Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

P G2P1 POST SECTIO CAESAREA DENGAN

INDIKASI KETUBAN PECAH DINI (KPD) DIRUANGAN MELATI DIRUMAH

SAKIT IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK II :

APRILLYA SABABTINI NDRURU (2314901052)


ASRY YOSEPHA C. SIHOTANG (2314901050)
CAHYAN TESSALONIKA GULO (23149010O5)
CITRA KARTIKA N. NDRURU (2314901007)
DEBY S. SIANTURI (2314901008)
ELFIN LINA DAELI (2314901010)
FREDDI SIMANULLANG (2314901015)
MARTHA DUHA (2314901028)
REZA ANDESTA PUTRI (2314901033)
RUTI GIAWA (2314901036)
SEHARDI N. HAREFA (2314901040)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Pada Ny.P Post
Sectio Caesarea dengan Indikasi Ketuban Pecah Dini (KPD) Di Ruang Melati Rumah Sakit
Umum Imelda Pekerja Indonesia (IPI) Medan. Laporan kasus ini dibuat untuk memenuhi tugas
dari Keperawatan Maternitas.
Dalam penyusunan Makalah ini penulis mengucapkan Terimakasih kepada Bapak/Ibu:
1. dr. H. Raja Imron Ritonga., M.Sc., selaku Ketua Yayasan Imelda.
2. Dr. dr. Imelda L. Ritonga S.Kp., M.pd., MN., selaku Rektor Universitas Imelda Medan.
3. dr. Hedy Tan, MARs., MOG., Sp. OG selaku Direktur Rumah Sakit Umum Imelda
Pekerja Indonesia Medan.
4. Edisyah Putra Ritonga, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Prodi Ners Universitas Imelda
Medan
5. Hamonangan Damanik, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Sekretaris Prodi Ners Universitas
Imelda Medan.
6. Nataria Yanti Silaban, S.Kep., NS., M.Kep., selaku pembimbing akademik praktik
Keperawatan Maternitas Universitas Imelda Medan.
7. Lamtiur Purba, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku preseptor klinik Keperawatan Maternitas
Universitas Imelda Medan.
8. Mulia Am.keb., selaku preseptor klinik Keperawatan Maternitas Universitas Imelda
Medan.
Medan,16 November 2023

(Kelompok II)
BAB III

LAPORAN KASUS
3.1 Pengkajian

Pasien Ny.P, Usia 29 tahun, agama islam, suku jawa, Bahasa sehari-hari bahasa

Indonesia, pekerjaan Ibu rumah tangga, no Rekam Medik : 28.79.13, pendidikan terakhir: D3,

alamat JL. Mulyo No 49 Kec. Medan Timur. Identitas penanggung jawab Tn. A, Alamat : JL.

Mulyo no 49 Kec. Medan Timur, Pekerjaan : wiraswasta , hubungan dengan klien : Suami

klien.Klien masuk ke IGD Kebidanan di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (IPI)

Medan pada tanggal 6 November 2023 pukul 12:30 WIB. Klien mengeluh keluar cairan dari

kemaluan terus menerus, pergerakan janin berkurang. Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital

diperoleh: Tekanan darah: 110/80 mmHg, Frekuensi Nadi: 88x/i, Frekuensi nafas : 20x/i, suhu

tubuh 36,2°C, Usia kehamilan 35 minggu 2 hari, pemeriksaan dalam dengan pembukaan masih

tertutup. Pemeriksaan leopold 1 : TFU 30 cm, leopold 2 : punggung kanan, leopold 3 : persentasi

kepala, leopold 4 : kepala sudah masuk PAP. Riwayat antenatal pasien HPHT 20 februari 2023,

Pada trimester 2 pasien mengalami keputihan dan hipotensi dengan Tekanan darah : 94/51

mmHg sehingga klien dianjurkan mengonsumsi Vit. Fe tab dan personal higyene, klien

melakukan kontrol kehamilan sebanyak 4x selama kehamilan, pada trimester Ke dua 2x di

klinik, dan trimester ketiga 2x di klinik, BB sebelum hamil 53 kg, BB setelah hamil 62 kg,

riwayat persalinan kehamilan pertama mengalami kematian janin dalam kandungan (KJDK).

