DISUSUN OLEH
KELOMPOK II :
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Pada Ny.P Post
Sectio Caesarea dengan Indikasi Ketuban Pecah Dini (KPD) Di Ruang Melati Rumah Sakit
Umum Imelda Pekerja Indonesia (IPI) Medan. Laporan kasus ini dibuat untuk memenuhi tugas
dari Keperawatan Maternitas.
Dalam penyusunan Makalah ini penulis mengucapkan Terimakasih kepada Bapak/Ibu:
1. dr. H. Raja Imron Ritonga., M.Sc., selaku Ketua Yayasan Imelda.
2. Dr. dr. Imelda L. Ritonga S.Kp., M.pd., MN., selaku Rektor Universitas Imelda Medan.
3. dr. Hedy Tan, MARs., MOG., Sp. OG selaku Direktur Rumah Sakit Umum Imelda
Pekerja Indonesia Medan.
4. Edisyah Putra Ritonga, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Prodi Ners Universitas Imelda
Medan
5. Hamonangan Damanik, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Sekretaris Prodi Ners Universitas
Imelda Medan.
6. Nataria Yanti Silaban, S.Kep., NS., M.Kep., selaku pembimbing akademik praktik
Keperawatan Maternitas Universitas Imelda Medan.
7. Lamtiur Purba, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku preseptor klinik Keperawatan Maternitas
Universitas Imelda Medan.
8. Mulia Am.keb., selaku preseptor klinik Keperawatan Maternitas Universitas Imelda
Medan.
Medan,16 November 2023
(Kelompok II)
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Pengkajian
Pasien Ny.P, Usia 29 tahun, agama islam, suku jawa, Bahasa sehari-hari bahasa
Indonesia, pekerjaan Ibu rumah tangga, no Rekam Medik : 28.79.13, pendidikan terakhir: D3,
alamat JL. Mulyo No 49 Kec. Medan Timur. Identitas penanggung jawab Tn. A, Alamat : JL.
Mulyo no 49 Kec. Medan Timur, Pekerjaan : wiraswasta , hubungan dengan klien : Suami
klien.Klien masuk ke IGD Kebidanan di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (IPI)
Medan pada tanggal 6 November 2023 pukul 12:30 WIB. Klien mengeluh keluar cairan dari
kemaluan terus menerus, pergerakan janin berkurang. Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
diperoleh: Tekanan darah: 110/80 mmHg, Frekuensi Nadi: 88x/i, Frekuensi nafas : 20x/i, suhu
tubuh 36,2°C, Usia kehamilan 35 minggu 2 hari, pemeriksaan dalam dengan pembukaan masih
tertutup. Pemeriksaan leopold 1 : TFU 30 cm, leopold 2 : punggung kanan, leopold 3 : persentasi
kepala, leopold 4 : kepala sudah masuk PAP. Riwayat antenatal pasien HPHT 20 februari 2023,
Pada trimester 2 pasien mengalami keputihan dan hipotensi dengan Tekanan darah : 94/51
mmHg sehingga klien dianjurkan mengonsumsi Vit. Fe tab dan personal higyene, klien
klinik, dan trimester ketiga 2x di klinik, BB sebelum hamil 53 kg, BB setelah hamil 62 kg,
riwayat persalinan kehamilan pertama mengalami kematian janin dalam kandungan (KJDK).
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan USG dengan hasil Oligohidramnion
dengan usia kehamilan 35 minggu 2 hari. Diagnosa medis G2P1 BOH Reduced Metal Movement
VK dilakukan pemeriksaan TFU (30 cm), pemeriksaan CTG (Cardiotocography) dengan hasil
Detak Jantung Janin (DJJ) 130 x/i, His 1x10 menit durasi 10 detik dan dilakukan tindakan
induksi pertama misoprostol ¼ tab/vaginal pada pukul 14.00WIB. Setelah 1 jam pemberian
induksi misoprostol dilakukan pemeriksaan CTG dengan hasil DJJ : 168x/i, His 1x10 menit
durasi 10 detik. Setelah 6 jam pemberian induksi misoprostol dilakukan kembali pemerikasaan
CTG dengan hasil DJJ : 160x/i, His 1x10 durasi 10 detik dan dilakukan pemeriksaan dalam VT
dengan pembukaaan 1cm. Pada tanggal 7 November 2023 dilakukan kembali tindakan induksi
misoprostol¼ tab/vaginal pada pukul 08.00 WIB. Setelah 1 jam pemberian induksi misoprostol
dilakukan pemeriksaan CTG dengan hasil DJJ:170x/i, His 1x10 durasi 10 detik. Setelah 6 jam
pemberian induksi misoprostol dilakukan kembali pemeriksaan CTG dengan hasil DJJ: 160x/i,
His 1x10 durasi 10 detik dan di lakukan pemeriksaan dalam dengan pembukaan 1 cm.Pada pukul
14.00 WIB dilakukan kembali tindakan induksi misoprostol ¼ tab/vaginal. Setelah 1 jam
pemberian induksi misoprostol dilakukan pemeriksaan CTG dengan hasil DJJ : 168x/i, His 1x10
durasi 10 detik. Setelah 6 jam pemberian induksi misoprostol dilakukan kembali pemeriksaan
CTG dengan hasil DJJ: 160x/i, His 1x10 durasi 10 detik. Kemudian pada pukul 22.00 WIB
dilakukan pemeriksaan dalam dengan pembukaan 2 cm. Pada tanggal 8 November 2023 pukul
05.30 WIB dilakukanpemeriksaan CTG dengan hasil DJJ : 157x/i, His 1x10 durasi 10 detik dan
di lakukan pemeriksaan dalam dengan pembukaan 3 cm. Pada pukul 09.00 WIB dilakukan
pemeriksaan dalam dengan pembukaan 4 cm. Kemudian anjuran dari dokter diberikan terapi
dextro 5% + syntocinon. Pada pukul 11.00 WIB dilakukan pemeriksaan dalam dengan
pembukaan 5cm, kepala bayi kaput 3x3 sehingga dianjurkan untuk tindakan operasi. Kemudian
sebelum dilakukan Tindakan Sectio Caesarea dilakukan kembali pemeriksaan CTG pada pukul
11.04 WIB dengan hasil DJJ :163x/i kemudian dalam waktu 15 menit DJJ menurun 100x/i,
His :3 x 10 menit dengan durasi 20 detik. Persiapan pasien sebelum operasi adalah diminta surat
persetujuan tindakan operasi dan anastesi kepada keluarga, dengan IVFD RL 2 fls cor, inj.
Ceftriaxone 2 gr (skintest terlebih dahulu dan hasil tidak alergi dengan obat), kateter menetap
(dipasang di OK).
Pada tanggal 8 November 2023 Pukul 11.20 WIB Pasien dipindahkan ke ruangan operasi
untuk dilakukan tindakan pembedahan dengan metode Eracs dan anastesi Spinal (regifel : ½ cc +
morpin 0,2 cc fentalin 25 mikrogram. Operasi dimulai pukul 12.05 WIB sampai dengan 12.50
WIB dan bayi lahir pukul 12.10 WIB dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan 2470 gram,
panjang badan 45 cm, Lingkar Kepala 34cm, Lingkar Dada: 33cm, anus ( +), apgar score 8-9 dan
Pada pukul 18.00 WIB klien dipindahkan keruangan Melati, keadaan umum pasien pasca
bedah pasien tampak lemas, nyeri luka op (+), skala nyeri 7, buang angin (-). Untuk pemeriksaan
tanda – tanda vital diperoleh tekanan darah: 120/70 mmHg, frekuensi nadi 84 x/i, frekuensi nafas
20x/i, suhu tubuh 36,5C. Terapi obat yang diberikan IVFD RL, clindamycin 3x1, paracetamol
Setelah dilakukan observasi ulang pada pukul 19.00 WIB diperoleh hasil sebagai berikut :
klien tampak lemas, flatus (+) klien mengatakan nyeri pada bagian luka operasi seperti di tusuk-
tusuk, skala nyeri 7, Pasien mengatakan nyeri terus menerus dan jika bergerak nyeri bertambah.
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh hasil tekanan darah : 115/60, frekuensi nadi 84x/i,
Terapi Obat
No Nama Obat Dosis Indikasi
.
1. Misoprostol ¼ tab Induksi persalinan
2. Paracetamol 2 tab Meredakan gejala demam dan nyeri
3. Clindamycin 300 mg Mengatasi berbagai infeksi bakteri
3x1
4. Ibuprofen 3x1 Mengatasi nyeri ringan hingga
sedang
5. Vitamin C 3x1 Membantu meningkatkan daya
tahan tubuh, memperkuat jaringan
tubuh
6. Ceftriaxone 2gr Mengatasi infeksi bakteri
7. Hufabion 1x1 Mengatasi anemia yang disebabkan
karena kekurangan zat besi
8. Anastesi spinal regifel : ½ cc Anastesi sc metode eracs
+ morpin 0,2
cc fentalin
25mikrogram
II Post Operatif
1 DS: klien mengeluh nyeri Ketuban Pecah Dini Nyeri Akut
P:Nyeri pada bagian luka
post operasi Tindakan SC
Q :Nyeri seperti ditusuk
tusuk Insisi
R:Nyeri pada bagian
abdomen akibat luka bekas Luka
operasi
S : Skala nyeri 7 Nyeri akut
T: Klien mengatakan nyeri
dan jika bergerak nyeri
bertambah
DO:
- Skala nyeri 7
- Klien tampak
meringis kesakitan.
Tanda-Tanda Vital :
- Tekanan Darah:
115/60mmHg
- Frekuensi nadi : 84x/i
- Frekuensi nafas :20x/i
- Suhu tubuh 36,5C.
1. Ansietas berhubungan dengan kondisi yang dialami ( keluar air-air, pergerakan janin
berkurang, dan Ketuban Pecah Dini ) ditandai dengan klien tampak gelisah
2. Nyeri akut berhubungan dengan luka post operasi ditandai dengan klien tampak meringis
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan luka post operasi ditandai dengan adanya luka sayat
13cm
dengan
tampak
gelisah
POST OPERATIF
1 Nyeri akut 08 - 09 - Mengkaji karakteristik S: klien mengatakan nyeri S: klien mengatakan nyeri
berhubungan
November nyeri P:Nyeri pada bagian luka sudah berkurang
dengan luka
post operasi 2023 - Mengajarkan teknik post operasi P : Nyeri pada bagian luka
ditandai
relaksasi napas dalam Q :Nyeri seperti ditusuk post operasi
dengan
tampak - Memberikan posisi tusuk Q : Nyeri seperti di tusuk-
meringis
nyaman R :dibagian luka jahitan tusuk
- Kolaborasi dengan bekas operasi R : dibagian luka jahitan
dokter dalam S : Skala 7 bekas operasi
pemberikan obat anti T: Klien mengatakan S : Skala nyeri 4
nyeri : Ibuprofen 3x1, nyeri saat melakukan T: Klien mengatakan
Paracetamol 3x2 mobilisasi nyeri berkurang saat
O: melakukan mobilisasi
- Pasien tampak O:
meringis - Pasien tampak tenang
Tanda-Tanda Vital : dan tidak meringis
- Tekanan Tanda-Tanda Vital :
Darah :115/60 - Tekanan Darah :
mmhg 122/80
- Frekuensi nadi : - Frekuensi nadi :
84x/i 82x/i
- Frekuensi - Frekuensi
nafas :20x/i nafas :20x/i
- Suhu tubuh 36,5C. - Suhu tubuh 36C.
A: A:
- Masalah keperawatan - Masalah keperawatan
belum teratasi teratasi
P: P:
- Intervensi Intervensi keperawatan
keperawatan dihentikan
dilanjutkan
2 Resiko 08 -09 - Menjelaskan tanda dan S: S:
Infeksi
November gejala infeksi - Klien mengatakan - Pasien mengatakan
berhubungan
dengan luka 2023 - Mengajarkan cuci nyeri dan gatal di gatal di bagian post
post operasi
tangan dengan benar bagian post operasi SC mulai berkurang
ditandai
dengan - Kolaborasi dengan ahli O: luka operasi tampak O: luka operasi tampak
adanya luka
gizi dalam pemberian kering, tidak ada keluar kering, tidak ada keluar
sayat 13 cm
asupan nutrisi tinggi darah dan nanah. darah dan nanah.
protein (putih telur 8 Tanda-Tanda Vital : Tanda-Tanda Vital :
butir/hari, ikan) - Tekanan - Tekanan
- Kolaborasi dengan Darah :115/60 Darah :122/80
perawatan luka (1x3 mmhg mmhg
hari sekali) - Frekuensi nadi : - Frekuensi nadi :
- Kolaborasi dengan 84x/i 82x/i
dokter pemberian - Frekuensi - Frekuensi
antibiotik (clindamysin nafas :20x/i nafas :20x/i
3x1 300gr) - Suhu tubuh 36,5C.
Suhu tubuh 36C.
A: -
- Masalah belum A:
teratasi - Masalah teratasi
P: P:
- Intervensi dilanjutkan - Intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan, ketuban
Pecah Dini yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut sebagai “Ketuban Pecah Dini
Prematur” (KPD Prematur). Ketuban Pecah Dini menyumbang persentase sebesar 65% dalam
kejadian infeksi, yang mana infeksi adalah salah satu dari 75% penyebab kematian ibu. Insiden
KPD ini dinilai cukup tinggi jika dibanding dengan masalah kehamilan lainnya dan kasus
Ketuban Pecah Dini (KPD) menyebabkan tingkat morbiditas dan mortalitas ibu maupun janin
meningkat, sehingga Ketuban Pecah Dini perlu mendapatkan penanganan segera atau lebih baik
dicegah untuk menghindari berbagai komplikasi. Faktor risiko perlu diidentifikasi agar dapat
membantu diagnosis antenatal dari Ketuban Pecah Dini (KPD) dan mendidik wanita dengan
menjelaskan faktor-faktor risikonya sebagai kebutuhan untuk melaporkan lebih awal jika ada
diantaranya yang terjadi. Beberapa faktor risiko yang perlu diindentifikasi meliputi; infeksi
genital pada ibu, riwayat obstetri ibu, persentasi janin, gangguan hipertensi, diabetes mellitus,
kenaikan berat badan yang buruk, pekerjaan dan pendapatan, kebiasaan merokok dan polusi ozon
(O3).
4.2 Saran
Diharapkan tenaga kesehatan khususnya bidan untuk lebih berpartisipasi aktif dalam
memberikan asuhan kepada wanita secara holistik tentang Ketuban Pecah Dini baik saat
pelayanan kebidanan primer maupun kolaborasi. Diharapkan masyarakat khususnya ibu hamil
untuk mengetahui dan berpartisipasi aktif dalam pendidikan terkait faktor risiko Ketuban Pecah