DI SUSUN OLEH:
NAMA:IRIKSAN WIRAPUTRA
NIM: P07120119064
PRODI: D3 KEPERAWATAN
TINGKAT/KLS: 2B
TAHUN 2019/2020
DAFTAR ISI
Daftar isi……………………………………………………………………………...
l. BAB l………………………………………………………………………………
A. Perikarditis ……………………………………………………………………………………....
B. Miokarditis………………………………………………………………………………………....
C. Endokarditis……………………………………………………………………………………….
D. Keperawatan medical bedah …………………………………………………………….
E. Tanda dan gejala…………………………………………………………………………………
F. Konsep asuhan keperawatan infark miokard akut ( IMA) …………………….
ll.BAB ll………………………………………………………………………………………………………....
A. Abdomen……………………………………………………………………..
B. Gejala penyakit abdomen……………………………………………………..
C. Infeksi abdomen……………………………………………………………….
D. Palpasi abdomen………………………………………………………………
E. Asuhan keperawatan pada gangguan endokrinn: diabetes meletus ………….
F. Klasifikasi DM………………………………………………………………..
G. Asuhan keperawatan pasien dengan apendisitis …………………………….
H. Asuhan keperawatan hepatitis………………………………………………..
I. Manifestasi hepatitis akut…………………………………………………….
J. Pemeriksaan abdomen………………………………………………………..
lll.BABA lll……………………………………………………………………………
lVBAB lV…………………………………………………………………………….
A. Definisi penyakit……………………………………………………………..
B. Tanda dan gejala……………………………………………………………..
C. Pentebab penyakit jantung
D. Rencana keperawatan………………………………………………………..
Kesimpulan………………………………………………………………….
Daftar pustaka……………………………………………………………….
BAB 1
MATERI IBU LALE WISNU
A. PERIKARDITIS
Definisi
1) Perikarditis adalah inflamasi pericardium visceral dan parietal (akut dan kronis).
(Marylinn E. Doengoes, 2000: 129).
2) Perikarditis ialah peradangan pericardium viseralis dan parietalis dengan atau
tanpa disertai timbulnya cairan dalam rongga perikard yang baik bersifat transudat
atau eksudat maupun seraosanguinis atau purulen dan disebabkan oleh berbagai
macam penyebab.
a. Etiologi
b. Penyebab idiopatik atau nonspesifik
Infeksi :
1. Bakteri, (mis: streptococcus, stapilokokus, meningokokus, gonokokus)
2. Jamur (mis: riketsia, parasit)
3. Virus (mis: coxsakie, influenza
3. Kelainan jaringan ikat sistemik lupus eritematosus, demam rematik, artritis
rematikpoliarteritis.
4. Keadaan hipersensitivitas-reaksi imun, reaksi obat, serum sickness.
5. Penyakit struktur disekitarnya-infark miokardium , aneurisma dissecting, penyak
6. pleura dan paru (pneumonia).
7. Penyakit neoplasia
4. Sekunder akibat metastatis dari kanker paru , kanker payudara
5. Leukemia
6. Primer (mesotelioma)
8. Terapi radiasi
9. Trauma atau cedera dada
10. Gagal ginjal dan uremia
11. Tuberculosis
Manifestasi Klinis
Nyeri dada seperti ditusuk terutama bila bergerak/napas dalam, berkurang bila
duduk agak membungkuk.
Friction rub: positif.
Nyeri dada substernal/parasternal, menjalar ke bahu/leher dan lengan kiri.
Distensi vena jugularis.
Hepatomegali
Edema ekstremitas bawah.
Sesak napas, denyut jantung meningkat
Bunyi jantung lemah atau normal.
Temperature meningkat
Ewart’s sign ( perkusi pekak di bawah angulus scapula kiri bila ada efusi )
Rontgen toraks : bayangan jantung membesar.
Iso-Enzym Cardiac : meningkat
Pola EKG
ST elevasi pada area yang rusak (strain) ttanpa diikuti perubahan di area
resiprokal.
Kompleks QRS voltase rendah (amplitudo kecil)
Atrium fibrilasi.
PATOFISIOLOGI
KOMPLIKASI
1. Tamponade jantung
Tamponade jantung adalah keadaan yang mengancam nyawa, dimana ditemukan
penekanan pada jantung, akibat terjadi pengumpulan cairan (darah, nanah) atau gas
diruangan perikardium (ruangan antara 2 selaput pelapis jantung), yang disebabkan
karena trauma atau robeknya otot jantung, atau karena perembesan cairan (efusi).
2. Perikarditiskonstriktif
3. Aritmi jantung
4. Nyeri dada berulang-ulang
PEMERIKSAAN DIANGNOSTIK
1. Dapat terdengar bising gesekan ( friction rub ) dengan stetoskop akibat kantong
yang inflamasi bergesekan dengan jantung setiap kali jantung berdenyut.
