PENGERTIAN
Tata krama terdiri dari dua kata
Tata = Adat, aturan, norma, peraturan.
Krama = Sopan santun, tindakan, kelakuan, perbuatan.]
PERWUJUDAN
Siswa sebagai insan pribadi (individual), insan pendidikan, insan pembanguan nasional baik secara
individu maupun secara kelompok sebagai makhluk sosial yang hidup dalam lingkungan sosial harus
dapat mewujudkan sikap dan perilaku yang dapat mencerminkan norma nilai sopan santun yang
dimilikinya sesuai dengan kondisi dan situasi secara pribadi (individual) maupun secara kelompok.
a. Secara Pribadi
Siswa sebagai pribadi (individu) terlepas dalam hubungan dengan pribadi lain atau kelompok harus dapat
meujudkan tata krama dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari sesuai denga nilai sopan santun
sebagai pencerminan kepribadian dan budi pekerti luhur.
Sikap dan perilaku tersebut harus diwujudkan dalam:
1. sikap berbicara
2. sikap duduk
3. sikap berdiri
4. sikap berjalan
5. sikap berpakaian
6. sikap makan dan minum
7. sikap pergaulan
8. sikap penghormatan
9. sikap menggunakan fasilitas umum
Secara KelompokSiswa Sebagai insan dalam kodratnya sebagai makhluk sosial yang memiliki norma nilai sopan
santun, berkepribadian, dan berbudi pekerti luhur harus dapat mewujudkan sikap dan perilaku kelompok
sehari-hari sesuai dengan norma nilai sopan santun dilingkungan sosialnya sebagai berikut:
1. Di Sekolah
Pencerminan sikap dan perilaku di sekolah antara lain:
Sikap memasuki ruangan (kelas, guru, kepala sekolah)
Sikap duduk di kelas
Sikap terhadap guru, kepala sekolah, Tata Usaha
Sikap terhadap sesama teman
Sikap berpakaian seragam sekolah
Sikap pada waktu mengikuti upacara di sekolah
Sikap dilapangan olahraga, dsb.
2. Di Keluarga
Pencerminan sikap dan perilaku di keluarga sesuai dengan norma
dan kebiasaan yang berlaku, antara lain:
Sikap memasuki rumah
Sikap terhadap orang tua dan anggota keluarga yang lebih tua
Sikap terhadap saudara-saudara
Sikap makan dan minum
Sikap menerima telephone
Sikap berpakaian
Sikap melakukan ibadah dan sebagainya
3. Di Masyarakat
Pencerminan sikap dan perilaku siswa di masyarakat dituntut untuk
sesuai dengan norma dan kebiasaan yang berlaku dalam
masyarakat, antara lain:
Sikap terhadap orang yang lebih tua, tokoh masyarakat
Sikap terhadap sesama teman
Sikap menelephone
Sikap perkenalan
Sikap berteman
Sikap mengikuti upacara
Sikap pada jamuan makan/ pesta
Sikap pada waktu bepergian
Sikap mengunjungi orang sakit
Sikap di tempat kost
Sikap motorik
Dari anak umur Taman Kanak-kanak sampai remaja dapat dikatakan berlaku pembinaan yang semakin
lama semakin berkualitas dari terarah, berlanjut, konsekuen, bertahap dan meningkat. Baik tata cara
bicara instruktif sampai kepada cara melatih akan meningkat sesuai dengan dorongan psikologik
masing-masing dari balita ke remaja.
a. Sikap duduk
1. Duduk sebaiknya tegak dan rileks. Usahakan tersenyum sedikit, sikap yang penting bagi
perkembangan fisik tulang punggung anak, disamping memberikan penampilan yang baik. Bila
tidak mampu, diperkirakan ada sesuatu yang harus diperiksakan. Kesalahan mungkin pada
tempat duduk yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
2. Perhatian pada satu arah, bila ada yang berbicara didepan perhatikan orang tersebut jangan
ngobrol, bisik-bisik atau tengok-tengok.
3. Jarak pandang dengan meja sekitar 30 cm, lebih pendek dari jarak itu kemungkinan ada
gangguan kesehatan mata.
4. Menempatkan kaki di meja tidak dibenarkan, karena ada kesan tidak menghargai, menantang,
meremehkan pemilik meja atau menempati.
5. Sikap duduk jigang hanya dilaksanakan ditempat yang selaras dengan lingkungan adatnya, tetapi
di sekolah atau tempat lainnya yang resmi secara daerah ataupun nasional maupun internasional
sebaiknya duduk jigang tidak dilaksanakan.
6. Sikap duduk sila akan selaras dan serasi sesuai dengan lingkungan misalnya kenduri di atas tikar.
Sesuai adat tertentu jigang pun masih diterima, tetapi pada umumnya duduk sila lebih bisa
dihargai.
7. Khusus untuk wanita sebaiknya tidak jigang, apalagi kaki di atas meja. Kaki di atas meja kadang
bisa dilaksanakan dalam keadaan benar-benar sendiri dan tidak dilihat orang lain.
8. Sikap dudu kaki menyilang, paha di atas paha, sebaiknya dihindari, sekalipun memakai kulot, rok
mini ataupun celana panjang. Kadang-kadang kaki, sepatu yang kotor menyerempet pakaian
tetangganya yang dapat menimbulkan konflik.
9. Dalam kendaraan umum atau dalm perjalanan, anak dan remaja dilatih untuk memberikan
tempat duduk terlebih dahulu kepada wanita atau orang tua.
10. Duduk-duduk ditengah jalan, diberanda sekolah ataupun diberanda kantor sering membuat
orang lewat merasa tidak enak. Disamping mengganggu orang lain juga mudah menimbulkan
kemarahan.
11. Duduk-duduk ditengah jalan dan membuang rokok atau benda-benda lain secara sembarangan,
di samping tidak sopan juga sangat berbahaya.
12. Duduk menempatkan kaki ke kursi didepannya akan mengganggu siapa pun yang duduk didepan
dan bisa menimbulkan kemarahan.
13. Tidak menghalangi orang lain, carilah tempat yang baik bagi mereka yang mempergunakan
pakaian dinas (PDU, PDL, PDH, PSAS) dilarang keras untuk jongkok.
14. Kaki tidak disilangkan, bagi putri kaki kanan bisa diajukan.
b. Sikap berdiri
1. Badan tegak, punggung dan pinggang lurus, kepala tegak dengan pandangan lurus kedepan,
rileks, luwes, usahakan tersenyum sedikit. Bagi laki-laki mungkin kaki terbuka sekaki kelihatan
lebih selaras. Untuk wanita satu kaki selangkah didepan mungkin memberikan penampilan yang
serasi.
2. Dalam berbicara dan berdiri tidak memasukkan tangan ke dalam saku, kecuali dalam keadaan
dingin.
3. Sikap berdiri dengan tangan terkatup didepan akan memberikan penampilan simpatik dan
menghormati orang lain.
4. Berdiri dengan berkacak pinggang, tampak angkuh dan sombong.
5. Berdiri dengan tangan terkatup dibelakang, mirip tentara dalam keadaan istirahat, bila disertai
santai dan tersenyum memberikan kesan rendah diri. Bila berdiri sambil menerangkan suatu
materi atau memberikan instruksi biasakanlah satu tangan dibelakang, tangan lain bergerak
bebas, pandangan kesegenap penjuru, kakim terbuka tidak terlalu lebar.
6. Kaki tidak bersandar ke tembok.
c. Sikap berjalan
1. Apabila wanita dan pria berjalan bersama-sama hendaknya ada penyesuaian langkah, yang
wanita mempercepat langkah dan pria memperlambat langkah.
2. Lenggang tangan yang selaras dan serasi, kurang lebih 30 derajat.
3. Berjalan ditengah jalan, bergandengan dan terseok-seok pelan sering mengganggu lalu lintas.
4. Bila mengantar seorang wanita atau orang tua seyogyanya siswa berada di sebelah kanan
belakang setengah langkah. Seorang pria harus berjalan pada bagian yang dapat melindungi
keselamatan wanita. Bila menyebrang, pria harus mengambil posisi dari araha datangnya
kendaraan.
5. Hindari berjalan dengan tangan didalam saku atau merokok.
6. Tidak terlalu banyak bicara (ngobrol sambil jalan) dan perhatikan keadaan disekitar kita.
7. Dilarang Keras: MAKAN SAMBIL JALAN !!!
8. Bila melewati kerumunan orang jangan membungkuk-bungkuk.
Dalam penerapan penghormatan harus dilaksanakan secara berlanjut dan bertahap. Kualitasnya
meningkat setelah dididik dan dilatih di TK harus diteruskan di SD dan seterusnya.
Hormat kepada orang tua atau kepada pejabat sudah merupakan budaya, tetapi hormat kepada
anak untuk bangsa Indonesia belum ada konsensus. Maka buku pedoman ini menghimbau pula
dilaksanakan penghormatan terhadap yunior.
Kalau ada anak harus menghormati kakek, maka kakek dihimbau pula menghormati cucu dengan
cara yang jelas, selaras, serasi baik ditinjau dari arti psiko sosio, filosofi dan religi.
5. Tidak perlu disertai pertanyaan, “mau kemana” yang bersifat pribadi, karena mengganggu
masalah pribadi.
6. Jawaban terhadap penghormatan harus sesuai dengan penghormatan yang diterima.
7. Selama pembinaan, pendidikan dan latihan, serta pembiasaan belum berjalan dengan
intensive, harus diperhatikan adanya nilai norma yang berlaku. Jangan terlalu cepat
memberikan penghormatan kepada seseorang, terkecuali bila anda sudah kenal sekali dan
sudah pasti mendapatkan jawaban.
Penghormatan resmi
1. Penghormatan resmi dengan tanpa topi sambil berdiri tegak. Penghormatan resmi
dimaksudkan sebagai penghormatan terhadap pejabat resmi, Presiden, Wakil Presiden
dan Menteri.
2. Sama dengan ditas terkecuali badan harus bersikap lebih sempurna.
Di sekolah :
1) Upayakan memakai seragam bersih dan rapi.
2) Kancing baju jangan sampai ada yang terlepas.
3) Pakailah pakaian seragam dengan kancing baju yang dikancingkan semua, berpakaian PSAS tidak
trendy. Celana Putra harus pantalon, rok bagi putri tidak terlalu tinggi, kemeja tidak dikeluarkan
atau pun menutup ketimang/ ikat pinggang.
4) Yang berlengan panjang jangan digulung.
5) Pemakaian seragam pramuka sesuai ketentuan yang ada.
6) Seragam olahraga sesuai dengan jenis dan cabang olahraga.
7) Seragam di dalam laboratorium pada umumnya ditentukan untuk pengamanan diri maupun
orang lain. Sesuai dengan ketentuan yang ada.
8) Untuk anak-anak dilarang penggunaan perhiasan dan bersolek berlebihan, sangat berbahaya
bagi keamanan dirinya.
9) Siswa dilarang berdandan yang berlebihan, agar tidak mengundang perhatian, hindarkan kesan
etalase berjalan.
10) Rambut rapi dan pantas serta menampilkan keserasian.
11) Busana yang dipakai tidak bertentangan dengan kepantasan, dan sopan menurut masyarakat
dan agama.
12) Bagi anggota PASKIBRA Lencana Keanggotaan kemanapun wajib dipakai.
13) Tidak dibiasakan memakai jeans dan memakai sendal jepit (kecuali pada saat-saat yang
disepakati).
Di luar Sekolah
Walaupun di luar sekolah guru secara struktural tak berkewajiban, tudak ada hak untuk membatasi,
namun guru tetap harus memberikan pandangan sesuai norma nilai tentang sikap dan perilaku di
hampir semua aspek termasuk berpakaian dan berdandan di luar sekolah, sebagai berikut:
1. Di rumah
Walaupun ada kebebasan ternyata akan lebih baik bila ada kebebasan yang terbatas, dengan
asumsi situasi sosial ekonomi yang pas-pasan dan dalam kehidupan ekonomi yang normal/ wajar
maka :
2. Gunakan baju tidur, untuk wanita sebaiknya menggunakan celana panjang.
3. Upayakan keluar kamar tidur sudah rapi, hindari penggunaan daster keluar kamar tidur atau keluar
rumah.
4. Upayakan berpakaian rapi bila makan bersama.
5. Di luar rumah
Jangan menggunakan baju tidur atau daster keluar rumah.
6. Untuk pria jangan menggunakan celana dalam saja.
7. Gunakan pakaian yang selaras dan serasi sesuai lingkungan.
8. Bila pergi ke pesta upayakan jangan berdandan berlebihan, yang mengundang permasalahan dan
keamanan.
Perkenalan
Salaman antar siswa dan orang tua ada baiknya yang senior mendahului dalam konteks memberikan
pembiasaan bagi siswa yang masih yunior, tidak dalam arti bahwa yunior yang bersalaman lebih
dahulu.
Orang tua seyogyanya mengetahui apakah siswa tersebut cukup sosialisasi atau belum dan ada jiwa
masalah kejiwaan atau tidak. Untuk itu dalam perkenalan harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Perkenalan
Syarat utama: Keberanian
Pada dasarnya tata krama berkenalan sangat diwarnai oleh adat istiadat berperilaku setempat.
Oleh karena itu tanpa mengurangi nilai-nilai budaya daerah sebaiknya dalam perkenalan memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
a) Untuk memperkenalkan diri antara sesamanya sudah harus diilatih sejak dini dan terbina konsisten.
b) Saling bersalaman tangan, dapat dengan kedua tangan/ satu tangan, disusul meletakkan tangan di dada
kiri.
c) Cara bersalaman mempunyai kesan dan arti tersendiri yang harus diketahui oleh siswa, orang tua, dan
masyarakat :
Salaman hanya menjulurkan satu tangan belum bersentuhan kemudian ditarik kembali,
memberikan kesan jijik tersentuh tangan orang lain.
Salaman dengan satu tangan menyentuh tidak menggenggam memberikan kesan sombong.
Salaman dengan menggenggam tangan memberikan kehangatan komunikatif, kesetiakawanan
sosial, simpatik.
Salaman dengan menggoncang tangan terkesan urakan.
Salaman dengan menyakiti tangan orang lain ada kesan manusia berotot tapi kurang perasaan.
2) Cara berkenalan
a) Mohon izin boleh tidaknya berkenalan.
b) Bila diperbolehkan sampaikan salam dan sebutkan nama kita sambil mengulurkan tangan.
c) Ucapkan terima kasih.
d) Langkah selanjutnya improvisasi, tapi jangan salah tingkah juga tidak menjadi MPO atau over acting.
e) Tetap bersikap tenang dan coba ambil simpatinya.
3) Memperkenalkan orang lain
a) Kenalkan teman yang bersama anda dengan teman anda berbicara jika belum saling mengenal.
b) Pria terhadap wanita, sebut nama pria terlebih dahulu.
c) Muda dan tua, sebut nama yang muda terlebih dahulu.
d) Bila banyak orang tua sebutkan nama yang tertua lebih dahulu.
4) Cara bertamu teman lama
a) Sapalah terlebih dahulu, kemudian ikuti dengan berjabat tangan.
b) Apabila teman kita lupa siapa kita, ingatkan siapa kita dan dimana kita pernah bertemu.
5) Cara bertamu dalam pertemuan
Salamilah orang disekitar kita, pada dasarnya orang yang lebih tualah yang harus menyambut, tepatnya tuan
rumah. Apabila hal ini tidak dilaksanakan, maka sebagai anggota Paskibra harus fleksibel.
b. Bertamu
1) Bertamu harus memperhatikan lamanya, waktu, saat terbaik pada waktu sore (waktu yang baik antara
pukul 16.30-17.30 dan pukul 19.00-21.00 WIB), dengan waktu tidak lebih dari satu jam, tidak pada saat
pemilik rumah sedang tidur, istirahat. Kecuali apabila ada hal yang kan dibicarakan tidak dapat ditunda.
2) Apabila bertandang dengan maksud basa-basi jangan lah terlalu lama kecuali tuan rumah menghendaki,
maka kita harus tahu situasi.
3) Apabila kita belum begitu dekat dengan keluarga tersebut segera perkenalkan diri kepada tuan rumah.
4) Larangan bertamu bergadang tanpa maksud tujuan yang jelas, hindari perbuatan iseng. Dianjurkan
adanya dialog orang tua atau guru yang intensive tentang berbagai permasalahan hidup, kehidupan dan
perikehidupan untuk menangani masalah ini.
5) Larangan menginap dirumah teman tanpa persetujuan pemilik rumah dan orang tua sendiri. Hindari
komplikasi yang tidak diinginkan.
6) Sebaiknya orang tua melarang anak perempuan bertamu sendirian ke teman laki-laki.
7) Menerima tamu jangan dikamar tidur, kalau tidak ada kamar tamunya di luar rumah. Meskipun
bertamu tidak resmi, sebaiknya melakukan tindakan sebagai berikut :
Beritahu pemilik rumah terlebih dahulu
Membunyikan bel atau mengetuk pintu
Jangan duduk bila tidak dipersilahkan
Jangan minum dan makan sebelum dipersilahkan, minumlah dengan tertib dan mencicipi hidangan
Sesuaikan dengan maksud dan tujuan bertamu
Selesai kunjungan pamitlah
Berikan salam kepada orang tua teman anda, seandainya ada dirumah
8) Tata krama menerima tamu
Bukalah pintu, persilahkan masuk dan tutup kembali
Persilahkan duduk diruang tamu
Berikan hidangan ala kadarnya
Pada akhir kunjungan, ucapkan terima kasih atas kunjungannya
Pamitkan pada orang tua anda
Bukakan pintu dan persilahkan jalan terlebih dahulu setelah itu anda menyusul
Bila ada pintu pagar, hendaklah mengantarnya sampai pintu pagar, anda bantu membukakan pintu
9) Siswa pemilik rumah harus berusaha menolak tamu yang berkunjung di luar kebiasaan apabila :
Ada tanda-tanda konflik antara tamu dengan orang tuanya
Ada tanda-tanda trauma fisik dan psikis dan beritahu oarang tua
Ada kesan membahayakan, beritahu saudaranya yang lain jangan berusaha menjadi pahlawan.
Amankan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menolong orang lain.
b. Makan sehari-hari
1) Membiasakan makan dengan cara yang sopan di manapun.
2) Pada waktu menarik kursi, hendaknya diangkat sedikit, memberikan pertolongan kepada wanita pada
waktu mereka hendak mengambil tempat duduk.
3) Duduk dengan sikap tegak kedua tangan diletakan disamping piring, hendaknya tidak menyembunyikan
tangan dibawah meja atau meletakkan siku diatas meja.
4) Berdoalah sebelum dan sesudah makan, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
5) Tawari rekan, kawan, adik, yang ada disekitar tempat makan/ minum, kalau perlu orang lain juga kita
tawari untuk makan/ minum.
6) Meskipun merasa lapar sekali, hendaknya tidak mengambil nasi terlalu banyak, lebih baik mengambil
agak kurang dan kemudian bila merasa kurang dapat ditambah lagi .
7) Pergunakan alat makan yang sudah disediakan dan pakailah alat itu dengan cara yang sudah
ditentukan.
8) Salah satu syarat dalam tata cara makan yang sopan adalah menguyah makanan dengan mulut tertutup
tanpa mengeluarkan suara.
9) Pada waktu muut berisi makanan, jangan sekali-kali berbicara, tunggulah sampai makanan habis
tertelan.
10) Apabila pada waktu makan harus memakai pisau untuk mengiris daging misalnya, maka memegang
pisau itu dengan tangan kanan, sedangkan garpu tetap pada tangan kiri.
11) Apabila tengah makan kita ingin minum, maka sendok dan garpu diletakkan terlentang dipiring
kemudian baru minum, pada saat minum tidak mengeluarkan suara, berguarau atau bersendau.
12) Bila menambah nasi hendaknya nasi didalam piring masih tersisa dan sebelum menambah terlebih
dahulu meletakkan sendokdan garpu terlentang.
13) Pada waktu makan hendaknya percakapan dibatasi pada soal-soal ringan, tidak membicarakan hal-hal
yang tidak sesuai untuk didengar pada waktu makan, pada waktu berbicara jangan disertai gerakan-
gerakan yang berlebihan karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
14) Apabila selesai makan, sendok dan garpu diletakan tertelungkup di piring , jangan berdiri dahulu
sebelum yang tertua meninggalkan tempat duduk dan jangan lupa mengembalikan kursi seperti pada
keadaan semula. Minta izin terlebih dahulu pada yang tertua apabila akan mendahului meninggalkan
ruang makan.
c. Jamuan Makan
1) Aturan–aturan yang ditentukan diatas berlaku juga dalam perjamuan makanan.
2) Jangan mulai makan sebelum tuan rumah mempersilahkan makan.
3) Jangan menyusahkan tuan rumah dengan meminta hal-hal yang tidak ada.
4) Jika karena sesuatu hal hanya makan sedikit saja, makanlah hidangan dengan perlahan-lahan sehingga
tuan rumah dan tamu-tamu lain mempunyai waktu luang untuk makan dengan tenang.
5) Apabila karena sesuatu hal menjalani pantang makan makanan yang dihidangkan, hendaknya
dikemukakan dengan sopan.
6) Harus bersikap ramah, suasana meriah pada waktu makan akan memberikan rasa puas kepada tuan
rumah.
7) Tidak sopan untuk meninggalkan sisa makanan dipiring.
8) Lap makanan jangan dipakai untuk membersihkan piring atau alat-alat makan lainnya, ha ini akan
menyakitkan hati tuan rumah.
9) Pada waktu selesai makan letakan sendok dan garpu tertelungkup diatas piring dengan rapi.
10) Jangan meninggalkan meja sebelum dipersilahkan.
11) Sehabis makan jangan tergesa-gesa pulang, sebaiknya menunggu sejenak baru kemudian mohon diri.
12) Jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah.
13) Jangan membicarakan hal-hal yang dapat menyinggung perasaan tuan rumah.
d. Undangan Makan
1) Kenakan pakaian sesuai dengan yang telah ditentukan.
2) Datang tepat pada waktunya.
3) Sesudah masuk ruangan letakan tutup kepala (pet) ditempat yang sudah disediakan, kemudian kita
menuju kepada yang mengundang untuk menunjukkan hormat.
4) Selanjutnya menggabungkan diri dengan tamu-tamu lain. Usahakan sebelum makan berkenalan dengan
tamu-tamu yang belum dikenal.
5) Tanda masuk ke ruangan makan diberikan oleh tuan rumah/ pembawa acara menunjukkan tempat
duduk para tamu atau tempat duduk itu telah diberi tanda atau menempatkan nama tamu pada
masing-masing piring.
6) Jangan lupa mempersilahkan wanita yang duduk disamping atau disebelah pada waktu akan duduk.
7) Jangan merasa canggung menghadapi alat-alat makan yang beraneka ragam. Alat-alat makan itu
biasanya digunakan dengan aturan sebagai berikut. Baik yang terletak disebelah kanan dan disebelah
kiri piring. Alat yang pertama kali dipakai adalah yang terletak disebelah luar kemudian keluar secara
berturut-turut kedalam. Kalau masih ragu-ragu tirulah tamu yang sudah berpengalaman.
8) Urutan-urutan hidangan biasanya ditentukan dengan kartu menu, dengan jalan mempelajari sepintas
lalu menu tersebut. Sesuaikanlah dengan apa yang diambil dan banyak hidangan yang disajikan.
9) Apabila jenis yang dihidangkan belum pernah dimakan/ belum tahu cara memakannya, sebaiknya tidak
menolak hidangan itu, melainkan cobalah makan sedikit makan hidangan itu.
10) Jamuan makan sebaiknya mengadakan pembicaraan ringan dengan tamu-tamu yang berdekatan.
Walaupun demikian jangan sampai percakapan-percakapan itu mengakibatkan keterlambatan makan,
sehingga para tamu terpaksa menanti menghabiskan hidangan. Jangan pula berbicara dengan tamu
yang berjauhan.
11) Pada waktu disajikan pidato, hendaknya berhenti makan/ minum dan jangan berbicara pada waktu itu.
12) Makan selesai apabila tuan rumah sudah berdiri atau diberikan tanda oleh pembawa acara.
13) Pada waktu minta diri jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada yang mengundang.
Preventif
Pada dasarnya langkah-langkah pembinaan sopan santun bagi siswa secara preventif meliputi seluruh
upaya pembinaan yang kontinui, tidak terputus-putus, konsisten, meningkatkan secara kualitas sesuai
waktu mulai dari TK,SD, SMP, dan SMA.
Pembinaan tersebut meliputi pendidikan latihan, pengembangan, permunculan, dan pembiasaan sikap dan
perilaku sesuai norma nilai sopan santun yang pelaksananya tidak dapat dipisahkan dari PPKN, Agama,
dan Budaya Bangsa Indonesia.
Pembinaan sikap dan perilaku sesuai norma dan nilai sopan santun terhadap siswa akan berjalan efektif
dan efisien bila guru-guru dibina, dilatih, dan dibiasakan bersikap sebagai berikut:
a. Keterlibatan langsung
1) Efektif, efisien dan simpatik
2) Menumbuhkan keterlibatan internal
3) Siswa harus sering memunculkan atau dihadapkan dalam kenyataan hidup yang memang memerlukan
perlakuan tertentu.
b. Menghindari kognisi sebanyak mungkin
Kognisi merupakan penunjang daripada pendekatan psikomotor bukan cara pendekatan yang utama.
1) menghindari memberikan kognisi dengan mengomel, menegur anak didepan banyak orang, mengomel
yang tidak kenal batas waktu, tempat dan sasaran.
2) Hindari khotbah yang tidak tepat sasaran.
3) Upayakan pendekatan empat atau enam mata (bapak, Ibu)
4) Meminta maaf kepada anak, akan, sedang, dan sesudah menyinggung perasaan adalah mutlak.
Peristiwa yang sering terjadi pada saat menasehati dan memberikan pengarahaan dan petunjuk walaupun
disadari bahwa etnis anthropologik tidak ada orang tua meminta maaf kepada anak.
c. Pendekatan Psikomotor pembiasaan
Adalah pendekatan yang utama dilaksanakan seiring dengan usia anak.
1) Pembiasaan penerapan sikap dan perilaku tertentu untuk menghadapi masalah tertentu (Conditioning)
2) Sering dimunculkan dalam situasi dan kondisi tertentu yang membutuhkan sikap dan perilaku norma
nilai sopan santun tertentu.
3) Penghargaan dan hukuman (reward atau punishment) adalah cara yang mungkin paling efektif.
4) Hindari punishment sebanyak mungkin, kembangkan reward system yang efektif lebih banyak.
5) Hindari atau jangan mempergunakan hukuman fisik badaniah.
6) Jangan merendahkan martabat siswa remaja didepan orang lain atau teman-temannya.
7) Jangan menjelekkan teman siswa apapun keadaannya.
8) Perkuat perbuatan yang baik, perlemah perbuatan yang kurang baik.
d. Pendekatan bahasa dan perasaan
Pendekatan bahasa dan perasaan yang efektif dan simpatik
1) hindari sebanyak mungkin penggunaan kalimat dengan menggunakan kata pengganti nama engkau, lu,
you, kamu,, seperti “ kamu itu generasi penerus yang harus mengerti tanggug jawab.”
2) Gunakan kalimat dengan kata pengganti nama aku, saya, kita, kami, seperti “ kita merasa senang bila
semua mempunyai tanggung jawab.”
e. Pendekatan Filosofis
1) Kurangi pemikiran masa lalu, pikir, ambil tindakan pada masa kini untuk mendapatkan masa esok yang
cerah.
2) Selesaikan keterampilan yang dapat memberikan nafkah sedini mungkin.
3) Siswa dibiasakan mengalami konflik, tetapi konflik yang terselesaikan, dan hindarkan konflik
mengambang yang dapat membuat penumpukan kemarahan terpendam.
4) Siswa tidak boleh dianggap anak kecil terus-menerus, batas mendidik siswa adalah usia 18 tahun.
5) Jadilah pendengar yang baik bagi siswa yang sedang berbicara untuk mendapatkan tanggapan
(response) yang baik dari siswa.
6) Upayakan siswa mampu memecahkan masalah
7) Bila siswa menyimpang dari aturan sopan santun, peraturan, adat, hukum, dan agama, maka harus
diberitahu, tetapi jangan merendahkan harkat dan martabat siswa.
8) Hormat kepada siswa adalah keharusan.
Dalam masalah sikap hormat kepada anak dan siswa perlu adanya konsensus nasional bagaimana tata caranya.
Seara umum, hampir semua kultur etnis bangsa Indonesia cenderung menentukan anaka harus menghormati
orang tua dan sebaliknya. Pandangan ini menurut situasi sekarang sebaiknya diubah.
Anaka yang dihormati akan menghayati rasa hormat dan diharapkan dapat menghormati orang lain.
f. Penampilan fisik yang tepat dan benar
Guru dan orang tua sukar memberikan sesuatu pandangan apabila penampilan pribadi , berdandan, cara
berbicara, intonasi, dan ritme yang kurang tepat.
Represif
Pembinaan bagi siswa berperilaku menyimpang disamping dianjurkan pemeriksaan kepad psikiater, karena
ada kemungkinan gangguan organik atau gangguan jiwa, perlu pula dilakukan tindakan represif berupa
penegakan hukum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tindakan represif disesuaikan dengan kualitas dan kuantitas penyimpangan sikap perilaku
1) Teguran verbal ringan-sedang dan keras
2) Teguran tulisan ringan-sedang dan keras
3) Skorsing ringan-sedang dan berat
4) Dikembalikan kepada orang tua
5) Ke pengadilan