Anda di halaman 1dari 10

TAHAPAN REAKSI SIKLUS UREA

Diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Umum

Dosen Pengampu :Dra.Uswatun Hasanah ,M.Si

DISUSUN OLEH :
Kelompok 5

Nama anggota:

Dira kharunnisa (423131074)

Julia rahmadani (4213141047)

Juita febiola napitupulu (4213131016)

Meilani azizah (4213131008)

Rezika (4213131040)

PRODI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah memberikan
kelancaran dalam menyusun laporan ini sehingga laporan ini dapat di selesaikan.
Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih bagi seluruh pihak yang telah membantu
dalam pembuatan laporan ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data
dan fakta pada laporan ini.

Penulis mengkui bahwa penulis adalah manusia yang mempunyai keterbatasan


dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat di selesaikan dengan
sangat sempurna.Begitu juga dengan laporan ini yang telah di selesaikan.Tidak semua
hal dapat penulis deskripsikan dengan sempurna dalam laporan ini.Penulis melakukan
semaksimal mungkin dengan kemampuan yang penulis miliki.

Dalam penulisan ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Maka
dari itu penulis bersedia menerima kritik dan saran. Penulis akan menerima semua
keritik dan sara tersebut sebagai pembelajaran yang dapat memperbaiki laporan yang
akan mendatang.Sehingga laporan berikutnya dapat di selesaikan dengan hasil yang
lebih baik.

Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan


manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga mendapatkan


wawasan tambahan dengan membaca laporan ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A.LATAR BELAKANG...........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
A. Pengertian Siklus Urea...................................................................................................................5
B. Tahapan Siklus Urea......................................................................................................................5
C. Reaksi Siklus Urea..........................................................................................................................6
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................7
KESIMPULAN.....................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Siklus urea merupakan suatu reaksi pengubahan amonia (NH3) menjadi urea
((NH2)2CO). Reaksi kimia ini sebagian besar berlangsung di hati dan sedikit terjadi di
ginjal. Hati menjadi pusat pengubahan amonia menjadi urea berhubungan dengan
fungsi hati sebagai tempat menetralkan racun.

Tahapan reaksi pengubahan amonia menjadi urea terdiri atas 5 tahapan reaksi (siklus
urea), 2 tahapan terjadi di mitokondria serta 3 tahapan terjadi di sitoplasma.

N-Asetilglutamat (NAG) merupakan aktivator yang penting untuk karbomoil fosfat


sintease I (CPS I) tahapan yang membatasi laju siklus urea. N-Asetil glutamat disintesis
dari asetil 12 KoA dan glutamat oleh N-Asetilglutamat sintase dalam reaksi dengan
arginin sebagai aktivatornya. Siklus tersebut juga diatur oleh ketersediaan substrat
(pengatur jangka panjang-pendek) dan induksi enzim (jangka-panjang).

Urea : pembentukan urea di hati secara kuantitatif merupakan jalur pembuangan


amonia yang terpenting. Urea bersirkulasi di dalam darah dari hati ke dalam ginjal
tempat zat tersebut melewati filtrasi glomerulus.

RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan yang akan dibahas adalah:


1. Apa siklus urea air?
2. Apa saja kegunaan siklus urea?

TUJUAN
adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Pengertian siklus urea
2. Tahapan siklus urea
3. Reaksi siklus urea
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Siklus Urea


Siklus urea merupakan suatu reaksi pengubahan amonia (NH3) menjadi urea
((NH2)2CO). Reaksi kimia ini sebagian besar berlangsung di hati dan sedikit terjadi di
ginjal. Hati menjadi pusat pengubahan amonia menjadi urea berhubungan dengan
fungsi hati sebagai tempat menetralkan racun.

Tahapan reaksi pengubahan amonia menjadi urea terdiri atas 5 tahapan reaksi (siklus
urea), 2 tahapan terjadi di mitokondria serta 3 tahapan terjadi di sitoplasma.

Manfaat utama dari urea adalah sebagai pupuk kimia yang memasok unsur Nitrogen
yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Berbentuk butiran putih curah (prill) yang
mudah larut dalam air dan mudah menyerap air (Higroskopis) maka dari itu butuh
peanganan khusu dalam penympananya. Urea mengandung 46% Nitrogen (N) Biuret
1% dan air 0,5% yang berarti setiap 100kg Urea terdapat 46Kg Nitrogen.  

Tahapan Siklus Urea

 Reaksi 1 Sintesis Karbamil Fosfat

Reaksi sintetis karbamil fosfat yang merupakan tahap yang pertama dari siklus urea ini
yang berlangsung di matriks mitokondria hati. Ion ammonium, karbon dioksida, dan
fosfat (yang berasal dari ATP) sebagai bahan baku reaksi berkondensasi guna
membentuk karbamil fosfat dikatalisis oleh enzim karbamil fosfat sintase I, yaitu enzim
yang terdapat pada mitokondria hati organisme urotelik.

2 ATP yang dihidrolisis selama reaksi ini menyiapkan tenaga penggerak untuk sintesis 2
ikatan kovalen-ikatan amida dan ikatan campuran asam karboksilat-asam fosfat
anhidrida dari karbamil fosfat, dengan kata lain reaksi ini membutuhkan energi ditandai
dengan adanya perubahan ATP menjadi ADP (tampak pada skema reaksi). Selain Mg2+
suatu asam dikarboksilat, lebih disukai N-asetil glutamat dimana peranannya dalam
reaksi ini sebagai kofaktor. Kofaktor ini mengakibatkan banyak perubahan
konformasional (penyesuaian bentuk) dalam struktur karbamil fosfat sintase yang
membuka (expose) gugus sulfidril tertentu, menyembunyikan gugus lainnya, dan
mempengaruhi afinitas enzim untuk ATP.

 Reaksi 2 Sintesis Sitrulin

Setelah reaksi sintetis karbamil fosfat kemudian ialah reaksi sintesis sitrulin dimana
reaksi ini berlangsung di matrik mitokondria hati pula sama seperti reaksi sintesis
karbamil fosfat. Pemindahan gugus karbamil dari karbamil fosfat ke ornitin membentuk
sitrulin + Pi (ortofosfat/ fosfat anorganik), dikatalisis oleh enzim L-ornitin
transkarbamoilase mitokondria hati. Reaksi sangat karakteristik untuk ornitin serta
keseimbangan cenderung kuat ke sintesis sitrulin.

 Reaksi 3 Sintesis Asam Argininosuksinat

Reaksi asam argininosuksinat merupakan reaksi pertama yang berlangsung di sitosol


hati, ditandai dengan masuknya ornitin (hasil reaksi sebelumnya ke sitosol). Pada reaksi
sintesis asam argininosuksinat, aspartat serta sitrulin ini akan diikat bersamaan melalui
gugus amino aspartat diikat bersamaan dengan enzim argininosuksinat sintetase.
Reaksi ini memerlukan ATP yang ditandai dengan adanya perubahan ATP menjadi AMP
serta keseimbangan cenderung kuat ke sintesis arginosuksinat.

 Reaksi 4 Penguraian Asam Argininosuksinat

Reaksi penguraian asam argininosuksinat berlangsung di sitosol hati. Penguraian asam


argininosuksinat memproduksi arginin dan asam fumarat, reaksi ini dikatalisis oleh
enzim argininosuksinase, suatu enzim yang berasa dari hati dan jaringan ginjal. Reaksi
berlangsung melalui mekanisme pembuangan trans. Fumarat yang dibentuk bisa
dikonversi menjadi oksaloasetat melalui reaksi fumarase dan melat dehidrogenase dan
kemudian ditransaminasi untuk membentuk kembali (regenerasi) aspartat.

 Reaksi kelima Pembelahan arginin menjadi ornitin dan urea

Reaksi ini melengkapi siklus urea dan membentuk kembali (regenerasi ornitin),
substrat untuk reaksi 2. Pembelahan hidrolitik gugus guanidino dari arginin akan
dikatalisis dengan arginase, yang berada dalam hati semua organisme ureotelik. Dalam
jumlah yang lebih kecil, arginase juga berada dalam jaringan ginjal, otak, kelenjar
mamae, jaringan testikuler dan kulit. Arginase hati mamalia diaktifkan oleh CO 2+ atau
Mn2+ Ornitin dan lisin merupakan penghambat kuat yang bersaing dengan arginin.

