Tata krama atau adat sopan santun atau sering disebut etiket telah menjadi bagian dalam hidup,
contoh; pada waktu Anda masih kanak-kanak, orang tua Anda sudah melatih Anda menerima pemberian
orang dengan tangan sebelah kanan dengan mengucapkan terima kasih. Orang tua Anda melatih Anda
cara makan, minum, menyapa, memberi hormat dan berpakaian. Lama kelamaan perilaku Anda menjadi
kebiasan.
Tata krama adalah kebiasaan, yang lahir dalam hubungan antar manusia.Tata krama yang semula
berlaku dalam lingkungan terbatas lama kelamaan dapat merambabt ke lingkungan yang lebih luas.Tata
krama telah menjadi bagian dari pergaulan sehari-hari.Jadi dapat disimpulkan bahwa tata kram adalah
kebiasaan sopan santun yang dispakati dalam lingkungan pergaulan antara manusia setempat.
Tata krama terdiri atas kata tata dan krama. Tata berarti adat, aturan, norma, peraturan. Krama
berarti sopan santun, kelakuan, tindakan, perbuatan.Tata krama berarti adat sopan santun, kebiasaan
sopan santun.Dalam pergaulan sehari-hari sering kita jumpai manusia dengan type kedondong yaitu orang
yang berpenampilan menarik dalam berpakaian, berbicara, makan, minum, dan berjalan.Namun
penampilan itu hanyalah polesan saja.Ternyata hatinya dikuasai oleh sifat-sifat tak terpuji, suka dendam,
egois, suka menyakiti hati. Ada juga manusia yang bertype durian, penampilan tidak menarik, kasar, dan
tidak mengundang simpati, namun berhati emas, rendah hati, suka memaafkan, suka menolong dan
menghargai orang lain. Kulit durian memang tajam dan kasar, tetapi buah durian terasa enak kalau
dimakan.Makna tata krama yang sesungguhnya bukanlah seperti kedondong yang licin kulitnya dan
masam rasanya, demikian pula makna tata krama bulanlah seperti durian yang tajam tapi enak rasanya.
Kedua-duanya sama merugikan.
Macam-macam tata krama: Tata krama pergaulan § Komunikasi sebagai sifat alami manusia §
Komunikasi dan tata krama pergaulan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Ada beberapa kunci pokok
yang perlu dicamkan dalam masalah komunkasi:
a. Perlakuan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan.
b. Setiap orang mempunyai perbedaan-perbedaan perorangan tidak ada kembar satu telur yang sama.
c. Kenal dulu baru sayang, makin kenal makin sayang, tak kenal makin tak sayang.
Tata krama berkenalan Kedua belah pihak saling menyebutkan nama, saling memandang,
berjabatan tangan, tidak mengayun-ayunkan tangan. Tata krama bertamu Hendaknya berjanji dahulu dan
datang tepat waktu.
Tata krama berbicara § Berkata peliharalah lidah, jangan menyinggung perasaan § Jangan
memotong pembicaraan orang lain § Perhatikan Anda berbicara dengan siapa Tata krama
berpenampilan
a. Cara menggunakan pakaian § Kalau pakai seragam sekolah harus dimasukkan pakai dasi sabuk hitam
(seragam putih abu-abu) § Pada waktu olahraga pakailah pakaian dan olahraga § Memakai pakaian
harus cocock denagn situasi dan tempat
b. Cara berjalan bersama § Laki-laki harus melindungi wanita § Kalau ada dua wanita dan satu pria, pria
berjalan di sisi yang berdekatan dengan lalu lintas § Kalau ada dua pria dan satu wanita, wanita ada di
tengah.
c. Tata cara makan § Cicipilah makan dan minuman dengan tidak bersuara. § Jika batuk pada waktu
makan tutupi mulut. § Berdoa sebelum makan.
d. Tata cara menggunakan fasilitas umum § Buang sampah pada tem patnya § Jagalah kebersihan baik di
dalam kelas maupun di sekitar halaman. § Taman umum harus ikut kita jaga kebersihannya. § Sopan
berkendara di jalan.
e. Kebiasaan merokok
Peristiwa yang sering terjadi pada saat menasehati dan memberikan pengarahan dan petunjuk walaupun
disadari bahwa etnis anthropologik tidak orang tua meminta maaf kepada anak.
Pendekatan Psikomotor Pembiasaan Adalah pendekatan yang utama dilaksanakan seiring dengan usia
anak.
1.Pembiasaan penerapan sikap dan perilaku tertentu untuk mengahadapi masalah tertentu.
2.Sering dimunculkan dalam situasi dan kondisi tertentu yang membutuhkan sikap dan perilaku norma
nilai sopan santun tertentu.
3.Penghargaan dan hukuman (reward atau punishment) adalah cara yang mungkin paling efektif.
4.Hindari punishment sebanyak mungkin, kembangkan reward system yang lebih banyak.
5.Hindari atau jangan mempergunakan hukuman fisik badaniah.
6.Jangan merendahkan martabat siswa remaja didepan orang lain atau teman-temanya.
7.Jangan menjelekan teman siswa apapun keadaanya.
8.Perkuat perbuatan yang baik, perlemah perbuatan yang kurang baik.
Pendekatan Filisofis
1.Kurangi pemikiran masa lalu, pikir, ambil tindakan pada masa kini untuk mendapatkan masa esok yang
cerah.
2.Selesaikan keterampilan yang dapat memberikan nafkah sedini mungkin.
3.Siswa dibiasakan mengalami konflik, tetapi konflik yang terselesaikan, dan hindarkan konflik
mengambang yang dapat membuat penumpukan kemarahan terpendam.
4.Siswa tidak boleh dianggap anak kecil terus menerus, batas mendidik siswa adalah usia 18 tahun.
5.Jadilah pendengar yang baik bagi siswa yang sedang berbicara untukmendapatkan tanggapan
( response ) yang baik dari siswa.
6.Upayakan siswa selalu mampu memecahkan masalah.
7.Bila siswa menyimpang dari aturan sopan santun, peraturan, adat, hukum dan agama, maka harus
diberitahu, tetapi jangan merendahkan harkat dan mertabat siswa.
8.Hormat kepada siswa adalah keharusan. ( dalam masalah sikap hormat kepada anak dan siswa perlu
adanya konsesus nasional bagaimana tata caranya. Secara umum, hampir semua kultur etnis bangsa
Indonesia cenderung anak harus mengormati orang tua dan tidak sebaliknya. Pandangan ini menurut
situasi sekarang sebaiknya diubah. Anak yang dihormati akan menghayati rasa hormat dan diharapkan
dapat menghormati orang lain. ) Penampilan fisik yang tepat dan benar
Guru dan orang tua sukar memberikan sesuatu pandangan apabila penampilan diri pribadi, berdandan,
cara bicara, intonasi, dan ritme yang kurang tepat.
Represif
Pembinaan bagi siswa yang berprilaku menyimpang disamping dianjurkan pemeriksaan kepada psikiater,
karena ada kemungkinan gangguan organik atau ganggguan jiwa, perlu pula dilakukan tindakan represif
berupa tindakan hukum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tindakan represif disesuaikan dengan kalitas dan kuantitas penyimpangan sikap perilaku.
1.Teguran verbal ringan – sedang dan keras.
2.Teguran tulisan ringan – sedang dan keras.
3.Skorsing ringan – sedang dan berat.
4.Dikembalikan kepada orang tua.
5.Ke pengadilan.
1. Latar Belakang
Menurut Edi Sedyawati, seperti dikutip penulis buku ini, budi pekerti dapat
diartikan sebagai moralitas yang mengandung pengertian adat istiadat, sopan santun, sikap
dan perilaku. Sikap dan perilaku itu dapat dibagi menjadi lima bagian. 1) Sikap dan perilaku
hubungannya dengan Tuhan; 2) dengan diri sendiri; 3) dengan keluarga; 4) dengan
masyarakat dan bangsa; 5) dengan alam sekitarnya.
Secara umum Budi Pekerti berarti moral dan kelakuan yang baik dalam menjalani
kehidupan ini.Ini adalah tuntunan moral yang paling penting untuk orang Jawa tradisional.
Budi Pekerti adalah induk dari segala etika ,tatakrama, tata susila, perilaku baik dalam
pergaulan , pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Pertama-tama budi pekerti ditanamkan
oleh orang tua dan keluarga dirumah, kemudian disekolah dan tentu saja oleh masyarakat
secara langsung maupun tidak langsung.
Pada saat ini dimana sendi-sendi kehidupan banyak yang goyah karena terjadinya
erosi moral,budi pekerti masih relevan dan perlu direvitalisasi.
Budi Pekerti yang mempunyai arti yang sangat jelas dan sederhana, yaitu :
Perbuatan( Pekerti) yang dilandasi atau dilahirkan oleh Pikiran yang jernih dan baik
( Budi).
Dengan definisi yang teramat gamblang dan sederhana dan tidak muluk-muluk, kita
semua dalam menjalani kehidupan ini semestinya dengan mudah dan arif dapat menerima
tuntunan budi pekerti.
Terwujudnya manusia Indonesia yang bermoral, berkarakter, berakhlak mulia dan
berbudi pekerti luhur merupakan tujuan dari pembangunan manusia Indonesia yang kemudian
diimplementasikan ke dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada hakekatnya, pendidikan budi pekerti memiliki substansi dan makna yang sama
dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak.
Pengertian budi pekerti menurut Haidar (2004) adalah usaha sadar yang dilakukan
dalam rangka menanamkan atau menginternalisasikan nilai-nilai moral ke dalam sikap dan
prilaku peserta didik agar memiliki sikap dan prilaku yang luhur (berakhlakul karimah) dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam berinteraksi dengan Tuhan, dengan sesama manusia
maupun dengan alam/lingkungan.
Tujuan Budi Pekerti adalah untuk mengembangkan nilai, sikap dan prilaku siswa yang
memancarkan akhlak mulia/budi pekerti luhur (Haidar, 2004).Hal ini mengandung arti bahwa
dalam pendidikan Budi Pekerti, nilai-nilai yang ingin dibentuk adalah nilai-nilai akhlak yang
mulia, yaitu tertanamnya nilai-nilai akhlak yang mulia ke dalam diri peserta didik yang
kemudian terwujud dalam tingkah lakunya.
Pendidikan budi pekerti sering juga diasosiasikan dengan tata krama yang berisikan
kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia. Tata
kramater diri atas kata tata dan krama. Tata berartiadat, norma, aturan. Krama sopan santun,
kelakukan, tindakan perbuatan. Dengan demikian tata krama berarti adat sopan santun
menjadi bagian dari kehidupan manusia.
Dalam menerapkan nilai-nilai budi pekerti dalam kehidupan sering terjadi benturan-
bentura nnilai dan norma-norma yang kita rasakan. Apa yang dahulu kita anggap benar
mungkin sekarang sudah menjadi salah. Apa yang dulu kita anggap tabu dibicarakan sekarang
sudah menjadi suatu yang lumrah. Misalnya berbicara masalah seks, hubungan pacaran,
masalah politik, masalah hak azazi manusia, dan sebagainya
B A B I I
ISI
1. Kesimpulan
Budi pekerti adalah nilai-nilai hidup manusia yang sungguh-sungguh dilaksanakan
bukan karena sekedar kebiasaan tetapi berdasarkan pemahaman dan kesadaran diri untuk
menjadi baik.Nilai-nilai yang di sadari dan dilaksanakan senbagi budi pekerti ini hanya
dapat diperoleh melalui peroses yang berjalan sepanjang hidup manusia.
Budi pekerti di dapat melalui proses internalisasi dari apa yang diketahui yang
membutuhkan waktu sehingga terbentuklah pekerti yang baik dalam kehidupam bersama
umat manusia. Mengingat bahwa penanaman sikap dan nilai hidup merupakan proses,
maka hal ini dapat diberikan melalui pendidikan formal dengan direncanakan dan
dirancang secara matang.
Direncanakan dan dirancang tentang nilai-nilai esensial dan diskripsi budi pekerti,
serta metode penyampaian kegiatan yang dapat digunakan dan ditanamkan.Nilai-nilai yang
ditanamkan kepada siswa harus dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan tugas
perkembangan kejiwaan anak.
Keperibadian mencakup semua kualitas khusus yang dimiliki orang yang
mambuatnya berbeda dan orang lain, pesona, energi, disposisi sikap temperamen,
kepandaian serta perasaan dan perilaku yang ditunjukkan, estimasi kepribadian penting
untuk mendiskripsikan dan memahami perilaku.