Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.H DENGAN PRE DAN POST OP


ORIF CLAVICLE FRACTURE DI INSTALASI RAWAT INAP 3
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLAGGA
Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Medikal Bedah
Clinical Teacher : Hartono, S.Kep.,Ns.,M.Kes.
Clinical Instructor : Chiza Ulazzuharo, S.Kep.,Ns.

Disusun Oleh :
Aditya Putra Pratama
P27220022086
2A D4 Keperawatan

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2023
2

A. PENGKAJIAN
No. Register : 0000176XXX

Tanggal/Jam Masuk RS : 29 Oktober 2023/10.00 WIB

Tanggal Pengkajian : 30 Oktober 2023

Diagnosa Medis : Clavicle Fracture

1. Identitas Pasien
Nama : Tn. H
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 55 Tahun
Tanggal lahir : 20/04/1968
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jl. Gading No.01/14A
Agama : Nasrani
Pendidikan : Program Doktoral Manajemen

2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. I
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 53 tahun
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Jl. Gading No.01/14A
Agama : Nasrani
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan pasien : Istri

3. Riwayat Kesehatan
3.1 Pre Operasi

a. Keluhan utama :
Pasien mengatakan patah tulang lalu merasa cemas dan takut
akan melakukan operasi dan lemas.
3

b. Riwayat penyakit sekarang :


Pasien datang dari IGD RS UNAIR pada tanggal 29 Oktober
2023 pukul 09.30 WIB. Pasien dipindahkan dari IGD ke IRNA 3
pada tanggal 23 Oktober 2023 pukul 10.00 WIB. Tn.H berusia 55
tahun dirawat di IRNA 3 RS Universitas Airlangga dengan diagnose
medis Clavicle Fracture. Hasil pengkajian didapatkan data pasien
mengalami kecelakaan tunggal yang menyebabkan patah tulang di
bagian tangan kiri. Pasien mengatakan patah tulang dan nyeri lalu
merasa cemas akan melakukan operasi dan lemas. Pasien tidak
memiliki riwayat alergi pada obat. Pasien terpasang RL 500 ml
20tpm di tangan kanan kanan.

Hasil pemeriksaan di bangsal:

- Didapatkan TTV:
TD: 129/80 mmHg
N: 88x/menit
RR: 20x/menit
S: 36,1°C
Spo2: 99%
BB: 60 kg

Pasien telah terpasang infus Ringer Lactate 20 tpm pada tangan kanan.
Setelah itu Ny. D dibawa ke IBS untuk mendapat tindakan operasi ORIF pada
tanggal 31/10/2023 Pukul 7.30.

3.2 Post Operasi


a. Keluhan utama :
Pasien mengatakan setelah dilakukan operasi merasa
aktifitasnya sulit bergerak dan terhambat lalu merasa sedikit mual dan
muntah.

b. Riwayat penyakit sekarang :


Pasien datang dari IGD RS UNAIR pada tanggal 29 Oktober
2023 pukul 09.30 WIB. Pasien dipindahkan dari IGD ke IRNA 3
pada tanggal 23 Oktober 2023 pukul 10.00 WIB. Tn.H berusia 55
tahun dirawat di IRNA 3 RS Universitas Airlangga dengan diagnose
medis Clavicle Fracture. Hasil pengkajian didapatkan data pasien
mengalami kecelakaan patah tunggal yang mengakibatkan patah
tulang bagian tangan kiri. Pasien mengatakan setelah dilakukan
operasi merasa aktifitasnya sulit bergerak dan terhambat lalu merasa
sedikit mual dan muntah. Pasien tidak memiliki riwayat alergi pada
obat. Pasien terpasang RL 1000 ml 20tpm di tangan kanan kanan.
4

Hasil pemeriksaan di bangsal:

- Didapatkan TTV:
TD: 133/79 mmHg
N: 103x/menit
RR: 22x/menit
S: 36,4°C
Spo2: 98%
BB: 60 kg

Pasien telah terpasang infus Ringer Lactate 20 tpm pada tangan kanan.
Pasien telah mendapatkan tindakan operasi ORIF pada tanggal 31/10/2023
Pukul 7.30 WIB dan selesai pukul 13.00 WIB lalu dipindahkan di IRNA 3
pukul 13.30 dengan pasien terpasang arm sling.

Pemberian Terapi Selama di Bangsal :

OBAT DOSIS FUNGSI OBAT


Infus Ringer 1000mL/20 Untuk Obat Keras
tpm
Lactate mempertahanka
n hidrasi pada
pasien rawat
inap yang tidak
dapat menahan
cairan.
Mengembalikan
cairan tubuh
setelah
kehilangan darah
yang signifikan
atau luka bakar
yang parah
sangat
5

diperlukan.
Antrain 1gr Antrain Injeksi Obat Keras
merupakan obat
yang mengandung
natrium
metamizole.
Metamizole adalah
obat analgetik
(pereda nyeri),
antispasmodik
(meredakan kram),
dan antipiretik
(penurun demam)
untuk meringankan
rasa sakit,
seperti:sakit setelah
operasi, sakit gigi,
sakit kepala, nyeri
sendi, nyeri otot,
dismenore (nyeri
haid), nyeri kolik
dan lain-lain.
Cefuroxim 1,5gr Cefuroxime Obat Keras
merupakan obat
yang digunakan
untuk mengatasi
sejumlah infeksi
dengan cara
menekan
pertumbuhan
bakteri dalam
tubuh. Perlu
diketahui bahwa
obat ini dapat
digunakan untuk
mengatasi beberapa
6

gangguan
kesehatan.
Contohnya seperti
radang amandel,
sinusitis, bronkitis,
otitis media, infeksi
kandung kemih,
bronkitis, lyme,
hingga gonore.
Omeprazole 40mg Omeprazole Obat Keras
menurunkan asam
lambung dengan
cara menghambat
pompa proton yang
berperan besar
dalam produksi
asam lambung.
Dengan cara kerja
tersebut, obat ini
dapat mengurangi
gejala iritasi
dinding lambung,
seperti nyeri ulu
hati, mual, dan
kembung.
Metamizole 1gr Metamizole adalah Obat Keras
obat yang
digunakan untuk
meredakan rasa
nyeri sedang
hingga berat,
seperti sakit kepala,
migrain, sakit gigi,
nyeri setelah
operasi, nyeri
akibat kanker, serta
7

nyeri otot dan


sendi. Obat ini juga
dapat digunakan
untuk mengobati
demam saat
pengobatan lain
kurang efektif.
Cefadroxil 500mg Cefadroxil adalah Obat Keras
antibiotik untuk
mengatasi berbagai
infeksi bakteri,
misalnya di
tenggorokan,
amandel, kulit, atau
saluran kemih.
Selain itu, obat ini
juga bisa
digunakan untuk
mencegah infeksi
di lapisan jantung
(endokarditis)
sebelum operasi
gigi atau tindakan
medis di saluran
pernapasan atas.
Ibuprofen 200mg Obat ini digunakan Obat Keras
sebagai Nyeri
ringan sampai
sedang antara lain
nyeri pada penyakit
gigi atau
pencabutan gigi,
nyeri pasca bedah,
sakit kepala, gejala
artritis reumatoid,
gejala osteoartritis,
8

gejala juvenile
artritis reumatoid,
menurunkan
demam pada anak.
Paracetamol 500mg Paracetamol atau Obat Keras
acetaminophen
adalah obat yang
berfungsi untuk
meredakan demam
dan nyeri, termasuk
untuk mengobati
nyeri haid hingga
sakit gigi yang
tersedia dalam
bentuk tablet, sirup,
tetes, suppositoria
dan infus.
Kalk 500mg Kalk adalah Obat Bebas
suplemen makanan
yang mengandung
kalsium laktat yang
diproduksi oleh
Nellco
Indopharma.
Kalk digunakan
untuk memenuhi
kebutuhan kalsium
di dalam tubuh
yang bermanfaat
untuk pertumbuhan
badan, tulang dan
gigi. Selain itu,
kalsium laktat
sering digunakan
juga untuk
osteoporosis,
9

rakitis, gangguan
kelenjar paratiroid,
dan penyakit otot
tertentu.

1. Riwayat penyakit dahulu : Diabetes Melitus


2. Riawayat penyakit keluarga : Tidak ada
3. Riwayat alergi obat : Tidak ada

b. Genogram

Keterangan :

: Laki-Laki

: Perempuan

: Pasien

: Orang Tua

: Orang Tua

: Garis Keturunan

: Keluarga
10

c. Pola Fungsional Gordon

1. Pola Persepsi Kesehatan


Pasien mengatakan bahwa kesehatan adalah suatu hal
yang penting dan harus disyukuri, karena tanpa tubuh
yang sehat tentunya tidak akan bisa melakukan aktivitas
sehari-hari.
2. Pola Nutrisi
1) Sebelum sakit :
Pasien mengatakan bahwa pasien makan 3 kali sehari.
Pasien suka makan sayur, buah dan makanan berserat.
Tetapi pasien sering makan yang pedas-pedas. Tidak
ada alergi makanan, dan makan secara teratur pagi,
siang, malam. Minum ±12 gelas /
±3000 cc per hari.
2) Selama sakit :
Pasien mengatakan tidak ada penurunan nafsu makan.
Pasien makan 3 kali sehari dengan cara dibantu dan
selalu habis. Minum ±12 gelas / ±3000 cc per hari.
3. Pola Eliminasi
1) Sebelum sakit :
Pasien mengatakan biasanya BAB 1 kali sehari secara
rutin setiap pagi dengan konsistensi feses lunak,
berwarna kuning, bau kas, dan tidak ada keluhan saat
BAB. BAK ±2500 cc per hari berwarna kuning
jernih.
2) Selama sakit :
Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan
konsistensi lembek, tidak ada keluhan/kesulitan. BAK
±2500 cc per hari berwarna kuning jernih. Pasien
terpasang kateter selama operasi.
4. Pola Istirahat dan Tidur
1) Sebelum sakit:
11

Pasien mengatakan bahwa ia tidur malam hari ± pukul 21.00-


04.00 WIB dengan kualitas tidur nyenyak dan
merasa segar setelah bangun.
12

2) Selama sakit :
Pasien mengatakan bahwa ia tidur malam hari ± pukul 23.00-
05.00 WIB dengan kualitas tidur tidak nyenyak dan sering
terbangun karena belum bisa adaptasi.
5. Pola aktivitas dan Latihan

Sebelum Sakit Selama Sakit


ADL
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Toileting √ √
Food √ √
Dressing √ √
Bathing √ √
Activity √ √
Keterangan :
1: Mandiri
2: Bantuan alat
3: Bantuan orang lain
4: Bantuan alat dan orang lain
5: Ketergantungan total
6. Pola Personal Hygiene
1) Sebelum sakit :
Pasien mengatakan bahwa klien mandi 2 kali sehari setiap
pagi dan sore secara rutin dan dilakukan secara mandiri.
2) Selama sakit :
Pasien mengatakan bahwa klien selama di rumah sakit tidak
mandi hanya di usap menggunakan kain.
7. Pola kognitif dan konsep diri
1) Harga diri :
Pasien mengatakan bahwa klien ikhlas dengan penyakitnya
sekarang dan merasa dihargai serta dilayani sebagai pasien
dengan baik.
13

2) Ideal diri :
Pasien mengatakan bahwa klien berharap sembuh dari
penyakitnya dan ingin dilayani sebaik-baiknya di rumah sakit.
3) Identitas diri :
Pasien mengatakan klien mengenal dirinya sebagai pasien di
rumah sakit.
4) Citra diri :
Pasien klien mengatakan bahwa menganggap sakit yang di
deritanya sudah kehendak Tuhan.
5) Peran :
Peran pasien dalam rumah tangga yaitu sebagai istri dan ibu.
8. Pola toleransi dan stress
1) Sebelum sakit :
Keluarga mengatakan jika ada masalah selalu terbuka dengan
keluarga dan diselesaikan secara bersama-sama.
2) Selama sakit :
Keluarga mengatakan klien menerima terhadap sakitnya, dan
selalu berdoa untuk cepat diberikan kesembuhan.
9. Pola Hubungan dan Peran
1) Sebelum sakit :
Keluarga mengatakan klien sering berbaur dengan keluarga,
tetangga, dan masyarakat. Pasien berperan sebagai istri dan
ibu
2) Selama sakit : keluarga mengatakan hubungan klien dengan
keluarga, tetangga, masyarakat, peran sebagai istri dan ibu
menjadi terhambat.
10. Pola Nilai dan Kepercayaan
keluarga mengatakan bahwa pasien beragama islam dan selalu
menjalankan ibadah seperti ke masjid.
11. Pola Seksual
Pasien mempunyai 1 anak laki-laki dan 2 anak perempuan
14

d. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Sedang


b. Tingkat kesadaran : Compos Mentis (E=4, M=5, V=6)
Tanda-tanda vital :
- TD: 133/77 mmHg
- N: 96x/menit
- RR: 20x/menit
- S: 36,5°C.
- Spo2: 96%
c. Pemeriksaan Head to Toe
1) Kepala
Kepala simetris bentuk oval, tidak ada lesi, pertumbuhan rambut
merata, kulit kepala bersih, wajah berbentuk simetris.
2) Mata
Mata bersih tidak ada kotoran, penglihatan normal.
3) Hidung
Simetris, tidak terlihat pernapasan cuping hidung, tidak ada nyeri
tekan, tidak terdapat secret, penciuman normal
4) Mulut
Bibir simetris, mukosa bibir lembab, tidak terdapat stomatitis.
5) Telinga
Simetris, tidak ada penumpukan serumen, fungsi pendengaran baik.
6) Leher
Leher berbentuk simetris,tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
tidak terdapat nyeri saat menelan.
7) Dada
a) Paru
Inspeksi : Tidak ada lesi, pengembangan dada
simetris

Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri


15

Perkusi : Sonor di semua lapang paru


Auskultasi : Suara paru vesikuler tidak ada wheezing
b) Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis terlihat
Palpasi : Ictus Cordis teraba dan terasa nyeri bagian
payudara kiri
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Suara jantung tunggal, tidak ada murmur
dan gallop

c) Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan bagian abdomen
Perkusi : Terdengar timpani
Auskultasi : Suara bising usus 20kali/menit

8) Genetalia :
Inspeksi : Tidak terpasang kateter
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan

9) Ekstremitas :
Tonus otot Oedema

4 4 - -
4
4 4 - -
4

Keterangan kekuatan otot :


0 : Lumpuh total/tidak ada gerakan otot
1 : tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat
dipalpasi atau dilihat

2 : Gerakan otot penuh melawan gravitasi,


dengan topangan
3 : Gerakan yang normal melawan gravitasi
16

4 : Gerakan penuh yang normal melawan


gravitasi dan melawan tahanan minimal
5 : Gerakan penuh yang normal melawan
gravitasi dan melawan tahanan maksimal
Terpasang infus Ringer Lactate 20 tpm pada tangan kiri

e. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Selasa, 17 Oktober 2023

Pemeriksaan Hasil Unit Rujukan Keterangan


Hemoglobin 14.2 gr/dL 13.8-17.3 Normal
Leukosit 9.25 x103/mm3 3.8-10.6 Normal
Eritrosit 5.06 juta/mm3 4.4-5.9 Normal
Hematokrit 43.1 % 35-47 Normal
MCV 85.2 Fl 82-92 Normal
MCH 28.1 PG 27-31 Normal
MCHC 32/9 g/dL 32-37 Normal
RDW 12/0 % 11.5-14.5 Rendah
Trombosit 322 ribu/mm3 150-440 Normal
MPV 8.6 fL 6.8-10 Tinggi
Eosinofil 3.1 % 2-4 Normal
Basofil 0.4 % 0-1 Normal
Neutrofil 68.0 % 50-70 Normal
Limfosit 21.6 % 25-40 Rendah
Monosit 6.9 % 2-8 Normal
Glukosa Strip 332 mg/dL <200 Tinggi
Sewaktu

HBsAg Non - Non Reaktif Normal


Reaktif
17

2. Radiologi
- Pemeriksaan EKG pada tanggal 30 Oktober 2023
Hasil pemeriksaan EKG dapat disimpulkan :

Normal Sinus Rythn, Left Axis Deviation, RR : 89 bpm

- Pemeriksaan Thorax pada tanggal 28 Oktober 2023


Hasil pemeriksaan Thorax dapat disimpulkan Thorax
AP/PA Primary MA : 320.0 KV : 70.0 mAS : 145.0.
3. Terapi Pengobatan

OBAT DOSIS FUNGSI OBAT


Infus Ringer 1000mL/20 Untuk Obat Keras
tpm
Lactate mempertahankan
hidrasi pada
pasien rawat
inap yang tidak
dapat menahan
cairan.
Mengembalikan
cairan tubuh
setelah
kehilangan darah
yang signifikan
atau luka bakar
yang parah
sangat
diperlukan.
Antrain 1gr Antrain Injeksi Obat Keras
merupakan obat
yang mengandung
natrium
metamizole.
18

Metamizole adalah
obat analgetik
(pereda nyeri),
antispasmodik
(meredakan kram),
dan antipiretik
(penurun demam)
untuk meringankan
rasa sakit,
seperti:sakit setelah
operasi, sakit gigi,
sakit kepala, nyeri
sendi, nyeri otot,
dismenore (nyeri
haid), nyeri kolik
dan lain-lain.
Cefuroxim 1,5gr Cefuroxime Obat Keras
merupakan obat
yang digunakan
untuk mengatasi
sejumlah infeksi
dengan cara
menekan
pertumbuhan
bakteri dalam
tubuh. Perlu
diketahui bahwa
obat ini dapat
digunakan untuk
mengatasi beberapa
gangguan
19

kesehatan.
Contohnya seperti
radang amandel,
sinusitis, bronkitis,
otitis media, infeksi
kandung kemih,
bronkitis, lyme,
hingga gonore.
Omeprazole 40mg Omeprazole Obat Keras
menurunkan asam
lambung dengan
cara menghambat
pompa proton yang
berperan besar
dalam produksi
asam lambung.
Dengan cara kerja
tersebut, obat ini
dapat mengurangi
gejala iritasi
dinding lambung,
seperti nyeri ulu
hati, mual, dan
kembung.
Metamizole 1gr Metamizole adalah Obat Keras
obat yang
digunakan untuk
meredakan rasa
nyeri sedang
hingga berat,
seperti sakit kepala,
20

migrain, sakit gigi,


nyeri setelah
operasi, nyeri
akibat kanker, serta
nyeri otot dan
sendi. Obat ini juga
dapat digunakan
untuk mengobati
demam saat
pengobatan lain
kurang efektif.
Cefadroxil 500mg Cefadroxil adalah Obat Keras
antibiotik untuk
mengatasi berbagai
infeksi bakteri,
misalnya di
tenggorokan,
amandel, kulit, atau
saluran kemih.
Selain itu, obat ini
juga bisa
digunakan untuk
mencegah infeksi
di lapisan jantung
(endokarditis)
sebelum operasi
gigi atau tindakan
medis di saluran
pernapasan atas.
Ibuprofen 200mg Obat ini digunakan Obat Keras
sebagai Nyeri
21

ringan sampai
sedang antara lain
nyeri pada penyakit
gigi atau
pencabutan gigi,
nyeri pasca bedah,
sakit kepala, gejala
artritis reumatoid,
gejala osteoartritis,
gejala juvenile
artritis reumatoid,
menurunkan
demam pada anak.
Paracetamol 500mg Paracetamol atau Obat Keras
acetaminophen
adalah obat yang
berfungsi untuk
meredakan demam
dan nyeri, termasuk
untuk mengobati
nyeri haid hingga
sakit gigi yang
tersedia dalam
bentuk tablet, sirup,
tetes, suppositoria
dan infus.
Kalk 500mg Kalk adalah Obat Bebas
suplemen makanan
yang mengandung
kalsium laktat yang
diproduksi oleh
22

Nellco
Indopharma.
Kalk digunakan
untuk memenuhi
kebutuhan kalsium
di dalam tubuh
yang bermanfaat
untuk pertumbuhan
badan, tulang dan
gigi. Selain itu,
kalsium laktat
sering digunakan
juga untuk
osteoporosis,
rakitis, gangguan
kelenjar paratiroid,
dan penyakit otot
tertentu.

B. ANALISA DATA
No.D Data Masalah Etiologi Fase
X
23

1. DS : Pasien Krisis Pre


Ansietas b.d
mengatakan situasional Operatif
merasakan takut krisis
dan akan
situasional d.d
melakukan operasi
DO : merasa
- Pasien tampak
khawatir
gelisah
- TD: 129/80 dengan akibat
mmHg
dari kondisi
- N: 88 x/menit
- RR: 20x/menit yang dihadapi
- S: 36,1°C
(D.0080)
- Spo2: 99%
2. DS : Pasien Kerusakan Post
Gangguan
mengatakan Pasien integritas Operatif
mengatakan setelah mobilitas b.d struktur
dilakukan operasi tulang
kerusakan
merasa aktifitasnya
sulit bergerak dan integritas
terhambat.
struktur tulang
d.d. mengeluh
DO :
sulit
- Pasien
terlihat menggerakan
memakai
ekstremitas
arm sling
- TD: 133/79 (D.0054)
mmHg
- N:
103x/menit
- RR:
22x/menit
- S: 36,4°C
- Spo2: 98%

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan yang muncul untuk klien dengan
24

Clavicle Fracture Tindakan ORIF diantara lain :


1. Ansietas b.d krisis situasional d.d merasa khawatir dengan akibat dari
kondisi yang dihadapi (D.0080) {Pre Operasi}
2. Gangguan mobilitas b.d kerusakan integritas struktur tulang d.d.
mengeluh sulit menggerakan ekstremitas (D.0054) {Post Operasi}

D. RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI Tahap


KEPERAWATAN KRITERIA
HASIL
1. Ansietas b.d krisis Reduksi Ansietas Pre
Setelah
situasional d.d (I.09134) Operasi
dilakukan asuhan
merasa khawatir
keperawatan 1×7
dengan akibat dari
kondisi yang Jam tingkat Observasi
dihadapi (D.0080) ansietas
menurun dengan 1. Identifikasi
Kriteria hasil saat tingkat
ansietas
(L.09093):
berubah (mis.
1. Verbalisasi kondisi,
kebingungan waktu,
(Menurun) stressor)
2. Identifikasi
2. Verbalisasi kemampuan
khawatir mengambil
akibat kondisi keputusan
yang dihadapi 3. Monitor
(Menurun) tanda-tanda
ansietas
3. Perilaku (verbal dan
gelilsah nonverbal)
(Menurun)
Terapeutik
4. Perilaku
tegang 1. Ciptakan
(Menurun) suasana
terapeutik
5. Konsentrasi untuk
25

menumbuhka
(Membaik)
n kepercayaan
6. Pola tidur 2. Temani pasien
(Membaik) untuk
mengurangi
kecemasan,
jika
memungkinka
n
3. Pahami situasi
yang
membuat
ansietas
4. Dengarkan
dengan penuh
perhatian
5. Gunakan
pendekatan
yang tenang
dan
meyakinkan
6. Tempatkan
barang pribadi
yang
memberikan
kenyamanan
7. Motivasi
mengidentifik
asi situasi
yang memicu
kecemasan
8. Diskusikan
perencanaan
realistis
tentang
peristiwa yang
akan dating

Edukasi
1. Jelaskan
prosedur,
termasuk
sensasi yang
mungkin
26

dialami
2. Informasikan
secara faktual
mengenai
diagnosis,
pengobatan,
dan prognosis
3. Anjurkan
keluarga
untuk tetap
bersama
pasien, Jika
perlu
4. Anjurkan
melakukan
kegiatan yang
tidak
kompetitif,
sesuai
kebutuhan
5. Anjurkan
mengungkapk
an perasaan
dan persepsi
6. Latih kegiatan
pengelihatan
untuk
mengurangi
ketegangan
7. Latih
penggunaan
mekanisme
pertahanan
diri yang tepat
8. Latih teknik
relaksasi

Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
obat
antiansietas,
27

jika perlu
2. Gangguan mobilitas Dukungan Post
Setelah dilakukan
b.d kerusakan mobilisasi Operasi
asuhan
integritas struktur (I.05173)
keperawatan 1×7
tulang d.d. mengeluh
sulit menggerakan Jam mobilitas
ekstremitas (D.0054) fisik meningkat Observasi
dengan Kriteria
hasil (L.05042) : 1. Identifikasi
adanya nyeri
1. Pergerakan
atau keluhan
ekstremitas
fisik lainnya
(meningkat)
2. Identifikasi
2. Kekuatan otot
toleransi fisik
(meningkat)
melakukan
3. Rentang gerak
pergerakan
(ROM)
3. Monitor
(meningkat)
frekuensi
4. Kaku sendi
jantung dan
(menurun)
tekanan darah
5. Gerakan tidak
sebelum
terkoordinasi
memulai
(menurun)
mobilisasi
6. Gerakan
4. Monitor
terbatas
kondisi umum
(menurun)
selama
7. Kelemahan
melakukan
fisik
mobilisasi
(menurun)

Terapeutik
1. Fasilitasi
aktivitas
mobilisasi
dengan alat
bantu (misal.
pagar tempat
tidu)
2. Fasilitasi
melakukan
pergerakan,
Jika perlu
28

3. Libatkan
keluarga
untuk
membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan

Edukasi
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
1. Anjurkan
melakukan
mobilisasi
dini
2. Ajarkan
mobilisasi
sederhana
yang harus
dilakukan
(misal. duduk
di tempat
tidur, duduk
di sisi tempat
tidur, pindah
dari tempat
tidur ke kursi)

E. IMPLEMENTASI KEPERAWTAN
No. DX Jam, Implementasi Respon Fase Paraf
Tanggal
1 13.30 Mengukur S : Pasien Pre
(D. 0080) WIB, keadaan umum mengatakan Operasi
30/10/20 tanda-tanda cemas
23 vital sbelum
(Aditya)
operasi
O:
- Keadaan
29

umum
sedang

- Compos
mentis

- GCS
(E=4-
V=5-
M=6
total
=15)
- TD:
129/80
mmHg
- N: 88
x/menit
- RR:
20x/men
it
- S:
36,1°C
- Spo2:
98%
1 13.50 Memonitor S : Pasien Pre
(D. 0080) WIB, tanda-tanda mengatakan Operasi
30/10/20 ansietas pasien takut gagal
(Aditya)
23 dalam
melakukan
tindakan
operasi
O:
Pasien
tampak
gelisah
1 14.20 Menganjurkan 06.55 WIB Pre
(D. 0080) WIB, keluarga untuk S : Pasien Operasi
30/10/20 bersama mengatakan
(Aditya)
23 pasien, jika setelah
perlu bersama
30

keluarga
merasa
lebih tenang
O : Pasien
tampak
ditemani
anak nya
1 07.30 Memani pasien S : Pasien Pre
(D. 0080) WIB, untuk operasi mengatakan Operasi
31/10/20 mengurangi lebih tenang
(Aditya)
23 kecemasan, jika ada
jika yang
memungkinka menemani
n O : Pasien
Tampak
lebih tenang

2 13.40 Mengkaji S : Pasien Post


(D.0054) WIB, keluham dan mengatakan Operasi
31/10/20 mengukur Pasien
(Aditya)
23 mengatakan
tanda tanda
setelah
vital pasien dilakukan
operasi
merasa
aktifitasnya
sulit
bergerak
dan
terhambat.
O:
- TD:
133/79
mmHg
- N:
103x/me
nit
- RR:
22x/men
it
- S:
36,4°C
- Spo2:
98%
31

2 14.00 Mengajarkan S : Pasien Post


(D.0142) WIB, mobilisasi mengatakan Operasi
31/10/20 sederhana akan
(Aditya)
23 mencoba
yang harus
mobilisasi
dilakukan sederhana
(mis. Duduk O : Pasien
ditempat tampak
tidur, berdiri berusaha
dari tempat mencobany
a
tidur,pindah
dari tempat
tidur ke
kursi)

2 14.30 Melibatkan S : Post


(D.0142) WIB, keluarga untuk Keluarga Operasi
31/10/20 membantu pasien
(Aditya)
23 pasien dalam mengatakan
meningkatkan akan
pergerakan membantu
pasien
dalam
pergerakann
ya
O:
Pasien
Nampak
dibantu oleh
istrinya
2 15.00 Fasilitasi S : Pasien Post
(D.0142) WIB, aktivitas mengatakan Operatif
31/10/20 mobilisasi lebih aman
(Aditya)
23 dengan alat dengan
bantu (misal. pagar
pagar tempat tempat tidur
O:
tidu)
Pasien
tampak
kooperatif
32

F. EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal No.Dx Perkembangan SOAP TTD
30 Oktober 1 S:
2023 (D. 0080) - Pasien mengatakan takut
gagal dalam operasi dan
gelisah sebelum melakukan (Aditya)
tindakan operasi
- Pasien mengatakan lebih
tenang jika ada yang
menemani dan bersama
keluarganya
O:
- Pasien nampapak kooperatif
- Pasien Nampak lebih tenang
jika ada yang menemani dan
bersama keluarganya
A : Masalah dengan ansietas
teratasi
P : Intervensi dihentikan pasien
masuk kamar operasi
Tanggal 31/10/2023
Pukul 07.30 WIB
1 November 2 S: ( A
2023 (D.0077) - Pasien mengatakan Pasien d it
mengatakan setelah dilakukan y a
operasi merasa aktifitasnya )
sulit bergerak dan terhambat.
- Pasien mengatakan sudah
berhasil melakukan
mobilisasi sederhana secara
mandiri
O:
- Gerakan pasien masih tampak
terhambat
- Pasien tampak belajar
melakukan mobilisasi
sederhana
- TD: 133/79 mmHg
N: 103x/menit
RR: 22x/menit
S: 36,4°C
33

Spo2: 98%
A : Masalah pasien dengan
gangguan mobilitas fisik teratasi
P : Intervensi dihentikan, pasien
keluar rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai