Anda di halaman 1dari 9

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN KONSEP EVA (ECONOMIC VALUE


ADDED)
(Studi Pada PT HM Sampoerna, Tbk. yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2009-2011)

Mamik Mardiani
Topowijono
M.G. Wi Endang NP
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
mamik.mardiani@yahoo.com

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan
menggunakan analisis rasio keuangan dan konsep EVA. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, karena hanya
menggambarkan kondisi keuangan perusahaan melalui perhitungan kuantitatif beberapa
rasio keuangan dan konsep EVA. Obyek dalam penelitian ini adalah PT HM.
Sampoerna, Tbk dan Anak Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kinerja
PT HM. Sampoerna, Tbk. yang paling dominan adalah aktivitas, leverage, profitabilitas
dan pasar, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang cukup
baik, sedangkan likuiditas belum mencapai hasil yang maksimal. Hasil ROI dan ROE
perusahaan selama tahun penelitian mengalami kenaikan. Hasil dapat dilihat pada tahun
2009 sebesar 28,73% kemudian tahun 2010 menjadi 31,29% dan pada tahun 2012
kembali naik menjadi 41,62%. ROE pada tahun 2009 sebesar 48,65%, tahun 2010
sebesar 62,88% dan pada tahun 2011 kembali mengalami kenaikan menjadi 79,05%.
Kinerja keuangan PT HM. Sampoerna, Tbk. berdasarkan konsep EVA menunjukkan
kinerja yang baik karena selama 3 tahun penelitian EVA perusahaan menunjukkan nilai
positif. Pada tahun 2009 nilai EVA sebesar Rp 2.580.493.000.000,- kemudian tahun
2010 nilai EVA naik secara signifikan sebesar Rp 6.609.714.000.000,- dan di tahun
2011 perusahaan kembali mampu meningkatkan nilai EVA hingga sebesar Rp
7.201.131.000.000,- hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menciptakan
nilai tambah bagi investor.
Kata Kunci: financial performance, financial ratio analysis, economic value added

1. PENDAHULUAN
Kinerja yang baik akan dapat merupakan perhitungan ratio-ratio untuk
membantu manajemen dalam pencapaian menilai keadaan keuangan perusahaan di
tujuan perusahaan. Semakin tinggi kinerja masa lalu, saat ini, dan kemungkinannya
perusahaan, maka akan semakin baik di masa depan.´ 6\DPVXGGLQ
pula nilai perusahaan di mata investor. Alat analisis yang sering digunakan
Salah satu cara untuk menilai kinerja untuk mengetahui kinerja keuangan suatu
keuangan pada saat ini maupun prospek perusahaan yaitu dengan menggunakan
usaha yang akan datang adalah dengan rasio keuangan. Analisis rasio keuangan
cara menganalisis laporan keuangan mempunyai kelemahan yaitu
perusahaan yang terdiri dari neraca dan mengabaikan unsur biaya modal. Para ahli
ODSRUDQ ODED UXJL ´$QDOLVLV ODSRUDQ mengembangkan metode lain sebagai
keuangan perusahaan pada dasarnya alternatif agar dapat menunjukkan seluruh

1
komponen harapan keuntungan yang merupakan market leader dikelompoknya
terukur dalam biaya modal. Alat pengukur serta pelopor di bidang sigaret kretek
kinerja yang dimaksud adalah EVA mesin pada segmen rendah tar rendah
(Economic Value Added). EVA mampu nikotin (low tar low nicotine ´/7/1´
menutupi kelemahan dari analisis rasio Pada tahun 1989 PT HM Sampoerna, Tbk.
keuangan sehingga kedua alat pengukur meluncurkan produk terbarunya yang
kinerja keuangan tersebut dapat saling diberi merk A Mild produk tersebut
membantu dan melengkapi dalam merupakan sebuah kategori baru yang
mengukur kinerja keuangan perusahaan. diciptakan oleh Sampoerna, yakni SKM
Saat ini industri yang cukup menjadi mild yang kemudian diikuti oleh pesaing
sorotan adalah industri rokok karena lainnya (m.detik.com, 2013). PT HM
rokok telah menjadi gaya hidup yang Sampoerna, Tbk. adalah salah satu
berakar cukup kuat bagi masyarakat pemimpin produsen hasil tembakau di
khususnya di Indonesia. Industri rokok Indonesia. Pengelolaan keuangan yang
beberapa tahun ini mengalami kondisi kuat, kecepatan memasuki pasar dan
yang cukup dilematis, khususnya di portofolio produk yang kompetitif
Indonesia. Berdasarkan road map industri menunjang kepemimpinan pasar PT HM.
rokok dalam negeri, arah pergerakannya Sampoerna, Tbk. Keberhasilan
semakin dibatasi geraknya (m.detik.com, Sampoerna menarik perhatian PT Philip
2013). Di satu sisi, makin ketatnya Morris International Inc. (PMI), salah satu
peraturan-peraturan tentang banyak rokok, perusahaan tembakau terkemuka di dunia.
seperti pembatasan ruang gerak dalam Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip
beriklan, dibatasinya tempat-tempat Morris Indonesia, afiliasi dari PMI,
umum untuk merokok, peringatan mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas
kesehatan pada setiap kemasan, Sampoerna. Kondisi aktiva PT HM.
pencantuman kandungan tar dan nikotin, Sampoerna, Tbk. masih mengalami
serta kebijaksanaan harga jual eceran dan fluktuasi nampak pada tahun 2011 sempat
tarif cukai yang naik membuat industri mengalami sedikit penurunan dari tahun-
rokok di negara ini semakin tertekan. Di tahun sebelumnya. Perubahan yang terjadi
sisi lain, industri rokok merupakan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:
penyumbang penerimaan negara dari Tabel 1 Kondisi Keuangan PT HM.
cukai paling besar serta mempunyai Sampoerna, Tbk. Tahun 2009-
kemampuan untuk menyerap tenaga kerja 2011 (Dalam Jutaan Rupiah)
yang cukup besar pula, di tengah Keterangan 2009 2010 2011
meningkatnya tingkat pengangguran di a. Aktiva 17.716.447 20.525.123 19.376.343
Indonesia. Keadaan-keadaan tersebut b. Kewajiban
menjadikan industri rokok dan produknya Jangka Panjang 503.492 530.729 684.657
c. Laba sebelum
dikategorikan musuh karena dampaknya pajak 7.213.466 8.748.229 10.911.082
terhadap kesehatan masyarakat, sekaligus
menjadi kawan karena industri ini menjadi Sumber: Annual Report PT HM
sumber pendapatan bagi masyarakat dan Sampoerna, Tbk., 2013
pemerintah melalui lapangan pekerjaan Berdasarkan latar belakang di atas,
dan cukainya. maka judul yang diangkat dalam
Dalam penelitian ini obyek penelitian ini adalah ³3HQLODLDQ .LQHUMD
penelitian adalah perusahaan rokok yang Keuangan Perusahaan Menggunakan
sudah go public dan telah terdaftar di Analisis Rasio Keuangan dan Konsep
Bursa Efek Indonesia yaitu PT Hanjaya EVA (Economic Value Added) (Studi
Mandala Sampoerna, Tbk. yang Pada PT Hanjaya Mandala Sampoerna,

2
Tbk. yang Terdaftar di Bursa Efek antara satu komponen dengan komponen
Indonesia Periode Tahun 2009-2011).´ dalam satu laporan keuangan atau antar
Penelitian ini bertujuan untuk komponen yang ada di antara laporan
mengetahui kinerja keuangan perusahaan keuangan. Kemudian angka yang
periode 2009-2011 secara Time Series diperbandingkan dapat berupa angka-
Analysis menggunakan analisis rasio angka dalam satu periode maupun
keuangan dan mengetahui kinerja beberapa periode.
keuangan perusahaan menggunakan
konsep metode EVA (Economic Value 2.4 EVA (Economic Value Added)
Added). Nilai tambah ekonomi (Economic
Value Added-EVA) adalah laba bersih
2. KAJIAN PUSTAKA (laba operasi dikurangi pajak) dikurangi
2.1 Laporan Keuangan total biaya modal tahunan. Pada dasarnya,
Laporan keuangan pada dasarnya EVA adalah laba residu dengan biaya
merupakan hasil dari proses akuntansi modal sama dengan biaya modal aktual
yang dapat digunakan sebagai alat dari perusahaan (sebagai ganti dari suatu
komunikasi bagi pihak yang tingkat pengembalian minimum yang
berkepentingan terhadap aktivitas diinginkan perusahaan karena alasan
perusahaan (Sundjaja, 2003:76). lainnya). Jika EVA positif maka
perusahaan sedang menciptakan
2.2 Analisis Kinerja Keuangan kekayaan. Jika EVA negatif, maka
Analisis terhadap kinerja perusahaan perusahaan sedang menyia-nyiakan
pada umumnya dilakukan dengan modal. EVA membantu perusahaan untuk
menganalisis laporan keuangan, yang menentukan apakah uang yang
mencakup pembandingan kinerja didapatkannya lebih besar daripada uang
perusahaan dengan perusahaan lain dalam yang digunakan untuk mendapatkan uang
industri yang sama dan mengevaluasi tersebut. Dalam jangka panjang, hanya
kecenderungan posisi keuangan perusahaan-perusahaan yang
perusahaan sepanjang waktu (Moeljadi, menghasilkan modal atau kekayaan yang
2006:67). dapat bertahan (Hansen dan Mowen,
Menurut Winarni dan Sugiarso 2009: 585).
(2005, 111), kinerja dapat diartikan
sebagai prestasi yang dicapai perusahaan 3. METODE PENELITIAN
dalam suatu periode tertentu yang Metode yang digunakan dalam
mencerminkan tingkat kesehatan penelitian ini adalah deskriptif dengan
perusahaan tersebut. Kinerja dapat pendekatan kuantitatif, karena hanya
dikatakan juga sebagai ukuran seberapa menggambarkan kondisi keuangan
efisien dan efektif seorang manajer atau perusahaan melalui perhitungan
sebuah perusahaan, seberapa baik manajer kuantitatif beberapa rasio keuangan dan
atau organisasi itu mencapai tujuan yang konsep EVA. Obyek dalam penelitian ini
memadai. adalah PT HM. Sampoerna, Tbk dan Anak
2.3 Analisis Rasio Keuangan Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Kasmir (2012:104) mendefinisikan, Indonesia.
rasio keuangan merupakan kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada 4. Analisis Data
dalam laporan keuangan dengan cara 4.1 Analisis Rasio Keuangan
membagi satu angka dengan angka Perhitungan dan analisis rasio
lainnya. Perbandingan dapat dilakukan keuangan secara time series analysis

3
menurut Martono (2007:55-60) dibedakan
menjadi beberapa jenis rasio, yaitu: 5. Rasio Pasar
1. Rasio Likuiditas Rasio pasar ini diklasifikasikan
Rasio likuiditas ini diklasifikasikan menjadi:
menjadi: a. Price Earnings Ratio
a. Current Ratio f_pe_ ncp jck`_p
PER = nclb_n_r_l ncp jck`_p x 1 kali
Eirgt_ P_la_p
CR =
Lsr_le P_la_p
x 100%
b. Dividend Yield
bctgbcl ncp jck`_p
b. Quick Ratio DY = f_pe_ q_f_k ncp jck`_p x 100%
Eirgt_ P_la_p?Tcpqcbg__l
QR= x 100%
Lsr_le P_la_p
4.2 Perhitungan Kinerja Keuangan
2. Rasio Aktivitas dengan Metode EVA
Rasio aktivitas ini diklasifikasikan 1. Perhitungan biaya modal hutang (cost
menjadi: of debt)
a. Inventory Turnover Menurut Warsono (2003:140),
nclhs_j_l rumus biaya modal hutang setelah
ITO = x 1 kali
ncpqcbg__l pajak yang digunakan adalah sebagai
berikut:
b. Total Assets Turnover a. Before Tax Basis
Tclhs_j_l Fcpqgf Fc`_l Fsle_
TATO = x 1 kali kd =
Xmr_j Eirgt_ Nskj_f Yr_le w_le Hgicl_g Fsle_

3. Rasio Leverage b. After Tax Basis


Rasio leverage ini diklasifikasikan kd* = kd ( 1-t )
menjadi:
a. Debt Ratio 2. Perhitungan biaya modal saham biasa
Xmr_j Lsr_le
DR = x 100% (cost of common stock)
Xmr_j Eirgt_
Menurut Brigham & Houston
b. Total Debt to Equity Ratio (2011:477), biaya modal saham biasa
Xmr_j Lsr_le dirumuskan sebagai berikut:
DER = x 100% H
Qmb_j Wclbgpg ks = + g
T‹
4. Rasio Profitabilitas Tingkat pertumbuhan dividen
Rasio profitabilitas ini diklasifikasikan dapat diprediksi dengan menggunakan
menjadi: rumus sebagai berikut (Atmaja,
a. Gross Profit Margin 2008:111):
Tclhs_j_l Fcpqgf?LTT g = ROE x b
GPM = x 100%
Tclhs_j_l Fcpqgf H
b=1-
ITW
b. Net Profit Margin
NPM =
P_`_ Fcpqgf Wcrcj_f T_h_i
x100% 3. Menghitung struktur modal
Tclhs_j_l Fcpqgf Komposisi hutang jgk pjg =
fsr_le h_lei_ n_lh_le
c. Return on Investment hskj_f kmb_j
P_`_ Fcpqgf Wcrcj_f T_h_i
ROI = Xmr_j Eirgt_
x100%
kmb_j q_f_k
Komposisi modal saham = hskj_f kmb_j
d. Return on Equity
P_`_ Fcpqgf Wcrcj_f T_h_i fsr_le h_lei_ n_lh_le
ROE = x 100% Jumlah modal = kmb_j q_f_k
Xmr_j Qmb_j Wclbgpg

4
Tabel 2 Rekapitulasi Perkembangan
4. Biaya rata-rata tertimbang (WACC) Rasio Keuangan PT HM. Sampoerna,
Rumus yang digunakan: Tbk dan Anak Perusahaan Tahun
WACC = (kd* x Wd) = (ks x Ws) 2009-2011
Total Hutang Rata-
Wd = RasioKeuangan 2009 2010 2011
rata
Total Aktiva
- CR 188,06% 161,25% 174,93% 174,75%
Total Modal

Likuiditas
Ws = - QR 46,68% 61,01% 69,94% 59,21%

Rasio
Total Aktiva
Setelah menghitung WACC,
selanjutnya adalah menghitung biaya
- ITO 4,09 kali 4,43 kali 5,93 kali 4,81 kali
modal yang dirumuskan sebagai

Aktivitas
Rasio
berikut: - TATO 2,2 kali 2,11 kali 2,73 kali 2,35 kali
Biaya Modal = WACC x Total Modal
Total Modal = Hutang Jgk Pjg +
Ekuitas - DR 40,93% 50,23% 47,35% 46,17%

Leverage
- DER 69,31% 100,93% 89,93% 86,72%

5. Menghitung besarnya EVA Rasio


Secara sistematis, rumus yang
digunakan sebagai berikut (Hanafi, - GPM 28,81% 29,17% 28,75% 28,91%
Profitabilitas

2004:53):
Rasio

- NPM 13,06% 14,81% 15,26% 14,37%


EVA = NOPAT ± Biaya Modal - ROI 28,73% 31,29% 41,62% 33,88%
NOPAT = EBIT ± Beban Pajak
Keterangan: - ROE 48,65% 62,88% 79,05% 63,53%
NOPAT = laba operasi bersih - PER 8,96 kali 19,22kali 21,20kali 16,46kali
setelah pajak -
Rasio
Pasar

- DY 5,77% 5,42% 4,21% 5,13%


4.3 Kesimpulan
Menarik kesimpulan kinerja
keuangan perusahaan periode 2009-2011
secara Time Series Analysis menggunakan Sumber: Data Diolah, 2013
analisis rasio keuangan dan kinerja Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat
keuangan menggunakan konsep EVA dilihat bahwa Rasio Likuiditas perusahaan
(Economic Value Added). kurang maksimal. Hasil dapat dilihat pada
rata-rata Current Ratio PT HM.
Sampoerna, Tbk. dalam tiga tahun
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian hanya sebesar 174.75% belum
5.1 Analisis Rasio Keuangan Secara
mendekati standar yang ditetapkan yaitu
Time Series Analysis
sebesar 200%. Hal ini mengindikasikan
Metode perhitungan menggunakan
bahwa kemampuan perusahaan dalam
pendekatan time series analysis untuk
melunasi hutang lancarnya masih kurang
mendeskripsikan kinerja keuangan
maksimal, karena. Rata-rata Quick Ratio
perusahaan dari satu periode ke periode
PT HM. Sampoerna, Tbk. sebesar 59,21%
lainnya. Berdasarkan perhitungan rasio
masih di bawah standar umum yakni
keuangan, maka dapat diketahui
100%. Hal ini mengindikasikan bahwa
perkembangan rasio PT HM. Sampoerna,
QR perusahaan masih kurang baik,
Tbk. dan Anak Perusahaan tahun 2009-
karena:
2011 yang disajikan dalam tabel 2 berikut:
a. Rasio Aktivitas perusahaan
menunjukkan peningkatan dilihat pada
hasil Inventory Turnover. Hal ini

5
mengindikasikan bahwa efektivitas sehingga kinerja keuangan perusahaan
manajemen perusahaan mengalami semakin baik. Nilai ROI perusahaan
kenaikan dalam mengelola persediaan. yang senantiasa mengalami kenaikan
Nilai Total Assets Turnover yang tersebut mengindikasikan bahwa PT
mengalami kenaikan setelah sempat HM. Sampoerna dalam mengelola total
menurun mengindikasikan bahwa aktiva yang diinvestasikan dalam
manajemen perusahaan semakin baik perusahaan untuk mendapatkan
dalam menggunakan seluruh aktiva keuntungan mulai optimal. Semakin
untuk menciptakan penjualan. Semakin tinggi ROI, maka semakin baik pula
tinggi nilai TATO maka semakin keadaan perusahaan dalam
efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. ROE
menggunakan seluruh aktiva yang perusahaan yang semakin meningkat
dimiliki untuk menghasilkan laba. mengindikasikan bahwa tingkat
b. Pada Rasio Leverage dapat dilihat penghasilan bersih yang diperoleh
bahwa meskipun Debt Ratio pemilik saham atas modal yang
perusahaan mengalami naik turun tiap diinvestasikan semakin meningkat.
tahunnya, tetapi perusahaan masih d. Rasio Pasar pada tabel 2 dapat dilihat
tergolong dalam kondisi sehat bila bahwa nilai Price Earnings Ratio yang
dilihat dari nilai rata-rata sebesar semakin tinggi dari tahun ke tahun
46,17% dengan standar umum mengindikasikan bahwa perusahaan
maksimal sebesar 50% untuk tingkat memiliki tingkat pertumbuhan yang
rasio hutang yang sehat. Tingginya tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan
nilai Debt Equity Ratio PT HM. tingkat pertumbuhan yang rendah
Sampoerna, Tbk. yang nilai rata- cenderung memiliki PER yang rendah
ratanya di atas 50% (standar umum) pula. Hasil penilaian Dividend Yield
yaitu sebesar 86,72% mengindikasikan yang semakin rendah mengindikasikan
bahwa pembiayaan operasi perusahaan bahwa perusahaan memiliki prospek
lebih menekankan pada penggunaan pertumbuhan yang tinggi, karena
modal dari luar yang jauh lebih besar dividen sebagian besar akan
dibandingkan modal yang dimiliki diinvestasikan kembali. Perusahaan
perusahaan. Hal itu berarti bahwa yang memiliki prospek tinggi akan
resiko keuangan yang ditanggung mempunyai harga pasar saham yang
perusahaan cukup besar. tinggi, yang berarti bahwa pembaginya
c. Rasio Profitabilitas perusahaan dilihat tinggi, maka Dividend Yield untuk
dari rasio Gross Profit Margin perusahaan semacam ini akan
menunjukkan penurunan yang terjadi cenderung lebih rendah.
menunjukkan laba kotor yang diperoleh
dari setiap rupiah penjualan, kurang 5.2 Perhitungan EVA (Economic Value
efektif, hal ini mengakibatkan laba Added)
kotor yang diperoleh perusahaan EVA (Economic Value Added) bisa
menjadi lebih kecil. Nilai Net Profit didefinisikan sebagai nilai tambah bersih,
Margin sebesar 15,26% menunjukkan yaitu laba operasi setelah pajak dikurangi
bahwa laba bersih setelah pajak yang dengan biaya modal dari seluruh modal
dicapai perusahaan adalah sebesar yang digunakan untuk menghitung laba.
15,26% dari volume penjualan. Hal ini Perhitungan EVA (Economic Value
mengindikasikan bahwa laba bersih Added) disajikan dalam tabel 3 sebagai
dari setiap rupiah yang diperoleh dari berikut:
penjualannya semakin meningkat,

6
Tabel 3 Nilai EVA (Economic Value 5.3 Kinerja Keuangan Berdasarkan
Added) PT HM. Sampoerna, Tbk. dan Metode Analisis Rasio Keuangan
Anak Perusahaan Tahun 2009-2011 dan Metode EVA (Economic Value
Added)
KET 2009 2010 2011
Pengukuran metode rasio keuangan
EBIT 7.213.466 8.748.229 10.911.082 meliputi tingkat pengembalian asset (ROI)
Beban dan pengembalian modal (ROE) yang
(2.124.156) (2.325.481) (2.846.656)
Pajak harus dinilai ketercapaiannya dengan cara
NOPAT 5.089.310 6.422.748 8.064.426 menunjukkan hasil akhirnya dengan nilai
Biaya tambah yang diciptakan oleh perusahaan
Modal (2.508.817) 186.966 (863.295) agar sesuai dengan harapan para investor
Tertimbang (EVA). Kinerja keuangan perusahaan
EVA 2.580.493 6.609.714 7.201.131 berdasarkan analisis ROI, ROE dan EVA
EVA (%) 15,74% 40,32% 43,93% disajikan dalam tabel 4 berikut:
Sumber: Data Diolah, 2013 Tabel 4 Kinerja Keuangan ROI, ROE
Berdasarkan perhitungan EVA dan EVA (Economic Value Added) PT
(Economic Value Added) pada tabel 3 di HM. Sampoerna, Tbk. dan Anak
atas, dapat di analisis bahwa nilai NOPAT Perusahaan
peusahaan mengalami kenaikan selama Pengukuran Tahun
tahun penelitian, hasil dapat dilihat bahwa Kinerja
Keuangan 2009 2010 2011
bilai NOPAT perusahaan dalam jutaan
rupiah pada tahun 2009 sebesar Rp ROI 28,73% 31,29% 41,62%
5.089.310,- di tahun 2010 sebesar Rp ROE 48,65% 62,88% 79,05%
6.422.748,- kemudian tahun 2011 EVA (jutaan
2.580.493 6.609.714 7.201.131
meningkat lagi bernilai sebesar Rp Rupiah)
8.064.426,- EVA (%) 15,74% 40,33% 43,93%
Pada hasil perhitungan EVA dapat Sumber: Data Diolah, 2013
dilihat bahwa nilai EVA pada tahun 2009 Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa
sampai dengan 2011 EVA selalu bernilai ROI maupun ROE PT HM. Sampoerna,
positif, yang artinya NOPAT perusahaan Tbk. dan Anak Perusahaan tahun 2009-
lebih tinggi daripada biaya modal. Hasil 2011 mengalami kenaikan. Hasil dapat
EVA dalam jutaan rupiah dapat dilihat dilihat bahwa ROI pada tahun 2009
pada tahun 2009 nilai EVA sebesar Rp sebesar 28,73% lalu pada tahun 2010
2.580.493,- kemudian tahun 2010 menjadi 31,29% dan pada tahun 2012
perusahaan mampu meningkatkan nilai kembali naik menjadi 41,62%. ROE pada
EVA secara signifikan sehingga mencapai tahun 2009 sebesar 48,65%, tahun 2010
nilai sebesar Rp 6.609.714,- dan di tahun sebesar 62,88% dan pada tahun 2011
2011 perusahaan kembali mampu kembali mengalami kenaikan menjadi
meningkatkan nilai EVA hingga sebesar 79,05%. Hal ini menunjukkan keadaan
Rp 7.201.131,-. Hal ini mengindikasikan investasi serta kemampuan perusahaan
bahwa perusahaan telah mampu secara keseluruhan dalam jumlah seluruh
memberikan nilai tambah bagi para aktiva yang tersedia dan tingkat
pemegang sahamnya karena nilai EVA pengembalian kepada pemegang saham
bernilai positif (EVA>0). tergolong dalam kondisi baik karena
senantiasa mengalami kenaikan di tiap
tahunnya.
Hasil dari perhitungan EVA
(Economic Value Added) PT HM.

7
Sampoerna, Tbk. dapat dikatakan baik Hasil perhitungan menggunakan
karena nilai EVA secara stabil bernilai EVA (Economic Value Added) pada PT.
positif dan meningkat tiap tahunnya. Hasil HM. Sampoerna, Tbk. dan Anak
peningkatan EVA dapat dilihat pada tahun Perusahaan untuk mengukur kinerja
2009 EVA sebesar 15,74% naik menjadi keuangan perusahaan periode tahun
40,33% di tahun 2010, kemudian kembali 2009-2011 menunjukkan bahwa kinerja
naik menjadi 43,93% di tahun 2011. Hal keuangan pada periode tersebut
ini mengindikasikan bahwa PT HM. menunjukkan kondisi yang baik, karena
Sampoerna, Tbk. telah mencapai EVA (Economic Value Added) bernilai
keuntungan dalam memenuhi harapan positif tiap tahunnya. Hal ini
para pemegang sahamnya. Sehingga nilai mengindikasikan bahwa perusahaan
EVA (Economic Value Added) ini mampu menciptakan nilai tambah
dijadikan sebagai tolak ukur apakah ekonomis bagi perusahaan serta mampu
perusahaan telah mendapatkan nilai memenuhi harapan para pemegang saham
tambah keuntungan sesuai harapan dan investor.
perusahaan. Serta nilai EVA (Economic
Value Added) dapat digunakan dalam 6.2 Saran
menutupi keterbatasan dari pengukuran 1. PT HM. Sampoerna, Tbk. dan Anak
analisis rasio keuangan. Perusahaan sebaiknya mengefektifkan
pengelolaan persediaan yang dimiliki
6. KESIMPULAN DAN SARAN karena nilainya sangat besar dan
6.1 Kesimpulan merupakan persentase terbesar dari
Berdasarkan uraian-uraian dan aktiva lancar perusahaan, sehingga
pembahasan pada bab-bab sebelumnya, tidak mengganggu likuiditas, proses
maka kesimpulan yang dapat diambil produksi ataupun kegiatan penjualan
terhadap analisis rasio keuangan dan yang dilakukan, serta dapat
konsep EVA (Economic Value Added) meningkatkan laba yang diperoleh
pada PT. HM. Sampoerna, Tbk dan Anak perusahaan.
Perusahaan tahun 2009-2011 adalah 2. Manajemen PT HM. Sampoerna, Tbk.
sebagai berikut: dan Anak Perusahaan harus selalu
1. Analisis Rasio Keuangan berorientasi pada penciptaan nilai
Perhitungan rasio keuangan yang tambah agar nilai EVA yang positif
dilakukan menggunakan lima metode, dapat dipertahankan dan mampu
yaitu: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio ditingkatkan tiap tahunnya. Dalam
leverage, rasio profitabilitas dan rasio menciptakan nilai EVA yang positif,
pasar. Pada perhitungan rasio likuiditas, maka perusahaan harus mampu
nilai yang dicapai masih di bawah standar, memperoleh NOPAT yang lebih tinggi
yang artinya perusahaan belum mampu dengan biaya modal yang rendah selain
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka itu perusahaan harus lebih
pendeknya dengan baik. Kinerja PT. HM. mempertimbangkan struktur modal
Sampoerna, Tbk. yang paling dominan yang optimal agar perusahaan berjalan
adalah aktivitas, leverage, profitabilitas secara efisien dan efektif.
dan pasar. Hal ini mengindikasikan bahwa
perusahaan mempunyai kinerja yang DAFTAR PUSTAKA
cukup baik, sedangkan likuiditas belum Atmaja, Lukas Setia. 2008. Manajemen
mencapai hasil yang maksimal. Keuangan. Edisi Revisi.
2. Konsep EVA (Economic Value Added) Yogyakarta: Andi Offset.

8
Hanafi, Mamduh. 2004. Manajemen
Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
Hansen, Don R and Maryane Mowen.
2009. Akuntansi Manajerial.
Jakarta: Salemba Empat.
Houston, Brigham. 2011. Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Martono, Drs. dan Agus Harjito, Dr. 2007.
Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: Ekonisia-FE UII
Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan
Pendekatan Kuantitatif dan
Kualitatif I. Malang: Bayu Media.
Sundjaja, Ridwan S, Dr dan Inge Barlian.
2003. Manajemen Keuangan I.
Edisi Kelima. Jakarta: Literata
Lintas Media.
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen
Keuangan Perusahaan. Edisi
Baru. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Warsono. 2003. Manajemen Keuangan
Perusahaan. Edisi ketiga. Malang:
Bayu Media Publishing.
Winarni F dan Sugiarso G. 2005.
Manajemen keuangan.
Yogyakarta: Media Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai