Anda di halaman 1dari 12

Jawa tidak hanya memiliki beragam ritual, namun juga beragam etika khas.

Orang jawa
menyebutnya dengan sopan santun atau tata krama. Selain menjadi pendorong
keteraturan masyarakat, tata krama, berfungsi menciptakan keselarasan dalam segala hal.
Tata krama terdiri dari kata tata dan krama. Tata  adalah adat, aturan, norma, ataupun
peraturan. Krama adalah sopan santun, tindakan, perbuatan, maupun perilaku. Jadi tata
krama adalah aturan berperilaku yang sopan dan santun sesuai dengan lingkungan hidup
atau pergaulan manusia setempat (Aristo Farela, 2017: 87).

Istilah tata krama terkadang penggunaanya dipertukarkan dengan etiket. Karena tata


krama dan etiket memiliki lingkup makna yang hampir sama, aturan berperilaku dalam
kehidupan. Tapi tata krama berlaku berdasarkan waktu dan tempat. Sedangkan etiket
berlaku secara global atau umum.

Di Jawa, orang yang memiliki tata krama disebut memiliki unggah-ungguh. Seperti yang


dijelaskan Franz Magnis-Suseno dalam karyanya berjudul Javanese Ethics and World-view: The
Javanese Idea of the Good Life (1997) bahwa unggah-ungguh  adalah cara berbicara dan
membawa diri. Seseroang dapat menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain sesuai
derajat dan kedudukannya. Sebab bagi masyarakat Jawa keadaan rukun dan damai
didasarkan   penyesuaiannya terhadap lingkungan. Unggah–ungguh juga menjadi perhatian
utama, agar tidak luntur begitu saja.

Salah satu tata krama diwujudkan dalam bentuk sapaan. Saat  menyapa, terutama orang
lain, diharuskan menggunakan bahasa krama atau krama alus. Sedangkan, bila sapaan itu
berasal dari teman yang seusia, biasanya menggunakan bahasa ngoko.  Bertujuan agar lebih
tampak akrab. Sedangkan, krama alus digunakan ketika berhadapan dengan orang yang
lebih tua. Bisa juga digunakan kepada orang-orang yang dihormati.

Bahasa ngoko dan krama ini memiliki beberapa tingkatan. Setiap tingkatan memiliki fungsi


berbeda. Adanya tingkatan bahasa berfungsi mengatur segala bentuk interaksi. Baik di
lingkungan keluarga, teman-teman, maupun orang yang tidak kenal. Tingkatan bahasa
sesuai unggah-ungguh ada dua, ngoko dan krama. Ngoko masih dibagi
menjadi ngoko lugu dan ngoko andhap. Sedangkan, bahasa krama dibagi
menjadi krama lugu dan krama alus.

Ngoko lugu digunakan berkomunikasi dengan orang berstatus lebih rendah, sejajar, dan


bersifat umum. Ngoko andhap digunakan berkomunikasi dengan orang yang memiliki
hubungan lebih akrab. Sedangkan krama lugu digunakan untuk orang yang baru
dikenal. Krama alus digunakan seseorang kepada orang berkedudukan lebih tinggi atau
lebih tua. Berdasarkan hal ini saja bahwa bahasa digunakan untuk menunjukan derajat
dalam masyarakat.

Penggunaan bahasa ngoko misalnya, aku turu, adek mangan (Saya tidur, adek makan).


Sedangkan pemakaian bahasa krama seperti, eyang putri lenggah wonten ing kursi
goyang  (Nenek duduk di kursi goyang). Dari sini bisa dilihat adanya stratifikasi di antara
orang Jawa. Hal ini memudahkan orang Jawa untuk beradaptasi dengan orang yang baru
dikenal maupun yang sudah dikenal secara baik, sekaligus melanggengkan bangunan sosial
yang ada.
Selain bahasa yang bertingkat, orang Jawa juga memiliki ungkapan yang penuh
dengan pitutur. Pitutur atau  nasehat ini kebanyakan bersifat samar. Salah satunya dapat
ditemukan dalam ungkapan, aja ngomong waton, nanging ngomonga nganggo waton.  Arti dari
nasehat tersebut, jangan berbicara secara asal, berbicaralah dengan landasan yang jelas
dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena tidak setiap kata yang keluar dari mulut bisa
diterima secara langsung oleh orang lain. Beberapa nasehat inilah yang terus menjaga
tindak tanduk bagi orang Jawa.

Unggah–ungguh tidak hanya diwujudkan dengan bahasa. Tapi juga dengan gerakan tubuh.
Sikap sopan, diperlihatkan dengan kehalusan dalam gerak tubuh. Tindakan tersebut
biasanya disebut dengan andhap-asor  (rendah hati). Tindakan tersebut akan sangat tampak
saat seseorang melakukan sesuatu untuk orang lain. Biasanya saat menyajikan makanan
dengan berlutut, menundukkan kepala ketika berpapasan dengan orang yang lebih tua,
membungkukkan badan ketika melewati orang yang sedang duduk, mencium tangan kedua
orang tua ketika berjabat tangan, dan lain-lain.

Keberadaan tata krama dalam hidup orang Jawa mampu menciptakan ketentraman dan


kedamaian dalam masyarakat. Karena prinsip dasarnya adalah kerukunan dan saling
menghormati. Keberadaan kerukunan bertujuan mempertahankan masyarakat dalam
keadaan harmonis. Rukun adalah keadaan baik pada sebuah hubungan sosial baik dalam
keluarga, tetangga, desa, bangsa, dan negara. Orang Jawa selalu menjaga keselarasan
sehingga terciptalah harmoni.

ata krama adalah suatu aturan yang diwariskan turun temurun untuk mengatur
hubungan antara individu satu dengan individu lainnya.

Tata krama bertujuan untuk menimbulkan saling pengertian, hormat-menghormati


dan penghargaan menurut adat yang berlaku di suatu masyarakat. Tata krama
umumnya mengandung nilai lokal, yaitu hanya berlaku pada daerah tertentu saja.
Untuk itulah tata krama satu suku bangsa dan yang lainnya bisa berbeda-beda.

Tata krama yang akan kita bahas adalah tata krama Jawa. Dalam tata krama Jawa,
ada etika dan sopan santun yang harus dipenuhi. Ini tidak terlepas dari sifat halus
dan kasar. Tata krama jawa mengatur semua hubungan mencakup antara manusia
dengan Tuhan, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan manusia yang
lainnya. Etika yang ada antara manusia dan manusia dibedakan dalam tata krama
Jawa.

Antara orang muda kepada orang tua memiliki etika tersendiri, berbeda dengan etika
yang ada antar orang yang sebaya atau antara orang yang lebih tua ke orang yang
lebih muda. Dengan pengelompokan ini membuat manusia Jawa diharuskan
berbicara dan berperilaku dengan melihat posisi, peran serta kedudukan dirinya di
hadapan orang lain.
Tata krama ini tidak hanya tampak pada tiga jenis bahasa yang digunakan yakni
Krama Alus, Krama Madya dan Ngoko. Tata krama ini juga diwujudkan dalam
gerakan dan bahasa tubuh merupakan isyarat yang dipahami secara universal.

Dengan melihat dari kejauhan saja kita bisa tahu posisi seseorang terhadap orang
lainnya dari gesture atau gerak badannya cara berbicaranya. Tata krama yang
menonjol dalam keluarga Jawa adalah adanya perbedaan dalam percakapan sehari-
hari dengan keragaman bahasa yang digunakan.

Bagi Anda ibu muda atau ibu yang memiliki anak berusia 2-3 tahun, sudahkan
Anda memperkenalkan tata krama kepada mereka? Jika belum, ada baiknya
Anda mulai memperkenalkan tata krama dan sopan santun kepada anak Anda.
Mengajarkan tata krama dan sopan santun kepada anak sangat diperlukan saat
ini mengingat semakin banyaknya anak yang lupa dengan tata krama dan sopan
santun.
Fungsi dari pengenalan tata krama dan sopan santun kepada anak adalah untuk
bisa menghargai orang lain. Anda pastinya juga akan bangga jika buah hati Anda
mampu berbuat baik dengan orang lain. Anda bisa mengajari anak mengenai
sopan santun terhadap orang tua sebelum yang lainnya. Dimulai dari hal kecil
seperti mengajarkan anak untuk bersalaman, berdoa sebelum melakukan
sesuatu, dan memberitahu anak bahwa orang tua harus dihormati.
Jika sudah, Anda bisa memberitahu mengenai tata krama dan sopan santun
yang lain kepada anak. Anda bisa mulai mengajari anak Anda mengenai sopan
santun dan tata krama sejak anak berusia satu tahun atau ketika anak sudah
mulai aktif bergerak.
Anda bisa mulai untuk mengajarkan anak Anda mengenai tata krama dan sopan
santun sejak usia satu hingga dua tahun.Setelah mengajarkan anak untuk selalu
berdoa sebelum melakukan sesuatu, Anda bisa mengajarkan anak untuk
menyapa orang lain. Pada usia ini tentu saja anak akan mulai bertemu dengan
banyak orang. Anda perlu mengajarkan anak untuk menyapa orang lain yang
ditemui dengan cara Anda menyapa mereka terlebih dahulu dan berbicara
dengan orang itu. Secara tidak langsung anak Anda akan menerima pengaruh
yang baik pada dirinya dan akan menanamkan pengetahuan bahwa kita harus
berbuat baik dengan orang lain.
Usia berikutnya yaitu pada usia tiga hingga empat tahun, Anda harus bisa
menjaga perilaku Anda. Mulai dari berbicara hingga perlakuan kepada orang
lain. Pada usia ini anak lebih suka menirukan hal yang dilakukan orang dewasa,
jadi Anda harus berhati-hati dengan perilaku Anda. Dengan kondisi ini, Anda
bisa memanfaatkannya sebagai bahan untuk anak belajar mengenal hal lain
begitu juga tata krama. Anda bisa mulai mencontohkan untuk makan dengan
tangan kanan, makan dan minum sambil duduk, dan tidak berbicara ketika
mulut sedang penuh. Lalu apa saja tata krama dan sopan santun yang harus
diajarkan kepada anak?

