Anda di halaman 1dari 24

PERANAN BAHASA INDONESIA DALAM

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

DISUSUN OLEH:

Angelica Febrina L

31170106

JURUSAN BISNIS PERHOTELAN

FAKULTAS TOURISMPRENEUR

UNIVERSITAS PODOMORO JAKARTA

2020
PERANAN BAHASA INDONESIA DALAM MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
2015

Angelica Febrina L

ABSTRAK
Bahasa Indonesia memiliki peran dalam Asean Economic Community (AEC) 2015.
Pendekatan kualitatif dengan metode analisa deskriptif menunjukkan bahwa peran yang dapat
dimainkan oleh bahasa Indonesia dalam AEC  diantaranya adalah dengan melakukan
penelitian. Bahasa Indonesia harus mampu bersaing dengan masyarakat dari negara ASEAN
lain yaitu dengan meningkatkan kemampuan dari berbagai bidang sehingga di samping
bersaing juga dapat berkolaborasi dalam masyarakat AEC. Bahasa mempunyai peran dalam
pembangunan bangsa, juga mempunyai peran dalam AEC. Pada bahasa dapat dilakukan riset
atau penelitan yang akan mempuyai banyak manfaat dan pengaruh dalam kebahasaan.
Dengan adanya penelitian baik dalam bidang exact maupun sosial akan mampu memberikan
manfaat serta terobosan baru terhadap apa yang harus dilakukan, terutama dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang masih tertinggal dari negara ASEAN lain
seperti Singapura dan Malaysia maupun mengetahui dan memahami apa yang harus dibenahi
oleh pemerintah maupun masyarakat  itu sendiri.

Kata Kunci : bahasa Indonesia, Asean Ecomonic Community, masyarakat

ABSTRACT
Indonesian language has a role in the Asean Economic Community (AEC) in 2015. A
qualitative approach with descriptive analysis method showed that the role played by the
Indonesian in the AEC them is by doing some research. Indonesian should be able to
compete with people from other ASEAN countries is to improve the ability of various fields
so that in addition to competing can also collaborate in the AEC community. Language has a
role in nation building, also has a role in the AEC. In the language can do research or
research that would mempuyai many benefits and influences in the language. The research
both in the field of exact and social will be able to provide benefits and new breakthrough
towards what should be done, especially in improving the quality of human resources is still
lagging behind other ASEAN countries such as Singapore and Malaysia as well as to know
and understand what must be addressed by the government and society itself.

Key Words : Indonesian Language, Asean Ecomonic Community, society

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Eksistensi bahasa Indonesia pada era sekarang ini, jati diri bahasa Indonesia
perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan
agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh budaya asing yang tidak sesuai
dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh alat komunikasi yang begitu
canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati
diri bahasa Indonesia. Ini semua menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa nasional,
pemakai bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh
terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan
situasi dan kondisinya. Disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia
untuk mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri.
Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus
dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama
dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu diteruskan.
Namun, seiring dengan bertambahnya usia bahasa Indonesia justru dihadang banyak
masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan. Mampukah bahasa Indonesia
menjadi bahasa budaya dan bahasa iptek yang berwibawa dan punya prestise tersendiri
di tengah-tengah dahsyatnya arus globalisasi? mampukah bahasa Indonesia bersikap
luwes dan terbuka dalam mengikuti derap peradaban yang terus gencar menawarkan
perubahan dan dinamika? masih setia dan banggakah para penuturnya dalam
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi yang efektif di tengah-
tengah perubahan dan dinamika itu? akan tetapi, beberapa kaidah yang telah
dimodifikasi dengan susah payah tampaknya belum mendapatkan perhatian masyarakat
luas. Akibatnya bisa ditebak, yaitu :
1. Pemakaian bahasa Indonesia bermutu rendah,
2. Kalimatnya rancu dan kacau,
3. Kosakatanya payah, dan
4. Secara semantik sulit dipahami maknanya.
Anjuran untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar seolah-olah
hanya bersifat sloganitis, tanpa tindakan nyata dari penuturnya. Melihat persoalan ini
tidak ada kata lain, kecuali menegaskan kembali pentingnya pemakaian bahasa

3
Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar. Hal ini di samping dapat dimulai dari diri
sendiri juga perlu di dukung oleh pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.
Pembelajaran bahasa Indonesia tidak terlepas dari belajar membaca, menulis,
menyimak, berbicara, dan kemampuan bersastra. Aktivitas membaca merupakan awal
dari setiap pembelajaran bahasa. dengan membaca seseorang dilatih mengingat,
memahami isi bacaan, meneliti kata-kata istilah dan memaknainya. Selain itu,
sesoeorang juga akan menemukan informasi yang belum diketahuinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Bahasa Indonesia dan bagaimana potret keadaannya ?
2. Apa Peranan Bahasa Indonesia dalam sektor Ekonomi  ?
3. Bagaimana Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu dalam Masyarakat Ekonomi
ASEAN 2015?
4. Bagaimana peluang dan tantangan Bahasa Indonesia agar menjadi bahasa ASEAN
dalam menyongsong Komunitas ASEAN 2015 ?

C. Metode Penelitian
Jurnal ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang dikembangkan berdasarkan hasil penelitian di lapangan, secara
langsung peneliti melakukan penelitian  kepada sumber data atau responden. Hasil yang
diperoleh dalam metode penelitian kualitatif ini akan berupa dokumen-dokumen, baik
dokumen pribadi peneliti, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden, dll. Analisis
dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian.
1. Jenis dan Sumber Data
Paper ini menggunakan jenis data sekunder yaitu jenis data yang diperoleh secara
tidak langsung atau melalui media perantara seperti internet, buku, koran, majalah dan
media lainnya.
2. Teknik Pengumpulan Data
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara kajian pustaka. Data
yang diambil adalah data yang diperoleh dari artikel elektronik, dan website sesuai
dengan masalah yang dikaji dalam penelitian ini.

