Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN STRATEJIK

ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

Disusun Oleh:

Fildan Fanani (20191111046)


Ariq Akbar rabbani (20191111011)

MATA KULIAH MANAJEMEN STRATEJIK


JURUSAN MANAJEMEN
INDONESIA BANKING SCHOOL
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nyalah kami diberi kesehatan dan kesempatan dalam menyelesaikan makalah
Manajemen Stratejik yang berjudul “Analisis Lingkungan Eksternal ”.

Kami berharap semoga kelak makalah ini dapat berguna dan juga bermanfaat serta
menambah wawasan tentang pengetahuan kita semua tentang analisis lingkungan eksternal..
Dalam pembuatan makalah ini kami sangat menyadari masih sangat banyak terdapat
kekurangan dan masih membutuhkan kritik dan saran.

Akhir kata tim penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Aamiin.

Jakarta, 13 Septeember 2021

Tim Penulis

DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3. Tujuan............................................................................................................................1

BAB II ISI
2.1. Kondisi Eksternal Dunia................................................................................................2
2.2. Belum.............................................................................................................................2
2.3. Belum.............................................................................................................................2
2.4. Hyper Competittion........................................................................................................3
2.5. Vuca Worlld...................................................................................................................4
2.6. Industrial 4.0..................................................................................................................5
2.7. Kondisi Industri Dilihat Dari Aspek Industri Life Cycle...............................................6
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan..................................................................................................................16
3.2. Saran............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Lingkungan eksternal perusahaan seringkali bersifat menantang dan kompleks.
Karena efeknya terhadap kinerja, perusahaan harus mengembangkan kemampuan
yang di butuhkan untuk mengidentifikasi pelung dan ancaman yang ada dalam
lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal bisa dikatakan sebagai komponen-
komponen atau variable lingkungan yang berada atau berasal dari luar organisasi atau
perusahaan. Komponen tersebut cenderung berada di luar jangkauan organisasi,
artinya organisasi atau perusahaan tidak bisa melakukan intervensi terhadap
komponen-komponen tersebut. Komponen itu lebih cenderung diperlakukan sebagai
sesuatu yang given atau sesuatu yang mau tidak mau harus diterima, tinggal
bagaimana organisasi berkompromi atau menyiasati komponen-komponen tersebut.

Lingkungan eksternal memiliki dua bagian utama yang pertama lingkungan umum
(elemen dalam masyarakat luas yang mempengaruhi industri dan perusahaan-
perusahaan di dalamnya) dan lingkungan industri (faktor-faktor ancaman masuknya
peserta, pemasok, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan yang
mempengaruhi perusahaan dan tindakan serta tanggapan bersaing). Melengkapi
pengertian perusahaan akan lingkungan eksternal adalah analisis pesaing. Analisis
lingkungan sering kali harus mengasumsikan lingkungan bisnis yang tidak terbagi
atas Negara atau batas. Analisis lingkungan eksternal mencangkup empat langkah
yang pertama scanning, monitoring, forecasting dan assessing. Analisis lingkungan ini
akan menghasilkan identifikasi peluang dan ancaman.

1.2. Rumusan masalah


Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana Kondisi lingkungan eksternal Dunia?
b. Belum
c. Belum
d. Apa itu hyper competition ?
e. Apa itu Vuca World ?
f. Apa itu industri 4.0 ?
g. Bagaimana kondisi industri berdasarkan aspek industy life cycle?

1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui kondisi lingkungan eksternal dunia
b. Mengetahui tujuan dari analisis lingkungan eksternal
c. Mengetahui komponen dari analisis lingkungan eksternal
d. Memahami definiisi hyper competition

