PENDAHULUAN
Hidup sehat dan sejahtera adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya
rumah sakit dengan pelayanan spesialis, dan pelayanan kesehatan tertier yaitu
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 128 tahun 2004 tentang kebijakan
dasar puskesmas disebutkan bahwa puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
di wilayah kerjanya.
puskesmas sehingga dalam hal ini puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan
layanan kesehatan.
puskesmas yang baik pada akhirnya dapat meningkatkan loyalitas pasien terhadap
pasien, pasien akan setia melakukan kunjungan ulang di puskesmas, atau pasien
2
atau melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih secara konsisten dimasa
kunci sukses, tidak hanya dalam jangka pendek, tetapi keunggulan bersaing
yang berkelanjutan. Pelanggan yang loyal karena puas dan akan meneruskan
membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunyai komitmen dan
kualitas adalah hubungan antara produk dan pelayanan atau jasa yang diberikan
terdapat lima dimensi utama yang relevan untuk menjelaskan kualitas pelayanan
3
dengan yang dihrapkan(Kotler&Keller 2016:153). Kepuasan ini merupakan
kepuasan itu sering terbaikan atau dilupakan. Pasien akan merasa puas
apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapan.
Ketidak puasan atau perasaan kekecewaan pasien akan timbul apabila kinerja
kesehatan tersebut.
Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible), tidak nyata, tidak bisa
digambarkan secara fisik dan tidak dapat diukur secara matematis, karena citra
hanya ada dalam pikiran. Walaupun demikian, wujudnya bisa dirasakan dari hasil
penilaian baik atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun
negatif yang datang dari publik (khalayak sasaran) dan masyarakat luas pada
dilakukan melalui dua hal, yaitu dengan meningkatkan kualitas pelayanan yang
yang diberikan melalui apa yang diperoleh pelanggan sebagai hasil dari transaksi
antara penyedia dan pengguna jasa serta bagaimana pelanggan memperoleh jasa
tersebut.
4
Pendapat yang sama juga dikemukan oleh Puspita (2009:20), bahwa
pelayanan kesehatan yang dimiliki dan diberikan kepada pengguna jasa oleh suatu
(benefit) melalui kepuasan pelanggan, karena secara empiris ada hubungan antara
kepuasan pelanggan dan benefit. Pelanggan yang merasa puas dan melakukan
pelayanan yang diberikan kepada pasien, dan meningkatkan kepuasan pasien yang
dilayani.
dan citra puskesmas yang buruk berdampak pada loyalitas pasien, salah satunya
adalah pasien tidak berminat melakukan kunjungan ulang untuk berobat. Seperti
sebagai berikut :
No Kegiatan L P Jumlah
1 Jumlah pasien Baru 11.173 11.797 22.970
2 Jumlah pasien lama 6.804 6.819 13.623
Jumlah seluruh pasien 17.977 18.616 36.593
5
No Kegiatan L P Jumlah
1 Jumlah pasien Baru 10.173 9.628 19.801
2 Jumlah pasien lama 6.889 8.009 14.898
Jumlah seluruh pasien 17.062 17.637 34.699
puskesmas Jatibarang sebanyak kurang lebih 5%. Penurunan jumlah pasien yang
dimungkinkan kualitas pelayanan yang belum optimal, pasien yang puas terhadap
Dari semua penjelasan yang telah dipaparkan diatas maka dengan ini penulis
merasa tertarik untuk mencoba menggali lebih jauh lagi tentang faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi loyalitas pasien, maka dalam penelitian ini penulis
memberi judul
6
1.2. Identifikasi Masalah
Latar belakang masalah memberikan gambaran harapan dan hal apa saja
yang sangat penting bagi loyalitas pasien. Dan dalam hal ini penulis menemukan
kepuasan pasien
5. Jumlah petugas pelayanan atau sumber daya manusia di beberapa unit masih
7
dalam penelitian ini hanya pada kualitas pelayanan, kepuasan pasien dan citra
8
2. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh kualitas pelayanan terhadap
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, identifikasi Masalah, tujuan
9
Bab II Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini diuraikan mengenai teori-teori yang relevan dengan penelitian dan
Dalam bab ini diuraikan mengenai tempat dan waktu penelitian, metode
penelitian, data yang digunakan, teknik pengambilan sampel, teknik analisis data
Dalam bab ini diuraikan mengenai deskripsi data peneltian, analisis hasil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan sebagai
suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari
kesadaran sendiri pada masa lalu. Usaha yang dilakukan untuk menciptakan
pembeliannya.
yang akan dibeli dan dari siapa. Pembeliannya bukan merupakan peristiwa
mensyaratkan bahwa tidakan kurang dari dua kali Jill Griffin dalam
bahwa keputusan untuk membeli mungkin dilakukan oleh lebih dari satu orang.
terkadang tidak loyal pada produk atau jasa yang paling disukainya.
11
Dari berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa loyalitas pasien
didalamnya. Hal ini dilakukan bagi khusunya yang membeli secara teratur dan
membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunyai komitmen dan
sikap yang positif terhadap puskesmas yang menawarkan produk/ jasa tersebut.
transaksinya saja atau pembelian berulang (repeat customer). Ada beberapa ciri
atau kakrakteristik seorang pelanggan bisa dianggap loyal Griffin (2005: 38)
antara lain:
repeat purchases)
2. Pelanggan yang membeli untuk produk/jasa yang lain ditempat yang sama
lebih mahal)
12
2. Mengurangi biaya transaksi (seperti biaya negosiasi kontrak, pemrosesan
sedikit)
perusahaan.
5. Word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa pelanggan yang
Karakteristik dari pelanggan yang loyal menurut Griffin (2005) antara lain,
melalui beberapa tahapan. Proses ini berlangsung lama dengan penekanan dan
memiliki peluang yang lebih besar untuk membentuk calon pembeli menjadi
13
memberikan dasar yang baik untuk melakukan suatu pembelian kembali
terhadap barang yang sama dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke
mulut”.
Dimensi ini adalah aspek dari perilaku pelanggan (seperti membeli ulang)
yang ditujukan pada suatu barang dan jasa yang diberikan oleh puskesmas
2) Purchase accros product line (Membeli di luar lini produk atau jasa)
konsumen juga membeli lini produk dan jasa dari perusahaan yang
laboratorium lainnya
lainnya seperti klinik atau rumah sakit swasta yang menawarkan pelayanan
14
Dimana konsumen melakukan komunikasi dari mulut ke mulut (word of
Puskesmas jatibarang
Bitner, 2008:12). Terdapat tiga manfaat utama yang berkaitan dengan loyalitas
melayani pelanggan.
mulut.
8. Kepuasan Pelanggan
15
Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
tersebut, kepuasan merupakan fungsi dari persepsi atau kesan atas kinerja
dan harapan, pelanggan puas dan jika kinerja melebihi harapan pelanggan,
maka mereka akan merasa puas dan senang. Pelanggan yang puas terhadap
barang dan jasa, kemungkinan besar akan membeli ulang dari penyedia
9. Citra (image)
seseorang terhadap suatu obyek Sutisna (2003). Definisi lain mengenai citra
atau jasa. Citra yang baik akan meningkatkan atau menutup kekurangan
pelayanan yang dirasakan oleh konsumen, sebaliknya, jika citra yang buruk
demikian jelas bahwa suatu citra, baik positif maupun negatif akan
16
Kualitas pelayanan merupakan kunci untuk mencapai kesuksesan.
produk ataujasa yang disukai dimasa depan meski pengaruh situasi dan
kepercayaan terhadap suatu merek, dan merek tersebut lebih dipilih dari
17
4. Loyalitas tindakan (action loyalty) yaitu menghubungkan peningkatan
yang baik dari minat dan keinginan menjadi sebuah tindakan yang disertai
produk atau jasa yang dapat memenuhi harapan pelanggan serta dapat
memuaskan pelanggannya.
adalah:
1. Suspects
Suspects meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang atau
akan membeli tetapi belum tahu apapun mengenai perusahaan dan barang
2. Prospect
Prospect adalah orang-orang yang memiliki kebtuhan akan produk atau jasa
18
keberadaan perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan, karena
3. Disqualified prospects
barang atau jasa tertentu tetapi tidak mempunyai kebutuhan akan barang
atau jasa tersebut, atau tidak mempunyai kemampuan untuk membeli barang
Pelanggan yang telah melakukan pembelian produk sebanyak dua kali atau
lebih. Mereka adalah yang melakukan pembelian atas produk yang sama
sebanyak dua kali, membeli dua macam produk yang berbeda dalam dua
13. Clients
Clients membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan yang mereka
pelanggan ini sudah kuat dan berlangsung lama, yang membuat mereka
14. Advocates
19
secarateratur bahkan mereka menyarankan dan mendorong teman-teman
15. Partners
Kualitas jasa atau layanan itu sendiri harus dimulai dari kebutuhan
terhadap kualitas jasa atau layanan (Kotler dan Keller, 2012). Sedangkan,
20
Menurut Adam (2015:10) menjelaskan jasa atau layanan adalah sesuatu
yang diberikan oleh suatu pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan
adalah semua tindakan atau kinerja yang ditawarkan satu pihak kepada pihak
lain yang pada intinya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak
menurut Kotler (2015:461) “Pertama, jasa atau layanan berbeda sesuai dengan
apakah layanan itu berbasis manusia (people based) atau berbasis peralatan
(equipment based)”.
diberikan oleh suatu pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
lain informasi langsung yang diperoleh dari orang (word of mouth), kebutuhan
Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna karena orang yang
21
berkelanjutan, bebas dari kerusakan atau cacat, pemenuhan kebutuhan
spesifikasinya.
menentukan dan menilai sampai seberapa jauh sifat dan karakteristik tersebut
kualitas, yaitu:
22
3) User-based approach (Pendekaatan Berbasis Pengguna)
Kualitas dipandang dari segi nilai dan harga. Kualitas dalam pengertian ini
bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum
tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah
Dengan kata lain ada dua faktor utama mempengaruhi kualitas jasa, yaitu
expected service dan perceived service atau kualitas jasa yang diharapkan dan
kualitas jasa yang diterima atau dirasakan (Tjiptono 2012:157). Apabila jasa
sebagai kualitas jasa yang ideal. Akan tetapi bila jasa yang diterima lebih
23
Melalui serangkaian penelitian terhadap berbagai macam industri jasa
cepat.
pelanggan
bahasa yang mudah mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan
keluhan pelanggan.
softselling approach).
24
9. Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupaya memahami pelanggan
menjadi lima dimensi pokok. Dengan demikian, terdapat lima dimensi utama
pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik (contoh: gedung, gudang, dan
perusahaan. (Tjiptono,2016:175).
25
a. Kelengkapan alat yang dimiliki puskesmas.
b. Kebersihan gedung.
c. Penampilan Karyawan.
2. Reliability (kehandalan)
sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus
yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik,
26
membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka dengan segera.
(Tjiptono, 2016:175).
4. Assurance (Jaminan)
(Tjiptono,2016:175).
1) Kompetensi karyawan.
tugasnya.
5. Emphaty (Empati)
tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para
27
pelanggan dengan berupaya memahami keinginan mereka. Hal ini
28
disappointment that result from comparing a productor service’s perceived
produk yang dirasakan kinerja (atau hasil) dengan yang di harapakan. Jika
kinerja, atau pengalaman jatuh jauh dari harapan, pelanggan puas. Jika itu
dan harapan. Jika kinerja lebih baik daripada harapan, maka itulah yang
maka akan menimbulkan kesenjangan atau gap. Lima kesenjangan (gap) yang
29
1. Kesenjangan Presepsi Manajemen
dan pelanggan, komunikasi dari bawah keatas yang kurang memadai, serta
dan spesifikasi kualitas jasa. Kesenjangan terjadi antara lain karena tidak
memuaskan semua pihak; (c) kesesuaian karyawan dengan tugas yang harus
dan sistem imbalan; (f) kendali yang diterima, yaitu sejauh mana karyawan
30
merasakan kebebasan atau fleksibilitas untuk menentukan cara pelayanan;
(g) kerja tim, yaitu sejauh mana karyawan dan manajemen merumuskan
terpadu.
Perbedaan presepsi antara jasa yang di rasakan dan yang diharapkan oleh
memperoleh citra dan dampak positif. Namun, apabila yang diterima lebih
pasien menderita penyakit atau cedera dan memerlukan bantuan dokter untuk
31
kembali jasa pelayanan puskesmas akan sangat dipengaruhi oleh
pengalamannya yang lampau waktu memakai jasa yang sama dalam menerima
Kepuasan pasien dapat dilihat dari hak-hak yang dimiliki pasien yang
kesehatan, pada pasal 4-8 disebutkan setiap orang berhak atas kesehatan,
pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya, lingkungan yang sehat, info
tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah
pelanggan merupakan evaluasi purna beli yang mana alternatif yang dipilih
1. Kualitas produk (jasa): dimana pelanggan akan merasa puas bila hasil
berkualitas.
32
2. Kualitas pelayanan: terutama untuk industri jasa, pelanggan akan merasa
puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai
keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan
lebih tinggi.
harga yang murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada
pelanggannya.
tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa
Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini adalah hal
pengguna jasa dalam hal ini pasien yang pernah merasa puas merupakan aset
yang sangat berharga karena apabila merasa puas maka pengguna jasa akan
terus melakukan pemakaian terhadap jasa sesuai pilihannya, tetapi bila tidak
puas pengguna akan menceritakan dua kali lebih buruk tentang pengalaman
33
1. Sistem keluhan dan saran. Memberikan kesempatan bagi pelanggan untuk
semua pelanggan yang tidak puas akan menyampaikan keluhannya, bisa saja
pelanggan beralih kepada penyedia jasa lain dan tidak menggunakan lagi
penyedia jasa tersebut. Upaya mendapatkan saran dari pelanggan juga sulit
konsumen melalui metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara
lain :
34
b. Derived dissatisfaction: pernyataan yang diajukan menyangkut dua hal
35
Adapun Indikator-indikator kepuasan pasien adalah sebagai berikut;
36
tersendiri tentang pengaruh informasi tersebut terhadap keputusan penggunaan
jasa.
dapat berasal dari perusahaan secara langsung dan atau pihak-pihak lain secara
Citra sendiri dalam bahasa inggris disebut dengan istilah image, yang
artinya sejumlah kepercayaan, ide, atau nilai dari seseorang terhadap suatu
mendefinisikan citra sebagai total persepsi terhadap suatu obyek yang dibentuk
citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi
bukan citra atas produk dan pelayanannya saja. Citra perusahaan ini terbentuk
oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu
perusahaan antara lain adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang
37
pencipta lapangan kerja dalam jumlah yang besar, kesediaan turut memikul
hasil persepsi dan pemahaman konsumen mengenai produk atau jasa yang di
citra itu sendiri abstrak atau intangible, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari
respek maupun tanda hormat, dari publik sekelilingnya atau masyarakat luas
menyeluruh atas keunggulan suatu jasa. Hal senada juga dikatakan oleh Alma
mengambil keputusan.
38
berarti bagi orang lain. Lebih spesifik Sutisna (2003:332) menjabarkan
tersebut.
pelayanan perusahaan.
Begitu pentingnya citra bagi perusahaan, maka secara berkala perusahaan harus
39
1. Personality. Keseluruhan karakteristrik yang dipahami publik sasaran
3. Value. Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya
pelanggan.
berikut:
1. Atribut produk (barang dan jasa), manfaat dan perilaku secara umum, terkait
(customerorientation).
social.
40
Berdasarkan komponen-komponen untuk mengukur citra yang
yang dikemukan oleh Kasali (2003), sehingga dalam penelitian ini untuk
corporate identity.
menjadi andalan atau tolak ukur dari pembangunan kesehatan, sarana peran
masyarakat, dan pusat pelayanan pertama yang menyeluruh dari suatu wilayah
(Dedi Alamsyah dan Ratna Muliawati, 2013: 43). Peraturan Menteri Kesehatan
41
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
a. Geografis;
c. Kontur tanah;
d. Fasilitas parkir;
e. Fasilitas keamanan;
kesehatan di suatu wilayah kerja (Trihono, 2005: 8). Sesuai dengan strategi
era desentralisasi ini, Departemen Kesehatan Pusat sudah menetapkan visi dan
42
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
bayi dan kesehatan anak, tetapi ada juga bukti peran positif pelayanan
berwenang untuk:
43
b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
Rujukan.
sendiri.
44
Kualitas pelayanan merupakan kunci untuk mencapai kesuksesan suatu
merasa puas secara tidak langsung akan menciptakan loyalitas, dan mendorong
puskesmas dimata pasien dan masyarakat. Oleh karena itu kualitas pelayanan
perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara
persepsi atau kesan atas kinerja dan harapan. Pada pelayanan kesehatan di
puskesmas, jika pasien puas dan jika kinerja melebihi harapan pasien, maka
mereka akan merasa puas dan senang. Pasien yang puas terhadap pelayanan
45
puskesmas dapat mendukung atau merusak nilai yang pasien rasakan terhadap
oleh pasien, sebaliknya, jika citra puskesmas buruk akan lebih memperburuk
pelayanan yang dirasakan oleh pasien. Dengan demikian jelas bahwa suatu
citra, baik positif maupun negatif akan memengaruhi loyalitas pasien terhadap
o Penelitian
Dan Analisis Data
1 Megawati (2016) Pengaruh KualitasPelayanan Hasil penelitian menunujukan
terhadapLoyalitas dengan kualitaspelayanan berpengaruh
secaralangsung sebesar 7,7% dan
Kepuasan PasienSebagai
pengaruhtidak langsung sebesar
VariableIntervening di RSUD
0,4%. Kualitas
Dr.Djasmen
Pelayanan diukur memiliki
SaragihPematang Siantar.
pengaruhterhadap tinggi rendahnya
Analisis Data : kepuasanpasien.
Regresi Berganda
2 Kartikasari, Dwi Pengaruh KualitasLayanan dan Kualitas pelayanan berpengaruh
46
pasiensebagai variabel interviening.
Hal inimempunyai arti bahwa
peningkatankualitas layanan akan
meningkatkan
pasien.
3 Yananda (2016) Pengaruh KualitasPelayanan Berdasarkanhasil pengujian hipotesis
Terhadaployalitas pasien BPJS dapat diketahui bahwa kualitas
di pelayanan memiliki pengaruh yang
lebih besar terhadap loyalitas pasien
RSU Mitra Medika
daripada pengaruh kepuasan pasien
terhadap loyalitas pasien.
Kerangka Pemikiran
yang telah di identifikasi sebagai masalah penting. Dalam penelitian ini penulis
H1
Kualitas Pelayanan (X1) Loyalitas Pasein
H2 (Y)
Kepuasan Pasien (X2)
H3
Hipotesis
mengujinya melalui penelitian, oleh karena itu, hipotesis disajikan hanya sebagai
yang disajikan, dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini berdasarkan
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab 3 (tiga) dalam penelitian ini mengulas tentang tahapan penelitian terkait
populasi dan sampel penelitian, sub-bab data penelitian, sub-bab analisis data,
sub-bab analisis data dan sub-bab hipotesis penelitian. Secara terperinci sub-bab
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
untuk mengetahui berbagai informasi dan data untuk mengetahui sesuatu dan
49
3.3. Pendekatan Penelitian
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
disebut juga sebagai data asli. Untuk mendapatkan data primer,peneliti harus
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau data yang dikumpulkan
oleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan
50
kedua) (Sugiyono,2015:131). Data sekunder dapat berupa profil Puskesmas
Jatibarang,visi & misi, jumlah pasien rawat jalan, dan data geografis
digunakan adalah:
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
selama lebih kurang 3 hari untuk memenuhi jumlah sampel dalam penelitian
3.5.1. Populasi
kesimpulan. Dalam penelitan ini yang menjadi populasi adalah pasein yang
51
datang berobat ke Puskesmas Jatibarang lebih kurang sekitar 50-150 orang,
3.5.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2015). Teknik sampling
yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
52
Keterangan:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
Berdasarkan rumus diatas, dapat diaplikasikan dengan data populasi yang telah
ditentukan, yaitu:
penelitian ini adalah sebanyak 100 orang pasein, dimana responden ini diambil
dengan cara random sampling yaitu pasein yang ditemui oleh peneliti saat
Untuk mendapatkan data sesuai dengan fokus penelitian ini dan untuk
a. Kriteria inklusi
53
4). Pada saat penelitian sedang periksa di Puskesmas Jatibarang.
b. Kriteria eksklusi
kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2014). Kriteria
keadaan kecelakaan
inklusi dan ekslusi adalah untuk memudahkan peneliti yang juga bekerja di
atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
54
menjadi akibat karena adanya variabel bebasyang selanjutnya dinyatakan
sebagai (Y).
X1 = Kualitas Pelayanan
dan Berry(2013:216))
X2 = Kepuasan Pasien
adalah merupakan perasaan senang atau kecewa yang timbul dalam diri
X3 = Citra Puskesmas
dari pembentukan citra. Citra dapat mendukung dan merusak nilai yang
Y = Loyalitas Pasien
55
usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan
Pelayanan Puskesmas
Ordinal
(X1) Reliability Keahlian petugas dalam 2
1:Sangat Tidak
Parasuraman, menangani Pasien
Setuju
Zeithaml, Responsiveness Ketepatan waktu 3
2: Tidak Setuju
Berry pelayanan kesehatan
(2013:216) 3: Netral
4: Setuju
5: Sangat Setuju
kesehatan
Emphaty Pemahaman Petugas 6.7
pada pasien
Kepuasan Kepuasan Kualitas Kualitas pemeriksaan 1.2
56
Pasien (X2) Produk dan pengobatan
Kepuasan kualitas Kualitas pelayanan dari 3.4
Puskesmas
Kepuasan Harga Harga dari produk 6
dipuskesmas terjangkau
Kepuasan Biaya Biaya pemeriksaan diluar 7
terjangkau
Citra Personality Kerja baik, ramah 1. 2
Reputation. Image yang dipercaya 3. 4
(X3)
Value. Peduli, respon cepat 5.6
memeriksakan ke sarana
kesehatan lain
Recommendation Merekomendasikan ke 8.9.10
orang lain
57
3.7. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, dari hasil beberapa teknik pengumpulan data diatas,
sebagai berikut :
penyebaran daftar pertanyaan atau kuesioner yang telah diisi oleh responden.
4. Analisis Data (data analysis), adalah langkah dalam menganalisis data yang
telah tersaji dalam tabulasi. Dalam hal ini, analisis dilakukan dengan bantuan
(regression analysis).
58
3.8. Pengukuran Variabel
(2014:168) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam skala Likert,
maka variabel yang diukur dapat dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
yang dirasakan.
Tidak Setuju 2 Dalam pernyataan, responden menganggap
59
3.9. Teknik Analisis Data
menguji hipotesis yang telah diajukan Sugiyono (2013). Dalam penelitian ini
(mean), nilai tengah (median), mode, simpangan (standar deviasi), interval, nilai
maksimum dan nilai minimim dari masing-masing variabel yang diuji dalam
penelitian.
Disamping itu, analisis ini juga dipakai untuk mengukur dan menguji
hubungan serta pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan
tiga variabel bebas terhadap satu variabel terikat (Kualitas Pelayanan, Kepuasan
Pasien dan Citra Puskesmas serta Loyalitas Pasien), maka pengujian data
dilakukan dengan analisis korelasi parsial dan ganda. Sementara itu, untuk
sebagai berikut:
60
3.9.1. Analisis Statistik Deskriptif
variable penelitian.
dalam kategori : sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
item-item tersebut sudah dimengerti dan ditafsirkan sama oleh responden. Oleh
61
sebab itu kuesioner harus melalui tahap pengujian terlebih dahulu sebelum
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
korelasi antar bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara
mengorelasikan tiap alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah
setiap skor item soal (ImamGhozali, 2013:52). Suatu butir (item) dikatakan
valid atau benar jika memiliki nilai koefisien korelasi butir total (Corrected
Item Total Correlation) bernilai positif dan lebih besar nilainya dari nilai
r_tabel.
62
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan r_tabel untuk degree
perhitungan uji validitas r_hitung lebih besar daripada r_tabel maka data
n( xy ) ( x Y )
r
[ n x 2 ( X ) 2 n Y 2 ( Y ) 2]
Keterangan:
N: jumlah responden
X: skor butir
Y: skor total
data.
63
2. Uji Reliabilitas
sama akan menghasilkan data yang sama dengan asumsi tidak terdapat
Shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan
Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
berikut:
64
Dimana
Cronbach maka r_hitung akan diwakili oleh nilai Alpha pada tabel berikut
ini:
65
Uji asumsi klasik merupakan pengujian asumsi-asumsi statistik yang
harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. Model regresi linear
berganda dinyatakan baik jika data terbebas dari asumsi-asumsi klasik. Uji
asumsi klasikyang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji
1. Uji Multikolinearitas
model regresi,yakni dengan melihat dari nilai tolerance dan lawannya yaitu
variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas
lainya.
Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi
(karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk
sama dengan nilai VIF < 10. Apabila didalam model regresi tidak
66
2. Uji Normalitas
3. Uji Heteroskedastisitas
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
67
dependen. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan apakah terjadi
(biasanya 5%).
Y = α + β1X1 + e
Y = α + β2X2 + e
Y = α + β3X3 + e
68
dua atau lebih variabel independen dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya).
Jadi analisis regresi linear berganda akan dilakukan jika jumlah variabel
Dimana:
Y = Loyalitas Pasein
X1 = Kualitas Pelayanan
X2 = Kepuasan Pasien
X3 = Citra Puskesmas
a = konstanta
69
Untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksirkan nilai
aktual dapat diukur dari goodness of fit nya. Secara statistik goodness of fit
dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistik F dan nilai koefisien determinasi
(ImamGhozali, 2013:96).
Uji Goodness of Fit atau uji kelayakan model digunakan untuk mengukur
ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Secara statistik uji
statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho
ditolak). Sebaliknya perhitungan statistik disebut tidak signifikan apabila nilai uji
dimana n yaitu sampel dan k yaitu banyaknya variabel bebas dan terikat.
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 0,05 atau
5%. Maka perhitungan ini menggunakan tabel, juga dapat dihitung dengan
uji t.
r ( n 2)
70
(1 r 2)
t=
Dimana :
t = Uji signifikan
r = Korelasi
n = Jumlah sampel
berikut:
b. Jika nilai t_hitung < t_tabel, artinya H0 diterima dan Ha ditolak. Maka
terikat (Y). Jika nilai t_hitung > t_tabel, artinya H0 ditolak dan Ha
71
berpengaruh signifikan secara parsial atau terpisah terhadap variabel
c. Jika nilai sig < 0,05, artinya. H0 ditolak dan Ha diterima. Maka
secara parsial atau terpisah terhadap variabel dependen atau terikat (Y).
Jika nilai sig > 0,05, artinya H0 diterima dan Ha ditolak. Maka
terikat (Y).
dependen atau terikat (Y). Untuk mengetahui nilai f tabel dilakukan dengan
menggunakan rumus df1 = k-1 dan df2 = n-k, dimana n yaitu sampel dan k
72
digunakan dalam penelitian ini sebesar 0,05 atau 5 %. Uji F ini digunakan
r2 / k
F=
(1 r 2 ) /(n k 1)
Dimana :
F= Uji signifikan
b. Jika nilai F_hitung < F_tabel, artinya H0 diterima dan Ha ditolak. Maka
dependen atau terikat (Y). Jika nilai F_hitung > F_tabel, artinya H0
73
ditolak dan Ha diterima. Maka dinyatakan variabel independen atau
c. Jika nilai sig < 0,05, artinya. H0 ditolak dan Ha diterima. Maka
terikat (Y). Jika nilai sig > 0,05, artinya H0 diterima dan Ha ditolak.
74
Adjusted R Square disebut juga sebagai nilai R Square yang telah
2014).
75