Dalam Rupiah
Modal awal Rp180.000,00
Pembelian 100 unit @ Rp1.000,00 (Rp100.000,00)
Penjualan 100 unit @ Rp1.800,00 Rp180.000,00
Kebutuhan belanja 100 unit @ Rp2.000,00 (Rp200.000,00)
Rugi Rp20.000,00
Kedua
Perusahaan tidak membelanjakan uangnya dengan barang yang sama, tapi membeli jas.
Dalam kasus ini jumlah jaket pada awal dan akhir periode harus dalam jumlah unit yang
sama.
Modal awal (kemungkinan membeli jas, Rp100.000,00 ; Rp2.000,00) 50 unit
Tidak ada penjualan 0 unit
Modal akhir 50 unit
Dalam Rupiah
Modal awal Rp180.000,00
Kemungkinan pembelian 50 unit jas @ Rp2.000,00 (Rp100.000,00)
Penjualan 100 unit pakaian jadi @ Rp1.800,00 Rp180.000,00
Kebutuhan belanja 50 unit jas @ Rp2.500,00 (Rp200.000,00)
Laba Rp55.000,00
Berapa laba diakui? FASB statement cenderung mengkui rugi Rp200,00, karena
menunjuk harga kini pakaian jadi RP2.000,00, meskipun pengakuan laba Rp55.000,00 juga
masih relevan. Jadi memang apabila ada perbedaan item, penggunaan modal fisik tidak
mengandung banyak arti.
Penurunan harga
Sterling (1982) mengatakan bahwa, bila harga kini mengalami penurunan, perusahaan
masih dapat meraih laba meskipun menjual dengan harga dibawah harga belinya. Contoh,
perusahaan membeli 100 unit barang Q dengan harga Rp10.000,00 per unit pada tanggal 1
Januari 2002. Pada akhir bulan Januari harga kini turun menjadi Rp6.000,00 per unit. Seluruh
unit dijual dengan harga Rp9.600,00 per unit (di bawah harga belinya Rp10.000,00), rencana
harga jual Rp16.000,00 per unit, namun mengalami penurunan.
Penjualan (100 x Rp9.600,00) Rp960.000,00
Harga kini (100 x Rp6.000,00) Rp600.000,00
Laba Rp360.000,00
Bila laba dibagi dividen, maka uang yang tersedia sebesar Rp600.000,00 mampu untuk
membeli barang Q dengan jumlah yang sama seperti semula, yaitu 100 unit. Kondisi seperti
ini tidak disukai oleh pemilik, seharusnya bila harga konstan, owner meraih laba sebesar
Rp600.000,00.
Penjualan (100 x Rp16.000,00) Rp1.600.000,00
Harga kini (100 x Rp10.000,00) Rp1.000.000,00
Laba Rp600.000,00
Penggunaan modal sebagian
Penggunaan modal fisik akan bermakna apabila seluruh modalnya dibelanjakan, bila tidak
maka akan timbul masalah. Perusahaan memiliki modal awal Rp100.000,00, digunakan untuk
membeli 80 unit barang @ Rp1.000,00 atau Rp80.000,00 sehingga tersisa uang sebanyak
Rp20.000,00. Selama Januari dijual dengan harga @ Rp1.600,00 dan harga kini Rp1.250,00
per unit.