Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. K DENGAN DIAGNOSA

KEPERAWATANGANGGUAN CITRA TUBUH

OLEH :

KELOMPOK PSIKOSOSIAL (D2.3 DAN D2.4)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2021
BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagian besar negara di dunia terutama negara maju dan berkembang

termasuk Indonesia, standar bentuk tubuh ideal adalah tubuh yang memiliki

keserasian antara berat dan tinggi badan. Tubuh ideal pada perempuan

digambarkan dengan tubuh yang cenderung kurus, berlekuk, kuat, dan sehat

sedangkan tubuh lelaki yang ideal adalah tubuh yang ramping, berotot, dan sehat

(Strandbu & Kvalem, 2012 : 629). Persepsi ini semakin berkembang dan kuat di

kalangan masyarakat seiring dengan maraknya konfrontasi melalui berbagai

media yang memperlihatkan wanita maupun pria dengan sosok dan bentuk tubuh

idaman.

Kesehatan jiwa menurut World Health Organization (WHO) adalah tidak

hanya bebas dari gangguan jiwa tetapi mengandung berbagai karakteristik yang

positif yang menggambarkan keselarasan dan kesimbangan kejiwaan yang

mencerminkan kedewasaan kepribadian (Yosep, 2011, hlm.34). Kesehatan jiwa

menurut undang-undang kesehatan No. 18 tahun 2014 adalah seseorang individu

dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual & sosial sehingga individu

tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja

secara produktif, & mampu memberikan konstribusi untuk komunitasnya.

Kesehatan jiwa menurut Stuart (2013, hlm.162) dapat terjadi pada siapa saja

tanpa terkecuali yaitu ibu hamil, anak, dewasa, lansia dan remaja. Ciri-ciri orang

sehat jiwa adalah merasa senang terhadap dirinya sendiri, merasa nyaman
berhubungan dengan orang lain dan mampu memenuhi tuntutan hidup (Jati et al,

2016).

Perubahan fisik sangat mempengaruhi perkembangan psikologis seseorang,

dan akan berdampak pada citra tubuh, obesitas dapat menyebabkan gangguan

citra tubuh yang mencakup pandangan pribadi, karakteristik, kemampuan fisik

dan persepsi (Sari & Permatasari, 2016). Obesitas biasa disebut dalam bahasa

awam sebagai kegemukan atau berat badan yang berlebih sebagai akibat

penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas menurut Stuart (2013,

hlm.223) didefinisikan sebagai akumulasi lemak tubuh yang abnormal atau

berlebihan sedikitnya 20% di atas berat badan rata-rata sesuai usia, jenis kelamin,

dan tinggi badan. Proporsi berat badan lebih dan obesitas pada dewasa >18 tahun

di Indonesia menurut RISKESDAS pada tahun 2018 yaitu 13.6% dan 21.8%,

dimana proporsi obesitas terbesar berada di provinsi Sumatera Utara sebanyak

30.2%.

Dampak buruk obesitas terhadap kesehatan, sangat berhubungan dengan

berbagai macam penyakit yang serius, seperti tekanan darah tinggi, jantung,

diabetes melitus, dan penyakit pernapasan. Dampak lain yang sering diabaikan

adalah perasaan merasa dirinya berbeda atau dibedakan dari kelompoknya akan

membuat individu dengan obesitas rentan terhadap berbagai masalah kesehatan

fisik dan gangguan mental emosional (Fernando, 2019; Hasdianah, 2012,

hlm.47). Gangguan mental emosional adalah kondisi dimana keadaan yang

mengindikasikan seseorang sedang mengalami perubahan psikologis.

Berdasarkan wawancara dengan Self Reporting Questionnaire-20 (SRQ-20),

Nilai Batas Pisah (Cut off Point) ≥ 6 prevalensi gangguan mental emosional pada
penduduk berumur > 15 tahun pada tahun 2018 yaitu sebanyak 19.8% terjadi di

provinsi Sulawesi Tengah (Kemenkes RI, 2018).

Bentuk dari gangguan mental emosional adalah gangguan konsep diri.

Konsep diri adalah semua pikiran, ide, perasaan, kepercayaan serta pendirian

yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam

berhubungan dengan orang lain. Dalam kensep diri individu terdapat komponen-

komponen yang mempengaruhi satu sama lain yakni citra tubuh, ideal diri, harga

diri, peran dan identitas diri. Penampilan penderita obesitas juga kurang menarik,

gerakan tidak lincah dan cenderung lamban, mudah merasa tersisih atau

tersinggung terhadap citra tubuhnya (Sari & Permatasari, 2016).

Citra tubuh atau body image adalah kumpulan sikap individu baik yang

disadari maupun tidak terhadap tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu atau

sekarang mengenai ukuran, fungsi, keterbatasan, makna, dan objek yang kontak

secara terus menerus, baik masalalu maupun sekarang (Jati et al, 2016). Orang

dengan citra tubuh yang buruk akan mempersepsikan dirinya sebagai orang yang

tidak memiliki penampilan yang menarik atau buruk, sedangkan orang yang

memiliki citra tubuh yang baik akan bisa melihat bahwa dirinya menarik baik

bagi dirinya sendiri ataupun orang lain, atau setidak-tidaknya akan menerima

dirinya apa adanya. Persepsi mengenai citra tubuh bukan hal yang objektif atau

merupakan opini dari orang lain, seseorang dengan citra tubuh yang buruk bisa

saja secara fisik menurut orang lain cantik dan menarik, dan seseorang dengan

citra tubuh yang baik bisa saja merupakan orang yang dianggap tidak menarik

secara fisik oleh orang lain (Sriwahyuningsih, dkk , 2012).


Dampak dari gangguan citra tubuh menurut Soegih dan Wiramiharja (2009)

dalam Jati et al, 2016 yaitu harga diri rendah, isolasi sosial, keputuasaan, dan

risiko bunuh diri. Jika seseorang mengalami gangguan citra tubuh dan tidak

diatasi atau dibiarkan saja, akan berdampak buruk bagi diri seseorang tersebut.

Beberapa cara untuk mengatasi dampak tersebut yaitu dengan berpikir positif,

sesuai yang diungkapkan Mukhlis, (2013) pada hasil penelitiannya berpikir

positif memiliki pengaruh dalam menurunkan tingkat ketidakpuasan terhadap

citra tubuh remaja perempuan. Cara lain untuk mengatasi dampak dari gangguan

citra tubuh menurut Keliat, et al., (2014, hlm.98) yaitu dengan menerapkan

intervensi keperawatan (intervensi generalis) melalui, mengenal bagian tubuh

yang dirasa terganggu, mengidentifikasi bagian tubuh yang berfungsi dan yang

dirasa terganggu, mengafirmasi bagian tubuh yang sehat dan tidak terganggu, dan

memotivasi untuk melatih bagian tubuh yang dirasa terganggu yang bertujuan

untuk membantu mengatasi akibat lanjut dari dampak gangguan citra tubuh.

Intervensi generalis adalah suatu intervensi keperawatan yang dilakukan untuk

membantu melaksanakan suatu permasalahan yang dilakukan oleh perawat

generalis.

Dari uraian diatas peneliti tertarik untu dijadikannya bahan edukasi

mengenai “Asuhan Keperawatan Jiwa dengan masalah gangguan citra tubuh pada

pasien yang mengalami Obesitas”.


1.2 Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat memahami tentang Asuhan Keperawatan Jiwa yang

komperhensif pada pasien dengan gangguan citra tubuh yang mengalami obesitas

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu memahami pengertian dari gangguan citra tubuh

2. Mahasiswa mampu memahami penyebab dari gangguan citra tubuh

3. Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala dari gangguan citra tubuh

4. Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinis dari gangguan citra tubuh

5. Mahasiswa mampu memahami pohon masalah dari gangguan citra tubuh

6. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan dari gangguan citra tubuh

7. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada gangguan citra

tubuh
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Masalah Gangguan Citra Tubuh

2.1.1. Definisi

Citra tubuh (body image) merupakan gambaran mental seseorang terhadap

bentuk dan ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan

penilaian atas apa yang dia rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan

atas bagaimana kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya (Keliat et al., 2015)

Gangguan citra tubuh (body image) adalah perubahan persepsi tubuh yang

diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna

dan objek seseorang. Gangguan ini biasa terjadi kapan saja seperti penurunan atau

peningkatan berat badan yang tidak diinginkan, berubahan bentuk tubuh,

kehilangan anggota tubuh, timbul jerawat dan sakit. Jika seseorang mengalami

gangguan citra tubuh dapat dilihat dari tanda dan gejalanya, yaitu menolak

melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah, tidak menerima perubahan

yang telah terjadi atau yang akan terjadi, menolak menjelaskan perubahan tubuh

persepsi negatif pada tubuh, mengungkapkan keputusan, dan mengungkapkan

ketakutan. Citra tubuh dibagi menjadi dua yaitu citra tubuh positif dan citra tubuh

negatif (Nugroho & Saputro, 2012).

2.1.2. Etiologi

Terdapat beberapa stressor yang mempengaruhi citra tubuh seseorang.

Stressor-stressor ini dapat berasal dari dalam, yakni dari diri seseorang tersebut,
yaitu adanya perubahan penampilan tubuh, perubahan struktur tubuh, dan

perubahan fungsi bagian tubuh. Selain itu, terdapat juga stressor-stressor dari luar

yakni, reaksi orang lain, perbandingan dengan orang lain, dan identifikasi

terhadap orang lain. (Potter et al., 2013),

Citra tubuh dalam diri seseorang dapat muncul dikarenakan terdapat faktor

yang mempengaruhinya.

Adapun Faktor Predisposisi Gangguan Citra Tubuh, yaitu :

a. Perubahan ukuran tubuh : Berat badan yang turun akibat penyakit

b. Perubahan ukuran : tindakan invasi, seperti opersai, suntikan, pemasangan

alat di dalam tubuh.

c. Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh di sertai dengan

pemasangan.

d. Perubahan Fungsi : Berbagai penyakit dapat merubah sistem tubuh

e. Keterbatasan : Gerak,makan, kegiatan.

f. Kemungkin etiologi ( yang berhubngan)

g. Kegagalan yang diraskan.

h. Harapan-harapan yang realitis

i. Ancaman terhadap keamanan yang gangguan fungsi pada dinamika-

dinamika-keluarga.

2.1.3. Gangguan Citra Tubuh Berdasarkan Katergoria Usia

Citra tubuh berdasarkan kelompok usia

a. Remaja

Remaja adalah suatu usia di mana anak tidak merasa dirinya berada di

bawah tingkat orang yang lebih tua, melainkan merasa sama atau paling tidak
sejajar (Piaget dalam Hurlock, 1991). Citra tubuh pada remaja dipengaruhi antara

lain fisiknya yang berubah dan berkembang seperti kondisi kulit/jerawat, BB yang

tidak ideal dll. Khususnya pada remaja putri yang telah menikah dan memiliki

anak, citra tubuh juga dipengaruhi oleh pengalaman mengandung, melahirkan,

dan menyusui anak. Yang pada umumnya pengalaman-pengalaman tersebut

merupakan pengalaman perempuan dewasa (Januar & Putri, 2007).

b. Dewasa Muda

Usia 25-30 tahun individu dihadapkan pada tugas perkembangannya yaitu

menikah. Setelah memasuki lima tahun ke atas perubahan kondisi pernikahan

banyak terjadi misalnya istri memiliki anak banyak mengalami perubahan bentuk

tubuh yang tidak lagi ideal (Sayidiah& Julianto, 2016), diakhir usia 30 jaringan

lemak tubuh akan terus bertambah seiring dengan menurunnya kekuatan otot

(Santrock, 2003). Ketidak puasan terhadap bentuk tubuhnya menyebabkan mereka

melakukan diet, berolah raga dengan keras dan bahkan mengalami gangguan

makan.

c. Dewasa Madya

Pada tahap perkembangan dewasa madya terjadi proses penuaan seperti

kerutan dan kendur dari kulit, hilangnya tinggi badan dan redistribusi lemak tubuh

dari kaki dan tangan ke seluruh tubuh bersifat universal. Menurunnya kekuatan

fisik yang dipengaruhi oleh hilangnya kekuatan otot dan elastisitas otot. Adanya

perubahan hormonal, pola tidur, dan penurunan kemampuan menyesuaikan

perubahan suhu yang ekstrim (cash & Pruzinsky, 2002 dalam Sulistyorini, 2013).

d. Lansia

Faktor yang terkait dengan citra tubuh lansia aadalah perubahan fisik yang
berhubungan dengan usia pada umumnya seperti, rambut beruban, kulit keriput,

gigi ompong, mudah lelah, gerakan menjadi lamban, penurunan rasa dan

penciuman, penglihatan kabur dan pandangan berkurang (Nugroho & Rizal, 2017)

2.1.4. Tanda dan Gejala Gangguan Citra Tubuh


Tanda dan Gejala Ganguan Citra Tubuh menurut Yusuf, A.H & ,R &

Nihayati (2015) yaitu :

1) Menolak menyentuh atau melhat bagian tubuh tertentu

2) Menolak bercermin

3) Tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh

4) Usaha pengobatan mandiri yang tidak tepat

5) Menyangkal cacat tubuh

6) Mengungkapkan keputusasaan

7) Mengungkapkan ketakutan

2.1.5. Rentang Respon Konsep Diri


Karna Konsep diri terdiri dari lima komponen yaitu ideal diri,harga diri,

peran, identitas dan salah satunya body image. Rentang individu terhadap konsep

diri berflukuatsi sepanjang rentang respon konsep diri yaitu adaptif sampai

maladaptif, berikut rentang respon menurut struart dalam buku principles and

practice of psychiatric nursing 2001:

Gambar 1 rentang respon konsep diri (Stuart 2001)

Keterangan:
a) Aktualisasi diri: pernyataan diri tentang konsep diri yang positif

dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat

diterima.

b) Konsep diri positif: apabila individu mempunyai pengalaman yang

positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal–hal positif maupun

yang negative dari dirinya.

c) Harga diri rendah: individu cenderung untuk menilai dirinya negative

dan merasa lebih rendah dari orang lain.

d) Identitas kacau: kegagalan individu mengintegrasikan aspek–aspek

identitas masa kanak–kanak ke dalam kematangan aspek psikososial

kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.

e) Depersonalisasi: perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri

sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak

dapat membedakan dirinya dengan orang lain.

2.1.6. Penyebab Gangguan Citra Tubuh


Menurut Stuart & Sundeen (dalam Suhron muhammad, 2016) munculnya

stresor yang dapat mengganggu integritas body image, stresor itu dapat berupa:

a. Operasi

Mastektomi, amputasi, luka operasi yang semuanya mengubah gambaran

diri. Demikian pula tindakan korelasi seperti operasi pelastik.

b. Kegagalan fungsi tubuh

Hemiplegi, buta tuli dapat mengakibatkan depresonalisasi yaitu tidak

mengakui atau asing terhadap bagian tubuh, sering berkaitan dengan fungsi syaraf

c. Perubahan tubuh
Berkaitan dengan tumbuh kembang dimana seseorang akan merasakan

perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya usia. Tidak jarang seseorang

menanggapinya dengan respon positif dan negatif, ketidak puasan dirasakan

seseorang jika didapati perubahan tubuh yang tidak ideal

2.1.7. Pohon Masalah

Efek Harga Diri Rendah Isolasi Sosial

Masalah Utama Gangguan Citra Tubuh

Causa : Penyakit fisik, kehilangan/kerusakan bentuk tubuh

2.1.8. Masalah Keperawatan


a. Gangguan Citra Tubuh

b. Harga Diri Rendah

c. Isolasi Sosial

2.1.9. Penatalaksanaan
Penatalksanaan klien dengan gangguan citra tubuh yang pertama berupa

terapi berpikir poitif. Terapi berpikir positif mulai dikembangkan oleh para pakar

psikologi positif saat ini. Penelitian (Mukhlis, 2013) juga membuktikan adanya

hubungan kebiasaan berpikir secara negatif dengan rendahnya harga diri.

Penatalaksanaan yang kedua, yaitu menggunakan teknik paradoxical

intention, yaitu teknik yang memanfaatkan kemampuan mengambil jarak (self


detachment) dan kemampuan mengambil sikap (to take a stand) terhadap kondisi

diri sendiri dan lingkungan.Tekhnik ini juga memanfaatkan salah satu kualitas

khas manusia lainya yaitu humor (sense of humor), khususnya humor terhadap

diri sendiri. Dalam penerapanya tekhnik ini membantu pasien untuk menyadari

pola keluhanya, mengambil jarak atas keluhanya itu serta menanggapinya secara

humoris.Pemanfaatan rasa humor ini diharapkan dapat membantu pasien untuk

tidak lagi memandang gangguan-gangguanya sebagai sesuatu yang berat

mencekam, tetapi berubah menjadi sesuatu yang ringan dan bahkan lucu. Pada

tekhnik ini lansia di dorong untuk tidak memikirkan hal-hal yang membuatnya

takut akan tetapi lansia di dorong untuk menghargai citra tubuhnya (Umi

Faridaha, 2017).

Pada masalah yang terkait dengan citra tubuh, ACT terbukti cukup efektif,

seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Pearson, Follette, dan Hayes (2012)

ACT mampu menurunkan tingkat kecemasan terkait dengan tubuh dan

meningkatkan penerimaan terhadap tubuh. Hal tersebut juga didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh (Dwi Riztina, 2016) yang membuktikan bahwa

ACT efektif untuk meredakan kecemasan dan menurunkan tingkat ketidakpuasan

tubuh pada wanita yang mengalami obesitas.

Kemudian gangguan citra tubuh dapat mengikuti Layanan konseling

kelompok cognitive behavior therapy (CBT) dengan cognitive restructuring

adalah sebuah bentuk intervensi yang akan dilaksanakan. Cognitive restructuring

dengan layanan konseling kelompok mampu membantu individu untuk

meningkatkan konsep ideal citra tubuhnya. Cognitive restructuring merupakan

teknik yang dilakukan dengan menghentikan pikiran-pikiran negatif yang dimiliki


oleh konseli dan membantunya untuk merestrukturisasi kembali dengan pikiran-

pikiran yang positif (Sulistiya et al., 2017).


BAB 3 KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
FORMULIR PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNAIR

Ruangan Rawat: Rumah Ny. K Tanggal Dirawat : 09 Juni 2021

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. K (L/P) Tanggal Pengkajian : 09 Juni 2021
Umur : 56 tahun RM No : xxx-xx-xxx
Informan : Ny. K dan suaminya
II. ALASAN MASUK
Klien merasa tidak terlalu menyukai tubuhnya yang besar karena membuat klien kesulitan untuk
berjalan dan juga membuat klien kadang kadang kurang percaya diri.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya √ Tidak
2. Pengobatan sebelumnya? Berhasil Kurang berhasil Tidak Berhasil
3.
Pelaku/usia Korban/usia Saksi/usia
Aniaya Fisik
Aniaya Seksual
Penolakan
Kekerasan dalam Keluarga Tindakan √ 28
kriminal

Jelaskan no 1,2,3 :Klien tidak mengalami gangguan jiwa sebelumnya, sehingga tidak menjalani
perawatan kesehatan jiwa apapun/pengobatan, Klien mengalami adanya kekerasan rumah tangga
yang dilakukan oleh mantan suaminya pada saat usai 25 tahun.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa: Ya √ Tidak
Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan
............................... ............................ ......................................................
............................... ............................ ......................................................
Jelaskan: Klien tidak memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
Klien sebelumnya pernah menikah dengan seorang laki-laki saat berusia 25 tahun akan
tetapi pernikahannya bertahan selama tiga tahun dikarenakan suaminya menikah lagi
dengan wanita lain dan adanya kekerasan rumah tangga yang dilakukan oleh mantan
suaminya, klien beranggapan bahwa pernikahannya tidak bertahan lama karena bentuk
tubuhnya yang semakin gemuk dan tidak secantik dulu lagi, Klien mengatakan bahwa hal
itu merupakan pengalaman yang sangat tidak menyenangkan dalam hidupnya.
Masalah Keperawatan: Risiko Harga Diri Rendah

IV. FISIK
1. Tanda vital: TD: 140/90 mmHg Nadi: 80 x/menit Suhu: 36,2 0C RR: 20 x/menit
2. Ukur : TB: 154 cm BB : 112 kg IMT : 47,2 (Obes 2)
3. Keluhan fisik: √ Ya Tidak
Jelaskan : Klien merasa tidak terlalu menyukai tubuhnya yang besar karena selain membuat
klien kesulitan dalam berjalan, juga membuat klien kadang kadang kurang percaya diri.

