Anda di halaman 1dari 16

STRIKTUR URETRA

Disusun oleh :

Paskalia Chr Lalangpuling (112020003)

Pembimbing : dr. Melvin Pascamotan Togatorop, Sp.B


ANATOMI

Uretra Posterior:
 Pars prostatika : P (2,5 cm), berjalan
melalui kelenjar prostate.
 Pars membranacea : P (2 cm),
berjalan melalui diafragma
urogenital antara prostate dan penis
Pria : 20 cm
Uretra Anterior, dibagi menjadi: Wanita : 3,5 cm
 Pars bulbaris: proksimal, merupakan
bagian uretra yang melewati bulbus
penis.
 Pars spongiosa: P (15 cm), berjalan
melalui penis (berfungsi juga
sebagai transport semen).
 Pars glandis: bagian uretra di gland
penis.
• Sfingter uretra interna : Involunter
• Sfingter uretra eksterna : Volunter
DEFINISI

Penyempitan atau penyumbatan lumen uretra


karena pembentukan jaringan fibrotik pada uretra
dan atau daerah peri uretra, yang pada tingkat
lanjut dapat menyebabkan fibrosis pada korpus
spongiosum
ETIOLOGI

kongenita
Trauma Infeksi
l
Jarang
Anterior : Uretritis spesifik
Straddle injury (Neisseria
gonorrhoeae)
Meatus kecil pada Posterior :
meatus ektopik pada
pasien hipospodia Fraktur pelvis
Uretritis Non
Spesifik (Virus HPV,
Divertikula Herpes Simpleks,
kongenital Iatrogenik Bakteri Chlamydia )
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS

Voiding symptom Storage symptom Miction post

• weakness of stream (pancaran kencing • Frekuensi >>


melemah),  Tidak lampias,
• Urgensi  Terminal dribbling
• abdominal straining (mengejan),  Inkontinensia paradoks
• Nocturia
• hesitancy (menunggu saat akan
kencing), • Incontinensia
• intermittency (kencing terputus-putus), • Nyeri suprasimfisis
• disuria (nyeri saat kencing),
• incomplete emptying (kencing tidak Gejala dari striktur uretra yang khas
tuntas), adalah pancaran buang air seni kecil
• terminal dribble ( kencing menetes). dan bercabang
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Laboratorium :

 Urinalisis dan Kultur urin

 Pemeriksaan darah lengkap

• Uroflowmetri : Normal pria adalah 20 ml/detik dan wanita 25 ml/detik

• Urethogram : Melihat letak penyempitan dan besarnya penyempitan uretra

• Instrumentasi : Memasukkan kateter Foley ukuran 24 ch

• Uretroskopi : Melihat secara langsung adanya striktur di uretra. Jika diketemukan adanya
striktur langsung diikuti dengan uretrotomi interna (sachse) yaitu memotong jaringan fibrotik
dengan memakai pisau sachse
1. BOUGIE

 Berikan sedatif ringan sebelum


Striktur sedikit tidak teratur
memulai prosedur dan mulailah
pengobatan dengan antibiotik, yang
diteruskan selama 3 hari.
 Bersihkan glans penis dan meatus
uretra dengan cermat dan persiapkan
kulit dengan antiseptik yang lembut.
 Masukkan gel lidokain ke dalam
uretra dan dipertahankan selama 5 Striktur sangat tidak teratur

menit.
 Tutupi pasien dengan sebuah duk
lubang untuk mengisolasi penis
URETROTOMI INTERNA

• Menggunakan alat endoskopi yang memotong jaringan sikatriks


uretra dengan pisau Otis atau dengan pisau Sachse, laser atau
elektrokoter
• Indikasi untuk melakukan bedah endoskopi dengan alat Sachse
adalah striktur uretra anterior atau posterior masih ada lumen
walaupun kecil dan panjang tidak lebih dari 2 cm serta tidak ada
fistel, kateter dipasang selama 2-3 hari pasca tindakan. Setelah
pasien dipulangkan, pasien harus kontrol tiap minggu selama 1 bulan
kemudian 2 minggu sekali selama 6 bulan dan tiap 6 bulan sekali
seumur hidup. Pada waktu kontrol dilakukan pemeriksaan
uroflowmetri, bila pancaran urinnya < 10 ml/det dilakukan
bouginasi.
U R E T R O TO M I E K S T E R N A

• Tindakan operasi terbuka berupa pemotongan jaringan fibrosis kemudian


dilakukan anastomosis end-to-end di antara jaringan uretra yang masih
sehat, cara ini tidak dapat dilakukan bila daerah strikur lebih dari 1 cm.
• Cara Johansson; dilakukan bila daerah striktur panjang dan banyak
jaringan fibrotik.
• Stadium I, daerah striktur disayat longitudinal dengan menyertakan
sedikit jaringan sehat di proksimal dan distalnya, lalu jaringan fibrotik
dieksisi. Mukosa uretra dijahit ke penis pendulans dan dipasang kateter
selama 5-7 hari.
• Stadium II, beberapa bulan kemudian bila daerah striktur telah melunak,
dilakukan pembuatan uretra baru.
URETROPLASTY

• Penderita dengan panjang striktur uretra lebih dari 2 cm atau


dengan fistel uretro-kutan atau
• Penderita residif striktur pasca Uretrotomi Sachse.
• Operasi uretroplasty ini bermacam-macam, pada umumnya
setelah daerah striktur di eksisi, uretra diganti dengan kulit
preputium atau kulit penis dan dengan free graft atau pedikel
graft yaitu dibuat tabung uretra baru dari kulit preputium/kulit
penis dengan menyertakan pembuluh darahnya
KOMPLIKASI

• Trabekulasi ➜ sakulasi dan divertikel


• Residu urin
• Refluks vesiko ureteral
• Infeksi saluran kemih dan gagal ginjal
• Infiltrat urine ➜ Abses ➜ Fistulasi
PENCEGAHAN

• Menghindari terjadinya trauma pada uretra dan pelvis


• Tindakan transuretra dengan hati-hati, seperti pada pemasangan kateter
• Menghindari kontak langsung dengan penderita yang terinfeksi
penyakit menular seksual seperti gonorrhea, dengan jalan setia pada
satu pasangan dan memakai kondom
• Pengobatan dini striktur uretra dapat menghindari komplikasi seperti
infeksi dan gagal ginjal
PROGNOSIS

• Striktur uretra kerap kali kambuh


• Penyakit ini dikatakan sembuh jika setelah dilakukan observasi selama
satu tahun tidak menunjukkan tanda-tanda kekambuhan
• Setiap kontrol dilakukan pemeriksaan pancaran urine (Uroflowmetri)
• Dilatasi berkala dengan menggunakan busi
• CIC (clean intermitten catheterization) atau kateterisasi bersih mandiri
berkala yaitu pasien dianjurkan untuk melakukan kateterisasi secara
periodik pada waktu tertentu dengan kateter yang bersih (tidak perlu
steril) guna mencegah kekambuhan striktura

Anda mungkin juga menyukai