Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nyalah kami diberi kesehatan dan kesempatan dalam menyelesaikan makalah
Manajemen Stratejik yang berjudul “Strategi Tingkat Fungsional ”.
Kami berharap semoga kelak makalah ini dapat berguna dan juga bermanfaat serta menambah
wawasan tentang pengetahuan kita semua tentang analisis lingkungan eksternal.. Dalam
pembuatan makalah ini kami sangat menyadari masih sangat banyak terdapat
kekurangan dan masih membutuhkan kritik dan saran.
Akhir kata tim penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Aamiin.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ...............................................................................................................4
Rumusan Masalah ..........................................................................................................4
Tujuan ............................................................................................................................4
BAB II ISI
Stratgegi Fungsional ......................................................................................................5
Manajemen Pemasaran...................................................................................................6
Manajemen Sumber Daya Manusia ...............................................................................8
Manajemen Operasi/Produksi ......................................................................................10
Manajemen Keuangan dan Akuntansi .........................................................................12
Manajemen Reaserch dan Development (R&D)..........................................................14
Manajemen Sistem Informasi ......................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap perusahaan membutuhkan strategi sebagai salah satu cara yangdigunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi merupakan proses manajemen yang akan
menempatkan perusahaan pada posisi yang dikehendaki. Dalam pencapaian tujuan, perusahaan
harus mengambil keputusan yang tepat dan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pencapaian
tujuan tersebut.Tolak ukur keberhasilan perusahaan adalah kemampuannya untuk dapat
mengalokasikan dan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki untuk menangkap kesempatan
(opportunity), menyikapi ancaman (threat) yang adadalam usahanya, serta mengevaluasi
lingkungan internalnya, yaitu mengenai kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness).Menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan, dibutuhkan kejelian dari pihak
manajemen dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang membawa pengaruh terhadap
keberhasilan strategi tersebut.
Oleh karena itu, manajer perlumemperhatikan lingkungan, baik itu lingkungan di masa
sekarang, maupun di masa yang akan datang, sebagai dasar dalam penentuan langkah-langkah
pengambilan keputusan perusahaan serta menganalisis lingkungan secara sistematis agar
perusahaan mampu merumuskan strategi yang paling efektif bagi kelangsungan hidup dan
perkembangan perusahaan.
Semakin brerkembangnya arus gobalisasi menjadi semakin luas dan kompleks.Hal ini
tentu saja berdampak terhadap kegiatan perusahaan. Berbagai aspek lingkungan usaha dari suatu
perusahaan tidak hanya pada lingkungan eksternal yang bersifat uncontrollable atau tidak bisa
dikendalikan, yang meliputi aspek ekonomi, teknologi, politik, sosial budaya, dan persaingan,
tetapi juga lingkungan internal yang bersifat controllable atau dapat dikendalikan, yang meliputi
aspek-aspek fungsional strategis serta sumber daya yang ada. Oleh karena itu, perusahaan harus
tanggap terhadap tuntutan lingkungan guna mempertahankan posisi perusahaan dalam mencapai
tujuan.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa, termasuk juga perusahaan radio,
memiliki karakteristik dan klasifikasi yang berbeda dengan perusahaan yang bergerak dalam
bidang produksi. Jasa (services) dan barang (goods) mungkin bisa dikatakan sama karena kedua-
duanya sama-sama dibutuhkan oleh konsumen, tetapi kedua jenis produk ini memiliki karakter
yang berbeda. Untuk menjaga hal itu agar tetap berjalan sesuai dengan yang diinginkan
perusahaan dan mengantisipasi perubahan yang ada, tentu dibutuhkan tindakan berkelanjutan
dari perusahaan.
4
Dalam menyusun makalah ini terdapat rumusan masalah yang akan dibahas, antara lain:
1. Apa saja strategi fungsional yang dilakukan perusahaan?
2. Bagaimana sumber keputusan yang dibuat dalam membuat strategi fungsional?
3. Bagaimana cara penghindaran strategi yang akan dilakukan perusahaan?
4. Bagaimana perusahaan memilih strategis perusahaan?
5. Bagaimana kebijakan yang dibuat perusahaan atas strategi yang dibuat?
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.2 Manajemen Pemasaran
Peran dan fungsi pemasaran adalah bagaimana untuk mencapai sasaran perusahaan
dengan menghasilkan penjualan produk/jasa yang menguntungkan di pasaran. Strategi
tingkat fungsional pemasaran ini akan memberikan pedoman kepada manajer pemasaran
dalam menentukan siapa yang akan menjual apa, kepada siapa, di mana, berapa banyak dan
dengan cara yang bagaimana. Strategi ini biasanya diawali dengan melakukan segmentasi,
penentuan Target Market dan positioning. Kemudian atas dasar itu disusunlah bentuk
penawaran perusahaan pada pasarnya berupa pengembangan dari masing-masing unsur
marketing mix yang biasa juga disebut dengan 4P yaitu Product, Price, Place dan Promotion.
Penggunaan unsur-unsur bauran tidak harus mengikuti 4P, dapat dilakukan dengan mengikuti
konsep lain yang ada di dalam pemasaran sepert mega marketing atau dapat juga menerapkan
konsep pemasaran relasional.
Dengan memanfaatkan strategi pengembangan pasar (Market Development Strategy),
perusahaan atau unit bisnis dapat : menangkap pangsa yang lebih besar dari pasar yang ada
untuk saat ini melalui kejenuhan dan penetrasi pasar (Market Penetration), atau
mengembangkan pasar baru bagi produk yang ada. Dengan menggunakan strategi
pengembangan produk, perusahaan atau unit bisnis dapat mengembangkan produk baru
untuk pasar yang sudah ada atau mengembangkan produk baru untuk pasar baru. Beberapa
strategi pemasaran lain ada dalam kategori pasar, lini produk, distribusi, penetapan harga dan
kredit, dan iklan, serta promosi.Dalam pelaksanaan STP (Segmenting, Targeting dan
Positioning) harus dipahami bagaimana manajemen perusahaan memandang pasar bisnis
yang dilayani untuk mengetahui bagaimana cara pasar dikelompokan dan menentukan satu
atau lebih pasar yang akan dijadikan sasaran pelayanan. Posisi persdaingan dari penawaran
perusahaan di pasar sasarannya juga harus diperhatikan sehingga dapat menentukan
posisitioning yang akan dilakukan bagi produk perusahaan. STP merupakan suatu proses
penentuan siapa yang akan dilayani perusahaan dan bagaimana menempatkan produk
perusahaan di dalam fikiran pasar/konsumen.
Dalam mengembangkan unsur-unsur marketing mix dapat digunakan pertanyaan-
pertanyaan berikut :
- Produk :
1. Produk yang mana yang akan diutama?
2. 2. Produk yang mana yang akan memberikan kontribusi laba yang paling besar?
3. 3. Apa citra produk yang akan ditonjolkan?
4. Kebutuhan konsumen yang mana yang akan dipenuhi produk kita?
5. Apa perubahan yang akan mempengaruhi orientasi pelanggan kita?
6. Dan lain-lain
- Harga :
1. Apakah kita akan bersaing dengan harga?
2. Dapatkah kita menjalan diskon atau modifikasi harga lainnya?
3. Apakah perlu standar harga nasional, regional dan Internasional?
4. Berapa margin laba kotor yang kita inginkan?
5. Apakah harga ditetapkan berdasarkan biaya, permintaan atau persaingan?
6
6. Dan lain-lain
- Tempat :
1. Berapa tingkat liputan/cakupan pasar yang kita inginkan?
2. Adakah wilayah geografis pasar yang perlu diprioritaskan?
3. Apakah saluran pendistribusian yang digunakan?
4. Bagaimana saluran pemasaran tersebut dimanajemeni?
5. Apakah penjualan di organisir menurut wilayah pasar, segmen / produk?
- Promosi :
1. Jenis promosi yang manakah yang lebih diutamakan?
2. Pesan apakah yang akan diutamakan untuk sampai pada konsumen?
3. Media manakah yang akan digunakan?
Dalam menerapkan segmentasi market, Anda dapat merujuk pada beberapa dasar
pelaksanaannya. Adapun beberapa dasar atau jenis-jenis segmentasi pasar adalah sebagai
berikut:
1. Segmentasi Geografis (Geographic Segmentation)
Segmentasi geografis merupakan segmentasi pasar yang dinilai paling mudah.
