Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN PANCASILA

HARI KESAKTIAN PANCASILA

DISUSUN OLEH :

Ariq Akbar Rabbani (20191111011)

DOSEN PEMBIMBING :

Djoko Soedibjo Pinilih DW, SE.,MM.

STIE INDONESIA BANKING SCHOOL

Jl. Kemang Raya No. 35, Bangka Mampang Prapatan

Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12730

Telp (021) 7195474

1
Latar Belakang Hari Kesaktian Pancasila

Pada tanggal 30 September 1965, terjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30


September (G30S). Insiden ini sendiri masih menjadi perdebatan di tengah
lingkungan akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apa motif dibelakangnya.
Akan tetapi otoritas militer dan kelompok religi terbesar saat itu menyebarkan kabar
bahwa insiden tersebut merupakan usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi
ideologi komunis, untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia dan membenarkan
peristiwa Pembantaian di Indonesia 1965–1966.

Pada hari itu, enam Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-
oknum yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Gejolak yang timbul
akibat G30S sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia.
Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari
Peringatan Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai
Hari Kesaktian Pancasila.

Penyebab diperingatinya Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober disebabkan oleh


sejarah pada 30 September 1965. Di mana pada saat itu ada peristiwa
pemberontakan dan usaha perebutan kekuasaan yang digawangi oleh PKI.Untuk
mengubah ideologi bangsa Indonesa Pancasila menjadi berideologi Komunis. Tetapi karena
perlawanan yang diusahakan oleh PKI tersebut tidak berhasil, maka dianggaplah bahwa
alangkah sakti dan sakralnya Pancasila.

Selain itu hari dimana Pancasila mempunyai kesaktian yang tak bisa digantikan oleh paham
apapun. Sehingga Pancasila tak bisa dirusak bahkan dirubah oleh pihak PKI pada saat itu.
Karena Kesaktiaan Pancasila itulah jadi diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila setiap
tanggal 1 Oktober. Hari Kesaktian Pancasila awal mula dilahirkan oleh Jenderal Soeharto
dalam rangka melakukan kelanjutan kepada pemerintahan Presiden Soekarno. Dan pancasila
itu sendiri dilahirkan pada tanggal 1 Juni 1945 oleh Presiden Soekarno yang merupakan
sebagai penggagasnya.

Sebagai Penghormatan

Hari Kesaktian pancasila mempunyai makna yang sangat penting bagi seluruh rakyat
Indonesia. Makna kesaktian pancasila pun merupakan hari dimana seluruh anggota serta
pejabat tentara Indonesia atau TNI berduka. Hal tersebut disebabkan karena pada masa itu
banyak sekali perwira TNI yang gugur dan hilang secara tiba-tiba.

2
Kesaktian Pancasila juga memiliki makna sebagai usaha untuk membentengi peranan
Pancasila sebagai dasar Negara serta juga sebagai ideologi bangsa.Pancasila mempunyai
peran yang sangat penting sebagai dasar utama Negara Indonesia. Untuk mengatur dalam
penyelenggaraan ketatanegaraan yang mencangkup politik, ekonomi, sosial budaya, dan
keamanan.Soekarno sebagai penggagas Pancasila sendiri tak pernah menjadikannya sebagai
pusaka yang sakti.

Bukti-bukti Kesaktian Pancasila

Kesaktian pancasila dapat dibuktikan pada peristiwa G 30 S / PKI karena pada saat itu
pancasila ampuh dan berhasil menghalau serta menumpas komunis dan PKI dari muka bumi
Indonesia dan menyelamatkan bangsa dari kehancuran pada percobaan kudeta yang
dilakukan oleh PKI tahun 1965.

Tidak hanya itu, kesaktian pancasila dapat dibuktikan , dalam butir pancasila ditegaskan
bahwa pancasila sebagai dasar negara Indonesia menyebut adanya persatuan. Oleh karena
itu, pancasila amat menekankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Namun karena
bangsa Indonesia juga memiliki kebinekaan, pancasila menekan persatuan dan kesatuan tanpa
melenyapkan kebinekaan begitu juga sebaliknya, menekankan kebinekaan dan tidak
menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Disinilah letak kesaktian pancasila
tersebut, yaitu pancasila mampu membinekakan dalam persatuan dan mempersatukan dalam
kebinekaan Indonesia.

kesaktian pancasila lainnya adalah isi pancasila yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945.
Secara hukum, UUD 1945 yang memuat jiwa pancasila tidak dapat diubah oleh siapapun
termasuk oleh MPR bahkan presiden. Karena mengubah UUD 1945 berarti membubarkan
negara Indonesia. Dengan demikian, pancasila akn tetap ada dan tidak dapat diubah karena
bersifat tetap, serta inti-inti pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa
Indonesia, baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan maupun keagamaan. Hal tersebut
disebabkan dalam pancasila juga terkandung hubungan kemanusiaan yang mutlak dan karena
semua hal tersebutlah pancasila dikatakan sakti.

Sebagai dasar negara, Pancasila tidak hanya merupakan sumber derivasi peraturan perundang-
undangan. Melainkan juga Pancasila dapat dikatakan sebagai sumber moralitas terutama dalam

3
hubungan dengan legitimasi kekuasaan, hukum, serta berbagai kebijakan dalam pelaksanaan dan
penyelenggaraan negara. Pancasila mengandung berbagai makna dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Makna yang pertama Moralitas, sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa” mengandung pengertian
bahwa negara Indonesia bukanlah negara teokrasi yang hanya berdasarkan kekuasaan negara dan
penyelenggaraan negara pada legitimasi religius. Kekuasaan kepala negara tidak bersifat mutlak
berdasarkan legitimasi religius, melainkan berdasarkan legitimasi hukum serta legitimasi demokrasi.
Oleh karenanya asas sila pertama Pancasila lebih berkaitan dengan legitimasi moralitas.Para pejabat
eksekutif, anggota legislatif, maupun yudikatif, para pejabat negara, serta para penegak hukum,
haruslah menyadari bahwa selain legitimasi hukum dan legitimasi demokratis yang kita junjung, juga
harus diikutsertakan dengan legitimasi moral. Misalnya, suatu kebijakan sesuai hukum, tapi belum
tentu sesuai dengan moral.Hal inilah yang membedakan negara yang berketuhanan Yang Maha Esa
dengan negara teokrasi. Walaupun dalam negara Indonesia tidak mendasarkan pada legitimasi
religius, namun secara moralitas kehidupan negara harus sesuai dengan nilai-nilai Tuhan terutama
hukum serta moral dalam kehidupan bernegara.

Makna kedua Kemanusiaan, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” mengandung makna bahwa
negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab, selain
terkait juga dengan nilai-nilai moralitas dalam kehidupan bernegara.Negara pada prinsipnya adalah
merupakan persekutuan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia
sebagai bagian dari umat manusia di dunia hidup secara bersama-sama dalam suatu wilayah tertentu,
dengan suatu cita-cita serta prinsip-prinsip hidup demi kesejahteraan bersama.Kemanusiaan yang adil
dan beradab mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang
didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan norma-norma baik terhadap diri
sendiri, sesama manusia, maupun terhadap lingkungannya.Oleh Karena itu, manusia pada hakikatnya
merupakan asas yang bersifat fundamental dan mutlak dalam kehidupan negara dan hukum. Dalam
kehidupan negara kemanusiaan harus mendapat jaminan hukum, maka hal inilah yang diistilahkan
dengan jaminan atas hak-hak dasar (asas) manusia. Selain itu, asas kemanusiaan juga harus
merupakan prinsip dasar moralitas dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara.

Makna ketiga, Keadilan. Sebagai bangsa yang hidup bersama dalam suatu negara, sudah barang tentu
keadilan dalam hidup bersama sebagaimana yang terkandung dalam sila II dan V adalah merupakan
tujuan dalam kehidupan negara. Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa pada
hakikatnya manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Dalam
pengertian hal ini juga bahwa hakikatnya manusia harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri, adil
terhadap manusia lain, adil terhadap lingkungannya, adil terhadap bangsa dan negara, serta adil
terhadap Tuhannya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, segala

4
kebijakan, kekuasaan, kewenangan, serta pembagian senantiasa harus berdasarkan atas keadilan.
Pelanggaran atas prinsip-prinsip keadilan dalam kehidupan kenegaraan akan menimbulkan
ketidakseimbangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Makna keempat, Persatuan. Dalam sila “Persatuan Indonesia” sebagaimana yang terkandung dalam
sila III, Pancasila mengandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia
monodualis, yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara merupakan suatu
persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang membentuk negara berupa suku, ras,
kelompok, golongan, dan agama. Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi tetap satu
sebagaimana yang tertuang dalam slogan negara yakni Bhinneka Tunggal Ika.

Makna kelima, Demokrasi. Negara adalah dari rakyat dan untuk rakyat, oleh karena itu rakyat adalah
merupakan asal mula kekuasaan negara. Sehingga dalam sila kerakyatan terkandung makna
demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam kehidupan bernegara. Maka nilai-nilai
demokrasi yang terkandung dalam Pancasila adalah adanya kebebasan dalam memeluk agama dan
keyakinannya, adanya kebebasan berkelompok, adanya kebebasan berpendapat dan menyuarakan
opininya, serta kebebasan yang secara moral dan etika harus sesuai dengan prinsip kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Mengapa Suharto Menjadikan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila?

Hari Kesaktian Pancasila dilahirkan oleh Jenderal Suharto dalam rangka melakukan kup merangkak
terhadap pemerintahan Presiden Sukarno. Sedangkan Pancasila dilahirkan pada tanggal 1 Juni 1945
dengan Bung Karno sebagai penggalinya. Padahal sang penggali sendiri tidak pernah menjadikannya
sebagai pusaka yang sakti, sehingga menjadi sesuatu yang lahir secara wajar dan sesuai dengan
keadaan obyektif pada waktu itu. Tetapi dalam perkembangannya kemudian selama pemerintahan
Bung Karno, Pancasila senantiasa diterima oleh bangsa Indonesia sebagai dasar berbangsa dan
bernegara, dan dengan dasar Pancasila jugalah kemudian rongrongan-rongrongan dan pemberontakan
kaum reaksioner DI/TII, PRRI/Permesta dan tindakan mereka yang membentuk Dewan Gajah, Dewan
Banteng dlsb. kemudian bisa dihancurkan dengan dukungan Rakyat.

Oleh karena Pancasila itu diterima dan didukung oleh Rakyat, walaupun diantara para pendukung
Pancasila itu sendiri belum tentu bisa memahaminya secara jelas, namun kepercayaan atau kecintaan
Rakyat terhadap Pancasila dan penggalinya (Bung Karno) telah sangat melekat. Hal inilah yang
kemudian dimanipulasi oleh Jenderal Suharto dan jenderal-jenderal Angkatan Darat lainnya untuk
mengkhianati dan menghancurkan Pancasila dan penggalinya sekaligus.

5
Tanggal 1 Oktober 1965 dini hari, yaitu hari yang sesungguhnya ketika apa yang menamakan dirinya
Gerakan Tigapuluh September atau G30S itu bergerak, setelah salah seorang pelakunya yang juga
merupakan orang terdekat jenderal Suharto yaitu Kolonel Latif melaporkan rencananya kepada
Suharto yang sedang menunggu anaknya bernama Tommy Suharto di rumah sakit Gatot Subroto.

Pada tanggal 1 Oktober 1965 dinihari itu jugalah Jenderal Suharto memimpin appel di KOSTRAD
terhadap militer dari beberapa batalyon (530, 524 dan 328) yang tersebar di Jakarta Barat, Jakarta
Utara dan Jakarta Selatan. Ketika mereka didatangkan ke Jakarta dengan pasukan siap tempur atas
perintah radiogram Pangkostrad Mayjen Suharto dengan alasan dalam rangka memperingati hari
ABRI 5 Oktober 1965.

Saya jadi teringat pada hari-hari sebelum terjadinya G30S, ketika pasukan dari Batalyon 530 yang
dipimpin oleh Bambang Supeno, Rakyat di Jakarta Barat sangat senang menerima kehadiran mereka
yang menumpang di rumah-rumah Rakyat. Mereka ikut kerja bakti social memperbaiki jalan dan
kampong-kampung bersama-sama Rakyat.

Tetapi kemudian Rakyat menjadi ketakutan dan tidak menyukai mereka, karena pada tanggal 30
September 1965 tengah malam (lewat jam 24.00), mereka menghilang tanpa diketahui oleh Rakyat.
Sehingga ada Rakyat yang menggerundel : “datang sebagai tamu dengan sopan dan baik-baik, tapi
pergi seperti pencuri, tanpa pamit”. Ternyata, kepergian mereka semua adalah mengikuti appel di
KOSTRAD dibawah pimpinan Suharto.

Pada tanggal 1 Oktober itulah sebagai awal Suharto mulai melakukan tindakan-tindakan sendiri tanpa
melakukan koordinasi baik terhadap PANGAD, A. Yani maupun dengan Bung Karno seaku Panglima
Tertinggi ABRI mengenai adanya laporan dari Kol. Latief. Demikian juga pembangkangan-
pembangkangan selanjutnya terhadap Presiden/Pangti ABRI Sukarno tentang pengangkatan Jenderal
Pranoto Reksosamudro sebagai Panglima Angkatan Darat.

