Anda di halaman 1dari 13

TUGAS IPE

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUMOR MAMAE


DEKSTRA SUSPECT MALIGNANCY

Disusun Oleh
Kelompok 2
1. Anak Agung Ratna Wahyundari (193213004)
2. Ayu Novita Sari Tampubolon (193213008)
3. Febriyani Falentien Fairnap (193213011)
4. Kadek Ayu Ulan Sudariyanthini (193213020)
5. Ni Kadek Ellys Puja Asvini (193213023)
6. Ni Kadek Meira Diantari (193213025)
7. Ni Made Ananda Candra Rahmitha Putri Kepakisan (193213035)
8. Ni Nyoman Ayu Krisna Sari (193213037)
9. Ni Putu Cintya Dewi (193213038)
10. Ni Wayan Juni Wirastini (193213045)
11. Ni Wayan Nopita Sari (193213046)
12. Putu Riska Pramudita Dewi (193213049)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.A
DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUMOR MAMAE DEKSTRA SUSPECT
MALIGNANCY
DI RUANG ABIMANYU RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 20 JUNI 2021

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum Identitas Klien
Nama : Ny.A
Umur : 33 Th
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Marital : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Gianyar-Bali
Tanggal Masuk : 20 Juni 2021
Tanggal Pengkajian :
No. Register : 2054xxxx
Diagnosa Medis : Tumor Mamae Dekstra Suspect Malignancy

Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn.A
Umur : 36 Th
Hub. Dengan Klien : Suami
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Gianyar-Bali
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama (Saat MRS dan Saat ini)
• Saat MRS: Klien mengeluh terdapat benjolan pada payudara kanan teraba keras
sehingga payudara pasien memadat seperti buah apel.
• Saat ini : Klien mengeluh luka bekas operasinya masih terasa sakit dan masih
terpasang surgical drain.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pada tanggal 30 Juni 2021 pukul 08.00 WITA pasien dilakukan operasi
pengangkatan payudara kanan. Pada pukul 13.00 WITA pasien sudah kembali ke
ruangan setelah menjalani operasi. Setelah operasi pasien mengatakan luka bekas
operasinya masih terasa sakit, dan masih terpasang surgical drain dengan produksi
drain berwarna merah, dengan volume sekitar 150 cc.

Riwayat Kesehatan Dahulu


Klien mengatakan Berdasarkan hasil USG pasien di diagnosa tumor mamae dekstra
suspect malignancy, dokter menyarankan pasien untuk dilakukan insisi + biopsi.
Pasien dilakukan insisi biopsi pada tanggal 3 Pebruari 2021. Berdasarkan hasil
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Patologis Anatomi gambaran morfologi
sesuai untuk invasive Carcinoma of No Special type grade 2.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti : asma, diabetes
mellitus, hipertensi.
Genogram :

57 60 65 61

38 36 33 36 32

18 12
Keterangan:
= Perempuan = Pasien

= Laki-laki / = Meninggal

= Serumah

Diagnosa Medis dan therapy


Diagnosa Medis: Tumor Mamae Dekstra Suspect Malignancy
Therapy:
Nama Obat Dosis Rute Indikasi
Infus NaCL 0,9% 100 cc/lini Infus IV Untuk mengembalikan
keseimbangan elektrolit pada
dehidrasi
Dexametason tab 8 mg Injeksi Digunakan pada berbagai kondisi
IV peradangan, seperti reaksi alergi,
penyakit autoimun, atau radang
sendi.
Dilladril 2 cc Injeksi Injeksi diphenhydramine
IV digunakan untuk mengobati reaksi
alergi, terutama pada orang yang
tidak dapat mengonsumsi obat ini
melalui mulut. Zat aktif ini juga
dapat digunakan untuk mengobati
gejala penyakit parkinson
Diphenhydramine 10 mg/mL/iv Injeksi obat untuk meredakan gejala
IV akibat reaksi alergi, rhinitis alergi,
dan common cold.
Sistenol 1 tablet 1 tablet Intra oral gunakan sebagai penurun demam
(paracetamol 500 mg yang di sertai batuk pada gejala
dan N-acetylsisteine influenza. Sistenol mengandung
200 mg) Paracetamol yang berfungsi
sebagai antipiretik sekaligus
analgetik di kombinasikan dengan
Acetylcysteine yang berfungsi
untuk mengurangi viskositas
dahak.
Dexametason 20 mg Injeksi obat antiradang yang digunakan
IV pada berbagai kondisi peradangan,
seperti reaksi alergi, penyakit
autoimun, atau radang sendi.
Selain itu, obat ini bisa
dikombinasikan dengan obat lain
untuk menangani multiple
myeloma.
Ondansetron 8 mg Injeksi digunakan untuk mencegah serta
IV mengobati mual dan muntah yang
bisa disebabkan oleh efek
samping kemoterapi, radioterapi,
atau operasi.

Riwayat Sosiokultural
Tempat tinggal klien berada dipemukiman padat penduduk dan klien tidak memakai
obat tradisonal seperti boreh ataupun jamu.

3. Pola Fungsi Kesehatan Gordon


a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa iya mengetahui penyakitnya saat diperiksa di RS yaitu
tumor pada payudara sebelah kanan dan salah satu anggota keluarganya yang sakit
maka akan langsung di bawa ke rumah sakit.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum sakit:
Pasien mengatakan sebelum sakit biasanya pasien makan 3 kali sehari dengan
lauk, sayur, nasi dan tidak ada pantangan terhadap makanan. pasien
mengatakan sebelum sakit biasanya pasien minum kurang lebih 6 sampai 7
gelas air sehari (1500 ml)
 Saat sakit:
Pasien mengatakan saat sakit pasien makan 2 porsi dalam sehari dan pasien
mengatakan saat sakit hanya minum air 1 gelas sehari (200 ml).
c. Pola Eleminasi
1) BAB
• Sebelum sakit:
Pasien mengatakan BAB lancar setiap pagi, berwarna kuning, dan bau
normal seperti BAB pada umumnya.
• Saat sakit:
Pasien mengatakan saat sakit 1 hari sekali dengan konstifasi padat dan
berwarna kuning.
2) BAK
• Sebelum sakit:
Pasien mengatakan BAK normal, bisa 6 sampai 8 kali perhari. Jumlah
urine kurang lebih 2000 cc perhari berwarna kuning pucat, berbau amis,
dan mampu mengontrol BAK.
• Saat sakit:
Pasien mengatakan saat sakit BAK 2-3 kali sehari. Jumlah urine perhari
kurang lebih 1000 cc berwarna kuning, berbau obat dan konsistensi
sedikit-sedikit.
d. Pola Aktivitas dan Latihan
1) Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum 

Mandi 

Toileting 

Berpakaian 

Berpindah 
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total

2) Latihan
a. Sebelum sakit:
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien setiap hari pasien melakukan
aktivitas sehari-hari seperti memasak sebelum berangkat bekerja
b. Saat sakit:
Pasien mengatakan saat sakit dia tidak bisa melakukan aktivitas apapun,
pasien mengatakan nyeri di bagian payudara sebelah kanan
e. Pola kognitif dan Persepsi
 Pola Kognitif
Pasien mengatakan sudah mengerti dengan penyakitnya yang dideritanya
karena mendapat penjelasan dari dokter, dan perawat.
 Pola Persepsi
Penglihatan, penciuman, perasa, dan pendengaran masih normal.
f. Pola Persepsi-Konsep diri
Identitas diri : pasien berjenis kelamin perempuan
Harga diri : pasien mengatakan tidak merasa malu dengan penyakitnya
Peran diri : pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang yang
bekerja sebagai pegawai swasta.
Ideal diri : pasien berharap agar penyakitnya segera sembuh dan dapat
beraktivitas seperti biasanya
Citra diri : pasien mengatakan tidak malu dengan dirinya sendiri

g. Pola Tidur dan Istirahat


 Sebelum sakit:
Pasien mengatakan sebelum sakit bisa tidur kurang lebih 8 jam tidak adanya
gangguan tidur. Biasanya pasien tidur dari jam 21.30 sampai dengan 05.30
pagi dengan perasaan tenang setelah bangun pagi.
 Saat sakit:
Pasien mengatakan saat sakit hanya bisa tidur kurang lebih 4 jam, pasien
merasa terganggu akibat nyeri yang dialaminya di payudara sebelah kanan.
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan memiliki hubungan baik dengan keluarga, dan saudaranya.
Jika pasien mempunyai masalah maka akan menceritakan kepada suami dan anak-
anaknya untuk mencari solusi untuk masalah yang dihadapi.
i. Pola Seksual-Reproduksi
 Sebelum sakit
Klien memiliki 2 orang anak laki-laki dan 1 orang suami dan selalu ingin
diajak bicara tidak ingin sendiri.
 Saat sakit
Klien mengatakan tidak mengalami masalah pada organ reproduksinya.
j. Pola Toleransi Stress-Koping
 Sebelum sakit:
Pasien mengatakan untuk menghilangkan stress biasanya memasak makanan
yang enak untuk keluarga dan berolahraga ringan..
 Saat sakit:
Untuk saat ini pasien hanya bisa bercerita dengan keluarganya karena tidak
bisa beraktivitas seperti biasanya.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
 Sebelum sakit:
Pasien beragama Hindu, Pasien mengatakan percaya kepada tuhan dan rajin
sembahyang.
 Saat sakit:
Pasien hanya bisa berdoa di tempat tidur.

