Skill lab tumpatan merupakan salah satu pembelajaran bidang ilmu Konservasi Gigi
dimana tahap pekerjaan dilakukan pada model gigi (phantom). Pekerjaan dilakukan pada gigi
insisif rahang atas, premolar pertama rahang atas dan molar pertama rahang bawah. Selama
praktikum berlangsung mahasiswa wajib mematuhi ketentuan yang berlaku.
B. KHUSUS
1. Bekerja pada phantom
a. Bekerja seperti menghadapi pasien yang sesungguhnya
b. Operator duduk disebelah kanan belakang atau kanan muka phantom
c. Phantom dapat ditundukkan dan ditengadahkan sesuai dengan kebutuhan
d. Selama bekerja usahakan badan tetap tegak (tidak diperkenankan membungkuk)
e. Pembukaan mulut phantom antara gigi-gigi rahang atas dan bawah, tidak boleh
melebihi tigajari (jari telunjuk, tengah dan manis)
f. Bila bekerja pada rahang atas, phantom dinaikkan dan ditengadahkan sedikit, posisi
operator disebelah kanan belakang
g. Untuk gigi rahang atas, posisi operator dimuka sebelah kanan
h. Bila bekerja pada rahang bawah, rahang bawah phantom disejajarkan dengan lantai dan
posisi operator disebelah kanan depan
2. Penggunaan alat-alat
a. Tiap kali bekerja, kaca mulut dipegang dengan tangan kiri operator (pen graps), sedang
alat-alat lain dengan tangan kanan. Kegunaan kaca mulut untuk menarik pipi sehingga
cotton roll bisa dimasukkan ke vestibulum, membantu penglihatan dan memantulkan
cahaya ke daerah kerja.
a b
Gambar 1.1 pemakaian kaca mulut
b. Pada waktu bekerja, alat harus dipegang dengan cara yang benar, ibu jari, telunjuk, jari
tengah , jari manis sebagai tumpuan.
Gambar 1.2 Cara memegang contra angle handpiece dan alat yang BENAR
Gambar 1.4 Cara memegang alat saat bekerja pada gigi rahang atas kanan
Gambar 1.5 Cara memegang alat saat bekerja pada gigi rahang atas kiri
Gambar 1.6 Cara memegang alat saat bekerja pada gigi rahang bawah kiri
I.2 REQUIREMENT
1. Klas 3 insisif rahang atas (mesial ) : outline sampai dengan menumpat semen ionomer kaca
2. Klas 2 premolar rahang atas (MO) : outline sampai dengan menumpat teknik Sandwich
3. Onlay molar pertama rahang atas (mengenai cusp MB) atau rahang bawah (mengenai cusp
DB) : outline sampai dengan cetak coba dan pulp capping
Dalam pembuatan desain kavitas , harus memperhatikan bentuk resistensi, bentuk retensi,
extention for prevention serta bentuk konvenien yaitu :
a. Bentuk Resistensi
Yaitu suatu bentukan kavitas sedemikian rupa sehinggga sisa jaringan gigi dan
restorasinya sendiri tidak mudah pecah/tahan terhadap tekanan.
b. Bentuk Retensi
Yaitu suatu bentukan kavitas sedemikian rupa sehingga bahan restorasi tidak mudah lepas.
Macam-macam bentuk retensi antara lain:
1. Kesejajaran dinding kavitas (kavitas bentuk boks)
2. Undercut
3. Dove tail
4. Bentuk konvergen dinding kavitas ke arah koronal pada dinding bukal/lingual/palatal
c. Bentuk Konvenien
Yaitu suatu bentukan kavitas sedemikian rupa sehingga memudahkan
pemasukan/insersi/pemasangan bahan restorasi dan alat
d. “Extention for prevention”
Perluasan kavitas untuk mencegah karies sekunder (dengan tetap memperhatikan bentuk
resistensi dan bentuk retensi).
3. NOMENKLATUR BAGIAN-BAGIAN KAVITAS (LIHAT GAMBAR 1)
3.1. WALL (Dinding kavitas)
Dinding-dinding kavitas diberi nama sesuai dengan permukaan gigi dimana dinding
kavitas berada, misalnya: dinding bukal (bucal wall), dinding gingival (gingival wall),
dinding mesial, dinding lingual, dll
Dasar kavitas adalah dinding kavitas terdalam yang terdapat pada dasar kavitas sederhana
maupun pada kavitas komplek yaitu dinding pulpa (pulpa wall) ataupun dinding aksial
(axial wall)
4. BEVEL
Bevel yang dipakai dalam preparasi kavitas yaitu :
a. Slight bevel : bevel pada enamel yang hanya melibatkan ¼ ketebalan enamel. Indikasi
untuk tumpatan amalgam, inlay, alloy
b. Short bevel : bevel yang hanya terdapat pada bagian enamel, besarnya 45o atau lebih.
Bevel ini dipakai pada oklusal gigi. Indikasi inlay emas, inlay alloy logam
c. Long bevel : bagian dasar bevel terletak pada dentino enamel junction (mengenai seluruh
ketebalan enamel) dan membentuk sudut kurang dari 45 derajat. Indikasi inlay emas
d. Full bevel. Dasar bevel terletak pada dasar kavitas. Bevel mengenai seluruh enamel dan
melibatkan dentin. Indikasi inlay akrilik dan inlay porselen.
2.1 Persiapan
Alat : contra angle handpiece, kaca mulut, bur bulat, bur fissure, liner applicator, sonde lurus,
ekskavator kecil, probe, chipblower, paper pad/glass plate, agate spatula, sonde, plastis
filling instrument lap putih, spidol, , disposable syringe, akuades, retainer.
Bahan : semen Ionomer kaca tipe II, kalsium hidroksida, Celuloid silicate strips, pita matriks
wedge, batang korek api, cotton pellet, akuades
d. Ganti bur dengan bur fisur kemudian bentuk kavitas sesuai dengan outline form.
e. Semua dinding dihaluskan.
f.. Ganti bur dengan bur bulat kecil lalu membuat retensi tambahan undercut berupa alur pada
axio-gingival line angle, axio-insisal line angle.
g. Kavitas diirigasi sampai bersih lalu keringkan lembab dengan cotton pellet.
h. Cek hasil preparasi dengan sonde lurus.
i. Hasil preparasi kavitas ditunjukkan ke instruktur. Jika disetujui maka melanjutkan ke tahap
pemberian liner.
2.5 Penumpatan
a. Bekerja harus dalam keadaan bersih
b. Siapkan wedge dari plastik atau kayu yang dibuat dari batang korek api. Cara membuat
wedge dari batang korek api yaitu ambil satu batang korek api lalu dipotong miring
dengan cutter.
b
a
a
e. Bubuk dibagi menjadi 2 bagian yang sama. Setengah bagian diarahkan ke cairan dan
dicampur secara cepat dengan gerakan memutar dan melipat menggunakan agate spatel
selama 10 detik. Kemudian sisa bubuk ditambahkan dan aduk keseluruhan bahan dalam
waktu 15-20 detik hingga menghasilkan konsistensi kental mengkilat (putty like
consistency). Total pencampuran 25-30 detik
f. Bahan restorasi diaplikasikan ke dalam kavitas dengan plastis filling instrument atau
ekskavator kecil sampai terisi penuh. Permukaan kavitas dimampatkan menggunakan
semen stopper atau kapas lembab
g. Kemudian restorasi ditutup dengan matriks dan ditekan ringan sampai bahan mengeras
3.1 Persiapan
Alat : contra angle handpiece, kaca mulut, bur bulat, bur fissure, liner applicator, sonde lurus,
ekskavator kecil, probe, chipblower, paper pad/glass plate, agate spatula, sonde, plastis
filling instrument lap putih, spidol, , disposable syringe, akuades, pita matriks, retainer,
wedge,
Bahan : semen ionomer kaca, kalsium hidroksida, bonding, resin komposit, wedge, cotton
pellet, akuades
D M
c. buat preparasi dengan luas kavitas 1/3 arah B-P antar Cusp dan menyisakan lebar1/4 sisi M-D.