Selanjutnya Suharto melakukan ofensif melalui kampanye “akan melaksanakan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekwen”. Sesumbar itu tidak lain adalah dalam
rangka mendiskreditkan Bung Karno, agar terkesan pemerintahan presiden Soekarno tidak
melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekwen. Dengan menggunakan atasnama Pancasila itu
ternyat Suharto mendapatkan simpatik dan dukungan dari golongan anti komunis dan anti Soekarno,
serta Rakyat yang belum memahami Pancasila dalam arti sebenarnya.

Berangkat dari situlah dan dengan memanipulasi Pancasila itulah kemudian Suharto berhasil
melakukan siasat dan tipu muslihatnya, sehingga dapat melakukan pembantaian besar-besaran serta
melakukan penangkapan, penyiksaan dan pembuangan terhadap puluhan ribu Rakyat yang tidak
berdosa.

6
Dengan memanipulasi Pancasila itulah kemudian Suharto berhasil melakukan kup merangkak
menggulingkan pemerintahan presiden Soekarno dan kemudian mendirikan orde baru yang jadi
proyek dan dukungan sepenuhnya dari imperialis yang berkomplot di dalam IGGI. Maka setelah dia
berhasil menjadi penguasa tertinggi di Republik Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai negeri
dan masyarakat jajahan model baru (Nekolim), Suharto menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal
terhadap partai politik dan organisasi-organisasi.

Dengan demikian, Suharto berhasil menjadikan Pancasila sebagai alat untuk memenuhi seluruh
ambisi dan kerakusannya, dijadikanlah 1 Oktober sebagai Hari “Kesatian” Pancasila.

KORBAN

Keenam pejabat tinggi yang dibunuh tersebut adalah:

• Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando


Operasi Tertinggi)
• Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi)
• Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang
Perencanaan dan Pembinaan)
• Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen)
• Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang
Logistik)
• Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan
Darat
• Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang menjadi sasaran utama, selamat dari upaya
pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan
beliau, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.

Selain itu beberapa orang lainnya juga turut menjadi korban:

• Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal kediaman resmi Wakil Perdana Menteri II dr.J.
Leimena)
• Kolonel Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta)

7
Kesimpulan

Tanggal 1 oktober 1965 partai komunis ingin mengganti ideologi pancasila menjadi ideologi
komunis, namun karna para perjuangan tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia yang telah
berusaha keras melindungi ideologi pancasila, akhirnya pada tgl 1 oktober hingga saat ini
ditetapkan sebagai hari kesaktian pancasila karena kesaktian pancasila pun tidak dapat
digantikan dan menjadi salah satu alat pemersatu keberagaman di indonesia agar masyarakat
tetap serasi dan sejahtera

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati pada tanggal 1 Oktober merupakan
upaya melestarikan, mengembangkan dan mempromosikan Pancasila sebagai sumber nilai
yang telah teruji dan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan pemersatu Negara Republik
Indonesia. Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia.
Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia.
Pancasila bukanlah sesuatu hal yang asing. Pancasila terdiri atas 5 (lima) asas, tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea IV dan diperuntukkan sebagai dasar negara Republik
Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang dalam
ilmu kenegaraan populer disebut sebagai dasar filsafat negara (Philosofische Gronslag).
Dalam UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
dinyatakan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum. Sebagai sumber
nilai dan norma dasar negara maka setiap materi muatan perundang-undangan tidak boleh
bertentangan dengan nilai yang terkandung dalam Pancasila. Berdasarkan hal tersebut, dapat
dikatakan bahwa Pancasila sebagai dasar negara berkedudukan sebagai norma dasar
bernegara.

kesaktian pancasila adalah kepandaian ( kemampuan) yang dimiliki oleh lima dasar negara
yang dapat berbuat sesuatu melebihi kodrat alamnya sebagai dasar negara.

Adapun makna yang terkandung di masing - masing sila (ke-5 sila) seperti berikut:

8
• Sila Pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa -> Memercayai adanya Tuhan yang
satu, Tuhan yang maha Esa.
• Sila Kedua adalah Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab -> Mengandung pengertian
HAM Hak hidup, Hak Kebebasan, Persamaan Hak dan Hak untuk memiliki.
• Sila Ketiga adalah Persatuan Indonesia -> Sudah jelas, Negara Indonesia yang terdiri
dari berbagai suku dan adat harus bersatu untuk Negara Indonesia, Menempatkan
kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan.
• Sila Keempat adalah Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan / Perwakilan ->mengutamakan kepentingan negara dan
masyarakat, mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
• Sila kelima adalah Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia-> bersikap
adil, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, menghormati hak-hak orang
lain, bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial

Anda mungkin juga menyukai