Anda di halaman 1dari 5

Nama : Putu Riko Ardy Pratama

NIM : 81922057
Fak/Jur : FHIS/Ilmu Hukum
Matkul : Politik Hukum

1. Sebutkan dan jelaskan asas-asas di dalam pembentukan peraturan perundang-


undangan!
Pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia diatur dalam UU No. 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Dalam pasal 1 angka 2 UU
No. 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dijelaskan bahwa yang
dimaksud peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang mempunyai norma
hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau
pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan juga berdasarkan pada asas
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang baik tercantum dalam pasal 5 UU No.
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang meliputi :
A. Asas Kejelasan Tujuan
Asas ini berarti setiap pembentukan suatu peraturan perundang-undangan harus
mempunyai tujuan yang jelas untuk apa peraturan tersebut dibentuk dan harapan yang ingin
dicapai dari dibentuknya peraturan tersebut.
B. Asas Kelembagaan atau Pejabat Pembentuk Yang Tepat
Asas ini berarti setiap jenis peraturan perundang-undangan harus dibentuk oleh lembaga
negara atau pejabat yang berwenang. Peraturan yang tidak dibuat oleh lembaga negara atau
pejabat yang berwenang dapat dinyatakan dapat dibatalkan atau batal demi hukum.
C. Asas Kesesuaian antara Jenis, Hierarki, dan Materi Muatan
Asas ini berarti dalam pembentukan peraturan perundang-undangan harus
memperhatikan materi muatan yang dikandung di dalamnya agar sesuai dengan jenis dan
hierarki yang tepat. Jenis, hierarki, dan muatan peraturan perundang-undangan diatur dalam
BAB III pasal 7 sampai pasal 15 UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan. Sesuai dengan hierarki yang tercantum di dalam UU No. 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan menempatkan UUD NRI Tahun 1945
sebagai peraturan tertinggi. Jika dalam suatu undang-undang diduga bertentangan dengan UUD
NRI 1945 dapat melakukan pengujian oleh Mahkamah Konstitusi, dan jika suatu peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang bertentangan dengan Undang-Undang maka
dapat dilakukan pengujian oleh Mahkamah Agung. Ketentuan ini tercantum dalam pasal 9 UU
No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
D. Asas Dapat Dilaksanakan
Asas ini berarti setiap peraturan perundang-undangan harus memperhatikan efektivitas
peraturan tersebut apakah dapat dilaksanakan oleh masyarakat secara aspek filosofis, sosiologis,
dan yuridis.
E. Asas Kedayagunaan dan Keberhasilgunaan
Asas ini berarti setiap peraturan perundang-undangan dibuat karena memang benar-benar
dibutuhkan dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
F. Asas Kejelasan Rumusan
Asas ini berarti setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis
perumusan peraturan perundang-undangan dari segi sistematika, pilihan kata dan bahasa hukum
yang jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan multitafsir dalam
pelaksanaannya.
G. Asas Keterbukaan
Asas ini berarti setiap peraturan perundang-undangan mulai dari tahap perencanaan,
penyusunan, pembahasasn, pengesahan, dan pengundangan harus terbuka dan transparan, agar
seluruh masyarakat mempunyai kesempatan untuk memberikan masukan dalam pembentukan
peraturan perundang-undangan.

Sementara itu ada pula asas-asas yang harus terkandung dalam materi muatan peraturan
perundang-undangan yang tercantum dalam pasal 6 UU No. 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yaitu :
A. Asas Pengayoman
Berarti setiap materi muatan undang-undang harus mencerminkan kebermanfaatan untuk
memberikan perlindungan dan ketentraman pada masyarakat.
B. Asas Kemanusiaan
Berarti setiap materi muatan undang-undang harus mencerminkan pemenuhan atas hak
asasi manusia dan penghormatan atas harkat dan martabat manusia.
C. Asas Kebangsaan
Berarti setiap materi muatan undang-undang harus mencerminkan karakter dari bangsa
Indonesia yang majemuk dengan tetap berpedoman pada prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
D. Asas Kekeluargaan
Berarti setiap materi muatan undang-undang harus mencerminkan prinsip musyawarah
untuk mufakat dalam mengambil keputusan.
E. Asas Kenusantaraan
Berarti setiap materi muatan undang-undang harus memperhatikan kepentingan setiap
daerah-daerah yang ada di Indonesia yang beragam suku dan budaya. Jika nantinya daerah
membuat suatu peraturan, muatan materi yang terkandung merupakan bagian dari sistem hukum
nasional dan tidak bertentangan dengan peraturan diatasnya.
F. Asas Bhineka Tunggal Ika
Berarti setiap materi muatan undang-undang harus memperhatikan keragaman agama,
suku, budaya, serta kondisi khsus suatu daerah dalam tatanan hidup berbangsa dan bernegara.
G. Asas Keadilan
Berarti setiap materi muatan undang-undang harus mencerminkan keadilan yang
proporsional bagi setiap warga negara.
H. Asas Kesamaan Kedudukan Dalam Hukum dan Pemerintahan
Berarti setiap materi muatan undang-undang harus tidak membeda-bedakan warga negara
dalam hal latar belakang agama, suku, ras, gender, dan status sosial di hadapan hukum dan
pemerintahan.
I. Asas Ketertiban dan Kepastian Hukum
Berarti setiap materi muatan undang-undang harus menjamin ketertiban dalam
pelaksanaannya dengan memberikan jaminan kepastian.
J. Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan
Berarti setiap materi muatan undang-undang harus mencerminkan keseimbangan,
keserasian, dan keselarasan antara kepentingan individu, masyarakat, dan kepentingan bangsa
dan negara.
Selain asas yang termuat dalam UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan, pada umunya terdapat pula berbagai asas-asas hukum umum atau prinsip
hukum (general principles of law) yang harus diperhatikan dalam pembentukan peraturan
perundang-undangan yaitu :
1. Asas Lex specialis derogate legi generali, artinya peraturan perundang-undangan yang
bersifat khsus didahulukan berlakunya dibandingkan dengan peraturan perundang-
undangan yang bersifat umum.
2. Asas Lex superior derogate legi inferiori, artinya peraturan perundangan-undangan yang
lebih tinggi tingkatannya didahulukan berlakunya dibandingkan yang lebih rendah
tingkatannya, begitu juga sebaliknya.
3. Asas Lex posterior derogate legi priori, artinya peraturan perundang-undangan yang baru
didahulukan berlakunya dibandingan yang terdahulu.
4. Asas Lex neminem cogit ade impossibilia, artinya peraturan perundang-undangan yang
tidak memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan atau
sering disebut asas kepatutan.
5. Asas Lex perfecta, artinya peraturan perundang-undangan tidak hanya melarang suatu
tindakan, namun juga menyatakan tindakan terlarang itu batal.
6. Asas Non retroactive, artinya tidak dimaksudkan berlaku surut karena akan menimbulkan
kepastia hukum.
DAFTAR PUSTAKA

Haluan.co, “Guidelines Pembentukan Peraturan Perundangan-Undangan Yang Baik”, 20 Maret


2020. <https://haluan.co/article/guidelines-pembentukan-peraturan-perundang-undangan-
yang-baik> (Diakses, 22 Oktober 2020)

Putri, Nanda Novia. 2018. “Landasan dan Asas-Asas Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan Yang Baik”. Lampung. Research Gate.

Anda mungkin juga menyukai