1. Mengajarkan anak untuk berkata tolong dan terima kasih 


Hal pertama yang harus Anda ajarkan kepada anak adalah mengucapkan tolong
dan terima kasih. Anda bisa mengajarkan anak yang sudah bisa berbicara
dengan mengucapkan kata tolong ketika meminta bantuan atau kesulitan
melakukan sesuatu, dan mengucapkan terima kasih ketika mendapat
pertolongan atau mendapat sesuatu dari orang lain.
2. Mengajarkan untuk memperhatikan orang lain
Anda juga harus mengajarkan anak untuk memperhatikan orang lain yang
sedang berbicara sejak kecil. Anda juga harus mengajarkan anak untuk tidak
mengganggu percakapan orang lain, mengajarkan anak untuk berbicara ketika
dipersilakan.
3. Mengucapkan permisi
Hal ini perlu Anda ajarkan kepada anak sejak kecil agar anak dapat menghargai
orang lain. Kata permisi yang harus Anda ajarkan tidak hanya tertuju pada orang
yang sedang berbicara dan kita lewat diantaranya, namun juga kata permisi
dapat Anda ajarkan kepada anak ketika melewati orang lain yang lebih tua atau
sebayanya. Tidak hanya di rumah, kata permisi juga harus Anda ajarkan ketika
sedang berada di tempat umum seperti supermarket atau yang lainnya.
4. Anda harus mengajarkan anak Anda untuk tidak mengomentari orang
lain
Anda harus bisa mengajarkan anak Anda untuk tidak mengomentari
penampilan orang lain terutama mengenai fisik mereka. Anda harus
mengajarkan anak Anda untuk menghargai perasaan orang lain dengan tidak
menyinggung perasaan orang lain. Meskipun anak Anda bisa berkata jujur,
namun Anda harus mengatakan tidak boleh untuk mengomentari orang lain
dengan cara yang baik.
5. Mengetuk pintu sebelum masuk 
Anda harus mengajarkan anak untuk mengetuk pintu sebelum masuk rumah
terutama ketika berkunjung. Meskipun pintu rumah tidak terkunci atau tidak
tertutup, Anda tetap harus mengajarkan anak untuk mengetuk pintu dan
mengucap salam sebelum masuk.
6. Mengajarkan bahasa yang baik
Anda sebagai orang tua yang memiliki anak dengan usia 2-4 tahun ada baiknya
mulai menjaga perkataan Anda. Pada usia ini, anak mulai menirukan apa yang
orang dewasa lakukan termasuk dalam berbicara. Mereka mulai mengenal
bahasa baru untuk belajar berbicara. Pastikan kata yang Anda ucapkan baik dan
tidak ada unsur kotor atau jelek. Jangan sampai Anda berbicara kotor di depan
anak. Pastikan apa yang ia lihat dan ia dengar baik untuk perkembangan
bahasanya. Anda juga harus memberi anak tontonan yang berkualitas agar anak
dapat menyerap hal baik dari yang dia lihat dan dengar.
7. Mengajarkan untuk tidak mengolok-olok orang lain
Anda juga harus bisa mengajarkan anak untuk tidak mengolok-olok atau
merendahkan orang lain. Anda sebagai orang tua harus bisa memberi
pengertian kepada anak bahwa mengolok-olok bukan merupakan hal yang
terpuji. Anda juga harus mengajarkan anak untuk berkata maaf ketika
melakukan sebuah kesalahan.
8. Menutup mulut ketika batuk dan bersin
Meskipun hal yang sederhana, Anda juga harus mengajarkan kepada anak untuk
menutup mulut ketika batuk dan bersin. Selain itu Anda juga harus mengajarkan
anak untuk menunduk ketika batuk atau bersin, bukan menengok ke samping
kanan atau kiri. Hal ini penting, selain untuk kenyamanan bersama dan tidak
mengganggu orang disekitarnya, tapi juga untuk menghindari penularan virus
kepada orang lain. Dengan sering mengingatkan anak mengenai menutup mulut
ketika batuk dan bersin, anak akan paham bahwa menutup mulut itu sebuah
keharusan.
9. Menawarkan bantuan
Anda juga harus mengajarkan hal yang satu ini kepada kepada anak, yaitu
menawarkan bantuan atau menolong seseorang. Anda harus menanamkan jiwa
yang suka menolong kepada anak. Caranya adalah menunjukkan kepada anak
untuk menawarkan bantuan kepada orang ketika orang itu sedang dalam
kesulitan atau saat orang itu meminta bantuan.
10. Tidak mudah marah atau cemberut ketika bosan
Ketika pergi ke sebuah tempat, Anda pasti akan mengajak anak untuk ikut. Hal
ini bertujuan untuk mengenalkan anak kepada dunia luar dan orang-orang
disekitarnya. Tapi ada saatnya ketika anak mulai bosan, ingin cepat pulang,
bahkan hingga menunjukkan raut wajah cemberut dan marah. Ketika sudah
mulai bosan, Anda harus memberi pengertian kepada anak untuk bersabar
hingga waktu pulang tiba. Anda juga harus mengajarkan anak untuk tetap
tersenyum meski sudah bosan dan lelah. Meski akan sulit untuk mengajari anak,
namun anak pasti akan mulai terbiasa dan bisa menjadi bekal untuknya ketika
dewasa, dengan terus mengingat kata-kata orang tuanya..
11. Menanyakan baik-baik kebutuhan anak dan mengajarkan adab yang
baik kepada anak
Orang tua harus mampu mengajarkan anak untuk bersabar, begitu pula ketika
ingin melakukan sesuatu. Sebagai contohnya ketika makan. Ketika makan
bersama, Anda harus mengajarkan anak untuk tidak mengambil makanan yang
berada jauh darinya. Anda bisa menawarkan kepada anak dengan berkata “adik
mau makan itu?” atau yang lainnya. Jika anak ingin mencobanya, namun
makanan juga jauh dari Anda, Anda bisa melatih anak untuk berkata “tolong
ambilkan” dan mengucapkan “terima kasih” setelah mendapatkannya.
12. Cium tangan dan melakukan kontak mata
Ketika mengajarkan anak untuk bersalaman dengan orang lain, Anda juga harus
mengajarkan untuk melihat orang yang bersalaman dengan anak. Pastikan anak
melakukan kontak mata dengan lawan bicaranya meskipun sembari
bersalaman.
13. Berdiri ketika ada orang yang lebih tua datang
Ketika ada tamu yang berkunjung ke rumah, pastikan anak Anda juga ikut
berdiri. Selain untuk menyambut kedatangan tamu, hal ini juga berfungsi
sebagai wujud rasa hormat kepada tamu. Ajarkan pula anak untuk langsung
bersalaman dengan tamu yang berkunjung ke rumah. Hal ini juga berlaku ketika
tamu hendak pulang.
14. Menghargai orang yang memberikan pelayanan
Ketika Anda mengajak anak untuk pergi ke tempat umum dan menemui banyak
orang, Anda juga harus mengajarkan anak untuk mengucapkan tolong dan
terima kasih. Hal ini berlaku juga untuk orang yang telah memberikan
pelayanan, seperti sopir bus, pelayan di supermarket dan lainnya.
15. Mengajarkan anak untuk mengalah
Anda juga harus bisa mengajarkan anak untuk mengalah. Seperti yang Anda
ketahui, bahwa anak-anak terkadang berebut mainan untuk dimainkan. Anda
harus bisa mengajarkan anak untuk mengalah dan memberi pengganti yang
lain. Anda harus bisa menjelaskan bahwa mengalah merupakan hal yang terpuji,
dan ketika mengalah bukan berarti akan kalah.
Hal yang sederhana seperti itu terkadang sering orang tua terapkan kepada
anaknya. Akhirnya, ketika anak tumbuh dewasa, anak tidak bisa menghargai
orang lain atau bahkan untuk mengucapkan tolong, maaf dan terima kasih
sangat sulit.
Anda harus sering mengajak anak untuk keluar rumah agar anak dapat
berinteraksi dengan orang lain. Anak pasti juga akan mengenal lingkungan
sekitarnya dan berinteraksi dengan masyarakat. Contoh tata krama di
masyarakat yang harus anak lakukan pertama adalah menyapa orang lain,
selain itu anak harus diajarkan untuk berbicara kepada orang lain dan
melakukan kontak mata ketika berbicara, bersalaman ketika bertemu, dan
mengucapkan salam ketika hendak pergi.
Tak hanya di masyarakat, Anda juga harus mengajarkan tata krama dan sopan
santun kepada anak, terutama ketika ia sudah mulai bersekolah. Ada tata krama
di sekolah yang harus dijalankan, yaitu mengucap salam dan mengetuk pintu
ketika ingin masuk ke kelas, bersalaman dengan guru yang mengajar,
menggunakan seragam sekolah dengan baik dan benar, dan mengikuti aturan
yang dibuat oleh sekolah. Di sekolah, anak juga harus mengetahui sopan santun
terhadap guru yaitu menundukkan kepala dan badan ketika bertemu guru di
luar kelas, bersalaman, dan anak harus menyapa guru terlebih dahulu ketika
bertemu.
Meskipun akan sulit untuk mengajarkan anak dengan sopan santun dan tata
krama, namun jika Anda terus mengajarkannya sejak kecil, hal itu akan berguna
untuk anak Anda di masa dewasanya. Anda mulai untuk mengajarkan anak
dengan hal-hal kecil seperti meminta pertolongan ketika membutuhkan sesuatu,
berterima kasih setelah mendapat pertolongan, dan mengucapkan maaf ketika
melakukan kesalahan. Ketiga hal tersebut menjadi kunci utama Anda untuk
melatih sopan santun dan tata krama kepada anak. Selebihnya dapat Anda
lakukan sambil memberi contoh sesuai dengan hal sering Anda lakukan.
Selamat mencoba.
Kesimpulan :
Apa Fungsi dari pengenalan tata krama dan sopan santun kepada anak ?

untuk bisa menghargai orang lain.


apa saja tata krama dan sopan santun yang harus diajarkan kepada anak?

1.Mengajarkan anak untuk berkata tolong dan terima kasih


2.Mengajarkan untuk memperhatikan orang lain
3.Mengucapkan permisi
4.harus mengajarkan anak Anda untuk tidak mengomentari orang lain
5.Mengajarkan bahasa yang baik
6.Mengajarkan untuk tidak mengolok-olok orang lain
7.Menutup mulut ketika batuk dan bersin
8.Menawarkan bantuan
9.Tidak mudah marah atau cemberut ketika bosan

TATA KRAMA ANAK ZAMAN NOW


Anak zaman now atau anak zaman sekarang ini kebanyakan sudah susah dinasehati tentang
tata krama atau budi pekerti yang baik. Mereka sering sesukanya dalam bertindak, seperti
kebut-kebutan di jalan atau mengendarai motor dengan suara knalpot yang menggelegar
memekakkan telinga. 

Tidak hanya itu saja, dari cara berpenampilannya anak zaman now sering bergaya kebarat-
baratan seperti potongan rambutnya yang aneh, memakai baju yang ketat, memakai makeup
yang tebal padahal mereka ini kebanyakan baru lulus sekolah dasar atau madrasah
ibtida'iyah. 

Sering terlihat sekarang ini anak-anak seumuran itu sudah mengendarai sepeda motor di
jalan- jalan raya bahkan sekedar untuk pergi ke sekolah atau pergi main bersama teman-
temannya. Bahkan anak zaman now ini tidak pernah lepas dari gadget atau handphone dalam
keseharian mereka. Sehingga hal ini sangat mempengaruhi gaya hidup mereka atau
kepribadian mereka.

Tata krama atau unggah-ungguh anak-anak zaman now terhadap orangtua sekarang ini
hampir tidak ada. Bahkan unggah-ungguhnya terhadap orangtuanya sendiri. Anak-anak
zaman now ini kebanyakan tidak menggunakan bahasa yang santun jika berbicara terhadap
orangtuanya. 

Jika meminta sesuatu kepada orangtuanya tidak dengan sopan, bahkan cenderung kasar.
Padahal mereka ini atau anak-anak jaman now ini kebanyakan ada yang lulusan sekolah
madrasah. Di mana mereka ini seharusnya tidak bersikap seperti hal di atas, karena mereka
telah mendapatkan pendidikan agama di sekolah atau di madrasah. Mungkin hal ini terjadi
karena pengaruh gadget seperti hand phone, di mana mereka bisa mengakses informasi apa
saja melalui gatged tersebut tanpa ada filter yang baik. 

Mereka atau anak-anak zaman now ini langsung meniru apa saja yang mereka lihat lewat
hand phone tadi. Hal tersebut seharusnya tidak sering terjadi jika ada kontrol dari orangtua
yang lebih ketat terhadap tontonan atau pergaulan pada anak-anak zaman now ini.

Sebagai orangtua kita seharusnya berusaha untuk selalu bisa memdampingi tumbuh kembang
anak-anak agar kita sebagai orangtua bisa mengarahkan anak-anak pada sikap atau tindakan
yang baik sesuai tata krama adat ketimuran kita. Sehingga tidak terjadi sikap-sikap atau
perilaku anak-anak yang tidak berbudi pekerti baik atau tidak mengindahkan tata krama yang
ada seperti yang terjadi pada kebanyakan anak-anak jaman now saat ini. 

Semoga hal ini bisa menjadi perhatian kita semua baik orangtua, guru di sekolah, maupun
pihak-pihak yang berperan dalam dunia pendidikan anak-anak di Indonesia. Agar mereka
semua saling bersinergi atau bersama-sama  mendidik anak-anak Indonesia untuk berbudi
pekerti yang baik atau nengindahkan tata krama adat ketimuran kita sesuai tugas atau
porsinya masing-masing. 

Seperti orangtua di rumah harus manjalankan tugasnya dengan baik untuk selalu
membimbing dan mengarahkan anak-anaknya. Begitu juga dengan pihak-pihak lainnya yang
berperan dalam dunia pendidikan terhadap anak-anak Indonesia. 
Semoga dengan kita manjalankan tugas kita masing-masing dengan baik maka akan tumbuh
anak-anak jaman now yang lebih berbudi pekerti atau bertata krama yang baik.

MASIH hangat diperbincangkan sebuah video viral baru-baru ini mengenai


pengeroyokan seorang guru di SMK NU 03 Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah.
Siswa yang terlihat di sebuah video tampak sedang mengeroyok seorang guru yang
sedang mengajar. Video yang sudah menyebar tersebut mendapat sorotan dari
seluruh masyarakat yang menontonnya. Ketika menonton video viral
pengeroyokan ada beberapa pertanyaan yang muncul, bagaimana bisa seorang
siswa mengeroyok guru yang sedang mengajar? Apakah siswa tidak diajarkan
sopan santun terhadap guru? Dianggap apa seorang guru oleh siswa jaman
sekarang ini?
Padahal Indonesia telah dikenal luas di mata dunia sebagai negara yang
menjunjung tinggi budaya, keramahan, dan sopan santun. Nilai kebudayaan
Indonesia yang menjunjung sikap persaudaraan, saling menghormati, dan
menghargai sangatlah kental. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini budaya
keramahan dan sopan santun di Indonesia semakin hilang. Hal ini dapat dilihat dari
generasi muda atau siswa yang cenderung kehilangan etika atau sopan santun
terhadap teman sebaya, orang yang lebih tua, guru, bahkan terhadap orang tua.
Siswa tidak lagi menganggap guru sebagai panutan, seseorang yang memberikan
ilmu pengetahuan yang patut dihormati dan disegani.
Joko Widodo, Presiden RI menyampaikan bahwa yang paling penting adalah
menumbuhkan nilai kesantunan, tata krama, karena dalam sekian tahun kita
kehilangan nilai-nilai itu. Mulai berkurangnya kebiasaan saling mengejek dan
menghina. Karena nilai-nilai Indonesia adalah keramahan bukan nilai-nilai yang
saling melotot dan mencemooh.
Dengan adanya perkembangan jaman saat ini banyak anak-anak yang kurang
bahkan tidak sopan terhadap teman sebaya, orang yang lebih tua dan dihormati.
Seperti kasus yang dicontohkan di atas tadi bahwa siswa yang mengeroyok atau
melawan guru pada saat pembelajaran di kelas. Dalam hal tersebut maka banyak
anak remaja khususnya siswa yang lebih dimanja sehingga anak-anak mudah
melakukan pelanggaran tata tertib atau pelanggaran yang lainnya.
Secara tidak langsung kita sebagai bangsa Indonesia kita kurang sikap sopan
santun dan bertatakrama maka jati diri kita sebagai bangsa Indonesia kian luntur
bahkan hilang sikap sopan santun di Indonesia. Ini akan menjadi masalah besar
yang timbul dari hal sepele, seharusnya sopan santun telah diajarkan sejak kecil
oleh para orang tua namun justru remaja-remaja sekarang hilang akan sikap sopan
santun.
Seharusnya kita harus sopan dimanapun dan kapanpun. Apalagi di Indonesia
memang budayanya sangat terkenal ramah dan sopan. Sopan santun merupakan
kepribadian dari masyarakat bangsa Indonesia. Walaupun kadar kesopanan itu
tidak sama, menyesuaikan lingkungan tempat dimana kita berada namun sopan
santun tidak boleh hilang. Harus tetap dilakukan karena sopan santun merupakan
jati diri orang Indonesia itu sendiri.
Dalam kondisi sekarang ada faktor eksternal yang terealisasikan secara realita
kebudayaan yang terus berubah-ubah karena banyaknya budaya barat yang masuk
yang akan mempersulit mempertahankan sopan santun dimanapun dan kapanpun.
Selain tidak sopan terhadap guru, bahwa remaja jaman sekarang juga ada yang
tidak sopan dengan orang tuanya dengan cara ketika memanggil itu menyebut
nama orang langsung. Ada lagi dari cara berpakaian anak-anak muda jaman
sekarang yang kebarat-baratan dengan meniru budaya barat yang memang kurang
cocok untuk di Indonesia yang lebih condong ke budaya timur.
Adapun faktor internal yang memperngaruhi hilangnya sopan santun siswa
Indonesia itu pada diri siswa itu sendiri, keluarga, lingkungan, tempat nongkrong,
lingkungan sekolah, ataupun media massa. Pengetahuan sopan santun yang
memang kurang dari orang tua dan tidaknya mendengarkan pelajaran di kelas
sehingga siswa minim sekali pengetahuan tentang sopan santun juga memicu
hilangnya budaya sopan santun di Indonesia. Cara berpakaian yang sopan juga
kurang diperhatikan oleh siswa atau remaja masa kini, seharusnya keadaan seperti
ini jangan sampai terjadi.
Melihat kondisi demikian, lebih baik jika orang tua ikut berperan dalam
pembentukan etika pada anak. Dan orang tua dituntut untuk mengajarkan nila-nilai
tersebut. Membelajarkan anak tidak dapat dilakukan dalam satu hari, namun proses
demi proses sehingga menghasilkan penerus bangsa yang paham akan budaya,
tatakrama, dan sopan santun.
Pendidikan karakter di sekolah dapat dijadikan sebagai pendidikan sopan santun
terhadap anak. Karena pendidikan karakter banyak dikaitkan dengan pendidikan
budi pekerti, ahlak mulia, moral, bahkan dapat membantu norma kesopanan pada
anak. Melalui Pendidikan karakter diharapkan anak dapat bersikap sopan dan
santun terhadap orang yang lebih tua maupun teman sebaya.
Pendidikan Bahasa Jawa untuk remaja atau siswa daerah Jawa dapat diterapkan
sebagai sarana membelajarkan anak untuk lebih mengerti sopan santun karena
dalam pembelajaran Bahasa Jawa juga diajarkan bagaimana dalam bertutur yang
sopan. Seharusnya dalam pelajaran Bahasa Jawa pengajaran tentang kebudayaan
jawa yang berkaitan dengan budi pekerti dan kepribadian. Ada praktik dalam
pembelajaran mengenai sopan santun yang harus diterapkan siswa setiap harinya
sebagai solusi untuk tetap melestarikan budaya sopan santun di Indonesia.
Misalnya unggah-ungguh dalam berbicara.

Anda mungkin juga menyukai