IFA FAZIRA
201701013
3A KEPERAWATAN
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
Laporan dan Asuhan Keperawatan dengan judul “Harga Diri Rendah”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan
saran dari para pembaca.
Akhir kata, kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Penyakit
1. Definisi ......................................................................................
2. Anatomi Fisiologi ......................................................................
3. Etiologi ......................................................................................
4. Patofisiologi ...............................................................................
5. Pathway Keperawatan ...............................................................
6. Manifestasi Klinik .....................................................................
7. Pemeriksaan penunjang .............................................................
8. Penatalaksanaan .........................................................................
9. Komplikasi .................................................................................
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian ..................................................................................
2. Diagnosa ....................................................................................
3. Intervensi ...................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................
B. Saran...............................................................................................
Gambar 2.1 Lobus dari cerebrum, dilihat dari atas dan samping.
b. Cerebellum
Cerebellum adalah struktur kompleks yang mengandung lebih
banyak neuron dibandingkan otak secara keseluruhan. Memiliki
peran koordinasi yang penting dalam fungsi motorik yang didasarkan
pada informasi somatosensori yang diterima, inputnya 40 kali lebih
banyak dibandingkan output. Cerebellum terdiri dari tiga bagian
fungsional yang berbeda yang menerima dan menyampaikan
informasi ke bagian lain dari sistem saraf pusat.
Cerebellum merupakan pusat koordinasi untuk keseimbangan dan
tonus otot. Mengendalikan kontraksi otot-otot volunter secara
optimal. Bagian-bagian dari cerebellum adalah lobus anterior, lobus
medialis dan lobus fluccolonodularis (Purves, 2004).
c. Brainstem
Brainstem adalah batang otak, berfungsi untuk mengatur
seluruh proses kehidupan yang mendasar. Berhubungan dengan
diensefalon diatasnya dan medulla spinalis dibawahnya. Struktur-
struktur fungsional batang otak yang penting adalah jaras asenden
dan desenden traktus longitudinalis antara medulla spinalis dan
bagian-bagian otak, anyaman sel saraf dan 12 pasang saraf cranial.
Secara garis besar brainstem terdiri dari tiga segmen yaitu:
1) Pons : sebuah bagian yang terletak sangat dalam di otak,
terletak di brainstem, pons berisi banyak daerah control untuk
gerakan mata dan wajah
2) Medulla : bagian terendah dari batang otak, medulla adalah
bagian yang paling penting dari seluruh otak dan merupakan
pusat control jantung dan paru-paru yang sangat penting.
3) Saraf tulang belakang : merupakan sekumpulan besar serabut
saraf yang terletak di bagian belakang yang memanjang dari
dasar otak ke punggung bawah, saraf tulang belakang ini
membawa pesan ke dan dari otak dan seluruh tubuh.
5. Pathway Keperawatan
Koping Individu
6. Manifestasi Klinis
a. Data subjektif
1) Perasaan tidak mampu
2) Rasa bersalah
3) Mengkritik diri sendiri atau orang lain
4) Sikap negative pada diri sendiri
5) Sikap pesimis pada kehidupan
6) Keluhan sakit fisik
7) Pandangan hidup yang terpolarisasi
8) Menolak kemampuan diri sendiri
9) Mengungkapkan kegagalan diri sendiri
10) Ketidakmampuan menentukan tujuan
b. Data objektif
1) Produktifitas menurun
2) Destruktif pada orang lain
3) Destruktif pada diri sendiri
4) Menolak diri secara social
5) Penyalagunaan obat
6) Menarik diri dan realistis
7) Khawatir
8) Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
9) Menunjukkan tanda depresi ( susah tidur dan tidak nafsu makan )
(Sudden & Stuart, 2005)
7. Penatalaksanaan
a. Psikofarmako
1) Cloppromazine (CPZ)
Indikasi untuk sindrom psikologis yaitu berat dalam kemampuan
menilai realistis, kesadaran diri terganggu, waham, halusinasi,
gangguan perasaan dan perilaku aneh
Efek samping sedasi, gangguan otonomik dan endokrin
2) Haloperidol (HPL)
Indikasi : berdaya berat dalam kemampuan menilai realistis dalam
fungsi netral serta fungsi kehidupan sehari-hari
Efek samping : sedasi, gangguan otonomik dan endokrin.
3) Trihexypheridyl (THP)
Indikasi : Segala jenis penyakit parkinson, termasuk
pascaenchepalitis dan idiopatik
Efek samping : hpersensitive terhadap trihexyphenidyl, psinosis
berat, psikoneurosis, dan obstruksi saluran cerna
b. Psikoterapi
1) Terapi okupasi/ rehabilitasi
Terapi terarah bagi pasien, fisik maupun mental dengan
menggunakan aktivitas terpilih sebagai media. Aktivitas tersebut
berupa kegiatan yang direncanakan sesuai tujuan.
2) Terapi psikososial
Rencana pengobatan skizofrenia harus ditujukan pada kemampuan
dan kekurangan pasien. Selain itu sebagai strategi penurunan
stress dan mengenal masalah dan perlibatan kembali pasien ke
dalam aktivitas.
3) Psikoterapi
Psikoterapi dapat membantu penderita adalah psikoterapi suportif
dan individual atau kelompok serta bimbingan yang praktis
dengan maksud untuk
c. Manipulasi lingkungan
1) Bersikap menerima psien dan negatifismenya
2) Melibatkan pasien dalam aktivitas kelompok dan aktivitas di
ruangan
3) Memberi kesempatan pada pasien untuk mengerjakan tugas dan
tanggungjawabnya sendiri. Misalnya, menata tempat tidur,
membersihkan alat makan, dan minum obat.
4) Memberikan umpan balik positif untuk tugas-tugas yang
dilakukan secara mandiri
8. Komplikasi
a. Isolasi social : Menarik diri
b. Perilaku kekerasan
c. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan (Direja, 2011). Data-data tersebut dikelompokan menjadi
faktor predisposisi, presipitasi, penilaian, terhadap stresor, sumber
koping, dan kemampuan koping yang dimlilki klien. Data-data yang
diperoleh selama pengkajian juga dapat dikelompokan menjadi data
subjektif dan data objektif. Data subjektif merupakan data yang
disampaikan secara lisan oleh klien maupun keluarga klien melalui proses
wawancara. Sedangkan data objektif adalah data yang ditemukan secara
nyata pada klien melalui observasi atau pemeriksaan langsung oleh
perawat (Keliat, Panjaitan & Helena, 2006).
Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah :
1) Keluhan utama atau alasan masuk
Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau
dirawat di rumah sakit, apakah sudah tahu penyakit sebelumnya, apa
yang sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah ini.
2) Faktor presdisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronik adalah
penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, ideal diri yang tidak realistis (Fitria, 2009).
4) Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah
hilangnya sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau
bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas
(Fitria, 2009).
5) Konsep diri
a) Gambaran diri : Persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh
yang disukai, reaksi klien terhadap bagian tubuh yang tidak
disukai dan bagian yang disukai.
b) Ideal diri : Persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya
berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai
personal tertentu.
c) Harga diri : Penilai individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisis sebagai seberapa perilaku dirinya dengan
ideal diri.
d) Identitas : Prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertanggung
jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsentrasi, dan
keunikan individu.
e) Peran : Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh
lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai
kelompok sosial.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Harga Diri Rendah
3. Intervensi
a. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
Tujuan Umum : Klien memiliki konsep diri yang positif
Tujuan Khusus :
1) Klien dapat membina hubngan saling percaya
Intervensi :
a) Sapa klien dengan ramah dan nama panggilan yang disukai
klien
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai
klien
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Jujur dan menepati janji
f) Beri perhatian kepada klien dan perjhatikan kebutuhan dasar
klien
2) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki klien
Intervensi :
a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
klien
b) Hindarkan pemberi penilaian negatif setiap bertemu klien
c) Memberi pujian yang realistik
3) Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
Intervensi :
a) Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan
b) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
pelaksanaannya
4) Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang
dimiliki
Intervensi :
a) Rencanakan bersama aktivitas klien yang dapat dilakukan
setiap hari
b) Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien
c) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien
lakukan
5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat
Intervensi :
a) Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan
b) Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien
c) Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien
d) Diskusikan kemungkinan pelaksanan kegiatan setelah
pulang
6) Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada
Intervensi :
a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
merawat klien dengan harga diri rendah
b) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien
dirumah
c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harga diri rendah menurut Keliet (2006) digambarkan sebagai
perasaan yang negative terhadap diri sendiri dan harga diri rmerasa gagal
mencapai keinginan. Selain itu juga Harga diri rendah adala evaluasi dari atau
kemampuan diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama
(Nanda 2005 dalam Direja, 2011).
Menurut Keliat (2010), harga diri rendah adalah kondisi seseorang
yang menilai keberadaan dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain yang
berpikir adalah hal negative diri sendiri sebagai individu yang gagal, tidak
mampu, dan tidak berprestasi.
Harga diri rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak
diterima dilingkungan dan gambaran-gambaran negative tentang dirinya
(Baryy, dalam Fitria 2009)
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati. 2015. “Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa”. Jakarta : Salemba Medika
Iskandar, M. D. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika
Aditama.
Prabowo, E. (2014). Konsep&Aplikasi ASUHAN KEPERAWATAN JIWA.
Yogyakarta : Nuhamedika.
Halifah, Nur Eka,.2016. Bab II Tinjauan Teori diakses dari
http://repository.ump.ac.id/1076/3/EKA%20NUR%20HALIFAH
%20BAB%20II.pdf pada 11 Januari 2020
Elinia, Sury,.2016. Tinjauan Tero dan Konsep Harga Diri Rendah diakses
dari http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-
eliniasury-8333-2-babii.pdf pada 11 Januari 2020