Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS 5 KEPERAWATAN MATERNITAS

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXII


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Nama Mahasiswa : Riska Nurul Khasanah


NIM : J230195130
Tempat Praktik : Ruang PONEK RSUD Dr. Moewardi
Tanggal Pengkajian : 17 Januari 2020 pukul 11.00 WIB

I. Identitas Pasien
NamaPasien : Ny.Z
Alamat : Lalung permai Karanganyar
Tempat, tanggal lahir : Karanganyar, 18 November 1996
Usia : 24 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku : Jawa
No RM : 01491XXX
Tanggal masuk RS : 14 Januari 2020 pukul 04.00 WIB
Nama suami : Tn.A
Tempat, tanggal lahir : Karanganyar, 14 Agustus 1990
Usia : 30 tahun
Alamat : Lalung permai Karanganyar
Diagnosa Medis :
Post partus spotan pada secundipara hamil aterm dengan janin ventrikolo megali
II. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien Ny.Z berusia 24 tahun dengan usia kandungan 39 + 3 minggu (G2P1A0) datang ke
RSUD Dr. Moewardi dengan keluhan perut terasa kencang-kencang, dan keluar sekitar 3 cc
darah dari jalan lahir, pada saat dilakukan pemeriksaan pasien mengatakan lemas dan nyeri
jaitan pada daerah jalan lahir. Pasien juga mengatakan lega karena sudah melahirkan bayi
perempuan dengan lancar dan sehat dengan berat badan 3400 gram. Takanan darah 120/80
mmHg, nadi 86 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36,5oC.
III. Keluhan Utama
Pasien mengatakan masih merasakan nyeri pada jaitan di daerah jalan lahir.
IV. Tanda Gejala
1. Data Subyektif:
a. Pasien mengatakan nyeri pada jaitan di daerah jalan lahir, nyeri dengan skala 3, nyeri
terkadang hilang dan terkadang juga timbul, nyeri hilang disaat istirahat, dan nyeri
timbul disaat dibuat aktivitas atau bergerak, nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk benda
tajam
b. Pasien mengatakan ngantuk sekali dari jam 24.00 sampai setelah melahirkan belum
tidur sama sekali
2. Data Obyektif :
a. Pasien tampak lemas berbaring di tempat tidur
b. Ekspresi wajah pasien tampak merintih menahan nyeri
c. Pasien tampak lemas dan sering menguap
V. Hasil Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Sedang
2. Kesadaran : compos mentis
3. BB / TB : 85 kg / 152 cm
4. Tanda vital saat ini :
a. TD 120/80 mmHg
b. Suhu = 36,5˚C
c. Nadi 86 x/menit
d. RR 20 x/menit
5. Status obsetric : P2A0
No Tahun Penolong Jenis kelamin BB Keadaan bayi Masalah kehamilan
Lahir waktu lahir
1 2018 Bidan Laki-laki 3600 Menderita Tidak ada masalah
(sudah gram penyakit jantung kehamilan
meninggal)
2 2020 Dokter perempuan 3400 Sehat Tidak ada masalah
gram kehamilan
6. Kepala leher :
a. Kepala : Bentuk simteris, rambut berwarna hitam, tidak rontok, tidak terdapat nyeri
tekan pada kepala
b. Mata : Bentuk simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik, pupil isokor 3 mm/3mm, reflek terhadap cahaya baik
c. Hidung : Bentuk hidung simetris antara kanan dan kiri, tidak ada discharge, dan tidak
ada nyeri tekan
d. Mulut : Mulut bersih, bibir lembab, tidak ada stomatitis
e. Telinga : bentuk telinga simetris antara kanan dan kiri, tidak ada discharge, tidak
terdapat nyeri tekan, uji bisik positif
f. Leher : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid
7. Jantung :
a. Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
b. Palpasi : Ictus cordis teraba di ics 5 mid klavikula
c. Perkusi : Suara redup
d. Auskultasi : Bunyi jantung normal (S1 dan S2 reguler), tidak ada bunyi tambahan,
8. Paru :
a. Inspeksi : Pengembangan dada simetris
b. Palpasi : Tidak ada retraksi dada, tidak ada nyeri tekan
c. Perkusi : Suara redup
d. Auskultasi : Pola nafas normal, tidak ada suara nafas tambahan,
9. Payudara : Aerola terlihat hiperpigmentasi, puting menonjol, warna normal, tidak ada
nyeri
10. Kulit : Turgor kulit < 3 detik
11. Abdomen :
a. Inspeksi : Terdapat striae gravidarum, tidak ada luka
b. Auskultasi : Terdengar suara peristaltik usus 12x/menit,
c. Perkusi : Suara redup pada kuadran kiri atas dan kiri bawah, suara timpani pada
kuadran kanan atas dan kanan bawah
d. Palpasi : Tinggi fundus uterus 2 jari dibawah pusar
13. Ekstremitas : Tidak ada edema, akral teraba dingin, terpasang infus ditangan sebelah kiri
12. Genitalia : keluar darah dijalan lahir sekitar 8 cc
VI. Pengobatan :
Pada tanggal 14 Januari 2020 pukul 11.00
1. Infus Ringer Laktat 20 tpm
VII. HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a. Pemeriksaan laboratorium (Tanggal 14 Januari 2020 pukul 05.30 WIB)
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
HEMATOLOGI RUTIN
Hemoglobin 10,2 g/dl 12.0-15.6
Hematokrit 32 % 33-45
Leukosit 10,6 ribu/ul 4.5-11.0
Trombosit 234 ribu/ul 150-450
Eritrosit 3,95 juta/ul 4.10-5.10
Golongan darah O
HEMOSTASIS
PT 11,8 Detik 10.0-15.0
APTT 32,8 Detik 20.0-40.0
INR 0,890
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah Sewaktu 88 mg/dl 60-140
Albumin 3,9 g/dl 3,5-5,2
Creatinine 0,6 mg/dl 0,6-1,1
Ureum 28 mg/dl <50
ELEKTROLIT
Natrium Darah 134 mmol/L 136-145
Kalium Darah 3,8 mmol/L 3,3-5,1
Chlorida Darah 102 mmol/L 98-106
HEMATOLOGI
HEPTITIS
HBsAg Nonreactive Nonreactive CMIA

VIII. ANALISA DATA


No Data Fokus Masalah Etiologi
1 DS : Nyeri akut Agen cidera fisik
Pasien mengatakan nyeri pada jaitan di
daearah jalan lahir, nyeri dengan skala 3
3, nyeri hilang timbul, hilang disaat
dibuat istirahat dan timbul disaat dibuat
bergerak, nyeri seperti tertusuk benda
tajam.
DO :
- Pasien nampak lemas
- Tampak ekspresi wajah pasien
menahan nyeri
- Skala nyeri 3
- TD 120/80 mmHg
- Nadi 86 x/menit
- RR 20 x/menit
- Suhu 36,5 ˚C
2 DS : Gangguan pola tidur Pola tidur tidak
Pasien mengatakan ngantuk sekali menyehatkan
karena dari jam 24.00 sampai setelah
melahirkan belum tidur
DO :
Pasien tampak lemas dan sering
menguap

IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik
2. Gangguan pola tidur b.d pola tidur tidak menyehatkan
X. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan Perencanaan Rasional
Keperawatan
1 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Pengkajian skala 1. Untuk mengetahui
agen cidera fisik asuhan keperawatan nyeri PQRST skala nyeri yang
(Abses selama 1 x 8 jam, 2. Ajarkan dirasakan pasien
mandibula) diharapkan skala penggunaan teknik 2. Untuk
nyeri berkurang, non farmakologis mengurangi nyeri
dengan kriteria teknik nafas dalam yang dirasakan
hasil: 3. Anjurkan pasien pasien
1. Keadaan umum untuk banyak 3. Untuk
baik istirahat untuk mengurangi nyeri
2. Ekspresi wajah membantu yang dirasakan
tidak tampak penurunan nyeri pasien
menahan nyeri 4. Kolabrorasi 4. Untuk
3. Tidak mengerang dengan dokter mengurangi dan
atau menangis untuk mengatasi mengatasi nyeri
4. Nyeri tidak terjadi nyeri yang dirasakan
dalam waktu yang 5. Edukasi pasien pasien
lama dan keluarga 5. Supaya pasien dan
mengenai keluarga tahu
management nyeri bagaimana cara
mengatasi nyeri
yang benar
2 Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Monitor pola tidur 1. Untuk
tidur b.d pola ashan keperawatan pasien mengetahui
tidur tidak selama 1x 8 jam 2. Anjurkan pasien bagaimana pola
menyehatkan diharapkan pola untuk memantau tidur pasien
tidur menjadi baik, pola tidur 2. Untuk mengatur
dengan kriteria 3. Ajarkan kepada pola tidur pasien
hasil: pasien teknik 3. Untuk membantu
1. Kualitas tidur relaksasi untuk mengatasi
baik membantu masalah pola
2. Perasaan segar mengatasi pola tidur pasien
setelah tidur tidur 4. Untuk
4. Edukasi kepada memberikan
pasien dan pengetahuan
keluarga tentang kepada keluarga
pentingnya tidur dan pasien akan
manfaat tidur

XI. IMPLEMENTASI
Hari/ No. Tanda
Jam Implementasi Respon
Tanggal Dx Tangan
Senin 13 08.00 1,2 Mengatur cairan yang masuk DS : Riska
Januari lewat infus Pasien mengatakan
2020 cairan infus tidak
menentes
DO :
- Cairan infus
tampak tidak
menentes
- Caran infus
menetes 20 tpm
dengan lancar
10.00 2 Melatih teknik relaksasi nafas DS: Riska
dalam pada pasien Pasien
mengatakanngantuk
sekali dan pingin tidur
saat bayinya sudah
tidur
DO :
- Pasien tampak
berbaring lemas
ditempat tidur
- Pasien tampak
sering menuap

11.00 1,2 Mengajarkan teknik relaksasi DS : Riska


guide imagery pada pasien Pasien mengatakan
nyeri pada jaitan di
daerah jalan lahir,
nyeri dengan skala 3,
nyeri hilang timbul,
hilang saat dibuat
istirahat dan timbul
saat dibuat bergerak,
nyeri seperti tertusuk-
tusuk benda tajam
DO :
- Pasien tampak
berbaring di tempat
tidur
- Ekspesi wajah
pasien tampak
merintih menahan
nyeri
12.00 1,2 Melakukan pengecekan tanda- DS: Riska
tanda vital pasien Pasien mengatakan
cemas takut
pembengkakan yang
terjadi di pipi berefek
pada kehamilanya juga
DO:
- Pasien tampak
cemas
- Tekanan darah:
120/80 mmHg
- Nadi: 88 x/menit
- Suhu: 36,5oC
- Respirasi 20
x/menit
13.00 1,2 Memberikan edukasi kepada DS: Riska
pasien dan keluarga tentang Pasien mengatakan
manfaat tidur pingin ikut tidur saat
bayinya juga sudah
tidur,
DO:
- Pasien tampak
lemas
- Pasien
mendengarkan
informasi yang
diberikan perawat
dengan baik
XII. EVALUASI
Hari/ No. Tanda
Jam Evaluasi
Tanggal Dx Tangan
Senin, 13 14.00 1 S: pasien mengatakan nyeri pada jahitan di daerah Riska
Januari jalan lahir masih terasa
2020 O: Skala nyeri 3, pasien tampak berbaring ditempat
tidur, Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 89
x/menit, Suhu 36,5oC, Respirasi 20 x/menit
A: masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Monitor tanda – tanda vital
- Monitor nyeri
- Melatih relaksasi guide imagery

14.00 2 S: Pasien mengatakan belum bisa tidur meskipun Riska


merasakan sudah ngantuk sekali
O: Pasienntampak berbaring ditempat tidur, pasien
tampak sering menguap
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
- Monitor pola tidur pasien
- Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
POST PERSALINAN NORMAL (PARTUS SPONTAN)
A. Pengertian
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masanifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat
kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalahmasa 6 minggu sejak bayi lahir
sampai organ-organ reproduksi sampai kembalike keadaan normal sebelum hamil ( Bobak,
2010).
Post partum adalah masa pulih kembali seperti pra hamil yang dimulai setelah partus
selesai atau sampai kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan pulih kembali
seperti semula masa nifas berlangsung kira-kira hamper 8 minggu (Suwarno, 2008).
Partus di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masaaterm, tidak
terjadi komplikasi, terdapat satu janin presentasi pun"ak kepala dan persalinana selesai
dalam 24 jam (Bobak, 2005).
B. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan dengan
faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila ganglion ini
digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan
ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
C. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupuneksterna
akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.Perubahan-perubahan
alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”.Disamping involusi terjadi
perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang
terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen darikelenjar hipofisis terhadap kelenjar-
kelenjar mamae.Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh
darah yangada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviksialah
segera post partum bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk inidisebabkan oleh
korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yangterdapat pada
endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosisditempat implantasi
plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai
permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium
terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakaiwaktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-
ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yangmerenggang sewaktu kehamilan dan pertu
setelah janin lahir berangsur-angsurkembali seperti sedia kala.
D. Manifestasi Klinis
1. Involusi uterus
Adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan
sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. Setelah plasenta lahir, uterus
merupakan alat yang keras, karena kontraksi ini menyebabkan rasa nyeri/mules-mules
yang disebut after pain post partum terjadi pada hari ke – 2-3 hari.
2. Kontraksi uterus
Intensistas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan berguna untuk mengurangi
volume cairan intra uteri. Setelah 1 – 2 jam post partum, kontraksi menurun stabil
berurutan, kontraksi uterus menjepit pembuluh darah pada uteri sehingga perdarahan
setelah plasenta lahir dapat berhenti.
3. After pain
Terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari ke -3. After pain
meningkat karena adanya sisa plasenta pada cavum uteri, dan gumpalan darah (stoll cell)
dalam cavum uteri .
4. Endometrium
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada stratum
spunglosum, bagian atas setelah 2 – 3 hari tampak bahwa lapisan atas dari stratum
sponglosum yang tinggal menjadi nekrosis keluar dari lochia. Epitelisasi endometrium
siap dalam 10 hari, dan setelah 8 minggu endometrium tumbuh kembali. Epitelisasi
tempat plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan jaringan parut, tetapi endometrium baru,
tumbuh di bawah permukaan dari pinggir luka.
5. Ovarium
Selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur. Masa nifa terjadi pematangan sel telur,
ovulasi tidak dibuahi terjadi mentruasi, ibu menyusui mentruasinya terlambat karena
pengaruh hormon prolaktin.
6. Lochia
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas, sifat lochia
alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit berkembang biak. Jumlah lebih banyak
dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi, berbau anyir, tetapi tidak busuk.
Lochia dibagi dalam beberapa jenis :
a. Lochia rubra
Pada hari 1 – 2 berwarna merah, berisi lapisan decidua, sisa-sisa chorion, liguor amni,
rambut lanugo, verniks caseosa sel darah merah.
b. Lochia sanguinolenta
Dikeluarkan hari ke 3 – 7 warna merah kecoklatan bercampur lendir, banyak serum
selaput lendir, leukosit, dan kuman penyakit yang mati.
c. Lochia serosa
Dikeluarkan hari ke 7 – 10, setelah satu minggu berwarna agak kuning cair dan tidak
berdarah lagi.
d. Lochia alba
Setelah 2 minggu, berwarna putih jernih, berisi selaput lendir, mengandung leukosit, sel
epitel, mukosa serviks dan kuman penyakit yang telah mati.
7. Serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari dan
pinggirnya tidak rata (retak-retak). Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1
jari saja. Vagina saat persalinan sangat diregang lambat laun mencapai ukuran normal
dan tonus otot kembali seperti biasa, pada minggu ke-3 post partum, rugae mulai nampak
kembali.
8. Perubahan pada dinding abdomen
Hari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar karena diregang begitu lama.
Setelah 2 – 3 minggu dinding perut akan kembali kuat, terdapat striae melipat, dastosis
recti abdominalis (pelebaran otot rectus/perut) akibat janin yang terlalu besar atau bayi
kembar.
9. Perubahan Sistem kardiovaskuler
Volume darah tergantung pada jumlah kehilangan darah selama partus dan eksresi cairan
extra vasculer. Curah jantung/cardiac output kembali normal setelah partus
10. Perubahan sistem urinaria
Fungsi ginjal normal, dinding kandung kemih memperlihatkan oedema dan hiperemi
karena desakan pada waktu janin dilahirkan. Kadang-kadang oedema trigonum,
menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urin. Pengaruh
laserasi/episiotomi yang menyebabkan refleks miksi menurun.
11. Perubahan sistem Gastro Intestina;
Terjadi gangguan rangsangan BAB atau konstipasi 2 – 3 hari post partum. Penyebabnya
karena penurunan tonus pencernaan, enema, kekakuan perineum karena episiotomi,
laserasi, haemorroid dan takut jahitan lepas
12. Perubahan pada mammae
Hari pertama bila mammae ditekan sudah mengeluarkan colustrum. Hari ketiga produksi
ASI sudah mulai dan jaringan mammae menjadi tegang, membengkak, lebut, hangat
dipermukaan kulit (vasokongesti vaskuler)
13. Laktasi
Pada waktu dua hari pertama nifas keadaan buah dada sama dengan kehamilan. Buah
dada belum mengandung susu melainkan colustrum yang dapat dikeluarkan dengan
memijat areola mammae. Colustrum yaitu cairan kuning dengan berat jenis 1.030 – 1,035
reaksi alkalis dan mengandung protein dan garam, juga euglobin yang mengandung
antibodi. bayi yang terbaik dan harus dianjurkan kalau tidak ada kontra indikasi
14. Temperatur
Temperatur pada post partum dapat mencapai 38 0C dan normal kembali dalam 24 jam.
Kenaikan suhu ini disebabkan karena hilangnya cairan melalui vagina ataupun keringat,
dan infeksi yang disebabkan terkontaminasinya vagina.
15. Nadi
Umumnya denyut nadi pada masa nifas turun di bawah normal. Penurunan ini akibat dari
bertambahnya jumlah darah kembali pada sirkulasi seiring lepasnya placenta.
Bertambahnya volume darah menaikkan tekanan darah sebagai mekanisme kompensasi
dari jantung dan akan normal pada akhir minggu pertama.
16. Tekanan Darah
Keadaan tensi dengan sistole 140 dan diastole 90 mmHg baik saat kehamilan ataupun
post partum merupakan tanda-tanda suatu keadaan yang harus diperhatikan secara serius.
17. Hormon
Hormon kehamilan mulai berkurang dalam urine hampir tidak ada dalam 24 hari, setelah
1 minggu hormon kehamilan juga menurun sedangkan prolaktin meningkat untuk proses
laktasi
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan USG bila diperlukan
F. Penatalaksanaan
1. Observasi ketat 2 jam post partum untuk mengetahui adanya komplikasi pendarahan atau
tidak
2. 6-8 jam paska persalinan : Istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
3. Hari 1-2 : Memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar, perawatan
payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian informasi
tentang senam nifas
4. Hari ke2 : mulai latihan duduk
5. Hari ke 3 : diperkenalkan latihan berdiri dan jalan.

Anda mungkin juga menyukai