3. Jenis Penelitian

4
Metode deskripsi analisis merupakan metode yang digunakan dalam paper ini yaitu
dengan mengumpulkan, mempersiapkan, serta menganalisis data sehingga
mendapatkan gambaran yang jelas mengenai masalah yang akan dibahas, dengan
tujuan untuk mendeskripsikan kejadian atau masalah secara runtut, sistematis, faktual
dan juga terpercaya.

BAB II

5
TINJAUAN PUSTAKA

A. Masyarakat Indonesia
Dengan jumlah total populasi sekitar 250 juta penduduk, Indonesia adalah
negara berpenduduk terpadat nomor empat di dunia. Komposisi etnis di Indonesia amat
bervariasi karena negeri ini memiliki ratusan ragam suku dan budaya. Meskipun
demikian, lebih dari separuh jumlah penduduk Indonesia didominasi oleh dua suku
terbesar. Dua suku terbesar ini adalah Jawa (41 persen dari total populasi) dan suku
Sunda (15 persen dari total populasi). Kedua suku ini berasal dari pulau Jawa, pulau
dengan penduduk terbanyak di Indonesia yang mencakup sekitar enam puluh persen
dari total populasi Indonesia. Jika digabungkan dengan pulau Sumatra, jumlahnya
menjadi 80 persen total populasi. Ini adalah indikasi bahwa konsentrasi populasi
terpenting berada di wilayah barat Indonesia. Propinsi paling padat adalah Jawa Barat
(lebih dari 43 juta penduduk), sementara populasi paling lengang adalah propinsi Papua
Barat di wilayah Indonesia Timur (dengan populasi hanya sekitar 761,000 jiwa).
Salah satu kekuatan penting dalam komposisi demografi Indonesia yang
memiliki hubungan dengan perekenomian adalah penduduk usia muda yang ada di
Indonesia. Mereka adalah kekuatan kerja (asal ada cukup banyak kesempatan kerja).
Rata-rata usia penduduk Indonesia adalah 28.2 tahun (perkiraan tahun 2014). Ini adalah
median age yang berarti separuh dari populasi Indonesia berusia 28.2 tahun lebih dan
separuhnya lagi umurnya di bawah 28.2 tahun. Mengenai jenis kelamin, rata-rata
median age wanita di Indonesia adalah 28.7 tahun, sementara median age pria lebih
muda setahun (27.7 tahun).  Di bawah ini adalah persentase penduduk Indonesia yang
dikategorikan dalam tiga kelompok usia dan jenis kelamin:

Persentase gabungan total


  Pria    (absolut) Wanita  (absolut)
populasi

0-14 tahun             27.3  34,165,213  32,978,841 


15-64 tahun             66.5  82,104,636   81,263,055 
65 tahun ke atas              6.1   6,654,695   8,446,603

Source: CIA World Factbook

Pada tahun 2014, sekitar 19 persen penduduk Indonesia adalah anak yang umurnya di
bawah sepuluh tahun, sekitar 37 persen di bawah dua puluh tahun dan sekitar setengah

6
populasi Indonesia berusia di bawah tiga puluh tahun. Angka-angka ini menunjukkan -
dari perspektif demografis - bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam hal
produktifitas dan kreatifitas.

B. Asean Economic Community (AEC)


ASEAN economic community (AEC) tahun 2015 merupakan suatu program bagi
negara- negara ASEAN untuk lebih meningkatkan kualitas ekonomi khususnya
perdagangan agar menjadi sebuah akses yang lebih mudah seperti menerapkan
penghapusan bea masuk  (Free Trade Area) untuk mewujudkan sebuah single market.
Kawasan AEC diarahkan menjadi suatu kawasan yang kompetitif secara ekonomi
dengan tingkat kemajuan yang merata serta terintegrasi penuh ke sistim ekonomi
global. Dalam artian perdagangan ini berarti semua barang dapat diperdagangkan dari
satu negara ke negara lain di kawasan ASEAN tanpa tarif bea sama sekali. Setiap
pengusaha dapat menanamkan modalnya dimana saja dan bahkan menjadi penguasa
mayoritas saham di perusahaan manapun di kawasan tersebut.
Konsep utama dari ASEAN Economic Community adalah menciptakan ASEAN
sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi dimana terjadi free flow atas
barang, jasa, faktor produksi, investasi dan modal serta penghapusan tarif bagi
perdagangan antar negara ASEAN yang kemudian diharapkan dapat mengurangi
kemiskinan dan kesenjangan ekonomi diantara negara-negara anggotanya melalui
sejumlah kerjasama yang saling menguntungkan. Kehadiran ASEAN Economic
Community bisa membantu ketidakberdayaan negara-negara ASEAN dalam persaingan
global ekonomi dunia yaitu dengan membentuk pasar tunggal yang berbasis di kawasan
Asia Tenggara. Liberalisasi dibidang jasa yang menyangkut sumber daya manusia
mungkin akan tampak terlihat jelas karena menyangkut tentang penempatan tenaga
terampil dan tenaga tidak terampil dalam mendukung perekonomian negara. Namun,
yang paling banyak berpengaruh dan sangat ditekan dalam ASEAN Economic
Community adalah tenaga kerja terampil.

