Anda di halaman 1dari 3

Weekly Economic and Market Update

30 Agustus 2021
Grafik 1. Imbal Hasil dan Tenor SUN Grafik 2. Imbal Hasil dan Tenor UST
750 200

700 180

650 160
Suku
Produk 600
140
Bunga 120
550
SMFP05ACN5 4,75
bps

100

bps
500
80
SMFP05BCN5 5,75 450
60

SMSMFP01CN3 4,75 400


40
350 20
SMFP10XXMS 5,25 300 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 6 bulan 1 thn 2 thn 3 thn 5 thn 7 thn 10 thn 20 thn
27/8/2021 30/7/2021 27/8/2021 30/7/2021

sumber: CEIC, diolah sumber: CEIC, diolah


Grafik 3. SUN vs. UST untuk Tenor 10 tahun Grafik 4. Profil Kepemilikan SUN
800 45

40
750
35
700 30

25
650
bps

20
600
15

550 10

5
500
4/1/2021

3/2/2021

5/3/2021

4/4/2021

4/5/2021

3/6/2021

3/7/2021

2/8/2021
19/1/2021

18/2/2021

20/3/2021

19/4/2021

19/5/2021

18/6/2021

18/7/2021

17/8/2021
450
2/1/2020
2/2/2020
2/3/2020
2/4/2020
2/5/2020
2/6/2020
2/7/2020
2/8/2020
2/9/2020
2/10/2020
2/11/2020
2/12/2020
2/1/2021
2/2/2021
2/3/2021
2/4/2021
2/5/2021
2/6/2021
2/7/2021
2/8/2021

Bank Bank Sentral Asing

sumber: CEIC, diolah sumber: CEIC, diolah


Grafik 5. Nilai Tukar IDR/USD (BI Mid Spot Rate) Grafik 6. IHSG dan ISS
17000 6500 750

700
16500 6000
650
16000 5500
600

15500 5000 550

500
15000 4500
Hubungi kami: 4000
450
14500 400
PT Sarana Multigriya 14000 3500 350

Finansial (Persero)
0
20

20

20

20

20

21

21

21

21
02
20

20

20

20

20

20

20

20

20
/2

13500
1/

3/

5/

7/

9/

1/

3/

5/

7/
11
2/

2/

2/

2/

2/

2/

2/

2/

2/
2/
2/1/2020
2/2/2020
2/3/2020
2/4/2020
2/5/2020
2/6/2020
2/7/2020
2/8/2020
2/9/2020
2/10/2020
2/11/2020
2/12/2020
2/1/2021
2/2/2021
2/3/2021
2/4/2021
2/5/2021
2/6/2021
2/7/2021
2/8/2021

Grha SMF
IHSG - lhs ISS - rhs

Jl. Panglima Polim I No 1


sumber: CEIC sumber: CEIC, diolah

Jakarta 12160
Telp. + 62 21 2700400 INDIKATOR PASAR KEUANGAN
27 Juli 2021 20 Agustus 2021 27 Agustus 2021
Fax. + 62 21 2701400 Suku bunga (%)
BI 7-day reverse repo 3,5 3,5 3,5
info@smf-indonesia.co.id IndONIA 2.79 2,79 2,79
Imbal hasil US-T Bills (%)
www.smf-indonesia.co.id 1 tahun 0,07 0,06 0,07
5 tahun 0,71 0,80 0,79
10 tahun 1,25 1,26 1,31
Imbal hasil Obligasi Pemerintah (%)
1 tahun 3,43 3,29 3,27
5 tahun 5,38 5,33 5,25
10 tahun 6,48 6,47 6,36
HASIL OBSERVASI SEMINGGU
1. Harga surat utang negara (SUN) atau obligasi pemerintah ditutup bervariasi pada
Suku perdagangan Jumat 27 Agustus 2021. Dibandingkan dengan harga di akhir Juli, tercatat
Produk bahwa seluruh tenor obligasi pemerintah mengalami kenaikan harga atau terjadi
Bunga
SMFP05ACN5 4,75 penurunan imbal hasil dengan penurunan tertinggi terjadi untuk obligasi bertenor di bawah
3 tahun dan di atas 10 tahun, dan khusus untuk obligasi bertenor 18, 19, dan 20 tahun
SMFP05BCN5 5,75
penurunan imbal hasil mencapai 12 basis poin (bps) (Grafik 1. Imbal Hasil dan Tenor SUN).
SMSMFP01CN3 4,75 Sementara itu, imbal hasil SUN dengan tenor 10 tahun yang merupakan acuan imbal hasil
SMFP10XXMS 5,25 obligasi pemerintah mengalami penurunan 9 bps dari 645 bps di akhir Juli menjadi 636 di
tanggal 27 Agustus 2021. Dua faktor utama pendukung penurunan ini adalah berlanjutnya
dukungan Bank Indonesia untuk berbagi beban pembiayaan APBN melalui skema SKB-III
dan sentimen positif atas perkembangan kasus Covid-19 serta rilis data domestik yang
cenderung membaik. Selanjutnya, hubungan antara durasi tenor dengan imbal hasil
menunjukkan bahwa investor yang masuk ke pasar obligasi Indonesia lebih responsif
terhadap ketidakpastian jangka pendek ketimbang ketidakpastian jangka panjang sehingga
penting bagi pemerintah untuk menjaga kepastian, khususnya terkait keberlanjutan
penanganan pandemi.
2. Untuk pasar obligasi Amerika Serikat (AS), perdagangan Jumat 27 Agustus ditutup
dengan kenaikan imbal hasil dari obligasi pemerintah AS (UST) untuk tenor jangka
menengah dibadingkan dengan sesi perdagangan di akhir Juli 2021. Kenaikan imbal hasil
tertinggi terjadi untuk UST bertenor 5 dan 7 tahun, di mana dari 69 dan 100 bps di akhir Juli
2021, masing-masing naik sebesar 10 dan 9 bps menjadi 79 bps untuk tenor 5 tahun dan
109 bps untuk tenor 7 tahun (Grafik 2. Imbal Hasil dan Tenor UST). Kondisi pasar obligasi
AS berbanding terbalik dengan kondisi yang terjadi di dalam negeri. Kenaikan imbal hasil
UST bertenor jangka menengah ini dipicu oleh sinyal tapering yang semakin kuat
digaungkan oleh Bank Sentral AS (The Fed). Selain itu, investor yang masuk ke pasar obligasi
AS lebih responsif terhadap ketidakpastian jangka panjang ketimbang ketidakpastian
jangka pendek. Artinya komunikasi The Fed terkait kebijakan tapering yang akan
diberlakukan saat ini jauh lebih baik dibandingkan kondisi di 2013 sehingga kecil
kemungkinan untuk terjadinya taper tantrum.
3. Selisih atau spread antara SUN dan UST bertenor 10 tahun masih berada pada sekitaran
500 bps. Per 27 Agustus 2021, yield obligasi rupiah acuan Pemerintah dengan tenor 10
tahun berada di level 636 bps, sementara, imbal hasil UST di tenor yang sama berada di
level 131 bps, dengan demikian, spread imbal hasil SUN dan UST mencapai 505 bps (Grafik
3. SUN vs. UST untuk Tenor 10 Tahun). Spread SUN dan UST pernah jauh di atas 500 bps
ketika pemerintah menerapkan kebijakan PSBB dari bulan Maret hingga Juni 2020. Kendati
ketidakpastian hasil akhir pengendalian penyebaran COVID-19 varian Delta masih
menyelimuti dan pada saat yang sama rencana The Fed untuk melakukan tapering,
Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia berhasil menjaga agar risiko volatilitas di pasar
Hubungi kami: keuangan domestik tetap rendah sehingga tidak terjadi spread yang terlalu lebar. Kami
memperkirakan bahwa imbal hasil SUN akan berada di kisaran 630-680 bps; dengan
PT Sarana Multigriya median imbal hasil di kisaran 650-660 bps, dengan asumsi rupiah di kisaran 14.200-14.300
Finansial (Persero) per USD, inflasi yang masih tetap rendah, dan BI 7D RRR yang tetap berada di level 3,5%
Grha SMF pada akhir tahun 2021. Ruang penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS diperkirakan
masih terbuka sejalan dengan evaluasi investor terhadap ekonomi AS yang secara gradual
Jl. Panglima Polim I No 1 mengalami perbaikan.
Jakarta 12160 4. Sepanjang tahun 2021, pasar obligasi pemerintah mencatat terjadinya capital outflow
dan berlanjutnya tren peningkatan kepemilikan bank sentral. Per 26 Agustus 2021,
Telp. + 62 21 2700400
kepemilikan asing tercatat sebesar IDR973,9 triliun (22,3% dari total kepemilikan SBN),
Fax. + 62 21 2701400 lebih rendah dibandingkan dengan akhir Januari 2021 yang mencapai sebesar IDR987,3
triliun (24,9%) (Grafik 4. Profil Kepemilikan SUN). Aliran dana asing yang keluar dari pasar
info@smf-indonesia.co.id
obligasi hingga 26 Agustus telah mencapai sebesar IDR2,49 triliun. Selain mencatat capital
www.smf-indonesia.co.id outflow, pasar obligasi menunjukkan bahwa tren peningkatan kepemilikan SBN oleh bank
sentral terus berlanjut di sepanjang tahun 2021. Per 26 Agustus 2021, Bank Indonesia (BI)
memiliki sebesar 14,3% total kepemilikan SBN atau setara dengan IDR626,1 triliun. Jika
dibandingkan total kepemilikan BI di akhir Januari 2021, maka kepemilikan BI terhadap SBN
meningkat sebesar 65,6% atau naik sebesar IDR 248 triliun. Tren peningkatan kepemilikan
ini terjadi karena kesepakatan antara Kementerian Keuangan, BI, dan Komisi XI DPR RI
untuk melanjutkan skema berbagi beban dalam pembiayaan APBN (Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara) hingga 2022. Kesepakatan tersebut dituangkan dalam SKB (Surat
Keputusan Bersama) Jilid Tiga, di mana BI akan berkontribusi dalam pembelian SBN sebesar
IDR215 triliun di 2021 dan IDR224 triliun di 2022. Langkah ini dilakukan untuk memenuhi
Produk
Suku anggaran yang berkaitan dengan kebutuhan penanggulangan pandemi COVID-19 dan
Bunga meminimalisasi dampak negatif dari lonjakan utang terhadap daya tahan fiskal.
SMFP05ACN5 4,75 5. Rupiah sedikit terapresiasi pada pekan lalu. Nilai tukar Rupiah terhadap USD di awal
SMFP05BCN5 5,75 minggu lalu ditutup pada harga 14.464 per USD dan pada perdagangan akhir minggu lalu,
Rupiah terapresiasi sebesar 0,3% ke posisi 14.423 per USD dan bergerak pada kisaran
SMSMFP01CN3 4,75
14.391 dan 14.464 (Grafik 5. Nilai Tukar IDR/USD (BI Mid Spot)). Nilai tukar Rupiah bergerak
SMFP10XXMS 5,25 mengikuti perkembangan sentimen global dan masih memiliki ruang untung menguat pada
perdagangan hari ini karena dalam beberapa pekan terakhir, USD masih cenderung
melemah. Per tanggal 27 Agustus 2921, Indeks USD (DXY) berada pada posisi 92,68 atau
turun sebesar 0,4% pada perdagangan di hari sebelumnya. Pasar memperkirakan bahwa
DXY akan berada di rentang 89,2-94,7 sepanjang tahun 2021.
6. Indeks harga saham gabungan (IHSG) dan indeks saham syariah (ISS) sedikit terkoreksi
pada penutupan perdagangan di akhir minggu lalu. Pada awal minggu lalu, IHSG dan ISS
dibuka pada posisi, masing-masing, 6.109,8 dan 537,8 dan sedikit terkoreksi pada
penutupan sesi perdagangan di akhir minggu lalu, di mana IHSG ditutup pada posisi 6.041,4
dan ISS pada posisi 528,9 (Grafik 6. IHSG dan ISS). Pergerakan pasar saham domestik masih
berfluktuasi, di tengah harapan akan perbaikan ekonomi setelah adanya pelonggaran
PPKM di Jawa dan Bali. Pelemahan IHSG dan ISS ini sejalan dengan pelemahan indeks bursa-
bursa saham Asia Pasifik. Berdasarkan hasil pemantauan dari berbagai outlet berita bisnis,
per tanggal 26 Agustus 2021, Hang Seng dan Straits Times melemah, masing-masing
sebesar 1,1% dan 0,1%. Selanjutnya, beberapa saham yang memicu pelemahan IHSG
antara lain Bank Jago, Bank Mandiri, dan BCA, yang masing-masing melemah 4,1%, 2,1%,
dan 0,6%. Pada tanggal yang sama, pelemahan bursa-bursa saham juga terjadi di pasar AS
dan Eropa, di mana Dow Jones dan S&P500 melemah, masing- masing sebesar 0,5% dan
0,6% menjadi 35.213,1 dan 4.470. Di Eropa, DAX Jerman, CAC Perancis, dan FT100 Inggris
melemah, masing-masing 0,4%, 0,2%, dan 0,3% ke posisi 15.793,6, 6.666, dan 7.125.

ANTISIPASI UNTUK MINGGU INI


Pemantauan untuk minggu ini akan mengantisipasi perbaikan kinerja perekonomian nasional akibat
pelonggaran aktivitas masyarakat, khususnya untuk wilayah Jawa dan Bali. Selain itu, pengamatan
juga dilakukan untuk melihat reaksi dari para investor di pasar saham dan obligasi terkait
kesepakatan antara Kementerian Keuangan, BI, dan Komisi XI DPR RI yang dituangkan dalam SKB
(Surat Keputusan Bersama) Jilid Tiga untuk melanjutkan skema berbagi beban dalam pembiayaan
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) hingga 2022. Terakhir pemantauan akan berfokus
pada rumor yang beredar di pasar mengenai waktu yang akan diambil oleh The Fed untuk
menormalisasi kebijakan moneternya via tapering.

Hubungi kami:
PT Sarana Multigriya SMF Weekly Economic and Market Update disusun oleh:
Chief Economist – Martin Siyaranamual
Finansial (Persero)
Analyst – Awwalina Ristyati
Grha SMF
Jl. Panglima Polim I No 1
Jakarta 12160
Telp. + 62 21 2700400
Fax. + 62 21 2701400
Disclaimer:
info@smf-indonesia.co.id The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. However, none of any PT Sarana Multigriya
Finansial (Persero) and/or their respective employees and/or agents make any representation or warranty (express or implied) or accepts any
www.smf-indonesia.co.id responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to
any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly
disclaim any responsibility or liability (express or implied) of PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) employees and agents whatsoever and
howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be
brought against or suffered by any person as a result of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report. For further
information please contact our number +6221-2700 400.

Anda mungkin juga menyukai