Anda di halaman 1dari 2

Peran Komunikasi yang Berkualitas Dalam Organisasi

Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi menjadi bagian terpenting dalam menjalin


hubungan sosial. Komunikasi sebagai sarana untuk menjalin hubungan dan mengekspresikan
perasaan, keinginan atau kebutuhannya yang kemudian pihak lain dapat memberikan umpan balik
atas pesan yang disampaikan. Menurut Hubeis, dkk (2012;5) komunikasi adalah proses
penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung (lisan) maupun tidak langsung (media), proses
penyampaian arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan baik sengaja maupun tidak sengaja.
Tidak dapat dipungkiri, seiring kemajuan teknologi, arus komunikasi menjadi semakin
terbuka dan mengakibatkan setiap orang harus mampu berada pada situasi global, bagaimana
dapat menjalin interaksi secara terbuka dengan bermacam-macam media komunikasi yang
ditawarkan saat ini. Banyak alasan yang mendorong untuk setiap orang dapat berkomunikasi. Hal
tersebut sebenarnya sejalan dengan fungsi-fungsi komunikasi. Pertama, komunikasi berfungsi
sebagai komunikasi sosial, artinya megisyaratkan komunikasi penting untuk membangun konsep
diri, aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup. Kedua, komunikasi sebagai pernyataan eksistensi
diri. Artinya, komunikasi sebagai cerminan diri seseorang. Ketiga, sebagai komunikasi ekspresif,
yakni tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh
komunikasi tersebut instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Keempat,
komunikasi ritual. Komunikasi yang biasanya dilakukan secara kolektif, misalnya dalam acara
tertentu seperti upacara kelahiran, olimpiade, PON, dan acara lainnya di mana orang mengucapkan
kata-kata atau menampilkan perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Kelima, komunikasi
instrumental. Fungsi komunikasi tersebut bertujuan untuk menginformasikan, mengajar,
mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau tindsakan untuk
menghibur, hal tersebut bersifat persuasif. Komunikasi instrumental berfungsi memberitahukan
secara persuasive bahwa apa yang disampaikan oleh seseorang dapat dipercayai dan layak untuk
diketahui.
Komunikasi menjadi indikator keberhasilan dalam menjalin hubungan sesama individu,
individu dengan kelompok, maupun bagaimana kita dapat menempatkan posisi diri kita dalam
situasi tertentu, baik dalam organisasi maupun dunia kerja. Organisasi dalam menjalankan
operasionalnya pasti membutuhkan komunikasi, yakni komunikasi dua arah. Sebab, keberlanjutan
organisasi ditentukan bagaimana pemimpin dapat berkomunikasi dengan efektif dan organisasi
mampu berkomunikasi dengan publiknya. Melihat realitas, sekitar 75%-90% pemimpin akan
menghabiskan waktunya dengan berkomunikasi, baik komunikasi dengan pihak internal, maupun
eksternal.
Ditinjau dari perspektif kepemimpinan dalam suatu organisasi, tentunya dibutuhkan
seorang pemimpin yang memiliki kemampuan dapat mempengaruhi orang lain agar memudahkan
dalam berkeja sama sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Diharuskan
pula memiliki skill komunikasi yang berkualitas, yakni komunikasi dua arah antara pemimpin dan
pekerja, perhatian yang cukup dalam suatu tim, dan profesionalisme kerja.

Efektivitas Komunikasi dalam Organisasi


Komunikasi merupakan keterampilan yang paling penting dalam kehidupan setiap manusia
dan organisasi. Steven Covey mengibaratkan komunikasi adalah napas kehidupan makhluk. Ia
menitikberatkan pada konsep saling ketergantungan untuk menjelaskan hubungan antarmanusia.
Faktor penting dalam komunikasi tidak sekadar pada apa yang ditulis atau dikatakan seseorang,
tetapi lebih pada karakter seseorang dan bagaimana sesorang dapat menyampaikan pesan kepada
penerima pesan.
Dalam menciptakan komunikasi yang efektif, komunikator harus bisa mengidentifikasi
sasaran yang menjadi penerima pesan, menentukan tujuan komunikasi, mengolah pesan, memilih
media dan sumber pesan, serta mengumpulkan umpan balik. Artinya, seorang komunikator dapat
menentukan dan mempelajari siapa yang dijadikan target. Lalu, menentukan tujuan komunikasi
seperti komunikator dapat menentukan tanggapan dan efek yang diharapkan dari komunikasi yang
disampaikan. Selain itu, komunikator harus bisa memutuskan isi pesan, format dan struktur pesan
dengan sederhana namun memiliki daya tarik maksimal. Tidak hanya itu, komunikator harus
memilih media komunikasi yang digunakan, apakah secara personal maupun non personal. Jika
media komunikasi personal, maka dapat digunakan dalam penyampaian via telepon, surat, internet,
berbeda halnya dengan komunikasi non personal yang mencakup media utama (media massa,
poster, dan hal lainnya), suasana organisasi dirancang sedemikian rupa untuk memperkuat daya
tarik, serta adanya event. Hal terakhir yang perlu dilakukan dalam mengembangkan suatu
komunikasi yang efektif adalah mengumpulkan umpan balik yang bertujuan untuk mengevaluasi
keberhasilan penyampaian informasi pada penerima informasi.
Dengan demikian, komunikasi berperan besar dalam suatu organisasi untuk bisa berproses
dan mencapai tujuannya. Komunikasi yang dilakukan pun tidak hanya dapat berbicara saja,
melainkan harus diimbangi dengan beberapa indikator seperti mendengarkan argumentasi dari
pihak lain, dapat menilai seseorang, memberikan apresiasi terhadap suatu kinerja, dan tidak
angkuh atau merasa benar. Ketika seseorang bahkan pemimpin sekali pun dapat menerapkan
kemampuan tersebut dalam suatu organisasi, maka akan terbentuk komunikasi yang berkualitas.
Komunikasi dapat disimpulkan sebagai kunci keberhasilan suatu organisasi, baik dalam
meningkatkan kinerja organisasi maupun adaptasi organisasi terhadap setiap perubahan di
lingkungan organisasi tersebut. Dengan dapat berkomunikasi baik antar individu dan pihak-pihak
yang terlibat langsung dalam organisasi, organisasi akan memperoleh berbagai informasi yang
dibutuhkan pula.

Referensi :
H, Nurrohim. & L. Anatan. (2009). Efektivitas Komunikasi Dalam Organisasi. Jurnal Manajemen, 7
(4), 7-9.
Saleh, A. M. (2016). Komunikasi dalam Kepemimpinan Organisasi. Universitas Brawijaya Press.
DiSalvo, V., Larsen, D. C., & Seiler, W. J. (1976). Communication skills needed by persons in business
organizations. Communication Education, 25(4), 269-275.

Anda mungkin juga menyukai