bontang
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Henti jantung atau cardiac arrest merupakan keadaan dimana terjadinya
penghentian mendadak sirkulasi normal darah ditandai dengan menghilangnya
tekanan darah arteri, henti jantung dapat menyebabkan asistole, fibrilasi ventrikel
dan tachicardia ventrikel tanpa nadi (Ngirarung et al., 2017). Di negara maju
seperti Amerika Serikat, henti jantung masih menjadi masalah masyarakat paling
utama. Kualitas Resusitasi Jantung Paru(RJP) memberi pengaruh sangat besar
terhadap angka ketahanan hidup, perludicatat bahwa RJP yang dilakukan
mengikuti pedoman hanya mampumenyediakan sejumlah 10-30% dari aliran
darah normal ke jantung dan 30-40% keotak, sehingga perawat pemberi
resusitasi harus mampu memberikan RJPdengan kualitas terbaik dan sedini
mungkin. Kemampuan untuk merespondengan cepat dan efektif untuk situasi
serangan jantung terletak pada perawat yang kompeten dalam prosedur
keselamatan pasien dengan resusitasijantung paru, sementara kurangnya
keterampilan resusitasi perawatteridentifikasi sebagai faktor yang
berkontribusi untuk hasil yang buruk padaserangan jantungJurnal self eff 2016,
Selain itu keberhasilan RJP juga di tentukan oleh kemampuan perawat atau
kecepatan perawat dalam mengambil keputusan untuk melakukan RJP atau
kurang dari 5 menit dari saat pasien mengalami arrest Berbagai faktor dapat
mempengaruhi keberhasilan RJP misalnya kemampuan dari tenaga kesehatan,
respone time, kualitas RJP, fasilitas atau ketersediaan peralatan emergenci,
kondisi klien, lokasi perawat dan kebijakan rumah sakit.(Wilbert et al., 2016)