C. Reaksi Siklus Urea


Reaksi keseluruhan siklus urea ini ialah sebagai berikut :

2NH3+CO2+3ATP+2H2O ® Urea+2ADP+AMP+2Pi+Ppi

Oleh sebab pisofosfat yang terbentuk dalam reaksi (PPi) terhidrolisis lebih lanjut
menjadi fosfat, maka pembentukan satu molekul urea membentuk 4 ikatan fosfat
memiliki energi tinggi.

Pada eukariota, siklus urea merupakan bagian dari siklus nitrogen, yang mencakup
reaksi konversi amonia menjadi urea. Siklus ini ditemukan pertama kali pada tahun
1932 oleh Hans Krebs dan Kurt Henseleit.
Pada mamalia, siklus urea terjadi di dalam hati, produk urea lalu dikirimkan ke organ
ginjal untuk diekskresi. Dua jenjang reaksi pada siklus urea terjadi di dalam
mitokondria. Ringkasan reaksi siklus urea ialah:

 Amonia

Amonia merupakan hasil dari reaksi deaminasi oksidatif yang bersifat toksik. Pada
manusia, kegagalan salah satu tahapan pada siklus urea dapat berakibat fatal, sebab
tidak terdapat lintasan alternatif untuk membebaskan sifat toksik tersebut selain
mengubahnya menjadi urea.

 Urea

Urea ialah suatu zat diuretik higroskopik dengan menyerap air dari plasma darah
menjadi urin. Kadar urea dalam darah manusia dinamai BUN (Blood Urea Nitrogen).
Peningkatan nilai BUN terjadi pada simtoma uremia dalam keadaan gagal ginjal akut
dan kronis atau kondisi gagal jantung dengan konsekuensi tekanan darah menjadi
rendah dan penurunan laju filtrasi pada ginjal. Pada kasus yang lebih buruk,
hemodialisis dilewati untuk menghilangkan larutan urea dan produk akhir metabolisme
dari dalam darah.

 Jenjang reaksi

Sarbamil fosfat sintetase, sebuah enzim, merupakan katalis pada reaksi dengan substrat
NH2, CO2dan ATP menjadi sarbamil fosfat, lalu diaktivasi oleh asam N-asetilglutamat
yang terbentuk dari asam glutamat dan asetil-KoA dengan enzim N-asetilglutamat
sintetase. N-asetilglutamat termasuk regulator yang penting dalam ureagenesis selain
arginina, kortikosteroid dan protein yang lain.

Reaksi kondensasi yang berlangsung pada ornitina lantas menimbulkan konversi


sarbamil fosfat menjadi sitrulina dengan bantuan enzim ornitina transarbamilase.
Selanjutnya sitrulina dilepaskan dari dalam matriks menuju sitoplasma, dan kondensasi
terjadi dengan asam aspartat dan enzim argininosuksinat sintetase, membangun asam
argininosuksinat, lalu diiris oleh argininasuksinat liase menjadi asam fumarat dan
arginina.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Siklus urea merupakan suatu reaksi pengubahan amonia menjadi urea . Reaksi kimia ini
sebagian besar berlangsung di hati dan sedikit terjadi di ginjal. Hati menjadi pusat
pengubahan amonia menjadi urea berhubungan dengan fungsi hati sebagai tempat
menetralkan racun.
Tahapan reaksi pengubahan amonia menjadi urea terdiri atas 5 tahapan reaksi , 2
tahapan terjadi di mitokondria serta 3 tahapan terjadi di sitoplasma.

Sintesis Karbamil Fosfat

Reaksi sintetis karbamil fosfat yang merupakan tahap yang pertama dari siklus urea ini
yang berlangsung di matriks mitokondria hati. Ion ammonium, karbon dioksida, dan
fosfat sebagai bahan baku reaksi berkondensasi guna membentuk karbamil fosfat
dikatalisis oleh enzim karbamil fosfat sintase I, yaitu enzim yang terdapat pada
mitokondria hati organisme urotelik.

Sintesis Sitrulin

Setelah reaksi sintetis karbamil fosfat kemudian ialah reaksi sintesis sitrulin dimana
reaksi ini berlangsung di matrik mitokondria hati pula sama seperti reaksi sintesis
karbamil fosfat.

Sintesis Asam Argininosuksinat

Reaksi asam argininosuksinat merupakan reaksi pertama yang berlangsung di sitosol


hati, ditandai dengan masuknya ornitin . Pada reaksi sintesis asam argininosuksinat,
aspartat serta sitrulin ini akan diikat bersamaan melalui gugus amino aspartat diikat
bersamaan dengan enzim argininosuksinat sintetase.

Penguraian Asam Argininosuksinat

Reaksi penguraian asam argininosuksinat berlangsung di sitosol hati. Penguraian asam


argininosuksinat memproduksi arginin dan asam fumarat, reaksi ini dikatalisis oleh
enzim argininosuksinase, suatu enzim yang berasa dari hati dan jaringan ginjal.

•Reaksi kelima Pembelahan arginin menjadi ornitin dan urea

Reaksi ini melengkapi siklus urea dan membentuk kembali , substrat untuk reaksi 2.
Pembelahan hidrolitik gugus guanidino dari arginin akan dikatalisis dengan arginase,
yang berada dalam hati semua organisme ureotelik.

2NH3+CO2+ATP+2H2O Urea+2ADP+AMP+2Pi+Ppi

Oleh sebab pisofosfat yang terbentuk dalam reaksi terhidrolisis lebih lanjut menjadi
fosfat, maka pembentukan satu molekul urea membentuk 4 ikatan fosfat memiliki
energi tinggi.
Pada eukariota, siklus urea merupakan bagian dari siklus nitrogen, yang mencakup
reaksi konversi amonia menjadi urea.

•Amonia

Amonia merupakan hasil dari reaksi deaminasi oksidatif yang bersifat toksik.

•Urea

Urea ialah suatu zat diuretik higroskopik dengan menyerap air dari plasma darah
menjadi urin. Kadar urea dalam darah manusia dinamai BUN .

•Jenjang reaksi

Sarbamil fosfat sintetase, sebuah enzim, merupakan katalis pada reaksi dengan substrat
NH3, CO2 dan ATP menjadi sarbamil fosfat, lalu diaktivasi oleh asam N-asetilglutamat
yang terbentuk dari asam glutamat dan asetil-KoA dengan enzim N-asetilglutamat
sintetase. N-asetilglutamat termasuk regulator yang penting dalam ureagenesis selain
arginina, kortikosteroid dan protein yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Burris RH, Wilson PW (Juni 1945). "Fiksasi Nitrogen Biologis". Review Tahunan Biokimia .
14 (1): 685– 708. . ISSN 0066-415

Ferrier, D. R. (2014). Lippincontt's ilustrated reviews Biokimia edisi ke-6 jilid kedua
(kedua ed.). (e. yerizel, a. hartono, harliansyah, Penyunt., & w. Rudharso, Penerj.)
Tanggerang Selatan, Pamulang: Binarupa Aksara.

Ferrier, Denise R, Lippincott dan Wilkins. 2013. Lippincott’s Illustrated


Reviews:Biochemistry, 6 th Edition. Wolters Kluwer.

K. Murray, Robert, dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit BukuKedokteran EGC.

Nelson DL, Cox MM.2005. Lehninger Principles of Biochemistry 4th edition.W.H. Freeman
and Company. New York.

Poedjiadi, A .,Supriyanti,T., ,Soemodimedjo, P.2006. Dasardasar Biokimia.Penerbit


Universitas Indonesia. Jakarta.

Postgate J (1998). Nitrogen Fixation(edisi ke-3rd). Cambridge: Cambridge University Press.

Sapountzis P, de Verges J, Rousk K, Cilliers M, Vorster BJ, Poulsen M (2016). Potensi Fiksasi
Nitrogen dalam Simbiosis Rayap Tumbuh Jamur . Batasan dalam Mikrobiologi . 7 : 1993.

Slosson E (1919). Kimia Kreatif . New York, NY: The Century Co. hlm. 19 –37

Zahran HH (Desember 1999). "Simbiosis kacang-kacangan Rhizobium dan fiksasi nitrogen


dalam kondisi parah dan dalam iklim kering" . Tinjauan Mikrobiologi dan Biologi Molekuler .
63 (4): 968–89

Anda mungkin juga menyukai