Anda di halaman 1dari 5

1. Apakah yang dimaksud dengan Assesment GCG, dan ada berapa jenis jelaskan.

Assessment GCG, berarti penilaian terhadap implementasi GCG. Assessment GCG ini
merupakan suatu hal yang sangat penting ketika mengelola praktik-praktik GCG di sebuah
perusahaan.
Penilaian ini dapat dilakukan melalui beberapa cara atau pendekatan, yaitu :
a. Self Assessment
Jadi perusahaannya sendiri yang melakukan penilaian atau penilaian mandiri. Yang
diwajibkan pemerintah untuk self asessment hanya bank. Jadi, bank itu sendiri yang
melakukan self assessment.
Pemerintah, dalam hal ini OJK, kemudian membuat kriteria apa saja yang harus dinilai.
Kemudian bank melakukan assessment dengan membuktikan melalui data dan fakta
bahwa perusahaannya telah melakukan assessment.
Kemudian hasil tersebut dilaporkan ke OJK.  Nanti OJK yang akan menentukan atau
menilai, apakah bank tersebut sudah melaksanakan prinsip-prinsip GCG atau masih
kurang, atau bahkan belum.
Jadi ada kewajiban bagi pihak bank melapor ke OJK, dan OJK yang menentukan.
Sementara self assessment  bagi perusahaan BUMN, dapat menggunakan tools
indikator GCG dari Kementerian BUMN. Sedangkan self assessment bagi perusahaan
terbuka atau yang listed di Pasar Modal, bisa menggunakan kriterian Asean CG
Scorecard.
b. Second Party Assessment
Second party assessment ini biasanya dilakukan oleh unit bisnis yang ditunjuk oleh
perusahaan untuk melakukan assessment di perusahaannya sendiri, tapi bekerjasama
dengan misalnya unit risk manajemen atau unit audit. Misalnya akan mengaudit kantor
cabang, maka manajemen akan menitipkan ke tim audit untuk melakukan assessment
di cabang kantor cabang tersebut.
c. Third-Party Assessment.
Third party assessment ini penilaian atau evaluasi yang dilakukan oleh pihak
independen. Untuk perusahaan terbuka, OJK telah menunjuk langsung Indonesian
Institute for Corporate Directorship (IICD) Indonesia. Lembaga ini adalah lembaga satu-
satunya yang boleh mengakses. IICD menggunakan acuan ASEAN CCG Scorecard dalam
menilai praktek CG perusahaan terbuka di Indonesia. Sedangkan BUMN menunjuk
BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) untuk melakukan assessment
GCG di perusahaan-perusahaan BUMN. Untuk third party assessment ini memang
belum ada standar di Indonesia.
2. Jelaskan apakah yg dimaksud ACGS, didalamnya terdapat 2 level yaitu level 1 terdapat 5
bagian A sd E, dan bagian level 2 terdapat bonus dan penalty, mohon jelaskan semua
bagiannya.
ACGS (Asean Corporate Governance Scorecard) merupakan inisiatif mengenai tata kelola
perusahaan dari Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dalam rencana
implementasi ASEAN Capital Market Forum (ACMF) yang diselenggarakan dengan tujuan
untuk mempromosikan ASEAN sebagai aset berkelas dan meningkatkan kepercayaan
investor global atas kualitas perusahaan di regional ASEAN.
Level 1
A. RIGHTS OF SHAREHOLDERS
A.1. Basic Shareholder Rights
A.2. Right to participate in decisions concerning fundamental corporate changes
A.3. Right to participate effectively in and vote in general shareholder meetings and
should be informed of the rules, including voting procedures, that govern general
shareholder meetings.
A.4. Markets for corporate control should be allowed to function in an efficient and
transparent manner.
A.5. The exercise of ownership rights by all shareholders, including institutional
investors, should be facilitated.
B. EQUITABLE TREATMENT OF SHAREHOLDERS
B.1. Shares and Voting Rights
B.2. Notice of AGM
B.3. Insider trading and abusive self-dealing should be prohibited.
B.4. Related party transactions by directors and key executives.
B.5. Protecting minority shareholders from abusive actions
C. ROLE OF STAKEHOLDERS
C.1. The rights of stakeholders that are established by law or through mutual
agreements are to be respected.
C.2. Where stakeholder interests are protected by law, stakeholders should have the
opportunity to obtain effective redress for violation of their rights.
C.3. Mechanisms for employee participation should be permitted to develop.
C.4. Stakeholders including individual employee and their representative bodies, should
be able to freely communicate their concerns about illegal or unethical practices to the
board and their rights should not be compromised for doing this
D. DISCLOSURE AND TRANSPARENCY
D.1. Transparent Ownership Structure

D.2. Quality of Annual Report


D.3. Disclosure of Related Party Transactions (RPTs)
D.4. Directors and Commissioners dealings in the shares of the company
D.5. External Auditor and Auditor Report
D.6. Medium of Communications
D.7. Timely filing/release of annual/financial reports
D.8. Company Website
D.9. Investor Relations
E. RESPONSIBILITIES OF THE BOARD
E.1. Board Duties and Responsibilities
E.2. Board Structure
E.3. Board Processes
E.4. People on the Board
E.5. Board Performance
Level 2 - BONUS ITEMS
(B)A. RIGHTS OF SHAREHOLDERS
(B)A.1 Right to participate effectively in and vote in general shareholders meeting and
should be informed of the rules, including voting procedures, that govern general
shareholders meeting.
(B)B. EQUITABLE TREATMENT OF SHAREHOLDERS
(B)B.1 Notice of AGM
(B)C. ROLE OF STAKEHOLDERS
(B)D. DISCLOSURE AND TRANSPARENCY
(B)E. RESPONSIBILITIES OF THE BOAR
(B)E.1 Board Competencies and Diversity
(B)E.2 Board Structure
(B)E.3 Board Appointments and Re-Election
(B)E.4 Board Appointments and Re-Election
(B)E.5 Risk Oversight
(B)E.6 Board Performance
LEVEL 2 – PENALTY ITEMS
(P)A. RIGHTS OF SHAREHOLDERS
(P)A.1 Basic Shareholder Rights
(P)A.2 Shareholders, including institutional shareholders, should be allowed to consult
with each other on issues concerning their basic shareholder rights as defined in the
Principles, subject to exceptions to prevent abuse. Guiding Reference
(P)A.3 Right to participate effectively in and vote in general shareholders meeting and
should be informed of the rules, including voting procedures, that govern general
shareholders meeting.
(P)A.4 Capital structures and arrangements that enable certain shareholders to obtain a
degree of control disproportionate to their equity ownership should be disclosed.
(P)A.5 Capital structures and arrangements that enable certain shareholders to obtain a
degree of control disproportionate to their equity ownership should be disclosed.
(P)B. EQUITABLE TREATMENT OF SHAREHOLDERS
(P)B.1 Insider trading and abusive self-dealing should be prohibited.
(P)B.2 Protecting minority shareholders from abusive action
(P)C. ROLE OF STAKEHOLDERS
(P)C.1 The rights of stakeholders that are established by law or through mutual
agreements are to be respected.
(P)C.2 Where stakeholders participate in the corporate governance process, they should
have access to relevant, sufficient and reliable information on a timely and regular
basis.
(P)D. DISCLOSURE AND TRANSPARENCY
(P)D.1 Sanctions from regulator on financial reports
(P)E. RESPONSIBILITIES OF THE BOARD
(P)E.1 Compliance with listing rules, regulations and applicable laws
(P)E.2 Board Structure
P)E.3 External Audit
P)E.4 Board Structure and Composition

3. Jelaskan didalam assesment CGC, perusahaan mendapatkan bonus dan penalty


dikarenakan apa? Berikan contoh implementasinya dalam perusahaan yg mendapatkan
bonus dan penalty, kriterianya apa dan contoh bonus dan penaltynya
Didalam assessment CGC, perusahaan mendapatkan bonus dan penalti dikarenakan Setiap
perusahaan menginginkan karyawan yang mempunyai citra diri yang baik, motivasi diri
yang penuh sehingga mampu membuat perusahaan tempat mereka bekerja berkembang.
Biasanya jika motivasi yang diberikan oleh internal perusahaan tidak berhasil, diperlukan
selingan dari luar kantor agar suasana kerja lebih hidup lagi. Motivasi ini sangat berguna
untuk menaikkan kepercayaan diri dan motivasi dalam bekerja dan diharapkan mampu
membuat kinerja karyawan terus berjalan baik.
Namun ada juga cara lain yang bisa diberikan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja
karyawan, seperti memberikan bonus saat ada pencapaian tertentu dan penalti jika
karyawan lalai dalam bekerja secara disengaja. Bonus dan penalti adalah konsep yang
dilakukan oleh tim HR dalam perusahaan untuk memotivasi karyawan tetap melakukan
yang terbaik dalam perusahaan tempatnya bekerja. Tujuan utamanya adalah
untuk memacu karyawan berprestasi dalam perusahaan.

Contoh implementasinya dalam perusahaan yang mendapatkan bonus dan penalti,


kriterianya apa dan contoh bonus dan penaltinya
a. Bonus untuk Karyawan
Bonus adalah sesuatu yang didapat di luar gaji atau upah. Bonus adalah tambahan dari
upah yang diterima karyawan setiap bulannya karena kinerjanya bagus dan mencapai
target tertentu. Bonus dalam perusahaan dibedakan menjadi 2, yaitu finansial dan
non-finansial.
 Contoh Reward Finansial adalah memberikan uang bonus kepada karyawan yang
berprestasi atau mereka yang telah mencapai target.
 Contoh Reward Non-Finansial adalah memberikan hadiah kepada karyawan yang
berprestasi untuk jalan-jalan sambil belajar ke luar negeri atau dikenal sebagai
studi wisata, termasuk juga memberikan kenaikan jabatan.
Dengan adanya reward ini karyawan akan merasa dihargai, karena hasil pekerjaan
mereka bisa menjadi lebih maksimal, dan semakin termotivasi untuk mengerjakan
pekerjaan mereka dengan baik. Dengan memberikan reward secara finansial dan non-
finansial diharapkan mampu menjaga kestabilan karyawan bekerja.
b. Penalti untuk Karyawan
Sementara itu penalti adalah kebalikan dari bonus. Penalti sering juga disebut sanksi.
Sebetulnya penalti berguna untuk membuat semangat kerja dalam perusahaan. Jika ada
karyawan yang tidak suka terkena sanksi, secara otomatis karyawan tersebut akan
termotivasi secara pribadi untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Namun disarankan
untuk berhati-hati dalam menerapkan penalti yang berlebihan, karena hal ini justru
dapat menjatuhkan mental karyawan alias demotivasi.
Sanksi juga sangat berperan dalam mendorong semangat kerja para karyawan dalam
suatu perusahaan. Secara umum, penalti atau sanksi yang dijatuhkan kepada karyawan
dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu sanksi berat, sanksi sedang, dan sanksi
ringan.
 Sanksi berat dapat berakibat pada turunnya jabatan atau bahkan dibebaskan dari
jabatan alias PHK.
 Sanksi sedang diberikan dalam bentuk pemotongan gaji dan penundaan promosi.
 Sedangkan sanksi ringan biasanya diberikan dalam bentuk teguran lisan maupun
tulisan.

Anda mungkin juga menyukai