2 Skenario D (Pyelonefritis)
Alviani, perempuan, berusia 60 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri
pinggang kanan sejak 2 minggu yang lalu terus menerus. Alvian juga merasa demam,
menggigil, mual, muntah, dan badan terasa lemas. BAK terasa nyeri dan sering buang air
kecil dimalam hari. Alvian juga , sulit menahan buang air kecil dan BAB biasa.
6 bulan yang lalu alviani pernah mengalami nyeri saat buang air kecil tanpa disertai nyeri
pinggang. Keluhan ini berkurang setelah alviani minum obat dari dokter tapi tidak teratur.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum: sadar dan kooperatif
Vital sign: nadi: 110x/menit, RR: 25x/menit, suhu: 39 C , TD: 100/90 mmhg
Pemeriksaan Khusus:
Kepala: konjungtiva normal
Mulut: tenggorokan normal
Thorax: jantung normal , paru-paru normal
Abdomen: hepar dan lien tidak teraba, nyeri ketok di costo vertebral kanan (+)
Ekstremitas : normal
Pemeriksaan Laboratorium:
Darah rutin: Hb 12,2 g/dl ; leukosit 15000/mm3
Kimia darah: total protein 4g/dl, albumin serum 3,5 g/dl , kolesterol 150 mg/dl , ureum
24 dan kreatinin 1,2.
Urinalysis
Makroskopik: keruh
Mikroskopik: leukosit penuh (lebih dari 100/LBP) , granuler silinder (+), protein +1
( RBC 10-15 /LBP).
1
I. Analisis Masalah
Anatomi ginjal:
- sepasang organ berbentuk seperti kacang (bean shaped) terletal
retroperitoneal di regio lumbal superior
- ginjal kanan terdesak hati sehingga terletak lebih rendah dari ginjal kiri
- 3 lapis jaringan penunjang yang melapisi bangun luar tiap ginjal : kapsul
ginjal (fibrosa;transparan), kapsul adiposa (massa lemak) & fascia renal
(jaringan penunjang fibrosa tebal)
Tepi medial ginjal yang cekung → hilus (tempat keluar masuknya arteri,
vena, & nervus renalis); pelvis renis → pelebaran ureter yang berbentuk
corong
- potongan frontal ginjal : 1. korteks, 2. medulla, 3. pelvis
- ginjal menerima darah 25% dari total curah jantung/menit (±1200 ml)
- sirkulasi ginjal:
serat saraf aferen dari pelvis renal & ureter menghantar rangsang nyeri
dari ginjal
Fungsi ginjal:
Fungsi spesifik ginjal bertujuan mempertahankan cairan ekstrasel (CES)
yang konstan.
2
2. mengatur jumlah & kadar berbagai ion dalam CES, seperti ion Na+, Cl-,
K+, HCO3 -, Ca2+, Mg2+, SO42-, PO43-, dan H+ → mengatur osmolalitas cairan
tubuh
3
1. Apa penyebab nyeri pinggang?
Jawab :
Berikut adalah beberapa penyebab tersering dari nyeri pinggang atau low
back pain (LBP).
a. Peregangan tulang pinggang (akut, khronis)
b. Iritasi saraf
c. Radikulopathy lumbar
d. Kondisi tulang dan sendi
e. Gangguan ginjal
Gangguan ginjal yang sering dihubungkan dengan nyeri pinggang antara
lain infeksi ginjal, batu ginjal, dan perdarahan pada ginjal akibat trauma.
Diagnosa ditegakan berdasarkan pemeriksaan kencing, dan pemeriksaan
radiologi.
4
f. Kehamilan
g. Masalah pada organ peranakan
h. Tumor
Nyeri pinggang bisa pula disebabkan oleh karena tumor, baik tumor jinak
maupun ganas. Tumor dapat terjadi lokal pada tulang pinggang atau
terjadi di tempat lain tetapi mengalami metastase atau penyebaran ke
tulang pinggang.
Menembus perlahan
mukosa normal
Inkompetensi edematous
katup vesiko ureter
Kapsul ginjal
Refluks urine ke meregang mengenai
ginjal saraf simpatis
afferent
Kerusakan
parenkim ginjal Nyeri pinggang
Pyelonefritis
akut
5
3. Bagaimana patofisiologi dari keluhan tambahan?
Jawab :
Flora usus
Munculnya
tipe
uropatogenik
Iritasi dan
hipersensitivi Kolonisasi di
tas mukosa perineal dan
vesica uretra anterior
Sedikit
Menembus
vesica
perlahan mukosa
urinaria
normal
terisi urin
akan
sistitis inflama
mudah
si
Inkompeten
Urgensi dan Nokturia si katup Pelepasan
vesiko sitokin
7
Cotrimoxazole merupakan antibiotik sulfonamide kombinasi dari
sulfamethoxazole dan trimethoprime. Antibiotik ini memiliki spektrum
kerja yang luas, dan daya antibakteri trimetophrim sekitar 20-100 kali
lebih kuat dibandingkan sulfamethoxazole. Mikroba yang peka terhadap
kombinasi ini ialah: S. pneumonia, C. diphteriae, N. meningitis, 50-95%
strain S.aureus, S. pyogenes, S. viridans, S. faecalis, E. coli, P. mirabilis,
P. morganii, P. rettgeri, Enterobacter, Aerobacter spesies, Salmonella,
Shigella, Serratia dan Alcaligenes spesies dan Klebsiella spesies. Di mana
pada infeksi saluran kemih yang paling banyak berperan adalah E. coli,
Proteus dan Klebsiella. Resistensi terhadap cotrimoxazole lebih rendah
dari pada terhadap masing-masing obat penyusunnya. Resistensi terhadao
bakteri Gram-negatif disebabkan oleh adanya plasmid yang membawa
sifat menghambat kerja obat terhadap enzim dihidrofolat reduktase.
8
Fluoroquinolone mempunyai daya antibakteri yang sangat kuat terhadap
E. coli, Klebsiella, Enterobacter, Proteus, H. influenzae, Providencia,
Serratia, Salmonella, N. meningitidis, N. gonorrhoeae, B. catarrhalis dan
Yersinia enterocolitica.
9
- Penicillin bergabung dengan penicillin-binding protein (PBP) pada
kuman
Obat ini sangat polar sehingga sukar diabsorpsi melalui saluran cerna.
Oleh karena itu pemberiannya kebanyakan secara parenteral. Pada
pemberian parenteral (IM), kadar puncak dicapai dalam waktu ½ sampai 2
jam dan diekskresikan melalui ginjal terutama dengan filtrasi glomerulus.
10
Pada infeksi saluran kemih, yang sering digunakan adalah gentamisin,
netilmisin, tobramisin dan amikasin.
11
Mekanisme :
Flora usus
Munculnya
tipe
uropatogenik
Kolonisasi di
perineal dan
uretra anterior
Menembus
perlahan mukosa
normal
sistitis
Inkompeten
si katup
vesiko
Refluks
urine ke
ginjal
Kerusakan
parenkim ginjal
Pyelonefriti
s akut
Fokus infeksi
parenkim
ginjal
edematou
kapsul ginjal
meregang
mengenai saraf
simpatis afferent
12
nyeri ketok di costo
Nyeri pinggang
vertebrae kanan
13
inspirasi tekan tangan kanan dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk
menangkap ginjal di antar kedua tangan (tentukan ukuran, nyeri tekan
ga)
Minta pasien membuang nafas dan berhenti napas, lepaskan tangan
kanan, dan rasakan bagaimana ginjal kembali waktu ekspirasi
Dilanjutkan dengan palpasi Ginjal Kiri: Pindah di sebelah kiri
penderita, Tangan kanan untuk menyangga dan mengangkat dari
belakang
Meletakkan tangan kiri dengan lembut pada kuadran kiri atas di lateral
otot rectus, minta pasien menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi
tekan tangan kiri dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap
ginjal di antar kedua tangan (normalnya jarang teraba)
14
Menunjukkan adanya
Granuler silinder (-) (+)
leukosit dalam urine
Protein (-) (+1) Proteinuria
Hematuria
RBC <1/LPB 10-15/LPB
mikroskopik
Flora usus
Munculnya
tipe
uropatogenik
PMN dapat melewati
iritasi barner epitel dan
Kolonisasi di leukositosis
perineal dan ekstravasasi ke urine
Edema uretra anterior
mukosa
vesica Aktifasi
Menembus Piuri
PMN
perdarahan perlahan mukosa
normal
sistitis inflama
hematuri si
Inkompeten
si katup
vesiko
Refluks
urine ke
ginjal
Kerusakan
parenkim ginjal
Pyelonefriti
s akut
Fokus infeksi
parenkim
ginjal
Gangguan
pada
glomerulus
15
Permeabilitas
Demam + + +/-
Sering berkemih + + +
Hipertensi _ + -
16
- nyeri pinggang kanan sejak 2 minggu yang lalu dan terus-menerus.
- demam , menggigil, mual , muntah dan badan terasa lemas BAK terasa nyeri.
- RPP : 6 bulan lalu pernah nyeri saat BAK tanpa nyeri pinggang
Pemeriksaan fisik :
- Takikardi
- Takipneu
- Febris
Pemeriksaan laboratorium
- Leukositosis
- Urine keruh
2. Mikroorganisme
2.1. Mikroorganisme aerobik
Infeksi saluran kemih dan ginjal terutama disebabkan
mikroorganisme saluran cerna yaitu aerobik Gram Negatif
bentuk batang (basil). Pielonefritis akut tipe uncomplicated
terutama disebabkan oleh golongan enterobakteria :
Escherichia coli (80%). Kemudian menyusul Klebsiella,
17
Proteus, dan Enterobakter. Pseudomonas, Stafilokok, dan
Streptokok golongan D, tidak jarang merupakan penyebab
pielonefritis dengan frekuensi antara 5-10%.
Mikroorganisme lainnya seperti Serratia marcescens dan
Candida albicans mungkin juga menyebabkan infeksi saluran
kemih dan ginjal melalui berbagai alat (instrumentasi),
termasuk infeksi nosokomial.
Infeksi saluran kemih dan ginjal pada diabetes melitus atau
pasien-pasien yang sedang mendapat pengobatan
kortikosteroid atau imunosupresif biasanya disebabkan oleh
mikroorganisme yang sangat jarang ditemukan di klinik.
a. Pengobatan awal
Bila hasil pengecatan Gram dijumpai bentuk batang Gram
Negatif, golongan sulfonamid dan ampisilin dapat segera diberikan
sebagai pengobatan awal, inisial. Sulfonamid masih cukup efektif
18
untuk Gram Negatif bentuk batang, biasanya E.coli yang
merupakan penyebab utama dari pielonefritis akut tipe sederhana
(uncomplicated).
Frekuensi penyembuhan cukup tinggi, mencapai 85%. Salah satu
golongan sulfonamid, misalnya sulfamezatin diberikan dengan
takaran 500 mg q.d.s per hari selama 7 hari sampai 10 hari.
Golongan antibiotika lain yang masih cukup efektif seperti
tetrasiklin, ampisilin (ampifen, vidopen, penbritin, pentreksil),
sefaleksin dan co-trimoxazole. Montgemerie (1976) menganjurkan
pemberian ampisilin 2 gram per hari intravena / intramuskuler,
selama 2 hari pertama, kemudian dilanjutkan peroral selama 10
hari, untuk pasien-pasien dengan pielonefritis akut berat yang
disertai tanda-tanda septikemia.
Bila setelah 48 jam pengobatan tidak memperlihatkan respon
klinik, antibiotika harus diganti dan disesuaikan dengan hasil
bakteriogram.
4. Tindak lanjut
Selama follow up (tindak lanjut) pemeriksaan bakteriologisangat
penting karena penyembuhan klinik tidak berarti telah terdapat
juga penyembuhan sempurna. Bahan urin (UTK) harus dibiak pada
hari ke 3 atau ke 4 selama pengobatan dan satu minggu setelah
pengobatan berakhir. Bila tidak terjadi reinfeksi, biakan urin setiap
bulan selama 3 bulan pertama dan selanjutnya setiap 3 bulan
selama 9 bulan.
Bila pada hari ke 4 atau ke 5 selama pengobatan tidak
memperlihatkan penyembuhan klinik, biakan urine harus diulang
untuk menentukan pemilihan antibiotika yang tepat.
Dubia at bonam jika segera dilakuakan penanganan yang tepat dan akurat.
Komplikasi
- Pieronefrosis
19
Stadium akhir dari infected hydronephrosis atau pyenonephrosis
terutama pada pasien DM mungkin disertai pembentukan gas intrarenal
sehingga dapat memberikan gambaran radiologik air urogram pada otot
plos perut.
ISK dapat dicegah dengan banyak minum dan tidak menahan kemih,
sebagai upaya untuk membersihkan saluran kemih dari kuman. Bagi
penderita ISK, kedua hal tersebut lebih ditekankan lagi karena ISK dapat
menimbulkan lingkaran setan. Penderita ISK dengan disuria cenderung
untuk menahan kemih, padahal menahan kemih itu sendiri dapat
memperberat ISK.
20
Hindari mandi berendam. Mandi dengan shower atau siraman lebih
baik daripada berendam.
Kompetensi 4 :
II. Hipotesis
Alvina 60 tahun mengalami nyeri pinggang sebelah kanan dan nyeri BAK
disebabkan oleh ISK bagian atas (pielonefritis)
SINTESIS
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran
kemih. ISK merupakan kasus yang sering terjadi dalam dunia kedokteran.
Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin
tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan
berkembang biak dalam urin, terjadilah ISK. Jenis Infeksi Saluran Kemih yang
paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai
sistitis. Gejala yang dapat timbul dari ISK yaitu perasaan tidak enak berkemih
(disuria, Jawa: anyang-anyangen). Tidak semua ISK menimbulkan gejala, ISK
yang tidak menimbulkan gejala disebut sebagai ISK asimtomatis.
21
Pembagian ISK
Berdasar anatomi
Berdasar Klinis
Pemeriksaan Mikrobilogis
Manifestasi klinis
Pemeriksaan Diagnostik
22
Kultur dan pewarnaan gram urine ( dari urine porsi tengah atau spesimen
lansung dari katater)
Pada perempuan hamil dan pasien yang menjalani pembedahan urologi
lakukan skrining terhadap bakteriuria asimtomatik
Kultur darah : pertimbangkan pada ISK dengan komplikasi
Deteksi DNA atau kultur terhadap C. Trachomatis, N.gonorrhoeae pada
pasien yang kegiatan seksualnya aktif atau pada piuria steril
Spesimen urine porsi pertama dan porsi tengah, pemijatan prostat, dan
spesimen urine
Penatalaksanaan ISK
Faktor risiko
23
2. Cara cebok yang salah, yaitu dari belakang ke depan. Cara cebok seperti
ini sama saja menarik kotoran ke daerah vagina atau saluran kencing.
3. Suka menahan kencing. Kebiasaan ini memungkinkan kuman masuk ke
dalam saluran kencing. Hal ini karena uretra perempuan yang pendek.
4. Tidak kencing sebelum melakukan hubungan seks. Biasanya hal ini
banyak terjadi pada pasangan yang baru menikah, karena itu disebut
honeymooners cystitis.
5. Memiliki riwayat penyakit kelamin.
6. Memiliki riwayat penyakit batu di daerah saluran kencing.
Solusi
1. Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kencing.
2. Membersihkan organ intim dengan sabun khusus yang memiliki pH balanced
(seimbang) sebab membersihkan dengan air saja tidak cukup bersih.
3. Pilih toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak menyentuh
langsung permukaan toilet dan lebih higienis. Jika terpaksa menggunakan toilet
duduk, sebelum menggunakannya sebaiknya bersihkan dulu pinggiran atau
dudukan toilet. Toilet-toilet umum yang baik biasanya sudah menyediakan tisu dan
cairan pembersih dudukan toilet.
4. Jangan cebok di toilet umum dari air yang ditampung di bak mandi atau ember.
Pakailah shower atau keran.
5. Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak
lembab.
DEFINISI
PNA adalah radang akut dari ginjal, ditandai primer oleh radang jaringan
interstitial sekunder mengenai tubulus, dan akhirnya dapat juga mengenai kapiler
glomerulus; disertai manifestasi klinis dan bakteriuria tanpa ditemukan kelainan-
kelainan radiologik.
Pielonefritis sering sebagai akibat dari refluks uretero vesikal, dimana katup
uretrovresikal yang tidak kompeten menyebabkan urin mengalir baik(refluks) ke
dalam ureter. Obstruksi traktus urinarius yang meningkatkan kerentanan ginjal
terhadap infeksi), tumor kandung kemih, striktur, hyperplasia prostatik benigna,
dan batu urinarius merupakan penyebab yang lain.
ETIOLOGI
Etiologi pyelonefritis akut:
1.Faktor predisposisi
Pielonefrtis dibagi 2 tipe :
24
a. tipe ”complicated” artinya telah terbukti mempunyai faktor
predisposisi atau merupakan infeksi sekunder dari perjalanan penyakit
ginjal
b. tipe ”uncomplicated” artinya tidak terbukti mempunyai faktor
predisposisi.
2. Mikroorganisme
2.1. Mikroorganisme aerobik
Infeksi saluran kemih dan ginjal terutama disebabkan
mikroorganisme saluran cerna yaitu aerobik Gram Negatif bentuk batang
(basil). Pielonefritis akut tipe uncomplicated terutama disebabkan oleh
golongan enterobakteria : Escherichia coli (80%). Kemudian menyusul
Klebsiella, Proteus, dan Enterobakter. Pseudomonas, Stafilokok, dan
Streptokok golongan D, tidak jarang merupakan penyebab pielonefritis
dengan frekuensi antara 5-10%.
Mikroorganisme lainnya seperti Serratia marcescens dan Candida
albicans mungkin juga menyebabkan infeksi saluran kemih dan ginjal
melalui berbagai alat (instrumentasi), termasuk infeksi nosokomial.
Infeksi saluran kemih dan ginjal pada diabetes melitus atau pasien-pasien
yang sedang mendapat pengobatan kortikosteroid atau imunosupresif
biasanya disebabkan oleh mikroorganisme yang sangat jarang ditemukan
di klinik.
2.2. Mikroorganisme anaerobik
Mikroorganisme anaerobik jarang menyebabkan infeksi saluran
kemih dan ginjal. Diantara mikroorganisme anaerobik yang dapat
menyebabkan infeksi saluran kemih dan ginja : bakteroides,streptokok
anaerobik,laktobasilli,khlostridia dan veilonellae. Akhir-akhir ini terbukti
bahwa laktobasilli, streptokok anaerobik, dapat menyebabkan sindrom
uretra pada wanita. Dahulu sindrom ini dikenal sebagai sistitis abakterial.
EPIDEMIOLOGI
Pada umumnya wanita lebih sering mengalami ISK daripada pria, hal ini karena
uretra wanita lebih pendek daripada pria. Pada masa neonatus ISK lebih banyak
pada bayi laki-laki (2,7%) yang tidak menjalani sirkumsisi daripada bayi
perempuan (0,7%). Pada masa sekolah, ISK pada perempuan 3% sedangkan anak
laki-laki 1,1%. Pada usia remaja anak perempuan meningkat 3,3 sampai 5,8%.
Bakteriuria asimtomatik pada wanita usia 18-40 tahun adalah 5-6 % dan angka itu
meningkat menjadi 20% pada wanita usia lanjut.
GEJALA
Pasien pielonefritis akut mengalami demam dan menggigil, nyeri tekan pada
kostovertebrel(CVA), Leokositosis, dan adanya bakteri dan sel darah putih dalam
urinselain itu gejala saluran urinarius bawah seperti disuria dan sering
berkemihumumnya terjadi. Infeksi saluran urinarius atas dikaitkan dengan selimut
antibodi bakteri dalam urin.
Ginjal pasien pielonefritis biasanya membesar disertai infiltrasiinterstisial sel-
sel inflamasi. Abses dapat di jumpai pada kapsul ginjal dan pada taut kartiko
medularis. Pada akhirnya, atrofi dan kerusakan tubulus serta glomerulus terjadi.
25
Ketika pielonefritis menjadi kronis, ginjal membentuk jaringan parut,
berkontraksi dan tidak berfungsi.
PATOGENESIS
Patogenesis pielonefritis pada manusia masih belum jelas, banyak factor
turut memegang peranan. Pada percobaan binatang mikroorganisme mencapai
ginjal melalui penyebaran hematogen maupun naik (ascending) melalui saluran
kemih (ureter).
Pengalaman klinik menunjukkan bahwa pielonefritis lebih sering ditemukan pada
pasien-pasien dengan obstruksi saluran kemih. Observasi klinik ini masih belum
dapat membuktikan bahwa infeksi ginjal dapat terjadi dengan cara ascending
karena ditemukan juga tanda-tanda bakteriemia, ini menunjukkan penyebaran
hematogen.
Pemasangan kateter daur sudah diketahui dapat menyebabkan sistitis disertai
bakteriuria, tetapi masih diragukan dapat menyebabkan infeksi ginjal
(pielonefritis). Data-data klinik lain misalnya pielonefritis sebagai gejala sisa dari
bakteriemi pasca operasi striktur uretra tidak pernah ditemukan di klinik. Pada
percobaan binatang, memang bakteriemia sering dijumpai setelah trauma kateter.
Dalam kepustakaan sedikit dilaporkan insiden bakteriemi pasca kateterisasi
walaupun catheterization fever sudah dikenal dalam bidang urologi.
Gangguan katup vesiko-ureter mungkin menyebabkan refluk urin kedalam pelvis
ginjal. Refluk ini dapat dibuktikan secara radiologik dengan pemeriksaan MCU
(Micturating Cysto-Uretherogram) pada orang dewasa walaupun kelainan ini
lebih sering dijumpai pada anak-anak. Peranan bakteriuria telah lama diketahui
dan merupakan salah satu factor yang penting dalam genesis pielonefritis pada
wanita.
Akhir-akhir ini telah diselidiki peranan “urinary inhibitor”, “local bladder
defance” dan komplek imun, untuk menerangkan mekanisme pielonefritis
terutama bentuk yang kronik.
HISTOPATOLOGI GINJAL
Makroskopik (gross) ginjal membesar, tersebar abses kecil-kecil pada permukaan
ginjal. Pada permukaan irisan ginjal ternyata batas antara korteks dan medulla
ginjal telah hilang. Vaskularisasi bertambah terutama pada mukosa pielum.
Pemeriksaan dibawah mikroskop cahaya : tanda-tanda radang lokal atau difus
disertai infiltrasi sel leukosit PMN, sembab jaringan interstisial, perdarahan kecil-
kecil (microhaemorrhage), tidak jarang ditemukan sel-sel pus dalam tubulus
ginjal, glomerulus masih normal kecuali bila terdapat infeksi berat.
GAMBARAN KLINIK
Pielonefritis akut ditemukan pada setiap umur, laki-laki atau wanita walaupun
lebih sering ditemukan pada wanita dan anak-anak. Pada laki-laki usia
lanjut,pielonefritis akut biasanya disertai hipertrofi prostat.
Dalam riwayat penyakit harus dicari faktor-faktor yang berhubungan dengan
pielonefritis.
1. Faktor predisposisi
26
a. Kehamilan terutama dengan riwayat keracunan (toksemi gravidarum)
b. Diabetes melitus
c. Hipertensi
d. Anemi
e. Umur lebih dari 60 tahun
f. Hematuri
g. Instrumentasi
h. Riwayat penyakit ginjal
KOMPLIKASI
1. Pielonefritis kronik
Bila diagnosis terlambat atau pengobatan tidak adekuat, infeksi akut ini
menjadi kronik terutama bila terdapat refluks vesiko ureter.
Pielonefritis kronis ini dapat menyebabkan :
a. insufisiensi ginjal
b. sklerosis sekunder mengenai pembuluh darah arterial sehingga
menyebabkan iskemi ginjal dan hipertensi
c. pembentukan batu dan selanjutnya dapat menyebabkan kerusakan
jaringan/parenkim ginjal lebih parah lagi.
2. Bakteriemia dan septikemia
Bakteriemia dengan atau tanpa septikemia sering ditemukan pada pasien-
pasien dengan pielonefritis berat (fulminating pyelonephritis).
27
Bakteriemia mungkin juga menyebabkan infeksi atau pembentukan abses
multiple pada bagian kortek dari ginjal kontra lateral. Bakteriemia disertai
septikemi terutama disebabkan mikroorganisme Gram negatif.
3. Pionefrosis
Pada staduium akhir dari infected hydronephrosis atau pyelonephrosis
terutama pada pasien-pasien diabetes melitus mungkin disertai
pembentukan gas intrarenal sehingga dapat memberikan gambaran
radiologik air urogram pada otot polos perut.
DIAGNOSIS BANDING
1. Pankretisitis akut
2. Appendisitis akut dan kholesistitis
3. Divertikulitis akut dari kolon desenden dapat menimbulkan sakit di daerah
pinggang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Leukositosis dapat mencapai 40.000 per mm3, neoutrofillia, laju endapan darah
tinggi. Urin keruh, proteinuria 1-3 gram per hari, penuh dengan pus dan kuman,
kadang-kadang ditemukan eritrosit. Biakan urin selalu ditemukan bakteriuria
patogen bermakna dengan CFU per ml > 105
Faal ginjal (LFG) masih normal, berat jenis urin dan uji fungsi tubulus lainnya
terganggu terutama bila disertai septikemia.
2. Foto polos perut mungkin sudah dapat memperlihatkan beberapa kelainan
seperti obliterasi bayangan ginjal karena sembab jaringan, perinephritic fat, dan
perkapuran. Ekskresi urogram selama fase akut umumnya memperlihatkan
sedikit penurunan fase ginjal walaupun pielum dan kalises dari ginjal yang sakit
mungkin mengecil karena sekresi volume urin sedikit dibandingkan dengan
ginjal yang sehat.
Pemeriksaan ekskresi urogram sangat penting untk mengetahui adanya
obstruksi. Bila terjadi infeksi berat, biasanya ginjal membesar dengan
nefrogram terlambat (delayed nephrogram) dan tidak ditemukan bayangan
sistem pelvio-kalises.
Gambaran urogram (pielogram) akan normal kembali setelah mendapat
pengobatan yang adekuat.
3. Pemeriksaan USG
Pada umumnya USG ginjal normal. Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui
faktor-faktor predisposisi infeksi seperti ginjal polikistik dan nefrolitiasis.
4. Radionuclide imaging
Bayangan ginjal dengan gallium-67 dapat dipakai untuk menentukan lokalisasi
infeksi. Hasil positif mencapai 86% walaupun dapat juga ditemukan hasil
semupositif atau negatif (falsely positive/negative)
PENCEGAHAN
1. Pencegahan
Setiap pasien yang menderita infeksi ginjal yang sering kambuh harus dicurigai
kemungkinan adanya faktor predisposisi refluks vesiko ureter. Tindakan –
28
tindakan harus ditujukan untuk mengoreksi penyebab dari refluks misalnya
stenosis uretra.
Infeksi saluran kemih dan ginjal yang ditemukan pada gadis dewasa harus
dicurigai kemungkinan adanya gangguan dari segmen uretero-vesikal
(incompetency of uretherovesical junction).
Pada wanita yang sering menderita sistitis dengan atau tanpa pielonefritis
setelah melakukan senggama, dianjurkan minum 1 gram sulfonamid atau 100
mg nitrofurantoin.
PROGNOSIS
Prognosis baik (penyembuhan 100%) bila memperlihatkan penyembuhan klinik
maupun bakteriologi terhadap antibiotika.
Bila faktor-faktor predisposisi tidak diketahui atau berat dan sulit dikoreksi, kira-
kira 40% dari pasien menjadi kronik.
29