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan USG dengan hasil Oligohidramnion

dengan usia kehamilan 35 minggu 2 hari. Diagnosa medis G2P1 BOH Reduced Metal Movement

Oligohidramnion dengan Ketuban Pecah Dini (KPD).


Pada tanggal 6 November 2023 pukul 13.00 WIB klien dipindahkan ke ruangan VK. Di ruang

VK dilakukan pemeriksaan TFU (30 cm), pemeriksaan CTG (Cardiotocography) dengan hasil

Detak Jantung Janin (DJJ) 130 x/i, His 1x10 menit durasi 10 detik dan dilakukan tindakan

induksi pertama misoprostol ¼ tab/vaginal pada pukul 14.00WIB. Setelah 1 jam pemberian

induksi misoprostol dilakukan pemeriksaan CTG dengan hasil DJJ : 168x/i, His 1x10 menit

durasi 10 detik. Setelah 6 jam pemberian induksi misoprostol dilakukan kembali pemerikasaan

CTG dengan hasil DJJ : 160x/i, His 1x10 durasi 10 detik dan dilakukan pemeriksaan dalam VT

dengan pembukaaan 1cm. Pada tanggal 7 November 2023 dilakukan kembali tindakan induksi

misoprostol¼ tab/vaginal pada pukul 08.00 WIB. Setelah 1 jam pemberian induksi misoprostol

dilakukan pemeriksaan CTG dengan hasil DJJ:170x/i, His 1x10 durasi 10 detik. Setelah 6 jam

pemberian induksi misoprostol dilakukan kembali pemeriksaan CTG dengan hasil DJJ: 160x/i,

His 1x10 durasi 10 detik dan di lakukan pemeriksaan dalam dengan pembukaan 1 cm.Pada pukul

14.00 WIB dilakukan kembali tindakan induksi misoprostol ¼ tab/vaginal. Setelah 1 jam

pemberian induksi misoprostol dilakukan pemeriksaan CTG dengan hasil DJJ : 168x/i, His 1x10

durasi 10 detik. Setelah 6 jam pemberian induksi misoprostol dilakukan kembali pemeriksaan

CTG dengan hasil DJJ: 160x/i, His 1x10 durasi 10 detik. Kemudian pada pukul 22.00 WIB

dilakukan pemeriksaan dalam dengan pembukaan 2 cm. Pada tanggal 8 November 2023 pukul

05.30 WIB dilakukanpemeriksaan CTG dengan hasil DJJ : 157x/i, His 1x10 durasi 10 detik dan

di lakukan pemeriksaan dalam dengan pembukaan 3 cm. Pada pukul 09.00 WIB dilakukan

pemeriksaan dalam dengan pembukaan 4 cm. Kemudian anjuran dari dokter diberikan terapi

dextro 5% + syntocinon. Pada pukul 11.00 WIB dilakukan pemeriksaan dalam dengan

pembukaan 5cm, kepala bayi kaput 3x3 sehingga dianjurkan untuk tindakan operasi. Kemudian

sebelum dilakukan Tindakan Sectio Caesarea dilakukan kembali pemeriksaan CTG pada pukul
11.04 WIB dengan hasil DJJ :163x/i kemudian dalam waktu 15 menit DJJ menurun 100x/i,

His :3 x 10 menit dengan durasi 20 detik. Persiapan pasien sebelum operasi adalah diminta surat

persetujuan tindakan operasi dan anastesi kepada keluarga, dengan IVFD RL 2 fls cor, inj.

Ceftriaxone 2 gr (skintest terlebih dahulu dan hasil tidak alergi dengan obat), kateter menetap

(dipasang di OK).

Pada tanggal 8 November 2023 Pukul 11.20 WIB Pasien dipindahkan ke ruangan operasi

untuk dilakukan tindakan pembedahan dengan metode Eracs dan anastesi Spinal (regifel : ½ cc +

morpin 0,2 cc fentalin 25 mikrogram. Operasi dimulai pukul 12.05 WIB sampai dengan 12.50

WIB dan bayi lahir pukul 12.10 WIB dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan 2470 gram,

panjang badan 45 cm, Lingkar Kepala 34cm, Lingkar Dada: 33cm, anus ( +), apgar score 8-9 dan

bayi IMD (Inisiasi menyusui dini).

Pada pukul 18.00 WIB klien dipindahkan keruangan Melati, keadaan umum pasien pasca

bedah pasien tampak lemas, nyeri luka op (+), skala nyeri 7, buang angin (-). Untuk pemeriksaan

tanda – tanda vital diperoleh tekanan darah: 120/70 mmHg, frekuensi nadi 84 x/i, frekuensi nafas

20x/i, suhu tubuh 36,5C. Terapi obat yang diberikan IVFD RL, clindamycin 3x1, paracetamol

3x2, ibuprofen 3x1, vit C 3x1, hufabion 1x1.

Setelah dilakukan observasi ulang pada pukul 19.00 WIB diperoleh hasil sebagai berikut :

klien tampak lemas, flatus (+) klien mengatakan nyeri pada bagian luka operasi seperti di tusuk-

tusuk, skala nyeri 7, Pasien mengatakan nyeri terus menerus dan jika bergerak nyeri bertambah.

Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh hasil tekanan darah : 115/60, frekuensi nadi 84x/i,

frekuensi nafas 20x/i, suhu tubuh 36,5C.


Pemeriksaan Laboratorium

Jenis pemeriksaan Hasil Angka normal


HEMATOLOGI
Darah Lengkap

Eritrosit 3.82juta/mm3 4,10-5,10


MCH 33.5 Pgr 27 – 31.00
Neutrofil 72.7% 50-70

Terapi Obat
No Nama Obat Dosis Indikasi
.
1. Misoprostol ¼ tab Induksi persalinan
2. Paracetamol 2 tab Meredakan gejala demam dan nyeri
3. Clindamycin 300 mg Mengatasi berbagai infeksi bakteri
3x1
4. Ibuprofen 3x1 Mengatasi nyeri ringan hingga
sedang
5. Vitamin C 3x1 Membantu meningkatkan daya
tahan tubuh, memperkuat jaringan
tubuh
6. Ceftriaxone 2gr Mengatasi infeksi bakteri
7. Hufabion 1x1 Mengatasi anemia yang disebabkan
karena kekurangan zat besi
8. Anastesi spinal regifel : ½ cc Anastesi sc metode eracs
+ morpin 0,2
cc fentalin
25mikrogram

3.2 Analisa Data


No Data Etiologi Problem
I Pre operatif
1. DS : Ketuban Pecah Dini Ansietas
Klien mengatakan merasa
cemas dengan kondisi yang Kecemasan ibu
terhadap
dialami (keluar air-air,
keselamatan janin
pergerakan janin berkurang, dan dirinya
dan Ketuban pecah Dini )
Ansietas
DO :
- Tampak gelisah
- Tanda-tanda vital :
- Tekanan darah:
110/80 mmHg
- Frekuensi Nadi: 88x/i
- Frekuensi nafas :
20x/i
- Suhu tubuh 36,2°C

II Post Operatif
1 DS: klien mengeluh nyeri Ketuban Pecah Dini Nyeri Akut
P:Nyeri pada bagian luka
post operasi Tindakan SC
Q :Nyeri seperti ditusuk
tusuk Insisi
R:Nyeri pada bagian
abdomen akibat luka bekas Luka
operasi
S : Skala nyeri 7 Nyeri akut
T: Klien mengatakan nyeri
dan jika bergerak nyeri
bertambah
DO:
- Skala nyeri 7
- Klien tampak
meringis kesakitan.
Tanda-Tanda Vital :
- Tekanan Darah:
115/60mmHg
- Frekuensi nadi : 84x/i
- Frekuensi nafas :20x/i
- Suhu tubuh 36,5C.

2 DS: Tindakan SC Resiko Infeksi


- Pasien mengatakan
gatal pada luka Luka (post SC)
operasi
DO: Kontinuitas
- Pada bagian jaringan
abdomen tampak
luka jahitan post SC Membuka jalan
- Pada bagian luka masuknya kuman
jahitan tampak
kering, tidak terdapat Resiko infeksi
darah dan nanah
- Luka 13cm
Tanda-Tanda Vital :
- Tekanan
Darah :115/60
mmHg
- Frekuensi nadi :84x/i
- Frekuensi nafas :20x/i
- Suhu tubuh 36,5C.

3.3 Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas berhubungan dengan kondisi yang dialami ( keluar air-air, pergerakan janin

berkurang, dan Ketuban Pecah Dini ) ditandai dengan klien tampak gelisah

2. Nyeri akut berhubungan dengan luka post operasi ditandai dengan klien tampak meringis

3. Resiko Infeksi berhubungan dengan luka post operasi ditandai dengan adanya luka sayat

13cm

3.4 Intervensi Keperawatan


No Diagnosa Kriteria hasil Intervensi
PRE OPERATIF
1 Ansietas Setelah dilakukan Terapi Relaksi
tindakan keperawatan Observasi :
berhubungan
selama 1x 24 jam tingkat 1. Identifikasi penurunan
dengan kondisi
nyeri menurun. tingkat energi,
yang dialami Kriteria hasil: ketidakmampuan
- Verbalisasi berkonsentrasi atau
( Pergerakan
khawatir kondisi gejala lain yang
janin berkurang,
yang dihadapi mengganggu
dan Ketuban menurun kemampuan kognitif
- Perilaku gelisah 2. Identifikasi teknik
Pecah Dini )
menurun relaksasi yang pernah
ditandai dengan
efektif digunakan
tampak gelisah 3. Identifikasi kesedian,
kemampuan, dan
penggunaan teknik
sebelumnya
4. Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan
darah, dan suhu tubuh
Terpeutik :
1. Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruangan nyaman, jika
memungkinkan
2. Gunakan pakaian
longgar
3. Gunakan suara lembut
dengan irama lambat dan
berirama
4. Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan, manfaat,
3.5 Implementasi dan Evaluasi

No Diagnosa Tanggal dan Implementasi Evaluasi 1 Evaluasi 2


keperawatan jam
PRE OPERATIF
1 Ansietas 06 -07 - Memantau Tanda-tanda S: S:
November vital -Klien mengatakan cemas Klien mengatakan sudah
berhubungan
2023 - Melakukan Distraksi ( terulang riwayat masa lalu tenang.
dengan
mengalihkan perhatian (KJDK) O:
kondisi yang dengan mengajak klien -Klien bertanya-tanya - Klien sudah tampak
berbicara) tentang keselamatan janin tenang dan sedikit
dialami
- Mengajarkan teknik dan ibu tersenyum
( keluar air-
relaksasi napas dalam O:
air, - Memberikan posisi - Tampak gelisah
nyaman - Tanda-tanda vital :
pergerakan
- Tekanan darah:
janin
110/80 mmHg
berkurang, - Frekuensi Nadi:
88x/i
dan Ketuban
- Frekuensi nafas :
Pecah Dini )
20x/I
ditandai - Suhu tubuh 36,2°C

dengan
tampak

gelisah

POST OPERATIF
1 Nyeri akut 08 - 09 - Mengkaji karakteristik S: klien mengatakan nyeri S: klien mengatakan nyeri
berhubungan
November nyeri P:Nyeri pada bagian luka sudah berkurang
dengan luka
post operasi 2023 - Mengajarkan teknik post operasi P : Nyeri pada bagian luka
ditandai
relaksasi napas dalam Q :Nyeri seperti ditusuk post operasi
dengan
tampak - Memberikan posisi tusuk Q : Nyeri seperti di tusuk-
meringis
nyaman R :dibagian luka jahitan tusuk
- Kolaborasi dengan bekas operasi R : dibagian luka jahitan
dokter dalam S : Skala 7 bekas operasi
pemberikan obat anti T: Klien mengatakan S : Skala nyeri 4
nyeri : Ibuprofen 3x1, nyeri saat melakukan T: Klien mengatakan
Paracetamol 3x2 mobilisasi nyeri berkurang saat
O: melakukan mobilisasi
- Pasien tampak O:
meringis - Pasien tampak tenang
Tanda-Tanda Vital : dan tidak meringis
- Tekanan Tanda-Tanda Vital :
Darah :115/60 - Tekanan Darah :
mmhg 122/80
- Frekuensi nadi : - Frekuensi nadi :
84x/i 82x/i
- Frekuensi - Frekuensi
nafas :20x/i nafas :20x/i
- Suhu tubuh 36,5C. - Suhu tubuh 36C.

A: A:
- Masalah keperawatan - Masalah keperawatan
belum teratasi teratasi
P: P:
- Intervensi Intervensi keperawatan
keperawatan dihentikan
dilanjutkan
2 Resiko 08 -09 - Menjelaskan tanda dan S: S:
Infeksi
November gejala infeksi - Klien mengatakan - Pasien mengatakan
berhubungan
dengan luka 2023 - Mengajarkan cuci nyeri dan gatal di gatal di bagian post
post operasi
tangan dengan benar bagian post operasi SC mulai berkurang
ditandai
dengan - Kolaborasi dengan ahli O: luka operasi tampak O: luka operasi tampak
adanya luka
gizi dalam pemberian kering, tidak ada keluar kering, tidak ada keluar
sayat 13 cm
asupan nutrisi tinggi darah dan nanah. darah dan nanah.
protein (putih telur 8 Tanda-Tanda Vital : Tanda-Tanda Vital :
butir/hari, ikan) - Tekanan - Tekanan
- Kolaborasi dengan Darah :115/60 Darah :122/80
perawatan luka (1x3 mmhg mmhg
hari sekali) - Frekuensi nadi : - Frekuensi nadi :
- Kolaborasi dengan 84x/i 82x/i
dokter pemberian - Frekuensi - Frekuensi
antibiotik (clindamysin nafas :20x/i nafas :20x/i
3x1 300gr) - Suhu tubuh 36,5C.
Suhu tubuh 36C.
A: -
- Masalah belum A:
teratasi - Masalah teratasi
P: P:
- Intervensi dilanjutkan - Intervensi dihentikan
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan, ketuban

Pecah Dini yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut sebagai “Ketuban Pecah Dini

Prematur” (KPD Prematur). Ketuban Pecah Dini menyumbang persentase sebesar 65% dalam

kejadian infeksi, yang mana infeksi adalah salah satu dari 75% penyebab kematian ibu. Insiden

KPD ini dinilai cukup tinggi jika dibanding dengan masalah kehamilan lainnya dan kasus

Ketuban Pecah Dini (KPD) menyebabkan tingkat morbiditas dan mortalitas ibu maupun janin

meningkat, sehingga Ketuban Pecah Dini perlu mendapatkan penanganan segera atau lebih baik

dicegah untuk menghindari berbagai komplikasi. Faktor risiko perlu diidentifikasi agar dapat

membantu diagnosis antenatal dari Ketuban Pecah Dini (KPD) dan mendidik wanita dengan

menjelaskan faktor-faktor risikonya sebagai kebutuhan untuk melaporkan lebih awal jika ada

diantaranya yang terjadi. Beberapa faktor risiko yang perlu diindentifikasi meliputi; infeksi

genital pada ibu, riwayat obstetri ibu, persentasi janin, gangguan hipertensi, diabetes mellitus,

kenaikan berat badan yang buruk, pekerjaan dan pendapatan, kebiasaan merokok dan polusi ozon

(O3).

4.2 Saran

Diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan untuk lebih berpartisipasi aktif dalam

memberikan asuhan kepada wanita secara holistik tentang Ketuban Pecah Dini baik saat

pelayanan kebidanan primer maupun kolaborasi. Diharapkan masyarakat khususnya ibu hamil
untuk mengetahui dan berpartisipasi aktif dalam pendidikan terkait faktor risiko Ketuban Pecah

Dini sehingga mampu mencegah berbagai outcomes yang merugikan.

Anda mungkin juga menyukai