1
e. Memahami definisi Vuca World

f. Memahami industri 4.0


g. Memahami kondisi industri berdasarkan aspek industry life cycle

BAB II
ISI

2.1. KONDISI LINGKUNGAN EKTERNAL DUNIA


Globalisasi adalah meningkatnya saling ketergantungan ekonomi antar negara dan

organisasi sebagaimana tercermin dalam arus barang dan jasa, modal keuangan, dan pengetahuan
lintas batas negara. Globalisasi adalah produk dari sejumlah besar perusahaan bersaing satu sama
lain dalam peningkatan jumlah ekonomi global Di pasar dan industri yang mengglobal, modal
finansial dapat diperoleh dalam satu pasar nasional dan digunakan untuk membeli bahan baku di
pasar lain. Peralatan manufaktur yang dibeli dari pasar nasional ketiga kemudian dapat digunakan
untuk menghasilkan produk yang dijual di pasar keempat.Dengan demikian,globalisasi
meningkatkan berbagai peluang untuk perusahaan bersaing dalam lanskap kompetitif saat ini. Wal-
Mart, misalnya, mencoba mencapai pengeceran tanpa batas dengan penetapan harga, sumber, dan
logistik global. Melalui pengeceran tanpa batas, perusahaan berusaha untuk membuat

pergerakan barang dan penggunaan strategi penetapan harga sebagai hal yang mulus di antara
semua operasi internasional seperti yang secara historis terjadi di antara toko-toko domestiknya.

Perusahaan mengejar jenis ritel ini secara evolusioner. Misalnya, kebanyakan

investasi internasional asli Wal-Mart berada di Kanada dan Meksiko, karena

lebih mudah bagi perusahaan untuk menerapkan praktik globalnya di negara-negara yang secara
geografis dekat dengan basis asalnya, Amerika Serikat. Karena kesuksesan yang telah diraihnya

pasar internasional terdekat, Wal-Mart sekarang mencari pengecer tanpa batas

di seluruh operasinya di negara-negara seperti Argentina, Brasil, Chili, Cina, Jepang, dan

Inggris. (Pentingnya operasi internasional Wal-Mart ditunjukkan oleh fakta bahwa perusahaan
dibagi menjadi tiga divisi: Wal-Mart, Sam's Club,

dan Internasional.) Perusahaan yang mengalami dan terlibat dalam globalisasi sampai tingkat Wal-
Mart adalah keharusan membuat keputusan yang sensitif secara budaya saat menggunakan proses
manajemen strategis.

Selain itu, perusahaan yang sangat terglobalisasi harus mengantisipasi kompleksitas yang terus
meningkat dalam

operasi sebagai barang, jasa, orang, dan sebagainya bergerak bebas melintasi batas geografis

dan di seluruh pasar ekonomi yang berbeda.

2
Secara keseluruhan, penting bagi perusahaan untuk memahami bahwa globalisasi telah mengarah
ke tingkat yang lebih tinggi

standar kinerja dalam banyak dimensi kompetitif, termasuk kualitas, biaya,

produktivitas, waktu pengenalan produk, dan efisiensi operasional. Selain perusahaan

bersaing dalam ekonomi global, standar-standar ini mempengaruhi perusahaan-perusahaan yang


bersaing di dalam negeri saja. Alasannya adalah bahwa pelanggan akan membeli dari pesaing global
daripada

perusahaan domestik ketika barang atau jasa perusahaan global lebih unggul. Karena pekerja

sekarang mengalir agak bebas di antara ekonomi global, dan karena karyawan adalah sumber utama

keunggulan kompetitif, perusahaan harus memahami bahwa semakin, "orang-orang terbaik akan
datang"

dari … di mana saja.” Perusahaan harus belajar bagaimana menghadapi kenyataan bahwa dalam
persaingan

lanskap abad kedua puluh satu, hanya perusahaan yang mampu memenuhi, jika tidak melebihi,

standar global biasanya memiliki kemampuan untuk mendapatkan pengembalian di atas rata-rata.

Meskipun globalisasi memang menawarkan manfaat potensial bagi perusahaan, itu bukan tanpa
risiko.

Secara kolektif, risiko berpartisipasi di luar negara domestik perusahaan di pasar global

ekonomi diberi label "kewajiban orang asing."

