Askep Delvi
Askep Delvi
Disusun oleh :
DELVI RAHMAYANTI
14420202167
Tanggal : 17/10/2020
Tempat : Rs. Awal Bros
I. DATA UMUM
1. Identitas pasien
Nama : Nn. H Umur : 19 Th
Tempat /tanggal lahir : - Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : belum kawin Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA Suku :-
Pekerjaan : pelajar Lama bekerja : Belum bekerja
Alamat : Jl. Onta baru Ruangan :-
Tanggal masuk Rs :- Telp :-
Golongan darah :- Sumber info : ayahnya
2. Penanggung jawab/pengantar
Nama : Tn. Z Umur : 40 Th
Pendidikan terakhir : S1 Pekerjaan : PNS
Hub. Klien : Ayah Telp :-
Alamat : Jl. Onta baru
v v v v
40
19
1. Generasi 1 : kakek dan nenek dari ayah dan ibu pasien telah meninggal karena factor
usia
2. Generasi 2 : ayah pasien memiliki 4 orang saudara yang petama perempuan, kedua laki-
laki, ketiga yaitu ayah pasien yang berusia 40 tahun, keempat laki-laki, kelima laki-laki,
dan semuanya masih hidup dengan sehat. Ibu pasien memiliki 2 orang saudara, yang
pertama yaitu ibu pasien, kedua laki-laki, dan ketiga perempuan, semua saudara dari ibu
pasien masih hidup dengan sehat sampai sekarang.
3. Generasi 3 : pasien adalah anak perempuan tunggal yang berusia 19 tahun dari bapak
dan ibunya, tidak memiliki riwayat perawatan dirumah sakit sebelumnya.
V. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
1. Pola koping : pasien mengatasi masalahnya dengan berdiskusi dengan keluarganya
2. Harapan klien thd keadaan penyakitnya : pasien berharap agar cepat sembuh dan dapat
beraktifitas seperti biasanya
3. Factor stressor : pasien mengatakan merasa cemas dengan nyeri perut yang dialaminya
4. Konsep diri : pasien menganggap dirinya adalah anak yang baik, dan berusaha
mematuhi anjuran perawat dan dokter terhadap perawatan dan pengobatannya.
5. Pengetahuan klien tentang penyakitnya : pasien mengatakan tidak mengetahui penyakit
yang sedang dialaminya
6. Adaptasi : pasien tampak beradaptasi dengan baik dengan lingkungannya, pasien juga
merespon degan baik orang yang berada disekitarnya
7. Hubungan dengan anggota keluarga : pasien mengatakan mempunyai hubungan yang
sangat baik dengan anggota keluarganya
8. Hubungan dengan masyarakat : pasien mengatakan mempunyai hubungan yang baik
dengan masyarakat yang ada disekitarnya, pasien juga sering berpartisipasi dalam
kegiatan masyarakat
9. Perhatian thd orang lain & lawan bicara : pasien juga merespon dengan baik orang yang
berada disekitarnya
10. Bahasa yang sering digunakan : pasien berkomunikasi dengan orang disekitarnya
menggunakan bahasa indonesia
11. Keadaan lingkungan : keadaan lingkungan sekitar pasien tampak bersih dan nyaman
12. Kegiatan keagamaan/pola ibadah : pasien mengatakan tidak melaksanakan shalat 5
waktu
13. Keyakinan tentang kesehatan : pasien percaya semua penyakit datangnya dari Allah
SWT, dan semua ada obatnya
2. Head to toe
Kulit/intergument : kulit pasien berwarna kuning langsat, tidak terdapat adanya lesi,
tidak terdapat adanya edema pada area kulit, kulit pasien teraba hangat
Kepala&rambut : kepala pasien berbentuk bulat, tidak tampak adanya benjolan,
tidak ada lesi dikepala, rambut tampak lurus berwarna hitam. Tidak teraba adanya
benjolah dikepala, tidak ada fraktur
Kuku : kuku pasien tampak bersih, CRT kurang dari 2 detik
Mata/penglihatan : mata pasiem tampak simetris kiri dan kanan, kelopak mata tidak
ada droping dan ptosis. Konjungtiva tampak anemis. Sclera mata tampak putih,
pupil bereaksi dengan normal ketika ada rangsangan cahaya, gerakan bola mata
normal, tidak ada peningkatan tekanan pada bola mata.
Hidung : hidung pasien tampak normal, septum normal, tidak ada secret, potensi
hidung normal, tidak ada nyeri tekan baik pada sinus frontalis, maxilaris dan sinus
etmodialis
Telingan/pendengaran : telinga pasien tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada
luka, daun telinga tampak bersih, tidak ada cairan, tidak ada serumen pada telinga
pasien, pasien dapat mendengar dengan baik, tidak ada luka pada daerah telinga,
tidak terdapat adanya nyeri tekan.
Mulut&gigi : bibir pasien tampak pucat dan kering, tidak ada luka, tidak ada karies
gigi, dan mulut tampak bersih
Leher : tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid, tidak ada distensi vena
jugularis. Tidak teraba adanya pembengkakan kelenjar tiroid
Dada : bentuk dada normal, ekspansi dada simetris kiri dan kanan saat inspirasi dan
ekspirasi. Frekuensi nafas normal 20x/m, ritme nafas apneu/normal. Tidak ada
nyeri tekan, paru mengembang simetris saat inspirasi
Abdomen : bentuk abdomen simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya
pembengkakan pada abdomen, elastisitas kulit normal, adanya nyeri tekan pada
daerah epigastrium, frekuensi peristaltic meningkat
Perineum&genitalia : tidak ada kelainan pada daerah genital pasien
Extremitas atas dan bawah : dapat bergerak degan normal, tidak ada kelainan pada
daerah ekstremitas.
4. Pemeriksaan diagnostic
Nama : Nn. N Tgl.pem : 18/11/2020
Umur : 19 Th Ruang : Khadijah
No.Rm : 139508
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
GEA
KRONIK
ANALISA DATA
Ds:
1) Nyeri pada daerah epigastrium mikroorganisme masuk melalui
2) Frekuensi peristaltic meningkat saluran cerna
3) Bibir tampak pucat dan kering Diare
Do : Frekuensi defekasi meningkat
1) Bab encer > dari 6 kali
2) Mual muntah > dari 3 kali
DIARE
NYERI AKUT
Inflamasi saluran pencernaan
Do :
1) Suhu 38’C Agen
2) Nadi meningkat 110x/m pirogenik
3) Kulit teraba hangat Hipertermi
Resiko Infeksi
HIPERTERMI
PRIORITAS DIAGNOSA
1. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal
2. Nyeri akut berhubungan degan agen pencedera fisiologis
3. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit misalnya infeksi
INTERVENSI
Nama : Nn. N No. RM :139508
Umur : 19 Th Dx medis : GEA KRONIK
Ruang rawat : Alamat : jl. Onta baru
RENCANA KEPERAWATAN
TGL NO. DIAGNOSA Tujuan/K.H Intervensi & Rasional
/JA
M
Diare berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1) Observasi pola BAB (frekuensi, warna,
inflamasi gastrointestinal selam 1x24 jam diharapkan
konsistensi)
ditandai dengan : diare dapat berkurang dapat
1) Nyeri pada daerah berkurang dengan KH : R/ membantu membedakan penyakit
epigastrium 1) Tidak ada nyeri tekan
individu dan mengkaji beratnya tiap
2) Frekuensi peristaltic pada daerah epigastrium
meningkat 2) Frekuensi peristaltic usus defekasi
3) Bibir tampak pucat dan dalam batas normal
2) Observasi intake dan output BAB
kering 3) Bibir pasien tampak
4) Bab encer > dari 6 kali lembab R/ untuk mengetahui intake dan output
5) Mual muntah > dari 3 4) Bab kembali normal
kali minimal max 1x/hari cairan
5) Pasien tidak merasa
3) Berikan diet cair untuk mengistirahakan
mual dan tidak muntah
tubuh
R/ menghindari iritasi, mengistrahatkan
usus
4) Anjurkan pasien untuk makan dalam
porsi kecil tapi sering
R/ untuk menjaga asuhan makanan
yang dibutuhkan tubuh
5) Kolaborasi pemberian obat sesuai
indikasi
R/ menurunkan mortilitas atau
peristaltic usus dan menunjukan sekresi
degestif untuk menghilangkan kram
dan diare
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1) Identifikasi lokasi, karakterisitk, durasi,
degan agen pencedera selama 1x24 jam diharapkan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
fisiologis ditandai dengan : nyeri pasien dapat R/ untuk memilih intervensi/tindakan
1) Mengeluh Nyeri perut berkurang dengan KH : yang tepat
2) Nadi 110x/m 1) Pasien tidak mngeluh 2) Identifikasi skala nyeri
3) Nafsu makan menurun nyeri lagi R/ untuk mengevaluasi keefektifan dari
2) Nadi dalam batas normal terapi yang diberikan
4) Susah tidur saat nyeri
100x/m 3) Berikan teknik nonfarmakologi untuk
perut 3) Nafsu makan meningkat mengurangi rasa nyeri
5) Nyeri tekan pada 4) Aktifitas tidur pasien 4) Fasilitasi istrahat dan tidur
daerah epigastrium kembali normal R/untuk menghilangkan stress dan
6) Nyeri kepala 5) Tidak ada nyeri tekan mengistirahatkan tubuh pasien
pada daerah epigastrium 5) Jelaskan penyebab, periode dan strategi
6) Tidak ada nyeri pada untuk meredakan nyeri
kepala R/ untuk memungkinkan pasien dapat
mengontrol nyerinya sendiri
6) Kolaborasi dengan dokter pemberian
obat analgetik yang tepat
R/ sebagai proses penyembuhan nyeri
dari dalam tubuh
Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1) Observasi TTV tiap 6 jam
dengan proses penyakit selama 1x24 jam diharapkan R/ untuk memonitor terjadinya
misalnya infeksi ditandai pasien tidak mengalami peningkatan suhu tubuh dan untuk
dengan : hipertensi dengan KH : merencanakan tindakan yang akan
1) Suhu 38’C 1) Suhu kembali normal dilakukan
2) Nadi meningkat 36’C 2) Berikan kompres hangat pada daerah
110x/m 2) Nadi dalam batas normal axila, lipat paha dan ttemporal
3) Kulit teraba hangat 80-100x/m R/ kompres hangat dapat menyebabkan
3) Kulit tidak teraba hangat dilatasi sehingga dapat meningkatkan
penguapan yang mempercepat
penurunan suhu tubuh
3) Anjurkan kepada pasien agar memakai
pakaian tipis yang dapat menyerap
keringat
R/ pakaian yang tipis dapat membantu
evaporasi dan membuat pasien lebih
nyaman
4) Berikan penjelasan kepada pasien dan
keluarga tentang penyebab suhu tubuh
meningkat
R/ membantu mengurangi kecemasan
yang timbul pada pasien dan keluarga
5) Kolaborasi dengan dokter pemberian
obat anti piretik sesuai program
R/ sebagai proses penyembuhan dan
penuurunan suhu dari dalam tubuh