4. PEMERIKSAAN FISIK
a.Keadaan Umum
Pasien tampak lemas
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / soporo koma
GCS: Eye: , Motorik: , Verbal:
b. Tanda Vital
c.Pemeriksaan Fisik --> Head to toe atau Review of System
1. Kepala
Inspeksi:
Palpasi:
2. Leher
Inspeksi:
Palpasi:
3. Dada/Thorak
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi:
Auskultasi
4. Jantung
Inspeksi:
Palpasi:
Perkusi :
Auskultasi:
5. Abdomen
Inspeksi:
Auskultasi:
Palpasi:
Perkusi:
6. Ekstremitas
• Atas:
Inspeksi:
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
• Bawah:
Inspeksi:
Palpasi:
7. Genetalia
8. Integument
Inspeksi: Palpasi:

5. DATA PENUNJANG (Pemeriksaan Diagnostik):


a. Data laboratorium
b. Pemeriksaan radiologi
- Tanggal pemeriksaan :
- Dengan kesimpulan :

B. ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data

Data Etiologi Masalah Kolaboratif/


Keperawatan
DS:Pasien mengatakan luka Perubahan genetic dalam sel Nyeri akut
bekas operasinya masih
terasa sakit
P: Nyeri luka operasi Sel menjadi abnormal
Q: Terasa tersayat-sayat
R: Pada dada kanan
S: Skala 5 Poliferasi sel-sel maligna
T: Nyeri dirasakan saat dalam payudara
bergerak.

DO: Pasien tampak meringis Tumor payudara

Mastektomi

Luka operasi (trauma


jaringan)

Nyeri akut

DS:Pasien mengatakan luka Perubahan genetic dalam sel Resiko infeksi


bekas operasinya masih
terasa sakit
Sel menjadi abnormal
DO:Terpasang surgical drain
di dada kanan dengan
produksi drain berwarna Poliferasi sel-sel maligna
merah, dengan volume dalam payudara
sekitar 150 cc

Tumor payudara

Mastektomi

Luka operasi (trauma


jaringan)

Tidak adekuat pertahanan


system imun

Resiko Infeksi

B. Tabel Daftar Masalah Kolaboratif/Diagnosa Keperawatan


NO TANGGAL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL, JAM
DITEMUKAN LENYAP/TERATASI
1. Nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisik (tindakan
operasi) ditandai dengan pasien
mengatakan luka bekas operasinya
masih terasa sakit, sakit terasa
tersayat-sayat pada dada kanan,
dengan nyeri skala 5, nyeri dirasa
saat bergerak, pasien terlihat
meringis.

2. Resiko Infeksi ditandai dengan efek


prosedur invansif dimana terpasang
surgical drain di dada kanan dengan
produksi drain berwarna merah,
dengan volume sekitar 150 cc.
C. Perencanaan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Manajemen nyeri
dengan agen pencedera asuhan keperawatan 1. Identifikasi skala nyeri 1. Mengetahui
fisik (tindakan operasi) selama 3x24 jam kualitas nyeri yang
ditandai dengan pasien diharapkan tingkat 2. Identifikasi respon nyeri dirasaka klien
mengatakan luka bekas nyeri pasien menurun non verbal 2. Mengetahui skala
operasinya masih terasa dengan kriteria hasil: nyeri pasien
sakit, sakit terasa 1. Pasien tidak 3. Berikan teknik 3. Untuk mengurasi
tersayat-sayat pada mengeluh sakit nonfarmakologi untuk rasa nyeri yang
dada kanan, dengan pada luka bekas mengurangi rasa nyeri dirasakan pasien
nyeri skala 5, nyeri operasinya (pemberian kompres
dirasa saat bergerak, 2. Keluhan nyeri hangat) 4. Mengetahui faktor
pasien terlihat meringis. menurun dari 4. Kontrol lingkungan lingkungan yang
skala nyeri 5 yang memperberat rasa dapat memperberat
menjadi skala 1-2 nyeri rasa nyeri
3. Pasien tidak 5. Jelaskan penyebab, 5. Agar pasien
meringis saat periode, dan pemicu mengetahui
menahan nyeri nyeri penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
6. Anjurkan memonitor 6. Agar pasien
nyeri secara mandiri mampu memonitor
nyeri secara
7. Kolaborasi pemberian mandiri klien
analgetik (obat golongan 7. Menentukan
opiate (morfin) pemberian
analgetik

2. Resiko Infeksi ditandai Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi


dengan efek prosedur asuhan keperawatan 1. Monitor tanda dan 1. Untuk mengetahui
invansif dimana selama 3x24 jam gejala infeksi local dan tanda dan gejala
terpasang surgical drain diharapkan tingkat sistemik infeksi
di dada kanan dengan infeksi menurun 2. Batasi jumlah 2. Mengurangi
produksi drain dengan kriteria hasil: pengunjung terjadinya
berwarna merah, 1. Tidak ada penularan infeksi
dengan volume sekitar rembesan luka 3. Cuci tangan sebelum 3. Untuk mencegah
150 cc operasi dan sesudah kontak terjadinya
2. Tidak ada tanda- dengan pasien dan penularan infeksi
tanda infeksi lingkungan pasien
4. Ajarkan cara mencuci 4. Agar bisa
tangan dengan benar melakukan cuci
tangan dengan
5. Ajarkan cara memeriksa benar
kondisi luka operasi 5. Untuk mengetahui
kondisi luka
6. Kolaborasi pemberian operasi pasien
imunisasi antibiotic 6. Menentukan
golongan kuinolon pemberian
(levoflokacin) imunisasi
antibiotik

Anda mungkin juga menyukai