Anda di halaman 1dari 23

FISURA ANI

Brian Yeremia

Pembimbing: dr Melvin Pascamotan Togatorop, Sp.B


DEFINISI
• Fisura ani = fissura in ano = luka epitel sejajar
sumbu anus
• Garis tengah posterior 90 %
• Garis tengah anterior 10 %
• Garis tengah anterior dan posterior 1%
ANATOMI ANOREKTUM
• Kanalis analis berasal dari proktoderm yg merup
invaginasi ektoderm; rektum berasal dari entoderm;
sehingga vaskularisasi dan inervasinya berbeda
• Rektum dilapisi mukosa glanduler usus, sedangkan
kanalis analis merupakan lanjutan epitel berlapis
gepeng kulit luar
• Batas atas kanalis analis = linea dentata
• Cincin sfingter tdd sfingter ani interna dan eksterna
• Sfingter interna = otot polos; sfingter eksterna = otot
lurik
• Vaskularisasi:
- Arteri rektalis superior: bag atas & tengah rektum
- Arteri rektalis media: ⅔ bawah rektum
- Arteri rektalis inferior: sfingter anal & epitel
• Inervasi:
- Sfingter anus interna: inervasi simpatetik eksitatorik
nervus hipogastrikus (L5) & inervasi parasimpatetik
inhibitorik nervus splanknikus S2 – S4
- Mukosa rektum tidak peka nyeri
- Kanalis analis peka nyeri
ETIOLOGI
Penyebab Atipik Fisura Ani atau
• Defekasi Ulkus
• Cedera partus
• Iatrogenik Sifilis
Tuberkulosis
• Atipik
Infiltrat leukemik
Karsinoma
Herpes
Penyakit Crohn
PATOFISIOLOGI
• Multifaktorial: iskemia anodermal, infeksi,
konstipasi kronis, dan hipertonisitas sfingter
• Robekan anoderm  sfingter interna terpapar 
spasme  gangguan vaskularisasi  delayed
healing  kronik
• Infeksi di sebelah oral kripta  edema 
HIPERTROFI PAPIL
• Radang di sebelah aboral  bendungan limf 
fibrosis  SKIN TAG
MANIFESTASI KLINIS
• Gx minimal  sembuh spontan
• Umumnya:
- Nyeri
- Konstipasi
- Perdarahan
Nyeri
• Tajam
• Tiap kali defekasi, bertahan sampai beberapa jam,
dapat menghebat
• Bisa terlokalisir pada anus, tapi juga bisa
diradiasikan pada daerah pantat, paha atas, atau
punggung bawah
Konstipasi
• Disebabkan karena nyeri
• Tinja menumpuk dan lebih keras  memperparah
konstipasi
Perdarahan
• Merah terang
• Darah pada permukaan tinja, celana dalam, kertas
toilet
• Tidak signifikan
DIAGNOSIS
• ANAMNESIS
• PEMERIKSAAN FISIK
- Inspeksi umbai kulit
- Palpasi fisura
- Anoskopi/proktoskopi papil hipertrofik
• Fisura + umbai kulit + papil hipertrofik = TRIAS
DIAGNOSIS BANDING
• Hemoroid
- interna: nyeri (-)
- eksterna (thrombosed): nyeri (+)
- lokasi jam 3, 7, 11
• Abses
• Fistel
• Ulkus lain yg bukan pada midline dan jauh dari linea
dentata
PENATALAKSANAAN
• Konservatif
- Pelunak feses, pencahar, rendam duduk  90%
- Nitrogliserin topikal 0,2% 2 – 3 x/hr selama 6 – 8 mgg 
50 – 80%
- Nifedipin topikal  95% dlm 21 hr Tx
oral  60% dlm 8 mgg
- Diltiazem topikal  60 – 75%
• Toksin Botulinum
- Paralisis bertahan sampai 3 bulan
- Angka keberhasilan mencapai 80%
Operatif
• Sfingterotomi Lateral Internal
- Indikasi: konservatif tidak berhasil
- Kontraindikasi: inkontinensia fekal
- Dapat dikerjakan dg anestesi lokal, regional, atau
general
- Sebaiknya diperiksa dulu apakah ada indurasi  abses
intersfingterik
• Bila tidak berhasil  Flap V-Y
KOMPLIKASI
• Infeksi
• Perdarahan
• Fistel
• Inkontinensia
• Rekuren
PROGNOSIS
• Dengan konservatif hasilnya cukup baik, > 75%
• Sfingterotomi Lateral Internal angka
keberhasilannya 90 – 95%
• Rekurensi < 10%
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai