Anda di halaman 1dari 13

A.

TATA KRAMA SISWA DAN SOPAN SANTUN

PENGERTIAN
Tata krama terdiri dari dua kata
Tata = Adat, aturan, norma, peraturan.
Krama = Sopan santun, tindakan, kelakuan, perbuatan.]

Tata krama adalah


a. Kebiasaan adat sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antara anggota masyarakat
disuatu tempat.
b. Kebiasaan sopan santun yang disepakati dilingkungan rumah/ keluarga, sekolah, hubungan
masyarakat dimana siswa berada.
c. Tata krama ada disetiap kelompok masyarakat dimana saja dan kapan saja, bila kita berkomunikasi
seperti perkenalan berbicara, bertatap muka, atau pembicaraan melalui sarana komunikasi lainnya
seperti telepon dan surat kita harus mengetahui tata kramanya.
d. Sopan santun adalah sikap perilaku seseorang yang merupakan kebiasaan yang disepakati dan
diterima dalam lingkungan pergaulan.
e. Bagi siswa, sopan santun merupakan wujud budi pekerti luhur yang dperoleh melalui pendidikan dan
latihan dari berbagai orang dalam kedudukan masing-masing, seperti orang tua dan guru, para
pemuka agama dan masyarakat dan tulisan-tulisan atau hasil karya para bijak (cerdik pandai) yang
merupakan bagian dari ajaran moral.
f. Dari pendidikan dan latihan tersebut, diharapkan siswa dapat mewujudkannya dalam sikap bentuk
dan perilaku yang selaras dan serasi dengan kodrat, tempat waktu dan kondisi lingkungan dimana
siswa berada sehari-hari.

PERWUJUDAN
Siswa sebagai insan pribadi (individual), insan pendidikan, insan pembanguan nasional baik secara
individu maupun secara kelompok sebagai makhluk sosial yang hidup dalam lingkungan sosial harus
dapat mewujudkan sikap dan perilaku yang dapat mencerminkan norma nilai sopan santun yang
dimilikinya sesuai dengan kondisi dan situasi secara pribadi (individual) maupun secara kelompok.

a. Secara Pribadi
Siswa sebagai pribadi (individu) terlepas dalam hubungan dengan pribadi lain atau kelompok harus dapat
meujudkan tata krama dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari sesuai denga nilai sopan santun
sebagai pencerminan kepribadian dan budi pekerti luhur.
Sikap dan perilaku tersebut harus diwujudkan dalam:
1. sikap berbicara
2. sikap duduk
3. sikap berdiri
4. sikap berjalan
5. sikap berpakaian
6. sikap makan dan minum
7. sikap pergaulan
8. sikap penghormatan
9. sikap menggunakan fasilitas umum

Secara KelompokSiswa Sebagai insan dalam kodratnya sebagai makhluk sosial yang memiliki norma nilai sopan
santun, berkepribadian, dan berbudi pekerti luhur harus dapat mewujudkan sikap dan perilaku kelompok
sehari-hari sesuai dengan norma nilai sopan santun dilingkungan sosialnya sebagai berikut:
1. Di Sekolah
Pencerminan sikap dan perilaku di sekolah antara lain:
 Sikap memasuki ruangan (kelas, guru, kepala sekolah)
 Sikap duduk di kelas
 Sikap terhadap guru, kepala sekolah, Tata Usaha
 Sikap terhadap sesama teman
 Sikap berpakaian seragam sekolah
 Sikap pada waktu mengikuti upacara di sekolah
 Sikap dilapangan olahraga, dsb.
2. Di Keluarga
Pencerminan sikap dan perilaku di keluarga sesuai dengan norma
dan kebiasaan yang berlaku, antara lain:
 Sikap memasuki rumah
 Sikap terhadap orang tua dan anggota keluarga yang lebih tua
 Sikap terhadap saudara-saudara
 Sikap makan dan minum
 Sikap menerima telephone
 Sikap berpakaian
 Sikap melakukan ibadah dan sebagainya
3. Di Masyarakat
Pencerminan sikap dan perilaku siswa di masyarakat dituntut untuk
sesuai dengan norma dan kebiasaan yang berlaku dalam
masyarakat, antara lain:
 Sikap terhadap orang yang lebih tua, tokoh masyarakat
 Sikap terhadap sesama teman
 Sikap menelephone
 Sikap perkenalan
 Sikap berteman
 Sikap mengikuti upacara
 Sikap pada jamuan makan/ pesta
 Sikap pada waktu bepergian
 Sikap mengunjungi orang sakit
 Sikap di tempat kost

PERMASALAHAN DAN SUMBER PENYEBAB


 Banyak keluhan yang dikemukakan para orang tua, tenaga pendidik, dan masyarakat mengenai sikap
dan perilaku siswa yang menyimpang ataupun tidak sesuai denagn nilai/ norma sopan santun,
misalnya pergi atau masuk tidak pamit pada orang tua atau mengetuk pintu, disekolah duduk di kelas
seenaknya atau memasuki rumah orang (bertamu) tanpa mengetuk pintu, serta banyak lagi contoh
ditemukan dalam kehidupan siswa.
 Siswa hidup dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, jika berperilaku menyimpang ataupun
tidak sesuai dengan nilai/ norma sopan santun, tidak dapat diletakkan kesalahan pada satu pihak saja.
 Kesemuanya itu harus ditinjau juga dari dimensi orang tua yaitu bagaimana pola asuh keluarga dan
penanaman nilai-nilai keagamaan dari kecil, kemudian disekolah bagaimana lingkungan pergaulan
dengan teman-temannya, sikap dan perilaku para guru sebagai panutan mereka adalah tokoh
pimpinan dalam masyarakat.
 Dapat disimpulkansebagai sumber penyebab dari penyimpangan perilaku siswa ataupun sikap dan
perilaku yang tidak sesuai dengan norma sopan santun adalah:
a. Keluarga
Didalam keluarga, hendaklah sedini mungkin ditanamkan budi pekerti luhur, disiplin dan nilai-nilai
kegamaan.
b. Orang tua harus memberi contoh-contoh yang baik dan memberikan perhatian cukup kepada
anaknya.
Orang tua yang keduanya sibuk sehingga tidak sempat bergaul dengan anak-anaknya, maka siswa
tidak mendapatkan apa yang seharusnya diperoleh dari kedua orang tuanya.
c. Sekolah, masyarakat dan lingkungan
Lingkungan pergaulan dengan teman-teman di sekolah atau di masyarakat dapat berpengaruh
terhadap sikap dan perilaku seorang siswa.
d. Sikap dan perilaku para pendidik serta tokoh masyarakat merupakan panutan.
e. Tontonan, film-film di bioskop atau video.

BENTUK-BENTUK SOPAN SANTUN YANG DIINGINKAN


 Sopan santun sebagai perwujudan budi pekerti luhur yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan
sejak seseorang lahir, terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku yang selaras dan serasi dengan
kodrat, tempat, waktu, dan kondisi lingkungan.
 Bentuk sopan santun siswa yang diinginkan dan diterapkan dalam bersikap dan berperilaku sehari-
hari sesuai dengan perwujudannya dapat digolongkan menjadi:
1. Sikap motorik
2. Sikap dan cara penghormatan
3. Sikap dan cara berpakaian dan berdandan
4. Sikap perilaku pergaulan
5. Sikap dan tata cara makan dan minum

Sikap motorik
Dari anak umur Taman Kanak-kanak sampai remaja dapat dikatakan berlaku pembinaan yang semakin
lama semakin berkualitas dari terarah, berlanjut, konsekuen, bertahap dan meningkat. Baik tata cara
bicara instruktif sampai kepada cara melatih akan meningkat sesuai dengan dorongan psikologik
masing-masing dari balita ke remaja.

a. Sikap duduk

1. Duduk sebaiknya tegak dan rileks. Usahakan tersenyum sedikit, sikap yang penting bagi
perkembangan fisik tulang punggung anak, disamping memberikan penampilan yang baik. Bila
tidak mampu, diperkirakan ada sesuatu yang harus diperiksakan. Kesalahan mungkin pada
tempat duduk yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
2. Perhatian pada satu arah, bila ada yang berbicara didepan perhatikan orang tersebut jangan
ngobrol, bisik-bisik atau tengok-tengok.
3. Jarak pandang dengan meja sekitar 30 cm, lebih pendek dari jarak itu kemungkinan ada
gangguan kesehatan mata.
4. Menempatkan kaki di meja tidak dibenarkan, karena ada kesan tidak menghargai, menantang,
meremehkan pemilik meja atau menempati.
5. Sikap duduk jigang hanya dilaksanakan ditempat yang selaras dengan lingkungan adatnya, tetapi
di sekolah atau tempat lainnya yang resmi secara daerah ataupun nasional maupun internasional
sebaiknya duduk jigang tidak dilaksanakan.
6. Sikap duduk sila akan selaras dan serasi sesuai dengan lingkungan misalnya kenduri di atas tikar.
Sesuai adat tertentu jigang pun masih diterima, tetapi pada umumnya duduk sila lebih bisa
dihargai.
7. Khusus untuk wanita sebaiknya tidak jigang, apalagi kaki di atas meja. Kaki di atas meja kadang
bisa dilaksanakan dalam keadaan benar-benar sendiri dan tidak dilihat orang lain.
8. Sikap dudu kaki menyilang, paha di atas paha, sebaiknya dihindari, sekalipun memakai kulot, rok
mini ataupun celana panjang. Kadang-kadang kaki, sepatu yang kotor menyerempet pakaian
tetangganya yang dapat menimbulkan konflik.
9. Dalam kendaraan umum atau dalm perjalanan, anak dan remaja dilatih untuk memberikan
tempat duduk terlebih dahulu kepada wanita atau orang tua.
10. Duduk-duduk ditengah jalan, diberanda sekolah ataupun diberanda kantor sering membuat
orang lewat merasa tidak enak. Disamping mengganggu orang lain juga mudah menimbulkan
kemarahan.
11. Duduk-duduk ditengah jalan dan membuang rokok atau benda-benda lain secara sembarangan,
di samping tidak sopan juga sangat berbahaya.
12. Duduk menempatkan kaki ke kursi didepannya akan mengganggu siapa pun yang duduk didepan
dan bisa menimbulkan kemarahan.
13. Tidak menghalangi orang lain, carilah tempat yang baik bagi mereka yang mempergunakan
pakaian dinas (PDU, PDL, PDH, PSAS) dilarang keras untuk jongkok.
14. Kaki tidak disilangkan, bagi putri kaki kanan bisa diajukan.

b. Sikap berdiri
1. Badan tegak, punggung dan pinggang lurus, kepala tegak dengan pandangan lurus kedepan,
rileks, luwes, usahakan tersenyum sedikit. Bagi laki-laki mungkin kaki terbuka sekaki kelihatan
lebih selaras. Untuk wanita satu kaki selangkah didepan mungkin memberikan penampilan yang
serasi.
2. Dalam berbicara dan berdiri tidak memasukkan tangan ke dalam saku, kecuali dalam keadaan
dingin.
3. Sikap berdiri dengan tangan terkatup didepan akan memberikan penampilan simpatik dan
menghormati orang lain.
4. Berdiri dengan berkacak pinggang, tampak angkuh dan sombong.
5. Berdiri dengan tangan terkatup dibelakang, mirip tentara dalam keadaan istirahat, bila disertai
santai dan tersenyum memberikan kesan rendah diri. Bila berdiri sambil menerangkan suatu
materi atau memberikan instruksi biasakanlah satu tangan dibelakang, tangan lain bergerak
bebas, pandangan kesegenap penjuru, kakim terbuka tidak terlalu lebar.
6. Kaki tidak bersandar ke tembok.

c. Sikap berjalan

1. Apabila wanita dan pria berjalan bersama-sama hendaknya ada penyesuaian langkah, yang
wanita mempercepat langkah dan pria memperlambat langkah.
2. Lenggang tangan yang selaras dan serasi, kurang lebih 30 derajat.
3. Berjalan ditengah jalan, bergandengan dan terseok-seok pelan sering mengganggu lalu lintas.
4. Bila mengantar seorang wanita atau orang tua seyogyanya siswa berada di sebelah kanan
belakang setengah langkah. Seorang pria harus berjalan pada bagian yang dapat melindungi
keselamatan wanita. Bila menyebrang, pria harus mengambil posisi dari araha datangnya
kendaraan.
5. Hindari berjalan dengan tangan didalam saku atau merokok.
6. Tidak terlalu banyak bicara (ngobrol sambil jalan) dan perhatikan keadaan disekitar kita.
7. Dilarang Keras: MAKAN SAMBIL JALAN !!!
8. Bila melewati kerumunan orang jangan membungkuk-bungkuk.

d. Sikap dan cara berbicara


1. Berbicara dengan suara jelas, tidak dengan mulut hampir tertutup, tidak berbisik-bisik, tidak
berteriak atau membentak. Tenang, sekali-kali ditegaskan dengan gerakan tangan.
2. Berbicara dengan memandang yang di ajak berbicara, tidak mendelik dan tidak mengantuk
tetapi penuh kesabaran dan perhatian. Hendaklah memperhatikan dengan siapa anda berbicara
dan seberapa akrabkah dengan orang tersebut.
3. Berbicara teratur, dengan isi tidak meloncat kesana kemari.
4. Jadilah pembicara yang baik bila diberi kesempatan tetapi jadilah pendengar yang baik bila harus
mendengar.
5. Bila pandangan berbeda, hindari perdebatan, alihkan atau hentikan pembicaraan, kecuali kalau
memang ada forum untuk berdialog.
6. Hindari pertanyaan yang bersifat pribadi.
7. Hindari sikap mendominasi.
8. Jangan mengeluarkan kata-kata kotor.
9. Jangan menggunjingkan oarang lain karena merugikan diri sendiri.
10. Bedakan cara bicara anda dari usianya, lingkungan kehidupannya.

1. Sikap dan cara penghormatan


 Dari lingkup nasional masalah tata cara penghormatan sudah dibakukan secara tertulis hanya di
lingkup subkultural ABRI dengan Peraturan Penghormatan Militer, yang sebagian besar diterapkan
dalam sekolah SD, SMp, dan SMA secara embrional juga di tingkat TK.
 Bangsa Indonesia sebagian besar masih menganut kultur orang tua atau yang dituakan tidak perlu
menghormati yang lebih muda. Yang muda harus menghormati yang lebih tua. Suatu pandangan yang
ternyata tidak dapat dipertahankan.
 Prinsip sikap dan tata cara penghormatan bermaksud dan bertujuan memberikan kebutuhan dasar
bagi orang lain. Manusia pada hakekatnya menginginkan kebutuhan psikologik, dasarnya terpenuhi,
perasaan dimengerti, didengar, diayomi, dan adanya orang yang bertanggung jawab pada dirinya.
 Penghormatan dilaksanakan karena adanya ikatan sosial, adanya kesetiakawanan sosial, seperjuangan
dan sependeritaan, rasa respect terhadap almamater, adanya jiwa korsa, rasa respect terhadap
alumni.
 Mendidik dan melatih penerapan sikap dan cara penghormatan dilakukan terhadap.
- Sesama siswa
- Siswa dengan guru dan sebaliknya
- Jenazah
- Bendera Merah Putih
- Cara penghormatan dapat dilakukan dengan :
- Gerakan fisik
- Gerakan fisik dengan ucapan
- Ucapan saja

 Dalam penerapan penghormatan harus dilaksanakan secara berlanjut dan bertahap. Kualitasnya
meningkat setelah dididik dan dilatih di TK harus diteruskan di SD dan seterusnya.
 Hormat kepada orang tua atau kepada pejabat sudah merupakan budaya, tetapi hormat kepada
anak untuk bangsa Indonesia belum ada konsensus. Maka buku pedoman ini menghimbau pula
dilaksanakan penghormatan terhadap yunior.
 Kalau ada anak harus menghormati kakek, maka kakek dihimbau pula menghormati cucu dengan
cara yang jelas, selaras, serasi baik ditinjau dari arti psiko sosio, filosofi dan religi.

Bentuk sikap dan perilaku penghormatan antara lain:


1. Penghormatan tanpa topi dengan atau tanpa ucapan sambil berdiri atau berjalan
2. mengangguk sedalam 45 derajat, badan membungkuk sedikit sekitar 3 derajat, sambil
berhenti sejenak bila berjalan.
3. Memberi salam dengan mengangkat tangan kanan setinggi pelipis tanpa membungkuk.
4. Kedua cara tersebut dapat disertai ucapan:
 Assalamualaikum
 Selamat pagi, siang, sore, malam

5. Tidak perlu disertai pertanyaan, “mau kemana” yang bersifat pribadi, karena mengganggu
masalah pribadi.
6. Jawaban terhadap penghormatan harus sesuai dengan penghormatan yang diterima.
7. Selama pembinaan, pendidikan dan latihan, serta pembiasaan belum berjalan dengan
intensive, harus diperhatikan adanya nilai norma yang berlaku. Jangan terlalu cepat
memberikan penghormatan kepada seseorang, terkecuali bila anda sudah kenal sekali dan
sudah pasti mendapatkan jawaban.

Pengormatan dengan topi sambil berdiri atau berjalan


1) Dengan mengangkat tangan dengan ujung jari tangan kanan menempel tepi topi atau
peci tanpa membungkukkan badan, siku terangkat 30 derajat kedepan.
2) Disertai atau tidak disertai ucapan yang sama dengan diatas.
3) Jawaban harus dibalas dengan motorik dan ucapan yang selaras dan serasi.

Penghormatan resmi
1. Penghormatan resmi dengan tanpa topi sambil berdiri tegak. Penghormatan resmi
dimaksudkan sebagai penghormatan terhadap pejabat resmi, Presiden, Wakil Presiden
dan Menteri.
2. Sama dengan ditas terkecuali badan harus bersikap lebih sempurna.

Penghormatan sewaktu duduk


1. Harus berdiri dari duduk dan memberikan penghormatan sesuai dengan keadaan.
2. Hanya orang tua, wanita dan para jompo diperbolehkan tetap duduk.
3. Sambil duduk dengan ucapan seperti diatas tanpa berdiri.
4. Penghormatan sambil duduk dalam mobil, menganggukkan kepala dan badan agar
terlihat dari luar.

Penghormatan terhadap jenazah yang lewat diangkut orang, ambulance, mobil


1. Berdiri tegak, memberikan salam dengan tangan, bila bertopi lepaskan topi yang dipakai,
disertai doa sesuai dengan agamanya masing-masing.
2. Duduk tegak, memberikan salam dengan tangan disertai doa sesuai dengan agamanya
masing-masing.

Penghormatan kepada sang Saka Merah putih


1. Harus berdiri tegak
2. Tangan kanan diangkat dengan ujung jari menempel atau menyentuh tepi topi atau peci,
selama proses pengibaran.

Penghormatan kepada lagu kebangsaan “Indonesia Raya”


 Berdiri tegak, yang jompo, cacat dan orang tua duduk tegak.
 Baik dalam penghormatan Sang Merah Putih maupun terhadap lagu kebangsaan
Indonesia Raya harus dilakukan terasa agak kurang selaras dan serasi.
Kenyataannya dapat diuraikan sebagai berikut:
 Dikalangan siswa sikap tegak sempurna sering tidak bisa berjalan dengan baik. Tampak
pembinaan psikomotorik kurang selaras dan serasi, seakan-akan meremehkan Lagu
Indonesia Raya.
 Pada umumnya baris belakang tidak mengikuti aturan ketentuan yang ada

Penghormatan secara khusus terhadap orang yang lebih tua


1) Sembah sujud anak terhadap orang tua pada waktu Ramadhan dan Hari Raya.
2) Sembah sujud anak kepada orang tua sewaktu peristiwa penting seperti sewaktu dinikahkan, lepas dari
musibah dan maut.
3) Sembah sujud anak kepada orang tua karena bersyukur mendapatkan nikmat dari Tuhan YME.
4) Semua itu pada umumnya dilakukan/ dilaksanakan dengan duduk di lantai ½ meter dari orang tua yang
duduk didepannya.
5) Menghanturkan sembah, kemudian maju memegang lutut orang tua, selesai setelah didoa berkahi
orang tua.

2. Sikap dan cara berpakaian dan berdandan


 Berpakaian menentukan sikap dan perilaku, watak, tabiat dan situasi kondisi internal manusia.
 Secara keseluruhan berpakaian dan berdandan, bersolek, menata rambut menentukan penampilan
watak dan sikap dan perilaku manusia; apakah ia seorang yang hanya memikirkan dirinya sendiri
atau memikirkan orang lain, ataukah ia memikirkan dirinya sendiri dan orang lain.

Di sekolah :
1) Upayakan memakai seragam bersih dan rapi.
2) Kancing baju jangan sampai ada yang terlepas.
3) Pakailah pakaian seragam dengan kancing baju yang dikancingkan semua, berpakaian PSAS tidak
trendy. Celana Putra harus pantalon, rok bagi putri tidak terlalu tinggi, kemeja tidak dikeluarkan
atau pun menutup ketimang/ ikat pinggang.
4) Yang berlengan panjang jangan digulung.
5) Pemakaian seragam pramuka sesuai ketentuan yang ada.
6) Seragam olahraga sesuai dengan jenis dan cabang olahraga.
7) Seragam di dalam laboratorium pada umumnya ditentukan untuk pengamanan diri maupun
orang lain. Sesuai dengan ketentuan yang ada.
8) Untuk anak-anak dilarang penggunaan perhiasan dan bersolek berlebihan, sangat berbahaya
bagi keamanan dirinya.
9) Siswa dilarang berdandan yang berlebihan, agar tidak mengundang perhatian, hindarkan kesan
etalase berjalan.
10) Rambut rapi dan pantas serta menampilkan keserasian.
11) Busana yang dipakai tidak bertentangan dengan kepantasan, dan sopan menurut masyarakat
dan agama.
12) Bagi anggota PASKIBRA Lencana Keanggotaan kemanapun wajib dipakai.
13) Tidak dibiasakan memakai jeans dan memakai sendal jepit (kecuali pada saat-saat yang
disepakati).

Di luar Sekolah
Walaupun di luar sekolah guru secara struktural tak berkewajiban, tudak ada hak untuk membatasi,
namun guru tetap harus memberikan pandangan sesuai norma nilai tentang sikap dan perilaku di
hampir semua aspek termasuk berpakaian dan berdandan di luar sekolah, sebagai berikut:
1. Di rumah
Walaupun ada kebebasan ternyata akan lebih baik bila ada kebebasan yang terbatas, dengan
asumsi situasi sosial ekonomi yang pas-pasan dan dalam kehidupan ekonomi yang normal/ wajar
maka :
2. Gunakan baju tidur, untuk wanita sebaiknya menggunakan celana panjang.
3. Upayakan keluar kamar tidur sudah rapi, hindari penggunaan daster keluar kamar tidur atau keluar
rumah.
4. Upayakan berpakaian rapi bila makan bersama.
5. Di luar rumah
Jangan menggunakan baju tidur atau daster keluar rumah.
6. Untuk pria jangan menggunakan celana dalam saja.
7. Gunakan pakaian yang selaras dan serasi sesuai lingkungan.
8. Bila pergi ke pesta upayakan jangan berdandan berlebihan, yang mengundang permasalahan dan
keamanan.

3. Sikap perilaku pergaulan


 Dalam pergaulan sering kali kita saling berkenalan, bermain sesama siswa, bertamu in de kost, pada
orang lain, ikut kakak, tinggak diasrama, bepergian masuk hotel.
 Semua itu ada aturan-aturannya agar tidak menimbulkan konflik, salah paham, bahkan dalam
jangka waktu cepat, sedang, ataupun lambat.

Perkenalan
 Salaman antar siswa dan orang tua ada baiknya yang senior mendahului dalam konteks memberikan
pembiasaan bagi siswa yang masih yunior, tidak dalam arti bahwa yunior yang bersalaman lebih
dahulu.
 Orang tua seyogyanya mengetahui apakah siswa tersebut cukup sosialisasi atau belum dan ada jiwa
masalah kejiwaan atau tidak. Untuk itu dalam perkenalan harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Perkenalan
Syarat utama: Keberanian
Pada dasarnya tata krama berkenalan sangat diwarnai oleh adat istiadat berperilaku setempat.
Oleh karena itu tanpa mengurangi nilai-nilai budaya daerah sebaiknya dalam perkenalan memperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
a) Untuk memperkenalkan diri antara sesamanya sudah harus diilatih sejak dini dan terbina konsisten.
b) Saling bersalaman tangan, dapat dengan kedua tangan/ satu tangan, disusul meletakkan tangan di dada
kiri.
c) Cara bersalaman mempunyai kesan dan arti tersendiri yang harus diketahui oleh siswa, orang tua, dan
masyarakat :
 Salaman hanya menjulurkan satu tangan belum bersentuhan kemudian ditarik kembali,
memberikan kesan jijik tersentuh tangan orang lain.
 Salaman dengan satu tangan menyentuh tidak menggenggam memberikan kesan sombong.
 Salaman dengan menggenggam tangan memberikan kehangatan komunikatif, kesetiakawanan
sosial, simpatik.
 Salaman dengan menggoncang tangan terkesan urakan.
 Salaman dengan menyakiti tangan orang lain ada kesan manusia berotot tapi kurang perasaan.
2) Cara berkenalan
a) Mohon izin boleh tidaknya berkenalan.
b) Bila diperbolehkan sampaikan salam dan sebutkan nama kita sambil mengulurkan tangan.
c) Ucapkan terima kasih.
d) Langkah selanjutnya improvisasi, tapi jangan salah tingkah juga tidak menjadi MPO atau over acting.
e) Tetap bersikap tenang dan coba ambil simpatinya.
3) Memperkenalkan orang lain
a) Kenalkan teman yang bersama anda dengan teman anda berbicara jika belum saling mengenal.
b) Pria terhadap wanita, sebut nama pria terlebih dahulu.
c) Muda dan tua, sebut nama yang muda terlebih dahulu.
d) Bila banyak orang tua sebutkan nama yang tertua lebih dahulu.
4) Cara bertamu teman lama
a) Sapalah terlebih dahulu, kemudian ikuti dengan berjabat tangan.
b) Apabila teman kita lupa siapa kita, ingatkan siapa kita dan dimana kita pernah bertemu.
5) Cara bertamu dalam pertemuan
Salamilah orang disekitar kita, pada dasarnya orang yang lebih tualah yang harus menyambut, tepatnya tuan
rumah. Apabila hal ini tidak dilaksanakan, maka sebagai anggota Paskibra harus fleksibel.

a. Bermain di kalangan siswa


Bermain diantara siswa perlu menjadi perhatian, karena pendidikan dan latihan harus mulai dari kecil.
1) Sebagai guru atau orang tua jangan membiarkan salah seorang siswa menyakiti fisik atau mental siswa
lain.
2) Menanggulangi anak yang suka menyakiti anak lain perlu kearifan dalam bersikap perilaku dan bicara.
Ada orang yang tidak senang bila anaknya dianggap nakal terhadap yang lain. Ada orang yang tenang-
tenang dan tersenyum saja bila anaknya menyakiti anak orang lain.
3) Bermain diantara anak perlu diperhatikan, misalnya mencolok mata dengan balsem, mengompas dan
semacamnya, cegah jangan sampai terjadi, bila terjadi orang tua seyogyanya diberi tahu. Bila menolak
perlu diwaspadai akan watak dan tabiatnya yang psikopatik.

b. Bertamu
1) Bertamu harus memperhatikan lamanya, waktu, saat terbaik pada waktu sore (waktu yang baik antara
pukul 16.30-17.30 dan pukul 19.00-21.00 WIB), dengan waktu tidak lebih dari satu jam, tidak pada saat
pemilik rumah sedang tidur, istirahat. Kecuali apabila ada hal yang kan dibicarakan tidak dapat ditunda.
2) Apabila bertandang dengan maksud basa-basi jangan lah terlalu lama kecuali tuan rumah menghendaki,
maka kita harus tahu situasi.
3) Apabila kita belum begitu dekat dengan keluarga tersebut segera perkenalkan diri kepada tuan rumah.
4) Larangan bertamu bergadang tanpa maksud tujuan yang jelas, hindari perbuatan iseng. Dianjurkan
adanya dialog orang tua atau guru yang intensive tentang berbagai permasalahan hidup, kehidupan dan
perikehidupan untuk menangani masalah ini.
5) Larangan menginap dirumah teman tanpa persetujuan pemilik rumah dan orang tua sendiri. Hindari
komplikasi yang tidak diinginkan.
6) Sebaiknya orang tua melarang anak perempuan bertamu sendirian ke teman laki-laki.
7) Menerima tamu jangan dikamar tidur, kalau tidak ada kamar tamunya di luar rumah. Meskipun
bertamu tidak resmi, sebaiknya melakukan tindakan sebagai berikut :
 Beritahu pemilik rumah terlebih dahulu
 Membunyikan bel atau mengetuk pintu
 Jangan duduk bila tidak dipersilahkan
 Jangan minum dan makan sebelum dipersilahkan, minumlah dengan tertib dan mencicipi hidangan
 Sesuaikan dengan maksud dan tujuan bertamu
 Selesai kunjungan pamitlah
 Berikan salam kepada orang tua teman anda, seandainya ada dirumah
8) Tata krama menerima tamu
 Bukalah pintu, persilahkan masuk dan tutup kembali
 Persilahkan duduk diruang tamu
 Berikan hidangan ala kadarnya
 Pada akhir kunjungan, ucapkan terima kasih atas kunjungannya
 Pamitkan pada orang tua anda
 Bukakan pintu dan persilahkan jalan terlebih dahulu setelah itu anda menyusul
 Bila ada pintu pagar, hendaklah mengantarnya sampai pintu pagar, anda bantu membukakan pintu
9) Siswa pemilik rumah harus berusaha menolak tamu yang berkunjung di luar kebiasaan apabila :
 Ada tanda-tanda konflik antara tamu dengan orang tuanya
 Ada tanda-tanda trauma fisik dan psikis dan beritahu oarang tua
 Ada kesan membahayakan, beritahu saudaranya yang lain jangan berusaha menjadi pahlawan.
Amankan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menolong orang lain.

c. Mengunjungi orang sakit (pasien) di rumah atau di rumah sakit


1) Jangan menambahkan ketegangan perasaan fisik bagi pasien dan keluarganya.
2) Jangan membawa makanan kecuali kalau sudah mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh makan.
3) Kalau ingin memberi atensi, bawalah bunga yang sesuai, karena bunga-bunga atau rangkaian bunga
mempunyai arti tersendiri.
4) Jangan membicarakan masalah keuangan untuk rumah sakit dengan pasien atau di depan pasien.
5) Jangan menanyakan penyakit pasien, karena merupakan rahasia dokter apalagi bila ditambah dengan
komentar, nasehat, saran atau menunjukkan kehebatan anda yang lagi dalam keadaan sehat.
6) Bila mengunjungi rumah sakit batasi maximum dua orang dan dalam waktu yang terbatas terbaik
sekitar 5 menit.
7) Dilarang memberikan perhatian berlebih-lebihan dengan mengelus-elus tangan, badan, kepala dan
seterusnya, kecuali bila saudara pasien, orang tua atau muhrimnya.
8) Kalau ingin membantu, bantulah yang bersifat mendesak dan di luar tanggung jawab paramedis.
Beritahu perawat bila infus habis, ada kesan keadaan pasien dalam keadaan berbahaya.

d. Kost atau bertempat tinggal di rumah orang


Apabila siswa terpaksa bertempat tinggal di rumah orang atau kost disuatu kost, maka untuk menghindari
kemungkinan negatif perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Apabila siswa in de kost dengan saudara atau ipar kakak merupakan larangan seorang adik perempuan
ikut kakak kakak perempuan yang menikah, seorang saudara laki-laki ikut kakak atau adik laki-laki yang
telah menikah, agar afair sexual yang tidak dikehendaki tidak terjadi.
2) Bila seorang sesama wanita kost di rumah paman peristiwa sexual dapat terjadi.
3) Dilarang seorang laki-laki kost dirumah bibi yang masih muda. Hindarkan kejadian yang tidak diingini
dan tidak dridhoi.
4) Usahakan tempat in de kost yang memang telah diperuntukkan dan sesuai dengan kondisi siswa dengan
memperhatikan kondisi umum lingkungan yang mendukung kebutuhan interaksi/ pergaulan siswa.

e. Sikap dan cara menelephone


1) Apabila mendengar tanda panggilan telephone segera ambil gagang telephone dan pastikan bahwa
alamat panggilan tidak salah yaitu dengan cara menyebutkan nomor telephone yang dimiliki.
2) Apabila ternyata salah alamat, penerima telephone tidak perlu mengatakan kata-kata umpatan dan
sebaliknya penelephone menyatkan permintaan maaf dan letakkan gagang telephone di tempatnya
secara baik dan sempurna.
3) Berbicara menggunakan pesawat telephone harus menggunakan kata-katayang jelas dengan kalimat-
kalimat pendek yang mudah dimengerti, tidak menggunakan pesawat telephone untuk mengobrol atau
memecahkan/ menyelesaikan persoalan yang rumit yang memerlukan waktu yang lama.
4) Sediakan alat tulis seperti kertas dan pensil di dekat pesawat telephone agar memudahkan mencatat
pesan telephone, tidak mencari-cari terlebih dahulu.
5) Harus diingat bahwa telephone merupakan sarana komunikasi umum maka bila melalui telephone baik
di rumah, di kantaor maupun pesawat telephone umum harus bicara seperlunya, tidak bertele-tele.
6) Selesai pembicaraan telephone gagang telephone harus diletakkan secara baik dan benar.
7) Apabila kita yang menelephone ke oarang lain harus diperhatikan hal-hal berikut ini :
 Sebutkan salam, kemudian nomor telephone yang dituju.
 Sebutkan nama kita, kemudian sebutkan nama orang yang kita tuju.
 Bicaralah seperlunya
 Akhir menelephone ucapkan salam dan terima kasih. Bila orang yang kita tuju tidak ada, tinggalkanlah
pesan minimal katakan bahwa tadi kita menghubungi dia, dan janjikan kalau akan menghubungi lagi.
f. Tata krama surat-menyurat
1) Perhatikan kertas dan amplop.
2) Tinta yang dipergunakan hitam atau biru, hindarkan warna merah atau putih.
3) Tempelkan perangko yang cukup.
4) Tulis alamat dengan jelas.
5) Isi surat tidak menyinggung perasaan yang menerima surat.
6) Ingat !!! Surat adalah wakil pribadi.
7) Menerima surat yang perlu dibalas, cepat balas.

4. Sikap dan tata cara makan dan minum

a. Dilarang makan/ minum sambil berjalan


1) Makan/ minum sambil berjalan dilarang oleh agama.
2) Kita dapat tersedak bila makan/ minum sambil berjalan.

b. Makan sehari-hari
1) Membiasakan makan dengan cara yang sopan di manapun.
2) Pada waktu menarik kursi, hendaknya diangkat sedikit, memberikan pertolongan kepada wanita pada
waktu mereka hendak mengambil tempat duduk.
3) Duduk dengan sikap tegak kedua tangan diletakan disamping piring, hendaknya tidak menyembunyikan
tangan dibawah meja atau meletakkan siku diatas meja.
4) Berdoalah sebelum dan sesudah makan, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
5) Tawari rekan, kawan, adik, yang ada disekitar tempat makan/ minum, kalau perlu orang lain juga kita
tawari untuk makan/ minum.
6) Meskipun merasa lapar sekali, hendaknya tidak mengambil nasi terlalu banyak, lebih baik mengambil
agak kurang dan kemudian bila merasa kurang dapat ditambah lagi .
7) Pergunakan alat makan yang sudah disediakan dan pakailah alat itu dengan cara yang sudah
ditentukan.
8) Salah satu syarat dalam tata cara makan yang sopan adalah menguyah makanan dengan mulut tertutup
tanpa mengeluarkan suara.
9) Pada waktu muut berisi makanan, jangan sekali-kali berbicara, tunggulah sampai makanan habis
tertelan.
10) Apabila pada waktu makan harus memakai pisau untuk mengiris daging misalnya, maka memegang
pisau itu dengan tangan kanan, sedangkan garpu tetap pada tangan kiri.
11) Apabila tengah makan kita ingin minum, maka sendok dan garpu diletakkan terlentang dipiring
kemudian baru minum, pada saat minum tidak mengeluarkan suara, berguarau atau bersendau.
12) Bila menambah nasi hendaknya nasi didalam piring masih tersisa dan sebelum menambah terlebih
dahulu meletakkan sendokdan garpu terlentang.
13) Pada waktu makan hendaknya percakapan dibatasi pada soal-soal ringan, tidak membicarakan hal-hal
yang tidak sesuai untuk didengar pada waktu makan, pada waktu berbicara jangan disertai gerakan-
gerakan yang berlebihan karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
14) Apabila selesai makan, sendok dan garpu diletakan tertelungkup di piring , jangan berdiri dahulu
sebelum yang tertua meninggalkan tempat duduk dan jangan lupa mengembalikan kursi seperti pada
keadaan semula. Minta izin terlebih dahulu pada yang tertua apabila akan mendahului meninggalkan
ruang makan.

c. Jamuan Makan
1) Aturan–aturan yang ditentukan diatas berlaku juga dalam perjamuan makanan.
2) Jangan mulai makan sebelum tuan rumah mempersilahkan makan.
3) Jangan menyusahkan tuan rumah dengan meminta hal-hal yang tidak ada.
4) Jika karena sesuatu hal hanya makan sedikit saja, makanlah hidangan dengan perlahan-lahan sehingga
tuan rumah dan tamu-tamu lain mempunyai waktu luang untuk makan dengan tenang.
5) Apabila karena sesuatu hal menjalani pantang makan makanan yang dihidangkan, hendaknya
dikemukakan dengan sopan.
6) Harus bersikap ramah, suasana meriah pada waktu makan akan memberikan rasa puas kepada tuan
rumah.
7) Tidak sopan untuk meninggalkan sisa makanan dipiring.
8) Lap makanan jangan dipakai untuk membersihkan piring atau alat-alat makan lainnya, ha ini akan
menyakitkan hati tuan rumah.
9) Pada waktu selesai makan letakan sendok dan garpu tertelungkup diatas piring dengan rapi.
10) Jangan meninggalkan meja sebelum dipersilahkan.
11) Sehabis makan jangan tergesa-gesa pulang, sebaiknya menunggu sejenak baru kemudian mohon diri.
12) Jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah.
13) Jangan membicarakan hal-hal yang dapat menyinggung perasaan tuan rumah.

d. Undangan Makan
1) Kenakan pakaian sesuai dengan yang telah ditentukan.
2) Datang tepat pada waktunya.
3) Sesudah masuk ruangan letakan tutup kepala (pet) ditempat yang sudah disediakan, kemudian kita
menuju kepada yang mengundang untuk menunjukkan hormat.
4) Selanjutnya menggabungkan diri dengan tamu-tamu lain. Usahakan sebelum makan berkenalan dengan
tamu-tamu yang belum dikenal.
5) Tanda masuk ke ruangan makan diberikan oleh tuan rumah/ pembawa acara menunjukkan tempat
duduk para tamu atau tempat duduk itu telah diberi tanda atau menempatkan nama tamu pada
masing-masing piring.
6) Jangan lupa mempersilahkan wanita yang duduk disamping atau disebelah pada waktu akan duduk.
7) Jangan merasa canggung menghadapi alat-alat makan yang beraneka ragam. Alat-alat makan itu
biasanya digunakan dengan aturan sebagai berikut. Baik yang terletak disebelah kanan dan disebelah
kiri piring. Alat yang pertama kali dipakai adalah yang terletak disebelah luar kemudian keluar secara
berturut-turut kedalam. Kalau masih ragu-ragu tirulah tamu yang sudah berpengalaman.
8) Urutan-urutan hidangan biasanya ditentukan dengan kartu menu, dengan jalan mempelajari sepintas
lalu menu tersebut. Sesuaikanlah dengan apa yang diambil dan banyak hidangan yang disajikan.
9) Apabila jenis yang dihidangkan belum pernah dimakan/ belum tahu cara memakannya, sebaiknya tidak
menolak hidangan itu, melainkan cobalah makan sedikit makan hidangan itu.
10) Jamuan makan sebaiknya mengadakan pembicaraan ringan dengan tamu-tamu yang berdekatan.
Walaupun demikian jangan sampai percakapan-percakapan itu mengakibatkan keterlambatan makan,
sehingga para tamu terpaksa menanti menghabiskan hidangan. Jangan pula berbicara dengan tamu
yang berjauhan.
11) Pada waktu disajikan pidato, hendaknya berhenti makan/ minum dan jangan berbicara pada waktu itu.
12) Makan selesai apabila tuan rumah sudah berdiri atau diberikan tanda oleh pembawa acara.
13) Pada waktu minta diri jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada yang mengundang.

e. Buffet dinner (Prasmanan)


1) Merupakan kelaziman dalam suatu pesta bilamana para tamu dipersilahkan mengambil sendiri
hidangan yang disajikan. Biasanya hidangan yang telah disediakan di meja yang dihias dengan baik, cara
demikian disebut Buffet Dinner (Prasmanan).
2) Biasanya tuan rumah mempersilahkan para tamu untuk mengambil hidangan, hendaknya
mendahulukan para tamu wanita/ pria yang lebih tua atau yang lebih tinggi pangkatnya.
3) Walaupun bebas untuk mengambil hidangan, tidaklah sopan mengambil terlalu banyak.
4) Setelah mengambil hidangan secukupnya, kembali ke tempat semula/ tempat lain dan kemudian mulai
makan.
5) Biasanya pesta semacam itu tidak disediakan meja untuk makan, oleh karena itu seyogyanya makan
dengan sendok saja tanpa garpu karena tangan kiri harus memegang piring, atau dengan cara
meletakkan piring diatas pangkuan sehingga dapat makan dengan sendok dan garpu.
6) Sesudah makan letakkan piring di tempat yang sudah ditentukan atau diserahkan kepada pelayan yang
sudah dsiap untuk mengambilnya.

f. Makan tanpa sendok dan garpu


1) Apabila kita mendapat undangan untuk pesta selamatan, biasanya para tamu dipersilahkan duduk di
tikar. Dalam hal ini sebaiknya mengikuti saja tata cara yang dianut di tempat itu, sebelum duduk
lepaskan sepatu dan alas kaki.
2) Sebelum makan sebaiknya mencuci tangan dahulu dengan air yang sudah disediakan dan tidak
memercikan air ke tetangganya.
3) Suapan nasi jangan terlalu besar.
4) Apabila hendak mengambil sayur atau lauk pauk pergunakan sendok dengan tangan kiri, demikian pula
kalau hendak minum, gelas dipegang dengan tangan kiri.
5) Setelah selesai makan, bersihkan tangan dengan air dan keringkan dengan lap yang tersedia dengan
sapu tangan.

g. Perhelatan atau Pesta


Pada kesempatan mendapat undangan untuk menghadiri suatu perhelatan atau suatu pesta beberapa hal
perlu mendapat perhatian antara lain:
1) Sesuaikan sikap dengan tata cara yang berlaku dikalangan itu dan dengan jiwa perhelatan/ pesta itu.
2) Pakaian harus sesuai dengan peraturan yang berlaku atau yang ditentukan dalam undangan.
3) Datanglah tepat pada waktu yang telah ditentukan.
4) Hendaklah setelah datang segera menemui tuan rumah untuk menyampaikan salam dan duduklah di
tempat yang telah ditentukan/ disediakan.
5) Apabila belum mengenal tamu-tamu lain hendaknya mengenalkan diri pada tamu-tamu yang duduk
berdekatan.
6) Mengenai sikap, tata cara makan dan percakapan dengan tamu lain atau tuan rumah berlaku ketentuan
yang yang telah diterangkan.
7) Sangat tidak sopan meninggalkan suatu pesta atau perhelatan tanpa pamit kepada tuan rumah terlebih
dahulu.

LANGKAH-LANGKAH PEMBINAAN SOPAN SANTUN

Preventif
Pada dasarnya langkah-langkah pembinaan sopan santun bagi siswa secara preventif meliputi seluruh
upaya pembinaan yang kontinui, tidak terputus-putus, konsisten, meningkatkan secara kualitas sesuai
waktu mulai dari TK,SD, SMP, dan SMA.
Pembinaan tersebut meliputi pendidikan latihan, pengembangan, permunculan, dan pembiasaan sikap dan
perilaku sesuai norma nilai sopan santun yang pelaksananya tidak dapat dipisahkan dari PPKN, Agama,
dan Budaya Bangsa Indonesia.
Pembinaan sikap dan perilaku sesuai norma dan nilai sopan santun terhadap siswa akan berjalan efektif
dan efisien bila guru-guru dibina, dilatih, dan dibiasakan bersikap sebagai berikut:
a. Keterlibatan langsung
1) Efektif, efisien dan simpatik
2) Menumbuhkan keterlibatan internal
3) Siswa harus sering memunculkan atau dihadapkan dalam kenyataan hidup yang memang memerlukan
perlakuan tertentu.
b. Menghindari kognisi sebanyak mungkin
Kognisi merupakan penunjang daripada pendekatan psikomotor bukan cara pendekatan yang utama.
1) menghindari memberikan kognisi dengan mengomel, menegur anak didepan banyak orang, mengomel
yang tidak kenal batas waktu, tempat dan sasaran.
2) Hindari khotbah yang tidak tepat sasaran.
3) Upayakan pendekatan empat atau enam mata (bapak, Ibu)
4) Meminta maaf kepada anak, akan, sedang, dan sesudah menyinggung perasaan adalah mutlak.
Peristiwa yang sering terjadi pada saat menasehati dan memberikan pengarahaan dan petunjuk walaupun
disadari bahwa etnis anthropologik tidak ada orang tua meminta maaf kepada anak.
c. Pendekatan Psikomotor pembiasaan
Adalah pendekatan yang utama dilaksanakan seiring dengan usia anak.
1) Pembiasaan penerapan sikap dan perilaku tertentu untuk menghadapi masalah tertentu (Conditioning)
2) Sering dimunculkan dalam situasi dan kondisi tertentu yang membutuhkan sikap dan perilaku norma
nilai sopan santun tertentu.
3) Penghargaan dan hukuman (reward atau punishment) adalah cara yang mungkin paling efektif.
4) Hindari punishment sebanyak mungkin, kembangkan reward system yang efektif lebih banyak.
5) Hindari atau jangan mempergunakan hukuman fisik badaniah.
6) Jangan merendahkan martabat siswa remaja didepan orang lain atau teman-temannya.
7) Jangan menjelekkan teman siswa apapun keadaannya.
8) Perkuat perbuatan yang baik, perlemah perbuatan yang kurang baik.
d. Pendekatan bahasa dan perasaan
Pendekatan bahasa dan perasaan yang efektif dan simpatik
1) hindari sebanyak mungkin penggunaan kalimat dengan menggunakan kata pengganti nama engkau, lu,
you, kamu,, seperti “ kamu itu generasi penerus yang harus mengerti tanggug jawab.”
2) Gunakan kalimat dengan kata pengganti nama aku, saya, kita, kami, seperti “ kita merasa senang bila
semua mempunyai tanggung jawab.”
e. Pendekatan Filosofis
1) Kurangi pemikiran masa lalu, pikir, ambil tindakan pada masa kini untuk mendapatkan masa esok yang
cerah.
2) Selesaikan keterampilan yang dapat memberikan nafkah sedini mungkin.
3) Siswa dibiasakan mengalami konflik, tetapi konflik yang terselesaikan, dan hindarkan konflik
mengambang yang dapat membuat penumpukan kemarahan terpendam.
4) Siswa tidak boleh dianggap anak kecil terus-menerus, batas mendidik siswa adalah usia 18 tahun.
5) Jadilah pendengar yang baik bagi siswa yang sedang berbicara untuk mendapatkan tanggapan
(response) yang baik dari siswa.
6) Upayakan siswa mampu memecahkan masalah
7) Bila siswa menyimpang dari aturan sopan santun, peraturan, adat, hukum, dan agama, maka harus
diberitahu, tetapi jangan merendahkan harkat dan martabat siswa.
8) Hormat kepada siswa adalah keharusan.
Dalam masalah sikap hormat kepada anak dan siswa perlu adanya konsensus nasional bagaimana tata caranya.
Seara umum, hampir semua kultur etnis bangsa Indonesia cenderung menentukan anaka harus menghormati
orang tua dan sebaliknya. Pandangan ini menurut situasi sekarang sebaiknya diubah.
Anaka yang dihormati akan menghayati rasa hormat dan diharapkan dapat menghormati orang lain.
f. Penampilan fisik yang tepat dan benar
Guru dan orang tua sukar memberikan sesuatu pandangan apabila penampilan pribadi , berdandan, cara
berbicara, intonasi, dan ritme yang kurang tepat.

Represif
Pembinaan bagi siswa berperilaku menyimpang disamping dianjurkan pemeriksaan kepad psikiater, karena
ada kemungkinan gangguan organik atau gangguan jiwa, perlu pula dilakukan tindakan represif berupa
penegakan hukum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tindakan represif disesuaikan dengan kualitas dan kuantitas penyimpangan sikap perilaku
1) Teguran verbal ringan-sedang dan keras
2) Teguran tulisan ringan-sedang dan keras
3) Skorsing ringan-sedang dan berat
4) Dikembalikan kepada orang tua
5) Ke pengadilan

Anda mungkin juga menyukai