DAN MAKANAN
Diajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sanitasi Hygiene
Oleh:
Anastasya 180503940
FAKULTAS TEKNIK
2018
PRAKATA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makanan yang dibiarkan dalam beberapa hari akan berubah baik bau, warna, bentuk, maupun
kekerasan. Tahukah kalian apakah yang menyebabkan makanan tersebut membusuk?
Pembusukan makanan adalah rusaknya nilai gizi, tekstur, serta rasa dari makanan sehingga
tidak layak dikonsumsi karena berbahaya bagi kesehatan.
Penyebab Pembusukan
Penyebab pembusukan adalah karena adanya makhluk hidup yang berukuran sangat kecil,
seperti bakteri dan jamur. Jamur merupakan penyebab yang utama dari pembusukan. Jamur
akan mudah berkembang pada keadaan lingkungan yang lembab. Jika kondisi lingkungan
lembap dan banyak air, jamur akan tumbuh dengan subur. Selain itu, jamur tumbuh dengan
pesat di tempat yang memiliki suhu yang hangat, tidak terlalu dingin. Dengan kondisi
demikian, akan mempercepat pembusukan. Kandungan air yang terlalu banyak dalam bahan
makanan menyebabkan pembusukan lebih mudah terjadi. Jamur dan bakteri penyebab
pembusukan akan tumbuh berkembang dengan cepat jika banyak udara. Dari gambar di
samping dapat terlihat jelas, bahwa jamur tumbuh dalam bahan makanan seperti roti. Proses
pembusukan pada makanan merugikan manusia. Kita tidak bisa menyimpan makanan dalam
jangka waktu yang lama.
B. TUJUAN
C. METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di tempat tinggal mahasiswa pada hari Senin 1April 2019 sampai
tanggal .4 April 2019.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
1. Nugget Ayam 4 potong
2. Pepaya 4 potong
3. Tempe 4 potong
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
1. piring untuk wadah 1 buah
2.sendok 1 buah
Prosedur Percobaan
Mengamati ciri-ciri perubahan fisik pada bahan makanan dan makanan dengan mengamati
tekstur,warna, aroma,rasa. Pengamatan di lakukan setiap hari di jam yang sama.
Menghancurkan bahan makanan untuk mengidentifikasi kerusakan fisiknya.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Diperlukan ketelitian dalam memilih bahan mentah pangan yang bermutu baik, dengan
melihat ciri-ciri fisiknya, hal itu bisa dijadikan panduan dalam memilih bahan mentah
pangan. Secara umum, dalam pemilihan bahan pangan yang merupakan hasil pertanian,
perkebunan, perikanan dan peternakan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Penampilannya baik dan tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan atau kebusukan.
Waktunya tidak terlalu lama sejak dipanen / dipotong.
Kondisi fisiknya sudah cukup tua (matang) sesuai dengan umur panen
Standar bahan pangan adalah hal yang perlu diperhatikan. Berikut akan diterangkan
mengenai standar bahan pangan atau makanan :
Bahan makanan: Bahan makanan dalam kondisi baik, tidak rusak dan membusuk,
serta berasal dari sumber resmi yang terawasi. Bahan makanan kemasan, bahan
makanan dan bahan tambahan makanan memenuhi persyaratan peraturan perundang-
undangan.
Makanan jadi : Makanan jadi dalam kondisi baik, tidak rusak dan tidak busuk,
makanan kaleng tidak boleh menunjukkan adanya pengembungan, cekung dan
kebocoran. Angka kuman E.coli pada makanan dan minuman 0, jumlah kandungan
logam berat dan residu pestisida tidak boleh melebihi ambang batas yang
diperkenankan serta buah¬buahan dicuci bersih dengan air yang memenuhi syarat.
.Sinar (Cahaya)
Sinar dapat merusak beberapa vitamin terutama riboflavin, vitamin A, vitamin C,
warna bahan pangan dan juga mengubah flavor susu karena terjadinya oksidasi
lemak dan perubahan protein yang dikatalisis sinar. Bahan yang sensitif terhadap
sinar dapat dilindungi dengan cara pengepakan menggunakan bahan yang tidak
tembus sinar.
Waktu
Dalam rangka pengawasan keamanan dan mutu pangan khususnya pangan segar, Badan
Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian melalui Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan
Keamanan Pangan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan dimaksud. Penetapan
Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan sebagai institusi yang berwenang
dalam pengawasan keamanan pangan ditetapkan dalam Peraturan Presiden Peraturan
Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian dan Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.
Selain itu, dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No
568/Kpts/OT.010/9/2015 tentang Pelimpahan Kewenangan dalam Urusan Tugas dan Fungsi
di Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) kepada Kepala Badan
Ketahanan Pangan (BKP), yang meliputi kewenangan sebagai Otoritas Kompeten Pangan
Organik (OKPO), penerbitan persetujuan nomor pendaftaran Pangan Segar Asal Tumbuhan
(PSAT) berasal dari pemasukan selaku ketua OKKPP atas nama Menteri Pertanian, dan
Ketua Otoritas Kompeten Keamanan Pusat (OKKPP). Dengan adanya pengalihan
kewenangan dari PPHP kepada BKP, maka bertambah juga tugas dan fungsi BKP, khususnya
Bidang Keamanan Pangan.
Indikator kinerja hasil pengawasan keamanan pangan segar dituangkan dalam rekomendasi
pengawasan keamanan dan mutu pangan segar yang terdiri dari 1 (satu) rekomendasi di
pusat, 34 rekomendasi di provinsi dan 51 rekomendasi di kota/kabupaten yang terdiri dari
kegiatan-kegiatan yang telah direalisasikan. Pencapaian kinerja di tahun 2016 adalah 100%
terpenuhi (1 pusat, 34 provinsi, dan 51 kota/kabupaten). Keberhasilan Pencapaian kinerja
tersebut tidak terlepas dari dukungan pusat kepada daerah melalui kegiatan sosialisasi,
pendampingan, pemantauan dan evaluasi. Anggaran yang dialokasikan di pusat pada
dasarnya direalisasikan untuk mendukung dan melakukan asistensi terhadap pelaksanaan
kegiatan pengawasan keamanan dan mutu pangan di daerah. Selain dukungan anggaran,
dukungan sumber daya yang lain seperti sumberdaya manusia, penggunaan teknologi
informasi, dan fasilitas kantor juga sangat mendukung terlaksananya kegiatan. Sumberdaya
manusia yang menangani keamanan pangan di pusat sebanyak 24 orang dengan
berkoordinasi dengan petugas-petugas daerah di 34 provinsi dan 51 kabupaten/kota telah
mendukung pencapaian kegiatan ini.
BAB III
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perubahan fisik pada bahan makanan dan makanan.
Pengamatan ini di lakukan pada 1 april- 4 april 2019.
Pengamatan kerusakan pada bahan makanan dan makanan ini di lakukan selama berhari-hari
sampai bahan yang di amati mengalami kerusakan fisik. Bahan yang di gunakan dalam
eksperimen ini yaitu buah pepaya, nugget ayam, dan tempe. Bahan-bahan tersebut akan di
biarkan dalam suhu ruang selama berhari-hari dan kita akan mengamati perubahan-perubahan
yang terjadi, mulai dari segi warna,rasa,aroma,tekstur dan bentuk. Berikut ini adalah hasil
dari pengamatan kerusakan makanan yang kami lakukan.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Berdasarkan pengalaman dari penelitian yang telah dilakukan, hendaknya kita
menyimpan bahan makanan dan makanan yang akan di konsumsi dengan benar
agar tidak cepat mengalami kerusakan . Kita harus mengenali bagaimana ciri-ciri
makanan yang sudah rusak agar saat di konsumsi tidak menimbulkan keracunan .
DAFTAR PUSTAKA
1. http://bkp.pertanian.go.id/pengawasan-keamanan-dan-mutu-pangan
2. https://www.nidokna.com/2017/03/menyelidiki-penyebab-pembusukan.htm
3. https://www.academia.edu/23911577/Pengaruh_Suhu_Terhadap_Pembusukan
Lampiran
Gambar bahan pangan yang diamati
1. buah Pepaya