PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dilaksanakan dua
orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma
hukum, dan norma sosial. Pernikahan menyatukan 2 orang yang berbeda pemikiran,
berbeda budaya dan lainnya, dan tidak hanya menyatukan 2 orang tetapi pernikahan
juga menyatukan 2 keluarga yang berbeda. Permasalahan – permasalahan akan timbul
tidak seperti permasalahan sebelum menikah dan penyelesaian pun harus diatasi
bersama tidak bisa hanya salah satu pihak saja.
Mengambil langkah untuk menikah harus benar-benar dipersiapkan secara
matang dari segi mental, fisik, ekonomi dan lain lain. Tetapi bagaimana jika
seseorang yang belum siap, sudah memilih melangkah untuk menikah, kemungkinan
besar akan berdampak pada kondisi keluarga yang akan dimilikinya nanti (Hadi &
Jannatunnaim, 2019).
Menurut UU Perkawinan No 1/1974 yang direvisi pada tanggal 16 September
2019 dalam rapat panipura, Wakil Ketua Badan Legislasi mengesahkan revisi UU
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan bahwa usia minimum nikah bagi laki-laki
dan perempuan menjadi 19 tahun (Liputan6, 2019). Maksud dari UU No 1/1974 yaitu
melarang terjadinya pernikahan dini dikarenakan usia dibawah 19 tahun merupakan
usia remaja yang mental dan egonya belum sepenuhnya matang ataupun siap.
Sehingga akan kesulitan dalam mengatasi permasalahan-permasalahan dalam
keluarga, bisa saja mental cepat down, kesehatan fisik jadi terganggu dan
kemungkinan dalam menyelesaikan masalah lebih banyak menggunakan emosinya
dari pada pola pikirnya (Hadi & Jannatunnaim, 2019).
Di indonesia masih banyak yang menikah dibawah umur, tiap tahun pasti ada
yang meminta surat dispensasi untuk menikah dini. Pada tahun 2019 angka
pernikahan dini di Indonesia mencapai 23.700 permohonan. Di tahun 2020 mencapai
34.000 permohonan (databoks.katadata, 2020).
Kota Kudus merupakan salah satu kota yang memiliki populasi cukup banyak
termasuk juga remaja di kota kudus. Pernikahan dini di kota kudus pun juga terbilang
banyak, pada tahun 2019 yang mengajukan surat permohonan dispensasi terdapat 84,
pada tahun 2020 terdapat 242 permohonan. Dari tahun 2019 ke tahun 2020
permohonan dispensasi naik hingga 70% (Betanews.id, 2020).
Terdapat penelitian yang dilakukan di berbagai kota mengenai pernikahan
dini, faktor dari pernikahan dini yaitu pengetahuan yang kurang, berpendidikan
rendah, wanita yang tidak berkerja, ekonomi yang rendah, pergaulan bebas. Dan
dampak yang terjadi kepada pernikahan dini yaitu bermasalah dengan hubungan
dalam bermasyarakat, sulit dalam mengelola keuangan, kurang siapnya mental, psikis
nya akan mudah terganggu, tidak baik untuk kesehatan reproduksi wanita, dan
kesulitan dalam ekonomi (Hanum & Tukiman, 2015).
Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengambil penelitian dengan tema
Fenomena Young Married pada Remaja Masa Kini di Kudus. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor pernikahan dini dan dampak dari pernikahan dini di Kudus.
Maka dari itu, peneliti bermaksud mengetahui faktor dan dampaknya
pernikahan dini di kudus dan dapat memberikan pengetahuan tentang dampaknya
pernikahan dini.