2. Tanda inflamasi sistemik ( demam, peningkatan laju endap darah, dan
peningkatan hitung leukosit ) dapat terjadi.
3. Ekokardiografi , dapat mengindikasikan akumulasi cairan di kantong
pericardium , efusi pericardial, hipertrofi jantung, disfungsi katup dan dilatasi
ruang.
4. Pemeriksaan EKG menunjukkan iskemia, hipertrofi, blok konduksi dan disritmia.
PENATALAKSANAAN
B. MIOKARDITIS
Definisi
Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari miokardium. (Marylinn E.
Doengoes, 2000: 129).
Miokarditis adalah peradangan jantung yang tidak berkaitan dengan penyakit arteri
koroner atau infark miokard. Miokarditis paling sering terjadi akibat infeksi virus
pada miokardium, tetapi dapat juga disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur yang
sering diduga adalah infeksi coxsackievirus. (Elizabeth J. Corwin, 2009: 502)
ETIOLOGI
Manifestasi Klinis
Komplikasi
Kardiomiopati
Payah jantung kongresif
Efusi pericardial
AV block total
Trobi kardiak
Gagal jantung
Pemeriksaan diagnostik
1) Laboratorium
Dijumpai leukosit dengan polimorfonuklear atau limfosit dominan, bergantung pada
penyebabnya. Pada infeksi parasit ditemukan eosinofilia.
2) Elektrokardiografi (EKG)
Kelainan yang didapat bersifat sementara dan lebih sering ditemukan dibandingkan
kelainan klinis jantungnya.
3) Foto Dada
Ukuran jantung sering membesar walaupun dapat juga normal. Kadang-kadang
disertai kongesti paru.
4) Ekokardiografi
Sering didapatkan hipokinesis kedua ventrikel walaupun kadang-kadang bersifat
regional, terutama di apeks.
Penatalaksanaan
C. Endokarditis
Definisi
Endokarditis adalah inflamasi lapisan endothelial jantung. (Marylinn E. Doengoes,
2000: 129). Endokarditis merupakan peradangan pada katub dan permukaan
jantung. Endokarditis bisa bersifat Staphylococcus aureus
endokarditis rematik dan endokarditis infeksi. Terjadinya endokarditis rematik
disebabkan langsung oleh demam rematik yang merupakan penyakit sistemik
karena infeksi streptokokus. Endokarditis infeksi (endokarditis bakterial) adalah
infeksi yang disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain, sehingga
menyebabkan deformitas bilah katup. (Muttaqin. 2009).
Etiologi
Streptococcus β hemolitik group A
Streptococcus β hemolitik group A
Staphylococcus aureus
Streptococcus viridian
Streptococcus fecalis
Candida
Aspergillus
Basil E. coli.
Manifestasi Klinis
Infark miokard disebabkan oleh nekrosis miokardium akibat perfusi darah yang
tidak adekuat pada jaringan otot jantung. Keadaan ini menyebabkan perubahan
mikroskopis pada jantung dan pelepasan enzim jantung ke dalam aliran darah.
Faktor resiko meliputi pertambahan usia, keadaan hiperkoagulabel, vaskulitis dan
faktor yang menjadi predisposisi aterosklerosis ( Tao, 2014 ).
Infark Miokard Akut (IMA) terjadi jika suplai oksigen yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tidak tertangani dengan baik sehingga menyebabkan kematian sel - sel
jantung tersebut. Berkurangnya suplai oksigen ke miokard karena adanya faktor
pembuluh darah, faktor sirkulasi dan faktor dara
1. Pengkajian
Identitas klien, riwayat kesehatan, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, riwayat psikososial, pemeriksaan fisik.
2.Diagnosa keperawatan
Berdasarkan kriteria WHO maka diagnose dapat ditegakkan apabila didapat dua
dari tiga diagnose diatas.
3.Rencana keperawatan
4.pelaksanaan keperawatan
EKG
Untuk mengantisipasi timbulnya aritmia
Fibrillation treatmen
Menentukan kerusakan otak dan resusitasi serebral
Human mentation
Menentukan fungsi otak apakah normal/dapat pulih kembali.
5.Evaluasi
KESIMPULAN
Infark miokard akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena
sumbatan pada arteri koroner.
IMA dibedakan menjadi 2 yaitu Infark Miokard Akut Subendokardial dan Infark
Miokard Akut Transmural.
Keluhan utama Infark Miokard Akud adalah nyeri dada biasanya didaerah
precordium anterior dirasakan seperti diremas-remas, berat, bertekan dan
terhimpit. Nyeri mulai dirasakan dari rahang, leher, lengan, pungung, dan
epigastrium. Lengan kiri lebih sering terasa nyeri daripada lengan kanan.
DEFINISI
a. Kardiomiopati adalah Penyakit pada otot jantung dan dapat diklasifikasikan atas
primer dan sekunder (Brunner Suddart, 2001).
b. Kardiomiopati adalah penyakit yang menyerang otot jantung yang tidak diketahui
penyebabnya, namun beberapa penelitian mengatakan Kardiomiopati merupakan
penyakit genetik( Wong, 1997).
c. ETIOLOGI
Sebagian besar penyebab kardiomiopati tidak diketahui. Ada beberapa sebab yang
diketahui antara lain: Infeksi berbagai mikroorganisme toksik seperti etanol,
metabolik, buruknya gizi dan dapat diturunkan. Tapi kemungkinan ada
hubungannya dengan Alkohol yang berlebihan yang dapat menyebabkan
kardiomiopati dilasi.
KLASIFIKASI
Kardiomiopati dilasi/kongestif: otot jantung yang tipis dan meluas. Semakin besar
tekanan, maka akan terjadi masalah pada reaksi pemompaan ke ventrikel .
2. Kardiomiopati Restriktif :otot jantung menjadi kaku dan terbatasnya darah dari
ventrikel biasanya dari angiolosis, radiasi, atau fibrosis miokardium setelah bedah
jantung terbuka.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
1. Asimtomatik
2. Dispnea
3. Angina
4. Sinkop
5. Kematian mendadak
6. Suara jantung abnormal
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
4. Katerisasi jantung untuk mengukur tekanan katup, cardiak output dan fungsi
ventrike, tetapi sering tidak mampu menambah informasi yang telah didapat dari
EKG.
5. Uji latihan, dapat menunjukkan kelemahan fungsi dari kardiak yang tidak jelas pada
saat istirahat.
Penatalaksanaan Medik
Penatalaksanaan Medik
a. Dobutamin
b. Milrinone
c. Digoxin ( untuk cardiomiopati dilasi )
Penatalaksanaan Medik
A. Pengkajian
Pengkajian fisik yang dilakukan harus ditujukan untuk gejala dan tanda gagal
jantung kongestif. Evaluasi status volume cairan yang cermat, tanda vital (mencakup
perhitungan tekanan nadi) dan auskultasi adanya S3 sangat penting sebagai dasar
pengkajian. Dokter mungkin menempatkan pasien di ruangan monitor jantung, namun
bila diagnose sudah ditegakkan atau disritmia yang terjadi tidak terlalu berat maka
pasien tidak perlu dipantau. Beratnya gagal jantung akan menentukan apakah pasien
harus dirawat di unit perawatan klinis.
Diagnosa:
Berdasarkan pada data pengkajian diagnosis keperawatan utama dapat mencakup yang
berikut:
Berdasarkan pada data pengkajian, maka komplikasi potensial yang mungkin timbul
meliputi:
Gagal jantung
Pasien akan merasa nyaman apabila diperbolehkan duduk disamping kursi tempat
tidur. Posisi ini sangat mengurangi preaload. Membantu pasien agar tetap hangat dan
Menganti posisi sesering mungkin akan menstimulasi sirkulasi dan mengurangi
kemungkinan kerusakan kulit. Menjaga lingkungan bebas dari sampah, debu, bunga dan
parfum akan membantu pernapasan.
Misalnya, bekerjasama dengan pasien pada saat mandi dalam menentukan bagian
yang tidak perlu mendapat bantuan, dan kemudian memberikan waktu istirahat
sebelum menyelesaikan mandinya, dapat membantu pasien menghemat energi.
Aktivitas yang banyak mengeluari energi sebaiknya dikurangi.
Mengurangi kecemasan.
Pasien diberi informasi yang penting mengenai tanda dan gejala kardiomiopati dan
di dorong untuk menyelesaikan berbagai aktivitas perawatan sendiri. Ciptakan suasana
agar pasien bebas mengungkapkan rasa ketakutannya, seperti misalnya memberikan
keyakinan agar pasien merasa aman. Bila pasien sedang menghadapi kematian atau
menunggu operasi transpalantasi, harus diberikan waktu untuk mendiskusikan
masalah tersebut. Dukungan spritiual, psikologis dan emosional perlu diberikan kepada
pasien atau orang orang terdekat pasien.
Pasien dengan kardiomiopati perlu belajar mengenai aktivitas perawatan diri yang
diperlukan dan bagaimana pelaksanaan nya dirumah. Bagi pasien yang direncanakan
menjalani transpalantasi, maka status kesehatan yang optimal sangat penting,
perkembangan yang memuaskan dapat dicapai melalui program pengobatan yang teliti,
yang biasanya terdiri dari berbagai macam obat yang berbeda untuk mempertahankan
keadaan bebas dari gagal jantung.
5. Membina hubungan rasa percaya dengan pasien yang menderita penyakit kronis.
Mengidentifikasi tanda dan gejala yang harus dilaporkan kepada tenaga kesehatan
profesional
Kesimpulan
Kardiomiopati adalah penyakit yang menyerang otot jantung yang tidak diketahui
penyebabnya, namun beberapa penelitian mengatakan Kardiomiopati merupakan penyakit
genetik( Wong, 1997). Klasifikasi Kardiomiopatii digolongkan berdasarkan patologi,
fisiologi dan tanda klinisnya: Kardiomiopati dilasi atau kongestif, Kardiomiopati hipertrofi,
Kardiomiopati restriktif ( Brunner suddarth, 2001).
Manifestasi Klinis Kardiomiopati: dapat terjadi pada setiap usia dan menyerang pria
maupun wanita, Dispnu saat beraktifitas, parosikmal nokturnal dispnu (PND), batuk, dan
mudah lelah, nyeri dada, pusing, pitting edema pada bagian ekrtremitas, pembesaran
hepar, tachycardia, distensi vena jugularis.
BAB ll
A ABDOMEN
1. Nyeri abdomen
2. Gangguan fungsi
3. Perdarahan gastrointestinal
4. Gejala sistemik
5. Tanda dekompensasi organ
7. Iritasi peritoneum
1. Nyeri Abdomen
visera padat nyeri dari kapsul o/k peradangan atau pembengkaan, nyeri konstan, nyeri
tekan (+)
peritoneum nyeri iritasi oleh darah , isi usus, pus o/k proses sekunder, nyeri konstan
bila tak terganggu , nyeri bila ada gangguan ( palpasi, perkusi ).
2. Gangguan Fungsi
1. Ikterus : pigmentasi kuning pada kulit dan mukosa oleh pigmen empedu,
nyeri, gatal, warna kencing
2. Nausea
3. vomitus, muntah o/k distensi organ visera , radang usus ,iritasi mukosa lambung
,rangsang saraf pusat, Rincian muntahan
3. Perdarahan
4. Manifestasi Sistemik
5. Dekompensasi
6. Obstruksi
7. Peritonitis
Pencahayaan baik
Penderita rileks
Perut terbuka
Regio menarik grs horisontal atas mll tl rawan costa 10 & horisontal bawah mll spina
iliaca anterior. Grs vertikal mlltitik tengah antara sias dg grs tengah
INSPEKSI
C. INSPEKSI ABDOMEN
Perhatikan bentuk :
• umbilicus menonjol
Auskultasi
Kegunaan
Sumbatan vaskuler
AUSKULTASI ABDOMEN
normal 15 - 30 x / menit
borborigmi : bunyi peristaltik keras dan panjang sampai metalic sound
Bising vena (venous hum) pada antara epigastric & umbilikus HT portal
D. PALPASI ABDOMEN
nyeri ?
Perkusi
Manfaat perkusi
Orientasi perut
Udara di lambung
Udara bebas
Rangsangan peritoneal
UMUM
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa akan dapat mengelola asuhan keperawatan
pada klien diabetes mellitus
GLUKOSA DARAH
Diabetes mellitus
A metabolic condition characterised by high plasma glucose levels and chronic vascular
complications
DM Tipe 1
Mutlak karena kekurangan insulin, mengarah pada idiopatik (tipe 1b) atau autoimun (tipe
1a) kerusakan sel pankreas
Gangguan katabolik pemecahan lemak dan protein tubuh BB menurun
Ketosis FFA (fre fatty acid)dari sel lemak dilepas dan dirubah menjadi keton oleh
hepar
Memerlukan insulin pengganti eksogen
DM Tipe 2
Tipe 1
• < 30 tahun
• Onset tiba-tiba
• Gejalanya parah
• Biasanya kurus
• Ketosis spontan
• Ditandai autoimun
Tipe 2
• Non ketosis
• Penyakit pankreas : pankreatitis akut dan kronik, kanker, virus, bahan kimia beracun
1. Riwayat keluarga
6. Komplikasi kehamilan
7. Meningkatnya kematian
9. Meningkatnya resiko kehamilan yang berkembang menjadi diabetes dalam 5-10 tahun
setelah melahirkan
11. Kadar glukosa darah puasa > 126 mg/dl. Puasa berarti tidak ada masukan kalori sejak 10
jam terakhir
12. Kadar glukosa darah > 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban
16. Onset : lambat 1-2 hari dari poliuria, polidipsi, neusea dan vomiting, fatigue koma
PENGERTIAN
PATOFISIOLOGI
Jika prosesnya lambat, organ-organ disekitar apendil akan terinfeksi dan akan
membentuk abses. Pritenitas merupakan komplikasi yang serius dari apendisitis yang
tidak tertanggulangi segera. Apendisitis ini dapat berkembang menjadi kronis tetapi nyeri
perut tidak selalu nyata. Namun serangan nyeri dapat terjadi tiba-tiba yang
mengindikasikan kondisi yang buruk
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Klasik apendisitis yaitu nyeri abdomen (gejala utama) dikuadran kanan bawah.
Nyeri pada saat ditekan, dilepas dan diketok, dan juga pada saat kaki kanan
ditekuk dan diluruskan lokasi klasik nyeri adalah titik Mc. Burney
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN KEPERAWATAN
TUJUAN KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Anjurkan pasien memilih posisi yang nyaman, bila perlu beri bantal extra pasien bed rest
5. Beri cairan intra venus sesuai program pemasangan intra venus dilakukan id extremitas
atas
TUJUAN KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
3. Kaji tanda-tanda perporasi atau pritonitis seperti terjadinya distensi abdomen; peristalatik
menurun atau hilang; peningkatan suhu tubuh
PRE OPERASI
Tujuan perawatan pre operasi adalah pasien dan keluarga mempunyai kesiapan
mental dan phisik menghadapi tindakan operasi. Disamping itu pula
1. Jelaskan secara singkat dan jelas prosedur operasi yang akan dilakukan, yaitu memotog
apendix yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran infeksi ke daerah lain.
Lamanya operasi, antara 1 – 2 jam, dapat dilakuakan secara tradisional atau dengan
laparaskopi.
2. Jelaskan dan bimbing pasien untuk melakukan tindakan-tindakan yang harus dilakukan
segera setelah sadar, yaitu :
Penggunaan drain bila ada. Serta infus dan penggunaan obat-obatan. Periapkan
phisiko yang lazim pada tindakan narkose
POST OPERASI
Posisi telentang sampai pasien sadar kepala miring ke salah satu sisi
3. Segera ajukan pasien untuk menarik napas dalam, untuk selanjutnya tiap jam
5. Observasi tanda-tanda vital setiap 13 menit pada 2 jam pertama dan selanjutnya 4 jam
sekali bila kondisi sudah stabil
10. Bila pasien menggunakan drain, kaji warna drain, dan ukur volumenya
11. Kaji kualitas nyeri, dengan sekala penilaian dan kolaborasikan dengan dokter bila perlu
13. Beri cairan parparenteral sesuai program, catat intake dan out put cairan
Penyakit Kardiomiopati
Pendahuluan
Etiologi:
• Seringkali idiopatik
Manifestasi Klinis
Diagnostik
• Riwayat ps
Penatalaksanaan
• Pembedahan kardiomiopati
• Transplantasi jantung
Tipe Kardiomiopati
Klasifikasi :
Kardiomiopati Hipertrofi
• Jarang terjadi
• Insiden:1/500
Kardiomiopati Restriktif
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
• Tanda vital
Diagnosa Keperawatan
Masalah Keperawatan
1. Pola pernafasan tidak efektif
2. Intoleransi Aktivitas
3. Kecemasan
Tujuan :
• Berkurangnya kecemasan
Intervensi
– Ganti posisi
3. Mengurangi kecemasan
- Informasi adekuat
- Aktivitas ringan
4. HE
-Aktivitas PD di rumah
-Obat-obatan
Evaluasi
- RR dbn, AGD dbn,laporan peningkatan rasa nyaman, terapi oksigen sesuai order
Evaluasi
DEFINISI
Infeksi sistemik oleh virus yg disertai nekrosis dan inflamasi pd hati kumpulan
perubahan klinis, biokimia serta seluler yg khas (Smeltzer & Bare, 2002)
Hepar terletak di dalam rongga abdomen di kuadran kanan atas, di bawah diafragma
Memiliki pembuluh kapiler : sinusoid, pd lapisan endotel t.a sel fagosit y.i sel kupfer
METABOLISME KARBOHIDRAT
METABOLISME PROTEIN
Membentuk urea (produk akhir metabolisme protein) dari amonia yg berlebih serta sisa
nitrogen tubuh
METABOLISME LEMAK
Sintesis lemak dari karbohidrat dan protein serta berperan penting dlm proses lipolisis
dan lipogenesis
Katabolisis asam lemak badan keton, asetat aktif kolesterol, dan fosfolipid
ETIOLOGI
Hepatitis biasanya disebabkan oleh : virus, dapat juga oleh pajanan alkohol, obat-
obatan, toksin atau patogen lain.
Ada 5 virus hepatitis : HAV, HBV, HCV, HDV dan HEV. Semua virus hepatitis adalah
virus RNA kecuali HBV adalah virus DNA.
Virus hepatitis bereplikasi di hati scr tdk langsung merusak sel hati (hepatosit
PATOFISIOLOGI
Saat inflamasi bersifat ringan (misal : hepatitis A) parenkim hati tidak rusak secara
signifikan
Namun proses inflamasi berkaitan dengan hepatitis B dan C kerusakan serius pada hati
HEPATITIS A
Setelah jaundis terjadi, jumlah virus dalam feses dan risiko penyebaran penyakit akan
menurun secara signifikan.
Sebagian besar infeksi virus A terjadi pada usia anak-anak dan bersifat asimptomatik
HEPATITIS B
Menyebabkan Hepatitis akut, kronis, fulminan (progresif secara cepat) atau status karier
Kelompok resti : pengguna narkoba suntik, individu yg banyak partner seks, pria vs pria,
pasien hemodialisis
HEPATITIS C
Biasanya bersifat asimtomatik, jika ada gejala seringkali ringan dan tidas pesifik
HEPATITIS TOKSIK
Banyak zat dapat merusak sel hati secara langsung : alkohol, obat-obatan tertentu
• Nyeri mereda
• Jaundis
• Pruritus
FASE PASCA-IKTERIK/KONVALESENS
2. Sebelum fase pra-ikterik ada fase inkubasi, merupakan waktu diantara masuknya virus
sampai timbulnya gejala keluhan (Ardiansyah, M)
3. DIAGNOSIS
Kasus berat Hepatitis B akut diterapi dgn obat antiretroviral : lamivudin (Epiver,
Heptovir), adefovir (Hepsera), dll tetapi tdk diindikasikan untuk kasus ringan
Menghindari aktifitas berat, alkohol dan agens yg bersifat toksik bagi hati
ASUHAN KEPERAWATAN
PROMOSI KESEHATAN
Anjurkan pasien yang aktif secara seksual utk melakukan praktik seksual yang aman
Diskusikan rekomendasi utk vaksin Hep. A dan B dgn klp resti dan sedang terinfeksi
PENGKAJIAN
Pengkajian fisik : TTV, warna sklera dan membran mukosa, warna dan kondisi kulit,
kontur dan nyeri tekan abdomen, warna feses dan urin
MASALAH KEPERAWATAN
Resiko infeksi
Keletihan
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Gunakan sabun yang lembut atau tidak menggunakan sabun sama sekali
Tepuk-tepuk hingga kering jangan diusap, oleskan losion bebas alkohol segera setelah
mandi guna mempertahankan kelembaban kulit
Turunkan suhu ruangan terutama pada malam hari untuk mencegah pemanasan berlebih
Gunakan sarung tangan berbahan katun sesuai kebutuhan untuk mencegah menggaruk
saat tidur
Anjurkan untuk memberitahu semua penyedia layanan kesehatan tentang adanya infeksi
J. PEMERIKSAAN ABDOMEEN
a. Pemeriksaan abdomen : kompleks, krn organ2 di dlm dan dekat rongga abdomen
A. Kulit abdomen : warna, jaringan parut, pola vena, lesi dan striae
b .Normalnya : tidak ada bunyi vaskuler yang terdengar di aorta (garis tengah abdomen),
arteri femoral (kuadran bawah)
c.Bruit arteri renalis : dpt didengar di atas setiap kuadran atas (anterior) atau di atas sudut
kostovertebra (posterior, klien duduk)
3. PERKUSI
Tujuan :
- Mengetahui letak organ2 yg berada di bawahnya, tulang dan massa
- Membantu mengungkapkan adanya udara di dalam lambung dan usus
- Perkusi organ dan massa :
- Di setiap kuadran secara sistematik, TIMPANI mendominasi
- Pekak : hati, limpa, pankreas, ginjal, kandung kemih yg distensi, tumor lebih lengkap
dipalpasi
4.PERKUSI ABDOMEN
Ukuran hati :
- Perkusi dari krista iliaka kanan ke atas sepanjang grs midklavikula kanan, catat
perubahan dari timpanik ke pekak tepi bawah hati
- Perkusi ke bawah dari klavikula sepanjang rongga ICS di grs midklavikula, catat
perubahan dari resonan ke pekak tepi atas hati (ICS 5/6/7)
- Jarak 2 ttik tsb : 6-12 cm di grs midklavikular kanan, jika lebih : penyakit sirosis, kanker,
hepattis
PERKUSI
- Dgn permukaan ulnar yg tertutup sebagian, perkusi bagian posterior sudut kostovertebra
di garis skapula
- PALPASI
Tujuan :
Urutan :
- Palpasi ringan pada setiap kuadran dgn telapak tangan dan jari diekstensi utk resistensi
muskuler, distensi, nyeri tekan dan organ/massa superfisial
Definisi
• Secara normal cairan pleura mengalir secara terus menerus ke dalam aliran kapiler
pleura di bagian parietal pleura dan di reabsorbsi oleh kapiler di bagian visceral
pleura dan sistem limphatik.
• Pada kondisi tertentu yang mengganggu sekresi atau drainase tersebut maka
terjadilah effusi pleura.(Black & Hawk, 2001)
Etiologi
- Dyspnea
- Batuk kering dan non-produktif, disebabkan oleh karena iritasi bronchial dan
pertukaran pada mediastinal.
• Efusi cairan dapat berbentuk transudat, terjadinya karena penyakit lain bukan
primer paru ( gagal jantung kongestif, sirosis hati, sindrom nefrotik, dialysis
peritoneum, hipoalbuminemia oleh berbagai keadaan percarditis konstriktiva,
keganasan, atelektasis paru dan pneumothoraks)
C.PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
• Data Subyektif :
• Nyeri dada pada lokasi efusi
• Fatigue
• Data Obyektif :
• Kesulitan bernafas
• Suara nafas :
• Peningkatan temperature
• Batuk
D.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Seluruh area tampak putih/ “white out” (opaque densities) jika efusi sangat luas
• Toracentesis
• Pleural biopsy
PENATALAKSANAAN KOLABORATIF :
• Bed rest
• Pemasangan chest tube
• Thoracentesis
• Medikasi : antibiotic
• Manajemen cairan
• Chest fisiotherapy
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dx. 1
Tujuan :
Kriteria hasil :
pemeriksaan sinar X dada tidak ditemukan adanya akumulasi cairan, bunyi nafas
terdengar jelas.
Rencana tindakan :
2. Kaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan, laporkan setiap perubahan yang
terjadi.
3. Baringkan pasien dalam posisi yang nyaman, dalam posisi duduk, dengan kepala
tempat tidur ditinggikan 60 – 90 derajat.
4. Observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah, RR dan respon pasien).
Rasional : Auskultasi dapat menentukan kelainan suara nafas pada bagian paru-
paru.
6. Bantu dan ajarkan pasien untuk batuk dan nafas dalam yang efektif.
Rasional : Menekan daerah yang nyeri ketika batuk atau nafas dalam. Penekanan
otot-otot dada serta abdomen membuat batuk lebih efektif.
7. Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian O2 dan obat-obatan serta foto
thorax.
Dx. 2
Kriteria hasil : Konsumsi lebih 40 % jumlah makanan, berat badan normal dan hasil
laboratorium dalam batas normal.
Rencana tindakan :
Rasional : Bau mulut yang kurang sedap dapat mengurangi nafsu makan.
Rasional : Bau mulut yang kurang sedap dapat mengurangi nafsu makan.
Rasional : Makanan dalam porsi kecil tidak membutuhkan energi, banyak selingan
memudahkan
reflek.
Rasional : Di’it TKTP sangat baik untuk kebutuhan metabolisme dan pembentukan
antibody
karena diet TKTP menyediakan kalori dan semua asam amino esensial.
Rasional : Peningkatan intake protein, vitamin dan mineral dapat menambah asam
lemak dalam tubuh.
Dx. 3
Tujuan: Pasien mampu memahami dan menerima keadaannya sehingga tidak terjadi
kecemasan.
Kriteria hasil : Pasien mampu bernafas secara normal, pasien mampu beradaptasi dengan
keadaannya. Respon non verbal klien tampak lebih rileks dan santai, nafas teratur dengan
frekuensi 16-24 kali permenit, nadi 80-90 kali permenit.
Rencana tindakan :
1. Berikan posisi yang menyenangkan bagi pasien. Biasanya dengan semi fowler.
Rasional : pasien mampu menerima keadaan dan mengerti sehingga dapat diajak
kerjasama dalam perawatan.
Rasional : Pemanfaatan sumber koping yang ada secara konstruktif sangat bermanfaat
dalam mengatasi stress.
4. Pertahankan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien. Rasional : Hubungan
saling percaya membantu proses terapeutik
Rasional : Tindakan yang tepat diperlukan dalam mengatasi masalah yang dihadapi klien
dan membangun kepercayaan dalam
mengurangi kecemasan.
Rasional : Rasa cemas merupakan efek emosi sehingga apabila sudah teridentifikasi
dengan baik, perasaan yang mengganggu dapat diketahui.
Dx. 4
Tujuan :Tidak terjadi gangguan pola tidur dan kebutuhan istirahat terpenuhi.
Kriteria hasil : Pasien tidak sesak nafas, pasien dapat tidur dengan nyaman tanpa
mengalami gangguan, pasien dapat tertidur dengan mudah dalam waktu 30-40 menit dan
pasien beristirahat atau tidur dalam waktu 3-8 jam per hari.
Rencana tindakan :
Rasonal : Posisi semi fowler atau posisi yang menyenangkan akan memperlancar
Tentukan kebiasaan motivasi sebelum tidur malam sesuai dengan kebiasaan pasien
sebelum dirawat.
Rasional : Mengubah pola yang sudah menjadi kebiasaan sebelum tidur akan
mengganggu proses tidur.
Dx. 5
Kriteria hasil :Terpenuhinya aktivitas secara optimal, pasien kelihatan segar dan
bersemangat, personel hygiene pasien cukup.
Rencana tindakan :
Evaluasi respon pasien saat beraktivitas, catat keluhan dan tingkat aktivitas serta
adanya perubahan tanda-tanda vital.
Jelaskan pada pasien tentang perlunya keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.
Rasional : Aktivitas yang teratur dan bertahap akan membantu mengembalikan pasien
pada kondisi normal.
Dx 6
Tujuan : Pasien dan keluarga tahu mengenai kondisi dan aturan pengobatan.
Kriteria hasil :
PX dan keluarga mampu mengidentifikasi tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi
medik.
Px dan keluarga mengikuti program pengobatan dan menunjukkan perubahan pola hidup
yang perlu untuk mencegah terulangnya masalah.
Rencana tindakan :
Rasional : Penyakit paru yang ada seperti PPOM berat, penyakit paru infeksi dan keganasan
dapat meningkatkan insiden kambuh.
3. Kaji ulang tanda atau gejala yang memerlukan evaluasi medik cepat (contoh, nyeri
dada tiba-tiba, dispena, distress pernafasan).
4. Kaji ulang praktik kesehatan yang baik (contoh, nutrisi baik, istirahat, latihan).
BAB lV
A DEFINISI PENYAKIT:
a. Penyakit katup jantung merupakan kelainan aliran darah melintasi katup jantung.
Katup normal adalah aliran searah dan aliran yg tidak terhalangi. Katup membuka
merupakan tekanan proximal katup lebih tinggi dari tekanan dalam ruang atau
pembuluh darah sebelah katup. Katup menutup merupakan tekanan distal lebih
tinggi dari tekanan dalam ruang proximal katup (Purnomo, 2003).
b. Penyakit jantung katup merupakan salah satu penyakit jantung yang dapat berakhir
pada keadaan gagal jantung. Kelainan katup yang terjadi dapat disebabkan oleh
infeksi, kelainan bawaan, ataupun trauma. Jantung memiliki 4 katup, dan kesemua
katup dapat mengalami kerusakan. Satu kerusakan katup dapat menyebabkan
kerusakan katup yang lain (Depkes RI, 2009).
ETIOLOGI
1. Penyakit katup jantung dahulu dianggap sebagai peyakit yang hampir selalu
disebabkan oleh demam reumatik, tetapi sekarang telah lebih banyak ditemukan
penyakit katup jenis baru. Penyakit katup jantung yang paling sering dijumpai
adalah penyakit katup degeneratif yang berkaitan dengan proses penuaan dan
penyakit katup jantung dapat muncul sejak lahir (penyakit jantung bawaan).
1. Sesak napas
2. Nyeri dada
3. Pusing
4. Kelelahan
5. Gangguan irama jantung
6. Edama (pembekakan berlebihan dibagian kaki, daerah perut atau pergelangan
kaki sebagai akibat tersumbatnya cairan)
7. Pipi memerah, khususnya pada penderita stenosis katup mitral.
PATOFISIOLOGI
1. Stenosis
Pada stenosis, katup menjadi tebal atau kaku. Kondisi ini menyebabkan lubang katup
menjadi sempit dan menghalangi darah untukmengalir ke bilik jantung selanjutnya atau
organ tubuh lainnya.
2. Regurgitasi
Atau insufisiensi disebut juga dengan kebocoran katup jantung. Kondisi ini terjadi
ketika katup tidak dapat menutup dengan sempurna, sehingga darah mengalir balik atau
darah kembali masuk ke bilik jantung sebelumnya.
3. Atresia
Berbeda dengan kedua jenis penyakit katup jantung lainnya, terjadi ketika katup jantung
tidak terbentuk atau jaringan flap katup berbentuk padat, sehingga menghalangi aliran
darah di antara bilik jantung dan ke pembuluh darah arteri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi menurunanya curah jantung b/d penurunan kontraktilitas ventrikel
kiri ditandai dengan aritmia dan perubahan EKG.
RENCANA KEPERAWATAN
Berikan oksigen tambahan dengan nasal kanal/ masker sesuai dengan indikasi.
istirahat psikologi dengan lingkungan yang tenang.
Pantau tanda kelebihan cairan.
Pemberian obat melalui intravena (IV) sesuai dengan indikasi. Hindari cairan garam.
Kolaborasi dalam pemberian obat antiaritmia.
KESIMPULAN
Katup merupakan pintu yang mengalirkan darah didalam jantung antara atrium dan
ventrikel serta antara ventrikel dan aorta/arteri pulmonalis. Pergerakan membuka dan
menutupnya pasif tergantung pada tekanan dari atrium dan ventrikel jantung.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, Jakarta: EGC.
Smeltzer & Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol. 1. EGC. Jakarta
Black & Jacobs (1997). Medical Surgical Nursing : Clinical Management for
Continuity Care. 5th edition. Philadelphia: WB Saunders Company
Bailes K. (2002). Home Study Program : Diabetes Meliitus and its Chronic
Complication. AORN Journal
Hudak & Gallo (1996). Keperawatan Kritis : Pendekatan holistik. Volume II. EGC :
Jakarta