0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
19 tayangan10 halaman
Bab ini membahas tentang individu dan masyarakat, pengertian masyarakat dan ciri-cirinya, serta perbedaan masyarakat desa dan kota. Manusia dijelaskan sebagai makhluk individu dan sosial, dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan. Masyarakat didefinisikan sebagai kelompok manusia yang memiliki sistem sosial, kepercayaan, dan perilaku bersama serta terbentuk dalam waktu lama. Perbedaan masy
Bab ini membahas tentang individu dan masyarakat, pengertian masyarakat dan ciri-cirinya, serta perbedaan masyarakat desa dan kota. Manusia dijelaskan sebagai makhluk individu dan sosial, dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan. Masyarakat didefinisikan sebagai kelompok manusia yang memiliki sistem sosial, kepercayaan, dan perilaku bersama serta terbentuk dalam waktu lama. Perbedaan masy
Bab ini membahas tentang individu dan masyarakat, pengertian masyarakat dan ciri-cirinya, serta perbedaan masyarakat desa dan kota. Manusia dijelaskan sebagai makhluk individu dan sosial, dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan. Masyarakat didefinisikan sebagai kelompok manusia yang memiliki sistem sosial, kepercayaan, dan perilaku bersama serta terbentuk dalam waktu lama. Perbedaan masy
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan fsikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur–unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jadi pengertian manusia sebagai makhluk individu mengandung arti bahwa unsur yang ada dalam diri individu tidak terbagi, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Individu adalah manusia yang memiliki kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan atau orang seorang yang memiliki keunikan. Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Walaupun secara umum manusia itu memiliki perangkat fisik yang sama, tetapi kalau perhatian kita tujukan pada hal yang lebih detail, maka akan terdapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan itu terletak pada ukuran, bentuk, ukuran sifat dan lain-lainnya. Ciri seorang individu tidak hanya mudah dikenali lewat ciri fisik atau biologisnya. Sifat, karakter, perangai, atau gaya dan selera orang juga berbedabeda. Lewat ciri-ciri fisik seseorang pertama kali mudah dikenali. Seorang individu adalah perpaduan antara factor genotype dan fenotipe. Factor genotype adalah factor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan factor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Secara fisik seseorang memiliki kemiripan atau kesamaan ciri dari orang tuanya, kemiripan atau kesamaan itu mungkin saja terjadi pada keseluruhan penampilan fisiknya, bisa juga terjadi pada bagian–bagian tubuh tertentu saja. Kita bisa melihat secara fisik bagian tubuh mana dari kita yang memiliki kemiripan dengan orang tua kita. Ada bagian tubuh kita yang mirip ibu atau ayah, begitu pula mengenai sifat atau karakter kita yang mirip seperti ayah dan ibu. Kalau seorang individu memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh factor lingkungan. Factor lingkungan ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan social. Lingkungan fisik seperti lingkungan alam sekitar. Lingkungan social merujuk pada lingkungan dimana seorang individu melakukan interaksi social. Karakteristik yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kpribadian. Seseorang yang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan yang lain. Kpribadian seseorang itu dipengaruhi factor bawaan (genotype) dan factor lingkungan (fenotipe) yang saling berinteraksi terus menerus. Manusia sebagai makhluk social dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari pengaruh orang lain. Oleh karena itu manusia dikatakan sebagai makhluk social, yaitu makhluk yang didalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Makhluk social dikatakan sebagai makhluk social, juga dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan dengan orang lain. Ada kebutuhan social untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk mencari kawan atau teman. Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain, sering kali didasari atas kesamaan ciri atau kepentingan nya masing- masing. Manusia dikatakan juga sebagai makhluk social, karena manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup ditengah-tengah manusia. Dan manusia berbeda dengan hewan, untuk mempertahankan hidupnya ia dibekali dengan akal. Insting yang dimiliki manusia sangat terbatas, ketika bayi lahir misalnya, ia hanya memiliki insting menangis. Menurut Mead pengembangan diri manusia ini berlangsung melalui beberapa tahap-tahap play stage, tahap game stag e, dan tahap generalized other. Pada tahap awal sosialisasi, interaksi seorang anak biasanya terbatas pada sejumlah kecil orang lain biasanya anggota keluarga, terutama ayah dan ibu. Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam kaitan ini lah para pakar berbicara mengenai bentuk–bentuk proses sosialisasi seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup atau pendidikan berkesenambungan. Berger dan Luckman (1967) mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, melalui mana ia menjadi anggota masyarakat. Sedangkan sosialisasi sekunder ia mendefinisikan sebagai proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah di sosialisasikan ke dalam sector baru dari dunia objektif masyarakatnya. Dalam sosialisasi primer tidak ada masalah identifikasi. Orang–orang yang berpengaruh tidak dapat dipilih. Masyarakat menyediakan sekelompok orang-orang berpengaruh tertentu. Oleh karena itu sianak tidak punya pilihan lain dalam menetukan pengaruh– pengaruhnya, maka pengindentifikasian diri nya dengan mereka berlangsung secara kuasi otomatis. Oleh karena itulah maka dunia yang dinternalisasikan dalam sosialiasi primer jauh lebih kuat tertanam dalam kesadaran sosialisasi sekunder. Sosialisasi primer menyangkut tahap–tahap belajar yang ditentukan secara social. Sifat sosialisasi primer juga dipengaruhi oleh berbagai persyaratan dalam pengalihan cadangan pengetahuan. Legitimasi tertentu mungkin menuntut tingkat kompleksitas linguistik yang lebih tinggi bagi pemahamannya dibandingkan dengan ligitimasi lainnya. Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk social, karena beberapa alasan yaitu: a. Manusia tunduk pada peraturan, norma social. b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain. c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup ditengah – tengah manusia.
B. Pengertian Masyarakat dan Ciri-cirinya
Kita tentu sudah sering mendengar kata masyarakat, baik dari orang lain maupun mendengar lewat media elektronik. Bahkan mungkin anda sendiri pernah dan mungkin sering menggunakan kata masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari istilah atau kata masyarakat sering muncul seperti dalam contoh berikut ini: Penggunaan kata masyarakat sering kali tercampuradukkan dalam kehidupan sehari-hari. Disatu waktu kita menggunakan kata masyarakat sesuai dengan makna kata masyarakat itu sendiri. Tetapi terkadang kita menggunakan kata masyarakat untuk makna yang bukan sebenarnya, seperti kata rakyat kita gunakan juga istilah masyatakat untuk menggantikannya, atau juga sebaliknya, kita menggunakan kata rakyat untuk menggantikan masyarakat. Istilah masyarakat dalam bahasa ingrisnya society, sedangkan istilah komunitas dalam bahasa ingrisnya community. Dalam konteks keseharian, sering kali terjadi kesalahan pemahaman antara society dan community. Dua istlah tersebut sering ditafsirkan secara sama, padahal sangat berbeda artinya. Society atau masyarakat berbeda dengan komunitas atau masyarakat setempat. Terdapat perbedaan mendasar antara kedua konsep tersebut. Beberapa definisi mengenai masyarakat menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut : 1) Menurut Krech, Kumpulan orang Sudah terbentuk dengan lama, sudah memiliki system social atau struktur social tersendiri, memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama. 2) Menurut Krech, Crutchfield, dan Ballachey, kolektivitas interaksi manusia yang terorganisasi, kegiatannya terarah pada sejumlah tujuan yang sama, memiliki kecenderungan untuk memiliki keyakinan, sikap, dan bentuk tindakan yang sama. 3) Menurut Fairchild, kelompok manusia, adanya keterpaduan atau kesatuan diri berlandaskan kepentingan utama, adanya pertahanan dan kekekalan diri, adanya kesinambungan, adanya hubungan yang pelik diantara anggotanya. 4) Menurut konsep Horton dan Hunt, kelompok manusia, sedikit banyak memiliki kebebasan dan bersifat kekal, memiliki kebudayaan, memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan. Pengertian masyarakat setempat atau komunitas dan ciricirinya Masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan social yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social yang tertentu. Dasar–dasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan masyarakat setempat. Unsur pertama dari komunitas adalah adanya wilayah atau lokalitas. Suatu komunitas pasti mempunyai lokalitas atau tempat tinggal tertentu. Meskipun sekelompok mereka adalah pengembara, tetapi pada suatu saat tertentu mereka menempati wilayah tertentu. Unsur kedua dari komunitas adalah perasaan saling ketergantungan atau saling membutuhkan. Perasaan anggota masyarakat setempat dengan anggota lainnya didasari adanya persamaan tempat tinggal. Perasaan bersama antara anggota masyarakat setempat tersebut di atas disebut community sentiment dan memiliki unsur sebagai berikut: Seperasaan, sepenanggungan, dan saling memerlukan.
C. Masyarakat Desa dan Kota.
Kita sering mendengar jenis-jenis masyarakat seperti masyarakat desa dan masyarakat kota. Desa dan kota memiliki perbedaan fisik maupun secara social. Sebuah desa sering kali ditandai dengan kehidupan yang tenang, jauh dari hikuk pikuk keramaian, penduduknya ramah tamah, saling mengenal satu sama lain, mata pencarian penduduknya kebanyakan sebagai petani, atau nelayan. Orang didesa mempunyai hubungan yang lebih erat dan mendalam anara sesame warganya. System kehidupan biasanya berkelompok, atas dasar kekeluargaan. Penduduk Masyarakat desa pada umumnya hidup dari pertanian atau nelayan, meskipun pekerjaan yang lainpun ada seperti tukang kayu, atau tukang batu. Sebuah kota sering kali ditandai dengan kehidupan yang ramai, wilayahnya yang luas, banyak penduduknya, hubungan yang tidak erat satu sama lain, dan mata pencarian penduduknya bermacam-macam. Menurut Soerjono Soekamto, masyarakat kota dan desa memiliki perhatian yang berbeda, khususnya perhatian terhadap keperluan hidup. Di desa yang diutamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lainnya diabaikan. Lain dengan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan masyrakat sekitarnya sangat mereka perhatikan.
D. Intraksi Sosial dan Pelapisan Sosial.
1. Interaksi Social. Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain. Ada beberapa pengertian interaksi social yang ada di lingkungan masyarakat, diantaranya Menurut H. Booner, interaksi social adalah hubungan antara dua individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Menurut Gillin and Gillin, interaksi social adalah hubungan-hubungan antara orang individual, antara kelompok-kelompok, dan orang perorangan dengan kelompok. Interaksi social merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu, antara kelompok dengan kelompok, antara individu dengan kelompok. Interaksi social sebagai factor utama dalam kehidupan, adapun factor–factor yang mendasari berlangsungnya interaksi social, yaitu: a. Factor imitasi b. Factor sugisti c. Factor identifikasi d. Factor simpati Syarat–syarat terjadinya interaksi social yaitu: a. Adanya kontak social b. Adanya komunikasi Selain itu kontak social dapat terjadi dan berlangsung dalam tiga bentuk yaitu: Antara orang perorangan, antara perorangan dengan suatu kelompok atau sebaliknya, antara kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya. Bentuk–bentuk interaksi social Menurut Gillin and Gillin ada dua macam proses social yang timbul sebagai akibat adanya interaksi social yaitu: Bentuk interaksi Asosiatif, kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok lainnya. Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama ada tiga bentuk kerja sama, yaitu: Bargaining, pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih. Cooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan. Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Akomodasi, adapun bentuk–bentuk dari akomodasi adalah Coercion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan. Compromise, suatu bentuk akomodasi, dimana pihak yang terlibat masing- masing mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Arbitration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang berhadapan, tidak sanggup untuk mencapainya sendiri. Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih, bagi tercapainya suatu persetujuan bersama. Stelemate, merupakan suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang berkepentingan yang mempunyai keseimbangan, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangan. Bentuk interaksi Disosiatif, persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa menggunakan kekerasan. Kontravensi bentuk interaksi yang berbeda antara persingan dan pertentangan. Kontraversi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri seseorang, perasaan yang tidak suka disembunyikan dan kebencian terhadap kpribadian orang, akan tetapi gejalagejala tersebut tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian. Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi individu atau kelompok social yang berusaha untuk mencapai tujuannya dengan cara menentang pihak lain disertai ancaman atau kekerasan Pertentangan memiliki bentuk-bentuk khusus, antara lain: 1. Pertentangan pribadi, pertentangan antar individu pertentangan rasional, perbedaan yang timbul karena perbedaan ras. 2. Pertentangan kelas social, pertentangan yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan antara kelas social. 3. Pertentangan politik,
E. Stratifikasi Sosial dan Pelapisan Masyarakat.
Setiap individu adalah anggota dari suatu kelompok. Tetapi, tidak setiap warga dari suatu masyarakat hanya menjadi anggota dari satu kelompok tertentu, ia bisa menjadi anggota lebih dari satu kelompok social. Berkaitan dengan penempatan individu dalam kelompok social, maka individu memiliki kemampuan untuk Menempatkan diri, ditempatkan oleh orang lain dalam suatu lapisan social ekonomi tertentu. Penempatan seseorang dalam lapisan social ekonomi tertentu merupakan pembahasan stratifikasi social. Dalam kaitannya dengan stratifikasi social Max Webber menjelaskan stratifikasi social ada tiga demensi yaitu: 1. Dimensi kekayaan. 2. Dimensi kekuasaan. 3. Dimensi prestise. Lebih jauh Webber dalam-Class, status, party, menjelaskan bahwa, sesuatu disebut kelas apabila: a. Sejumlah orang sama-sama memiliki suatu komponen tertentu yang merupakan sumber dalam kesempatan hidup mereka. b. Komponen ini secara eksklusif tercermin dalam kepentingan ekonomi berupa kepemilikan benda-benda dan kesempatan untuk memperoleh pendapatan. c. Hal itu terlihat dalam kondisi komoditas atau pasar tenaga kerja.Gaya hidup menyangkut banyak dimensi kehidupan, tetapi Nas dan Sande berusaha membuat suatu pengelompokan demensi gaya hidup dalam lima kelompok yaitu: 1) Dimensi Morfologis Dimensi morfologis merujuk kepada lingkungan dan aspek geografis. Beberapa atau sekelompok orang lebih dibanding tempat yang lainnya, dari mulai lingkungan yang tradisiolnal sampai kota yang cosmopolitan. 2) Hubungan social dan jaringan kerja Dimensi ini dibedakan atas tiga bidang yaitu: Pengkapsulan, keterkaitan pada lingkungan, suku, etnis, keeratan di berbagai bidang, Segregasi, tidak menekankan pada satu kegiatan saja, tetapi pada beberapa kegiatan tanpa ada keterkaitan yang akrab atau emosional, Isolasi tanpa ada keterkaitan yang mendalam pada bidang apa pun. 3) Penekanan bidang kehidupan (Domain) Seorang dapat menekankan kehidupannyapada suatu bidang tertentu yang menjadi prioritasnya. 4) Makna gaya hidup Penilaian atau pemaknaan terhadap bidang–bidang kehidupan. 5) Dimensi simbolik Simbol-simbol yang digunakan dalam kehidupan. Bentuk–bentuk hubungan social ini baik yang asosiatif atau pun disosiatif akan menimbulkan kelompok-kelompok social. Kelompok– kelompok social yang muncul akan terstratifikasi berdasarkan penilaian yang diberikan oleh anggota kelompok dalam atau kelompok luar.
F. Peranan dan Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial.
1. Peran manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Pada hakikatnya, manusia senantiasa berperan ganda, yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam berinteraksi dengan sekitar ada hubungan secara vertikal (hubungan dengan Tuhan) dan secara horizontal (hubungan dengan sesama manusia). manusia sebagai makhluk sosial artinya, manusia tidak bisa hidup sendirian. Manusia sejak lahir sampai masuk liang kubur selalu membutuhkan kehadiran orang lain selain dirinya. Jika manusia tidak berhubungan dengan sesama manusia lainnya, maka orang tersebut belum bisa dikatakan manusia. Karena itu, dalam hubungan sesama manusia terdapat modal dan kualitasnya yang berbeda. Manusia memang tidakakan bisa lepas dari berhubungan dari orang lain, untuk menjaga hubungan yang harmonis sebagai individu dan makhluk sosial umumnya setiap suku bangsa memiliki nilai-nilai dan tradisi yang dapat dikembangkan menjadi modal kedamaian yang kondusif bagi keeratan antara suku bangsa, agama, ras, dan perbedaan lainnya. 2. Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan sosial. Didalam diri manusia terdapat dua kepentingan, yaitu kepentingan individu dan kepentingan bersama. Kepentingan individu didasarkan manusia sebagai makhluk individu, karena pribadi manusia yang ingin memnuhi kebutuhan pribadi. Kepentingan bersama didasarkan manusia sebagai makhluk sosial yang ingin memenuhi kebutuhan bersama. Manusia sebagai makhluk individu artinya tiap manusia berhak atas milik pribadinya sendiri dan bisa disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Manusia individu merupakan subyek yang mengalami kondisi manusia. Ini diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka dan status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan atau usia lanjut. Manusia juga sebagai makhluk individu memiliki pemikiran- pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan- tindakanyang akan diambil. Manusia sebagai makhluk soaial artinya, manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan sosialnya sebgai sarana untuk bersosialisasi. Bersosialisasi disini artinya membutuhkan lingkungan sosial sebgai salah satu habitatnya maksudnya setiap manusia saling membutuhkan satu sama lainnya untuk bersosialisasi dan berinteraksi. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya. Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan untuk menyempurnakan serat meningkatkan kesejahteraan hidupnya demi kelangsungan hidup dan sejenisnya. DAFTAR PUSTAKA
http: // www. academia. edu. (diakses 27 Februari 2020). com
Tumanggor, Rusmin, dkk. 2012. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana. Hanani, Silfia. 2018. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Bukittinggi: Suci Percetakan.