C. Peran Masyarakat untuk Indonesia dalam Asean Economic Community (AEC)

7
Corazon Gazano, selaku dosen University of San Carlos, Phipina dalam International
Conference , Directions and Strategies Response to Asean Economic Community 2015
menyebutkan bahwa peran akademik dalam AEC adalah dengan melakukan penelitian.
Prof. Jerry Courvisanos, guru besar University of Ballarat, Australia dalam
International Conference, Directions and Strategies Response to Asean Economic
Community 2015 mengatakan bahwa dalam menanggapi AEC adalah bukan dengan
persaingan melainkan dengan kolaborasi. Kemampuan mereka dilihat dari aspek
intelektualitas, kecerdasan dan penguasaan wawasan keilmuan. Ilmu dan wawasan yang
dimiliki selain akan memperluas cakrawala pandangan, juga memberikan bekal teoritis
maupun praktis dalam pemecahan masalah. Seseorang akan dapat dengan mudah
menyelesaikan masalah yang ada yang pada masa dahulu pernah ditemui manusia dan
dirumuskan dalam berbagai teori pemecahannya. Atau, jika hal yang ada belum pernah
ditemui sebelumnya, maka mereka sudah memiliki bekal yang metodologis dan
sistematis tentang bagaimana cara menemukan pemecahan problem-problem yang ada.
Tiada lain dengan riset, baik riset di bidang eksak maupun non eksak.
Ditanya tentang keyakinan pemerintah dalam menghadapi persaingan di ASEAN,
modal bangsa Indonesia sekarang ada pada generasi muda. Keterlibatan mereka dalam
berbagai masalah, terutama ekonomi, cukup tinggi.“Lulusan perguruan tinggi harus
melengkapi dirinya dengan keterampilan dan kompetensi kerja yang siap pakai. SDM
Indonesia yang berkualitas, kompeten dan berdaya saing tinggi merupakan syarat wajib
agar bisa bersaing secara sehat dengan tenaga kerja dari negara-negara lain,” kata
Menakertrans. Masyarakat sebagai pucuk dari ladang utama orang-orang yang
mempunyai daya kreatif tinggi. Masyarakat yang berilmu penggetahuan luas,
menyukai hal-hal baru, bersemangat juang tinggi, berpikiran kritis, dan berkepedulian
sosial tinggi, merupakan agen yang mampu mengembangkan perekonomian Indonesia
dengan menciptakan lapangan pekerjaan. Masyarakat yang telah berani berwirausaha
membuktikan bahwa usaha yang dilakukan mereka dapat membuahkan hasil yang
manis karena selain menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain, menambah
pengalaman diri sendiri, juga dapat memotivasi masyarakay lain untuk melakukan hal
yang serupa.

BAB III

8
PEMBAHASAN

A. Bahasa Indonesia dan Potret Keadaannya


Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati.
Namun, lebih jauhnya bahasa merupakan alat untuk berinteraksi atau alat untuk
berkomunikasi, yang berarti alat untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan, konsep
atau perasaan. Bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan
dapat dikaidahkan.
Bahasa dalam kehidupan manusia mempunyai fungsi yang sangat penting, baik bagi
manusia sebagai individu maupun dalam bermasyarakat. Keterkaitannya antar bangsa
dan antar manusia diseluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya,
dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi
semakin sempit.
Bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai alat pengembangan di sektor ekonomi
ASEAN. Penggunaan bahasa yang baik dan benar dapat menghasilkan pemikiran yang
baik dan sebagai sarana komunikasi masyarakat modern.
Pada era globalisasi ini dengan adanya bahasa kita dapat menjalin komunikasi dan
saling berinteraksi dengan antar bangsa dan antar manusia yang ada di seluruh komunitas
ASEAN  terutama dalam bidang ekonomi. Dengan menjalin komunikasi antar negara di
Asia Tenggara tersebut, perkembangan ekonomi secara global dapat menumbuhkan
kreativitas para pelaku ekonomi di Indonesia untuk menciptakan produk-produk yang
dapat bersaing dengan produk-produk yang dibuat oleh negara lain.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sangat kaya akan ragam
budaya, bahasa, RAS, kekayaan alam yang melimpah dan mempesona, dan kekayaan
bangsa Indonesia akan produktivitas rempah-rempah. Alam Indonesia yang telah
mengangkat martabat bangsa ini menjadikan bangsa yang berkembang pesat. Indonesia
merupakan salah satu tujuan bangsa lain untuk menanam suatu kerjasama antar bangsa
terutama kerjasama di bidang pemanfaatan sumber daya alam.
Indonesia merupakan bangsa yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia
dan Negara yang terletak di garis khatulistiwa. Indonesia termasuk negara yang beriklim
tropis, maka dapat memungkinkan bangsa Indonesia merupakan bangsa yang paling
efektif untuk dijadikan bangsa penghasil barang-barang produktivitas dari hasil pertanian
dan pemanfaatan sumber daya yang telah menembus pasar dunia sebagai penghasil
pertanian terbesar dan pemanfaatan di bidang perikanan.

9
Indonesia memberikan dan menawarkan dari jalur pariwisata karena memiliki alam
yang sangat indah yang mampu mendobrak para turis lokal maupun mancanegara agar
datang ke Indonesia. Hasilnya tidak semata-mata untuk menarik para turis, namun untuk
meningkatkan perekonomian bangsa terhadap perubahan ekonomi ASEAN.
Dengan adanya kesempatan ini Bangsa Indonesia berupaya untuk memberikan sarana
di bidang pariwisata yang diberikan alam kepada bangsa Indonesia sehingga negara-
negara di Asia Tenggara yang ingin bekerja sama dengan bangsa Indonesia terutama
dalam bidang pariwisata akan meningkatkan perekonomian Indonesia dan
memperkenalkan bahasa Nasional yaitu bahasa Indonesia agar semakin mendunia.

B. Peranan Bahasa Indonesia dalam Ekonomi Global


Pada era ini tengah memasuki abad XXI. Abad ini juga merupakan millennium lll
perhitungan masehi yang akan banyak membawa perubahan dari segi bahasa, sektor
ekonomi, struktur kebudayaan dunia dan lainnya. Peranan bahasa Indonesia sangat
dibutuhkan dalam sektor ekonomi global ini dan sektor lainnya, akibatnya perkembangan
zaman era globalisasi ini, peranan berbahasa dalam ekonomi global memiliki perubahan
yang membuat munculnya bahasa-bahasa asing.
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pertama, bahasa
Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Nasional sesuai dengan Sumpah Pemuda 1928;
Kedua, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Negara sesuai dengan Undang-
Undang Dasar 1945. Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang
digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni :
1. Sebagai alat untuk mengekspresikan diri,
2. Sebagai alat untuk berkomunikasi,
3. Sebagai alat untuk mengadakan integrase
4. Beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu
5. Sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial sebagaimana kedudukannya sebagai
bahasa nasional.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1. Bahasa resmi kenegaraan
2. Bahasa pengantar didalam dunia Pendidikan
3. Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan,
pelaksanaan, dan pembangunan
4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi

10
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antar badan pemerintah dan
penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya
diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan
penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang disampaikan
dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
Di dalam sektor ekonomi, berbahasa sangat diperlukan karena dalam perekonomian
terjadi interaksi antar orang, sekelompok, atau negara yang menjadikan proses transaksi
berjalan dengan lancar. Namun bahasa dalam ekonomi global menyulitkan kita dalam
menanggapi hal yang ingin dibicarakan antar individu, beda halnya jika individu tersebut
memang sudah memahami dan mencoba mempelajari dari awal.
Berbahasa dalam ekonomi global saat ini memiliki banyak perubahan dengan banyak
faktor, antara lain :
1. Dari negara lain (Asing)
Faktor dari negara lain mengakibatkan banyak orang yang mengikuti bahasa
trendi negara asing, dimana bahasa itu menjadikan manusia merasa menjadi lebih
maju dalam penggunaan bahasanya.
2. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin maju
Faktor ini cenderung kepada teknologi yang semakin maju saat ini.
Penggunaan teknologi saat ini banyak yang memprogram bahasa menjadi bahasa
asing sehingga membuat manusia secara tidak langsung mempelajari bahasa
tersebut karena keingintahuannya.
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan
keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antar manusia diseluruh dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang
lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bisa.
Globalisasi bagi Bangsa Indonesia dimana masyarakatnya memiliki multi etnis dan
multi budaya melahirkan tantangan-tantangan yang tidak ringan yang bisa mengancam
keutuhan bangsa dan negara Indonesia. Tantangan pertama berupa tekanan-tekanan yang
datang dari luar baik dalam wujud ekonomi, politik maupun budaya. Derasnya arus
globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan
pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya,
ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau
tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik bidang politik,
ekonomi, maupun komunikasi. Dengan adanya bentuk-bentuk perwujudan nyata dari

11
globalisasi ekonomi tersebut maka globalisasi tentunya berdampak bagi kehidupan
masyarakat baik berupa dampak positif maupun dampak negatif.
Salah satu contoh dampak negatif dari globalisasi yaitu perkembangan sistem
perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-
negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tinggi untuk memberikan
proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian,
perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara
berkembang untuk memajukan sektor domestik industri yang lebih cepat. Selain itu,
ketergantungan kepada industri-industri yang dimilki perusahaan multinasional semakin
meningkat.
Globalisasi perekonomian mangharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan
terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi batas-batas
suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan
perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak
akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara
kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam
pasar domestik.
Perkembangan ekonomi global pasti akan mempengaruhi kondisi ekonomi di
Indonesia, apalagi perekonomian Indonesia bersifat terbuka. Perekonomian Indonesia
terbuka dari sisi neraca pembayaran mulai dari perdagangan, arus modal masuk dan
keluar, dan kegiatan pemerintah melalui penarikan dan pembayaran utang luar negeri.
Sebagai negara kecil dan terbuka dalam kancah ekonomi global, yang bisa dilakukan
Indonesia adalah memperkuat pondasi ekonomi dan memperbesar fleksibilitas. Berbagai
keputusan harus bisa disesuaikan atau diubah secepatnya ketika memang harus diubah
dalam kondisi perekonomian yang overheating.

C.   Bahasa sebagai Alat Pemersatu Menuju Komunitas ASEAN 2015


Peristiwa sumpah pemuda 1928 bahasa Indonesia telah mengukuhkan kehadirannya
sebagai bahasa yang demokratis, yang tidak mencerminkan status stratifikasi sosial
pemakainya, oleh karena itu bahasa Indonesia dapat diterima dan dengan mudah
dipelajari oleh generasi muda bangsa dari seluruh kelompok etnik yang juga memiliki
bahasa daerah yang beraneka ragam.
   Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai :

12
1. Lambang kebangsaan nasional
2. Lambang identitas nasional
3. Alat pemersatu berbagai kelompok etnik yang berbeda latar belakang sosial
budaya dan bahasanya, dan
4. Alat perhubungan antarbudaya serta antardaerah
Selain berkedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga berkedudukan
sebagai bahasa negara, sesuai dengan ketentuan yang tertera di dalam Undang Undang
Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36 : bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Di dalam
kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
1. Bahasa resmi kenegaraan
2. Bahasa pengantar resmi di lembaga Pendidikan
3. Bahasa resmi di dalam perhubungan dalam tingkat nasional
4. Bahasa resmi untuk pengembangan kebudayaan nasional
5. Sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern
6. Bahasa media massa
7. Pendukung sastra Indonesia, dan
8. Pemerkaya bahasa dan sastra daerah
Seringkali bahasa Indonesia hanya dipandang sebagai alat komunikasi, namun perlu
kita sadari potensi yang strategis bahasa Indonesia untuk ekspansi ke ranah yang lebih
luas dengan melakukan diplomasi kebahasaan, salah satunya menjadikan bahasa
Indonesia sebagai perumusan bahasa ASEAN. Menjelang integrasi komunitas ASEAN
2015 seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) mulai berbenah diri dan
mempersiapkan berbagai macam strategi guna menghadapi momentum ini. Perlu
diketahui bahwa saat ini seluruh negara anggota ASEAN yang terdiri atas Brunei
Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filiphina, Singapura,
Thailand, dan Vietnam telah mempersiapkan sektor-sektor potensi negaranya agar
mampu bersaing dan unggul dari negara anggota lainnya.

D.  Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan Bahasa Indonesia menjadi Bahasa


Komunitas ASEAN
Untuk mewujudkan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunitas ASEAN tentu harus
melalui beberapa upaya. Upaya-upaya ini tidak serta-merta hanya berasal dari salah satu
pihak, namun harus didukung oleh masyarakat luas khususnya masyarakat Indonesia.

13
Berikut ini adalah beberapa upaya yang dilakukan untuk mewujudkan cita-cita bangsa
yang mulia ini :
1. Dukungan Pemerintah
Untuk mewujudkan bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, pemerintah ikut
andil dalam masalah pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dengan
mengeluarkan sejumlah surat dan program. Dengan adanya aturan ini, diharapkan
bahasa Indonesia menjadi bahasa yang eksistensinya diakui di dalam dan luar negeri.
Surat dan program pemerintah sebagai berikut :
a. Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Nomor 20, Tanggal 28
oktober 1991, tentang pemasyarakatan bahasa Indonesia dalam rangka Pemantapan
Persatuan dan Kesatuan Bangsa;
b. Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor
I/U/1992, tanggal 10 april 1992, tentang peningkatan usaha pemasyarakatan Bahasa
Indonesia dalam memperkukuh Persatuan dan Kesatuan Bangsa
c. Surat Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur, Bupati, dan Walikota seluruh
Indonesia, Nomor 1021/SJ, tanggal 16 Maret 1995, tentang Penertiban Penggunaan
Bahasa Asing
d. Rancangan Disiplin Nasional oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 mei 1995
yang salah satu butirnya adalah penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, dan
e. Kegiatan bulan bahasa yng dilakukan setiap bulan oktober yang dipelopori oleh
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Selain surat dan program di atas, pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan mencetuskan program BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing). BIPA
adalah program pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia (berbicara, menulis,
membaca, dan mendengarkan) bagi penutur asing.

2. Peran serta Media Massa


Tidak dapat disangkal bahwa media massa memberikan andil bagi pembinaan
dan pengembangan bahasa Indonesia. Kata dan istilah baru, baik yang bersumber dari
bahasa daerah maupun dari bahasa asing pada umumnya labih awal diakui oleh media
massa. Media massa memang memiliki kelebihan, di samping memilki jumlah

14
pembaca, pendengar, pemirsa yang banyak, media massa mempunyai pengaruh yang
besar di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, media massa merupakan salah satu
mitra kerja yang penting dalam pelancaran dan penyebaran informasi tentang bahasa.
Seiring dengan itu, pembinaan bahasa Indonesia di kalangan media massa mutlak
diperlukan guna menangkal informasi yang menggunakan kata dan istilah yang
menyalahi kaidah kebahasaan. Kalangan media massa harus diyakinkan bahwa
mereka juga pembinaan bahasa.
3. Mempopulerkan Bahasa Indonesia Melalui Dunia Hiburan
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi milik bangsa Indonesia yang memiliki
kemiripan dengan bahasa Melayu. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang
termasuk paling mudah untuk dipelajari dan dimengerti karena bahasa Indonesia tidak
membutuhkan penggunaan nada, tambahan partikel di setiap kata, maupun perubahan
kata akibat perbedaan waktu seperti yang terdapat pada beberapa bahasa milik negara
lain.
Membuat masyarakat lokal dan asing tertarik dengan dunia hiburan Indonesia
akan membuat mereka juga tertarik dengan kebudayaan bahkan bahasa dari negara
Indonesia. Menciptakan drama dan sinetron berkualitas yang dapat dijual di pasar
internasional akan membuat masyarakat dunia penasaran akan Indonesia. Hal ini akan
membuat mereka tertarik untuk mempelajari tentang Indonesia. Penyanyi berbakat
yang dimiliki Indonesia juga bisa menjadi aset penting bagi negara Indonesia untuk
memperkenalkan bahasa Indonesia. Dengan menciptakan lagu yang enak didengar
dan berkualitas akan membuat masyarakat asing tertarik untuk mempelajari bahasa
Indonesia.
Dunia hiburan Indonesia yang dapat dikenal oleh masyarakat dunia pastinya
akan memberikan dampak positif yang berlimpah-limpah bagi negara Indonesia.
Tidak hanya menarik masyarakat asing untuk mempelajari budaya dan bahasa
Indonesia, namun juga tertarik untuk berkunjung ke Indonesia. Dengan begitu, devisa
negara dari sisi kepariwisataan akan semakin meningkat. Hal ini tentunya akan
semakin membuat negara Indonesia semakin dikenal oleh dunia.
4. Dukungan Warga Negara Indonesia
  Tanpa adanya dukungan dari warga Negara Indonesia, bahasa Indonesia tentu
tidak dapat berkembang menjadi bahasa internasional. Bahasa Indonesia kerap
tersingkir oleh bahasa daerah atau bahasa asing sebagai bahasa sehari-hari.
Penanaman bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang digunakan sebagai

15
penghubung dapat dilakukan semenjak dini, sementara bahasa ibu tetap dapat
dilestarikan dan diajarkan berdasarkan kondisi lingkungan
Penanaman rasa nasionalisme dan menumbuhkan rasa memiliki terhadap
bahasa Indonesia harus mulai sejak dini. Sebagai warga Negara Indonesia, kita harus
mendukung dan berpartisipasi dalam program pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia yang dicanangkan pemerintah serta menjaga dan melestarikan bahasa
Indonesia dan mengembangkannya hingga ke ranah internasional.
Seharusnya para ahli kebahasaan turut berkontribusi dalam menyongsong
komunitas ASEAN, salah satu upaya yang dilakukan dengan merumuskan bahasa
ASEAN. Saat ini bahasa yang digunakan sebagai bahasa pergaulan dalam forum
pertemuan ASEAN masih menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar,
padahal beberapa negara anggota ASEAN memiliki kesamaan bahasa yakni bahasa
Melayu yang merupakan asal mula bahasa Indonesia.
Mengacu pada kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan melalui
momentum integrasi komunitas ASEAN 2015, Indonesia harus tampil di depan
sebagai perintis bagi perumusan bahasa ASEAN, salah satu usulan konkret yakni
menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa ASEAN. Diharapkan dengan hadirnya
bahasa ASEAN dapat menjadi alat pemersatu bagi komunitas ASEAN sebagaimana
keberadaan bahasa Indonesia saat peristiwa Sumpah Pemuda 1928.

E.   Peluang dan Tantangan Menuju Ekonomi ASEAN


Indonesia merupakan negara yang sangat potensial. Geopolitik Indonesia yang
strategis, ditambah lagi dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
berlimpah menjadikan Indonesia sebagai pasar strategis untuk dikelola. Hal ini tentunya
berimbas pada alat komunikasi yang digunakan sehari-hari yakni Bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa ini di masa kini tidak hanya dipelajari oleh orang Indonesia, namun
juga oleh orang asing yang tertarik dengan potensi yang dimiliki Indonesia.
Di area yang lebih kecil yakni kawasan Asia Tenggara, Indonesia juga termasuk
negara anggota yang mempunyai banyak potensi. Arus perdagangan dan investasi di
kawasan ASEAN berdatangan dari negara-negara maju. Menjelang era komunitas
ASEAN 2015 dimana negara di kawasan Asia Tenggara akan berbaur menjadi
masyarakat ASEAN. Tentunya dibutuhkan prasyarat yang perlu dipersiapkan sebelum
melakukan integrasi salah satunya dari aspek kebahasaan. Bahasa sebagai alat
komunikasi memegang peranan penting dalam proses integrasi. Melalui bahasa

16
seseorang dapat mengerti maksud dan tujuan yang ingin dibicarakan. Hal ini dapat
mengurangi kesalahan dalam berkomunikasi serta mempererat rasa kepemilikan satu
sama lain.
Diplomasi kebahasaan dalam kajian hubungan internasional termasuk dalam
kategori diplomasi kebudayaan. Secara makro, diplomasi kebudayaan adalah usaha-
usaha suatu negara dalam upaya memperjuangkan kepentingan nasionalnya melalui
dimensi kebudayaan dalam percaturan masyarakat internasional termasuk di dalamnya
adalah bidang-bidang sosial, ekonomi, maupun kebahasaan.
Sedangkan kekuatan diplomasi suatu bangsa di kancah internasional banyak
ditentukan oleh kekuatan nasional bangsa tersebut. Kekutan nasional merupakan
kekuatan negara atas pemikiran dan tindakan negara lainnya, fenomena atau gejala yang
dapat ditentukan manakala negara satu sama lain hidup dalam hubungan atau pergaulan
sosial.
Dalam mengukur kekuatan nasional suatu bangsa, maka perlu diketahui komponen
atau unsur kekuatan nasional yang menopangnya. Ada 9 (sembilan) unsur kekuatan
nasional sebagai berikut :
1. Geografi,
2. Sumber Daya Alam,
3. Kemampuan Industri,
4. Kesiagaan Militer,
5. Penduduk,
6. Karakter Nasional,
7. Moral Nasional,
8. Kualitas Diplomasi, dan
9. Kualitas Pemerintah.
Dalam konteks keindonesiaan maka 9 (sembilan) unsur tersebut dapat dipaparkan
secara singkat sebagai berikut :
1. Geografi
Indonesia merupakan negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 17.000 pulau
besar dan kecil yang terhampar di khatulistiwa. Posisi Indonesia yang terletak pada
koordinat 6oLU – 11o08’LS dan dari 95o’BT -141o45’BT, serta diapit oleh dua samudra,
yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Didukung juga dengan luas daratan
1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2.
2. Sumber Daya Alam

17
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Sumber daya alam
Indonesia meliputi minyak bumi, timah, gas alam, nikel, kayu, bauksit, tanah subur,
batu bara, emas, dan perak dengan pembagian lahan terdiri dari tanah pertanian
sebesar 10%, perkebunan 7%, padang rumput sebesar 7% hutan dan daerah berhutan
sebesar 62% dan lainnya sebesar 14% dengan lahan irigasi seluas 45.970 km.
3. Kemampuan Industri
Perkembangan industri di Indonesia tidak signifikan berpengaruh terhadap kekuatan
nasional, karena ekspansi industri asing yang masuk ke Indonesia lebih dominan
dibandingkan pembangunan industri dalam negeri.
4. Kesiagaan Militer
Ketiga faktor yang telah disebutkan sebelumnya menunjang unsur keempat ini.
Kesiagaan militer ditunjang oleh pranata militer yang mampu mendukung politik luar
negeri yang ditempuh. Kemampuan ini didasari pada inovasi, teknologi,
kepemimpinan, dan kuantitas maupun kualitas angkatan bersenjata. Indonesia dalam
hal ini terus berbenah karena militer Indonesia dari angkatan darat, laut, dan udara
sudah mulai berekspansi dalam misi-misi perdamaian yang difasilitasi oleh
perserikatan bangsa-bangsa.
5. Penduduk
Berdasarkan pencacahan sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia adalah
sebesar 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783
perempuan. Distribusi penduduk Indonesia masih terkonsentrasi di pulau Jawa yaitu
sebesar 58%, yang diikuti oleh pulau Sumatra sebesar 21%. Selanjutnya untuk pulau-
pulau/kepulauan lain berturu-turut adalah sebagai berikut : Sulawesi 7%, Kalimantan
6%, Bali dan Nusa Tenggara 6%, dan Maluku dan papua 3%.    
6. Karakter Nasional
Indonesia memiliki karakter nasional Pancasila dengan semboyannya Bhinneka
Tunggal Ika (unity in diversity), disertai dengan kebijakan luar negeri bebas-aktif.
Maka kebijakan yang dirumuskan akan mengacu pada karakter nasional yang
dimiliki.
7. Moral Nasional
Poin ini dapat dipahami sebagai kebulatan tekad suatu bangsa untuk mendukung
politik luar negeri pemerintahnya dalam waktu damai dan perang. Di Indonesia Moral
Nasional sangat terkait dengan rasa nasionalisme dan patriotisme rakyat Indonesia,