Segmentasi ini menciptakan kelompok sasaran pelanggan yang berbeda berdasarkan
batas geografis. Karena pelanggan potensial memiliki preferensi, kebutuhan, dan minat
yang berbeda berdasarkan geografi mereka, memahami iklim dan wilayah geografis
kelompok pelanggan dapat membantu menentukan di mana tempat yang paling sesuai
untuk menjual produk, melakukan pemasaran, dan memperluas bisnis.
2. Segmentasi Demografis (Demographic Segmentation)
Segmentasi demografis mengurutkan pasar berdasarkan elemen demografis
seperti usia, pendapatan, pendidikan, ras, jenis kelamin, ukuran keluarga, pekerjaan,
kebangsaan, dan masih banyak lagi. Segmentasi ini merupakan salah satu bentuk
segmentasi yang paling sederhana dan paling umum digunakan karena produk dan
layanan apa yang kita beli, bagaimana kita menggunakan produk-produk itu, dan
seberapa banyak kita rela membelanjakan uang kita untuk sebuah produk sering kali
didasarkan pada faktor-faktor demografis.
3. Segmentasi Psikografis (Psychographic Segmentation)
Segmentasi psikografis memperhitungkan aspek psikologis perilaku konsumen
dengan membagi pasar sesuai dengan ciri-ciri kepribadian, gaya hidup, pendapatan, dan
minat konsumen. Pasar besar seperti yang ditargetkan oleh perusahaan peralatan olahraga
umumnya menggunakan segmentasi psikografis ketika mengelompokkan pelanggan
mereka ke dalam kategori orang yang peduli dengan hidup sehat dan kebiasaan
berolahraga.
4. Segmentasi Perilaku (Behavioral Segmentation)
7
Segmentasi perilaku membagi pasar berdasarkan perilaku dan pola pengambilan
Keputusan, seperti pembelian, konsumsi, gaya hidup, dan penggunaan. Misalnya,
pembeli dari usia muda mungkin cenderung lebih sering membeli makanan dengan
tampilan yang unik, sementara kelompok konsumen yang lebih tua mungkin cenderung
membeli makanan sehat. Mengelompokkan pasar berdasarkan perilaku pembelian
semacam ini memungkinkan Anda atau marketer untuk dapat mengembangkan
pendekatan yang lebih tertarget.
Langkah Product Positioning
1. Pilih Kriteria Utama
2. Peta Diagram
3. Plot pesaing produk
4. Cari tempat yg sesuai
5. Kembangkan Rencana Pemasaran
Tingkat integrasi antara perencanaan strategis dengan fungsi-fungsi SDM terwujud dalam
empat macam hubungan :
1. Hubungan Administrasi
Disini manajer puncak dan manajer fungsional yuang lainnya menganggap fungsi
SDM relatif tidak penting dan memandang manusia bukan sebagai keterbatasan
maupun aset perusahaan dalam pengambilan keputusan bisnis.
2. Hubungan Satu Arah
Terdapat hubugan skuensial antara perencanaan strategis dengan fungsi-fungsi SDM.
Fungsi SDM merancang program dan sistem untuk mendukung tujuan strategis
perusahaan. Jadi SDM bereaksdi terhadap inisiatif strategis tetapi tidak memiliki
pengaruh, karena meskipun sudah dianggap penting namun belum dianggap sebagai
mitra bisnis yang strategis.
3. Hubungan Dua Arah
Ditandai dengan hubungan resiprokal dan saling ketergantungan antara perencanaan
strategi dengan SDM. Fungsi SDM dipandang penting dan dapat dipercaya. SDM
8
berperan dalam penentuan arah strategis perusahaan dan sudah dijadikan mitra
strategis.
4. Hubungan Integratif
Ditandai oleh hubungan yang dinamis dan inter aktif antar fungsi-fungsi SDM dan
perencanaan strategis. Di sini manajer SDM dipandang sebagai sebenar-benarnya
mitra bisnis staregis dan dilibatkan dalam keputusan strategis. Manajemen sumber
daya manusia (SDM) berperan terutama dalam pengelolaan SDM organisasi mulai
dari perencanaan, rekrutmen, pengembangan, dan pemeliharaan (maintenance),
sehingga dengan begitu organisasi dapat memastikan bahwa SDMmemberikan
keunggulan kompetitif bagi organisasi. Selanjutnya, dengan adanya tantangan dan
perubahan peran manajemen sumber daya manusia pada beberapa dekade terakhir,
menuntut organisasi/perusahaan untuk lebih proaktif dan melakukan pendekatan
strategik di pasar.
Untuk mencapai keefektifan maksimal dari pengelolaan fungsi SDM, maka manajemen
sumber daya manusia harus terlibat secara integral di dalam proses manajemen strategik
organisasi/perusahaan. Artinya, manajemen sumber daya manusia harus :
1. Memiliki input ke dalam rencana strategik, baik dalam isu-isu yang berhubungan
dengan manusia maupun di dalam hal kemampuan pool sumber daya manusia
mengimplementasikan alternatif strategik tertentu;
2. Memiliki pengetahuan spesifik tentang sasaran strategik organisasi;
3. Mengetahui tipe-tipe keahlian, perilaku, dan sikap karyawan apa yang dibutuhkan
untuk mendukung rencana strategik; dan
4. Mengembangkan program-program yang memastikan bahwa karyawan memiliki
keahlian, perilaku, dan sikap yang dibutuhkan tersebut.
Strategi MSDM adalah strategi yang dimiliki oleh setiap perusahaan atau unit bisnis yang
digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang seringkali muncul dalam perusahaan yang
berhubungan dengan masalah sumber daya manusia dari perusahaan atau unit bisnis itu
sendiri. Strategi MSDM lain berkaitan dengan pertanyaan tentang promosi dari dalam atau
rekrutmen manajer dari luar perusahaan.Strategi bidang fungsional ini merupakan salah satu
bidang yang dapat mengantarkan perusahaan mencapai strategi umumnya. Beberapa kasus
perusahaan sukses dibangun dengan kekuatan utama dalam strategi fungsi SDM-nya. Oleh
karena itu SDM tidak dapat lagi dianggap sebagi suatu aktifitas rutin harian yang hanya
sekedar mengurusi adminitrasi karyawan saja tetapi harus menjadi fungsi yang mendukung
terciptakan kekuatan bersaing perusahaan terutama dalam persaingan global.Strategi SDM
haruslah mengarah pada pengembangan kemampuan manajerial dan teknis karyawan dan
manajer untuk kemudian dapat di manfaatkan secara optimal dalam menjalankan bisnis
perusahaan. Strategi fungsional ini juga meliputi elemen fungsi operasional dari manajemen
sumber daya manusia itu sendiri seperti:
a) Rekrutmen, seleksi dan orientasi.
b) Pengembangan karir dan pelatihan.
c) Kompensasi.
d) Evaluasi, disiplin dan pengambangan.
e) Hubungan kekaryawanan dan kesempatan kerja yang adil.
9
Semua fungsi tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga dapat membentuk suatu
keunggulan perusahaan dalam bidang SDM yang nantinya tentu akan dapal mendorong
terciptanya suatu distinctive competencies.
Strategi-strategi dalam manajemen sumber daya manusia (MSDM), system informasi dan
bidang-bidang fungsional penting lain bagi perusahaan adalah bervariasi menurut jenis
industrinya. Strategi Manajemen SDM, perlu menjawab permasalahan apakah perusahaan
harus menyewa karyawan / tenaga kerja yang kurang terampil dalam jumlah besar yang
tentunya akan menerima upah rendah, melakukan pekerjaan berulang-ulang dan cenderung
berhenti setelah waktu tertentu (kontrak selesai) yang cukup singkat. Lain halnya strategi
yang dilakukan oleh restoran McDonald’s, menyewa karyawan / tenaga kerja yang sangat
terampil dalam jumlah yang relatif sedikit dengan upah yang tinggi, dapat dilatih dan
dikembangkan dengan cepat agar dapat dengan cepat berpartisipasi dengan tim-tim otonomi.
Banyak perusahaan menggunakan pekerja buruh waktu dan karyawan sementara dan juga
bereksperimen dengan menyewa / mengontrak karyawan dari agen pengadaan tenaga kerja.
Untuk mengurangi biaya dan memperoleh fleksibilitas yang lebih tinggi, banyak perusahaan-
perusahaan di Amerika Serikat menyewa tenaga kerja lebih dari satu juta pekerja pada tahun
1993. Pendekatan pelatihan manajemen perlu dbuat untuk strategi bersaing perusahaan / unti
bisnis. Sebagai contoh : semakin prospektif suatu strategi bisnis, semakin penting pelatihan
lintas fungsional. Sebaliknya, pihak yang bertahan akan menekankan pengembangan
keterampilan di dalam bidang-bidang fungsional. Strategi Manejemen SDM lain berkaitan
dengan pertanyaan tentang promosi dari dalam atau rekruitmen manajer dari luar perusahaan.
10
1. Bersaing sebagai penyedia produk berbiaya rendah.
2. Bersaing sebagai penyedia produk berkualitas tinggi.
3. Mengutamakan pelayanan pelanggan.
4. Meluncurkan produk baru dalam frekuensi tinggi dan cepat.
5. Pertumbuhan absolut.
6. Berusaha melakukan integrasi vertikal.
7. Kapasitas cadangan untuk fleksibilitas.
8. Konsolidasi.
9. Menyebarkan pemrosesan layanan.
10. Penekanan penggunaan mekanisasi, otomasi dan robot.
Strategi operasi menentukan bagaimana dan dimana produk atau jasa yang akan
diproduksi, tingkat integrasi vertikal dalam proses produksi, penyebaran sumber daya fisik,
dan hubungan dengan pemasok. Hal ini juga harus berurusan dengan tingkat optimal
teknologi perusahaan yang harus digunakan dalam proses operasinya. Advanced
Manufacturing Technology (AMT) adalah merevolusi operasi di seluruh dunia dan harus
terus memiliki dampak yang besar sebagai perusahaan berusaha untuk mengintegrasikan
beragam kegiatan bisnis dengan menggunakan computer dibantu prinsip desain dan
manufaktur (CAD /CAM). Investasi tersebut juga bertindak untuk meningkatkan biaya tetap
perusahaan dan bias menyebabkan masalah yang signifikan jika perusahaan tidak dapat
mencapai lingkup atau skala ekonomi.
Strategi operasi menentukan bagaimana dan dimana sebuah produk / jasa diproses atau
dibuat, tingkat integrasi vertical yang dibutuhkan dan penyebaran sumber daya fisik yang
diperlukan, dan hubungan dengan pemasok yang diinginkan. Untuk memulai, strategi
operasional perusahaan akan dipengaruhi oleh siklus hidup produk. S. Kotha dan D. Orne
menyatakan bahwa strategi operasi memiliki beberapa karakteristik, berdasarkan strategi
kompetitif dari perusahaan atau unit bisnis yang memiliki bagian operasi. Strategi
pemanufakturan juga harus menjawab permasalahan integrasi vertical yaitu keputusan untuk
membuat atau membeli. Teknologi-teknologi baru dalam komunikasi, logistik dan system
informasi telah mengurangi popularitas integrasi vertical dalam pemanufakturan. Integrasi
Quasi yaitu perusahaan membeli kepemilikan sebagian dari pemasok atau distributor kunci,
menjadi semakin popular. Pemasok internal perusahaan juga digunakan oleh sebuah jaringan
kerja dari pemasok eksternal independen yang dihubungkan oleh kontrak jangka panjang dan
hubungan personal yang dekat.
12
Analisis EPS/EBIT
Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif pendanaan
terhadap EPS ( Earning per share ) pada tingkatan EBIT ( Earning Before Interest and Tax )
yang bervariasi. Yang dimaksud dengan EPS adalah laba bersih sesudah pajak atau Earning
After Tax ( EAT ) dibagi jumlah lembar saham perusahaan yang beredar.
Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan cara :
1. Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu , dan
2. Mengulang lankah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda. Hasilnya kemudian
digambarkan dalam grafik EBIT-EPS.
Indifference point memberikan masukan penting bagi manajemen dalam memilih
alternatif pembelanjaan, Jika expected EBIT lebih besar dari indifference point, perusahaan
sebaiknya menggunakan hutang. Jika sebaliknya, menggunakan saham akan lebih
menguntungkan. Perlu dicatat bahwa keputussan ini bisa salah jika actual EBIT tidak besar
yang diharapkan. Oleh karena itu, didalam mengambil keputusan, manajemen harus
memperhatikan juga deviasi standard ( tingkat variabilitas ) EBIT perusahaan.
Expected dan deviasi standard EBIT dapat dicari dengan mengembangkan sejumlah
skenario tentang EBIT dimasa mendatang beserta dengan probabilita terjadinya. Jika deviasi
standard EBIT relatif besar, manajemen harus lebih hati – hati karena expected EBIT
menjadi kurang dapat dipercaya. Sebaiknya manajemen memutuskan menggunakan hutang
hanya bila expected EBIT cukup jauh di atas indifference point.
EAT ( saham ) EAT ( hutang ) = Jumlah saham ( EBIT* – C1) ( 1 – T ) (EBIT* – C2 )
( 1 – T) = S1 S2
Dimana:
EBIT * = Indifferent point
C1 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 1
C2 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 2
S1 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 1
S2 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 2
T = Tingkat pajak
13
Jenis Anggaran
- Anggaran tunai - Anggaran divisi
- Anggaran operasional - Anggaran variabel
- Anggaran penjualan - Anggaran fleksibel
- Anggaran keuntungan - Anggaran tetap
- Anggaran Pabrik
- Anggaran Pengeluaran
• Kepengikutan Teknologi
• Keunggulan Biaya
• Pionir rancang produk biaya rendah
• Menjadi yang pertama didalam kurva pengalaman
• Menciptakan cara-cara melakukan kegiatan bernilai dengan biaya rendah
• Menurunkan biaya-biaya produk atau kegiatan lain dengan belajar dari pengalaman
pemimpin
• Menghindari biaya R&D melalui imitasi
Diferensiasi
Dari sini kita bisa melihat dengan jelas bahwa kegunaan sistem informasi manajemen
sangat diperlukan di dalam perusahaan. Adanya sistem ini dapat memperlancar
koordinasi serta mengoptimalkan kinerja setiap karyawan. Termasuk pihak manajemen
juga sangat terbantu dengan adanya sistem ini. Sebab, di era serba digital kini semua
informasi berjalan dengan sangat cepat. Maka dari itu, sistem manajemen di perusahaan
takkan bisa berfungsi secara maksimal tanpa adanya integrasi dengan teknologi.
Inilah mengapa perusahaan Anda memerlukan sistem informasi manajemen. Sistem
ini juga memudahkan perusahaan dalam mencari solusi untuk permasalahan apapun,
melalui data-data dari informasi yang akurat. Adanya sistem informasi manajemen sangat
membantu perusahaan dalam mencapai target serta berkembang dengan lebih pesat.
Dewasa ini pengertian suatu informasi adalah selalu dikaitkan dengan penggunaan
EDP (Electronics Data Processsing) dan sebatas pemberian data / informasi yang
dibutuhkan oleh para pengambil keputusan walaupun tanpa disadari bahwa penggunaan
yang demikian sudah tidak memadai dan ketinggalan zaman. Bila dihitung dan dianalisis
dengan menggunakan teknik Cost Benefit Analysis (CBA), akan menunjukkan bahwa
biaya yang akan dikeluarkan akan lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh.
Dalam persaingan yang begitu ketat sekarang ini, disamping kebijakan pemerintah yang
selalu berubah-ubah, mau tidak mau setiap perusahaan harus sudah mulai menggali
konsep “Keunggulan bersaing” ( Competitive Advantage). Dengan keunggulan ini
dihrapkan perusahaan akan semakin berkembang tanpa harus takut untuk disaingi oleh
para pesaing. Hal penting dari uraian di atas adalah bahwa perusahaan sekarang harus
17
mulai mengubah tujuan dari penggunaan system informasinya sesuai dengan
perkembangan teknologi yang baru. Perubahan system ini perlu untuk pencapaian
“Keunggulan bersaing” tersebut agar perusahaan dapat siap untuk memasuki era
globalisasi dan bersaing dengan perusahaan asing lainnya. Beberapa jenis strategi
perusahaan atau unit bisnis atau fungsional adalah cukup berisiko. Para manajer yang
telah membuat analisis yang buruk atau kurang kreatif dapat terperangkap untuk ikut
mempertimbangkannya.
Adapun strategi-strategi yang harus dihindari :
- Pukul yang lain dan lari : Apabila perusahaan berhasil karena telah menjadi pionir
sebuah produk yang benar-benar sukses, maka perusahaan tersebut memiliki
kecenderungan untuk mencari produk superior lain untuk memastikan terjadinya
pertumbuhan dan kemakmuran. Seperti bertaruh dalam pacuan kuda, probabilitas
mencari pemenang kedua adalah tipis. Polaroid telah menghabiskan banyak dana
dalam mengembangkan kamera film instan, tetapi publik justru mengabaikannya.
Xerox memperkenalkan produk revolusioner baru yang disebut “Xenith”, yang
mengkombinasikan komputasi, scanning, faksimili dan penggandaan dalam
rangka untuk meniru sukses alat pengganda aslinya.
- Lakukan apa saja : Ketika dihadang dengan beberapa peluang yang menarik,
pihak manajemen cenderung mengambil semuanya. Pada awalnya, perusahaan
mungkin saja memiliki sumber daya yang cukup untuk mengembangkan setiap
ide-ide kedalam sebuah proyek, tetapi kebutuhan akan sumber daya yang besar
18
bagi setiap proyek dengan segera akan menghabiskan uang, waktu, dan tenaga
yang ada.
19
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Strategi fungsional (functional strategy) merupakan suatu pendekatan terhadap area fungsional
untuk mencapai tujuan perusahaan dan unit bisnis dengan memaksimumkan produktivitas
sumber daya. Strategi ini dititikberatkan pada pengembangan dan pemeliharaan suatu
kompetensi khusus (distinctive competency) untuk menghasilkan keunggulan bersaing bagi
suatu perusahaan atau unit bisnis.
1. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran (marketing strategy) berkaitan dengan penetapan harga (pricing), penjualan
(selling), dan pendistribusian (distributing) produk.
2. Strategi Keuangan
Strategi keuangan (financial strategy) menguji implikasi keuangan dari pilihan strategis suatu
perusahaan atau unit bisnis dan mengidentifikasi tindakan keuangan yang terbaik.
Strategi ini juga dapat menciptakan keunggulan bersaing melalui biaya modal/dana yang
lebih rendah dan kemampuan yang fleksibel untuk meningkatkan jumlah modal demi
mendukung suatu strategi bisnis.
Strategi penelitian dan pengembangan (R&D strategy) berkaitan dengan inovasi dan
pengembangan produk dan proses. Salah satu pilihan dalam strategi R&D adalah apakah
perusahaan akan menjadi pemimpin teknologi (technological leader) yaitu menjadi
pelopor inovasi, atau menjadi pengikut teknologi (technological follower) yaitu meniru
produk pesaing.
4. Strategi Operasi
Strategi ini menekankan pada bagaimana suatu perusahaan atau unit bisnis
memutuskan cara pemilihan dan pemanfaatan tenaga kerja. Apakah perusahaan merekrut
20
sendiri atau menggunakan outsourcing. Kemudian apakah menggunakan tenaga kerja yang
kurang terampil dengan upah yang murah atau tenaga kerja terampil dengan upah yang tinggi.
Kriteria yang paling penting adalah kemampuan strategi yang diusulkan dalam menangani
faktor-faktor strategis spesifik yang dikembangkan sebelumnya melalui analisis SWOT.
Pertimbangan penting lainnya dalam memilih suatu strategi adalah kemampuan setiap alternatif
strategi untuk memenuhi tujuan dengan sumber daya terkecil dan efek samping paling sedikit.
Dua hal yang berkaitan dengan pemilihan strategi:
a. Menyusun scenario perusahaan, dan
b. Proses penetapan pilihan strategis
21
DAFTAR PUSTAKA
A. Sri Wahyudi, SE, MBA, 1995, Manajemen strategic : Pengantar Proses Berpikir Strategik,
Binarupa Aksara, Jakarta
George A. Steiner & John B. Miner, 1977, Management Policy And Staretegy, Macmillan
College Publishing Company, Inc
S. Kotha & D. Orne, 1989, Generic Manufacturing Strategies : A Conceptual Synthesis, John
Willey & Sons, Inc
Thomas L. Wheelen & J. David Hunger, 2000, Strategic Management & Business Policy,
Seventh Edition, Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
22