Anda di halaman 1dari 7

A.

Hysterectomy
1) Pengertian
Histerektomi berasal dari bahasa Yunani yakni hystera yang berarti “rahim” dan ektmia
yang berarti “pemotongan”. Histerektomi berarti operasi pengangkatan rahim.28 Akibat
dari histerektomi ini adalah si wanita tidak bisa hamil lagi dan berarti tidak bisa pula
mempunyai anak lagi.
Walaupun tidak pernah diharapkan, wanita tak jarang mengalami berbagai penyakit
yang berkaitan dengan organ reproduksinya. Penyakit itu diantaranya kanker rahim atau
kanker mulut rahim, fiBbroid (tumor jinak pada rahim), dan endometriosis (kelainan
akibat dinding rahim bagian dalam tumbuh pada indung telur,tuba fallopi, atau bagian
tubuh lain, padahal seharusnya hanya tumbuh di rahim).
Penyakit-penyakit tersebut sangat membahayakan bagi seorang wanita, bahkan dapat
mengancam jiwanya, karena itu, perlu tindakan medis untuk mengatasinya. Menghadapi
penyakit-penyakit tersebut tindakan medis yang harus dilakukan adalah histerektomi.
Prosedur histerektomi biasanya dipilih berdasarkan diagnosa penyakit, juga berdasarkan
pengalaman dan kecenderungan ahli bedah. Namun, demikian, prosedur histerektomi
melalui vagina memiliki resiko yang lebih kecil dan waktu pemulihan yang lebih cepat
dibanding prosedur histerektomi melalui perut
2) Tujuan
a) Mengatur alat secara sisternatis di meja instrumen/mayo
b) Memperlancar handling instrument
c) Mempertahankan kesterilan alat-alat instrumen.
d) Sebagai pedoman untuk tindakan histerektomi abdominal di kamar operasi
3) Pengkajian
a) Identitas pasien
b) Inform consent
c) Kondisi lokasi/area operasi
d) Kondisi fisik & psikis
e) Kelengkapan instrument
4) Persiapan Tempat dan Alat
a) Persiapan alat-alat steril:
1. Alat-alat di meja linen :
Satu set linen steril terdiri atas :
1) Doek besar 2 buah
2) Doek sedang 1 buah
3) Doek kecil 4 buah
4) Jas operasi 5 buah
5) Lap tangan 4 buah
6) Kasa kecil 50 lembar
7) Kasa besar 1 buah
8) Selang suction 1 buah
2. Alat-alat yang dipersiapkan di meja mayo:
1) Desinfektan klem/Ring klem 5 buah
2) Doek klem 6 buah
3) Handvat mess no 3 1 buah
4) Pisau bedah no 10 1 buah
5) Pincet cirurgie panjang 18 cm 1 buah
6) Pincet cirurgie kecil 14 cm 2 buah
7) Pincet anatomi panjang 18 cm 1 buah
8) Pincet anatomi kecil 14 cm 2 buah
9) Arteri klem van pean 16 cm 6 buah
10) Arteri klem van pean 20 cm (krom klem) 4 buah
11) Arteri klem van kocher 16 cm 6 buah
12) Arteri klem van kocher 20 cm 4 buah
13) Peritonium klem 4 buah
14) Doyen myoma screw (bor myoma) 1 buah
15) Gunting metzembaum 2 buah
16) Gunting benang 1 buah
17) Abdominal retractor Fritsch 1 buah
18) Wound hak gigi 2 buah
19) Langenback hak 2 buah
20) Wound hak S 2 buah
21) Nald fooder 2 buah
22) Neer beken/bengkok 1 buah
23) Cucing desinfektan 2 buah
24) Kanul diathermi 1 buah
3. Bahan habis pakai :
1) Sarung tangan steril berbagai ukuran
2) Cairan desinfektan (betadin)
3) Cairan NaCl 0,9 %
4) Underpad
5) Benang :
 Absorbable (Monosyn) no. 0  menjahit stump portio, otot dan fascia.
 Cromic gut no. 2/0  menjahit peritonium dan plika.
 Cromic no. 1  ligasi ligamentum rotundum dan infundibulum
 Monosyn no. 3/0  menjahit subcutis
b) Persiapan alat-alat tidak steril:
1. Meja operasi.
2. Meja linen
3. Meja mayo.
4. Mesin suction
5. Mesin electric surgery
6. Lampu operasi.
7. Plester + gunting verband

5) Persiapan Pasien
1. Perjanjian/persetujuan operasi.
2. Puasa
3. Memasang folley catheter ( kalau perlu)
4. Memasang plat diathermi di bawah paha penderita
6) Prosedur
1. Perawat instrumen cuci tangan.
2. Operator dan asisten cuci tangan.
3. Perawat instrumen memakai baju steril dan sarung tangan.
4. Berikan dan pakaikan baju operasi, sarung tangan pada asisten dan operator.
5. Hitung dan atur instrumen di meja mayo sesuai kebutuhan.
6. Berikan klem dan deper desinfektan untuk desinfeksi lapangan operasi.
7. Lakukan drapping. Berikan doek besar untuk menutupi di bawah area operasi dan
satu doek besar untuk diatas, kemudian 2 doek kecil di kiri kanan area operasi,
dan beri doek klem untuk fiksasi.
8. Pasang kanul diathermi dan selang section, fiksasi dengan kasa dan doek klem.
9. Dekatkan alat-alat pada pasien, informasikan instrumen sudah siap.
10. Berikan hand vat mess kepada operator untuk insisi.
11. Berikan kanul diathermi dan pincet cirurgis kepada operator untuk memperdalam
insisi, pincet cirurgis dan arteri klem pean/mosquito untuk rawat perdarahan.
12. Berikan hak gigi untuk melebarkan lapangan operasi bagian luar sampai fascia.
13. Berikan mess untuk membuka fascia dan 2 klem kocher untuk memegang fascia
dan dilebarkan dengan gunting metzembaum. Ganti hak gigi dengan hak
langenback.
14. Berikan pincet anatomi kepada operator untuk membuka otot secara tumpul.
15. Berikan doble pincet kepada operator dan asisten untuk membuka peritonium,
dilebarkan dengan metzembaum.
16. Berikan wound fritsch retractor untuk melebarkan lapangan operasi.
17. Berikan kasa besar basah untuk melindungi usus dan organ viseral lain.
18. Berikan tenakulum untuk memegang myoma.
19. Berikan 2 arteri klem van pean 20 cm (krom klem) untuk menjepit infundibulum
kanan, beri metzembaum untuk memotong infundibulum diantara 2 klem. Berikan
cromic no. 1 untuk ligasi yang ke arah tumor dan ke arah pembuluh darah.
20. Lakukan hal yang sama terhadap infundibulum kiri.
21. Berikan 2 arteri klem van pean 20 cm untuk menjepit ligamen rotundum, lakukan
seperti pada infundibulum kanan dan kiri.
22. Berikan pincet anatomi dan metzembaum untuk membuka plika/blader flap.
23. Berikan arteri klem van pean untuk memegang blader flap.
24. Berikan kasa untuk melindungi blader flap.
25. Berikan 2 buah arteri klem van kocher 20 cm untuk memegang ujung portio kanan
dan kiri.
26. Berikan handvat mess untuk memotong tumor.
27. Berikan benang cromic no. 1 untuk membuat sudut pada portio, dan benang
monosyn no. 0 untuk menjahit stump portio.
28. Berikan benang cromic gut 2/0 untuk menjahit perimetrium (blader flap).
29. Kasa besar dikeluarkan, berikan 4 buah peritonium klem untuk memegang
peritonium, cuci intra abdomen dengan NaCl 0,9 %
30. Berikan arteri klem van pean 14 cm (mosquito) untuk rawat perdarahan, hitung
kasa dan alat sebelum operator menutup luka.
31. Berikan benang cromic gut 2/0 untuk menjahit peritonium.
32. Berikan benang monosyn no. 0 untuk menjahit otot, fascia.
33. Berikan benang cromic 2/0 untuk menjahit lemak.
34. Berikan benang monosyn no. 3/0 dengan jarum cutting untuk menjahit subcutis
secara kontinou (jelujur).
35. Bersihkan luka dengan kasa basah, keringkan, berikan dressing tole / kasa
desinfektan untuk menutup luka, fiksasi dengan hipapix.

7) Evaluasi
1. Melaksanakan prosedur sign out
2. Peralatan dibereskan, dilakukan prosedur dekontaminasi sampai dengan
pengepakan
3. Cuci tangan
4. Pasien dirapihkan
5. Peralatan dan lingkungan operasi dibersihkan dan dirapikan kembali

B. Insisi
Teknik insisi dimulai dari persiapan pencegahan kontaminasi dan peralatan yang harus
digunakan, terutama spuit dan pisau bedah. Prosedural insisi dan drainase dimulai dengan
pemberian anestesi lokal/umum, dilanjutkan dengan insisi dan drainase abses, irigasi dengan
cairan salin normal, packing jika diperlukan, penutupan luka dengan kasa dan perban, serta
pemberian antibiotik.
Tindakan medis ini merupakan salah satu tindakan rawat jalan yang sering dilakukan. [1-3]
Abses kulit merupakan kumpulan pus yang terisolasi di bawah dermis dan jaringan kulit
yang lebih dalam, biasanya disebabkan infeksi bakteri.
1) Bahan dan Alat
1. sarung tangan steril
2. gunting steril
3. pincet steril
4. lidodain 2 %
5. spuit injeksi 3 cc
6. kassa steril
7. plester dan gunting plester
8. bengkokk
9. benang jahit
2) Prosedur
1. lakukan inform concent
2. lakukan tindakan aseptik
3. Bersihkan area abses dengan larutan pembersih kulit
4. Bila abses kecil, lakukan aspirasi dengan jarum berukuran lebar
5. Bila abses besar, lakukan insisi dan drainase
6. Inflistrasikan anastesi lokal, tunggu 2- 3 menit smpi efek anastesi muncul
7. Insisi lebar abses dengan pisau,
8. Alirkan pus keluar
9. Gunakan hemostat / klem utk mengeksplorasi cavitas abses
10. Pasang drain untk mencegah penutupan dini dari luka
11. tutup luka dengan kassa steril
C. Ekstripasi
Pembedahan ekstirpasi merupakan tindakan pembedahan pengangkatan seluruh massa tumor
beserta kapsulnya atau pengangkatan seluruh jaringan atau organ yang rusak. Pada kista
brankial ini apabila pengangkatan tidak dilakukan secara sempurna akan menimbulkan
kekambuhan dimasa mendatang

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai