Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Individu Dan Masyarakat.


Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur
fisik dan fsikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu
manakala unsur–unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jadi pengertian manusia
sebagai makhluk individu mengandung arti bahwa unsur yang ada dalam diri individu
tidak terbagi, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Individu adalah
manusia yang memiliki kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan
atau orang seorang yang memiliki keunikan. Setiap manusia memiliki keunikan atau
ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Walaupun secara umum
manusia itu memiliki perangkat fisik yang sama, tetapi kalau perhatian kita tujukan
pada hal yang lebih detail, maka akan terdapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan itu
terletak pada ukuran, bentuk, ukuran sifat dan lain-lainnya. Ciri seorang individu tidak
hanya mudah dikenali lewat ciri fisik atau biologisnya. Sifat, karakter, perangai, atau
gaya dan selera orang juga berbedabeda. Lewat ciri-ciri fisik seseorang pertama kali
mudah dikenali. Seorang individu adalah perpaduan antara factor genotype dan
fenotipe. Factor genotype adalah factor yang dibawa individu sejak lahir, ia
merupakan factor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Secara fisik seseorang
memiliki kemiripan atau kesamaan ciri dari orang tuanya, kemiripan atau kesamaan
itu mungkin saja terjadi pada keseluruhan penampilan fisiknya, bisa juga terjadi pada
bagian–bagian tubuh tertentu saja. Kita bisa melihat secara fisik bagian tubuh mana
dari kita yang memiliki kemiripan dengan orang tua kita. Ada bagian tubuh kita yang
mirip ibu atau ayah, begitu pula mengenai sifat atau karakter kita yang mirip seperti
ayah dan ibu. Kalau seorang individu memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang
dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi
oleh factor lingkungan. Factor lingkungan ikut berperan dalam pembentukan
karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan
fisik dan lingkungan social. Lingkungan fisik seperti lingkungan alam sekitar.
Lingkungan social merujuk pada lingkungan dimana seorang individu melakukan
interaksi social. Karakteristik yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan
kpribadian. Seseorang yang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan
yang lain. Kpribadian seseorang itu dipengaruhi factor bawaan (genotype) dan factor
lingkungan (fenotipe) yang saling berinteraksi terus menerus.
Manusia sebagai makhluk social dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas
dari pengaruh orang lain. Oleh karena itu manusia dikatakan sebagai makhluk social,
yaitu makhluk yang didalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh
manusia lain. Makhluk social dikatakan sebagai makhluk social, juga dikarenakan
pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan dengan orang lain. Ada
kebutuhan social untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Manusia memiliki
kebutuhan untuk mencari kawan atau teman. Kebutuhan untuk berteman dengan
orang lain, sering kali didasari atas kesamaan ciri atau kepentingan nya masing-
masing.
Manusia dikatakan juga sebagai makhluk social, karena manusia tidak akan bisa
hidup sebagai manusia kalau tidak hidup ditengah-tengah manusia. Dan manusia
berbeda dengan hewan, untuk mempertahankan hidupnya ia dibekali dengan akal.
Insting yang dimiliki manusia sangat terbatas, ketika bayi lahir misalnya, ia hanya
memiliki insting menangis. Menurut Mead pengembangan diri manusia ini
berlangsung melalui beberapa tahap-tahap play stage, tahap game stag e, dan tahap
generalized other. Pada tahap awal sosialisasi, interaksi seorang anak biasanya
terbatas pada sejumlah kecil orang lain biasanya anggota keluarga, terutama ayah dan
ibu. Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia.
Dalam kaitan ini lah para pakar berbicara mengenai bentuk–bentuk proses sosialisasi
seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup atau
pendidikan berkesenambungan. Berger dan Luckman (1967) mendefinisikan
sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil,
melalui mana ia menjadi anggota masyarakat. Sedangkan sosialisasi sekunder ia
mendefinisikan sebagai proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah
di sosialisasikan ke dalam sector baru dari dunia objektif masyarakatnya. Dalam
sosialisasi primer tidak ada masalah identifikasi. Orang–orang yang berpengaruh tidak
dapat dipilih. Masyarakat menyediakan sekelompok orang-orang berpengaruh
tertentu. Oleh karena itu sianak tidak punya pilihan lain dalam menetukan pengaruh–
pengaruhnya, maka pengindentifikasian diri nya dengan mereka berlangsung secara
kuasi otomatis. Oleh karena itulah maka dunia yang dinternalisasikan dalam sosialiasi
primer jauh lebih kuat tertanam dalam kesadaran sosialisasi sekunder. Sosialisasi
primer menyangkut tahap–tahap belajar yang ditentukan secara social. Sifat sosialisasi
primer juga dipengaruhi oleh berbagai persyaratan dalam pengalihan cadangan
pengetahuan. Legitimasi tertentu mungkin menuntut tingkat kompleksitas linguistik
yang lebih tinggi bagi pemahamannya dibandingkan dengan ligitimasi lainnya. Dapat
disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk social, karena beberapa
alasan yaitu:
a. Manusia tunduk pada peraturan, norma social.
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup ditengah – tengah manusia.

B. Pengertian Masyarakat dan Ciri-cirinya


Kita tentu sudah sering mendengar kata masyarakat, baik dari orang lain maupun
mendengar lewat media elektronik. Bahkan mungkin anda sendiri pernah dan
mungkin sering menggunakan kata masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari istilah
atau kata masyarakat sering muncul seperti dalam contoh berikut ini: Penggunaan
kata masyarakat sering kali tercampuradukkan dalam kehidupan sehari-hari. Disatu
waktu kita menggunakan kata masyarakat sesuai dengan makna kata masyarakat itu
sendiri. Tetapi terkadang kita menggunakan kata masyarakat untuk makna yang
bukan sebenarnya, seperti kata rakyat kita gunakan juga istilah masyatakat untuk
menggantikannya, atau juga sebaliknya, kita menggunakan kata rakyat untuk
menggantikan masyarakat. Istilah masyarakat dalam bahasa ingrisnya society,
sedangkan istilah komunitas dalam bahasa ingrisnya community. Dalam konteks
keseharian, sering kali terjadi kesalahan pemahaman antara society dan community.
Dua istlah tersebut sering ditafsirkan secara sama, padahal sangat berbeda artinya.
Society atau masyarakat berbeda dengan komunitas atau masyarakat setempat.
Terdapat perbedaan mendasar antara kedua konsep tersebut.
Beberapa definisi mengenai masyarakat menurut beberapa ahli yaitu sebagai
berikut :
1) Menurut Krech, Kumpulan orang Sudah terbentuk dengan lama, sudah memiliki
system social atau struktur social tersendiri, memiliki kepercayaan, sikap, dan
perilaku yang dimiliki bersama.
2) Menurut Krech, Crutchfield, dan Ballachey, kolektivitas interaksi manusia yang
terorganisasi, kegiatannya terarah pada sejumlah tujuan yang sama, memiliki
kecenderungan untuk memiliki keyakinan, sikap, dan bentuk tindakan yang sama.
3) Menurut Fairchild, kelompok manusia, adanya keterpaduan atau kesatuan diri
berlandaskan kepentingan utama, adanya pertahanan dan kekekalan diri, adanya
kesinambungan, adanya hubungan yang pelik diantara anggotanya.
4) Menurut konsep Horton dan Hunt, kelompok manusia, sedikit banyak memiliki
kebebasan dan bersifat kekal, memiliki kebudayaan, memiliki hubungan dalam
kelompok yang bersangkutan.
Pengertian masyarakat setempat atau komunitas dan ciricirinya Masyarakat
setempat adalah suatu wilayah kehidupan social yang ditandai oleh suatu derajat
hubungan social yang tertentu. Dasar–dasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas
dan perasaan masyarakat setempat. Unsur pertama dari komunitas adalah adanya
wilayah atau lokalitas. Suatu komunitas pasti mempunyai lokalitas atau tempat tinggal
tertentu. Meskipun sekelompok mereka adalah pengembara, tetapi pada suatu saat
tertentu mereka menempati wilayah tertentu. Unsur kedua dari komunitas adalah
perasaan saling ketergantungan atau saling membutuhkan. Perasaan anggota
masyarakat setempat dengan anggota lainnya didasari adanya persamaan tempat
tinggal. Perasaan bersama antara anggota masyarakat setempat tersebut di atas disebut
community sentiment dan memiliki unsur sebagai berikut: Seperasaan,
sepenanggungan, dan saling memerlukan.

C. Masyarakat Desa dan Kota.


Kita sering mendengar jenis-jenis masyarakat seperti masyarakat desa dan
masyarakat kota. Desa dan kota memiliki perbedaan fisik maupun secara social.
Sebuah desa sering kali ditandai dengan kehidupan yang tenang, jauh dari hikuk
pikuk keramaian, penduduknya ramah tamah, saling mengenal satu sama lain, mata
pencarian penduduknya kebanyakan sebagai petani, atau nelayan. Orang didesa
mempunyai hubungan yang lebih erat dan mendalam anara sesame warganya. System
kehidupan biasanya berkelompok, atas dasar kekeluargaan. Penduduk Masyarakat
desa pada umumnya hidup dari pertanian atau nelayan, meskipun pekerjaan yang
lainpun ada seperti tukang kayu, atau tukang batu. Sebuah kota sering kali ditandai
dengan kehidupan yang ramai, wilayahnya yang luas, banyak penduduknya,
hubungan yang tidak erat satu sama lain, dan mata pencarian penduduknya
bermacam-macam. Menurut Soerjono Soekamto, masyarakat kota dan desa memiliki
perhatian yang berbeda, khususnya perhatian terhadap keperluan hidup. Di desa yang
diutamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang
lainnya diabaikan. Lain dengan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok,
pandangan masyrakat sekitarnya sangat mereka perhatikan.

D. Intraksi Sosial dan Pelapisan Sosial.


1. Interaksi Social.
Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling
mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui bahwa manusia
dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.
Ada beberapa pengertian interaksi social yang ada di lingkungan masyarakat,
diantaranya Menurut H. Booner, interaksi social adalah hubungan antara dua
individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi,
mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. 
Menurut Gillin and Gillin, interaksi social adalah hubungan-hubungan antara
orang individual, antara kelompok-kelompok, dan orang perorangan dengan
kelompok. Interaksi social merupakan hubungan timbal balik antara individu
dengan individu, antara kelompok dengan kelompok, antara individu dengan
kelompok.
Interaksi social sebagai factor utama dalam kehidupan, adapun factor–factor
yang mendasari berlangsungnya interaksi social, yaitu:
a. Factor imitasi
b. Factor sugisti
c. Factor identifikasi
d. Factor simpati
Syarat–syarat terjadinya interaksi social yaitu:
a. Adanya kontak social
b. Adanya komunikasi Selain itu kontak social dapat terjadi dan berlangsung
dalam tiga bentuk yaitu: Antara orang perorangan, antara perorangan dengan
suatu kelompok atau sebaliknya, antara kelompok manusia dengan kelompok
manusia lainnya.
Bentuk–bentuk interaksi social Menurut Gillin and Gillin ada dua macam proses
social yang timbul sebagai akibat adanya interaksi social yaitu:
Bentuk interaksi Asosiatif, kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan
terhadap kelompoknya dan kelompok lainnya.
Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama ada tiga bentuk kerja sama, yaitu:
Bargaining, pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua
organisasi atau lebih. Cooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu
cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas organisasi yang
bersangkutan. Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai
tujuan yang sama. Akomodasi, adapun bentuk–bentuk dari akomodasi adalah 
Coercion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya
paksaan. Compromise, suatu bentuk akomodasi, dimana pihak yang terlibat masing-
masing mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap
perselisihan yang ada. Arbitration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila
pihak yang berhadapan, tidak sanggup untuk mencapainya sendiri. Conciliation, suatu
usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih, bagi tercapainya suatu
persetujuan bersama. Stelemate, merupakan suatu akomodasi dimana pihak-pihak
yang berkepentingan yang mempunyai keseimbangan, berhenti pada titik tertentu
dalam melakukan pertentangan.
Bentuk interaksi Disosiatif, persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan
oleh individu atau kelompok yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu
bagi dirinya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah
ada tanpa menggunakan kekerasan.
Kontravensi bentuk interaksi yang berbeda antara persingan dan pertentangan.
Kontraversi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri seseorang, perasaan
yang tidak suka disembunyikan dan kebencian terhadap kpribadian orang, akan tetapi
gejalagejala tersebut tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.
Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi individu atau kelompok social yang
berusaha untuk mencapai tujuannya dengan cara menentang pihak lain disertai
ancaman atau kekerasan Pertentangan memiliki bentuk-bentuk khusus, antara lain:
1. Pertentangan pribadi, pertentangan antar individu pertentangan rasional,
perbedaan yang timbul karena perbedaan ras.
2. Pertentangan kelas social, pertentangan yang disebabkan oleh perbedaan
kepentingan antara kelas social.
3. Pertentangan politik,

E. Stratifikasi Sosial dan Pelapisan Masyarakat.


Setiap individu adalah anggota dari suatu kelompok. Tetapi, tidak setiap warga
dari suatu masyarakat hanya menjadi anggota dari satu kelompok tertentu, ia bisa
menjadi anggota lebih dari satu kelompok social. Berkaitan dengan penempatan
individu dalam kelompok social, maka individu memiliki kemampuan untuk
Menempatkan diri, ditempatkan oleh orang lain dalam suatu lapisan social ekonomi
tertentu. Penempatan seseorang dalam lapisan social ekonomi tertentu merupakan
pembahasan stratifikasi social. Dalam kaitannya dengan stratifikasi social Max
Webber menjelaskan stratifikasi social ada tiga demensi yaitu:
1. Dimensi kekayaan.
2. Dimensi kekuasaan.
3. Dimensi prestise.
Lebih jauh Webber dalam-Class, status, party, menjelaskan bahwa, sesuatu
disebut kelas apabila:
a. Sejumlah orang sama-sama memiliki suatu komponen tertentu yang
merupakan sumber dalam kesempatan hidup mereka.
b. Komponen ini secara eksklusif tercermin dalam kepentingan ekonomi berupa
kepemilikan benda-benda dan kesempatan untuk memperoleh pendapatan.
c. Hal itu terlihat dalam kondisi komoditas atau pasar tenaga kerja.Gaya hidup
menyangkut banyak dimensi kehidupan, tetapi Nas dan Sande berusaha
membuat suatu pengelompokan demensi gaya hidup dalam lima kelompok
yaitu:
1) Dimensi Morfologis Dimensi morfologis merujuk kepada lingkungan
dan aspek geografis. Beberapa atau sekelompok orang lebih dibanding
tempat yang lainnya, dari mulai lingkungan yang tradisiolnal sampai
kota yang cosmopolitan.
2) Hubungan social dan jaringan kerja Dimensi ini dibedakan atas tiga
bidang yaitu: Pengkapsulan, keterkaitan pada lingkungan, suku, etnis,
keeratan di berbagai bidang, Segregasi, tidak menekankan pada satu
kegiatan saja, tetapi pada beberapa kegiatan tanpa ada keterkaitan yang
akrab atau emosional, Isolasi tanpa ada keterkaitan yang mendalam pada
bidang apa pun.
3) Penekanan bidang kehidupan (Domain) Seorang dapat menekankan
kehidupannyapada suatu bidang tertentu yang menjadi prioritasnya.
4) Makna gaya hidup Penilaian atau pemaknaan terhadap bidang–bidang
kehidupan.
5) Dimensi simbolik Simbol-simbol yang digunakan dalam kehidupan.
Bentuk–bentuk hubungan social ini baik yang asosiatif atau pun
disosiatif akan menimbulkan kelompok-kelompok social. Kelompok–
kelompok social yang muncul akan terstratifikasi berdasarkan penilaian
yang diberikan oleh anggota kelompok dalam atau kelompok luar.

F. Peranan dan Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial.


1. Peran manusia sebagai makhluk individu dan sosial.
Pada hakikatnya, manusia senantiasa berperan ganda, yaitu sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Dalam berinteraksi dengan sekitar ada hubungan
secara vertikal (hubungan dengan Tuhan) dan secara horizontal (hubungan
dengan sesama manusia). manusia sebagai makhluk sosial artinya, manusia tidak
bisa hidup sendirian. Manusia sejak lahir sampai masuk liang kubur selalu
membutuhkan kehadiran orang lain selain dirinya. Jika manusia tidak
berhubungan dengan sesama manusia lainnya, maka orang tersebut belum bisa
dikatakan manusia. Karena itu, dalam hubungan sesama manusia terdapat modal
dan kualitasnya yang berbeda.
Manusia memang tidakakan bisa lepas dari berhubungan dari orang lain,
untuk menjaga hubungan yang harmonis sebagai individu dan makhluk sosial
umumnya setiap suku bangsa memiliki nilai-nilai dan tradisi yang dapat
dikembangkan menjadi modal kedamaian yang kondusif bagi keeratan antara
suku bangsa, agama, ras, dan perbedaan lainnya.
2. Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan sosial.
Didalam diri manusia terdapat dua kepentingan, yaitu kepentingan individu
dan kepentingan bersama. Kepentingan individu didasarkan manusia sebagai
makhluk individu, karena pribadi manusia yang ingin memnuhi kebutuhan
pribadi. Kepentingan bersama didasarkan manusia sebagai makhluk sosial yang
ingin memenuhi kebutuhan bersama.
Manusia sebagai makhluk individu artinya tiap manusia berhak atas milik
pribadinya sendiri dan bisa disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Manusia
individu merupakan subyek yang mengalami kondisi manusia. Ini diikatkan
dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui
kepribadian mereka, jenis kelamin mereka dan status sosial. Selama
kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan
atau usia lanjut. Manusia juga sebagai makhluk individu memiliki pemikiran-
pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-
tindakanyang akan diambil.
Manusia sebagai makhluk soaial artinya, manusia membutuhkan orang lain
dan lingkungan sosialnya sebgai sarana untuk bersosialisasi. Bersosialisasi disini
artinya membutuhkan lingkungan sosial sebgai salah satu habitatnya maksudnya
setiap manusia saling membutuhkan satu sama lainnya untuk bersosialisasi dan
berinteraksi. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling
berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.
Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan untuk
menyempurnakan serat meningkatkan kesejahteraan hidupnya demi
kelangsungan hidup dan sejenisnya.
DAFTAR PUSTAKA

http: // www. academia. edu. (diakses 27 Februari 2020). com


Tumanggor, Rusmin, dkk. 2012. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.
Hanani, Silfia. 2018. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Bukittinggi: Suci Percetakan.

Anda mungkin juga menyukai