Anda di halaman 1dari 1

KASUS KEKERASAN FISIK DAN MENTAL PADA ANAK

Subjek berumur 6 tahun dan merupakan anak pertama dari 2 bersaudara berjenis kelamin laki-laki
semua. Ibu subjek adalah seorang pengamen jalanan sekaligus sebagai wanita tuna susila, sedangkan
hingga kini ayah subjek yang sebenarnya belum diketahui. Selama ini ibu subjek mengenalkan seorang
laki-laki penarik becak sebagai ayahnya yang sebenarnya hanya berstatus kekasih ibu subjek. Ibu subjek
belum pernah terikat pernikahan dengan siapapun. Karena pekerjaan ibu yang tidak tetap tersebut,
subjek lebih banyak diasuh oleh kakeknya.
Dengan kakeknya ini, subjek beserta adiknya sering mendapat kekerasan kemudian dibawa ke jalanan
untuk mendapatkan uang dari orang lain. Kekerasan yang dialami subjek antara lain dipukul, ditendang,
diinjak, dimaki, sampai kepala dibentur-benturkan ke dinding. Dari luka-luka tersebut subjek dan
adiknya dibawa ke jalanan untuk meminta-minta dan memperoleh uang sehingga subjek beserta
adiknya seringkali dengan sengaja dibuat terluka. Ibu subjek tidak berusaha mencegah bahkan juga
sesekali melakukan kekerasan walaupun tidak sesering yang dilakukan oleh kakek subjek.

Satu kali adik subjek masuk dalam berita surat kabar daerah lokal karena menderita patah tulang
punggung sehingga mendapatkan sumbangan uang senilai jutaan dari para penderma dengan maksud
untuk mengobati luka adik subjek. Padahal adik subjek terluka karena diinjak oleh kakek subjek dan
perbuatan tersebut dilihat oleh subjek sehingga membuat subjek menjadi sangat benci terhadap
kakeknya. Uang dari penderma tersebut ternyata digunakan oleh ibu subjek untuk bersenang-senang
dengan para tukang becak di jalanan. Hingga suatu hari adik subjek diinjak kembali demi mendapatkan
uang. Adik subjek dibawa ke rumah sakit. Pada kesempatan itu, ketua RT dari tempat tinggal subjek
berinisiatif membawa subjek ke panti asuhan bagian trauma center untuk menyelamatkan subjek dari
perlakuan kakek maupun ibu subjek yang lebih buruk lagi. Bersamaan dengan subjek masuk panti, adik
subjek meninggal dunia.

Menurut pihak panti, keadaan subjek ketika pertama kali masuk sangat buruk. Mulai dari penampilan,
perkataan, sampai agresifitas subjek yang terbilang tinggi. Subjek sering mengamuk dan berkelahi
dengan teman-temannya. Bahkan suatu saat pernah hampir membakar motor milik petugas panti.
Subjek juga sering mengalami ketakutan dan sering berbicara sendiri. Subjek juga memiliki toilet training
yang buruk buruk. Hal ini tampak dalam kebiasaan subjek yang lebih sering buang air besar di celana.
Subjek belum terbiasa dengan kamar mandi dan sangat takut dengan air. Suatu kali air diguyurkan dari
atas kepala subjek, dan subjek langsung pingsan. Subjek juga takut pada pintu tertutup dan gelap. Saat
ini menurut pihak panti pula, subjek sudah dalam keadaan yang jauh lebih baik dan senang bersekolah
walaupun sesekali masih menunjukkan sikap memberontak dan sulit diatur.

Anda mungkin juga menyukai