LKM 4 Gerontik
LKM 4 Gerontik
a. Pengkajian fokus
Pengkajian fokus keperawatan yang perlu diperhatikan pada penderita hemoroid
pre dan post hemoroidektomi menurut Price dan Wilson (2006) ada berbagai macam,
meliputi:
1. Demografi
Hemoroid sangat sering dijumpai dan terjadi pada sekitar 35%
penduduk yang berusia lebih dari 25 tahun.
2. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit diare kronik, konstipasi kronik, kehamilan,hipertensi
portal, pembesaran prostat, fibroid uteri, dan tumor rektum.
3. Pengkajian pola fungsional Gordon
a. Pola persepsi kesehatan dan management kesehatan
Konsumsi makanan rendah serat, pola BAB yang salah (sering
mengedan saat BAB), riwayat diet, penggunaan laksatif, kurang olahraga atau
imobilisasi, kebiasaan bekerja contoh : angkat berat, duduk atau berdiri terlalu lama.
b. Pola nutrisi dan metabolic
Mual, muntah, anoreksia, penurunan berat badan, membrane mukosa kering,
kadar hemoglobin turun
c. Pola eliminasi
Pola eliminasi feses : konstipasi, diare kronik dan mengejan saat BAB.
d. Pola aktivitas dan latihan
Kurang olahraga atau imobilisasi, Kelemahan umum, keterbatasan beraktivitas karena
nyeri pada anus sebelum dan sesudah operasi.
e. Pola istirahat dan tidur
Gangguan tidur (insomnia/ karena nyeri pada anus sebelum dansesudah operasi).
f. Pola persepsi sensori dan kognitif
Pengkajian kognitif pada pasien hemoroid pre dan posthemoroidektomi
yaitu rasa gatal, rasa terbakar dan nyeri, sering menyebabkan BAB berwarna
merah terang pada saat defekasi dan adanya pus.
g. Pola hubungan dengan orang lain
Kesulitan menentukan kondisi, misal tak mampu bekerja,mempertahankan
fungsi peran biasanya dalam bekerja.
h. Pola reproduksi dan seksual
Penurunan libido.
i. Pola persepsi dan konsep diri
Pasien biasanya merasa malu dengan keadaannya, rendah diri,
ansietas, peningkatan ketegangan, takut, cemas, trauma jaringan,
masalah tentang pekerjaan.
4. Pemeriksaan fisik
Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan
menempel pada tempat tidur.
1) Inspeksi
Pada inspeksi lihat apakah ada benjolan sekitar anus
Apakah ada benjolan tersebut terlihat pada saat prolapsi.
Bagaiman warnaya , apakah kebiruaan, kemerahan, kehitaman.
Apakah benjolan tersebut terletak di luar ( Internal / Eksternal ).
2) Palapasi
Dapat dilakuakan dengan menggunakan sarung tangan + vaselin dengan
melakuakn rektal tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus. Apakah
ada benjolan tersebut lembek, lihat apakah ada perdarahan.
3) Keluhan umum : malaise, lemah, tampak pucat
4) Tingkat kesadaran : komposmentis sampai koma.
5) Pengukuran antropometri : berat badan menurun.
6) Tanda vital : tekanan darah meningkat, suhu meningkat, takhikardi,
hipotensi.
7) Abdomen : nyeri pada abdomen berhubungan dengan saat defekasi.
8) Kulit : Turgor kulit menurun, pucat.
9) Anus : Pembesaran pembuluh darah balik (vena) pada anus, terdapat
benjolan pada anus, nyeri pada anus, perdarahan
16. Jelaskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan hemoroid (definisi, batasan
karakteristik, faktor yang berhubungan, atau faktor risiko)
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
a. Definisi :
Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan sebagai
kerusakan (International association for the study of Pain) ; awitan yang tiba-
tiba atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat, dengan berakhirnya
dapat diantisipasi atau diprediksi, dan dengan durasi kurang dari 3 bulan.
b. Batasan karakteristik :
- Ekspresi wajah nyeri
- Perubahan pada parameter fisiologis
- Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktivitas
- Bukti nyeri dengan menggunakan standard daftar periksa nyeri untuk
pasien yang tidak dapat mengungkapkanya
- Fokus menyempit
- Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri
- Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar
instrument nyeri
c. Faktor yang berhubungan :
- Agens cedera biologis
- Agens cedera kimiawi
- Agens cedera fisik
2. Konstipasi berhubungan dengan hemoroid
a. Definisi
Penurunan frekuensi normal defekasi yang disertai kesulitan atau pengeluaran
feses tidak tuntas dan/atau feses yang keras,kering,dan banyak.
b. Batasan karakteristik
- Nyeri abdomen
- Anoreksia
- Penampilan tidak khas pada lansia
- Darah merah pada feses
- Perubahan pada pola defekasi
- Penurunan frekuensi defekasi
- Distensi abdomen
- Tidak dapat defekasi
- Nyeri pada saat defekasi
- Massa rectal yang dapat diraba
- Rasa tekanan rectal
c. Faktor yang berhubungan
- Rata-rata aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan menurut
gender dari usia
- Kebiasaan menekan dorongan defekasi
- Kebiasaan toileting tidak adekuat
- Asupan serat kurang
- Asupan cairan kurang
d. Kondisi terkait
- Ketidakseimbangan elektrolit
- Hemoroid
- Abses rectal
- Garam besi
- Obstruksi usus pasca bedah
- Kehamilan
- Prolaps rectal
- Ulkus rectal
17. Jelaskan NOC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan hemoroid !
18. Jelaskan NIC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan hemoroid
Sirosis pasca nekrotik terdapat pada 10% hingga 30% pasien sirosis dan
berasal dari berbagai tipe hepatis (seperti hepatis virus tipe A, B, C, D) atau
terjasi karena intoksikasi
Sirosis Laennec yagn juga dinamakan sirosis portal, sirosis nutrisional, atau
sirosis alcoholic merupakan tipe yang paling sering ditemukan dan terutama
disebabkan oleh hepatitis C serta alkoholisme. Kerusakan hati terjadi karena
malnutrisi (khususnya kekurangan protein dari makanan) dan kebiasaan
minum alcohol yang menahun. Jaringan fibrosis terbentuk di daerah porta dan
di sekitar vena sentralis
Penyakit autoimun, sesperti sarkoidosis atau penyakit usus inflamatorik, yang
kronis dapat menyebabkan sirosis hepatis
2) Penyakit kolestalik. Kelompok ini meliputi penyakit pada percabangan bilier
(sirosis bilier terjadi karena penyakit pada saluran empedu yang menekan aliran
empedu) dan kolangitis sklerosis
3) Penyakit metabolic. Kelompok ini meliputi gangguan seperti penyakit Wilson, alfa,
-antitripsin, dan hemokromatosis (sirosis pigmen)
4) Tipe sirosi lain. Tip sirosis hepatis yang meliputi sindrom Budd-Chiari (nyeri
epigastrium, pembesaran hati, dan asites akibat obstruksi vena hepatika) sirosis
jantung dan sirosis kriptogenik. Sirosis jantung merupakan penyakit yang langka;
kerusakan hai terjadikarena gagal jantung kanan. Kriptogenik berarti sirosis dengan
etiologi yang tidak diketahui.
21. Jelaskan tanda dan gejala sirosis hepatis pada lansia !
1. Adanya ikterus (penguningan) pada penderita chrirosis.
Timbulnya ikterus (penguningan ) pada seseorang merupakan tanda bahwa ia
sedang menderita penyakit hati. Penguningan pada kulit dan mata terjadi ketika
liver sakit dan tidak bisa menyerap bilirubin. Ikterus dapat menjadi penunjuk
beratnya kerusakan sel hati. Ikterus terjadi sedikitnya pada 60 % penderita selama
perjalanan penyakit
2. Timbulnya asites dan edema pada penderita chirrosis
liver kehilangan kemampuannya membuat protein albumin, air menumpuk pada
kaki (edema) dan abdomen (ascites). Faktor utama asites adalah peningkatan
tekanan hidrostatik pada kapiler usus . Edema umumnya timbul setelah timbulnya
asites sebagai akibat dari hipoalbuminemia dan resistensi garam dan air.
10) Hati yang membesar
Pembesaran hati dapat ke atas mendesak diafragma dan ke bawah. Hati membesar
sekitar 2-3 cm, dengan konsistensi lembek dan menimbulkan rasa nyeri bila
ditekan.
11) Hipertensi portal
Hipertensi portal adalah peningkatan tekanan darah vena portal yang memetap di
atas nilai normal. Penyebab hipertensi portal adalah peningkatan resistensi
terhadap aliran darah melalui hati.