Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Cendikia Muda

Volume 2, Nomor 3, September 2022


ISSN : 2807-3469

PENERAPAN GUIDED IMAGERY (IMAJINASI TERBIMBING) TERHADAP SKALA NYERI


PASIEN THALASEMIA DAN DISPEPSIA DI RSUD JEND. AHMAD YANI KOTA METRO

IMPLEMENTATION OF GUIDED IMAGERY ON PAIN SCALE OF THALASEMIA AND


DYSPEPSIA PATIENTS IN RSUD JEND. AHMAD YANI METRO CITY

Nurul Kencana Wati1, Tri Kesumadewi2, Anik Inayati3


1,2,3
Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro
Email: nurulkencana29@gmail.com

ABSTRAK

Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
kerusakan jaringan yang bersifat subjektif. Nyeri merupakan gejala yang sering dialami pada
penderita thalasemia dan dispepsia. Salah satu penanganan untuk nyeri yaitu dengan guided
imagery. Guided imagey suatu relaksasi menggunakan imajinasi seseorang yang bertujuan untuk
mencapai ketenangan dan ketentraman sehingga dapat mengontrol atau mengurangi nyeri.
Rancangan karya tulis ilmiah ini menggunakan desain studi kasus (case study). Subjek yang
digunakan yaitu 2 pasien dengan thalasemia dan dispepsia yang mengalami nyeri dengan kategori
sedang. Penerapan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) selama 3 hari. Analisa data dilakukan
menggunakan analisis deskriptif dengan melihat skala nyeri sebelum dan setelah penerapan. Hasil
penerapan menunjukkan bahwa setelah dilakukan penerapan guided imagery, terjadi penurunan
skala nyeri pada kedua subyek penerapan, yaitu pada subyek I (Ny. I) dari skala nyeri 4 menjadi
skala 1 dan pada subyek II (Ny. M) dari skala nyeri 5 menjadi skala 1. Bagi pasien yang
mengalami masalah nyeri hendaknya dapat melakukan penerapan guided imagery secara mandiri
untuk membantu menurunkan skala nyeri sehingga memberikan rasa nyaman pada pasien.

Kata Kunci : Dispepsia, Guided Imagery, Nyeri, Thalasemia.

ABSTRACT

Pain is an unpleasant sensory and emotional experience resulting from subjective tissue damage.
Pain is a symptom that is often experienced in patients with thalassemia and dyspepsia. One of the
treatments for pain is guided imagery. Guided imagery a relaxation using one’s imagination that
aims to achieve calm and tranquility so that it can cntrol or reduce pain. The design of this
scientific paper uses a case study design. The subjects used were 2 patients with thalassemia and
dyspepsia who experienced moderate pain. The application is done 2 times a day (morning and
evening) for 3 days. Data analysis was carried out using descriptive analysis by looking at the pain
scale before and after application. The results of the application showed that after the application
of guided imagery, there was a decrease in the pain scale in the two application subjects, namely in
subject I (Mrs. I) from a pain scale of 4 to scale 1 and in subject II (Mrs. M) from a pain scale of 5
to scala 1. For patients who experience pain problems, they should be able to apply guided
imagery independently to help reduce the pain scale so as to provide a sense of comfort for the
patient.

Keywords : Dyspepsia, Guided Imagery, Pain, Thalassemia.

Wati, Penerapan Guided Imagery 375


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 3, September 2022

PENDAHULUAN hanya 10-20% yang menggunakan


Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik pertolongan medis. Prevalensi dispepsia
dan emosional yang tidak menyenangkan di Negara Barat mencapai 1-8%.
akibat dari kerusakan jaringan yang Prevalensi dispepsia di Indonesia
bersifat subjektif. Keluhan sensorik yang mencapai 40-50%. Pada usia 40 tahun
dinyatakan seperti pegal, linu, ngilu, dan diperkirakan terjadi sekitar 10 juta jiwa
seterusnya dapat dianggap sebagai atau 6,5% dari total populasi penduduk.
1
modalitas nyeri . Pada tahun 2020 diperkirakan angka

Nyeri merupakan gejala yang sering kejadian dispepsia terjadi peningkatan

dialami pada penderita thalasemia dan dari 10 juta jiwa menjadi 28 jiwa setara

dispepsia. Thalasemia akan terlihat dengan 11,3% dari keselurahan penduduk

setelah penderita mamasuki gajala awal, di Indonesia5.

seperti lemas, pusing, dan nyeri di bagian Berdasarkan data medical record di
2
perut . Sedangkan pada dispepsia Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
ditandai dengan munculnya rasa nyeri Jend. Ahmad Yani Metro pada tahun
pada perut bagian atas3. 2020, kasus dispepsia menempati urutan

Thalasemia merupakan salah satu ke-7 dari 10 besar penyakit rawat inap

penyakit akibat kelainan genetik. RSUD Jend. A Yani Kota Metro dengan

Berdasarkan data terdapat sekitar 7% 362 penderita6.

populasi dunia sebagai pembawa sifat Nyeri merupakan fenomena


Thalasemia dengan kematian sekitar multidimensional sehingga sulit untuk
50.000–100.000 anak dimana 80% nya didefinisikan. Nyeri merupakan
terjadi di negara berkembang. Indonesia pengalaman personal dan subjektif, dan
merupakan negara yang berada dalam tidak ada dua individu yang merasakan
sabuk Thalasemia dengan prevalensi nyeri dalam pola yang identik (sama)7.
karier Thalasemia mencapai sekitar 3,8% Masalah yang dapat terjadi apabila nyeri
dari seluruh populasi. Berdasarkan data tidak teratasi yaitu akan mempengaruhi
dari Yayasan Thalasemia Indonesia, perilaku dan aktivitas sehari-hari,
terjadi peningkatan kasus thalasemia ditandai dengan klien sering kali
yang terus menerus sejak tahun 2012 dari meringis, mengerutkan dahi, menggigit
4896 penderita hingga tahun 2018 dahi, menggigit bibir, gelisah,
5
menjadi 8761 penderita . imobilisasi, mengalami ketegangan otot,

Angka kejadian dispepsia secara global, melakukan gerakan melindungi bagian

prevalensinya mencapai 7- 41%, tetapi tubuh sampai dengan menghindari


percakapan, menghindari kontak sosial,

Wati, Penerapan Guided Imagery 376


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 3, September 2022

dan hanya fokus pada aktivitas studi kasus yaitu pasien thalasemia dan
menghilangkan nyeri, klien kurang dispepsia yang mengalami nyeri.
berpartisipasi dalam aktivitas rutin, Instrumen yang digunakan dalam
seperti mengalami kesulitan dalam pengumpulan data meliputi lembar

melakukan tindakan kebersihan normal observasi hasil pengukuran skala nyeri


numerik (0-10). Penerapan guided
serta dapat mengganggu aktivitas sosial
imagery (imajinasi terbimbing) akan
dan hubungan seksual8.
diberikan selama 15 menit dilakukan 2
Penatalaksanaan nyeri terbagi menjadi kali sehari dalam 3 hari dengan
dua, yaitu dengan pendekatan berpedoman dari standar operasional
farmakologis dan nonfarmakologis. prosedur.
Analgesik merupakan metode
penanganan nyeri yang paling umum dan HASIL
sangat efektif. Walaupun analgesik Gambaran subyek penerapan yang
sangat efektif untuk mengatasi nyeri, didapatkan pada saat pengkajian sesuai
namun hal tersebut akan berdampak dengan tahapan rencana penerapan
kecanduan obat dan akan memberikan adalah sebagai berikut:
efek samping obat yang berbahaya bagi Tabel 1
pasien. Secara nonfarmakologis Gambaran Subjek I
Data Subyek I
penatalaksanaan nyeri terdiri dari teknik
Inisial Ny. I
distraksi, berdoa, relaksasi, musik, Usia 27 tahun
Jenis kelamin Perempuan
biofeedback, dan imajinasi terpimpin
Pekerjaan Wiraswasta
(guided imagery)9. Keluhan Nyeri Klien mengatakan
(PQRST) nyeri diseluruh tubuh,
Guided imagery adalah suatu teknik klien mengatakan nyeri
seperti tertusuk-tusuk,
relaksasi menggunakan imajinasi
klien mengatakan nyeri
seseorang dalam suatu cara yang hilang timbul dengan
skala nyeri 4, klien
dirancang secara khusus untuk mencapai mengatakan nyeri
efek positif yang menyebabkan tubuh bertambah saat
beraktivitas dan
menjadi rileks dan nyaman1. berkurang saat
beristirahat.
Tujuan penerapan guided imagery ini Pengalaman Klien mengatakan
adalah untuk menurunkan skala nyeri Nyeri sering merasakan nyeri
Sebelumnya diseluruh tubuh.
pada pasien thalasemia dan dispepsia.
Tabel 2
METODE Gambaran Subyek II
Data Subyek II
Desain karya tulis ilmiah ini Inisial Ny. M
menggunakan desain stadi kasus (case Usia 62 tahun
Jenis kelamin Perempuan
study). Subyek yang digunakan dalam Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Wati, Penerapan Guided Imagery 377


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 3, September 2022

Keluhan Nyeri Klien mengatakan PEMBAHASAN


(PQRST) nyeri pada ulu hati,
klien mengatakan nyeri
1. Karakteristik Subyek
seperti ditusuk-tusuk, a. Usia
klien mengatakan nyeri
Subyek yang terlibat dalam
hanya dibagian ulu
hati, klien mengatakan penerapan ini yaitu berusia 27 dan
nyeri hilang timbul,
dengan skala nyeri 5 62 tahun. Usia dapat mengubah
Pengalaman Klien mengatakan baru persepsi dan pengalaman nyeri.
Nyeri pertama kali merasakan
Sebelumnya nyeri pada bagian perut Terdapat beberapa variasi dalam
atau ulu hati. batas nyeri yang dikaitkan dengan
kronologis usia, namun tidak ada
Penerapan guided imagery ini dilakukan
bukti terkini yang berkembang
pada dua subyek mengalami masalah
secara jelas. Individu dewasa
keperawatan nyeri selama 3 hari yaitu
mungkin tidak melaporkan adanya
pada tanggal 05 sampai 07 dan tanggal
nyeri karena takut bahwa hal
12 sampai 14 bulan Juli tahun 2021.
tersebut mengindikasikan
Skala nyeri sebelum dan setelah
diagnosis yang buruk7.
penerapan guided imagery pada kedua
subyek dapat dilihat pada tabel dibawah Hasil penelitian sebelumnya
ini. menunjukan bahwa intensitas nyeri
Tabel 3 lebih tinggi pada pasien usia lebih
Intensitas Nyeri Subyek I tua daripada pasien dewasa muda,
Sebelum dan Setelah Penerapan
Guided Imagery lanjut usia (lansia) berespon
Subyek I (Ny. I) terhadap nyeri dapat berbeda
Hari Pagi Sore dengan cara berespon orang yang
Sblm Stlh Sblm Stlh
Penerapan berusia lebih muda. Beberapa
4 3 4 2
Hari ke-1 faktor yang memengaruhi respon
Penerapan
3 2 2 2 orang tua antara lain orang tua
Hari ke-2
Penerapan berpendapat bahwa nyeri yang
2 1 1 1
Hari ke-3
terjadi merupakan sesuatu yang
harus mereka terima, kebanyakan
Tabel 4
Intensitas Nyeri Subyek II orang tua takut terhadap efek
Sebelum dan Setelah Penerapan samping obat dan menjadi
Guided Imagery
ketergantungan, sehingga mereka
Subyek II (Ny. M)
Hari Pagi Sore tidak melaporkan nyeri atau
Sblm Stlh Sblm Stlh menanyakan obat untuk
Penerapan 5 5 4 3 menghilangkan nyeri10.
Hari ke-1
Penerapan 3 3 3 2 Berdasarkan uraian diatas, menurut
Hari ke-2
Penerapan 2 1 1 asumsi penulis intensitas nyeri
1
Hari ke-3

Wati, Penerapan Guided Imagery 378


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 3, September 2022

lebih tinggi pada pasien usia lebih sebelumnya membuat seseorang


tua daripada pasien dewasa muda. mengadopsi mekanisme koping
Subyek yang terlibat dalam yang bisa digunakan pada episode
penerapan ini yaitu Ny. I berusia nyeri berikutnya7.
27 dalam kategori dewasa muda
Hasil penelitian sebelumnya
dan Ny. M berusia 62 tahun dalam
menunjukan bahwa seseorang
kategori lansia.
yang tidak pernah mengalami nyeri
b. Jenis Kelamin sebelumnya lebih tinggi daripada
Kedua subyek dalam penerapan responden yang pernah mengalami
berjenis kelamin perempuan. Jenis nyeri sebelumnya. Responden
kelamin dapat menjadikan faktor yang pernah mengalami nyeri
yang signifikan dalam respons sebelumnya memiliki intensitas
nyeri, pria lebih jarang melaporkan nyeri yang lebih rendah
nyeri dibandingkan wanita. Di dibandingkan yang tidak pernah
beberapa budaya di Amerika mengalami nyeri sebelumnya,
Serikat, pria diharapkan lebih karena nyeri sebelumnya berhasil
jarang mengekspresikan nyeri dihilangkan, maka akan lebih
dibandingkan wanita. Hal ini tidak mudah bagi individu tersebut
berarti bahwa pria jarang untuk melakukan tindakan-
merasakan nyeri, hanya saja tindakan yang diperlukan untuk
mereka jarang memperlihatkan hal menghilangkan nyeri10.
itu7.
Berdasarkan uraian diatas, menurut
c. Pengalaman Nyeri yang lalu asumsi penulis intensitas nyeri
Subyek I (Ny. I) mengatakan lebih tinggi pada seseorang yang
sering merasakan nyeri diseluruh belum pernah mempunyai
tubuh. Sedangkan subyek II (Ny. pengalaman nyeri sebelumnya.
M) mengatakan baru pertama kali Subyek II (Ny. M) belum pernah
merasakan nyeri pada bagian perut merasakan nyeri seperti yang saat
atau ulu hati. Pengalaman ini subyek rasakan, sehingga
sebelumnya mengenai nyeri intensitas nyeri subyek II (Ny. M)
mempengaruhi persepsi akan nyeri lebih tinggi daripada subyek I (Ny.
yang akan dialami saat ini. I) yang sudah memiliki
Individu yang memiliki pengalaman nyeri sebelumnya.
pengalaman negatif dengan nyeri
2. Skala Nyeri Sebelum Penerapan
pada masa kanak-kanak dapat
Pada saat penulis melakukan
memiliki kesulitan untuk
pengkajian skala nyeri pada subyek I
mengelola nyeri. Pengalaman nyeri
(Ny. I) di hari pertama sebelum

Wati, Penerapan Guided Imagery 379


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 3, September 2022

penerapan yaitu skala 4, skala nyeri imajinasi terpimpin (guided


sebelum penerapan hari kedua yaitu imagery)9.
skala 3, skala nyeri sebelum
3. Skala Nyeri Setelah Penerapan
penerapan hari ketiga yaitu skala 2. Skala nyeri kedua subyek setelah
Sedangkan skala nyeri pada subyek II penerapan mengalami penurunan,
(Ny. M) di hari pertama sebelum yaitu skala nyeri subyek I (Ny. I) pada
penerapan yaitu skala 5, skala nyeri hari pertama menjadi skala 2, hari
sebelum penerapan hari kedua tetap kedua menjadi skala 2, dan hari
skala 3, skala nyeri sebelum ketiga menjadi skala 1. Sedangkan
penerapan hari ketiga yaitu skala 2. skala nyeri subyek II (Ny. M) setelah
Nyeri merupakan fenomena pada hari pertama menjadi skala 3,
multidimensional sehingga sulit untuk hari kedua menjadi skala 2, dan hari
didefinisikan. Nyeri merupakan ketiga menjadi skala 1.
pengalaman personal dan subjektif, Guided imagery adalah suatu relaksasi
dan tidak ada dua individu yang menggunakan imajinasi seseorang
merasakan nyeri dalam pola yang dalam suatu cara yang dirancang
identik (sama)7. Masalah yang dapat secara khusus untuk mencapai efek
terjadi apabila nyeri tidak teratasi positif yang menyebabkan tubuh
yaitu akan mempengaruhi perilaku menjadi rileks dan nyaman1.
dan aktivitas sehari-hari, ditandai
Manfaat guided imagery diantaranya
dengan klien sering kali meringis,
untuk mengontrol atau mengurangi
mengerutkan dahi, menggigit dahi,
nyeri, untuk mencapai ketenangan dan
menggigit bibir, gelisah, imobilisasi,
ketentraman, imajinasi juga
mengalami ketegangan otot,
membantu dalam pengobatan kondisi
melakukan gerakan melindungi
kronis seperti asma, hipertensi,
bagian tubuh sampai dengan
gangguan fungsi berkemih, sindrom
menghindari percakapan, menghindari
premenstruasi dan menstruasi,
kontak sosial, dan hanya fokus pada
gangguan gastrointestinal seperti
aktivitas menghilangkan nyeri, klien
irritable bowel syndrome, ulcerative
kurang berpartisipasi dalam aktivitas
colitis, dan rheumatoid arthritis9.
rutin, seperti mengalami kesulitan
dalam melakukan tindakan kebersihan Fisiologi guided imagery terhadap
normal serta dapat mengganggu nyeri yaitu relaksasi dengan teknik
aktivitas sosial dan hubungan guided imagery akan membuat tubuh
8
seksual . Salah satu penatalaksanaan lebih rileks dan nyaman dalam
nyeri yang dapat dilakukan yaitu tidurnya. Dengan melakukan nafas
dalam secara perlahan, tubuh akan

Wati, Penerapan Guided Imagery 380


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 3, September 2022

menjadi lebih rileks. Perasaan rileks menurunkan skala nyeri pada pasien
akan diteruskan ke hipothalamus post operasi apendiktomi dengan nilai
sebagian lagi dikirim kekorteks p value 0,0002.
serebri. Sehingga pada korteks serebi
Hasil penelitian selanjutnya tentang
akan terjadi asosiasi pengindraan.
penerapan terapi guided imagery
Pada hipotalamus hal-hal yang
terhadap penurunan nyeri pada pasien
menyenangkan akan diproses menjadi
post operasi apendiktomi di RSUD
sebuah memori. Ketika terdapat
RA Kartini Jepara, selama 15 menit
rangsangan berupa imajinasi yang
dilakukan 2 kali sehari dalam 3 hari.
menyenangkan memori yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tersimpan akan muncul kembali dan
penerapan terapi guided imagery
menimbulkan suatu persepsi, dari
efektif dalam penurunan nyeri11.
hipotalamus rangsangan yang telah
mempunyai makna dikirim Berdasarkan hasil penerapan guided
keamigdala yang akan membentuk imagery selama 3 hari terjadi
pada respon yang sesuai dengan penurunan intensitas nyeri pada kedua
makna rangsangan yang diterima. subyek. Hal ini terjadi karena guided
Sehingga subjek akan lebih mudah imagery akan membuat tubuh lebih
untuk mengasosiasikan dirinya dalam rileks dan nyaman dalam tidurnya.
menurunkan sensasi nyeri yang Dengan melakukan nafas dalam
dialami11. secara perlahan, tubuh akan menjadi
lebih rileks. Sehingga subjek akan
Hasil penerapan ini relevan dengan
lebih mudah untuk mengasosiasikan
penelitian sebelumnya tentang
dirinya dalam menurunkan sensasi
efektivitas penerapan guided imagery
nyeri yang dialami.
terhadap penurunan rasa nyeri pasien
gastritis, menunjukkan bahwa guided KESIMPULAN
imagery berpengaruh terhadap Skala nyeri kedua subyek setelah
penurunan rasa nyeri pada pasien penerapan guided imagery selama 3 hari
gastritis dengan nilai p value 0,00012. mengalami penurunan, yaitu menjadi
Penelitian lain tentang efektifitas skala 1.
terapi imajinasi terbimbing dan terapi
DAFTAR PUSTAKA
musik terhadap penurunan skala nyeri
1. Muttaqin, A. (2011). Asuhan
pada pasien post operasi apendiktomi Keperawatan Klien dengan
akut di ruang rawat bedah RSUD dr. Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta: Salemba Medika.
Achmad Darwis Suliki, menunjukkan
2. Amelia, R., Labellapansa, A., &
bahwa terapi imajinasi terbimbing dan Siswanto, A. (2018). Sistem Pakar
terapi musik efektif dalam Sebagai Alat Bantu Untuk Pendekatan

Wati, Penerapan Guided Imagery 381


Jurnal Cendikia Muda, Volume 2, Nomer 3, September 2022

Diagnosis Penyakit Thalasemia Pada 12. Sumariadi, S., et all. (2021).


Anak Menggunakan Metode Efektivitas Penerapan Guided
Dempster-Shafer. IT Journal Imagery terhadap Penurunan Rasa
Research and Development, 2(2), 14- Nyeri Pasien Gastritis. Jurnal
23. Penelitian Perawat Profesional, 3(1),
199-206.
3. Lingga, L. (2012). Health Secret of
Pepper. Jakarta: Gramedia.
4. Kemenkes RI. (2019). Hari Talasemia
Sedunia 2019 : Putuskan Mata Rantai
Talasemia Mayor-Direktorat P2PTM.
5. Maresa, T., & Salmiyati, S. (2019).
Hubungan Tingkat Stres Dan
Keteraturan Pola Makan Dengan
Terjadinya Dispepsia Pada Usia
Produktif Di Puskesmas Depok III
Sleman Yogyakarta. Jurnal Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
6. Medikal Record RSUD Jend. Ahmad
Yani Metro. (2020). 10 Besar
Penyakit Rawat Inap di RSUD Jend.
Ahmad Yani Metro.
7. Black, J M & Hawks, J H. (2014).
Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Buku 1. Jakarta : Salemba Medika.
8. Mubarak, W H., Indrawati, L &
Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar Buku 2. Jakarta:
Salemba Medika.
9. Potter, P A & Perry, A G. (2010).
Fundamentals of Nursing
Fundamental Keperawatan Buku 2
Edisi 7. alih Bahasa: Nggie, A F &
Albar, M. Jakarta: Salemba Medika.
10. Wijaya, I. P. A. (2014). Analisis
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Intensitas Nyeri Pasien Pasca Bedah
Abdomen Dalam Konteks Asuhan
Keperawatan di RSUD. Badung
Bali. Jurnal Dunia Kesehatan, 5(1),
76598.
11. Udkhiyah, A., & Jamaludin, J. (2020).
Penerapan Terapi Guided Imagery
Terhadap Penurunan Nyeri Pada
Pasien Post Operasi Apendiktomi Di
RSUD RA Kartini Jepara. Jurnal
Profesi Keperawatan (JPK), 7(2).

Wati, Penerapan Guided Imagery 382

Anda mungkin juga menyukai