Sadari
Sadari
MODUL
SADARI
Disusun Oleh :
RIMBA APRIANTI, S.KEP.,NERS
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit menakutkan bagi kaum
wanita. Walaupun kini sudah ada pengobatan terbaik, tetapi perjuangan melawan
kanker payudara tidak selalu berhasil. Hal itu karena masih kurangnya atensi dari
kaum wanita dalam memahami kanker payudara guna menghindarkan diri dari
serangan kanker payudara serta cara melakukan deteksi sejak dini ( Setiati, 2009).
Kesadaran akan pentingnya memahami apa dan bagaimana penyakit kanker
tersebut menjadi sangat penting, sebab pengenalan dan pemahaman sejak dini
akan mampu mendeteksi dini setiap gejala penyakit ini, sehingga penyakit kanker
ini bisa ditangani sejak dini. karena jika sudah terdeteksi sejak dini,
penanganannya pun efektif dan efesien, sehingga tidak terlalu membahayakan dan
bahkan bisa ditangani secara tuntas (Diananda, 2009).
Di seluruh dunia, diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker pada
tahun 2005 (WHO, 2005) dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun ke
depan (Diananda, 2009). Menurut data The American Cancer Society (2008),
diketahui bahwa sekitar 178.000 perempuan Amerika di diagnosis terkena kanker
payudara setiap tahun (Santoso, 2009). Di Indonesia, kanker payudara merupakan
kanker kedua paling banyak diderita kaum wanita setelah kanker mulut/leher
rahim. Kanker payudara umumnya menyerang wanita yang telah berumur lebih
dari 40 tahun. Namun demikian, wanita muda pun bisa terserang kanker ini
(Mardiana, 2009).
Terbukti 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara
dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak
dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjalani ‘sadari’ (periksa
payudara sendiri – saat menstruasi – pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10
setelah hari pertama haid) di rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya
pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara.
Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun atau lebih. Bagi
wanita usia lebih dari 30 tahun dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri
maupun ke bidan atau dokter untuk setiap tahunnya.
1
3
Untuk menemukan gejala awal kanker payudara dapat di deteksi sendiri oleh
kaum wanita, jadi tidak perlu seorang ahli untuk menemukan awal kanker
payudara. Secara rutin wanita dapat melakukan metode SADARI dengan cara
memijat dan meraba seputar payudaranya untuk mengetahui ada atau tidaknya
benjolan disekitar payudara. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan
melihat perubahan di hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara
dengan cara berbaring.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian SADARI
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari pemeriksaan payudara setiap wanita. Pemeriksaan payudara
sendiri dilakukan setiap 1 bulan sekali dan dapat menjadi instrumen penapisan
yang efektif untuk mengetahui lesi payudara (Varney, 2007).
Sedangkan menurut Smeltzer (2005) SADARI adalah pemeriksaan payudara
sendiri antara hari ke – 5 dan ke – 10 dari siklus menstruasi, dengan menghitung
hari pertama haid sebagai hari 1. Dan menurut Maulani (2009), Pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) adalah bagian penting dari perawatan kesehatan,
yang dapat melindungi anda dari resiko kanker payudara.
Deteksi dini kanker payudara adalah program pemeriksaan untuk mengenali
kanker payudara sewaktu masih berukuran kecil, dan sebelum kanker tersebut
mempunyai kesempatan untuk menyebar (Dixon dan Leonard, 2006). Kanker
payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan SADARI, pemeriksaan
klinik dan pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat menekan angka kematian
sebesar 25-30% (Saryono dan Pramitasari, 2009).
Kemungkinan timbulnya benjolan pada payudara sebenarnya dapat diketahui
secara cepat dengan pemeriksaan sendiri. Istilah ini disebut dengan SADARI,
secara berkala, yaitu satu bulan sekali. Ini dimaksudkan agar yang bersangkutan
(Mardiana, 2009).
Untuk menemukan gejala awal kanker payudara dapat di deteksi sendiri oleh
kaum wanita, jadi tidak perlu seorang ahli untuk menemukan awal kanker
payudara. Secara rutin wanita dapat melakukan metode SADARI dengan cara
memijat dan meraba seputar payudara untuk mengetahui ada atau tidaknya
3
5
wanita datang ke dokter setelah mereka menyadari adanya benjolan yang terus
membesar dan dibiarkan saja, dengan alasan ekonomi, khawatir harus dioperasi.
dilakukan karena tidak semua benjolan yang timbul disekitar payudara adalah
pastikan benjolan tersebut kanker atau bukan. Selain itu, semakin cepat pula bisa
Tahap 1
Tahap 2
7
Tahap 3
Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri.
Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.
Tahap 4
8
Tahap 2. Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip
Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.
Bergeraklah sekelilingpayudara dengan memperhatikan benjolan yang luar
biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting
payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali
dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae.
Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan
teliti, apakah terababenjolan abnormal atau tidak.
1) Jangan menggunakan bra yang terlalu ketat terlalu lama. Kalau bisa ketika
tidur bra dilepas
2) Hilangkan kebiasaan merokok dan minum alkohol
3) Periksa payudara sendiri secara rutin, misalnya satu bulan sekali
4) Hindari radiasi dari Sinar-X atau berbagai macam radiasi lainnya
5) Rajin mengonsumsi sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung
vitamin sebagai zat antioksidan.
6) Selain itu, banyak-banyaklah mengonsumsi kacang kedelai, tempe, tahu,
dan sebagainya. Kacang kedelai mulai mengandung fitoestrogen genistein
yang dapat membantu mengurangi resiko tumbuhnya kanker payudara.
7) Rajin berolahraga meski hanya sebatas olahraga ringan seperti jogging
8) Kurangi makanan yang banyak mengandung lemak, terutama lemak
hewani
9) Hindari stress. (Nurcasanah, 2009)
14
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang hubungan pengetahuan kanker payudara
dengan perilaku SADARI peneliti menyimpulkan bahwa 54% mempunyai
pengetahuan baik. Faktor penunjang yang melatarbelakangi pengetahuan baik
antara lain adanya fasilitas internet, perpustakaan, kegiatan program studi,
seminar, diskusi, dll. Selain itu responden juga peduli akan kesehatan.
Sedangkan 57% memiliki prilaku cukup, hal ini dikarenakan responden tidak
mengetahui waktu pemeriksaan payudara sendiri yang tepat, kurang tepat dalam
melakukan langkah-langkah dan teknik pemeriksaan payudara sendiri.
Hasil penelitian menunjukan wahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan
kkanker payudara dengan perilaku SADARI. Pentingnya istitusi pelayanan
keperawatan memberikan pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan
khususnya kesehatan sistem reproduksi wanita kepeda mahasiswa non medis.
3.2 Saran
1. Bagi Siswa
Remaja putri diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya tentang
SADARI dan kanker payudara yang bisa di dapat dari berbagai media cetak
maupun elektronik dan juga penyuluhan-penyuluhan di tempat pelayanan
kesehatan terdekat yakni tentang manfaat dan cara praktik SADARI yang benar.
15
DAFTAR PUSTAKA