Anda di halaman 1dari 25

BUKU PETUNJUK

SKILL LAB TUMPATAN

BAGIAN ILMU KONSERVASI GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2021
I. PENDAHULUAN

Skill lab tumpatan merupakan salah satu pembelajaran bidang ilmu Konservasi Gigi
dimana tahap pekerjaan dilakukan pada model gigi (phantom). Pekerjaan dilakukan pada gigi
insisif rahang atas, premolar pertama rahang atas dan molar pertama rahang bawah. Selama
praktikum berlangsung mahasiswa wajib mematuhi ketentuan yang berlaku.

I.1 KETENTUAN PRAKTIKUM


A. UMUM
 Sebelum bekerja
a. Menyiapkan alat yang akan digunakan
b. Mengetahui alat apa yang akan digunakan
c. Memberitahu instruktur tiap akan memulai praktikum dan selesai dengan suatu
tahapan praktikum
 Mesin bur
d. Harus diperiksa setiap akan memulai praktikum
e. Bila ada bagian yang rusak segera melaporkan untuk diperbaiki
f. Secara teratur diberi minyak mesin
 Hand piece
g. Sebelum memulai preparasi terlebih dahulu diberi minyak mesin

B. KHUSUS
1. Bekerja pada phantom
a. Bekerja seperti menghadapi pasien yang sesungguhnya
b. Operator duduk disebelah kanan belakang atau kanan muka phantom
c. Phantom dapat ditundukkan dan ditengadahkan sesuai dengan kebutuhan
d. Selama bekerja usahakan badan tetap tegak (tidak diperkenankan membungkuk)
e. Pembukaan mulut phantom antara gigi-gigi rahang atas dan bawah, tidak boleh
melebihi tigajari (jari telunjuk, tengah dan manis)
f. Bila bekerja pada rahang atas, phantom dinaikkan dan ditengadahkan sedikit, posisi
operator disebelah kanan belakang
g. Untuk gigi rahang atas, posisi operator dimuka sebelah kanan
h. Bila bekerja pada rahang bawah, rahang bawah phantom disejajarkan dengan lantai dan
posisi operator disebelah kanan depan
2. Penggunaan alat-alat
a. Tiap kali bekerja, kaca mulut dipegang dengan tangan kiri operator (pen graps), sedang
alat-alat lain dengan tangan kanan. Kegunaan kaca mulut untuk menarik pipi sehingga
cotton roll bisa dimasukkan ke vestibulum, membantu penglihatan dan memantulkan
cahaya ke daerah kerja.

a b
Gambar 1.1 pemakaian kaca mulut

b. Pada waktu bekerja, alat harus dipegang dengan cara yang benar, ibu jari, telunjuk, jari
tengah , jari manis sebagai tumpuan.

Gambar 1.2 Cara memegang contra angle handpiece dan alat yang BENAR

Gambar 1.3 Cara memegang contra angle handpiece yang SALAH

Gambar 1.4 Cara memegang alat saat bekerja pada gigi rahang atas kanan
Gambar 1.5 Cara memegang alat saat bekerja pada gigi rahang atas kiri

Gambar 1.6 Cara memegang alat saat bekerja pada gigi rahang bawah kiri

3. Cara memegang alat


a. Secara Pen Graps bila memakai contra angle Hand Piece dan alat-alat lain
b. Alat dipegang seperti kita memegang tangkai pena, jari manis sebagai titik putar
(“fulcrum”) yang bertumpu pada jaringan keras gigi

I.2 REQUIREMENT
1. Klas 3 insisif rahang atas (mesial ) : outline sampai dengan menumpat semen ionomer kaca
2. Klas 2 premolar rahang atas (MO) : outline sampai dengan menumpat teknik Sandwich
3. Onlay molar pertama rahang atas (mengenai cusp MB) atau rahang bawah (mengenai cusp
DB) : outline sampai dengan cetak coba dan pulp capping

Selama praktikum mahasiswa harus memahami beberapa hal, yaitu :


1. KLASIFIKASI KARIES/KAVITAS
Klasifikasi menurut Black, yaitu sebagai berikut:
1. Klas I : karies/kavitas yang terjadi pada permukaan oklusi gigi (pit dan fisur), gigi
posterior, permukaan bukal/lingual/palatal semua gigi pada daerah 2/3 oklusal, dan
pada “foramen caecum” gigi anterior atas.
2. KIas II : karies/kavitas yang terjadi pada permukaan proksimal gigi-gigi posterior
3. KIas III : karies/kavitas yang terjadi pada permukaan proksimal gigi-gigi anterior yang
belum melibatkan sudut insisal
4. KIas IV : karies/kavitas yang terjad i pada permukaan proksimal gigi-gigi anterior yang
sudah melibatkan sudut insisal
5. KIas V: karies//kavitas yang terjadi pada 1/3 gingival permukaan Iabial/bukal,
palatinal/Iingual semua gigi
6. KIas VI (Simon) : karies/kavitas yang terjadi pada tepi insisal gigi-gigi anterior atau
puncak tonjol gigi-gigi posterior karena abrasi, atrisi dan erosi

2. PRINSIP PREPARASI KAVITAS


Prinsip preparasi kavitas meliputi :
1. Desain kavitas
2. Menghilangkan jaringan karies
3. Menyelesaikan dinding dan tepi enamel (“finishing enamel Wall dan enamel margin”)
4. Pembersihan/ sterilisasi kavitas (“Toilet of the cavity”)

Dalam pembuatan desain kavitas , harus memperhatikan bentuk resistensi, bentuk retensi,
extention for prevention serta bentuk konvenien yaitu :
a. Bentuk Resistensi
Yaitu suatu bentukan kavitas sedemikian rupa sehinggga sisa jaringan gigi dan
restorasinya sendiri tidak mudah pecah/tahan terhadap tekanan.
b. Bentuk Retensi
Yaitu suatu bentukan kavitas sedemikian rupa sehingga bahan restorasi tidak mudah lepas.
Macam-macam bentuk retensi antara lain:
1. Kesejajaran dinding kavitas (kavitas bentuk boks)
2. Undercut
3. Dove tail
4. Bentuk konvergen dinding kavitas ke arah koronal pada dinding bukal/lingual/palatal
c. Bentuk Konvenien
Yaitu suatu bentukan kavitas sedemikian rupa sehingga memudahkan
pemasukan/insersi/pemasangan bahan restorasi dan alat
d. “Extention for prevention”
Perluasan kavitas untuk mencegah karies sekunder (dengan tetap memperhatikan bentuk
resistensi dan bentuk retensi).
3. NOMENKLATUR BAGIAN-BAGIAN KAVITAS (LIHAT GAMBAR 1)
3.1. WALL (Dinding kavitas)
Dinding-dinding kavitas diberi nama sesuai dengan permukaan gigi dimana dinding
kavitas berada, misalnya: dinding bukal (bucal wall), dinding gingival (gingival wall),
dinding mesial, dinding lingual, dll
Dasar kavitas adalah dinding kavitas terdalam yang terdapat pada dasar kavitas sederhana
maupun pada kavitas komplek yaitu dinding pulpa (pulpa wall) ataupun dinding aksial
(axial wall)

Gambar 1.7 dinding kavitas gigi

Gambar 1.8 dinding internal dan eksternal

3.2. LINE ANGLE (Garis Temu Dinding Kavitas)


Pertemuan dua buah dinding kavitas diberi nama sesuai dengan nama kedua dinding
tersebut, misalnya: axio-pulpal line angle, cervico-axial line angle. “Line angle” pada
permukaan gigi yang terbentuk dari pertemuan antara dinding kavitas dan permukaan
gigi (enamel) disebut cavo-surface line angle
3.3. POINT ANGLE (Titik Temu Dinding)
Yaitu pertemuan tiga buah dinding kavitas, misalnya “axio-bucco-cervical point angle”

Gambar 1.9 Line angle dan point angle gigi anterior

Gambar 1.10. Line angle dan point angle gigi posterior

4. BEVEL
Bevel yang dipakai dalam preparasi kavitas yaitu :
a. Slight bevel : bevel pada enamel yang hanya melibatkan ¼ ketebalan enamel. Indikasi
untuk tumpatan amalgam, inlay, alloy
b. Short bevel : bevel yang hanya terdapat pada bagian enamel, besarnya 45o atau lebih.
Bevel ini dipakai pada oklusal gigi. Indikasi inlay emas, inlay alloy logam
c. Long bevel : bagian dasar bevel terletak pada dentino enamel junction (mengenai seluruh
ketebalan enamel) dan membentuk sudut kurang dari 45 derajat. Indikasi inlay emas
d. Full bevel. Dasar bevel terletak pada dasar kavitas. Bevel mengenai seluruh enamel dan
melibatkan dentin. Indikasi inlay akrilik dan inlay porselen.

Gambar 1.11 macam-macam bevel


5. TOFFLEMIRE RETAINER

Gambar 1.12 komponen Tofflemire retainer

a. Inner knob untuk menambah / mengurangi diameter matriks (gambar 1.13)


b. Outer knob untuk fiksasi matriks di retainer
c. Terdapat 3 slot untuk posisi pita matriks yang berbeda. Pita matriks harus ditempatkan di salah
satu dari 3 slot tergantung dari posisi gigi yang akan dipasang retainer.
d. Kanan atas (q1/kuadran 1) dan kiri bawah (q3/kuadran 3) : loop disebelah kanan
e. Kanan bawah (q4/kuadran 4) dan kiri atas (q2/kuadran 2) : loop disebelah kiri

Gambar 1.13 inner knob untuk merubah diameter matriks

Gambar 1.14 letak matriks tergantung posisi gigi


6. T-BAND
T-band digunakan saat preparasi kavitas yang melibatkan bidang proksimal.
Tujuannya untuk menghindari gigi yang berdekatan terkena preparasi. Bentuk dan cara
membuat T-band dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 1.15 Cara membuat T-band


II. KLAS III GLASS IONOMER
(I1 - RA)

2.1 Persiapan
Alat : contra angle handpiece, kaca mulut, bur bulat, bur fissure, liner applicator, sonde lurus,
ekskavator kecil, probe, chipblower, paper pad/glass plate, agate spatula, sonde, plastis
filling instrument lap putih, spidol, , disposable syringe, akuades, retainer.
Bahan : semen Ionomer kaca tipe II, kalsium hidroksida, Celuloid silicate strips, pita matriks
wedge, batang korek api, cotton pellet, akuades

2.2 Desain Kavitas


Outline form kavitas dibuat di bagian mesial dengan menggunakan spidol pada
permukaan palatal. Buat garis imajiner yang membagi gigi menjadi 3 bagian dalam arah
vertical dan horizontal. Desain kavitas dibuat dengan memperhatikan bentuk resistensi,
bentuk retensi , “extention for prevention” dan bentuk konvenien.

Gambar 2.1 Outline form

2.3 Preparasi kavitas


a. Bur diberi tanda sepanjang 2 mm dengan spidol

Gambar 2.2 memberi tanda pada bur

b. Pasang bur bulat pada contra angle handpiece.


c. Pasang T-band untuk melindungi gigi yang berdekatan dengan gigi yang dipreparasi.
d. Lakukan preparasi pada bagian palatal yaitu di bagian tengah dari outline form
menggunakan bur bulat no.1/2 dengan arah bur tegak lurus bidang palatal gigi sampai
kedalaman 2 mm
e. Cek kedalaman kavitas dengan probe.

Gambar 2.3 Bur bulat tegak lurus bidang palatal gigi

d. Ganti bur dengan bur fisur kemudian bentuk kavitas sesuai dengan outline form.
e. Semua dinding dihaluskan.
f.. Ganti bur dengan bur bulat kecil lalu membuat retensi tambahan undercut berupa alur pada
axio-gingival line angle, axio-insisal line angle.

Gambar 2.4 Pembuatan undercut

g. Kavitas diirigasi sampai bersih lalu keringkan lembab dengan cotton pellet.
h. Cek hasil preparasi dengan sonde lurus.
i. Hasil preparasi kavitas ditunjukkan ke instruktur. Jika disetujui maka melanjutkan ke tahap
pemberian liner.

Gambar 2.5 Hasil akhir preparasi


2.4 Pemberian liner
a. Menyiapkan base dan katalis pada paper pad dengan perbandingan 1:1.

Gambar 2.6 kalsium hidroksida di atas paper pad

b. Mencampur base dan katalis menggunakan sonde sampai tercampur rata.


d. Pasta kalsium hidroksida diaplikasikan selapis rata pada dinding axial dengan liner
applicator kemudian diratakan dengan cotton pellet.
e. Kelebihan liner diambil / dibersihkan dengan ekskavator kecil. Hasil akhir liner yaitu
permukaan halus dan rata, bagian undercut/retensi tidak boleh terisi semen, bagian tepi
enamel harus bersih dari semen
f. Hasil pekerjaan ditunjukkan instruktur. Setelah disetujui maka melanjutkan tahap pekerjaan
berikutnya.

2.5 Penumpatan
a. Bekerja harus dalam keadaan bersih
b. Siapkan wedge dari plastik atau kayu yang dibuat dari batang korek api. Cara membuat
wedge dari batang korek api yaitu ambil satu batang korek api lalu dipotong miring
dengan cutter.

Gambar 2.7 wedge dari batang korek api

c. Memasang matriks celloloid silicate strips dan wedge.

b
a
a

Gambar 2.8 pemasangan celluloid strip (a) dan wedge (b)


d. Siapkan bahan restorasi semen ionomer kaca berupa bubuk dan cairan di atas paper pad
(kertas pengaduk) dengan perbandingan 1 : 1 yaitu 1 sendok peres bubuk dengan 1 tetes
cairan (sesusai aturan pabrik).

Gambar 2.9 menyiapkan semen ionomer kaca

e. Bubuk dibagi menjadi 2 bagian yang sama. Setengah bagian diarahkan ke cairan dan
dicampur secara cepat dengan gerakan memutar dan melipat menggunakan agate spatel
selama 10 detik. Kemudian sisa bubuk ditambahkan dan aduk keseluruhan bahan dalam
waktu 15-20 detik hingga menghasilkan konsistensi kental mengkilat (putty like
consistency). Total pencampuran 25-30 detik
f. Bahan restorasi diaplikasikan ke dalam kavitas dengan plastis filling instrument atau
ekskavator kecil sampai terisi penuh. Permukaan kavitas dimampatkan menggunakan
semen stopper atau kapas lembab
g. Kemudian restorasi ditutup dengan matriks dan ditekan ringan sampai bahan mengeras

Gambar 2.10 celluloid strip menutupi tumpatan SIK

h. Hasil pekerjaan ditunjukkan ke instruktur


2.6 Pemolesan
24 jam setelah ditumpat, tumpatan dipoles dengan arkansas stone (stone putih) yang
diberi vaselin. Bagian proksimal dihaluskan dengan polishing strip. Hati-hati jangan
sampai menghilangkan kontak gigi.
III. RESTORASI SANDWICH KLAS II (P1 RA - MO)

3.1 Persiapan
Alat : contra angle handpiece, kaca mulut, bur bulat, bur fissure, liner applicator, sonde lurus,
ekskavator kecil, probe, chipblower, paper pad/glass plate, agate spatula, sonde, plastis
filling instrument lap putih, spidol, , disposable syringe, akuades, pita matriks, retainer,
wedge,
Bahan : semen ionomer kaca, kalsium hidroksida, bonding, resin komposit, wedge, cotton
pellet, akuades

3.2 Desain Kavitas


a. Outline form dibuat dengan spidol sesuai dengan bentuk fisur pada permukaan oklusal gigi
(seperti pada klas 1) meluas ke mesial.
b. Isthmus (penyempitan di oklusal) dibuat pada 1/3 jarak antar cups buko-lingual dan ¼
jarak mesio-distal
c. Desain dibuat dengan memperhatikan bentuk resistensi , bentuk retensi , extention for
prevention dan bentuk konvenien .

D M

Gambar 3.1 outline klas 2 MO

3.3 Tahap Preparasi Kavitas


a. Dilakukan pemasangan T-Band untuk mencegah kerusakan pada gigi sebelahnya saat preparasi
bidang proksimal. Cara membuat T-band dapat dilihat pada gambar 1.15.
b. Bur bulat no. 1/2 diberi tanda dengan spidol sepanjang 2,5 mm lalu pasang bur pada
contra angle handpiece
 Preparasi bidang oklusal :
a. preparasi diawali dengan membentuk kavitas klas 1 terlebih dahulu
b. letakkan bur tegak lurus permukaan oklusal dan lakukan preparasi sampai kedalaman 2,5
mm (batas tanda pada bur terletak pada permukaan oklusal, bukan cusp tertinggi).
Gambar 3.2 A Penyudutan yang tidak benar
B Penyudutan yang benar

c. buat preparasi dengan luas kavitas 1/3 arah B-P antar Cusp dan menyisakan lebar1/4 sisi M-D.
d. bersihkan debris hasil preparasi kavitas menggunakan chip blower/ diirigasi dengan
akuades dan dikeringkan cotton pellet
e. ganti bur dengan bur fisur silindris no 1 dan beri tanda
f. melanjutkan preparasi membentuk dinding tegak lurus alas kavitas mengikuti outline form
permukaan oklusal sehingga dinding- dinding kavitas membentuk sudut 90° terhadap
dasar kavitas/ bentuk boks.

Gambar 3.3 Preparasi dengan bur bulat (a), bur fisur (b)

g. hasil pekerjaan ditunjukkan pada instruktur dengan membawa baki berisi model kerja dan
sonde lurus. Setelah disetujui instruktur maka dapat melanjutkan preparasi proksimal

 Preparasi bidang proksimal :


h. setelah terbentuk klas 1, kavitas diperluas ke proksimal sebelah mesial dengan bur fisur
no. 1 sampai menembus lingir tepi mesial (ridge) dan Isthmus (penyempitan di oklusal)
dibuat pada 1/3 jarak antar cups buko-palatal dan ¼ jarak mesio-distal
i. membentuk boks proksimal dengan membuat dinding axial setinggi ± 1,5 mm dan dinding
gingival selebar 1 mm.
j. dinding bukal dan dinding lingual pada proksimal diperluas sampai bebas kontak dengan
gigi sebelahnya menggunakan bur fisur meruncing flat end atau round end.
k. sudut tepi kavitas pada sisi boks proksimal (tampak pada permukaan oklusal) diusahakan
tegak lurus permukaan luar gigi.
l. perluasan tepi bukal/lingual (celah antara sudut dan gigi yang berdekatan diukur dengan
ujung sonde.
m. selanjutnya bagian oklusal dibuat short bevel pada cavo surface enamel margin lebar 2-3
mm dan axiopulpa line angle dibuat slight bevel menggunakan fissure tapered.
n. semua sudut garis (line angle) antara dinding kavitas dengan dasar kavitas ( sudut
internal) dibuat sedikit membulat dengan memakai bur bulat kecil.
o. setelah kavitas terbentuk, diirigasi dengan akuades steril, dikeringkan dengan cotton pellet
dan chipblower.
p. Hasil preparasi kavitas ditunjukkan ke instruktur dengan membawa baki berisi model kerja
dan sonde lurus. Jika hasil pekerjaan disetujui instruktur, dapat melanjutkan ke tahap
pemberian liner.

a b
Gambar 3.4 Hasil akhir preparasi (a) pandangan mesial (b) pandangan oklusal

3.4 Tahap Liner


a. Ambil base dan katalis dengan perbandingan 1 : 1 ditempatkan pada paper pad / glass plate dan
dicampur menggunakan sonde, kemudian diaplikasikan selapis tipis rata ke dalam kavitas pada
dentin yang menghadap pulpa (dinding pulpa dan axial) dengan liner apllicator.
b. Atau cara lain : ambil base masukkan ke dalam kavitas (dinding pulpa dan axial) , selanjutnya
letakkan katalis di atas base, diaduk rata ke seluruh dinding pulpa dan axial menggunakan liner
applicator. Selanjutnya dimampatkan dengan semen stopper.
c. Bila ada liner yang melekat pada dinding tegak kavitas, dihilangkan dengan ekskavator dan
dibersihkan cotton pellet lembab.
d. Hasil aplikasi liner ditunjukkan ke instruktur. Setelah disetujui, selanjutnya melakukan tahap
pemasangan matriks dan retainer.

3.5 Tahap Pemasangan Matriks


a. Bentuk pita matriks menjadi lingkaran (loop), bulatkan matriks dengan pegangan alat berbentuk
silinder
b. Memasang matriks di retainer. Ujung matriks harus dimasukkan ke slot diagonal, loop matriks
harus ditempatkan di salah satu dari 3 slot tergantung dari posisi gigi.
c. Memasang matriks pada gigi yang dipreparasi. Sesuaikan diameter matriks dengan gigi, atur dengan
memutar inner knob. Pastikan retainer berdekatan dengan bukal dan benar posisinya yaitu lubang
pada retainer selalu terbuka kearah gusi (gingival)
d. Pita matriks disesuaikan bentuknya pada daerah oklusal agar tidak mengganggu oklusi. Jika terlalu
tinggi maka pita matriks dipotong sesuai tinggi oklusal.
e. Tekan matriks dengan jari dan putar outer knob untuk fiksasi pita matriks di retainer. Matriks harus
terpasang erat di slot diagonal.
f. Pasang wedge pada tepi gingival bagian proksimal agar bentuk tumpatan baik. Pemasangan wedge
akan membentuk adaptasi yang baik dari matrik serta untuk fiksasi matriks.
g. Bagian dasar wedge yang rata harus menghadap ke gingival. Masukkan wedge dengan pinset lalu
didorong dengan pegangan pinset agar wedge masuk ke interdental.
h. Cek dengan sonde daerah antara tepi gingival gigi dengan matriks. Daerah ini tidak boleh ada
celah.

Langkah-langkah memasang matriks pada gigi (contoh pemasangan pada gigi molar)

i. Tunjukkan pemasangan matriks pada gigi ke instruktur. Setelah hasil pekerjaan disetujui, lanjutkan
pekerjaan ke tahap berikutnya.
a b
Gambar 3.5 Posisi retainer yang benar (a), salah (b)

Gambar 3.6 contoh pemasangan matriks dan wedge pada premolar

3.6 Tahap Base Semen Ionomer Kaca


a. Bekerja harus dalam keadaan bersih
b. Oleskan Cavity conditioner / Dentin conditioner dengan menggunakan cotton pellet atau micro
brush selama 10 – 20 detik, kemudian bilas dengan akuades dan keringkan lembab dengan cotton
pellet atau seprotan angin.
c. Siapkan bubuk dan cairan dengan perbandingan 1 sendok peres bubuk berbanding 1 tetes cairan di
atas kaca tebal atau paper pad. Kemudian bubuk dibagi menjadi 2 bagian yang sama.
d. Setengah bagian bubuk dicampur dengan cairan secara cepat menggunakan agate spatel , gerakan
memutar dan melipat selama 10 detik, kemudian ditambah dengan bubuk lagi sampai konsistensi
dempul yang cukup kental dan tampak mengkilap (Putty like consistency) dengan waktu 15 – 20
detik. Pencampuran selesai dalam 30 detik
e. Bahan diaplikasikan pada dinding pulpa dan kavitas di proksimal dengan plastis filling instrument
atau sonde dan ditekan dengan kapas lembab, menyisakan ruang di atasnya kurang lebih 1-1,5 mm
untuk ketebalan restorasi komposit, ditunggu sampai setting. Setting awal 5 menit.
f. Waktu kerja yang dibutuhkan mulai dari pengadukan sampai dengan penumpatan adalah 2 menit.
g. Kelebihan tumpatan pada dinding-dinding tegak kavitas dibuang dengan menggunakan bur
silindris.
Tindakan ini dilakukan setelah kurang lebih 15 menit dari setting awal SIK.
h. Hasil pekerjaan ditunjukkan instruktur, bila disetujui dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.
3.7 Tahap Etsa Asam
a. Ulaskan bahan etsa (Asam Phosphat 30%  50%) dalam bentuk gel/cairan dengan pinset dan
gulungan kapas kecil (cotton pellet) atau dengan kuas atau etsa dalam syringe pada permukaan
enamel yang dibevel dan seluruh permukaan dinding kavitas. Biarkan selama 20 detik dan jangan
sampai mengenai gusi.
b. Dilakukan pencucian dengan air sebanyak 20 cc atau sampai bahan etsa hilang dari permukaan gigi
menggunakan syringe. Air ditampung dengan tampon (cotton roll)
c. Setelah pencucian, gigi dikeringkan dengan semprotan udara dari chipblower sehingga permukaan
tampak putih buram
d. Tunjukkan hasil etsa ke instruktur. Setelah disetujui, lanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

3.8 Tahap Aplikasi Bonding Agent


a. Meneteskan bahan bonding ke microbrush , kemudian diulaskan ke seluruh permukaan dinding
kavitas dan cavo surface enamel margin yang dibevel dengan satu kali ulas.
b. Meniup dengan ringan ke permukaan yang dibonding dengan chipblower untuk menguapkan etanol
yang terkandung dalam bahan bonding
c. Menyinari permukaan kavitas yang dibonding dengan light curing unit selama 20 detik, dengan
curing tip sedekat mungkin ke permukaan gigi. Mengingat light curing unit hanya berdurasi 10
detik maka penyinaran dilakukan 2 kali sehingga total 20 detik. Hasil pekerjaan ditunjukkan ke
instruktur. Setelah hasil pekerjaan disetujui maka melajutkan ke tahap penumpatan.

3.9 Menumpat Resin Komposit Sinar Tampak


a. Mengambil bahan komposit dari tube sedikit demi sedikit, diaplikasikan ke dalam kavitas selapis
demi selapis ( layer by layer) atau diagonal (incremental). Dimulai dari kavitas proksimal.
b. Komposit yang sudah diaplikasikan dalam kavitas disinar dengan light curing unit selama 20 detik
setiap lapisnya.
c. Lapisan terakhir dibentuk anatomi giginya dan dihaluskan permukaannya dengan plastis filling
instrument bahan plastik , kemudian disinar kembali selama 20 detik.

a b c
Gambar 3.7 Restorasi Open Sandwich (a) potong mesial distal ; (b) tampak mesial 1. SIK, 2. Komposit ;
(c) hasil akhir (tampak oklusal)
3.10. Tahap Pemolesan
a. Mengurangi permukaan yang overfilling dengan stone putih.
b. Permukaan tumpatan dioles dengan vaselin, selanjutnya dipoles menggunakan alat poles khusus
komposit
IV. ONLAY DAN PULP CAPPING
KAVITAS MELIBATKAN CUSP MESIO-BUKAL (M RA) atau
DISTO-BUKAL RB

4.1 Desain Kavitas


Outline form dibuat dengan memperhatikan resistence form, retention form, extention for
prevention dan convenience form-nya. Desain kavitas onlay untuk gigi molar pertama rahang
atas melibatkan cusp mesio bukal sedangkan untuk molar pertama rahang bawah melibatkan
cusp disto bukal. Outline form ditunjukkan ke instruktur.

Dinding gingiva

Pulpo-axial line angle

Dinding pulpa

Gambar 4.1. contoh desain kavitas onlay M2 RB

4.2 Tahap Preparasi Kavitas


 Preparasi Bidang Oklusal
a. Dengan bur “tapered fissure flat end” preparasi dilakukan rnengikuti bentuk outline form
inlay klas II MO (M RA) atau DO (M RB) dengan melibatkan pit dan fisur oklusal
sampai kedalaman 2,5- 3 mm
b. Dinding kavitas divergen 30 - 50 ke arah oklusal tidak ada undercut, dan line angle dibuat
tajam. Hasil preparasi ditunjukkan ke instruktur.
Gambar 4.2 preparasi bidang oklusal M2 RB (seperti bentuk inlay kelas II DO )

 Preparasi Dinding Aksial


Dengan menggunakan bur fisur silindris akhiran membulat (round end) dilakukan preparasi
membentuk dinding aksial pada pertengahan bukal sampai ke arah distal (proksimal)
sehingga membentuk akhiran chamfer selebar 0,7 -1 mm.

Dinding aksial

Chamfer

M D
Gambar 4.3 Preparasi dinding aksial dengan akhiran chamfer

Hasil preparasi ditunjukkan ke instruktur. Setelah preparasi onlay disetujui instruktur,


dilanjutkan dengan tahap selanjutnya.

4.3 Pulp capping


Gigi yang sudah dilakukan preparasi onlay dilanjut dengan pulp capping. Sebelum
melakukan pulp capping, glass plate dan hand instrument dibersihkan terlebih dahulu dengan
kapas yang diberi alkohol. Kavitas yang akan diberi bahan pulp capping harus bersih dan
kering.
 Aplikasi Sub base
a. Meminta bahan sub base kalsum hidroksida ke petugas dengan membawa glass plate.
b. Mencampur 2 pasta kalsium hidroksida pada paper pad dengan perbandingan 1:1
menggunakan sonde sampai tercampur rata.
c. Pasta kalsium hidroksida diaplikasikan selapis pada kavitas yang menghadap pulpa
(dinding pulpa dan axial) dengan liner applicator kemudian diratakan dengan cotton
pellet.
d. Kelebihan sub base dibersihkan dengan ekskavator kecil. Hasil akhir sub base yaitu
permukaan halus dan rata, dinding-dinding tegak bersih dari bahan sub base.
e. Hasil pekerjaan ditunjukkan ke instruktur dengan membawa phantom dan sonde lurus yang
diletakkan pada baki.

 Aplikasi Basis
a. Membersihkan glass plate dan instrumen yang dipakai untuk aplikasi sub base
b. Meminta bahan basis seng fosfat ke petugas dengan membawa glass plate bersih.
c. Mencampur bubuk semen (1 sendok peres) dengan cairan asam fosfat (1 atau 2 tetes).
Caranya yaitu bubuk dibagi menjadi 2 bagian. Satu bagian bubuk diarahkan ke cairan
dengan spatula semen kemudian aduk dengan gerakan memutar sampai didapatkan
konsistensi dempul yang kental dan mengkilat (putty like consistency). Bila campuran
semen masih encer, tambahkan sisa bubuk sedikit demi sedikit sambil diaduk memutar
sehingga didapatkan konsistensi yang tepat (putty like consistency).
d. Aplikasikan bahan basis menggunakan plastis filling instrument kecil atau sonde di atas
bahan sub base, ditekan dan diratakan dengan semen stopper.
e. Kelebihan semen diambil / dibersihkan dengan ekskavator kecil. Apabila semen sudah
mengeras dapat diambil dan dirapikan dengan bur fisur silindris flat end. Untuk dasar
kavitas dapat juga menggunakan bur inverted. Hasil akhir basis yaitu permukaan halus dan
rata, dinding-dinding tegak bersih dari semen
e. Hasil pekerjaan ditunjukkan ke instruktur dengan membawa phantom dan sonde lurus yang
diletakkan pada baki. Setelah basis disetujui maka pekerjaan dilanjutkan dengan
pembuatan bevel

4.4 Pembuatan bevel


a. Permukaan cavo surface enamel margine dibuat bevel dengan bur fisur , membentuk sudut
450 (short bevel).
b. axio-pulpal line angle dibulatkan (slight bevel)
Short bevel

Gambar 4.4 Pembuatan bevel pada cavo surface enamel margin

 Tahapan Akhir
a. Semua bidang preparasi dihaluskan dengan finishing bur.
b. Untuk melihat apakah hasil preparasi sudah baik atau belum, dibuat cetakan percobaan
pada malam tuang.

 Cetak percobaan (Trial)


a. Malam tuang / malam biru (inlay wax) dipanaskan di atas api sampai lunak (jangan sampai
meleleh) kemudian dipilin sampai panjang dan lurus
b. Selanjutnya ditekan ke dalam kavitas sampai menutupi seluruh kavitas dan permukaan
oklusal gigi. Pada saat menekan usahakan supaya searah dengan sumbu gigi
c. Cara menilai hasil cetakan percobaan:
• Hasil cetakan harus halus, tidak ada undercut
• Chanel, dovetail dan bevel terlihat jelas.

Anda mungkin juga menyukai