Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nyalah kami diberi kesehatan dan kesempatan dalam menyelesaikan makalah
Manajemen Stratejik yang berjudul “Analisis Lingkungan Eksternal ”.
Kami berharap semoga kelak makalah ini dapat berguna dan juga bermanfaat serta
menambah wawasan tentang pengetahuan kita semua tentang analisis lingkungan eksternal..
Dalam pembuatan makalah ini kami sangat menyadari masih sangat banyak terdapat
kekurangan dan masih membutuhkan kritik dan saran.
Akhir kata tim penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Aamiin.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ....................................................................................................................... 1
BAB II ISI
2.1. Peengertian Analisis Lingkungan Internal .................................................................. 2
2.2. Faktor Faktor Analisis Lingkungan Internal ............................................................... 2
2.3. Resource Based View ................................................................................................ 4
2.4. Kondisi Internal Dari Sisi Kelemahan Dan Kekuatan ................................................. 5
2.5. Tools Audit/Analisa Faktor Internal : Matrik IFE ....................................................... 6
2.6. Value Chain ............................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui pengertian dari analisis lingkinan internal
b. Mengetahui faktor faktor dari analis lingkungam internal
c. Mengetahui apa itu Resources Based View
d. Memahami Kondisi internal dari sisi kelemahan dan kekuatan
e. Memahami contoh tools audit/analisa faktor internal : Matrik IFE
f. Memahami analisis lingkungan internal Value Chain
1
BAB II
ISI
2.1. Pengertian Analisa Internal
Menurut Jauch dan Glueck (1997), lingkungan internal adalah proses dimana
perencanaan strategi mengkaji faktor internal perusahaan untuk menentukan dimana
perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan yang berarti sehingga dapat mengelola
peluang secara efektif dan menghadapi ancaman yang terdapat dalam lingkungan.
Sedangkan menurut Learce dan Robinson Jr, dalam Kotler (2005) analisis lingkungan
internal adalah pengertian mengenai pencocokan kekuatan dan kelemahan internal
dengan peluang dan ancaman eksternal. Hasil dari analisis lingkungan internal akan
menghasilkan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan atau keunggulan
perusahaan itu meliputi keunggulan pemasaran, keunggulan sumber daya manusia,
keunggulan kuangan, keunggulan operasi dan keunggulanorganisasi dan manajemen.
Kekuatan dan kelemahan Pemasaran dapat dilihat dari reputasi perusahaan, pangsa pasar,
kualitas produk, keanekaragaman produk, merek produk, kemasan produk, model
produk,ukuran produk.
Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi
tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada
perusahaan. Analisis lingkungan internal perusahaan didefinisikan sebagai suatu proses
perencanaan strategi yang mengkaji bidang pemasaran dan distribusi perusahaan,
penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dankaryawan
perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk menganalisa kekuatan dan
kelemahan dari masing-masing divisi tersebut sehingga perusahaan dapat memanfaatkan
peluang dengan cara yang paling efektif dan dapat menangani ancaman. Analisis terhadap
lingkungan internal perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi sejumlah kekuatan dan
kelemahan yang terdapat pada sumber daya dan proses bisnis internal yang dimiliki
perusahaan. dimiliki perusahaan. Sumber daya dan proses bisnis internal dikatakan
memiliki kekuatan apabila sumber daya dan proses bisnis internal tersebut memiliki
kemampuan (capability) yang akan menciptakan distinctive competencies sehingga
perusahaan akan memperoleh keunggulan kompetitif. Beberapa analisis untuk daya
perusahaan, antara lain : Analisis SWOT (Strength, Weakness, Oppotunities, Threat dan
analisis rantai nilai (value chain analysis) dan pandangan berbasis sumber daya (resource
base view - RBV). Masing-masing alat analisis memiliki kelebihan dan kelemahan dalam
melakukan analisis lingkungan internal perusahaan.
Lingkungan internal (internal environment) adalah kondisi dan kekuatan dalam suatu
organisasi. Ini, biasanya, terkait dengan unsur-unsur dalam organisasi, termasuk
karyawan saat ini, manajemen, dan budaya perusahaan. Lingkungan internal terdiri dari
berbagai elemen yang ada di dalam organisasi, yang dapat mempengaruhi keberhasilan,
2
pendekatan operasi, dan keputusan organisasi. Ini dapat berbentuk seperti individu dalam
organisasi, lingkungan kerja, budaya, peralatan, proses kerja, praktik manajemen.
Kepemimpinan perusahaan adalah faktor internal yang penting. Gaya kepemimpinan
dan gaya manajemen lainnya mempengaruhi budaya organisasi. Seringkali, perusahaan
menyediakan struktur formal melalui pernyataan misi dan visi mereka. Kekuatan
karyawan juga merupakan faktor internal penting lainnya. Karyawan yang termotivasi,
pekerja keras dan berbakat adalah yang ideal. Mereka akan menghasilkan hasil yang lebih
baik dibandingkan dengan tenaga kerja yang tidak termotivasi dan kurang berbakat.
Lingkungan internal dapat dibagi ke dalam tiga kategori yaitu :
- Kompetensi atau biasa disebut sebagai kemampuan merupakan hal-hal yang bisa
dilakukan perusahaan. Kompetensi ini meliputi :
1. Adakah posisi khusus yang dimiliki perusahaan dalam sebuah industri.
2. Mengembangkan sumber daya meliputi skill, tekologi atau cara produksi.
3. Apakah perlu untuk bertahan dalam sebuah industry.
4. Memiliki kompetensi untuk dikembangkan menjadi kompetensi inti.
- Kompetensi Inti yaitu kompetensi khusus yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut
Prahalad dan Hamel kompetensi inti merupakan perkembangan superior dari
kompetensi umum. Kompetensi inti perusahaan bisa juga diartikan dengan
kemampuan perusahaan dalam mengembangkan kompetensi dan sumber daya yang
lebih efektif dibandingkan dengan para kompetitor.
- Sumber Daya merupakan input yang dipekerjakan dalam aktivitas organisasi. Sumber
daya yang dimiliki perusahaan sangat beragam. Sumber daya dalam organisasi
merupakan komponen utama yang paling menentukan kondisi internal organisasi.
Selain itu terdapat Discovering Core Competencie yang terbagi menjadi 2 yaitu
sustainable advantages dan value chain.
1. Sustainable Advantages
Sustainable Advantages atau keunggulan kompetitif berkelanjutan adalah suatu
kondisi atau keadaan yang menempatkan perusahaan dalam posisi bisnis yang
menguntungkan atau unggul dalam beberapa tahun. Jika perusahaan ingin
mempertahankan keungulan kompetitif yg berkelanjutan mka harus dapat
mengendalikan sumber daya yang dapaat di eksploitasi yang memiliki 4
karakteristik
penting yaitu :
a. Berharga.
b. Langka.
c. Mahal untuk ditiru.
d. Nonsubstitutable.
2. Value Chain
Value Chain yaitu cara memandang secara sistematis serangkaian kegiatan yang
dilakukan organisasi (perusahaan) untuk memuaskan pelanggan yang dilayaninya.
Rantai nilai dasar memilah-milah organisasi menjadi beberapa kegiatan penting
agar dapat memahami perilaku biaya organisasi, sumber-sumber diferensiasi atau
keunggulan. Analisis rantai nilai (value chain) memperlihatkan organisasi
(perusahaan) sebagai sebuah proses yang berkelanjutan dalam kegiatan penciptaan
nilai.
3
2.3. Resource Based View
The Resources Based View atau pandangan yang berbasis sumber daya merupakan
sebuah pandangan yang menerapkan dasar keunggulan kompetitif dimana hal utamanya
terletak pada sekumpulan aset berwujud atau tidak berwujud perusahaan. RBV
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keunggulan kompetitif
yang berkelanjutan ketika sumber daya dikelola sedemikian rupa sehingga apa yang
dihasilkan sulit untuk ditiru atau dibuat oleh pesaing, yang pada akhirnya menciptakan
hambatan kompetisi.