Salah satu risiko memasuki pasar global adalah jumlah waktu yang biasanya diperlukan untuk

perusahaan untuk belajar bagaimana bersaing di pasar yang baru bagi mereka. Kinerja perusahaan

dapat menderita sampai pengetahuan ini dikembangkan secara lokal atau ditransfer dari rumah

pasar ke lokasi global yang baru didirikan. Selain itu, kinerja perusahaan mungkin

menderita dengan sejumlah besar globalisasi. Dalam hal ini, perusahaan dapat melakukan
diversifikasi yang berlebihan

internasional di luar kemampuan mereka untuk mengelola operasi yang diperluas ini.Hasil dari

overdiversifikasi dapat memiliki efek negatif yang kuat pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Dengan demikian, masuk ke pasar internasional, bahkan untuk perusahaan dengan pengalaman
substansial

dalam ekonomi global, membutuhkan penggunaan proses manajemen strategis yang efektif. Dia

juga penting untuk dicatat bahwa meskipun pasar global merupakan pilihan strategis yang menarik

bagi beberapa perusahaan, mereka bukan satu-satunya sumber daya saing strategis. Faktanya,

bagi sebagian besar perusahaan, bahkan bagi mereka yang mampu bersaing dengan sukses di pasar
global,

3
sangat penting untuk tetap berkomitmen dan kompetitif secara strategis baik di dalam negeri
maupun

pasar internasional dengan tetap mengikuti peluang dan potensi teknologi

gangguan kompetitif yang diciptakan oleh inovasi.

2.2. TUJUAN ANALISIS LINGKUNGAN


Tujuan analisis lingkungan menurut perusahaan Untuk menyediakankemampuan
dalam menggapai masalah-masalah kritis dalam lingkungan bagi manajemen
perusahann menyelidiki kondisi masa depan dari lingkungan organisasi dan kemudian
mencoba masukkannya kedalam pengambilan keputusan organisasi, dan mengenali
masalah-masalah mendesak yang signifikan bagi perusahaan dan memberikan
prioritas terhadap masalah tersebut, serta mengembangkan suatu rencana untuk
menanganinya.

2.3. KOMPONEN ANALISIS LINGKUNGAN


Komponen Analisis Lingkungan dapat dikelompokan menjadi 4 yaitu:
a) Scanning
Scanning adalah usaha untuk mempelajari seluruh segmen dalam lingkungan
umum. Melalui scanning perusahaan mengidentifikasisinyal-sinyal awal
perubahan yang mungkin terjadi dalam lingkungan umum dan mendeteksi setiap
perubahan yang sedang terjadi. Dengan scanning, analis secara khusus
berhubungan dengan informasi dan data yang tidak jelas, tidak lengkap dan tidak
berkaitan satu sama lain

b) Monitoring
Pada saat melakukan monitoring, para analisi mengamati perubahan lingkungan
untuk melihat apakah, sebenarnya, suatu kecendurungan sedang berkembang. Hal
penting untuk suksesnya suatu monitoring adalah kemampuan untuk mendeteksi
arti dari setiap kejadian lingkungan. Sebagai contoh, kecendurungan baru dalam
hal dengan pendidikan dapat diperkirakan dari perubahandalam dana pusat dan
Negara bagian untuk lembaga pendidikan, perubahan dalam persyaratan kelulusan
sekolah menengah, atau perubahan isi kurikulum sekolah tinggi. Dalam hal ini
analis akan menentukan apakah peristiwa yang berbeda ini menggambarkan suatu
kecendurngan dalam pendidikan, dan jika memang demikian, apakah data
informasi lainnya harus dipelajari untuk memantau kecendurangan tersebut.

c) Forecasting
Scanning dan monitoring berhubungan dengan apa yang terjadi dalam lingkungan
umum pada suatu waktu tertentu. Saat melakukan forecasting, analis
mengembangkan proyeksi tentang apa yang akan terjadi, dan seberapa cepat,
sebagai hasil perubahan dan kecenderungan yang dideteksi melalui scanning dan
monitoring. Sebagai contoh, analis dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan
suatu teknologi baru utnuk mencapi pasar. Atau mereka juga dapat
memperkirakan kapan prosedur pelatihan perusahaan yang berbeda dibutuhkan
untuk menghadapi perubahan komposisi angkatan kerja, atau berapa lama waktu

4
yang diperlukan bagi perubahan dalam kebijakan perpajakan pemerintah untuk
mempengaruhi pola konsumsi pelanggang.

d) Assessing
Tujuan dari assessing adalah untuk menentukan saat dan pengaruh perubahan
lingkungan serta kecenderungan dalam manajemen strategis suatu perusahaan.
Melalui scanning, monitoring dan forecasting, analis dapat mengerti lingkungan
umum. Selangkah lebih maju, tujuan dari assessment adalah untuk menentukan
implikasi dari pengertian itu terhadap organisasi, tanpa assessment, analis akan
mendapatkan data yang menarik, tanpa mengetahui relevansinya.

2.4. HYPERCOMPETITION
Dalam manajemen strategis, hypercompetition adalah suatu kondisi ketika kompetisi
sangat ketat, menciptakan ketidakstabilan di pasar. Kondisi ini mengharuskan
perusahaan untuk mengubah strategi secara terus menerus. Perusahaan bermanuver
satu sama lain sehingga dinamika pasar berubah dengan cepat. Akibatnya, daya saing
strategis sebuah perusahaan dapat segera menghilang.Perusahaan sering secara agresif
menantang pesaing mereka. Dengan itu, mereka berharap dapat meningkatkan posisi
kompetitif mereka dan, pada akhirnya, kinerja mereka. Dasar manuver mungkin terkait
dengan:

 Penentuan posisi kualitas dan harga


 Upaya untuk pengetahuan baru
 Upaya untuk melindungi atau menyerang produk atau pasar geografis yang ada.

Karakteristik hiperkompetisi
Berikut ini adalah daftar karakteristik pasar yang sangat kompetitif:

 Tingkat persaingan yang tinggi di antara para pemain


 Manuver strategis terjadi pada kecepatan yang cepat, intens, dan tidak terduga
 Perubahan teknologi dan struktural yang cepat
 Adopsi strategi yang fleksibel adalah umum karena lanskap kompetitif berubah dengan
cepat
 Hambatan masuk yang rendah, memungkinkan pemain baru untuk masuk dan
menantang perusahaan yang ada.
 Keunggulan kompetitif bersifat sementara. Daya saing strategis baru akan segera
muncul, menghancurkan, dan menggantikan yang lama.

Hypercompetition adalah hal biasa di industri-industri baru dan


berkembang. Contoh dari industri yang sangat kompetitif adalah industri
eCommerce. Ini juga umum di industri elektroni dan bisnis online lainnya.

5
Penyebab hiperkompetisi
Beberapa faktor memunculkan lingkungan yang sangat kompetitif. Globalisasi meningkatkan
mobilitas perusahaan antar negara dan mengurangi hambatan masuk pasar. Juga, blok
perdagangan (seperti Uni Eropa) mengarah pada bebas masuk dan keluarnya perusahaan di
antara negara-negara anggota.

Faktor berikutnya adalah inovasi teknologi yang sedang berlangsung. Saat ini, teknologi baru
mulai mengganggu model bisnis konvensional. Ini juga membawa persaingan melintasi batas-
batas nasional. Perusahaan tidak hanya bersaing dengan perusahaan lokal tetapi juga
perusahaan global. Saluran online memungkinkan pesanan tersedia dari luar negeri dengan
lebih mudah.

Daya tawar pembeli juga semakin kuat, membawa tekanan lebih tinggi kepada
produsen. Melalui teknologi, konsumen saat ini mudah untuk membandingkan harga antar
produk. Mereka dapat dengan mudah beralih ke produk pesaing ketika tidak puas dengan
suatu produk. Itu, pada gilirannya, mendorong mereka untuk menginginkan tidak hanya
produk yang lebih berkualitas tetapi juga yang lebih murah.

Implikasi pasar yang sangat kompetitif


Di bawah kondisi yang sangat kompetitif, perusahaan tidak dapat menikmati keuntungan
jangka panjang. Itu hanya berlangsung sebentar. 

Perusahaan baru muncul dengan keunggulan kompetitif. Tapi, kemampuan manuver strategis


pesaing mereka dengan cepat mengikis dan menghancurkannya. Selanjutnya, manuver
tersebut pada akhirnya juga akan dihancurkan oleh gerakan lain.

Pendekatan strategis oleh perusahaan


Karena persaingan terus berubah, perusahaan akan lebih memilih strategi kejutan. Dalam arti
tertentu, perusahaan mendesainnya untuk mengganggu pasar konvensional dengan
memperkenalkan inovasi dan model bisnis baru.

Bisnis juga akan terus mencoba memanipulasi lanskap kompetitif. Mereka akan


memperkenalkan inovasi dengan cepat. Juga, mereka menindaklanjuti inovasi dengan
manufaktur, distribusi, dan pemasaran yang sama cepatnya. Mereka juga fokus pada
keberhasilan berkelanjutan jangka pendek. Dengan begitu, mereka bisa bertahan hingga pasar
mendekati fase matang.

2.5. VUCA WORLD

6
Salah satu tantangan yang harus dihadapi di dunia bisnis adalah VUCA world. VUCA yang
merupakan singkatan dari Volatile (bergejolak), Uncertain (tidak
pasti), Complex (kompleks), dan Ambigue (tidak jelas) merupakan gambaran situasi di dunia
bisnis di masa kini. Istilah ini awalnya diciptakan oleh militer Amerika untuk
menggambarkan situasi geo-politik saat itu. Namun karena kesamaan makna, maka istilah
VUCA kini diadopsi oleh dunia bisnis.
Lebih jelasnya, Volatility berarti sebuah perubahan dinamika yang sangat cepat dalam
berbagai hal seperti sosial, ekonomi dan politik. Uncertainty bermakna sulitnya memprediksi
isu dan peristiwa yang saat ini sedang terjadi. Complexity adalah adanya gangguan dan
kekacauan yang mengelilingi setiap organisasi. Ambiguity didefinisikan sebagai beban berat
realitas dan makna yang berbaur dari berbagai kondisi yang ada atau sbuah keadaan yang
terasa mengambang dan kejelasan masih dipertanyaakan.
Banyak organisasi yang berjuang untuk tetap bertahan dan selaras dalam sifat VUCA tersebut
karena hal tersebut berpengaruh secara signifikan pada sumber daya manusia. Kesiapan
dalam menghadapi VUCA itu bukan hanya beban 1 orang, tetapi juga seluruh tim di
perusahaan.
VUCA secara tidak langsung menciptakan suatu tren baru yang penting untuk dipahami
oleh praktisi SDM dan pemimpin perusahaan masa kini. Ketika dulunya orang yang mencari
perusahaan untuk memberinya kerja, kini justru sebaliknya, perusahaanlah yang mencari
orang terbaik untuk bekerja. Saat dulunya, mesin, modal dan kondisi geografi menjadi sebuah
keunggulan, maka sekarang, karyawan yang bertalentalah keunggulan perusahaan. Talent
yang dulunya hanya berperan kecil terhadap keberhasilan bisnis, sekarang menjadi penentu
perubahan.
Kita tidak bisa mengubah VUCA yang saat ini terjadi. Tugas kita menyiapkan agar kita dan
tim kita siap menghadapi VUCA yang terjadi dan telah terbukti menelan banyak korban di

7
negeri ini. Agar kita tidak menjadi korban VUCA selanjutnya, kita perlu melakukan banyak
hal penting yang boleh jadi selama ini kita abaikan.
1. Tetapkan target jangka pendek yang jelas dan menantang.
2. Adaptif terhadap perubahan yang terjadi.
3. Persiapkan seorang pemimpin yang dapat membaca tren masa depan dan mampu
menyesuaikan diri dengan berbagai situasi.
4. Jangan takut menghadapi tantangan guna mengembangkan perusahaan
Tentu, bukan hanya empat hal tersebut yang perlu kita lakukan. Masih banyak hal lain yang
juga perlu kita lakukan. Namun apabila kita tidak melakukan perubahan apapun,
kemungkinan kita akan menjadi korban VUCA berikutnya.
2.6. INDUSTRY 4.0
Definisi mengenai Industri 4.0 beragam karenamasih dalam tahap penelitian dan
pengembangan. Kanselir Jerman, Angela Merkel (2014) berpendapat bahwa Industri 4.0
adalah transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek produksi di industri melalui
penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional. Schlechtendahl dkk
(2015)menekankan definisi kepada unsur kecepatan dari ketersediaan informasi, yaitu sebuah
lingkungan industri di mana seluruh entitasnya selalu terhubung dan mampu berbagi informasi satu
dengan yang lain.Pengertian yang lebih teknis disampaikan oleh Kagermann dkk (2013) bahwa
Industri 4.0 adalah integrasi dari Cyber Physical System (CPS) dan Internet of Things and Services
(IoT dan IoS) ke dalam proses industri meliputi manufaktur dan logistik serta proses lainnya. CPS
adalah teknologi untuk menggabungkan antara dunia nyata dengan dunia maya. Penggabungan ini
dapat terwujud melalui integrasi antara proses fisik dan komputasi (teknologi embedded computers
danjaringan) secara close loop (Lee, 2008). Hermann dkk(2015) menambahkan bahwa Industri 4.0
adalah istilah untuk menyebut sekumpulan teknologi dan organisasi rantai nilai berupa smart
factory, CPS, IoT dan IoS.Smart factory adalah pabrik modular dengan teknologi CPS yang
memonitor proses fisik produksi kemudian menampilkannya secara virtual dan melakukan
desentralisasi pengambilan keputusan. Melalui IoT, CPS mampu saling berkomunikasi dan
bekerja sama secara real time termasuk dengan manusia. IoS adalah semua aplikasi layanan
yang dapat dimanfaatkan oleh setiap pemangku kepentingan baik secara internal maupun
antar organisasi. Terdapat enam prinsip desain Industri 4.0 yaitu interoperability, virtualisasi,
desentralisasi, kemampuan real time, berorientasi layanan dan bersifat modular. Berdasar
beberapa penjelasan di atas, Industri 4.0 dapat diartikan sebagai era industri di mana seluruh
entitas yang ada di dalamnya dapat saling berkomunikasi secara real time kapan saja dengan
berlandaskan pemanfaatan teknologi internet dan CPS guna mencapai tujuan tercapainya
kreasi nilai baru

2.7. KONDISI INDUSTRI BERDASARKAN INDUSTRY LIFE CYCLE

8
Suka tidak suka di era Revolusi Industri 4.0 ini persaingan antar perusahaan sangat ketat, bukan
hanya skala nasional, namun regional dan global. Perusahaan tidak cukup lagi mengandalkan
kualitas, tapi juga akan diaudit setiap tahapnya dari awal sampai akhir siklus berupa Life Cycle
Assesment (LCA).

Banyak keuntungan bagi perusahaan juga dengan menerapkan ini terutama jadi bisa mengetahui
efisiensi dan efektivitas tiap tahap dan bisa dikonversi menjadi keuntungan. Sistem audit di Industri
4.0 akan berdampak kepada industri-industri yang jika tidak siap, maka berpotensi terdisrupsi.

Saat ini segalanya setiap tahapan jadi bisa dievaluasi dengan lebih mudah, transparansi dengan
beragam alat takar dan dibantu dengan teknologi analisis Big data dan alat-alat IoT dengan harga
makin terjangkau, kalkulasi dengan komputasi awan  (cloud computing), dan sistem pencatatan
berbasis Block Chain.

Selain Life Cycle Assesment(LCA) juga pengetahuan terkait Life Cycle Inventory (LCI). Semua itu ada
ilmunya agar bisa sistematik, jelas, terukur setiap evaluasinya. 

Hal lain ada intellectual capital terkait hal ini harusnya sudah dikuasai mahasiswa terutama kampus
yang ingin terkait erat dengan industry. Kerjasama  akademik-industri ini harus dikuasai betul oleh
mahasiswa yang akan menjadi feeder dunia industri dalam negeri.

Penilaian Siklus Daur Hidup (Life Cycle Assessment, LCA) merupakan pijakan kunci dalam analisis
rantai supply (Supply Chain) dalam suatu siklus produk yang dimulai dari Upstream (Cradle) sampai
dengan Produk Akhir, Limbah (Grave) dan Re-use.  LCA yang didukung dengan Life Cycle Inventory
(LCI) berkualitas, akan dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing dan inovasi produk industri.
kerjasama Akademik-industri harus dipacu agar terjadi percepatan teknologi dan menghasilkan
produk yang kompetitif. Pemahanan tentang ini akan membawa produk-produk dari Indonesia juga
semakin menglobal dan sangat kompeptitif, juga lebih dari itu semakin bekerja secara efektif dan
efisien dalam mendukung sustainabilitas perusahan yang nantinya akan berdampak ke
bertumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia. Di berbagai negara seperti
Amerika Serikat telah memanfaatkan maksimal terkait LCA dan LCI ini untuk mendongkrak
keuntungan, pengembangan produk dan sebagainya. Semua itu bahkan tercatat di teknologi Big
Data-nya di US. Untuk Kawasan ASEAN, Indonesia masih tertinggal. Sementara, Singapore, Malaysia
dan Thailand sudah lebih dulu menerapkan ini sehingga produknya semakin kompetitif.

Saatnya Akademi-industri bergandengan erat untuk memajukan industri-industri terdekat dengan


kampus, agar perusahaan dan industri bisa kompetitif di level nasional, regional, maupun global.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Lingkungan eksternal memiliki dua bagian utama yang pertama lingkungan umum (elemen
dalam masyarakat luas yang mempengaruhi industri dan perusahaan-perusahaan di dalamnya)
dan lingkungan industri (faktor-faktor ancaman masuknya peserta, pemasok, pembeli, produk
pengganti, dan intensitas persaingan yang mempengaruhi perusahaan dan tindakan serta
tanggapan bersaing). Melengkapi pengertian perusahaan akan lingkungan eksternal adalah
analisis pesaing. Analisis lingkungan sering kali harus mengasumsikan lingkungan bisnis
yang tidak terbagi atas Negara atau batas. Analisis lingkungan eksternal mencangkup empat

9
langkah yang pertama scanning, monitoring, forecasting dan assessing. Analisis lingkungan
ini akan menghasilkan identifikasi peluang dan ancaman.

Lingkungan umum (General environment), Mencakup elemen dalam masyarakat luas yang
dapat mempengaruhi suatu industri dan perusahaan-perusahaan di dalamnya. Elemen-elemen
ini dikelompokkan ke dalam segmen lingkungan (environmental segments), yang terdiri dari
segmen-segmen demografi, ekonomi, politik atau hukum, social-budaya, serta teknologi.
Perusahaan tidak dapat mengendalikan elemen-elemen ini secara langsung, karena tantangan
strategisnya adalah untuk mengerti setiap segemen dan implikasi masing-masing, sehingga
strategi yang tepat dapat dirumuskan dan diterapkan.

Lingkungan Industri (industry environment), Sekelompok factor ancaman masuknya


pendatang baru, pemasok, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan antar pesaing
yang mempengaruhi suatu perusahaan dan langkah serta tanggapan bersaingnya. Secara
keseluruhan, interaksi antara lima factor ini menentukan besar laba yang dapat dicapai.
Tantangannya adalah untuk menentukan posisi dalam industri dimana perusahaan dapat
mempengaruhi factor-faktor tersebut dengan baik atau dengan mempertahankan diri dari
pengaruh factor-faktor diatas. Semangkin besar kapasitas perusahaan untuk mempengaruhi
lingkungan industrinya, akan semakin besar pula kecendurungan perolehan laba.

3.2. Saran
Dalam melakukan proses kegiatan perusahaan sebaikanya kita harus memperhatikan faktor-
faktor apa saja yang akan kita hadapi untuk perusahaan kita dimasa yang akan datang.
Dengan adanya analisis lingkungan eksternal ini dapat mengetahuai bagaimana menghadapi
faktor lingkungan umum yang terdiri dari demografis, ekonomis, social budaya, teknologi dan
politik. Sedangkan dari faktor lingkungan industri dapat di lihat dari ancaman pesaing baru,
kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, produk pengganti, dan intesitas persaingan.

DAFTAR PUSTAKA

Hit A. Michael. Dkk. 1996. Manajemen Strategis. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Siagian. Sondang. 2005. Manajemen Strategis. Jakarta: PT Bumi Aksara
Dirgantoro Crown. 2001. Manajemen Strategis. Jakarta: PT Gramedia Widiaasarana Indonesia.
Irantara Yosal. 2004. Manajemen Strategis Public Relations. Jakarta: Ghalia Indonesia.
https://www.mochamadbadowi.com/news/matriks-analisis-efe-dan-ife.html

10
11

Anda mungkin juga menyukai