan
Strategi kelembagaan merupakan salah satu dari bagian strategi jangka
pendek dalam persiapan pembentukan peradilan agama Hindu di Indonesia.
Dari segi nama kelembagaan artinya tentang pembentukan lembaga-lembaga
pendukung dari pembentukan peradilan agama Hindu. Strategi kelembagaan
kaitan dengan kajian ini di lakukan dengan dua cara, yakni dengan
membentuk Lembaga Bantuan Hukum dan Pusat Kajian Hukum Hindu di
Perguruan Tinggi Agama Hindu di Seluruh Indonesia serta Memberikan
usulan kepada Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia
untuk membentuk Program Studi Hukum Agama Hindu di seluruh Perguruan
Tinggi Agama Hindu di Indonesia.
a) Membentuk Lembaga Bantuan Hukum dan Pusat Kajian Hindu
Strategi kelembagaan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan
membentuk Lembaga Bantuan Hukum dan Pusat Kajian Hukum Hindu.
b) Mengusulkan Penambahan Program Studi Hukum Agama Hindu di
Seluruh PTAH Negeri dan Swasta Seluruh Indonesia Kepada Dirjen
Bimas Hindu.
Keberadaan program studi hukum Agama Hindu sangat berpengaruh
terhadap penguatan usulan pembentukan peradilan agama Hindu.
Lembaga pendidikan merupakan lembaga yang akan menghasilkan para
pakar dan praktisi hukum Hindu di Indonesia. Sebagai gambaran tentang
Keadaan Perguruan Tinggi Agama Hindu beserta Jurusan Hukum Agama
Hindu bisa dilihat dari data tahun 2012/2013 Ditjen Bimas Hindu
Kementerian Agama Republik Indonesia.
c) Mengintensifkan Hubungan Ditjen Bimas Hindu Kementerian
Agama Republik Indonesia, PHDI, Lembaga Adat Umat Hindu di
Daerah Kantong Hindu
Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju dan pesatnya
permasalahan hukum yang menyangkut keumatan Hindu. Publik selalu
mengaitkan permasalahan ini dengan komitmen pemerintah tentang
pembinaaan umat. Upaya intensif perlu dilakukan dalam upaya
penyelesaian masalah hukum yang terjadi di umat dalam ranah cita-cita
pembentukan peradilan agama Hindu di Indonesia.
d) Mengupayakan Dukungan dari Forum Komunikasi Umat Beragama
(FKUB) dan Pemerintah Daerah
Kita memang tidak boleh berhenti membicarakan dan mengupayakan
pemeliharaan kerukunan umat beragama di Indonesia. Kerukunan umat
beragama adalah keadaan hubungan sesama umat beragama yang
dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai
kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepedulian terhadap
penciptaan kerukunan umat beragama harus ditunjukkan oleh
pemerintah. Pemerintah harus bertindak sebagai wasit yang adil untuk
mengatur lalu lintas pengamalan ajaran agama agar hubungan antarumat
beragama dapat terwujud secara harmonis. Untuk itu pemerintah selama
ini telah mengeluarkan kebijakan dan peraturan perundang-undangan
pemeliharaan kerukunan umat beragama.

Page | 125
e) Melakukan Audensi/ Komunikasi dengan Pemerintah Pusat dan
anggota DPD dan DPR RI
Audensi sebagai sarana komunikasi antara lembaga keumatan Hindu
dengan pemerintah digunakan untuk mengkomunikasikan dan
mempresentasikan hasil kajian-kajian yang terkait dengan pembentukan
peradilan agama Hindu di Indonesia. Dengan memaparkan secara
langsung dan menjelaskan secara detail tentang kajian keilmuan
mengenai pembentukan peradilan agama Hindu di Indonesia. Sehingga
nantinya pemerintah mempunyai data yang akurat dan langsung dalam
pengambilan kebijakan untuk dapat mengambil kebijakan dan keputusan
terkait dengan pembentukan peradilan agama Hindu di Indonesia.

3) Strategi Sosiologis
Strategi Sosilogis yang dapat ditempuh untuk persiapan pembentukan
peradilan agama Hindu secara berkesinambungan, perlu dilakukan sosialisasi
ke kantong-kanton komunitas umat Hindu di Indonesia, seperti di Bali,
Yogyakarta, Malang, Klaten, Solo, Tengger, Lampung, Palu, Palangkaraya,
Mataram, dll. Sosialisasi dilakukan untuk memberikan suatu pemahaman dan
menggali informasi serta dukungan bahwa keberadaan peradilan agama
Hindu bukan sebagai keiinginan umat Hindu untuk dapat disamakan dengan
umat yang lainnya, namun peradian agama Hindu merupakan suatu
kebutuhan yang dibutuhkan oleh umat Hindu untuk memecahkan kasus-kasus
yang terkait dengan agama Hindu yang tidak dapat terselesaikan di
lingkungan peradilan umum.

b. Strategi Jangka Menengah


Strategi selanjutnya yang dapat ditempuh setelah strategi jangka pendek
atau dapat dilakukan bebarengan dengan strategi jangka pendek adalah strategi
jangka menengah. Strategi jangka menengah yang dapat ditempuh dalam
persiapan pembentukan peradilan agama Hindu dibagi menjadi 2 (dua) langkah
strategis antara lain ; Strategi Politis dan Strategi Yuridis.
a) Strategi Politis
Strategi Politis dalam rangka pengajuan draft peraturan perundang-undangan
tentang Peradilan Agama Hindu dapat melalui penyaluran aspirasi ke
Pemerintah, DPR dan DPD untuk mengajukan draft RUU Peradilan Agama
Hindu. Mengenai mekanisme pengajuan draft RUU dapat dilihat dalam
Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Tata Tertib DPR, Bab VI
Tentang Tata Cara Pembentukan Undang-Undang.
b) Strategi Yuridis.
Strategi yuridis yang dapat ditempuh untuk mendukung usaha pembentukan
peradilan agama Hindu di Indonesia dilakukan dengan cara menyiapkan draft
Undang-Undang Peradilan Agama Hindu. Draft RUU ini dahulu sudah
pernah ada, dimana draft ini sudah dua kali pernah diajukan pada saat
Mahasabha PHDI dan Kajian oleh Pemerintah Provinsi Bali. Draft tersebut
sampai dengan sekarang tidak ada tindak lanjutnya. Walaupun sampai
sekarang belum ada tindak lanjut terhadap draft yang terdahulu, usaha
pembentukan drat RUU Peradilan agama Hindu sekarang dilakukan kembali,
dan akan diajukan kembali kepada pemerintah dan pihak yang berwenang,
namun dengan beberapa perubahan dan penyesuaian sesuai perkembangan
peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Page | 126
Model terbaru RUU Peradilan Agama Hindu dengan Draft Penjelasan
yang merupakan draft yang telah disesuaikan dengan perkembangan peraturan
perundang-undangan di Indonesia, yang bersama ini diajukan sebagai lampiran
pada Tahun 2014 ini, sistematikanya sebagai berikut :
- Menimbang (huruf a-e)
- Mengingat (angka 1-5)
- Memperhatikan (angka 1-5)
- Memutuskan
 Bab I Ketentuan Umum (Pasal 1-5)
- Bagian 1 Pengertian
- Bagian 2 Kedudukan
- Bagian 3 Tempat Kedudukan
- Bagian 4 Pembinaan
 Bab II Susunan Pengadilan (Pasal 6-48)
- Bagian 1 Umum
- Bagian 2 Ketua, Wakil Ketua, Hakim, Panitera, dan Juru Sita
- Bagian 3 Sekretaris
 Bab III Kekuasaan Pengadilan (Pasal 49-53)
 Bab IV Hukum Acara (Pasal 53-87b)
- Bagian 1 Umum
- Bagian 2 Pemeriksaan Sengketa Perkawinan
- Bagian 3 Biaya Perkara
 Bab V Ketentuan Peralihan (Pasal 88-102)

Draft RUU peradilan Agama Hindu tersebut di atas memiki perbedaan di


antara satu dengan yang lainnya, namun tetap memiliki semangat yang sama,
yakni untuk menjadi paying hukum pembentukan peradilan agama Hindu di
Indonesia. Untuk lebih memberikan gambaran secara lebih detail terhadap draft
yang akan diajukan, dalam lampiran penelitian ini akan dilampirkan draft RUU
peradilan agama Hindu. Sehingga akan mendapat kritik dan saran serta tindak
lanjut yang positif demi terciptanya cita-cita kita bersama membentuk suatu badan
peradilan agama Hindu di Indonesia.

1. Strategi Jangka Panjang


Sebagai strategi prioritas terakhir dalam pembentukan peradilan agama
Hindu adalah strategi jangka panjang, strategi ini baru diambil ketika strategi
jangka pendek dan menengah telah dilakukan. Langkah strategis terakhir yang
termasuk dalam strategi jangka panjang dengan waktu persiapan yang relative
lebih lama dibanding strategi jangka pendek dan menengah adalah Strategi
Yuridis yang dibagi menjadi dua langkah, yaitu melakukan judicial review
terhadap Undang-Undang yang dianggap tidak pro atau mendukung keberadaan
hukum Hindu sesuai dengan hambatan yuridis pembentukan peradilan agama
Hindu serta membuat draft kompilasi hukum Hindu sebagai sumber hukum
materiil peradilan agama Hindu. Draft kompilasi hukum Hindu didapatkan setelah
dilakukannya penggalian terhadap sumber-sumber hukum materiil di kantong-
kantong agama Hindu di Indonesia nyang akan menjadi kompetensi peradilan
agama Hindu, sehingga sebelumnya perlu ditetapkan dahulu kompetensi peradilan
agama Hindu.

Page | 127
a) Strategi Yuridis
(1) Melakukan Judicial Review Undang-Undang Kekuasaan
Kehakiman, Undang-Undang Peradilan Agama dan Undang-
Undang Advokad
Sebelum melakukan tahapan di persidangan, langkah awal yang perlu
dilakukan dalam rencana melakukan upaya hukum judicial review
terhadap Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang
Peradilan Agama dan Undang-Undang Advokad yaitu melakukan
pendaftaran perkara di Mahkamah Konstitusi (MK). Dalam Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi.

(2) Mensinergikan Hukum Agama Hindu, Hukum Adat Masing-Masing


Daerah, dan Hukum Negara Indonesia dalam Hukum Formal dan
Materiil Peradilan Agama Hindu Indonesia
Sebagai upaya untuk menghormati hukum adat dan kebiasaan masing-
masing daerah khususnya pada daerah-daerah kantong umat Hindu di
Indonesia, perlu kiranya untuk melakukan sinergisitas antara hukum adat
kebiasaan masing-masing daerah, hukum agama Hindu sebagai sumber
hukum filosofis dan hukum nasional sebagai sumber hukum positif yang
memberikan aspek hukum mengikat. Konsep Desa, Kala, Patra, yaitu
konsep dimana memperhatikan tempat, waktu dan keadaan dimana suatu
masalah terjadi perlu di tekankan disini. Anggapan bahwa peradilan
agama Hindu sebagai bentuk pengusungan hukum adat Bali (Balisentris)
di Indonesia perlu di jawab dengan tidak memaksakan hal tersebut
dengan mengedapankan dimana bumi dipijak disana langit dijunjung.
Sinergi hukum, merupakan strategi jalan tengah untuk dapat
menghormati hukum agama Hindu, melestarikan hukum adat masing-
masing dan menegakkan hukum Negara Indonesia
Maka untuk mendapatkan dukungan masyarakat/ umat Hindu di daerah-
daerah luar Bali yang merupakan kantong-kontong umat Hindu, perlu
dan harus mensinergikan ke 3 (tiga) hukum tersebut, yakni hukum agama
Hindu, hukum adat masing-masing dan hukum Negara Indonesia.
Sebagai contoh dalam hal pelaksanaan perkawinan. Sinergi hukum itu
dilakukan dengan cara, upacara perkawinan dilakukan sesuai dengan
sistem agama Hindu, dengan menggunakan landasan filosofis Hindu
berdasarkan hukum Hindu, sah nya perkawinan menurut hukum Hindu,
kemudian pelaksanaan proses upacaranya dapat dilakukan sesuai dengan
adat masing-masing dengan tahapan yang selama ini berlaku sesuai
hukum adat di daerah tersebut, kemudian yang terakhir untuk
mendapatkan kekuatan hukum dilanjutkan ke proses penetapan di
pengadilan agama Hindu sebagai kekuatan hukum mengikatnya.

(3) Membuat Draft Kompilasi Hukum Hindu Melalui Penemuan


Substansi Hukum
Strategi hukum jangka panjang yang terakhir adalah dengan menyusun
kompilasi hukum agama Hindu. Strategi ini dilakukan dengan melakukan
penemuan substansi hukum di kitab hukum agama Hindu dan kebiasaan/
adat masing-masing daerah kantong umat Hindu di Indonesia.
Direncanakan kompilasi hukum Hindu terdiri dari 2 (dua) buku, yakni
buku 1 tentang perkawinan dan buku 2 tentang hukum kewarisan Hindu.

Page | 128
Mahasabha XII Parisada Hindu Dharma Indonesia merekomendasikan agar
Parisada sebagai Majelis Tertinggi Agama Hindu membuat keputusan untuk mendesak
pemerintah untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Pembentukan Peradilan Agama Hindu di Indonesia sangat perlu untuk
direalisasikan segera.
2) Menyiapkan kompidium hukum Hindu untuk mendukung rencana pembentukan
Peradilan Agama Hindu.
3) Menyiapkan Sumber Daya Manusia Hindu melalui Perguruan Tinggi dan PTKH
yang ada saat ini.

Ditetapkan di: Jakarta


Pada tanggal : 1 Agustus 2021

PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
PIMPINAN SIDANG
Ketua

Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba


Wakil Ketua

Kolonel Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag.

Anggota Anggota

Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya Ir. I Ketut Parwata

Anggota

Irjen Pol. (Purn) Drs. Ketut Untung Yoga, S.H., M.M.

Page | 129
BAB IV
LAPORAN KEUANGAN

Berdasarkan Keputusan Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat


Nomor:73/KEP/PH PHDI PUSAT/V/2021 bahwa segala pembiayaan untuk pelaksanaan
Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021dibebankan sepenuhnya
kepada Anggaran Operasional Kantor Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat. Keseluruhan
anggaran yang direncanakan pelaksanaan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma
Indonesia Tahun 2021 disajikan pada tabel berikut ini:

A. RENCANA ANGGARAN
NO. URAIAN VOLUME HARGA JUMLAH

Pesamuhan Agung
1 Paket Hotel Sabha Pandita
 Single Bed @3 hari 3 840,000 7,560,000
2 Konsumsi Panitia dan Peserta
Makan 2x @2 hari 20 100.000 8.000.000
Snack 2x @2 hari 20 45.000 3.600.000
3 Tiket Sabha Pandita PP 3 3,500,000 10,500,000
4 Pengadaan ATK 1 8,250,000 8,250,000
5 Penggandaan Materi 20 30,000 600,000
6 Pengadaan Tas Peserta 20 15,000 300,000
7 Telematika 1 15.000.000 15.000.000

TOTAL 53,810,000

B. REALISASI ANGGARAN

NO. URAIAN VOLUME HARGA JUMLAH

1. Penginapan Pondok Malabar


 Single Bed @1 hari 2
700,000,- 700,000,-
 Twin Bed @1 hari 1
2. Konsumsi Panitia dan Peserta
Makan dan Snack 2x @2 hari 1 paket 4,450,000,- 4,350,000,-
Aqua 2 Dus 155,000,- 310,000,-
3. Pengadaan ATK dll 1 paket 1,900,000,- 1,900,000,-
4. Prokes dan Banten
Tisu, Masker, Handsanitizer 1 Paket 310,700,- 310,700,-
Banten 1 Paket 250,000,- 250,000,-
5. Telematika
Perangkat Zoom Hanantara TV 1 Paket 7,546,000,- 7,546,000,-
Sound Sistem 1 Paket 500,000,- 500,000,-

Page | 130
5. Ucapan Terimakasih MC 1 Paket 500,000,- 500,000,-
Penyusunan dan Pencetakan
6. 1 Paket 350,000,- 350,000,-
Laporan Pertanggungjawaban

TOTAL 16,716,700

Jakarta, 24 Agustus 2021


PANITIA PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
TAHUN 2021

DRS. IDG NGURAH UTAMA, M.M


Bendahara

Page | 131
BAB V
PENUTUP

Dalam rangkaian kegiatan pelaksanaan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma


Indonesia Tahun 2021, Panitia telah berusaha dengan sekuat tenaga dan secara optimal
sesuai dengan keterpanggilan untuk ngayah pada agama dan umat, guna mempersiapkan
pelaksanaan Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021 agar berjalan
dengan baik, lancar, dan sukses. Namun demikian, ibarat pepatah menyatakan “tiada gading
yang tak retak”, dengan ini Panitia mengakui masih ada kekurangan-kekurangan dalam
pelaksanaannya karena keterbatasan pada kemampuan pribadi dan atas keterbatasan waktu,
tenaga, dan pikiran. Untuk itu Panitia menghaturkan permohonan maaf yang sebesar-
besarnya.

Demikian Laporan ini kami susun secara sederhana untuk diketahui kegiatan serta
keuangannya. Atas segala kerja keras dan kerjasama yang baik seluruh Panitia, kami
ucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, semoga Ida Sanghyang
Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan anugerah dan karunia-Nya
kepada kita sekalian sesuai dengan dharma bhakti kita kepada agama, bangsa, dan negara.

Jakarta, 27 Agustus 2021


PANITIA PESAMUHAN AGUNG
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA TAHUN 2021
Ketua, Sekretaris,

DRS. KETUT UNTUNG YOGA, S.H., M.M ASTONO CHANDRA DANA, S.E., M.M., M.B.A.
IRJEN POL. (PURN)

Page | 132
LAMPIRAN 1:

LAPORAN DAN
SAMBUTAN-SAMBUTAN
PEMBUKAAN

Page | 133
LAPORAN KETUA PANITIA PASAMUHAN AGUNG PHDI TAHUN 2021

OM SWASTYASTU,
OM AWIGHNAMASTU NAMA SIDHAM,
OM ANO BADRAH KRATAVO YANTU VISVATAH.

RAHAJENG SIANG/TENGAI, SALAM SEHAT, SALAM PANCASILA….

KEPADA :
SANE MERAGE SUCI DHARMA ADYAKSA, WAKIL DHARMA ADYAKSA SERTA
IDA PARA SULINGGIH ANGGOTA SABHA PANDITA,
SANE WANGIANG TITIANG IDA PARA PINANDITA PESERTA PASAMUHAN
AGUNG,
YANG TERHORMAT BAPAK DIRJEN BIMAS HINDU KEMENAG RI BESERTA
JAJARANNYA,
YANG TERHORMAT BAPAK KETUA UMUM PENGURUS HARIAN PHDI PUSAT
BESERTA SEGENAP JAJARAN PENGURUSNYA,
YANG TERHORMAT BAPAK KETUA SABHA WALAKA PHDI PUSAT, PARA
KETUA BIDANG, BESERTA SELURUH ANGGOTA SABHA WALAKA,
YANG TERHORMAT PARA KETUA ORGANISASI, BADAN, YAYASAN, KOMITE,
INSTANSI DAN LEMBAGA HINDU TINGKAT NASIONAL,
PARA KETUA PENGURUS HARIAN PHDI PROVINSI SELURUH INDONESIA,
SANE TRESNAYANG TITIANG PARA TOKOH UMAT DAN UNDANGAN LAINNYA
YANG MENGIKUTI PASAMUHAN AGUNG PHDI TAHUN 2021 YANG TIDAK BISA
TITIANG SEBUTKAN SATU PERSATU.

PERTAMA-TAMA PERKENANKAN TITIANG MENGHATURKAN RASA HORMAT,


PENGHARGAAN, DAN TERIMAKASIH YANG SEBESAR-BESARNYA KARENA
TELAH BERKENAN MELUANGKAN WAKTU UNTUK GUYUB BERSAMA-SAMA
MENGIKUTI ACARA PASAMUHAN AGUNG TAHUN 2021 YANG
DILAKSANAKAN SECARA VIRTUAL.

SINGGIH RATU IDA NAK LINGSIR SINARENG SAMI, SEMETON, BAPAK, IBU,
UMAT SEDHARMA YANG BERBAHAGIA.

PUJA ASTUNGKARA PADA KESEMPATAN YANG BAIK INI KITA BISA


DIPERTEMUKAN, MESKIPUN MELALUI FASILITAS MEDIA VIRTUAL ZOOM
MEETING, SEMOGA TIDAK MENGURANGI MAKNA DAN TUJUAN DARI
SIMAKRAMA DALAM RANGKA PASAMUHAN AGUNG PHDI TAHUN 2021 INI.

SEBAGAI PANITIA PENYELENGGARA PESAMUAN AGUNG THN.2021 KAMI


TELAH MENERIMA AMANAH DARI PHDI PUSAT MELALUI SK NOMOR:
73/KEP/PH PHDI PUSAT/V/2021, TGL. 7 MEI 2021, DENGAN TUGAS POKOK,
YAITU :

1. MERENCANAKAN, MEMPERSIAPKAN DAN MENYELENGGARAKAN


PASAMUHAN AGUNG THN.2021,
2. MENGKOORDINASIKAN PELAKSANAAN PASAMUHAN AGUNG 2021
DENGAN KETUA UMUM PH PHDI PUSAT DAN PIHAK TERKAIT,
Page | 134
3. MENYIAPKAN MATERI YANG AKAN DIBAHAS DALAM PASAMUHAN
AGUNG,
4. MENGUNDANG PESERTA SEBAGAIMANA KETENTUAN DALAM AD/ART
PHDI,
5. MENYELENGGARAKAN PASAMUHAN AGUNG 2021 DENGAN SEBAIK-
BAIKNYA.

DENGAN BERBEKAL SK TERSEBUT MAKA KAMI PANITIA PASAMUHAN


AGUNG 2021 MULAI BERGERAK DENGAN MENGADAKAN LEBIH DARI 15 KALI
RAPAT-RAPAT PLENO MAUPUN PER-BIDANG SC, OC DAN BIDANG LAINNYA,
BAIK MELALUI VIRTUAL MAUPUN LURING TERBATAS DISEKRETARIAT PHDI
PUSAT.

DHARMA ADYAKSA, BAPAK KETUA UMUM PENGURUS HARIAN, BAPAK


KETUA SABHA WALAKA SERTA HADIRIN YANG BERBAHAGIA.
PASAMUHAN AGUNG KALI INI DILAKSANAKAN MENJELANG MAHASABHA
XII BULAN OKTOBER 2021 NANTI, SEHINGGA PASAMUHAN AGUNG KALI INI
MERUPAKAN KEGIATAN PRA MAHASABHA XII.

SETELAH MELALUI PEMBAHASAN YANG CUKUP INTENS, PANITIA BERHASIL


MEMBUAT RANCANGAN KEPUTUSAN MENGENAI DRAFT AD/ART PHDI, DRAF
PROGRAM UMUM, DRAFT REKOMENDASI, RANTUS MENGENAI CANDI
PRAMBANAN DAN BADAN DHARMA DANA NASIONAL (BDDN) YANG AKAN
DIBAHAS LEBIH LANJUT DIDALAM FORUM PASAMUHAN AGUNG INI, YANG
HASILNYA DIHARAPKAN BISA DISAHKAN PADA MAHASABHA XII BULAN
OKTOBER 2021 MENDATANG. SATU MATERI YANG JUGA PENTING ADALAH
MEKANISME PELAKSANAAN MAHASABHA XII. HAL INI PERLU DIBAHAS DAN
DIPUTUSKAN DALAM PESAMUHAN AGUNG KARENA AD/ART PARISADA
BELUM MENGATUR PELAKSANAAN MAHASABHA SECARA VIRTUAL,
SEMENTARA KONDISI OBJECTIF SAAT INI MEMAKSA KITA UNTUK
MELAKSANAKAN MAHASABHA SECARA VIRTUAL, ATAU SETIDAKNYA
SETENGAH VIRTUAL (KOMBINASI VIRTUAL/DARING DAN LURING).
BIDANG OC TELAH MELAKSANAKAN KOMUNIKASI, KOORDINASI DAN
KERJASAMA DENGAN BERBAGAI PIHAK UNTUK MENYIAPKAN SEGALA
SARANA DAN PRASARANA YANG DIBUTUHKAN .

PADA AWAL-AWAL PERTEMUAN KAMI MASIH MERENCANAKAN


PELAKSANAAN PASAMUHAN AGUNG SECARA DARING DAN LURING DENGAN
2 (DUA) GELEMBUNG YAKNI GELEMBUNG DENPASAR DAN GELEMBUNG
JAKARTA YANG NANTINYA TERKONEKSI SECARA ONLINE.

NAMUN DALAM PERJALANAN WAKTU, DENGAN BERBAGAI PERTIMBANGAN


DAN KONSULTASI DENGAN KETUA PH PHDI DAN PIHAK TERKAIT KAMI
HARUS MENYESUAIKAN DENGAN PERKEMBANGAN SITUASI DAN KONDISI
YANG DIHADAPI OLEH BANGSA DAN NEGARA SEPERTI ANTARA LAIN :
1. SITUASI PANDEMI COVID-19 DENGAN MUTASI VARIAN YANG SEMAKIN
MENGGANAS, MEMERLUKAN PENINGKATAN KEWASPADAAN SELURUH
WARGA BANGSA, TIDAK TERKECUALI UMAT HINDU, TERMASUK PARA
PENGURUS ORGANISASI-2 HINDU DISELURUH INDONESIA DALAM
MEMIMPIN KONSITUENNYA;
2. KEBIJAKAN PEMERINTAH YANG TELAH MENETAPKAN PPKM DARURAT
YANG MELIPUTI JAWA DAN BALI, YANG MANA SAMPAI SAAT ACARA INI
Page | 135
BERLANGSUNG SUDAH DIPERPANJANG KEMBALI DENGAN PERUBAHAN
NOMENKLATUR MENJADI PPKM LEVEL IV (DARI 4 LEVEL YANG
DITETAPKAN). BAHWA SAMPAI SAAT INI BELUM ADA KEPASTIAN
SAMPAI KAPAN PPKM INI AKAN BERAKHIR. PPKM INI WAJIB UNTUK
DIPATUHI DAN DITAATI OLEH SELURUH ANAK BANGSA, DAN ADA
KONSEKWENSI SOSIAL MAUPUN HUKUM BILA ATURANNYA DILANGGAR.
3. PESAMUHAN AGUNG THN.2021 DILAKSANAKAN ANTARA LAIN UNTUK
MENYIAPKAN BAHAN MAHASABHA XII YANG AKAN DISELENGGARAKAN
PADA BULAN OKTOBER 2021; SEHINGGA KITA HARUS CERMAT
MEMPERHITUNGKAN JEDA WAKTU ANTARA PASAMUHAN AGUNG
DENGAN MAHASABHA XII, SEHINGGA PERSIAPAN PELAKSANAAN
MAHASABHA XII TERSEBUT AKAN LEBIH MAKSIMAL DAN OPTIMAL.
4. MENGACU KEPADA ANGGARAN DASAR PHDI PASAL 13, PASAL 17 AYAT
(2) HURUF A, B DAN HURUF H, PASAL 29 SERTA ANGGARAN RUMAH
TANGGA PASAL 16 AYAT (1) DAN AYAT (2), DAN PASAL 22;

ATAS HAL-HAL DI ATAS KAMI MEMUTUSKAN PASAMUHAN AGUNG TAHUN


INI DILAKSANAKAN SECARA DARING (VIRTUAL) PADA TANGGAL 31 JULI
2021 HARI INI S/D 1 AGUSTUS 2021, DAN TELAH DIDAHULUI TGL 25 JULI 2021
DENGAN PESAMUHAN SABHA WALAKA SERTA TANGGAL 30 JULI 2021
PESAMUHAN SABHA PANDITA.

DEMIKIAN, PELAKSANAAN PASAMUHAN AGUNG SECARA DARING KALI INI


SUDAH SANGAT TEPAT TANPA MENGURANGI MAKNA DAN TUJUANNYA DAN
SESUAI IMPLEMENTASI DARI KETAATAN KITA TERHADAP ATURAN AD/ART
PHDI DAN KEPATUHAN TERHADAP ATURAN NEGARA DALAM MENGHADAPI
SITUASI DARURAT PANDEMI.

IDA SULINGGIH SANE DAHAT SUKSMAYANG TITIANG, BAPAK - IBU , PARA


SEMETON DAN TOKOH UMAT YANG BERBAHAGIA,
SEPERTI TELAH TITIANG SAMPAIKAN, SUDAH SEYOGYANYA PHDI SEBAGAI
MAJELIS TERTINGGI UMAT, DAN SELURUH ORGANISASI UMAT DIBAWAHNYA
HARUS SAMA-SAMA DIJAGA KEPATUHANNYA ATAS BERBAGAI KETENTUAN
REGULASI YANG MENGIKAT, SEBAGAI PENGEJAWANTAHAN DHARMA
AGAMA DAN DHARMA NEGARA.

DARI MONITORING DAFTAR HADIR SAMPAI SAAT INI TERCATAT TOTAL


PESERTA BERJUMLAH 115 ORANG, TERDIRI DARI UNSUR SP 18, SW 32, PH 30,
KETUA PHDI Prop.16, ORG/YYS/LEMB/KOMITE/INSTITUSI 17.

KAMI PANITIA PENYELENGGARA BERHARAP KIRANYA PASAMUHAN AGUNG


KALI INI DIJADIKAN AJANG SIMEKRAMA, SALING ASIH, ASUH, ASAH
DENGAN SPIRIT SAGILIK SAGULUK SALUNGLUNG SABAYAN TAKA, PARAS
PAROS SARPANAYA, DALAM SUASANA SEJUK DAN DAMAINYA VASUDHAIVA
KUTUMBAKAM, FORUM DAPAT MENGHASILKAN KEPUTUSAN-KEPUTUSAN
YANG TERBAIK DEMI KEJAYAAN UMAT HINDU INDONESIA. TITIANG YAKIN
DAN PERCAYA KITA SEMUA MEMILIKI OBSESI DAN HARAPAN YANG SAMA
UNTUK KEMAJUAN HINDU KE DEPAN DI SELURUH INDONESIA.

DEMI EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI BERJALANNYA MEKANISME PASAMUHAN


AGUNG INI, MOHON MASING-MASING PESERTA BERKENAN UNTUK FOKUS
PADA SUBSTANSI AGENDA PESAMUHAN AGUNG DAN MEMPERHATIKAN
Page | 136
DISIPLIN PEMANFAATAN WAKTU.

PERKENANKAN PADA FORUM INI TITIANG MENGUTIP SLOKA UPANISAD


SEBAGAI BERIKUT:

“OM SAHANA VAVATU, SAHANA BHUNAKTU, SAHA VIRYAM KARAVAVAHAI,


TEJASVINAVADITHAM ASTU MA VDVISA VAHAI”

OM SHANTI SHANTI SHANTI.

YA TUHAN, SEMOGA KAMI DAPAT BELAJAR BERSAMA, BERKEMBANG


BERSAMA, MEMPEROLEH PENGETAHUAN BERSAMA. SEMOGA TIDAK
TERJADI SUATU KESALAHPAHAMAN DI ANTARA KAMI. DAN APABILA
TERJADI SUATU KESALAHAN SECARA SENGAJA ATAU TIDAK SENGAJA,
SEMOGA KAMI DAPAT SALING MEMAAFKAN.

YA TUHAN, SEMOGA DAMAI DI HATI, DAMAI DI BUMI DAN DAMAILAH


SEGALANYA.

DEMIKIAN, TITIANG AKHIRI LAPORAN INI, ATAS NAMA PANITIA - SEBAGAI


MANUSIA TIDAK SEMPURNA KAMI MOHON MAAF APABILA DALAM
PENYELENGGARAAN PESAMUHAN AGUNG INI TERDAPAT KEKELIRUAN,
KESALAHAN MAUPUN HAL-HAL YANG TIDAK BERKENAN DI HATI.

OM KSAMASAMPURNA YA NAMAH SWAHA.


OM SIDHIRASTU TAT ASTU SWAHA.
OM SHANTI SHANTI SHANTI OM

JAKARTA, 31 JULI 2021

IRJEN POL (PUR) DRS. KETUT UNTUNG YOGA, SH. MM


KETUA PANITIA PASAMUHAN AGUNG 2021

Page | 137
SAMBUTAN
KETUA UMUM PENGURUS HARIAN
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PUSAT

Om Swastyastu,
Om Awignham Astu Namo Sidham
Om Anobadrah Kratawo Yantu Wiswatah
Salam Pancasila
Merdeka….

Ida Pandita, Dharma Adhyaksa, sane meraga suci, yang tyang muliakan
Ida Pandita lanang dan istri yang salam tyang muliakan, sane meraga suci
Yang Terhormat Dirjen Bimas Hindu, Pak Tri Handoko Seto
Yang Terhormat Para Ketua PHDI Provinsi seluruh Indonesia
Yang Terhormat Para Ketua Organisasi/Yayasan/Lembaga/Badan di seluruh Indonesia
Semoga semuanya dalam keadaan sehat bugar dan gembira

Atas asung kertha waranugraha Ida Sanghyang Widhi Wasa, kita diberikan, kesehatan,
kesempatan, waktu, untuk bertemu lewat jejaring media sosial. Kami awalnya ingin hendak
bertemu secara tatap muka, tetapi inilah dinamika kehidupan, dengan adanya pandemic
Covid-19, maka yang kita utamakan adalah keselamatan umat kita bersama. Maka dengan
adanya teknologi informasi seperti ini, kita dapat bertatap muka dengan baik.

Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan, seperti dilaporkan oleh Ketua Panitia, ada
Pesamuhan Sabha Walaka, ada Pesamuhan Sabha Pandita, semua itu telah berjalan dengan
baik. Tyang hanya ingin mengingatkan kepada seluruh umat diseluruh Indonesia, dimanapun
berada, agar tetap guyub. Raket tekek sekadi sampat lidi. Tidak saling tuding satu dengan
yang lain. Kita ingat Tri Kaya Parisudha, dengan pikiran yang suci dan bersih, dengan
perkataan yang baik dan bersih, agar kita mampu melangkah memimpin umat ke depan. Kita
ingin sumber daya Hindu ke depan, semakin baik.

Hari ini kami bersyukur kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa, apa yang ingin kita cita-citakan
untuk mempunyai tempat kita berkumpul, tempat kita bersama-sama semua lembaga
keumatan. Kantor PHDI Pusat di Jakarta. Saat ini kita sedang uji coba penggunaan internet
kantor, seperti yang kita laksanakan hari ini. Semoga dapat berjalan dengan baik.

Pada tanggal 22 Agustu 2021, Purnama Katiga, akan dilaksanakan melaspas dan ngenteg
linggih. Kami mohon doanya seluru umat, agar kantor ini dapat digunakan secara bersama-
sama. Semua lembaga keumatan dapat menggunakan kantor ini sebagai milik bersama.

Kami selalu mengingatkan kepada umat untuk selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat dalam rangka menghadapi Covid-19. Agar seluruh pemuka umat, para teladan semua,
mulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat, di banjar, di desa, sampai tingkat pusat, untuk
tetap disiplin mengikuti protokol kesehatan. Dalam rangka itulah, kami berharap Pesamuhan
Agung yang kita laksanakan hari ini bisa lebih efektif dan efisien. Apa yang menjadi
substansi dari masing-masing materi yang akan dibahas, dikoordinasikan, dikomunikasikan,
mari kita perhatikan bersama-sama agar lebih efektif dan efisien. Bila bisa selesai dalam satu
hari, kenapa harus dua hari. Ini juga untuk menjaga kesehatan para penglingsir-penglingsir
kita. Jangan ragu dengan penggunaan teknlogi ini. Bila ada yang wajahnya bisa terlihat, ada
yang tidak bisa terlihat, tidak ada masalah. Bari Ida Sulinggih dan peserta lain yang tidak
bisa masuk, nanti akan kita infromasikan hasil-hasil yang diputuskan.
Page | 138
Terkait waktu, karena peserta berasal dari berbagai daerah dan memiliki waktu yang
berbeda. Waktu barat, tengah, dan timur, tentu yang timur akan lebih awal, jangan sampai
subuh atau dini hari, bisa kelelahan. Kami berharap Bapak/Ibu semua tetap sehat, segar
bugar dengan pikiran yang tenang hati bersih, untuk berkomunikasi, saling menghormati.

Kita ingin membangun sumber daya manusia Hindu seutuhnya. Bayu, Sabda, Idep yang
utama. Bayu ini tentu sehat, bugar, tenaganya kuat. Untuk sabda kita perhatikan bersama-
sama supaya dalam berkomunikasi senantiasa mengunakan etika dan berhati-hati, gunakan
wiweka dan sebagainya. Kami menghormati dan mencintai semua umat dimanapun berada
di seluruh Indonesia. Kita hargai desa-kala-patra dan desa-mawa-cara. Kami juga ingin
mendapatkan masukan-masukan.

Sabha Pandita sudah mengeluarkan berbagai keputusan, bhisama-bhisama, maka kewajiban


kami sebagai Pengurus Harian adalah menjalankan keputusan dan bhisama tersebut. Dengan
dikeluarkan keputusan dan bhisama ini gunanya untuk menjaga agar umat Hindu tetap
guyub, rukun, dan bersatu.

Inilah yang ingin kami sampaikan, mari bersama-sama kita dengan penuh kesabaran, kita
ikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya. Kami berharap Bapak Dirjen dapat membuka
Pesamuhan Agung ini dengan sebaik-baiknya. Tidak lupa juga mendoakan kepada
semeton/umat yang telah mendahului kita, dumogi amor ing acintya. Kemudian yang sedang
terbaring karena sakit, mari kita doakan agar supaya segera lekas sehat kembali. Bagi yang
sehat tetap pertahankan kesehatan dan lakukan perilaku hidup bersih dan sehat.

Mari kita berdoa bersama-sama, semoga Pesamuhan Agung ini dapat berjalan dengan lancar
dan tertib.

Suksma,
Om Santih, Santih, Santih Om
Salam Pancasila
Merdeka…

Page | 139
SAMBUTAN
DIRJEN BIMAS HINDU
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

Om Swastyastu,
Om Awignham Astu Namo Sidhma
Om Anobadrah Kratawu Yantu Wiswatah

Yang telah disucikan para Pandita


Yang Meraga Suci Dharma Adhyaksa Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba
Yang Kamu Muliakan seluru Pinandita, Romo Mangku, Wasi, Romo Dukun, Basir, dan
Para Suci yang hadir pada Pesamuhan Agung

Yang Kami Hormati Bapak Ketua Umum Pengurus Harian PHDI


Yang Kami Hormati Bapak Ketua Sabha Walaka
Yang Kami Hormati Ketua Panitia Pesamuhan Agung yang telah bekerja dengan luar biasa,
sehingga saat ini kita bisa melaksanakan Pesamuhan Agung dengan sangat baik

Para Ketua dan Pengurus PHDI di seluruh Indonesia yang sangat kami banggakan
Para Pimpinan Organisasi Hindu Tingkat Nasional yang hadir pada hari ini yang kami cintai
dan hormati
Seluruh Ketua dan Pengurus Yayasan/Lembaga/Badan/Komite PHDI Pusat
Bapak/Ibu seluruh peserta Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun
2021, yang berbagia

Sampurasun,
Tabik Puun
Hong Kulun Basuki Langgeng
Majuah-juah Kita Karina
Tabe Salamat Lingu Nalatai Salam Sujud Karendem Malempang
Salama’ Ki Nato Pada Salam

Bapak/Ibu sekalian, pertama-tama tentu kita panjatkan puja dan puji astuti ke hadapan Ida
Sanghyang Widhi/Tuhan Yang Maha Esa, karena pada pagi hari ini kita semua mendapatkan
waranugraha kesehatan, sehingga kita bisa bertatap muka melalui sarana zoom ini.

Mudah-mudahan ini tidak mengurangi esensi pertemuan kita, walaupun ada sedikit yang
berkurang yaitu bagaimana kita tidak leluasanya bertegur sapa disela-sela kegiatan ini. Tapi
saya yakin kita sudah biasa melakukan ini dan ke depan ini akan menjadi kebiasaan baru
kita dimasa pandemic Covid-29.

Bapak/Ibu Sekalian…
Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia tentu saja adalah sebuah moment,
peristiwa yang sangat berharga. Kami di Ditjen Bimas Hindu tentu saja menanti-nanti apa
kira-kira rekomendasi yang dihasilkan oleh setiap Pesamuhan Agung. Pesamuhan Agung
Tahun 2018 misalnya, menghasilkan rekomendasi yang sangat fundamental dan sangat
fonumenal bagi perkembangan dunia pendidikan Hindu. Kami mendapat rekomendasi untuk
memperbaiki, memperbaharui, seluruh Buku Pendidikan Hindu, dari SD Kelas 1 sampai
SMA Kelas XII. Bahasannya sangat jelas dan detail serta rekomendasinya sangat tebal.

Page | 140
Oleh karena itu, kami kemudian berpikir bagaimana Ditjen Bimas Hindu menindaklanjuti
rekomendasi itu, karena penerbitan buku-buku pelajaran sepenuhnya merupakan kewengan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, begitu saya dilantik bulan Agustus 2020,
kami memperlajari regulasi yang ada, lalu kami menemukan UU No.3 Tahun 2003 tentang
Perbukuan, juga mengamanatkan bahwa muata keagamaan pada Buku Pendidikan Agama
dan Keagamaan adalah tanggungjawaban Menteri yang menyelenggarakan urusan agama
atau Menteri Agama.

Dalam hal pendidikan Hindu maka itu merupakan tanggungjawab Direktorat Jenderal Bimas
Hindu. Atas dasar itulah kemudian kami membentuk Tim pada Oktober 2020 untuk
menyusun kembali seluruh Buku Pendidikan Agama Hindu Kelas I sampai Kelas XII.
Sesuai dengan Rekomendasi Pesamuhan Agung Tahun 2018, Tim bekerja siang dan malam,
karena dikejar waktu agar selesai secepat-cepatnya. Dalam hitungan bulan penyusunan telah
selesai, namun kemudian buku tersebut harus ditelaah terlebih dahulu oleh Litbang
Kemenag dan Puskurbuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Saat ini sebagai buku telah selesai dan sedang diuji terbatas, untuk Kelas 1, 4, 7, dan 10.
Kalau Bapak/Ibu sudah melihat buku tersebut, itu adalah kerja keras Tim Buku yang telah
melakukan tugasnya sesuai Rekomendasi dari Pesamuhan Agung 2018. Buku-buku yang
lain sedang ditelaah oleh Puslitbang dan Puskurbuk Kemendikbud Ristek. Itu merupakan
salah satu contoh bagaimana kita berkolaborasi untuk menghasilkan, meningkatkat, kualitas
pembinaan umat kita.

Bapak/Ibu sekalian di tengah pandemi Covid-19 ini tentu saja tantangan kita sangat berat. Di
Ditjen dan seluruh Kementerian/Lembaga, setiap kali dilakukan refucosing atau pemotongan
anggaran. Hingga saat ini telah dilaksanakan empat kali pemotongan anggaran dan kita
diminta untuk fokus menyelesaikan dan membantu menanggulangi Covid-19. Perekonomian
kita di Bali sedang mengalami tekanan yang luar biasa hebat. Sehingga kitab harus bersama-
sama mengatasi persoalan nyata didepan mata kita saat ini.

Bapak/Ibu sekalian, kita sudah berusaha untuk mengikuti arahan Guru Wisesa untuk
bersama-sama berusaha melandaikan gelombang kedua Covid-19 yang sangat
mengkhawatirkan. Mari patuhi protokol kesehatan 5M: Memakai Masker, Mencuci Tangan,
Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan, dan Mengurangi Mobilitas, plus 1 D yaitu Doa.
Mudah-mudahan dengan upaya kita bersama pandemic segera usai dan kita dapat
beraktivitas seperti biasa dan kita bisa mencurahkan energy kita untuk hal-hal yang lebih
produktif.

Saya juga tahu di tengah kondisi sulit saat ini, kita juga tengah dihadapkan dinamika umat
yang cukup menyita perhatian. Namun demikian, saya memahaminya bahwa begitu banyak
kepedulian dan perhatian umat kepada pengembangan Hindu di Nusantara ini. Saya yakin
PHDI sudah memiliki mekanisme yang baik untuk menyelesaikan seluruh persoalan yang
ada. Ada Sabha Pandita, Ada Sabha Walaka, Pengurus Harian yang sudah memiliki tugas
dan fungsinya masing-masing. Sehingga saya berharap adanya kesatupaduan antara
organisasi dan dukungan teman-teman dari provinsi akan membantu memuluskan upaya-
upaya PHDI untuk menyelesaikan seluruh persoalan yang ada.

Kami di Ditjen tentunya terus juga mengupayakan agar penyelesaian dinamuka umat untuk
mengacu kepada koridor hukum negara. Sehingga dengan demikian, masalah ini akan
selesai dengan baik dan menghasilkan solusi yang terbaik buat kita semua.

Page | 141
Namun demikian, di tengah situasi-situasi yang saya sebutkan tadi, kami berharap bahwa
Pesamuhan Agung tahun 2021 juga memberikan Rekomendasi yang memberikan daya
ungkit tinggi bagi pembangunan SDM Hindu dan pembinaan umat pada umumnya.
Bapak/Ibu semua silakan melaksanakan sidang-sidang, yang saya lihat jadwalnya sampai
tengah malam-dan dilanjutkan besok pagi. Ini mudah-mudahan memberikan hasil yang
memiliki daya ungkit tinggi bagi kita semua.

Bapak/Ibu sekalian saya ingin menyambaikan bahwa tantangan ke depan tidak semakin
ringan namun semakin berat. Dunia akan semakin tumbuh, dan umat manusia akan semakin
berkompetisi secara terbuka. Roda kemajuan terus mengelinding. Jika kita tidak siap maka
kita akan tergunjang-gunjang, terombang-ambing oleh putaran roda bahkan tidak mustahil
juga kita akan terlindas oleh putaran roda. Oleh karena itu, mari kita terus meningkatkan
kualitas SDM kita.

Sekarang mari kita lihat dunia pendidikan kita. Universitas Hindu yang ada di Indonesia
semua berada di luar ranking 200 besar Perguruan Tinggi di Indonesia. Namun demikian,
kami berkomitmen mencanangkan Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa sebagai
satu-satunya universitas negeri yang kita miliki menuju world class university. Terimakasih
kepada semua jajaran yang telah berkontribusi secara luar biasa, baik itu Gubernur Bali,
Pemda Bangli, Bupati dan jajaran, dan juga seluruh tokoh umat Hindu yang juga ikut
merealisasikan hibah tanah yang sementara ini hampir 6 hektar untuk UHN IGB Sugriwa,
untuk kita bersama-sama membangun disana dan mencanangkan sebagai world class
university.

Kemudian mari juga kita lihat sekolah-sekolah Hindu kita terutama Pasraman Formal yang
kita miliki baru saja tumbuh sedang semangat-semangatnya. Ini membutuhkan perhatian
yang luar biasa besar untuk mengejar ketertinggalan dari sekolah-sekolah keagamaan yang
lain. Bahkan di Bali saja kalau kita lihat dimana umat kita lebih dari 80% disana, dan hampir
seluruh pemimpin formalnya beragama Hindu. Tetapi kalu kita lihat Pendidikan Hindu jauh
tertinggal dari pendidikan keagamaan yang lainnya. Saya mengajak kita semua untuk
mencurahkan energy kita pada permasalahan ini juga. Saya menggugah kepada seluruh
pemimpin formal kita mulai dari Gubernur, Bupati, DPRD, DPD, DPR, dan para Pejabat di
Bali akan bersama-sama membangun Pendidikan Formal di Bali. Kita juga membangun
pendidikan di luar Bali sudah mulai tumbuh di setiap provinsi. Kami berterimakasih juga
kepada PHDI Provinsi atas kontribusinya atas seluruh upaya besar itu.

Tentu saja kita tidak meninggalkan sektor-sektor yang lain. Kami bersama dengan
komponen-komponen Hindu tengah mengupayakan Candi Prambanan sebagai tempat
ibadah. Selain kita menjaga Bali, merawat Bali, kita juga harus membangun pusat-pusat
pertumbuhan umat Hindu. Pusat-pusat pengembangan umat Hindu di seluruh Indonesia.
Saat ini kita fokus ke Prambanan, nanti kita ke Kaharingan, Toraja, Bugis, dan lain-lain.
Kita berharap pelangi Hindu Nusantara akan menjadi spektrum yang indah, yang
membanggakan kita semua. Tentu saja semua ini membutuhkan dukungan dari seluruh
sumber daya yang kita miliki.

Salah satu kelemahan kita adalah masih belum optimalnya pengelolaan dana umat. Oleh
karena itu, saya berharap Pesamuhan Agung ini juga memberikan Rekomendasi baik tadi
tentang Candi Prambanan juga tentang BDDN. Saya berharap BDDN yang baru ini akan
segera beroperasi dengan lebih baik dan menjadi harapan bagi dukungan finansial untuk
pembinaan umat Hindu di seluruh Nusantara.

Page | 142
Kami Ditjen juga secara parallel sedang menggodok regulasi pengelolaan dana umat ini.
Harapannya ini semua akan kita launching bersama-sama dan menjadi harapan baru kita
semua dalam menggerakan roda pembinaan umat Hindu di masa-masa yang akan datang.

Bapak/Ibu sekalian, para sulinggih, pinandita, dan seluruh Peserta Pesamuhan Agung PHDI
Tahun 2021 ini, saya yakin dengan semangat bahwa kita semua bersaudara yaitu
wasudhaiwa kuthum bhakam. Tantangan besar ke depan akan bisa kita lalui bersama-sama.
Tidak ringan memang, cukup berat iya, bahkan sangat berat. Tetapi saya yakin kalau kita
bersama-sama maka kita bisa mencapainya.

Saya kira itu sambutan yang dapat saya sampaikan. Semoga Pesamuhan Agung PHDI Tahun
2021 ini dapat berjalan dengan baik, lancar, dan menghasilkan Rekomendasi yang sangat
bermanfaat bagi pembinaan umat Hindu kita ke depan.

Dengan ucapan Om Awignham Astu Namo Sidham, maka atas asung kertha waranugraha
Ida Sanghyang Widhi Wasa, Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun
2021, pada hari ini, 31 Juli 2021, hari Sabtu, jam 10.58 WIB, saya nyatakan dengan resmi di
buka.

Demikian yang dapat saya sampaikan, tentu saja sebagai manusia biasa saya memohon maaf
atas segala kekurangan, atas segala kesalahan, atas segala kekeliruan, ucapan, sikap, dan
tindakan saya. Dengan demikian saya akhiri dengan puja paramasantih.

Om Santih, Santih, Santih Om


Rahayu, Rahayu, Rahayu

Page | 143
LAMPIRAN 2:

LAPORAN DAN
SAMBUTAN-SAMBUTAN
PENUTUPAN

Page | 144
LAPORAN KETUA PANITIA PADA PENUTUPAN
PASAMUHAN AGUNG PHDI TAHUN 2021

OM SWASTYASTU,
OM AWIGHNAMASTU NAMA SIDHAM,

RAHAJENG TENGAI, SALAM SEHAT, SALAM PANCASILA....

KEPADA :

YANG TITIANG SUCIKAN DHARMA ADYAKSA SERTA PARA SULINGGIH


ANGGOTA SABHA PANDITA,
YANG TITIANG WANGIKAN PARA PINANDITA PESERTA PASAMUHAN AGUNG,
YANG TERHORMAT BAPAK DIRJEN BIMAS HINDU KEMENAG RI BESERTA
JAJARANNYA,
YANG TERHORMAT BAPAK KETUA UMUM PENGURUS HARIAN PHDI PUSAT
BESERTA SEGENAP JAJARAN PENGURUSNYA,
YANG TERHORMAT BAPAK KETUA SABHA WALAKA PHDI PUSAT, PARA
KETUA BADAN, BESERTA SELURUH ANGGOTA SABHA WALAKA,
YANG TERHORMAT PARA KETUA ORGANISASI, BADAN DAN LEMBAGA
HINDU TINGKAT NASIONAL,
PARA KETUA PENGURUS HARIAN PHDI PROVINSI SELURUH INDONESIA,
SANE TRESNAYANG TITIANG PARA TOKOH UMAT DAN UNDANGAN LAINNYA
YANG MENGIKUTI PASAMUHAN AGUNG PHDI TAHUN 2021 YANG TIDAK BISA
TITIANG SEBUTKAN SATU PERSATU.

DALAM 2 (DUA) HARI BERTURUT-TURUT KITA TELAH BERSAMA-SAMA


MEMUSATKAN PERHATIAN DAN PIKIRAN KITA UNTUK MELAKUKAN
PEMBAHASAN MATERI-MATERI PESAMUHAN AGUNG 2021.

PUJA ASTUTI KEHADAPAN IDA HYANG WIDHI WASA DAN ANGAYUBAGYA,


ASTUNGKARE SECARA UMUM PESAMUHAN AGUNG 2021 TELAH BERJALAN
LANCAR DAN TERTIB, MESKIPUN UNTUK PERTAMA KALI DILAKSANAKAN
SECARA VIRTUAL. GANGGUAN JARINGAN TERJADI, NAMUN TIDAK
BERAKIBAT MENGGANGGU PEMBAHASAN MATERI KARENA PARA PESERTA
TELAH MENGIKUTI PEMBAHASAN MATERI-MATERI PESAMUHAN AGUNG
DENGAN PENUH SEMANGAT IKATAN PESEMETONAN YANG TINGGI DAN
MASING-MASING TELAH MENGUASAI MATERI YANG DIBAHAS.

PESAMUHAN AGUNG SUDAH BERHASIL MENYEPAKATI KEPUTUSAN-


KEPUTUSAN TERKAIT BIDANG-BIDANG MATERI YANG DIBAHAS YANG
NANTI AKAN DIBAHAS LEBIH LANJUT PADA FORUM MAHASABHA XII, YAITU:

REVISI AD/ART, PROGRAM UMUM PHDI, REKOMENDASI BAGI


KEBERLANJUTAN UPAYA PEMBINAAN UMAT, DAN JUGA MENERBITKAN
KEPUTUSAN TENTANG MEKANISME TEKNIS PELAKSANAAN PESAMUHAN
AGUNG 2021 DAN MAHASABHA XII SECARA DARING, SERTA KEPUTUSAN
USULAN KEPADA PEMERINTAH TENTANG PERAWATAN CANDI PRAMBANAN
DAN PEMANFAATAN SEBAGAI TEMPAT IBADAH BAGI UMAT HINDU
INDONESIA DAN DUNIA, SERTA PENGALIHAN STATUS BADAN HUKUM BDDN
Page | 145
SEMULA DINAUNGI OLEH YAYASAN ADIKARA DHARMA PARISAD MENJADI
YAYASAN BDDN DIBAWAH NAUNGAN PHDI.

PERUBAHAN SUBSTANSIAL PADA DRAFT AD/ART DIANTARANYA:


1. PENAMBAHAN BUTIR h DI PASAL 17 AYAT(2) YANG MENYATAKAN;
"PENGURUS HARIAN BERWENANG MENOLAK PENGESAHAN
KEPENGURUSAN PHDI PROVINSI BILA DILAKSANAKAN TIDAK SESUAI
KETENTUAN AD/ART ORGANISASI DAN PENAMBAHAN AYAT(3) DAN
AYAT(4) MENGENAI DISKRESI YANG DIBERIKAN KEPADA KETUA UMUM
PENGURUS HARIAN PHDI BILA TERJADI FORCE MAYOR YANG
MEMBAHAYAKAN, DAN MENGANCAM PERSATUAN KESATUAN DAN
EKSISTENSI HINDU.
2. PENAMBAHAN BAB BARU TENTANG MAJELIS KEHORMATAN DI BAB VIII
YANG TERDIRI DARI 4(EMPAT) PASAL DAN 4(EMPAT) AYAT.
3. PADA BAB XI TENTANG HUBUNGAN ANTAR ORGANISASI KHUSUS PASAL
41 YANG KEMUDIAN PADA DRAFT BERUBAH MENJADI PASAL 44, YANG
MANA KATA "PENGAYOMAN" DAN "SAMPRADAYA" DIHILANGKAN,
MENJADI BERBUNYI "PHDI MEMBANGUN HUBUNGAN KOORDINASI
DENGAN SEMUA ORGANISASI YANG BERDASARKAN HINDU YANG
TERTERA DIDALAM ANGGARAN DASARNYA".
4. DALAM ART PASAL 10 AYAT (3) JUMLAH SABHA WALAKA YANG SEMULA
BERJUMLAH 55 ORANG, BERDASARKAN EVALUASI EFEKTIVITAS
PRODUKTIVITAS LEMBAGA, DAN SESUAI MAKNA LAMBANG PARISADA
DIROBAH MENJADI BERJUMLAH 33 ORANG.

MATERI SUBSTANTIF LAINNYA ADALAH DIBUATNYA DRAFT KEPUTUSAN


TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN TEKNIS PESAMUAN AGUNG DAN
MAHASABHA SECARA DARING UNTUK MENDUKUNG KELANCARAN
PENYELENGGARAAN PESAMUHAN AGUNG DAN MAHASABHA, SEKALIGUS
SEBAGAI PAYUNG HUKUM (ATURAN) KEABSAHAN PROSES DAN HASIL-HASIL
KEPUTUSAN MAHASABHA.

DEMIKIAN GARIS BESAR PELAKSAAN DAN HASIL-HASIL PESAMUHAN AGUNG


YANG DAPAT KAMI SAMPAIKAN YANG AKAN DITINDAK-LANJUTI
PEMBAHASANNYA PADA FORUM MAHASABHA XII BULAN OKTOBER YANG
AKAN DATANG.

ATAS NAMA PANITIA PESAMUHAN AGUNG KAMI HATURKAN UNGKAPAN


RASA HORMAT, PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMAKASIH KEPADA
SELURUH PESERTA YANG TELAH DENGAN PENUH DEDIKASI, SEMANGAT
KEBERSAMAAN-PASEMETONAN TELAH SUNGGUH-SUNGGUH MENGIKUTI,
BERKONTRIBUSI DALAM RANGKAIAN ACARA DAN PEMBAHASAN-
PEMBAHASAN DALAM PESAMUHAN AGUNG 2021, SEHINGGA TELAH
BERHASIL MENUANGKAN IDE,KREATIVITAS DAN INOVASI KE DALAM
KONSEP-KONSEP UNTUK BAHAN PEDOMAN PEMBINAAN UMAT HINDU KE
DEPAN DI INDONESIA.

DALAM PENYELENGGARAAN PESAMUHAN AGUNG 2021 INI SUDAH BARANG


TENTU TERDAPAT BANYAK KESALAHAN MAUPUN KEKURANGAN SERTA
HAL-HAL YANG TIDAK BERKENAN DI HATI PARA PESERTA, UNTUK ITU
SEBAGAI MANUSIA BIASA KAMI ATAS NAMA PANITIA PADA KESEMPATAN
INI MENYAMPAIKAN GENG SINAMPURA - PERMOHONAN MAAF YANG
Page | 146
SEBESAR-BESARNYA.

“ OM SARVE BHAVANTU SUKHINAH


SARVE SANTU NIRAMAYAH
SARVE BHADRANI PASYANTU
MA’KASCIT DUHKHABHAG BHAWET”

YA TUHAN, SEMOGA SEMUANYA SELALU BERBAHAGIA, SEMOGA SEMUA


TERBEBASKAN DARI SEGALA MACAM PENYAKIT, SEMOGA SEMUANYA
MEMPEROLEH KESEJAHTERAAN, DAN SEMOGA TIDAK SATUPUN YANG
MENDERITA.

“OM ASATO MA SAD GAMAYA


TAMA SO MA JYOTIR GAMAYA
MRTYOR MA AMRTHAM GAMAYA”

YA TUHAN, TUNTUNLAH KAMI DARI KEBENARAN RENDAH MENUJU


KEBENARAN HAKIKI, DARI KEGELAPAN DAN KETIDAKTAHUAN MENUJU
CAHAYA PENGETAHUAN SEJATI, DARI KEMATIAN MENUJU KEABADIAN.

OM SIDDHIRASTU TADASTU ASTU SWAHA.


OM SHANTI SHANTI SHANTI, OM

JAKARTA, 1 AGUSTUS 2021

IRJEN POL (PURN) DRS. KETUT UNTUNG YOGA, SH, MM


KETUA UMUM PANITIA PESAMUHAN AGUNG 2021.

Page | 147
SAMBUTAN
KETUA UMUM PENGURUS HARIAN
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PUSAT

Om Swastyastu,
Salm Pancasila,
Merdeka

Ratu Dharma Adhyaksa dan Para Pandita, sampai sore ini, dumogi sehat walafiat

Bapak/Ibu peserta Pesamuhan Agung yang resmi yang telah mengikuti kegiatan Pesamuhan
Agung sejak kemarin sampai hari ini.

Kami mengikuti juga pelaksanaan Pesamuhan Sabha Walaka, Pesamuhan Sabha Pandita,
sampai hari ini Pesamuhan Agung.

Pertama kami ingin menyampaikan bahwa, yang lalu kami telah menerbitkan surat
pencabutan pengayoman, namun ada kelalahan pengetikan dari ISKCON menjadi ISCKON,
kami sudah koreksi dan sudah disebar tulisan yang benar.

Kedua, kemarin dari Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Sumatera Utara ada
yang menyebut nama disitu Priambada, ini yang sering kami pantau di medsos. Kami
mengajak agar umat Hindu tetap solid. Kami mengundang semua Ketua PHDI Provinsi
termasuk Puskor Hindunesia. Kami membuka ruang dan waktu kepada mereka untuk ikut.
Karena kami lihat ada Forkom Parisada Hindu Dharma Indonesia, saat ini yang masih resmi
adalah Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat. Ini yang resmi, yang dihadiri oleh Dharma
Adhyaksa, Ketua Sabha Walaka, dan Pengurus PHDI Pusat. Kemudian yang lain mohon
untuk dijadikan perhatian.

Dalam rangka menghadapi Mahasabha, bulan Oktober, tyang sudah dapat laporan bahwa
ada beberapa Hasil Pesamuhan Madya yang sudah membuat susunan Pengurus PHDI Pusat
yang akan datang, itu bagus. Itu menjadi contoh yang baik, sehingga Parisada Daerah yang
memiliki calon-calon terbaik, baik itu calon Walaka, maupun calon Pandita, silahkan.
Sehingga masyarakat Hindu bisa melihat trackrecord calon-calon itu. Sehingga apa yang
menjadi hasil pembahasan dalam Komisi A, B, dan C yang tadi sudah dibahas dapat
dilaksanakan dengan baik. Itu tugas berat ke depan. Kami berdoa, semoga ini bisa
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Terkait dengan pelaksanaan, baik secara luring maupun daring silakan saja. Tetapi yang
pasti pademi covid-19 belum berakhir. Upaya-upaya, kami sampaikan kepada untuk tetap
disiplin menerapkan protokol kesehatan. Semoga kita semua sehat walafiat, segar dan bugar,
ini penting.

Terakhir, kurang lebihnya dalam pelaksanaan kegiatan ini, mungkin ada kekurangan dari
PHDI Pusat, tyang yang bertanggungjawab sepenuhnya. Kalau ada anggota atau alit-alit
tyang, dalam pelayanan atau bicara yang kurang bagus, kurang baik, tyang yang salah.
Tyang minta maaf. Termasuk soal pengetikan, karena buru-buru dan itu sudah dinihari.
Maka bila ada kekeliruan harus diakui, mana yang benar dan mana yang salah.

Para Pinandita yang meraga suci, niki kita sudah laksanakan rangkaian kegiatan, kami
menghaturkan terimakasih. Bahwa Panitia sudah mencoba untuk melaksanakan komunikasi
Page | 148
lewat digital, lewat online, dengan teknologi saat ini dengan baik. Semoga alit-alit kita dapat
melaksanakan dengan lebih baik lagi ke depan, sehingga kita tidak kagok, ketinggalan
zaman. Seperti kami ini yang sudah sepuh, kadang salah ketik dan sebagainya. Oleh karena
itu, adik-adik kita, KMHDI, anak-anak pasraman, mari kita ajari teknologi. Kita ajari
budaya, kita ajari juga saling menghormati dan menghargai yang lain.

Tujuan utama kita sesungguhnya adalah bahagia. Mulai dari diri sendiri, dia bisa merawat,
dia bisa mengkomandokendalikan dirinya, baru bisa mengkomandokendalikan orang lain.
Ini adalah pesan-pesan khusus kepada umat. Terutama yang tyang lihat niki, yang namanya
Priambada. Dulu pernah menghadap datang ke kantor dan tyang sampaikan. Tetapi hasilnya
terbalik-balik pemahamannya di luar. Kami menginginkan anak-anak muda, supaya tidak
kesandung-sandung masalah hukum. Tyang sangat menghormati semua semeton. Bicara
tyang keras, supaya terdengar dari sabang sampai merauke. Dari Aceh sampai ke Papua. Ini
yang kami maksud. Supaya betul-betul jelas.

Itu saja yang kami sampaikan, sekali lagi, terimakasih Dharma Adhyaksa, pada Pandita, dan
semua umat.

Om Santih, Santih, Santih Om


Salam Pancasila….
Merdeka…!!!!

Page | 149
SAMBUTAN
DHARMA ADHYAKSA
PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA PUSAT

Om Swastyastu,
Salam Pancasila,
Merdeka

Yang saya hormati para Sulinggih sareng sami, dan juga kepada para Sulinggih yang tidak
dapat hadir karena acara dan suatu hal

Kedua, yang saya hormati Ketua Umum PHDI Pusat, beserta jajaran

Ketiga, Ketua Sabha Walaka, beserta jajaran

Keempat, seluruh Ketua PHDI Provinsi yang hadir

Ketua Organisasi Hindu/Yayasan/Lembaga/Badan yang hadir saat ini atau yang diwakili

Mari kita senantiasa untuk mengacu kepada Dharma Agama dan Dharma Negara. Selain itu,
kita juga harus memiliki barometer dan senantiasa menaati, Guru Wisesa, sebagai bhakti
kita.

Sebagai sebuah lembaga kita tidak boleh lepas dari pada arahan pemerintah. Sebab jelas
dikatakan bahwa “brahman ksatian padulur, paras paros saperneya, tanpawiku panulang,
tanpa data dewasya” bahwasannya para rohaniawan yang tergabung dalam Parisada, yang
didukung daripada Sabha Walaka, dan Pengurus Harian, harus singkron bekerjasama dengan
pemerintah. Menjalin hubungan dengan pemerintah agar supaya tidak terhjadi hal-hal yang
tidak diinginkan. Sehingga kita, seperti Pak Ketua Umum tadi sampaikan, raket tekek sekadi
sampat lidi. Betul-betul kita mampu membersihkan segala papa, sehingga menjadi sudha,
sudha, sudha.

Sudha mulai dari pikiran, hati, dan perilaku kita. Sudha baik ke dalam maupun ke luar.
Jangan kita memaliki prasangka sebelumnya. Karena keputusan yang kita ambil hari ini
menurut hemat saya, sebagai Dharma Adhyaksa, sudah mengadopsi semua daripada
kemauan umat Hindu yang semuanya terakomodir di dalam keputusan-keputusan yang
diambil. Yang nantinya akan dibicarakan kembali pada Mahasabha XII.

Marilah kita berpikir Hindu ke depan, dari sekarang, maju terus pantang mundur. Tetap kita
harus bermodalkan semangat persaudaraan, wasudhaiwa kutuhumbhakam, untuk kiita
bersama-sama menghaturkan yadnya, baik dari pikiran yang betul-betul harus, perkataan
kita yang betul-betul wangi, dan hati kita yang betul-betul lascarya. Sekarang sudah tidak
jaman manusia dijadikan caru. Namun yang dijadikan caru adalah pikiran, perkataan,
kemudian perilaku kita.

Dalam kita berorganisasi sudah ada ketentuan yaitu AD/ART. Mari kita taati AD/ART ini
secara disiplin, untuk kuita bisa menyelesaikan ke dalam maupun ke luar. Sebab Hindu
begitu besar, mulai dari Aceh, lalu Jawa Barat, Kalimantan, Majapahit, sampai kita saat ini
yang masih tersisa. JASMERAH, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Mari kita
rapatkan barisan, untuk bahu membahu, berjalan seiring-seirama. Sebab PHDI merupakan
Page | 150
rumah bersama. Mari kita pelihara dengan baik dan tinggal disitu bersama-sama dengan
suasana yang hangat. Sehingga kita dapat wariskan kelak kepada generasi kita yang akan
datang. Bila ada yang tidak pas, datanglah, mari kita berbicara bersama. Kalau kita tidak
saling berbicara, bagaimana kita bisa mengenali suatu masalahnya. Kalau kita tidak kumpul,
bagaimana kita bisa mencari solusi bersama. Ini harus kita pahami.

Ibarat seni karawitan, ada nada nang-ning-neng-nong. Mari kita berkumpul bersama dengan
hati yang tenang, hati yang bersih. Nung dengan penuh kesabaran. Neng dengan energi
kemampuan berpikir, untuk membangun. Nong adalah harapan yang akan kita berikan
kepada umat yang sekalian berdampak kepada bangsa dan negara.

Demikianlah sambutan saya, suadara-saudara, semoga kita tetap berjala. Tetap merasa
bahwa kita semua bersaudara. Dengan pemikiran Tat Twam Asi, bahwa kita adalah mereka,
dan mereka adalah kita. Sebagai akhir kata, saya mencoba berpantun:

Apabila ada jarum yang patah


Jangan disimpan di dalam peti
Apabila ada sumur di lading
Bolehlah saya menumpang mandi

Apabila ada sambutan saya yang tidak berkenan di hati


Saya juga manusia, yang anda, suadara, percayai untuk terlibat dalam Sabha Pandita, kami
mohon maaf pengampure.
Dan apabila umur saya panjang,
Nanti saya bisa mengabdi lagi kepada PHDI
Tidak dilembaganya, mungkin di luar. Kenapa saya katakan tidak dilembaganya, mungkin
ada generasi yang lebih pintar, lebih energik, yang ingin mengabdi kepada PHDI, betul-betul
lebih legowo untuk mengabdi, tanpa pamrih, silakan. Saya berada di luar, tapi bukan
oposisi, tetap ikut memberikan pelayanan kepada umat.

Saya tutup Pesamuhan Agung Parisada Hindu Dharma Indonesia Tahun 2021 dengan bajra.
Om Santih, Santih, Santih Om

Page | 151
LAMPIRAN 3:

FOTO – FOTO
KEGIATAN

PANITIA PESAMUHAN AGUNG


PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
TAHUN 2021

Page | 152
(Gambar 1: Pesamuhan Agung tanggal 31 Juli 2021)

(Gambar 2: Pesamuhan Agung tanggal 01 Agsutus 2021)

Page | 153
(Gambar 3: Peserta Pesamuhan Agung Secara Virtual/Daring)

(Gambar 4: Peserta Pesamuhan Agung Secara Virtual/Daring)

Page | 154
(Gambar 5: Pembukaan Pesamuhan Agung Secara Virtual/Daring)

(Gambar 6: Peserta Pesamuhan Agung Secara Virtual/Daring)

(Gambar 7: Peserta Pesamuhan Agung Secara Virtual/Daring)

(Gambar 6: Peserta Pesamuhan Agung Secara Virtual/Daring)

Page | 155
LAMPIRAN 4:

LINK BERITA
MEDIA PUBLIKASI

PANITIA PESAMUHAN AGUNG


PARISADA HINDU DHARMA INDONESIA
TAHUN 2021

Page | 156
1. Candi Prambanan Resmi jadi Pusat Persembahyangan Umat Hindu
Link:
https://forumkeadilan.com/berita/Candi-Prambanan-Resmi-jadi-Pusat-
Persembahyangan-Umat-Hindu

2. Mukernas PHDI tahun 2021 Perkuat Kearifan Lokal


Link:
https://investigasibhayangkara.com/mukernas-phdi-tahun-2021-perkuat-kearifan-lokal/

Page | 157
3. Pesamuhan Agung 2021, PHDI Perkuat Kearifan Lokal dan Jadikan Candi
Prambanan Pusat Persembahyangan Hindu
Link: https://atnews.id/portal/news/9593

4. Melalui Pesamuhan Agung, PHDI Perkuat Kearifan Lokal


Link:
https://www.baliprawara.com/melalui-pesamuhan-agung-phdi-perkuat-kearifan-lokal/

Page | 158
5. Pemerintah Apresiasi Pandita Hindu dalam Terapkan PPKM
Link:
https://www.suaradewata.com/read/202108030009/pemerintah-apresiasi-pandita-hindu-
dalam-terapkan-ppkm.html

6. Pemerintah Apresiasi Pandita Hindu dalam Terapkan PPKM


Link:
http://www.baliekbis.com/pemerintah-apresiasi-pandita-hindu-dalam-terapkan-ppkm/

Page | 159
7. Pemerintah Apresiasi Pandita Hindu Dalam Terapkan PPKM
Link:
http://dutabalinews.com/2021/08/03/pemerintah-apresiasi-pandita-hindu-dalam-
terapkan-ppkm/

8. PHDI Perkuat Kearifan Lokal


Link:
https://palapapos.co.id/listing/view/10708/2/phdi-perkuat-kearifan-lokal

Page | 160
9. Pemerintah Apresiasi Pandita Hindu dalam Terapkan PPKM
Link:
https://indopostnews.com/2021/08/03/pemerintah-apresiasi-pandita-hindu-dalam-
terapkan-ppkm/

10. Pemerintah Apresiasi Pandita Hindu dalam Terapkan PPKM


Link:
https://indonesiatravel.online/2021/08/03/pemerintah-apresiasi-pandita-hindu-dalam-
terapkan-ppkm/

Page | 161
11. Pemerintah Apresiasi Pandita Hindu dalam Terapkan PPKM
Link:
https://destinasidigital.com/pemerintah-apresiasi-pandita-hindu-dalam-terapkan-ppkm/

12. Pemerintah Apresiasi Pandita Hindu dalam Terapkan PPKM


Link:
https://suarajatim.co.id/pariwisata/pemerintah-apresiasi-pandita-hindu-dalam-terapkan-
ppkm/

Page | 162
13. Pemerintah Apresiasi Pandita Hindu dalam Terapkan PPKM
Link:
https://kahyangan.net/pariwisata/pemerintah-apresiasi-pandita-hindu-dalam-terapkan-
ppkm/

14. Pemerintah Apresiasi Pandita Hindu dalam Terapkan PPKM


Link:
https://www.tanimodern.com/pemerintah-apresiasi-pandita-hindu-dalam-terapkan-ppkm/

Page | 163
15. Pemerintah Apresiasi Pandita Hindu dalam Terapkan PPKM
Link:
http://indonesia.crossborder.co.id/pemerintah-apresiasi-pandita-hindu-dalam-terapkan-
ppkm/

16. Pemerintah Apresiasi Pandita Hindu dalam Terapkan PPKM


Link:
https://www.liputan1.com/2021/08/03/pemerintah-apresiasi-pandita-hindu-dalam-
terapkan-ppkm/

Page | 164
17. Pesamuhan Agung PHDI Sukses Digelar Virtual
Link:
https://www.balipost.com/news/2021/08/03/208053/Pesamuhan-Agung-PHDI-Sukses-
Digelar...html

18. Pemerintah Apresiasi Pandita Hindu dalam Terapkan PPKM


Link:
https://topnewsntt.com/berita/pemerintah-apresiasi-pandita-hindu-dalam-terapkan-ppkm/

Page | 165
19. Pemerintah Apresiasi Pandita Hindu Terapkan PPKM
Balipost Cetak

20. Pemerintah Apresiasi Pandita Hindu dalam Terapkan PPKM


Link:
https://craddha.com/pemerintah-apresiasi-pandita-hindu-dalam-terapkan-ppkm/

Page | 166

Anda mungkin juga menyukai