18
yakni rasa cinta tanah air yang kemudian mendasari bagi keterlibatan dalam upaya
bela negara.
8. Kualitas Diplomasi
Kualitas diplomasi sangat penting karena merujuk pada upaya memaksimalkan unsur
kekuatan nasional yang lain sehingga dapat mengatasi permasalahan internasional
yang berkaitan langsung dengan kepentingan negara. Dalam hal ini, Indonesia
memiliki visi diplomasi ‘membuat seribu kawan tanpa ada satu musuh’. Hal ini
menunujukan upaya Indonesia untuk menjalin kerjasama dan kemitraan dengan
mengedepankan sikap keterbukaan.
9. Kualitas Pemerintah
Pemerintah memegang peran sentral dalam pembentukan kebijakan luar negeri. Pada
kualitas pemerintah ini ditekankan bahwa pemerintah yang baik berarti tiga hal,
yaitu : di satu pihak perimbangan antara sumber daya material dan manusia yang turut
membentuk kekuatan nasional, di pihak lain politik luar negeri yang akan diempuh
dan dukungan rakyat untuk politik luar negeri yang akan ditempuh. Dalam hal ini
pemerintah Indonesia harus mampu menjalankan perannya secara strategis dan
efektif.
Indonesia pada dasarnya memiliki kekuatan untuk melakukan diplomasi kebahasaan,
didukung 9 unsur kekuatan nasional yang beberapa diantaranya merupakan keunggulan
Indonesia. Ditambah lagi dengan pengalaman Indonesia dalam menjadikan bahasa
sebagai alat pemersatu digambarkan dalam peristiwa Sumpah Pemuda 1928. Melalui
pembahasan ini akan dikaji lebih lanjut terkait peluang dan tantangan yang dihadapi
Indonesia untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa ASEAN.
Iktikad politik merupakan salah satu penentu bagi keberhasilan Indonesia merebut
peluang tersebut. Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2011 merupakan momentum
awal bagi pewacaan bahasa Indonesia sebagai bahasa ASEAN. Forum “ Roundtable
Confrence Indonesia-Malaysia” merekomendasikan penggunaan bahasa Indonesia-
Malaysia sebagai bahasa resmi di lingkungan Perhimpunan Bangsa di Asia Tenggara.
Tantangan yang dihadapi yakni rivalitas antara Indonesia dan Malaysia dalam
memperebutkan pengaruh terhadap bahasa ASEAN. Selain itu, tantangan juga datang dari
bukan penutur bahasa Melayu maupun bahasa Indonesia seperti Filipina, Kamboja,
Thailand, Laos, Myanmar. Hal yang perlu diperhatikan adalah prinsip-prinsip pada
piagam ASEAN. Salah satunya yakni,“menghormati prinsip-prinsip territorial, kedaulatan
integritas, tidak intervensi dan identitas nasional anggota ASEAN.

19
Dikarenakan bahasa merupakan identitas nasional bagi suatu bangsa termasuk
Indonesia dan negara anggota ASEAN lainnya. Maka cara-cara yang digunakan untuk
mendorong agar disepakatinya bahasa ASEAN haruslah menggunakan pendekatan yang
lunak agar negara anggota ASEAN selain penutur bahasa Melayu maupun bahasa
Indonesia mendapatkan pengertian yang memadai.
Tantangan berikutnya yakni tidak masuknya bahasa Indonesia sebagai prioritas dalam
KTT ASEAN. Indikasi tidak masuknya bahasa Indonesia dalam pembahasan KTT
ASEAN karena kurangnya pembahasan sebelum pelaksanaan KTT diantara pemangku
kepentingan di bidang kebahasaan. Pembahasan yang menyeluruh oleh para ahli yang
berkompeten di bidangnya sangat diperlukan untuk menetapkan teknis-teknis pelaksanaan
sebelum melakukan pengesahan melalui forum KTT. Dan tantangan-tantangan yang patut
dipertimbangkan itu antara lain :
1. Sumber Daya Manusia
Keberhasilan suatu program dan usaha sangat banyak ditentukan oleh sumber daya
manusianya. Keberhasilan pembinaan dan pengembangan bahasa antara lain juga
bergantung kepada manusia pelaksananya. Sehubungan dengan itulah, sosok yang
memegang kendali dalam pembinaan dan pengembangan bahasa pada masa yang
mendatang dituntut lebih profesional lagi di bidangnya.
Kemajuan atau perkembangan dalam segala sektor kehidupan sebagai dampak
kemajuan ilmu dan teknologi menuntut fungsi optimal bahasa Indonesia sebagai
sarana komunikasi masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia dituntut lebih efektif dan
efisien dalam mewadahi berbagai konsep yang diperlukan masyarakat Indonesia yang
semakin terbuka dan modern. Bahasa Indonesia juga harus memenuhi keperluan
masyarakat pemakainya dalam berbagai bidang. Dengan kata lain, bahasa Indonesia
juga harus bisa mewujudkan jati dirinya sebagai bahasa modern, sebagaimana yang
diamanatkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN).
2. Bahasa Asing dan Gengsi Sosial
Salah satu butir pembinaan bahasa Indonesia ialah membina sikap positif terhadap
bahasa Indonesia. Hal ini memberikan isyarat bahwa masalah sikap merupakan faktor
yang paling menentukan keberhasilan pembinaan tersebut. Dari sikap positif inilah
akan tumbuh kecintaan dan kebanggaan berbahasa Indonesia.
Sikap positif terhadap bahasa Indonesia akhir-akhir ini memang sudah
menampak, walaupun belum seperti yang kiata harapkan. Hal ini berarti bahwa
pembinaan bahasa Indonesia yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam berbagai

20
bentuknya telah menampakkan hasil yang cukup menggembirakan. Bahasa Indonesia
telah memperlihatkan peranannya dalam kehidupan bangsa Indonesia, baik sebagai
sarana komunikasi maupun sebagai pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal
ini perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan supaya bahasa Indonesia benar-benar
menjadi kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia.
Jika kita berbicara tentang gengsi sosial dalam hubungannya dengan bahasa
Indonesia secar jujur masih memerlukan penanganan yang serius, baik yang
menyangkut pembinaan maupun pengembangannya.
Gengsi sosial bahasa Indonesia masih kalah tinggi dengan gengsi sosial
bahasa asing (terutama bahasa Inggris) memang kita akui, dan hal ini merupakan
tantangan. Namun, hal ini janganlah kita tinggal diam dan pesimis. Sebaliknya, kita
harus melakukan upaya-upaya yang dapat mengangkat gengsi sosial atau martabat
bahasa Indonesia sehingga dapat sejajar dengan bahasa-bahasa asing yang sudah
maju, mempunyai nama (prestise), dan berpengaruh besar di kalangan masyarakat.
Salah satu cara yang bisa dilakukan agar bahasa Indonesia mempunyai gengsi sosial
yang tinggi di kalangan masyarakat Indonesia adalah memberikan penghargaan yang
proporsional kepada anggota masyarakat yang mampu berbahasa Indonesia (baik
lisan maupun tulis) dengan baik dan benar, sebagai bagian dari prestasi yang
bersangkutan. Misalnya, sebagai persyaratan pengangkatan pegawai negeri atau
karyawan, sebagai persyaratan promosi jabatan, pemberian royalti yang layak kepada
penulis/pengarang di bidang masing-masing dengan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.

BAB IV
PENUTUP

A.   Simpulan

21
Bahasa Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi bahasa ASEAN dalam
rangka menyongsong komunitas ASEAN 2015. Hal ini didasarkan pada kekuatan
nasional Indonesia yang cukup memadai di kawasan Asia Tenggara, utamanya unsur
Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang berlimpah. Kekuatan nasional ini
akan menjadi modal Indonesia untuk menjalankan diplomasi kebahasaan secara intensif
dan efektif dalam rangka menyukseskan tujuan yang ingin dicapai.
            Kedudukan bahasa Indonesia yang salah satunya menempati posisi sebagai bahasa
persatuan dapat menjadi landasan yang kokoh bagi visi komunitas ASEAN 2015
kedepannya yang dapat semakin bersatu dengan adanya bahasa persatuan di ASEAN.
Peluang ini di dorong juga Iktikad politik yang datang dari pihak pemerintah, namun
demikian tantangan yang ada ialah rivalitas antara Indonesia dan Malaysia  dalam
mengambil peluang tersebut, serta prinsip ‘identitas nasional’ yang harus dihormati bagi
negara anggota ASEAN yang penutur bahasa Indonesia atau Melayunya minoritas.
            Dalam rangka menjalankan diplomasi kebahasaan secara intensif dan efektif, pada
dasarnya Indonesia sudah ditunjang oleh 9 (sembilan) unsur kekuatan nasional yang
dimiliki dan turut menentukan kekuatan diplomasi Indonesia. Berdasarkan kekuatan yang
dimiliki maka Indonesia dapat memaksimalkan potensinya dalam rangka menyukseskan
tujuan yang ingin dicapai.
            Hal yang perlu diperhatikan juga bahwa penanganan teknis terhadap wacana
bahasa Indonesia sebagai bahasa ASEAN perlu dilakukan, yakni yang melibatkan para
ahli bahasa dari Indonesia dan seluruh negara anggota ASEAN untuk merumuskan
bahasa ASEAN, kemudian merekomendasikan ke forum pertemuan pemimpin negara
ASEAN sebagai prasyarat politik.

B.  Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan setelah pembahasan pada makalah ini adalah :
1. Mendorong pakar bahasa dari seluruh ASEAN umtuk memformulasikan dan
merumuskan struktur bahasa ASEAN agar dapat menjadi rujukan bagi pembuatan
kebijakan para petinggi ASEAN.
2. Mendorong Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud untuk
secepatnya mengambil peran sebagai inisiator untuk merealisasikan pembahasan lebih
lanjut terkait bahasa ASEAN.

22
3. Mendorong Kementrian Luar Negeri RI untuk terlibat memberikan masukan dan
arahan mengenai upaya yang dapat dilakukan oleh pihak terkait agar dapat
merealisasikan wacana bahasa ASEAN.
4. Sebagai Warga Negara Indonesia, hendaknya kita dengan bangga dan melestarikan
terhadap bahasa Indonesia dan memposisikan bahasa Indonesia  dengan bahasa asing
lainnya. Diharapkan dengan  peran lebih yang diambil Indonesia dalam pewacanaan
bahasa ASEAN dapat menempatkan posisi tawar Indonesia untuk menjadikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa ASEAN dapat meningkat hingga tercapainya tujuan yang
diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Apridar. 2009. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu.

23
Cipto, Bambang. 2007. Hubungan Internasional di Asia Tenggara. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Drs. Kuntjojo (2009)   Metodelogi Penelitian. Kediri : Universitas Nusantara PGRI.
Irsan, Abdul. 2010. Peluang dan Tantangan Diplomasi Indonesia. Jakarta: Himmah
Media.
Rahardi, Kunjana. 2006. Dimensi-Dimensi Kebahasaan. Jakarta: Erlangga.
Mubyarto,  Juli 2003, “Teori Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi dalam Ekonomi
Pancasila”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 18, No.3.                                            
Samudra, bhimo risky, Nopember 2017, “Perdagangan Negara-Negara Eropa
Tenggara : Peluang dan Tantangan”. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan.
Volume 7, No. 1-106.
Todaro Michael P, Smith Stephen C. 2006. Pembangunan Ekonomi. Jakarta:
Erlangga.
Diunduh pada : http://www.suaradewata.com/index.php/baca posting/273/Menyambut
Masyarakat-Ekonomi-ASEAN-awal-MEAakhir-2015

24

Anda mungkin juga menyukai