Masalah keperawatan: Intoleransi Aktivitas


V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram:

Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah
Jelaskan: Klien anak pertama dari 3 bersaudara. Klien tinggal bersama suaminya dari
pernikahannya yang ke 2. Keputusan dalam rumah tangga diambil oleh suaminya, Penghasilan
dalam rumah tangga di dapat oleh suaminya yang bekerja sebagai petani dengan penghasilan
10 juta/6 bulan.
Masalah keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien merasa tidak terlalu menyukai tubuhnya yang besar karena merasa
malu
b. Identitas : Klien menyadari dia seorang perempuan, berusia 56 tahun, sudah menikah dan
memiliki tiga orang anak, Klien tidak puas terhadap bentuk tubuhnya karena mengganggu
klien untuk bersosialisasi
c. Peran : Klien mengatakan bahwa obesitas yang dialami mengganggu aktivitasnya dalam
bersosialisasi dilingkungan masyarakat sekitar rumah sehingga klien jarang untuk keluar
rumah
d. Ideal diri: Klien mengatakan kepada suaminya ingin obesitasnya dapat teratasi dan dapat
seharusnya menjadi istri yang dapat melakukan pekerjaan rumah dan bersosialisasi dengan
baik
e. Harga diri : Klien merasa malu dan menyesal memiliki tubuh yang gemuk
Masalah Keperawatan: Harga diri rendah situasional
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : Keluarga. Klien sangat dekat dengan anak dan suaminya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: Ny K merupakan perempuan yang
jarang aktif di kegiatan sosial, Ny K sesekali ikut berbagai kegiatan di luar rumah seperti
anggota PKK, anggota keagamaan, dan banyak lainnya.sebelum mengalami obesitas Ny. K
selalu aktif dalam melakukan kegiatan-kegiatas di lingkungan tempat tinggalnya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien lebih suka berada di dalam rumah
daripada pergi kerumah tetangga karena kurang percaya diri dan keterbatasan kondisinya
Masalah Keperawatan: Risiko isolasi sosial : menarik diri
4. Spiritual:
a. Nilai dan keyakinan : Klien mengatakan agama yang dianutnya adalah agama Islam
b. Kegiatan ibadah : Klien mengatakan sering beribadah
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan: Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian
Tidak sesuai tidak seperti
Biasanya
Jelaskan: Klien sangat menjaga kebersihan tubuhnya dan rajin mandi setiap hari
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
2. Pembicaraan:
Cepat Keras Gagap Inkoheren
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu
Memulai pembicaraan
Jelaskan: Klien kooperatif saat dikaji oleh perawat, Klien mampu memulai pembicaraan,
Bicara pelan ketika ditanya terkait masalah obesitas yang dialami
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah

3. Aktivitas Motorik:
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
TIK Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : Klien mampu beraktivitas seperti biasa


............................................................................................................................
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

4. Alam Perasaan:
√√ Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Agitasi

Jelaskan : Pasien merasa malu dan sedih karena obesitas yang dialaminya
.............................................................................................................................
Masalah Keperawatan : Risiko isolasi sosial : menarik diri
5. Afek:
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan :Klien dapat merespon pembicaraan dengan baik


............................................................................................................................. .
Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

6. Interaksi selama wawancara:


Bermusuhan Tidak Kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata kurang Defensif Curiga
Jelaskan : Klien sangat kooperatif saat diwawancara oleh perawat, sesekali menunduk ketika
ditanya tentang masalah obesitas
............................................................................................................................. .
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
7. Persepsi
Halusinasi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Jelaskan: Klien mampu mempersepsikan kondisinya
.............................................................................................................................
Masalah keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
8. Proses pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of Ideas Blocking Pengulangan pembicaraan/perseverasi

Jelaskan : Klien mampu menjawab sesuai dengan kondisinya


Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran Magis

Waham:
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip Pikir Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan : Klien dapat melakuakan proses pikir yang baik
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
10. Tingkat kesadaran
Bingung Sedasi Stupor Disorientasi
Waktu Tempat Orang

Jelaskan : Kesadaran klien baik, masih dapat mengetahui tempat, waktu dan ornag disekitarnya
Masalah keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
11. Memori
Gg daya ingat jangka panja ng Gg daya ingat jangka pendek
Gg daya ingat saat ini Konfabulasi

Jelaskan : Tidak ada masalah, klien masih bisa mengingat kenangan-kenangan dimasa lalunya
Masalah keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan: Tidak ada masalah, klien mampu berhitung dengan baik


Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
13. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan: Tidak ada masalah, klien mampu menilai dengan baik.
Masalah keperawatan : Tidak Terkaji
14. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan: Klien mengetahui kondisi obesitas yang dialaminya


Masalah keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi/menyediakan kebutuhan
Ya Tidak Ya Tidak
Makanan √ Pakaian √

Keamanan √ Transportasi √

Tempat tinggal √ Uang √

Perawatan kesehatan √
Jelaskan: Tidak ada masalah, Klien dapat memenuhi dan menyediakan kebutuhan keluarganya
Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
2. Kegiatan sehari-hari
d. Perawatan diri
Bantuan minimal Bantuan Total
Mandi
BAB/BAK
Kebersihan
Ganti Pakaian
Makan

Jelaskan: Tidak ada msalah, klien dapat memenuhi perawatan dirinya sendiri
Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
e. Nutrisi
Apakah klien puas dengan pola makan klien √ Ya Tidak
Apakah klien memisahkan diri Ya Tidak

Jika ya, jelaskan alasannya: ...........................................................................


Frekuensi makan perhari :4 kali
Frekuensi kudapan perhari : 1 kali
Nafsu makan : Baik
Diet khusus : Rendah karbohidrat dan rendah lemak
Jelaskan : Diet khusus rendah karbohidrat dan rendah lemak
Masalah keperawatan : Obesitas, Gangguan citra tubuh
f. Tidur
Ya Tidak
Apakah ada masalah √
Apakah klien merasa segar setelah bangun tidur √

Apakah ada kebiasaan tidur siang √

Apa yang membantu klien untuk tidur


Waktu tidur malam, jam: 21.00 WIB Waktu bangun, jam: 04.00 WIB
Beri tanda “V” sesuai dengan keadaan klien:
Sulit untuk tidur Terbangun saat tidur
Bangun terlalu pagi Gelisah saat tidur
Somnabulisme Berbicara dalam tidur

Jelaskan: Tidak ada gangguan pada pola tidur klien


........................................................................................................... ............
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
3. Kemampuan klien dalam
Ya Tidak
Mengantisipasi kebutuhan sendiri √
Membuat keputusan berdasar keinginan sendiri √
Mengatur penggunaan obat √
Melakukan pemeriksaan kesehatan (follow up) √
Jelaskan: Tidak ada masalah
……………………………………………………………………………..
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
4. Klien memiliki sistim pendukung
Ya Tidak Ya Tidak
Keluarga √ Teman sejawat
Profesional/terapis √ Kelompok sosial .
Jelaskan: Klien mendapat dukungan dari anaknya dan tenaga kesehatan
Masalah keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
5. Apakah klien menikmati saat bekerja kegiatan yang Ya Tidak
menghasilkan atau hobi √

Jelaskan: Klien hanya suka melakukan kegiatan didalam rumah.


Masalah keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
VIII. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Mampu Minum alkohol
menyelesaikan masalah Teknik Reaksi lambat/berlebih
reloksasi Bekerja berlebihan
Aktifitas konstruktif Olahraga √ menghindar
Lainnya Mencederai diri
Lainnya
Jelaskan: Klien suka menyendiri dirumah dan jarang mengobrol dengan tetangga
Masalah keperawatan: Koping individu tidak efektif

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik (klien mendapat dukungan dari keluarga dan
tenaga medis, namun merasa malu dengan tetangganya)
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik (klien merasa malu dengan kondisinya
saat ini karena tubuhnya yang besar)
Masalah dengan pendidikan, spesifik (Klien tidak mempermasalahkan tingkat
pendidikannya)
Masalah dengan pekerjaan, spesifik (Klien hanya melakukan kegiatan di dalam rumah)
Masalah dengan perumahan, spesifik (Klien lebih banyak menyendiri di rumah dan tidak
melakukan kegiatan atau interaksi dengan banyak orang)
Masalah dengan ekonomi, spesifik (Klien sebagai ibu rumah tangga dan penghasilan sehari-
hari dari suaminya yang bekerja sebagai petani)
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik (Klien mendapat dukungan dari fasilitas
kesehatan namun serng menolak untuk minum obat)
Masalah lainnya, spesifik (Tidak ada masalah spesifik lainnya yang dialami klien)
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah Situasional

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


√ Penyakit jiwa Sistem pendukung
√ Faktor presipitasi √ Penyakit fisik
Koping Obat-obatan
Lainnya Tidak ada
Masalah keperawatan: Defisit Pengetahuan
XI. DATA LAIN-LAIN
Tidak ada data pendukung lainnya
XII. ASPEK MEDIS
Diagnosa medis: Obesitas
Terapi medis: Klien mengatakan sudah satu kali konsul ke ahli gizi tentang obesitasnya untuk
menurunkan berat badan pada bulan maret 2021.
............................................................................................................................. ......
...................................................................................................................................
XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Obesitas
2. Gangguan citra tubuh
3. Harga diri rendah situasional
4. Risiko isolasi sosial
5. Defisit pengetahuan
6. Intoleransi aktivitas
7. ..........................................................................
8. ..........................................................................
9. ..........................................................................
10. ..........................................................................

Surabaya, 09 Juni 2021

Muhammad Dzakiyyul Fikri, S.Kep.


ANALISA DATA
Nama: Ny. K No. RM: xxx-xx-xxx Ruangan: Rumah Ny. K
Data Etiologi Masalah TTD
Data Subjektif Pola makan yang buruk Obesitas
- Pasien Ny. K mengatakan
bahwa makan 4x sehari ↓
Penyimpanan lemak pada
Data Objektif tubuh meningkat
- BB: 112kg
- TB: 154cm ↓
- IMT: 47,2 (Obesitas 2) Kenaikan berat badan

Obesitas
Data Subyektif: Perubahan bentuk tubuh Gangguan citra tubuh
- Pasien Ny. K mengatakan ↓
kesulitan untuk berjalan dan Perubahan persepsi
kurang percaya diri tentang tubuh
Data obyektif :
- Hubungan social masyarakat ↓
berubah Gangguan citra tubuh
- Menunduk saat ditanya
mengenai tubuhnya
- Penurunan minat dalam
bersosialisasi dilingkungan
masyarakat

Data Subyektif: Koping individu tidak Harga diri rendah


efektif situasional
- Pasien Ny. K mengatakan
malu akan tubuhnya yang ↓
besar Gangguan konsep diri
Data obyektif :
- Menunduk saat ditanya ↓
mengenai tubuhnya Harga Diri Rendah
POHON MASALAH

Effect

Risiko isolasi sosial: menarik diri

Effect

Gangguan konsep diri: Harga


diri rendah

Core Problem
Obesitas
Gangguan citra tubuh

Kenaikan berat badan

Causa Perubahan persepsi tentang


Pola makan yang tubuh
buruk Koping individu tidak efektif

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN (sesuai prioritas)


1. Obesitas 5. ...............................................................
2. Gangguan citra tubuh 6. ...............................................................
3. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah 7. ...............................................................
4. Koping individu tidak efektif 8. ...............................................................
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNAIR

Rencana Tindakan keperawatan


Tujuan Tujuan jangka
Diagnosis Intervensi Rasional
jangka pendek
panjang
Gangguan Citra Klien tidak Klien dapat Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip Untuk mebina hubungan
Tubuh b.d mengalami membina komunikasi terapeutik. saling percaya dengan
Perubahan gangguan Citra hubungan saling 1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal klien
struktur/bentuk tubuh. Citra percaya 2. Perkenalkan diri dengan sopan
tubuh (Obesitas) tubuh klien 3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan
d.d meningkat yang disukai klien
Mengungkapkan 4. Jelaskan tujuan pertemuan
perasaan 5. Jujur dan menepati janji
negative tentang 6. Tunjukan sikap simpati dan menerima apa adanya
perubahan 7. Beri perhatian pada kebutuhan dasar klien
tubuh (D.0083)
Klien dapat 1. Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya, dulu dan Untuk mengidentifikasi citra
mengidentifikasi tubuh klien dulu dan saat ini
Citra tubuhnya saat ini.
2. Diskusikan perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan
tentang citra tubuhnya saat ini
Klien dapat 1. Motivasi Pasien untuk melihat bagian tubuh secara bertahap Agar klien mampu meningkatkan
meningkatkan penerimaan terhadap citra
2. Motivasi Pasien untuk meminta bantuan keluarga dan perawat tubunya
penerimaan
terhadap citra untuk menyentuh bagian tubuh secara bertahap
tubuhnya
Klien dapat 1. Diskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah aspek Untuk mengidentifikasi aspek
positif yang dimiliki klien
mengidentifikasi positif seperti kegiatan pasien di rumah, serta adanya keluarga
aspek positif diri dan lingkungan terdekat pasien.
2. Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali
bertemu dengan pasien penilaian yang negatif.
Rencana Tindakan keperawatan
Tujuan Tujuan jangka
Diagnosis Intervensi Rasional
jangka pendek
panjang
Klien dapat 1. Bantu Pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang Agar klien dapat meningkatkan
mengetahui fungsi tubuh yang terganggu
terganggu
cara-cara untuk
meningkatkan 2. Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan
citra tubuh
yang diperlihatkan pasien.
Klien dapat 1. Ajarkan Pasien meningkatkan citra tubuhnya Agar klien dapat melakukan cara-
melakukan cara meningkatkan citra tubuh
2. Motivasi Pasien untuk melakukan aktivitas yang mengarah
cara-cara untuk
meningkatkan pada pembentukkan tubuh yang ideal
citra tubuh
3. Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara
bertahap.
4. Bantu pasien menyentuh bagian tersebut.
Klien dapat 1. Lakukan interaksi secara bertahap Agar klien dapat berinteraksi
berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu
2. Susun jadual kegiatan sehari-hari
dengan orang
lain tanpa 3. Motivasi untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan terlibat
terganggu
dalam aktivitas keluarga dan social
4. Motivasi untuk mengunjungi teman atau orang lain yang
berarti atau mempunyai peran penting baginya
5. Berikan pujian terhadap keberhasilan Pasien melakukan
interaksi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FKp UNAIR
RS..................................

Inisial Klien: Ny. K Ruangan : Rumah Ny.


K
No RM : xxx-xx-xxx

DIAGNOSA/ IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP) TT


TUK
Gangguan citra 1) Menyapa klien dengan ramah S: Klien menjawab pertanyaan yang
tubuh / membina 2) Memperkenalkan diri kepada klien diajukan
hubungan saling dengan sopan O:
percaya/ Rabu, 9 3) Menanyakan nama lengkap klien dan 1) Klien menjawab pertanyaan
perawat dengan suara pelan
Juni 2021 nama panggilan yang disukai
2) Klien mau berjabat tangan
4) Menjelaskan kepada klien tentang 3) Ada kontak mata
tujuan diadakan pertemuan 4) Klien mengetahui kondisi obesitas
yang dialaminya
5) Klien nampak sedih saat ditanya
6) Klien nampak bersih dan rapi
A : SP 1 belum tercapai
P : Ulangi kembali SP 1

Gangguan citra 1) Menyapa klien dengan ramah S: Klien menjawab pertanyaan yang
tubuh / klien 2) Menjelaskan kepada klien tentang diajukan
dapat tujuan diadakan pertemuan O:
mengidentifikasi 3) Mendiskusikan persepsi pasien 1) Klien menjawab pertanyaan
citra tubuhnya, tentang citra tubuhnya, dulu dan saat perawat dengan suara pelan
Klien dapat ini. 2) Klien mau berjabat tangan
meningkatkan 4) Mendiskusikan perasaan tentang citra 3) Ada kontak mata
penerimaan 4) Klien nampak sedih saat ditanya
tubuhnya dan harapan tentang citra
terhadap citra 5) Klien dapat menceritakan proses
tubuhnya saat ini obesitas terjadi
tubuhnya / Kamis,
6) Klien dapat mengungkapkan
10 Juni 2021
perasaan yang dialami
A : SP 1 dan SP 2 tercapai
P : Pertahankan SP 1

Gangguan citra
tubuh / Klien S: Klien menjawab pertanyaan yang
dapat diajukan
mengidentifikasi 1) Menyapa klien dengan ramah O:
aspek positif diri / 2) Menjelaskan kepada klien tentang 1) Klien menjawab pertanyaan
Jumat, 11 Juni tujuan diadakan pertemuan perawat dengan baik
3) Mendiskusikan bahwa pasien masih 2) Ada kontak mata
2021 3) Klien dapat menceritakan
memiliki sejumlah aspek positif
seperti kegiatan pasien di rumah, kegiatan-kegiatan yang klien
serta adanya keluarga dan senangi
4) Klien mulai dapat menerima
lingkungan terdekat pasien.
keadaannya dan berusahan
4) Memberikan pujian yang memperbaikinya
realistik/nyata dan hindarkan setiap A : SP 3 tercapai
kali bertemu dengan pasien penilaian P : Pertahankan SP Individu
yang negatif.

Gangguan citra
tubuh / Klien dapat S: Klien menjawab pertanyaan yang
mengetahui cara-
diajukan
cara untuk 1) Menyapa klien dengan ramah O:
meningkatkan citra 2) Menjelaskan kepada klien tentang 1) Klien menjawab pertanyaan
tubuh, Klien dapat tujuan diadakan pertemuan perawat dengan baik
melakukan cara- 3) Membantu Pasien untuk 2) Ada kontak mata
cara untuk 3) Klien mulai dapat menerima
meningkatkan fungsi bagian tubuh
meningkatkan citra keadaannya dan berusahan
yang terganggu
tubuh / Senin, 14 memperbaikinya
4) Memberikan dukungan dan pujian
Juni 2021 4) Klien dapat menceritakan
yang nyata setiap kemajuan yang
program-program diet yang
diperlihatkan pasien.
pernah klien jalani
5) Mengajarkan Pasien meningkatkan 5) Klien dapat menentukan kegiatan
citra tubuhnya untuk meningkatkan citra
6) Memotivasi Pasien untuk melakukan tubuhnya
aktivitas yang mengarah pada A : SP 4 belum tercapai
pembentukkan tubuh yang ideal P : Ulangi SP 4
7) Memperagakan beberapa kegiatan
yang akan dilakukan pasien bersama
pasien dan keluarga
8) Memberikan dukungan dan pujian
yang nyata setiap kemajuan yang
diperlihatkan pasien

Gangguan citra
tubuh / Klien dapat S: Klien menjawab pertanyaan yang
mengetahui cara- diajukan
cara untuk O:
meningkatkan citra 1) Menyapa klien dengan ramah 1) Klien menjawab pertanyaan
tubuh, Klien dapat 2) Menjelaskan kepada klien tentang perawat dengan baik
melakukan cara- tujuan diadakan pertemuan 2) Ada kontak mata
cara untuk 3) Membantu Pasien untuk 3) Klien mulai dapat menerima
meningkatkan citra meningkatkan fungsi bagian tubuh keadaannya dan berusahan
tubuh / Selasa, 14 yang terganggu memperbaikinya
Juni 2021 4) Memberikan dukungan dan pujian 4) Klien tampak bersemangat dalam
yang nyata setiap kemajuan yang melakukan kegiatan untuk
diperlihatkan pasien. meningkatkan citra tubuhnya
5) Klien dapat melakukan kegiatan-
5) Mengajarkan Pasien meningkatkan
kegiatan untuk meningkatkan citra
citra tubuhnya tubuhnya bersama dengan
6) Memotivasi Pasien untuk melakukan suaminya
aktivitas yang mengarah pada A : SP 4 tercapai
pembentukkan tubuh yang ideal P : Pertahankan SP Individu
7) Memperagakan beberapa kegiatan
yang akan dilakukan pasien bersama
pasien dan keluarga
8) Memberikan dukungan dan pujian
yang nyata setiap kemajuan yang
diperlihatkan pasien
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai