CASE REPORT
PENYUSUN:
Marta Yuliana, S. Ked J510195067
Lana Yusria, S.ked J510195109
PEMBIMBING:
dr. Bambang Sutanto, Sp. An-KIC
dr. Ricka Lesmana Sp. An
dr. Febrian Dwi Cahyo Sp. An M.kes
Menyetujui,
Pembimbing
Mengetahui
Kepala Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UMS
ABSTRAK
Kata Kunci: Anestesi, Anestesi Umum, Lipoma
PENDAHULUAN anestesi, sehingga me-
Anestesi berasal dari bahasa nyebabkan mati rasa di daerah
Yunani, an-, yang berarti “tanpa” dan yang terbatas secara sementara
aisthēsi, yang berarti sensasi (Holmes, (Press, 2015). Perbedaanya
1864). Fungsi anestesi yaitu dengan anestesi regional
penghilang sensasi, oleh karena itu adalah, anestesi lo-kal hanya
anestesi umumnya digunakan untuk memblok sensasi di area
pasien yang akan menjalani operasi. dimana injeksi diberi-kan,
Anestesi dibagi menjadi tiga tanpa mempengaruhi daerah-
kelompok, yaitu: daerah lain yang diinervasi
(1) Anestesi regional memberi-kan oleh saraf tersebut (Peters,
efek mati rasa terhadap saraf 2011).
yang menginervasi beberapa Dalam pembedahan membutuh-
bagian tubuh, melalui injeksi kan tindakan anestesi karena nyeri
anestesi lokal pada sangat mungkin terjadi saat
spinal/epidural, pleksus, atau pembedahan berlangsung. Usaha
secara Bier block (Mohyeddin, penanggulangan nyeri terutama nyeri
2013). akut akibat trauma atau bedah,
(2) Anestesi general melibatkan dilakukan untuk memperpendek fase
hilangnya kesadaran secara akut/katabolitik pasca trauma atau
penuh. Anestesi umum dapat bedah sehingga pasien segera
diberikan kepada pasien memasuki fase anabolik dan proses
dengan injeksi intravena atau penyembuhan luka lebih cepat (Press,
melalui inhalasi (Royal College 2015).
of Physicians (UK), 2011). Indikasi anestesi general adalah
(3) Anestesi lokal secara re- pasien yang memiliki alergi anestesi
versibel menghambat kon- lokal/regional sebelumnya, pasien
duksi saraf di dekat pem-berian dengan gangguan kejiwaan, pasien
yang menolak dilakukan anestesi
lokal/regional, pasien yang tampak perdarahan pada kassa
membutuhkan posisi tertentu, tersebut. Pasien berespon nyeri pada
pembedahan yang lama, luas dan tangan kiri bila disentuh. Pasien dalam
ekstensif, pembedahan dimana anestesi kondisi mabuk dan dibacok dengan
lokal tidak praktis atau memuaskandan golok tadi malam. Luka pada
penderita dengan pengobatan punggung tangan kiri, berdarah dan
antikoagulan. Kontraindikasi mutlak paha kaki kiri. Tidak memiliki riwayat
dilakukan anestesi umum yaitu penyakit penyerta.
dekompresi kordis derajat III – IV, AV
Pada pemeriksaan fisik tidak
blok derajat II – total (tidak ada
didapatkan adanya kelainan. Tidak ada
gelom-bang P). Kontraindikasi Relatif
gangguan menelan. Buka mulut lebar
berupa hipertensi berat/tak ter-kontrol
dan pergerakan kepala leher bebas.
(diastolik >110), DM tak terkontrol,
Pasien memiliki riwayat kebiasaan
infeksi akut, sepsis, Glumerulo Nefritis
merokok dan minum minuman keras.
Akut (Dewoto, 2012).
Pemeriksaan penunjang Lab
Vulnus caecum adalah luka darah rutin (AL 18,8 Naik), (Hb 10,9
yang disebabkan oleh benda tajam Turun), Angka trombosit, PT, APTT,
seperti gergaji, kapak dan golok. Tepi SGOT, Kreatinin, GDS, HbsAg dan
luka tajam dan rata, luka sering EKG dalam batas normal. BB 90 kg
terkontaminasi, karena itu kemung- dengan tinggi 170 cm. luka nyeri
kinan infeksi lebih besar. (Ansori, tersebut didiagnosis dengan Ruptur
2015). tendo extensor digiti IV manus
sinistra. Pasien direncanakan operasi
LAPORAN KASUS
repair tendo. Estimasi operasi sekitar
Seorang laki-laki berusia 24 60 menit dengan perkiraan perdarahan
tahun, datang ke Instalasi Gawat 100 ml.
Darurat dengan luka terbacok pada Saat dikamar operasi kondisi
tangan kiri. Luka terbalut kassa dan pasien stabil. Tekanan darah sebelum
induksi 160/66 mmHg, nadi 116 Anamnesis dilakukan secara
x/menit, suhu 36,6 °C, SpO2 98%. allonamnesis
Operasi berlangsung selama 60 menit a. Keluhan utama
dan perdarahan sebanyak 100 ml. Luka terbacok serta terasa
kondisi hemodinamik selama operasi nyeri pada tangan kiri
stabil dan tidak terjadi peningkatan b. Riwayat penyakit sekarang
tekanan darah dan nadi signifikan. TD Luka terbacok pada punggung
saat induksi 100/70 mmHg, N 102 tangan kiri dan paha kaki kiri
x/menit, suhu 36,7 °C, RR 20 x/menit. , nyeri punggung tangan kiri
Selama operasi berkisar TD 110- jika disentuh dan tampak
130/70-90 mmHg. N 78-100 x/menit. perdarahan. Pasien dalam
kondisi mabuk dan dibacok
Kondisi pasien pasca operasi
dengan golok tadi malam.
TD 130-140/90-100 mmHg, N 100-90
c. Riwayat penyakit dahulu atau
x/menit, SpO2 98-99%, pasien
penyulit tindakan anestesi
mengeluh nyeri dengan skala nyeri 4-
1). Riwayat alergi : tidak ada
5.
data
A. PRE OPERATIF 2). Riwayat diabetes mellitus
1. IDENTITAS PASIEN : disangkal
Jenis Kelamin : Laki-Laki 3). Riwayat penyakit paru
Usia : 24 tahun kronis : disangkal
Diagnosis pre-operatif : Ruptur 4). Riwayat penyakit jantung :
tendo extensor digiti IV manus disangkal
sinistra 5). Riwayat Hipertensi :
Macam Operasi : Operasi Repair disangkal
tendo 6). Riwayat penyakit hati :
disangkal
2. ANAMNESIS
7). Riwayat penyakit ginjal :
disangkal
8). Riwayat asma : disangkal 2). Kesadaran : Somnolen
d. Riwayat penggunaan obat : 3). Skala Nyeri : -
1). Riwayat alergi obat : tidak 4). TD : 160/66 mmHg
ada data 5). Nadi : 116 x/menit
2). Riwayat pengobatan 6). Respirasi : -
sebelumnya : tidak ada 7). Suhu : 36,6 °C
data 8). Saturasi O2 : 98%
e. Riwayat anestesi/operasi : b. Pemeriksaan Fisik
1) Riwayat anestesi 1). Status Gizi
sebelumnya : tidak ada a). BB : 90 kg
data b). TB : 170 cm
2). Riwayat operasi 2). Pemeriksaan kepala dan
sebelumya : tidak ada data leher
f. Riwayat kebiasaan a). Mata : Edem palpebral
1). Riwayat merokok : diakui (-), konjungtiva tidak
2). Riwayat minum alcohol : anemis, sclera tidak
diakui ikterik
3). Riwayat konsumsi b). Mulut : Gigi Palsu (-),
narkotika : tidak ada data Gigi goyang (-)
g. Riwayat Keluarga c). Hidung : pernapasan
1). Riwayat asma : tidak ada cuping hidung (-)
data d). Mandibula : Fraktur (-),
2). Riwayat diabetes mellitus gerakan sendi temporo
: tidak ada data mandibularis tidak
terbatas
3. PEMERIKSAAN FISIK e). Leher : Pergerakan
a. Status Generalis (Saat masuk leher normal (fleksi
Rumah Sakit) dan ekstensi),
1). keadaan umum : Lemas gangguan menelan (-),
peningkatan JVP (-), e. Pemeriksaan Ekstremitas :
pembesaran KGB (-), Status batas normal
Pembesaran kelenjar f. Pemeriksaan Kelenjar
tyroid (-), gangguan limfe: Dalam batas normal
bernapas (-), deviasi g. Pemeriksaan Genito-
trakea (-), kontrakaksi urinarius : Dalam batas
otot pernapasan tam- normal
bahan m.sternokleido- 4. STATUS LOKALIS
mastoideus (-) a). Ekstremitas atas (Manus) :
c. Pemeriksaan Thorak : 1) Inspeksi :warna
Paru-paru : simetris (+/+), kulit setempat tidak
ketertinggalan gerak (-/-), pucat, warna kulit
fremitus paru kanan sama didaerah distal tidak
dengan paru kiri, sonor di pucat, hematom (+),
kedua lapang paru, sdv deformitas (-)
(+/+), rhonki (-/-), 2) Palpasi :teraba
wheezing (-/-). hangat, refilling
Jantung : ictus cordis capiller < 3 detik,
tidak tampak, ictus cordis nyeri tekan (+), tidak
teraba namun tidak kuat teraba adanya
angkat, batas jantung penonjolan/
normal, BJ I/II murni diskontuinitas
regular, murmur (-) tulang, krepitasi (-)
d. Pemeriksaan Abdomen: 3) Move :gerakan aktif
asites (-), massa (-), dorsofleksi digiti IV
distended (-), peristaltik (-), gerakan pasif
(+), BU (+), turgor kulit digiti IV nyeri (-)
baik dan krepitasi (-),
gerakan jari-jari lain ASA II (Pasien dengan penyakit
(+) normal, sistemik ringan dan tidak ada
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG keterbatasan fungsional).
Darah Rutin
AL 18,8 7. PENATALAKSAAN
Hb 10,9 Berdasarkan anamnesis dan
AT 230 pemeriksaan fisik, maka :
PT 11,7 a).Diagnosis pre operatif: Ruptur
APTT 30,4 tendoextensor digiti IV manus
SGOT 23 sisnistra
Kreatinin 0,7 b).Status Operatif: ASA II,
GDS 100,2 Mallampati I
HbsAg Negatif c). Jenis Operasi: Repair Tendo
EKG irama sinus, HR 110 d).Jenis Anastesi : Anestesi
x/menit Umum dengan intubasi
Rontgen Wrist Joint kiri : lusensi endotracheal tube
linier inkomplit pada OS e). Persiapan operasi
metacarpal digiti IV manus 1). Pro Repair Tendon
sinistra menyokong gambaran 2). Informed Consent Operasi
fraktur linear inkomplit. 3). Informed Consent
CT SCAN : tak tampak infark, Pembiusan
perdarahan maupun SOL 4). Pemasangan infus 6 jam
intracranial, tak tampak fraktur sebelum operasi dilakukan.
pada os cranium yang terlihat. 5). Intravena fluid drip (IVFD)
RL 20 tpm dengan
6. STATUS FISIK ASA menggunakan IV cath no
Laki-laki usia 24 tahun dengan 20, dan dipasang dengan
vulnus caecum pada tangan kiri menggunakan three way.
dan paha kiri dengan status fisik
f). Persiapan pasien notrixum 20 mg dan
1). Pasien dipuasakan selama ketorolac 60 mg.
6-8 jam. b). Persiapan pasien
2). Makanan tidak berlemak 1). Pemeriksaan konfirmasi
diperbolehkan 5 jam identitas pasien
sebelum induksi anestesi. 2). Konfirmasi jenis operasi
3). Minuman air putih dan pemeriksaan lokasi
diperbolehkan sampai 3 operasi
jam sebelum induksi 3). Pemantauan peralatan
Premedikasi yang menempel pada
- Analgetik : pethidine 50 mg pasien
1. PRE ANESTESI (sphygmomanometer
a). Persiapan Alat dan Obat digital, oxymetri)
Anestesi Umum 4). Pemeriksaan akses IV
1). Mempersiapkan mesin
2. INDUKSI ANESTESI
anestesi, sirkuit anestesi,
a). Akses IV: Memasukkan
face mask, monitor,
Petidin 50 mg Propofol
tensimeter, saturasi serta
100 mg cek refleks bulu
mengecek tabung O2, N2O,
mata, jika telah (-)
sevoflurane, dan isoflurane
pasang face mask dan mulai
2). Mempersiapkan stetoskop,
ambu O2 3 L/menit, N2O 3
laringoskop (lampu
L/menit dan isofluran 2 vol
menyala dan terang), ETT
% (sambil tetap memompa
jenis non kinking ukuran6 ;
sampai airway bagus)
6,5; dan 7, orofaring tube
artracurium 20 mg setelah
ukuran 8 cm, dan suction.
obat mulai bekerja + 3
3). Mempersiapkan propofol
menit, perhatikan pergera-
100 mg, fentanil 50 mg,
kan dada naik dan simetris L/menit, isoflurane 2 vol%
segera lakukan intubasi dan N2O 3 L/menit.
b). Intubasi : Lepas face mask,
3. DURANTE OPERATIF /
pegang laringoskop dengan
MAINTENANCE
tangan kiri, masukkan
1. Inhalasi: O2 3 L/menit,
laringoskop dari sisi mulut
isoflurane 2 vol% dan N2O
bagian kanan geser ke kiri
3 L/menit
(dapat meminta bantu pada
Selama Operasi
asisten untuk membuka
mulut pasien dan melakukan Maintenance =2mg/kgBB/jam x BB