Teori Resource Based View membahas tentang bagaimana sebuah perusahaan dapat
mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan berdasarkan sumber daya yang
mereka miliki. Perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
dengan cara menerapkan strategi yang mengeksploitasi kekuatan internal mereka, tanggap
terhadap peluang yang ada di lingungan sekitar, dan menetralisir ancaman eksternal serta
menghindari kelemahan internal.
Resourece Based View memiliki kontribusi besar pada berbagai riset dan kajian
manajemen stratejik. Budaya organisasional yang dapat menghasilkan keunggulan
bersaing adalah budaya yang memberikan nilai ekonomis bagi perusahaan, langka, dan
sulit ditiru oleh pesaing. Sumberdaya organisasi dapat menghasilkan keunggulan
bersaing tidak hanya budaya organisasi saja, tetapi mencakup semua aset perusahaan,
kapabilitas, proses organisasional, karakteristik perusahaan, informasi, pengetahuan dan
sebagainya yang mana sumberdaya ini berada dalam kendali perusahaan untuk
implementasi strategi agar tercapai keefektifan dan efisiensi. Jadi, resource-based view
dianggap telah memberikan kontribusi manajemen strategik dalam hal penekanannya
pada analisa internal perusahaan, bahkan perspektif ini terus mengalami perkembangan
dan modifikasi.
Resource based view memberikan kontribusi besar bagi manajemen strategik.
Pertama, memberikan pencerahan baru bagi studi manajemen stratejik yang sebelumnya
didominasi oleh perspektif industrial organization. Resource-based view secara kritis
dapat menjawab fenomena yang tidak mampu dijelaskan oleh perspekif industrial
organization. Perspektif ini mampu menjelaskan mengapa perusahaan dalam satu industri
atau kelompok strategik dapat memiliki kinerja yang berbeda, tingkat keefektifan dan
efisiensi yang berbeda pula. Kedua, perspektif ini menyadarkan akademisi dan praktisi
manajemen strategik bahwa perusahaan dapat mencapai keunggulan bersaing melalui
sumberdaya intemal perusahaan. Jadi, perusabaan tidak semata-mata dikendalikan oleh
faktor atau kekuatan ekstemalnya saja. Keunggulan bersaing perusahaan tidak hanya
dapat diperoleh berdasarkan industri yang menarik tetapi juga bisa didapatkan dari
kapabilitas perusahaan. Artinya, perusahaan dapat mengendalikan strategi yang akan
dimplementasikannya menggunakan sumberdaya yang dimiliki. Ketiga, ini memberikan
pencerahan bahwa semua sumberdaya yang dimiliki perusahaan dapat menjadi sumber
keunggulan bersaing berkelanjutan dengan syarat memiliki karakteristik bemilai, langka
atau unik, sulit ditiru dan tidak penggantinya yang ekuivalen. Keempat, apabila
pendekatan industrial organization menekankan pada industri yang sudah mapan dan
implementasi strategi cenderung resource-based view untuk perusahaan besar. Maka,
4
pendekatan tidak hanya dapat diaplikasikan pada perusahaan yang sudah mapan, tetapi
juga bisa diaplikasikan pada perusahaan yang baru tumbuh (new entrants). Bahkan
perusahaan yang baru tumbuh ini dapat mencapai keunggulan bersaing berkelanjutan, dan
sumberdaya yang dimilikinya memperoleh first mover advantage. Suatu keunggulan yang
tidak mungkin didapatkan perusahaan bila menggunakan perpsektif industrial
organization. Namun demikian, resource-based view sebagai salah satu perspektif dalam
manajemen strategik yang memiliki asumsi tertentu juga tidak lepas dari beberapa
keterbatasan. Hal ini memang wajar, mengingat tidak ada satu pun perspektif yang
mampu mendeskripsikan semua fenomena sosial yang terjadi di dalam dunia nyata.
Kelemahan adalah suatu keterbatasan/ kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya/
kapabilitas suatu organisasi atau perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi
hambatan dalam kinerja efektif dalam perusahaan tersebut seperti kurangnya
keterampilan dalam memasarkan produk serta fasilitas penunjang operasional perusahaan.
Kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas terkontrol suatu organisasi yang
mampu dijalankan dengan sangat baik atau buruk. Hal ini muncul dalam manajemen,
pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi, penelitian dan pengembangan dan
sebagainya.
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari factor – factor
internal yang terdapat pada perusahaan. Matriks IFE menunjukkan kondisi internal
perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan yang dihitung berdasarkan rating dan bobot.
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor
internal seperti usahatani buah naga. Nilai total yang dibobot pada matriks ini merupakan
hasil penjumlahan total dari perkalian bobot dan rating masing-masing faktor strategis
internal usahatani buah naga.
6
3. Tetapkan peringkat 1 sampai 4 untuk setiap faktor untuk menunjukkan apakah
faktor tersebut mewakili kelemahan utama (peringkat = 1), kelemahan kecil
(peringkat = 2) kekuatan kecil (peringkat = 3), atau kekuatan utama (peringkat =
4). Perhatikan bahwa kekuatan harus menerima peringkat 3 atau 4 dan kelemahan
harus mendapat peringkat al atau 2. Dengan demikian, peringkat didasarkan pada
perusahaan, sedangkan bobot pada langkah 2 didasarkan pada industri.
4. Kalikan bobot masing-masing faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor
bobot untuk setiap variabel.
5. Jumlahkan skor tertimbang untuk setiap variabel untuk menentukan total skor
tertimbang untuk organisasi.
Contoh perhitungan yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini yaitu Usaha
tani buah naga.
7
Hasil analisis Matrik IFE
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel matriks IFE, diperoleh bahwa total nilai
skor terbobot sebesar 2,258. Dari total skor terbobot tersebut dapat disimpulkan bahwa
usahatani buah naga memiliki posisi internal yang lemah karena berada di bawah nilai
2,50. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani buah naga belum mampu dalam
memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mampu mengatasi kelemahan yang ada.
Kekuatan utama usahatani buah naga adalah sudah memiliki pasar tetap, dengan skor
sebesar 0,342. Walaupun dalam hal ini, pasar tetap buah naga organik adalah pasar
8
tradisional. Sedangkan kelemahan utama usahatani buah naga yaitu belum diterapkannya
SIM dalam sistem manajerial dengan skor sebesar 0,045.
Value chain (rantai nilai) adalah strategi dalam memandang bisnis yang dilihat
sebagai rantai aktivitas yang mengubah input menjadi output yang bernilai bagi
pelanggan.
Nilai bagi pelanggan yang merupakan hasil dari aktivitas perusahaan dibagi menjadi tiga,
yaitu:
Aktivitas yang mampu membedakan produk dengan produk pesaing
Aktivitas yang mampu menurunkan biaya produk
Aktivitas yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan
Kerangka value chain memiliki dua syarat untuk dapat digunakan sebagai salah satu
alat analisis manajemen biaya. Sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan strategis
dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat, Syarat-syarat tersebut adalah:
Data biaya setiap aktivitas sebagai pendukung analisis value chain,
Informasi untuk mendukung analisis product life cycle (daur hidup produk).
Tujuan Penerapan Value Chain
Perusahaan menerapkan value chain ini bertujuan untuk mengidentifikasi aktivitas-
aktivitas dalam sistem produksi sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekurangan
aktivitas yang terdapat dalam perusahaan.
Jenis Aktivitas Value Chain
Analisis value chain merupakan strategi yang dapat digunakan perusahaan untuk
membangun nilai perusahaan kearah yang lebih baik. Analisis ini dapat membantu
perusahaan untuk lebih fokus pada rencana strategi (renstra) yang dipilih sehingga
mampu meraih keunggulan kompetitif.
9
Gambar di bawah ini menjelaskan jenis kerangka rantai nilai yang umum.
10
Langkah awal dalam analisis rantai nilai adalah membagi bisnis menjadi beberapa
kelompok aktivitas yang terjadi dalam sebuah bisnis tersebut, biasanya dengan
mengelompokkan aktivitas atas proses tersebut ke dalam kategori aktivitas primer atau
pendukung. Langkah ini disebut juga dengan identifikasi aktivitas.
