Orang jawa
menyebutnya dengan sopan santun atau tata krama. Selain menjadi pendorong
keteraturan masyarakat, tata krama, berfungsi menciptakan keselarasan dalam segala hal.
Tata krama terdiri dari kata tata dan krama. Tata adalah adat, aturan, norma, ataupun
peraturan. Krama adalah sopan santun, tindakan, perbuatan, maupun perilaku. Jadi tata
krama adalah aturan berperilaku yang sopan dan santun sesuai dengan lingkungan hidup
atau pergaulan manusia setempat (Aristo Farela, 2017: 87).
Salah satu tata krama diwujudkan dalam bentuk sapaan. Saat menyapa, terutama orang
lain, diharuskan menggunakan bahasa krama atau krama alus. Sedangkan, bila sapaan itu
berasal dari teman yang seusia, biasanya menggunakan bahasa ngoko. Bertujuan agar lebih
tampak akrab. Sedangkan, krama alus digunakan ketika berhadapan dengan orang yang
lebih tua. Bisa juga digunakan kepada orang-orang yang dihormati.
Unggah–ungguh tidak hanya diwujudkan dengan bahasa. Tapi juga dengan gerakan tubuh.
Sikap sopan, diperlihatkan dengan kehalusan dalam gerak tubuh. Tindakan tersebut
biasanya disebut dengan andhap-asor (rendah hati). Tindakan tersebut akan sangat tampak
saat seseorang melakukan sesuatu untuk orang lain. Biasanya saat menyajikan makanan
dengan berlutut, menundukkan kepala ketika berpapasan dengan orang yang lebih tua,
membungkukkan badan ketika melewati orang yang sedang duduk, mencium tangan kedua
orang tua ketika berjabat tangan, dan lain-lain.
ata krama adalah suatu aturan yang diwariskan turun temurun untuk mengatur
hubungan antara individu satu dengan individu lainnya.
Tata krama yang akan kita bahas adalah tata krama Jawa. Dalam tata krama Jawa,
ada etika dan sopan santun yang harus dipenuhi. Ini tidak terlepas dari sifat halus
dan kasar. Tata krama jawa mengatur semua hubungan mencakup antara manusia
dengan Tuhan, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan manusia yang
lainnya. Etika yang ada antara manusia dan manusia dibedakan dalam tata krama
Jawa.
Antara orang muda kepada orang tua memiliki etika tersendiri, berbeda dengan etika
yang ada antar orang yang sebaya atau antara orang yang lebih tua ke orang yang
lebih muda. Dengan pengelompokan ini membuat manusia Jawa diharuskan
berbicara dan berperilaku dengan melihat posisi, peran serta kedudukan dirinya di
hadapan orang lain.
Tata krama ini tidak hanya tampak pada tiga jenis bahasa yang digunakan yakni
Krama Alus, Krama Madya dan Ngoko. Tata krama ini juga diwujudkan dalam
gerakan dan bahasa tubuh merupakan isyarat yang dipahami secara universal.
Dengan melihat dari kejauhan saja kita bisa tahu posisi seseorang terhadap orang
lainnya dari gesture atau gerak badannya cara berbicaranya. Tata krama yang
menonjol dalam keluarga Jawa adalah adanya perbedaan dalam percakapan sehari-
hari dengan keragaman bahasa yang digunakan.
Bagi Anda ibu muda atau ibu yang memiliki anak berusia 2-3 tahun, sudahkan
Anda memperkenalkan tata krama kepada mereka? Jika belum, ada baiknya
Anda mulai memperkenalkan tata krama dan sopan santun kepada anak Anda.
Mengajarkan tata krama dan sopan santun kepada anak sangat diperlukan saat
ini mengingat semakin banyaknya anak yang lupa dengan tata krama dan sopan
santun.
Fungsi dari pengenalan tata krama dan sopan santun kepada anak adalah untuk
bisa menghargai orang lain. Anda pastinya juga akan bangga jika buah hati Anda
mampu berbuat baik dengan orang lain. Anda bisa mengajari anak mengenai
sopan santun terhadap orang tua sebelum yang lainnya. Dimulai dari hal kecil
seperti mengajarkan anak untuk bersalaman, berdoa sebelum melakukan
sesuatu, dan memberitahu anak bahwa orang tua harus dihormati.
Jika sudah, Anda bisa memberitahu mengenai tata krama dan sopan santun
yang lain kepada anak. Anda bisa mulai mengajari anak Anda mengenai sopan
santun dan tata krama sejak anak berusia satu tahun atau ketika anak sudah
mulai aktif bergerak.
Anda bisa mulai untuk mengajarkan anak Anda mengenai tata krama dan sopan
santun sejak usia satu hingga dua tahun.Setelah mengajarkan anak untuk selalu
berdoa sebelum melakukan sesuatu, Anda bisa mengajarkan anak untuk
menyapa orang lain. Pada usia ini tentu saja anak akan mulai bertemu dengan
banyak orang. Anda perlu mengajarkan anak untuk menyapa orang lain yang
ditemui dengan cara Anda menyapa mereka terlebih dahulu dan berbicara
dengan orang itu. Secara tidak langsung anak Anda akan menerima pengaruh
yang baik pada dirinya dan akan menanamkan pengetahuan bahwa kita harus
berbuat baik dengan orang lain.
Usia berikutnya yaitu pada usia tiga hingga empat tahun, Anda harus bisa
menjaga perilaku Anda. Mulai dari berbicara hingga perlakuan kepada orang
lain. Pada usia ini anak lebih suka menirukan hal yang dilakukan orang dewasa,
jadi Anda harus berhati-hati dengan perilaku Anda. Dengan kondisi ini, Anda
bisa memanfaatkannya sebagai bahan untuk anak belajar mengenal hal lain
begitu juga tata krama. Anda bisa mulai mencontohkan untuk makan dengan
tangan kanan, makan dan minum sambil duduk, dan tidak berbicara ketika
mulut sedang penuh. Lalu apa saja tata krama dan sopan santun yang harus
diajarkan kepada anak?
Tidak hanya itu saja, dari cara berpenampilannya anak zaman now sering bergaya kebarat-
baratan seperti potongan rambutnya yang aneh, memakai baju yang ketat, memakai makeup
yang tebal padahal mereka ini kebanyakan baru lulus sekolah dasar atau madrasah
ibtida'iyah.
Sering terlihat sekarang ini anak-anak seumuran itu sudah mengendarai sepeda motor di
jalan- jalan raya bahkan sekedar untuk pergi ke sekolah atau pergi main bersama teman-
temannya. Bahkan anak zaman now ini tidak pernah lepas dari gadget atau handphone dalam
keseharian mereka. Sehingga hal ini sangat mempengaruhi gaya hidup mereka atau
kepribadian mereka.
Tata krama atau unggah-ungguh anak-anak zaman now terhadap orangtua sekarang ini
hampir tidak ada. Bahkan unggah-ungguhnya terhadap orangtuanya sendiri. Anak-anak
zaman now ini kebanyakan tidak menggunakan bahasa yang santun jika berbicara terhadap
orangtuanya.
Jika meminta sesuatu kepada orangtuanya tidak dengan sopan, bahkan cenderung kasar.
Padahal mereka ini atau anak-anak jaman now ini kebanyakan ada yang lulusan sekolah
madrasah. Di mana mereka ini seharusnya tidak bersikap seperti hal di atas, karena mereka
telah mendapatkan pendidikan agama di sekolah atau di madrasah. Mungkin hal ini terjadi
karena pengaruh gadget seperti hand phone, di mana mereka bisa mengakses informasi apa
saja melalui gatged tersebut tanpa ada filter yang baik.
Mereka atau anak-anak zaman now ini langsung meniru apa saja yang mereka lihat lewat
hand phone tadi. Hal tersebut seharusnya tidak sering terjadi jika ada kontrol dari orangtua
yang lebih ketat terhadap tontonan atau pergaulan pada anak-anak zaman now ini.
Sebagai orangtua kita seharusnya berusaha untuk selalu bisa memdampingi tumbuh kembang
anak-anak agar kita sebagai orangtua bisa mengarahkan anak-anak pada sikap atau tindakan
yang baik sesuai tata krama adat ketimuran kita. Sehingga tidak terjadi sikap-sikap atau
perilaku anak-anak yang tidak berbudi pekerti baik atau tidak mengindahkan tata krama yang
ada seperti yang terjadi pada kebanyakan anak-anak jaman now saat ini.
Semoga hal ini bisa menjadi perhatian kita semua baik orangtua, guru di sekolah, maupun
pihak-pihak yang berperan dalam dunia pendidikan anak-anak di Indonesia. Agar mereka
semua saling bersinergi atau bersama-sama mendidik anak-anak Indonesia untuk berbudi
pekerti yang baik atau nengindahkan tata krama adat ketimuran kita sesuai tugas atau
porsinya masing-masing.
Seperti orangtua di rumah harus manjalankan tugasnya dengan baik untuk selalu
membimbing dan mengarahkan anak-anaknya. Begitu juga dengan pihak-pihak lainnya yang
berperan dalam dunia pendidikan terhadap anak-anak Indonesia.
Semoga dengan kita manjalankan tugas kita masing-masing dengan baik maka akan tumbuh
anak-anak jaman now yang lebih berbudi pekerti atau bertata krama yang baik.