Anda di halaman 1dari 16

Tugas Kelompok

MAKALAH BIOTEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

“Bioteknologi Klasik”

OLEH

KELOMPOK 2 : DHEA HANA SALSABILLAH SIREGAR


(1911102010111)
NUR RAHMAH HARAHAP (1911102010093)
SECHY KRISTINA PUTRI (Q1B119003)
MUHAMMAD SYAHRUL AKBAR (Q1B116033)
KHAERUL UMAM (Q1B119014)
RIKA INDRIANI (1911102010097)
PANIJAWANI (Q1B120011)
SULMIATI (Q1B119027)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kamis, 16 september 2021

penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3
2.1 Pengertian Bioteknologi................................................................................ 3
2.2 Sejarah Bioteknologi Klasik..........................................................................5
2.3 Implementasi Bioteknologi Klasik secara general........................................ 7
2.4 Implementasi Bioteknologi Klasik Bidang Perikanan dan Kelautan............8
2.5 Kelebihan dan Kekurangan bioteknologi klasik..........................................11
BAB III PENUTUP................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................12
3.2 Saran............................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa
genetika secara terpadu, untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi
kepentingan manusia. Biokimia mempelajari struktur kimiawi organisme.
Rekayasa genetika adalah aplikasi genetik dengan mentransplantasi gen dari satu
organisme ke organisme lain.
Bioteknologi merupakan salah satu bidang sains di mana benda hidup
digunakan untuk menghasilkan produk atau untuk melakukan sesuatu yang
berguna untuk manusia. Tumbuhtumbuhan, hewan dan juga mikro organisme
seperti bakteria telah digunakan untuk menghasilkan kebaikan yang dapat
digunakan manusia. Dalam bidang industri perobatan dan pertanian, bioteknologi
bantu dalam menghasilkan suplemen makanan, untuk menguji diagnosa penyakit.
Bioteknologi boleh digunakan untuk menyelesaikan masalah dan untuk membantu
dalam penyelidikan berbagai permasalahan. hewan serta adanya pendayagunaan
secara teknologi dan industri dan juga produk yang dihasilkan adalah hasil
ekstraksi dan pemurnian.
Dalam penerapannya sekarang, bioteknologi seringkali dimanfaatkan
untuk segala macam kegiatan atau industri-industri. Seperti industri kesehatan,
pertanian, peternakan dan juga pertanian. Bioteknologi perikanan (aquatic
biotechnology) diartikan sebagai penggunaan organisme (biota) perairan atau
bagian dari organisme perairan, seperti sel dan enzim, untuk membuat atau
memodifikasi produk, untuk memperbaiki kualitas fauna (hewan) dan flora
(tumbuhan), atau untuk mengembangkan organisme guna aplikasi tertentu,
termasuk remediasi (perbaikan) lingkungan akibat pencemaran dan kerusakan
lainnya Bioteknologi perairan juga mencakup ekstraksi (pengambilan) bahan-
bahan alamiah (natural products atau bioactive substances) dari organisme
perairan untuk bahan dasar industri makanan dan minuman, farmasi, kosmetika,
dan lainnya. Dengan demikian, aplikasi industri bioteknologi perairan secara garis

1
besar mencakup ekstraksi bahan-bahan alamiah untuk berbagai jenis industri,
perikanan budidaya (aquaculture) dan bioremediasi lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu pengertian bioteknologi?
2. Bagaimana sejarah bioteknologi klasik?
3. Bagaimana implementasi bioteknologi klasik secara general?
4. Bagaimana implementasi bioteknologi klasik bidang perikanan dan kelautan?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan bioteknologi klasik?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat dari penyusunan makalah ini adalah yaitu:

1. Mengetahui dan memahami pengertian dari bioteknologi.


2. Mengetahui sejarah bioteknologi klasik.
3. Mengetahui cara implementasi bioteknologi klasik secara general.
4. Mengetahui serta memahami implementasi bioteknologi klasik di bidang
perikanan dan kelautan.
5. Mengetahui apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan bioteknologi klasik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bioteknologi


Bioteknologi berasal dari dua kata yaitu Bio dan Teknologi. Kata Bio
berarti kehidupan sedangkan kata Teknologi memiliki makna sebagai suatu
metode ilmiah yang digunakan untuk mencapai tujuan secara praktis (Nugroho,
2017). Pada zaman kini, Bioteknologi tidak hanya didukung oleh keilmuan
biologi saja, tetapi juga dari berbagai macam ilmu terapan, seperti biokimia,
biologi molekuler, genetika, mikrobiologi, komputer dan lain-lain. Sehingga
bioteknologi dapat di definisikan sebagai ilmu terapan yang menggabungkan
berbagai macam cabang ilmu dalam memproses barang atau jasa yang bisa
bermanfaat bagi manusia dengan menggunakan bantuan makhluk hidup.
Asosiasi Bioteknologi Eropa atau Federasi Bioteknologi Eropa (European
Biotechnology Federation) mengemukakan bahwa bioteknologi adalah ilmu
pengetahuan yang mengintegrasikan penerapan antara ilmu biologi, kimia,
engineering, dengan memanfaatkan mikroorganisme atau produk turunannya
termasuk didalamnya sel-sel, bagian dalam sel, misalnya enzim atau protein-
protein hasil selulernya untuk kepentingan umat manusia dalam mencapai
kesejahteraan umat manusia.
Istilah bioteknologi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl Ereky,
seorang insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi
dalam skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya
(Suwanto, 1998). Beragam batasan dan pengertian dikemukakan oleh berbagai
lembaga untuk menjelaskan tentang Bioteknologi. beberapa diantaranya sebagai
berikut:
a. Menurut Bull et al. (1982), bioteknologi merupakan penerapan asas-asas
sains (ilmu pengetahuan alam) dan rekayasa (teknologi) untuk
pengolahan suatu bahan dengan melibatkan aktivitas jasad hidup untuk
menghasilkan barang dan/atau jasa.

3
b. Bioteknologi merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan
kerekayasaan untuk penanganan dan pengolahan bahan dengan bantuan
agen biologis untuk menghasilkan bahan dan jasa (OECD,1982).
c. Bioteknologi adalah teknik pendayagunaan organisme hidup atau bagian
organisme untuk membuat atau memodifikasi suatu produk dan
meningkatkan/memperbaiki sifat tanaman atau hewan atau
mengembangkan mikroorganisme untuk penggunaan khusus (OTA-US,
1982).
d. Menurut Primrose (1987), secara lebih sederhana bioteknologi
merupakan eksploitasi komersial organisme hidup atau komponennya
seperti; enzim.
e. Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup
dan 'teknologi' yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa.
Dari paduan dua kata tersebut European Federation of Biotechnology
mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan
alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme
hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk
menghasilkan produk dan jasa.
f. Secara tegas dinyatakan, Bioteknologi merupakan penggunaan terpadu
biokimia, mikrobiologi, dan ilmu-ilmu keteknikan dengan bantuan
mikroba, bagian-bagian mikroba atau sel dan jaringan organisme yang
lebih tinggi dalam penerapannya secara teknologis dan industri (EFB.,
1983).

Berdasarkan terminologinya, maka bioteknologi dapat diartikan sebagai berikut:


1. “Bio” memiliki pengertian agen hayati (living things) yang meliputi; organisme
(bakteri, jamur (ragi), kapang), jaringan/sel (kultur sel tumbuhan atau hewan),
dan/atau komponen sub-selulernya (enzim).
2. “Tekno” memiliki pengertian teknik atau rekayasa (engineering) yaitu segala
sesuatu yang berkaitan dengan rancang-bangun, misalnya untuk rancang bangun
suatu bioreaktor. Cakupan teknik disini sangat luas antara lain; teknik industri dan
kimia.

4
3. “Logi” memiliki pengertian ilmu pengetahuan alam (sains) yang mencakup;
biologi, kimia, fisika, matematika dan sebagainya. Ditinjau dari sudut pandang
biologi (biosain), maka bioteknologi merupakan penerapan (applied); biologi
molekuler, mikrobiologi, biokimia, dan genetika. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa definisi Bioteknologi itu adalah suatu ilmu terapan, gabungan
dari berbagai disiplin ilmu yang memanfaatkan agen biologis dalam suatu proses
untuk menghasilkan barang atau jasa demi kemaslahatan umat manusia.

2.2 Sejarah Bioteknologi Klasik


bioteknologi klasik atau tradisional adalah bioteknologi yang
memanfaatkan mikroorganisme untuk memodifikasi bahan dari alam untuk
memperoleh produk optimal [ CITATION Kha20 \l 1033 ]. Fase bioteknologi klasik
dimulai sejak 1800 sampai hampir abad ke-20. Selama periode ini, berbagai
variasi hasil observasi dengan bukti-bukti ilmiah mulai bermunculan dan sangat
membantu untuk memecahkan pertanyaan- pertanyaan bioteknologi. Masing-
masing penemuan membuka jalan bagi penemuan-penemuan baru.
Dasar-dasar transfer informasi genetik merupakan inti dari bioteknologi.
Penemuan ini pertama kalinya dikemukakan oleh Gregor john Mendel (1822-
1884), biarawan Augustinian Austria, pada tumbuhan Pisum sativum. Mendel
pada waktu itu mempresentasikan hukum pola pewarisan sifat pada forum
Natural Science Society di Burn, Austria. Mendel menyatakan bahwa terdapat unit
internal genetik yang tidak terlihat tetapi menjadi faktor penentu pewarisan sifat
yang disebut dengan gen. Namun pada masa itu, para ilmuwan kurang tertarik
dengan hasil penelitian yang diuraikan oleh Mendel hingga 34 tahun setelah
kematiannya, ilmuwan lain seperti Hugo de Vries, Erich Von Tschermak, dan
Carl Correns memvalidasi karya mendel pada tahun 1900. Alasan mengapa pada
masa itu penelitian Mendel tidak mendapat perhatian adalah karena pada masa itu
Teori Evolusi Charles Darwin begitu menyita perhatian publik sehingga menutupi
pentingnya pekerjaan yang telah dilakukan oleh Mendel.
Pada masa yang sama, Robert Brown menemukan inti sel, sementara pada
tahun 1868, Friedrich Miescher, ilmuwan asal Swiss menemukan nuklein, yaitu
senyawa yang terdiri dari asam nukleat yang diekstrak dari sel nanah yaitu sel

5
darah putih. Kedua penemuan ini menjadi dasar perkembangan biologi molekuler
modern untuk menemukan DNA sebagai materi genetik dan peran DNA dalam
transfer informasi genetik. Pada tahun 1881, Robert Koch, seorang dokter asal
Jerman menggambarkan koloni bakteri yang tumbuh dari irisan kentang (medium
pada mikroba pertama). Walter Hesse, salah satu rekan kerja Robert Koch,
menemukan agar-agar setelah melihat jeli yang selalu padat bahkan suhu tinggi di
musim panas. Nutrien yang menjadikan jeli memadat kemudian menjadi media
pertama yang paling dapat diterima untuk membuat kultur mikroba murni
sehingga mikroba dapat diidentifikasi.
Pada tahun 1888, Heinrich Wilhem Gottfried Von Waldeyer-Hart,
ilmuwan Jerman, menetapkan istilah kromosom, sebagai struktur yang
terorganisir dari DNA dan protein yang ada di dalam sel. Penemuan penting
selama periode ini adalah dikembangkannya vaksin terhadap cacar dan rabies oleh
Edward Jenner, dokter Inggris dan Louis Pasteur, ahli biologi Prancis. Pada saat
ini, perkembangan ilmu biologi telah mencapai fase ekspoensial. Johannsen
memberikan istilah “genotip” dan “fenotip”. Genotip menggambarkan konstitusi
genetik yang terdapat pada suatu organisme sedangkan fenotip menggambarkan
tampilan organisme yang sebenarnya. Pada saat ini, genetika telah mendapatkan
perhatian masyarakat luas dan dianggap sebagai ilmu yang sangat penting. Pada
saat itu, di Amerika Serikat dimulai gerakan Eugenic (perlakuan yang mengarah
kepada peningkatan kualitas genetik) pada tahun 1924, akibatnya pada tahun
tersebut, Undang-Undang Imigrasi Amerika Serikat digunakan untuk membatasi
masuknya imigran dari wilayah Selatan dan Timur Eropa atas dasar rendahnya
kualiatas genetiknya.
Pada tahun 1928, Alexander Fleming, seorang dokter berkebangsaan
inggris, menemukan senyawa antibiotik ketika mengamati satu mikroorganisme
dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh
mikroorganisme yang lain. Fleming melihat bahwa semua bakteri
(Staphylococcus) mati ketika dalam medium yang sama terdapat jamur yang
tumbuh [ CITATION Ard17 \l 1033 ]. Fleming menyimpulkan bahwa penisilin
merupakan zat toksin antibakteri yang berasal dari jamur Penicillium notatum,

6
dapat digunakan sebagai obat untuk melawan banyak penyakit menular yang
diakibatkan oleh bakteri.

2.3 Implementasi Bioteknologi Klasik secara general


Pengimplementasian bioteknologi klasik sangat beragam yang dimana
meliputi berbagai aspek yaitu pada bidang pangan, pertanian, peternakan,
kesehatan, dan pengobatan. penggunaan bioteknologi klasik banyak menggunakan
bantuan mikroorganisme. Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang
memiliki ukuran yang sangat kecil. Mikroorganisme yang digunakan untuk proses
pengolahan makanan bisa berasal dari kelompok bakteri maupun fungi.Bakteri
yang digunakan bisa berasal dari kelompok Actinobacteriaceae seperti
Bifidobacterium thermophilum. Firmicutes seperti Bacillus dan
Proteobacteriaceae seperti Acetobacter dan Gluconacetobacter.
Fermentasi dikenal sebagai salah satu cara pengawetan makanan tertua di
dunia. Pengawetan makanan melalui fermentasi pada bahan mentah telah
digunakan sejak sekitar zaman Neolitik (sekitar 1000 tahun SM) Pengawetan
makanan dengan fermentasi terjadi karena adanya pembentukan metabolit
penghambat seperti etanol, asam organik (asam laktat, asam asetat, asam format,
dan asam propionat), dan bakteriosin (Ross et al. 2002; Gaggia et al. 2011). Selain
untuk mengawetkan, fermentasi juga dapat menjadikan perubahan aroma, tekstur,
dan rasa pada makanan.

Contoh bentuk pengimplementasian bioteknologi klasik secara general meliputi :

1. Kecap
kecap adalah bumbu dapur atau penyedap makanan yang berupa cairan
berwarna hitam yang rasanya manis atau asin. Bahan dasar pembuatan kecap
umumnya adalah kedelai atau kedelai hitam. Kecap adalah hasil proyek dari
Fermentasi oleh Jamur diikuti dengan fermentasi garam tinggi, biasanya mikroba
yang digunakan seperti Tetragenococcus halophilus, Staphylococcus gallinarum,
Aspergillus oryzae dan Aspergillus sojae.
Proses pembuatannya dimulai dengan Kedelai dicuci dan direbus,
kemudian dikukus lalu dikeringkan kemudian diinokulasi dengan A. Oryzae, lalu

7
di FermentasI I selama 3 – 5 hari kemudian ditambahkan larutan garam 20%,
Fermentasi II dengan bakteri dan ragi, selama 3 – 4 minggu lalu direbus dengan
air lalu disaring filtrat (cake press untuk makanan ternak) lalu di pasteurisasi
kemudian ditambah caramel dan bumbu-bumbu setelah itu disaring.

2. Cuka terbuat dari air nira kelapa. Oleh khamir Saccharomyces, gula nira diubah
menjadi alkohol. Alkohol ini diubah lagi menjadi asam cuka oleh bakteri asam
cuka (Acetobacter aceti).
3. Nata de coco merupakan salah satu makanan olahan kelapa. Pembuatan de coco
merupakan suatu proses fermentasi air kelapa oleh bakteri Acetobacter xylinum.
4. Tempe terbuat dari Bahan dasar yaitu adalah kacang kedelai, Ragi tempe atau
jamur (Rhizopus oryzae) akan mencernakan kedelai dengan cara mengubah
protein kompleks pada kacang kedelai yang berbentuk keras menjadi protein
sederhana yang lebih lunak sehingga mudah dicerna oleh manusia.
5. Yoghurt atau Susu asam terbuat dari air susu yang lemaknya dibuang, selanjutnya
susu difermentasi dengan bakteri asam laktat Lactoballus bulgaricus. dan
Sterptococcus thermophillus. - aktivitas bakteri ini menyebabkan keasaman susu
menurun. Setelah itu susu di tambah cita rasa buah.

2.4 Implementasi Bioteknologi Klasik Bidang Perikanan dan Kelautan


Penerapan atau implementasi bioteknologi klasik untuk bidang Perikanan
dan Kelautan merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam menunjang
kehidupan manusia. Sebagaimana kita ketahui bahwa Sebagian besar wilayah
bumi ini adalah berupa perairan, sehingga pemanfaatan dan upaya pengelolaan
sumber daya perairan menjadi salah satu sektor andalan dalam usaha memenuhi
kebutuhan protein maupun pangan dunia. Oleh karena itu perlu dikaji secara
komprehensif, bagaimana peranan dari bioteknologi ini dalam bidang Perikanan
dan Kelautan.

Contoh Implementasian Bioteknologi Klasik Bidang Perikanan dan Kelautan :

1. Pemanfaatan bioflok dalam upaya peningkatan hasil budidaya


Bioflok merupakan agregat diatom, makroalga, pelet sisa, eksoskeleton
organisme mati, bakteri, protista dan invertebrata juga mengandung bakteri, fungi,

8
protozoa dan lain-lain yang berdiameter 0,1-2 mm. Bahan-bahan organik tersebut
merupakan pakan alami ikan dan udang yang mengandung nutrisi cukup baik dan
dapat menjadi makanan tambahan yang dapat meningkatkan produksi sector
perikanan dan menurunkan jumlah pakan yang diberikan.
Tehnik Bioflok pada intinya mereduksi bahan-bahan organik dan senyawa
beracun yang terakumulasi dalam air pemeliharaan ikan. Dengan sistem self
purifikasi didapat hasil akhir meningkatkan effisiensi pemanfaatan pakan dan
peningkatan kualitas air. Keuntungan dengan menggunakan teknologi bioflock
tersebut adalah; penggunaan pakan lebih effisien, pertumbuhan ikan akan lebih
seragam dan lebih optimal dengan masa waktu panen yang lebih singkat, padat
tebar per meter kubik lebih tinggi kisaran 1000 benih/m3, ikan lebih sehat.
Pembuatan bioflock dapat dilakukan dengan menggunakan bakteri Bacillus sp.

2. Proses Fermentasi Pada Ikan Budu

Ikan budu merupakan produk olahan ikan awetan yang difermentasi


dimana proses pembuatannya mirip dengan ikan asin. Akan tetapi teknis dari
fermentasi ikan budu berbeda dengan ikan asin. Teknis pembuatan ikan budu
diperlukan penggantungan dari ikan setelah pengambilan langsung dari laut.
Penggantungan dari ikan tersebut bertujuan agar darah dari ikan segar turun dan
mengurangi berat cair dari ikan tersebut.
Ikan budu merupakan produk pengawetan ikan dengan pemberian garam
dan penjemuran. Ikan budu ini dapat tahan lama sampai bertahun-tahun. Hal ini
disebabkan pemberian garam pada fermentasi ikan ini menghambat pertumbuhan
bakteri pembusuk dan bakteri pathogen. Dengan adanya produk olahan ikan budu
dapat menambah kwalitas gizi dari ikan dimana senyawa yang ada pada ikan lebih
sederhana karena telah melewati proses fermentasi. Jenis ikan yang digunakan
sebagai bahan dasar dari fermentasi ikan budu pada umumnya adalah ikan
tenggiri.
3. proses fermentasi pada pembuatan terasi

Terasi adalah salah satu produk hasil fermentasi ikan atau udang yang
hanya mengalami perlakuan penggaraman (tanpa diikuti dengan penambahan
warna) ,kemudian dibiarkan beberapa saat agar terjadi proses fermentasi. Dalam

9
pembuatan terasi ,proses fermentasi dapat berlangsung karena adanya aktivitas
enzim yang berasal dari tubuh ikan atau udang itu sendiri.
Prinsip dari fermentasi ikan atau udang adalah penambahan garam kristal
sehingga terbentuk flavour yang menyerupai daging. Proses dari fermentasi dari
subtrat tidak di harapkan sempurna dalam pembuatan (terasi) karena produk harus
mengandung protein yang terhidrolisis atau tahap hidrolisis. Salah satu perubahan
selama fermentasi yang diharapkan adalah liquid fiksi. Setelah proses
penggaraman, cairan dari dalam ikan (udang) terekstrak keluar. Kandungan
nitrogen pada cairan mula-mula rendah tetapi setelah disimpan beberapa hari,
yaitu selama proses fermantasi menyebabkan terjadinya proses hidrolisis protein
sehingga kandungan nitrogen terlarut baik. Mikroba yang membantu dalam proses
fermentasi terasi meliputi Bacillus sp., Staphylococcus sp., Corynebacterium sp. 

4. Proses fermentasi pada pembuatan Kecap Ikan

Kecap ikan dapat dibuat dengan berbagai macam cara diantaranya 


ermentasi secara spontan. Fermentasi secara spontan yaitu dengan menambahakan
garam dalam konsentrasi tinggi sehingga lingkungannya sesuai untuk
pertumbuhan mikroba yang berperan dalam fermentasi. Pembuatan keca ikan
secara fermentasi spontan memiliki beberapa kelebihan yaitu nilai ekonomisnya
tinggi, proses pengolahannya mudah dan murah, daya simpan lama, memiliki cita
rasa dan aroma yang enak. Kecap ikan adalah cairan hasil fermentasi bahan
hewani yaitu ikan yang berprotein tinggi di dalam larutan garam. Kecap ikan
berwarna cokelat tua, berbau khas, rasa asin dan dapat mempersedap rasa
masakan Selama proses fermentasi terjadi hidrolisis jaringan ikan oleh enzim-
enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme. 
Mikroorganisme yang berkembang selama fermentasi ikan diantaranya
adalah jenis-jenis bakteri asam laktat seperti Laucosotic  mesenterides,
Pediococccus cerevisiae dan Lactobacillus plantarum. Secara umum proses
pengolahan kecap ikan adalah dengan menggarami ikan yang telah dihaluskan,
kemudian disimpan dalam wadah yang tertutup rapat selama 3 sampai beberapa
bulan. Selanjutnya cairan yang dihasilkan disaring untuk mendapatkan kecap ikan

10
bebas ampas, kemudian dilakukan proses pemasakan dan pemberian bumbu,
lalu dikemas dalam botol steril dan dipasteurisasi.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan bioteknologi klasik


Kelebihan

- Modal atau biaya yang di keluarkan dalam proses bioteknologi klasik lebih murah
dan terjangkau dari pada bioteknologi modern.
- Hanya menerapkan teknologi yang sederhana
- Hanya memakai bahan mikroorganisme seperti jamur dan bakteri
- Menggunakan peralatan yang sederhana dan mudah untuk di dapatkan

Kekurangan

- Jumlah produk yang dapat di hasilkan hanya memenuhi skala kecil saja
- Proses dari bioteknologi klasik ini relatif belum steril
- Output yang dihasilkan dari bioteknologi klasik ini cenderung kurang berkualitas
karna tidak menggunakan peralatan yang canggih
- Belum menggunakan prinsip-prinsip ilmiah.
- Perbaikan genetik yang tidak terarah.
- Hasil tidak dapat diperkirakan sebelumnya.
- Tidak dapat mengatasi ketidakstabilan genetik.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
bioteknologi klasik atau tradisional adalah bioteknologi yang
memanfaatkan mikroorganisme untuk memodifikasi bahan dari alam untuk
memperoleh produk optimal. Penerapan atau implementasi bioteknologi klasik
untuk bidang Perikanan dan Kelautan merupakan salah satu sektor yang sangat
penting dalam menunjang kehidupan manusia. Seperti: Pemanfaatan bioflok
dalam upaya peningkatan hasil budidaya, Proses Fermentasi Pada Ikan Budu,
proses fermentasi pada pembuatan terasi, serta proses fermentasi pada pembuatan
kecap ikan.

3.2 Saran
Adapun saran saya pada makalah ini yaitu mahasiswa lebih aktif lagi
dalam mencari informasi yang bersangkutan dengan mata kuliah ini
“Bioteknologi Hasil Perikanan“ agar ketika mendapat tugas tidak tidak
kebinggungan lagi karena sudah ada bayangan tentang materi yang dikasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ardhani, R. (2017). Resensi Seri Methods in Molecular Biology. Jurnal


TeknoSains, 7(1), 1-82.

Faridah, H. D., & Sari, S. K. (2019). Utilization of Microorganism on the


Development of Halal Food Based on Biotechnology. Journal of Halal 58
Bioteknologi Product and Research, 2(1), 33.

Khazalina, T. (2020). Saccharomyces cerevisiae Dalam Pembuatan Produk Halal


Berbasis Bioteknologi Konvensional Dan Rekayasa Genetika. Journal of
Halal Product and Research, 3(2), 88-94.

Nugroho, E.D. dan Rahayu, D.A. 2017. Pengantar bioteknologi (Teori dan
Aplikasi). Deepublish, Yogyakarta.

Saudale, F.Z., 2020. Bioteknologi. Penerbit: Literasi Nusantara. Malang.

13

Anda mungkin juga menyukai