Langkah selanjutnya adalah analisis internal perusahaan mencoba mengaitkan biaya
ke setiap aktivitas-aktivitas yang dijalankan. Langkah ini membantu perusahaan untuk
mendapatkan penilaian di mana terdapat keunggulan biaya rendah atau kelemahan biaya.
Ketika value chain dianalisis, manajer perusahaan perlu mengidentifikasik aktivitas
yang penting bagi kepuasan pelanggan dan keberhasilan dalam strategi pemasaran.
Terdapat tiga pertimbangan penting dalam tahap analisis value chain ini, yaitu:
Pilihan aktivitas yang akan dianalisis secara rinci oleh manajer perusahaan. Apabila
perusahaan ingin fokus untuk menjadi penyedia barang atau jasa dengan biaya rendah,
maka manajemen perusahaan harus memperhatikan penurunan biaya yang harus
dilakukan. Sedangkan apabila misi perusahaan adalah menciptakan diferensiasi
produk, maka manajer perusahaan harus mengeluarkan lebih banyak biaya untuk
aktivitas-aktivitas yang menjadi kunci untuk menghasilkan diferensiasi produk.
Sifat dari value chain dan relatif pentingnya aktivitas-aktivitas dalam value chain
tersebut bervariasi dari satu industri ke industri lain.
Variasi aktivitas nilai sesuai dengan jenis perusahaan dalam sistem nilai yang lebih
luas, mencakup value chain dari para suppliernya di hulu dan para rekanan seperti
distributor di hilir yang terlibat dalam penyediaan produk atau jasa bagi para
pengguna akhir.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dengan mengetahui beberapa analisis lingkungan umum perusahaantersebut
perusahaan dapat mengetahui bagaimana keadaan dilingkungan sekitar baik dari
lingkungan internal dengan berbagai elemen yang telah disebutkandiatas maupun dari
lingkungan eksternal perusahaan. Maka dari itu perusahaan bisa menentukan strategi
apa yang harus dilakukan perusahaan guna menghadapi berbagai keadaan yang terjadi
disekitar perusahaan, seperti mengelola peluangdan ancaman dengan menggunakan
analisis lingkungan internal yang sesuai.Yang paling utama dari analisis lingkungan
perusahaan tersebut bagaimana perusahaan bisa memberikan yang terbaik dan tidak
membuatkebijakan yang bisa merugikan baik perusahaan maupun lingkungan sekitar.
Resource-based view memberikan pencerahan bahwa sumber keunggulan bersaing
berkelanjutan dapat berasal dari dalam atau intemal perusahaan. Resource- based
view secara mendasar menyatakan bahwa sumberdaya yang bernilai, langka atau
unik, sulit ditiru dan tidak ada dapat menciptakan bersaing bagi dengan asumsi dasar
heterogenitas dan inmobility sumberdaya tersebut. Namun demikian, masih
dibutuhkan pengembangan lebih lanjut agar resource-based view dapat mudah
diaplikasikan dalam riset empiris maupun praktek di dunia nyata.
3.2. Saran
Seharusnya setiap perusahaan harus mempunyai analisis lingkungan
ini baik secara internal maupun eksternal. Dengan penerapan analisis lingkunganumu
m yang baik perusahaan akan mampu membuat strategi-strategi yang baikguna
perusahaan mencapai tujuan dan dapat berbaur dengan lingkungan
tempat perusahaannya agar tidak terjadi konflik yang malah bisa merugikan
perusahaan
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pengadaanbarang.co.id/2020/11/analisis-value-chain.html
https://samahitawirotama.com/menganalisis-faktor-internal-untuk-menentukan-kekuatan-dan-
kelemahan-organisasi/
https://cerdasco.com/lingkungan-internal/
https://profesi-unm.com/2021/04/26/kenali-pendekatan-resource-based-view-untuk-analisis-
organisasi-dalam-buku-manajemen-strategik/
13