OLEH
Puja dan puji syukur penulis haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan
Yang Maha Esa) karena atas rahmat dan karunia-Nya tulisan yang berjudul "Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih” ini dapat diselesaikan tepat waktunya.
Tulisan ini disusun dalam rangka memenuhi Penugasan Praktik Laboratorium Klinik
Keperawatan dalam menempuh pendidikan Program Studi Program Sarjana,Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Wira Medika Bali pada Semester IV tahun 2021. yang diampu oleh Ns. I Gusti Ayu
Putu Satya Laksmi, S.Kep,. M.Kep.
Dalam keberhasilan penyusunan tulisan ini tentu tidak luput dari bantuan beberapa pihak.
Untuk itu, saya menyampaikan terima kasih yang setulus tulusnya kepada pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tulisan ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari yang sempura, oleh karena itu segala
kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi karya karya penulis berikutnya. Semoga
tulisan ini ada manfaatnya.
Tim Penyusun
FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Identitas Klien
Nama : An. A
Umur : 15 Tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Marital : Belum Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Denpasar
Tanggal Masuk : 29 Juni 2021
Tanggal Pengkajian : 29 Juni 2021
No. Register : 351***
Diagnosa Medis : Infeksi Saluran Kencing
Q : Seperti di tusuk-tusuk.
S : Skala 5-6
Genogram:
Keterangan:
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal Serumah
Riwayat Sosiokultural
Tidak Terkaji
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit
pasien mengatakan sebelum sakit biasanya pasien makan 3 kali sehari dengan lauk,
sayur, nasi dan tidak ada pantangan terhadap makanan dan pasien juga sangat suka
dengan makanan manis. pasien mengatakan sebelum sakit biasanya pasien minum
kurang lebih 6 sampai 7 gelas air sehari (1500 ml) dan pasien minum kopi 3-4 gelas
perhari (150-200 ml).
Saat pengkajian
Pasien mengatakan saat sakit pasien makan ¼ porsi dalam sehari dan pasien
mengatakan saat sakit hanya minum air kurang lebih 4 sampai 5 gelas sehari (800
ml).
c. Pola Eleminasi
BAB
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB 1-2 kali sehari dengan konsistensi lembek.
Pasien mengatakan setelah sakit pasien BAB 1 kali sehari dengan konsistensi keras
BAK
Pasien mengatakan sebelum sakit BAK 4-5 kali sehari dengan warna kekuningan
dan bau khas urine.
Pasien mengatakan setelah sakit BAK 2-3 kali sehari dengan warna kekuningan dan
bau khas urine
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan sebelum sakit biasanya pasien mengikuti pelajaran dengan baik
tanpa ada gangguan.
Saat pengkajian:
Pasien mengatakan saat sakit aktivitas yang biasanya dilakukan sebelum sakit
menjadi berkurang karena pasien merasa terganggu dengan keluhan yang dirasakan
saat ini.
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan diri √
Makanan dan √
minumana
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: Dibantu orang lain, 3: Dibantu orang lain dan alat,
4:Tergantung total.
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan menjalin hubungan baik dengan keluarga, saudara maupun
masyarakat.
i. Pola Seksual-Reproduksi
Pasien belum menikah, pasien mempunyai ibu dan ayah dan 1 adik laki-laki.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa dirinya beragama hindu dan bisa
melakukan persembahyangan setiap hari di sanggahnya. Begitupula denga hari-hari
besar keagamaanya.
Saat pengkajian : Pasien mengatakan hanya bisa melakukan persembahyangan di
atas tempat tidur saja.
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Tingkat kesadaran: Composmentis
GCS : V= 5, M=6, E=4.
b. Tanda Vital
TD: 100/70 mmHg
Frekuensi nadi 98x/menit
Frekuensi napas: 24x/menit
Suhu: 38C
c. Keadaan fisik
a) Kepala dan leher
Kepala :
- Inspeksi : Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam, tidak ada benjolan
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Mata:
- Inspeksi : Mata kiri dan kanan simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda,
tidak ada benjolan, tidak ada lesi
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Hidung
- Inspeksi : Bentuk hidung simetris, tidak ada lesi, tidak ada odem
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Telinga
- Inspeksi : Bentuk telinga kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi, tidak ada odem
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Mulut
- Inspeksi : Mukosa Bibir Pucat, gusi tidak berdarah, gigi lengkap dan tidak ada
lubang, lidah bersih, tidak ada pembengkakan tonsil
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Leher
- Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
bendungan vena jugularis.
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
b) Dada
Paru:
- Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada odem, dada kanan dan kiri simetrism ada
retraksi dada
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : Suara hipersonor
- Auskultasi : Terdengan suara vesikuler
Jantung:
- Inspeksi : Dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada odem
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : Suara jantung redup
- Auskultasi : S1 S2 tunggal reguler
c) Ketiak:
- Inspeksi : Tidak ada odem, tidak ada lesi, ketiak bersih
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
d) Abdomen
- Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada luka
- Auskultasi : Bising usus 20x/ menit
- Palpasi : Turgon kulit elastis, tidak ada pembesaran hepar dan lien
- Perkusi : Suara timpani
e) Genetalia
Tidak terpasar kateter
f) Integumen
- Inspeksi : Warna kulit sawo matang, tidak ada lesi, tugor kulit < 1 detik
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
g) Ekstremitas
Atas:
- Inspeksi : Tangan kanan dan kiri simetris, persebaran rambut merata, tidak ada
lesi, tidak ada odem, kekuatan otot lemah, terpasang infus ditangan kiri
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Bawah :
- Inspeksi : Kaki kanan dan kiri simetris, persebaran rambut merata, tidak ada lesi,
tidak ada odem, kekuatan otot lemah
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
b. Data Pengobatan
c. Pemeriksaan radiologi
Tanggal pemeriksaan : 29 Juni 2021
Dengan kesimpulan : Infeksi Saluran Kencing
d. Hasil konsultasi
Tidak terkaji
5. Analisa Data
A. Tabel Analisa Data
Bakteremia sekunder
DO : pasien tampak meringis
dan gelisah.
Hipotalamus
Frekuensi nadi 98x/menit,
Uretra
Iritasi uretral
Oliguria
Nyeri
Kuman Mengeluarkan
endoktoksin
Bakteremia primer
Tidak Difagosit
Bakteremia sekunder
Hipotalamus
Menekan Termoreguler
Hipertermia
Kuman Mengeluarkan
endoktoksin
Bakteremia primer
Tidak Difagosit
Bakteremia sekunder
Hipotalamus
Uretra
Iritasi uretral
Oliguria
Gangguan
Eliminasi Urin
D.Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
A: Masalah teratasi
A: Masalah Teratasi
3 Senin, 02 Juli 3 S: Pasien mengatakan sudah lancer dalam BAK dan pasien
2021/ 08.00 merasa lebih nyaman,dan lebih tenang
wita
O: Pasien terlihat lebih membaik dan lebih nyaman Ratna
dalan berkemih
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan kondisi pasien
PENUTUP
Simpulan
Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme
dedalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri,
virus, mikroorganisme lain. (Nanda Nic- Noc, 2012). Infeksi Saluran Kemih adalah keadaan
adanya infeksi yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembang biakan bakteri dalam
saluran kemih, meliputi infeksi parenkim ginjal sampai kandung kemih dengan jumlah
bakteriuria yang bermakna (Widagdo, 2012). Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi akibat
berkembang biaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal
air kemih tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain. (Sudoyo Aru,dkk
2009).
Saran
Sebagai seorang perawat mampu memahami bagaimana konsep dasar penyakit
Infeksi Saluran Kemih dan konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan Infeksi
Saluran Kemih dapat menjadi acuan kedepannya bisa menangani pasien Infeksi Saluran
Kemih dengan baik di rumah maupun di rumah sakit. Penulis menyadari bahwa karya penulis
kurang sempurna schingga memerlukan masukan dari pihak lain.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Hardi. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC –
NOC. Yogyakarta :Mediaction
Ardhiyand.S dan Habib,I. 2011. Perbandingan Hasil Pemeriksaan Urinalisis Nitrit dengan
Kultur Urin Sebagai Uji Diagnostik Infeksi Saluran Kemih (ISK) Pada Pasien
Dengan Kateterisasi Uretra. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Asmadi. (2013). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Carpenito, Moyet. (2009). Buku saku diagnosa keperawatan. Jakarta: EGC.
Depkes RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta.
Digiulio, Mary ., dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah . Yogyakarta: KDT. Hariyono,
Rudi. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Perkemihan. Yogyakrta:
KDT.
M. Rendy Clevo, Margareth TH. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan
Penyakit Dalam. Nuha Medika.
Nanda, 2012. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Buku
Kedokteran : EGC.
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.Jogjakarta: MediAction.
Purnomo, (2011). Dasar-dasar urologi. Edisi Pertama. Jakarta: CV.Sagung Seto. Purnomo
BB. 2012. Buku kuliah dasar–dasar urologi. Edisi 3 Jakarta: CV
Infomedika.
Sudoyo, Aru W., dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi kelima Jilid II.
Jakarta: Interna Publishing.
Widagdo, 2012, Masalah dan Tatalaksana Penyakit Anak dengan Demam, Sagung Seto,
Jakarta.
Wong, L. D. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi. 6. Jakarta: EGC
World Health Organization (WHO). 2013. Kesehatan Reproduksi Wanita Infeksi Saluran
kemih (ISK). Salemba Medika. Jakarta.