d. bersihkan debris hasil preparasi kavitas menggunakan chip blower/ diirigasi dengan
akuades dan dikeringkan cotton pellet
e. ganti bur dengan bur fisur silindris no 1 dan beri tanda
f. melanjutkan preparasi membentuk dinding tegak lurus alas kavitas mengikuti outline form
permukaan oklusal sehingga dinding- dinding kavitas membentuk sudut 90° terhadap
dasar kavitas/ bentuk boks.
Gambar 3.3 Preparasi dengan bur bulat (a), bur fisur (b)
g. hasil pekerjaan ditunjukkan pada instruktur dengan membawa baki berisi model kerja dan
sonde lurus. Setelah disetujui instruktur maka dapat melanjutkan preparasi proksimal
a b
Gambar 3.4 Hasil akhir preparasi (a) pandangan mesial (b) pandangan oklusal
Langkah-langkah memasang matriks pada gigi (contoh pemasangan pada gigi molar)
i. Tunjukkan pemasangan matriks pada gigi ke instruktur. Setelah hasil pekerjaan disetujui, lanjutkan
pekerjaan ke tahap berikutnya.
a b
Gambar 3.5 Posisi retainer yang benar (a), salah (b)
a b c
Gambar 3.7 Restorasi Open Sandwich (a) potong mesial distal ; (b) tampak mesial 1. SIK, 2. Komposit ;
(c) hasil akhir (tampak oklusal)
3.10. Tahap Pemolesan
a. Mengurangi permukaan yang overfilling dengan stone putih.
b. Permukaan tumpatan dioles dengan vaselin, selanjutnya dipoles menggunakan alat poles khusus
komposit
IV. ONLAY DAN PULP CAPPING
KAVITAS MELIBATKAN CUSP MESIO-BUKAL (M RA) atau
DISTO-BUKAL RB
Dinding gingiva
Dinding pulpa
Dinding aksial
Chamfer
M D
Gambar 4.3 Preparasi dinding aksial dengan akhiran chamfer
Aplikasi Basis
a. Membersihkan glass plate dan instrumen yang dipakai untuk aplikasi sub base
b. Meminta bahan basis seng fosfat ke petugas dengan membawa glass plate bersih.
c. Mencampur bubuk semen (1 sendok peres) dengan cairan asam fosfat (1 atau 2 tetes).
Caranya yaitu bubuk dibagi menjadi 2 bagian. Satu bagian bubuk diarahkan ke cairan
dengan spatula semen kemudian aduk dengan gerakan memutar sampai didapatkan
konsistensi dempul yang kental dan mengkilat (putty like consistency). Bila campuran
semen masih encer, tambahkan sisa bubuk sedikit demi sedikit sambil diaduk memutar
sehingga didapatkan konsistensi yang tepat (putty like consistency).
d. Aplikasikan bahan basis menggunakan plastis filling instrument kecil atau sonde di atas
bahan sub base, ditekan dan diratakan dengan semen stopper.
e. Kelebihan semen diambil / dibersihkan dengan ekskavator kecil. Apabila semen sudah
mengeras dapat diambil dan dirapikan dengan bur fisur silindris flat end. Untuk dasar
kavitas dapat juga menggunakan bur inverted. Hasil akhir basis yaitu permukaan halus dan
rata, dinding-dinding tegak bersih dari semen
e. Hasil pekerjaan ditunjukkan ke instruktur dengan membawa phantom dan sonde lurus yang
diletakkan pada baki. Setelah basis disetujui maka pekerjaan dilanjutkan dengan
pembuatan bevel
Tahapan Akhir
a. Semua bidang preparasi dihaluskan dengan finishing bur.
b. Untuk melihat apakah hasil preparasi sudah baik atau belum, dibuat cetakan percobaan
pada malam tuang.