Anda di halaman 1dari 5

Ringkasan KMK 4344

Tentang Klaim Pembiayaan Covid-19 Per 20 April 2021

1. KIPI: ditanggung JKN (setara kelas 3), bila bukan anggota JKN atau JKN non-aktif
ditanggung oleh kemenkes.

2. Pasien covid DILARANG IUR BIAYA dan di akhir perawatan wajib mengisi surat
keterangan tidak iur biaya (format sesuai kemenkes).

3. Pelayanan yang dibiayai:


a. Administrasi
b. Kamar perawatan
c. Jasmed dokter
d. Tindakan
e. Pemakaian ventilator
f. Pemeriksaan penunjang
g. BHP
h. Obat-obatan
i. Alkes termasuk APD (bila sudah dapat APD dari pemerintah maka akan dikurangi
total klaimnya)
j. Ambulans rujukan
k. Pemulasaran jenazah
l. dll

4. Besaran tarif:
a. Rajal  tarif rajal INA-CBG RS Kelas A regional 1
b. Ranap  cost per day (sesuai kriteria kamar)
c. Rujukan 
i. <6 jam: tarif rajal
ii. 6 jam-2 hari: 70% dari tarif klaim
iii. 2-5 hari: 80% dari tarif klaim
iv. >5 hari: 100% klaim
v. Suspek/probable/konfirmasi covid yang datang dengan kondisi kritis lalu
meninggal: dibayar 100% dari tarif klaim (dibuktikan dengan resume
medis dan TELAH DILAKUKAN TINDAKAN RESUSITASI dan dilakukan
PEMULASARAN JENAZAH SESUAI PROTOKOL KASUS KONFIRMASI COVID.
vi. Tarif pemulasaran jenazah: ditagihkan bersama dengan biaya perawatan
pasien meninggal disertai bukti pelayanan pemulasaran jenazah.

5. Klaim dispute: merupakan ketidaksesuaian atau terjadi ketidaksepakatan antara BPJS


Kesehatan dengan rumah sakit atas klaim yang bersifat nonadministratif atau bukan
disebabkan oleh kekurangan berkas.

6. Alkes termasuk APD dan obat-obatan yang merupakan bantuan melalaui dana APBN
tidak dapat diklaimkan.

7. Masa kadaluarsa klaim pasien sejak tanggal 20 April 2021 yaitu 6 bulan sejak pelayanan
kesehatan selesai diberikan.

8. Definisi dan batasan-batasan:


a. Kasus suspek, yaitu orang yang memiliki salah satu kriteria berikut:
i. Orang dengan ISPA dan 14 hari terakhir sebelum gejala punya riwayat
perjalanan atau tinggal di wilayah terjangkit.
ii. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA dan 14 hari terakhir sebelum
timbul gejala ada kontak dengan kasus konfirmasi/probable covid.
iii. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang butuh perawatan di RS
DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang
meyakinkan.

b. Kasus probable: kasus suspek dengan ISPA berat/ARDS/meninggal dengan


gambaran klinis yang meyakinkan covid-19 dan belum ada px PCR.

c. Kasus konfirmasi: kasus dengan hasil PCR swab POSITIF dengan gejala maupun
tanpa gejala.

d. Komorbid: suatu keadaan dimana pasien telah memiliki penyakit yang sudah
diderita sebelumnya, bersifat kronik dan memperberat perjalanan covid-nya.
Contoh: DM, gagal ginjal, infark miokard, hipertensi, PPOK, TB, geriatric problem,
autoimun, dll.

e. Komplikasi: penyakit yang timbul akibat perawatan pasien covid, contoh


ventilator associated pneumonia, tromboemboli vena, catheter related
bloodstream, perdarahan saluran cerna, kelemahan akibat perawatan di ICU, dll.

f. Co-insidens: suatu keadaan dimana terdapat 2 penyakit atau lebih yang terjadi
dalam satu episode perawatan covid secara bersamaan, tidak saling
berhubungan, dan bukan merupakan penyakit kronis sebelumnya.

g. Bayi baru lahir dengan kriteria suspek: bayi yang lahir dari ibu
suspek/probable/konfirmasi dengan gejala atau tanpa gejala covid-19.
9. Pasien yang dapat diklaim biaya pelayanannya:
a. Rawat jalan
i. Pasien suspek/konfirmasi dengan atau tanpa komorbid, melampirkan
bukti lab darah rutin dan x-ray foto thorax.
ii. Pasien konfirmasi dengan atau tanpa komorbid, melampirkan bukti hasil
PCR dari RS atau fasilitas kesehatan lainnya. Jarak PCR paling lama 7 hari
sebelum perawatan rajal di RS.

b. Rawat inap
i. Pasien suspek dengan:
1. Usia>60 th dengan atau tanpa komorbid
2. Usia <60 th dengan komorbid
3. ISPA berat/pneumonia berat yang butuh perawatan RS dan tidak
ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

ii. Pasien probable

iii. Pasien konfirmasi


1. OTG dan gejala ringan: bisa rawat bila tidak ada fasilitas isolasi
mandiri di rumah atau fasilitas public (untuk Wilayah Bekasi di
GOR). Harus ada Surat Keterangan dari puskesmas.
2. OTG dan gejala ringan yang punya komorbid atau penyerta yang
tidak terkontrol.
3. Pasien konfirmasi dengan gejala sedang dan berat/kritis. Boleh
bila sudah bawa hasil PCR dari luar, maksimal 7 hari sejak
pengambilan sampel swab PCR (bukan 7 hari sejak hasil PCR
keluar).
iv. Pasien suspek/probable/konfirmasi tanpa gejala dan gejala ringan dengan
koinsidens.
v. Bayi baru lahir dari ibu dengan kriteria suspek/probable/konfirmasi.

10. Batasan penjaminan


a. Pasien suspek: hasil asesmen klinis, termasuk rontgen thorax dan atau lab
menunjukkan perbaikan, yang ditunjukkan oleh DPJP.

b. Pasien probable atau konfirmasi gejala sedang: hasil asesmen klinis, termasuk
rontgen thorax dan atau lab menunjukkan perbaikan, yang ditunjukkan oleh
DPJP. Tidak perlu follow-up RT-PCR.

c. Pasien probable/konfirmasi gejala berat/kritis: asesmen klinis termasuk rontgen


thorax dan atau lab menunjukkan perbaikan. HARUS melampirkan follow-up RT-
PCR.

d. Pasien suspek/probable/konfirmasi dapat dilakukan alih rawat non-isolasi bila


kondisi sudah memenuhi kriteria selesai isolasi tapi masih butuh perawatan
lanjutan untuk kondisi tertentu (komorbid/koinsidennya) dengan pembiayaan
dijamin JKN/Asuransi lain/mandiri.

e. Bayi baru lahir dengan kriteria suspek:


i. Dirawat di ruang isolasi khusus atau rooming-in dengan ibunya.
ii. WAJIB dilakukan RT-PCR. Masa tunggu paling lama 7 hari perawatan.
iii. Batasan penjaminan sampai ada perbaikan klinis dibuktikan oleh DPJP
atau dibuktikan dengan hasil RT-PCR negatif.

By Casemix

Anda mungkin juga menyukai