Anda di halaman 1dari 9

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

“MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI”

Disusun Oleh:

KELOMPOK 5

NAMA : NABILA SRI AYUANDIVA (4211131022)


NAJMA ANDZAR RUMAYSA (4211131003)
PUTRI DEWI MEITA MARPAUNG (4213131028)
PUTRI ELSA SIMAMORA (4212431013)
ZARATUL HASANAH (4211131016)
KELAS : PSPK 21 A
MATAKULIAH : ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
DOSEN PENGAMPU : Dr. PUSPITAWATI, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Manusia, Sains, Teknologi, dan Seni” ini
dengan baik serta penuh kemudahan dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu pada mata kuliah “Ilmu Sosial
Budaya Dasar”.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Puspitawati, M.Si. selaku dosen
pengampu yang telah memberikan arahan dan bimbingannya kepada penulis dalam pengerjaan
tugas makalah ini. Yang diharapkan dengan penulisan tugas ini dapat bermanfaat dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan mengenai Manusia, Sains, Teknologi, dan Seni.

Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk
itu saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan oleh penulis untuk
menyempurkan tugas ini sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi dan bermanfaat bagi
penulis maupun pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Medan, 23 Oktober 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

1. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

2. MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI ................................................. 2


2.1 Ilmu Pengetahuan.............................................................................................. 2
2.2 Apakah Pengetahuan Bebas Nilai ..................................................................... 2
2.3 Ilmu Pengetahuan dan Pengaruhnya Terhadap Dunia ...................................... 2
2.4 Pemahaman Tentang Teknologi ....................................................................... 3
2.4.1 Secara Tradisional ................................................................................. 3
2.4.2 Pemahaman Baru Tentang Teknologi ................................................... 3

3. SENI ....................................................................................................................... 4
3.1 Seni Sebagai Intraestetik dan Ekstraestetik ...................................................... 4
3.1.1 Seni ebagai Intraestetik ......................................................................... 4
3.1.2 Seni Sebagai Ekstraestetik .................................................................... 5
3.1.3 Hubungan Seni dan Ilmu Pengetahuan ................................................. 5

ii
1. PENDAHULUAN
Dengan mempelajari materi di bab 7 ini diharapkan mahasiswa akan lebih
memahami prinsip – prinsip pengetahuan, teknologi dan seni. Sains, teknologi dan seni
dimiliki manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan baik material maupun spiritual
manusia. Dalam materi bab 7 ini mahasiswa akan dikenalkan konsep – konsep ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni. Setelah mempelajari konsep – konsep tersebut
diharapkan mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan – persoalan yang ada dalam
masyarakat dalam perspektif kebudayaan.

2. MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI


Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna
dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lain. Dikatakan paling sempurna karena
manusia dibekali akal sekaligus nafsu. Meskipun manusia mempunyai nafsu tetapi
yang paling berperan adalah akal. Akal ini bertujuan untuk membedakan mana yang
baik dan mana yang buruk, akal juga sebagai alat untuk berfikir, berhitung, dan
berkreasi sehingga kerja sama antara keduanya sangat diperlukan dalam kehidupan
manusia.

Sains merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam


pengetahuan alamiah, dan berisikan informasi yang memberikan gambaran tentang
struktur dari suatu sistem serta penjelasan tentang pola laku sistem tersebut. Sistem
yang dimaksud dapat berupa sistem alami maupun sistem yang merupakan rekaan
pemikiran manusia mengenai pola laku hubungan dalam tatanan kehidupan
bermasyarakat.

Teknologi merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam


pengetahuan ilmiah yang berisikan informasi preskriptif mengenai penciptaan sistem-
sistem ciptaan tersebut. Penggunaan teknologi bertujuan untuk memudahkan segala
aktifitas yang berkaitan dengan efisien waktu dan tenaga

Janet Woll mengatakan bahwa seni adalah produk social. Sedangkan menurut
KamusB.Indonesia, seni adalah keahlian yang membuat karya yang bermutu (dilihat
dari segi kehalusannya, keindahannya, dll), seperti tari, lukis, ukir, dll. Maka konsep
pendidikan yang memerlukan ilmu dan seni adalah proses atau upaya sadar antara
manusia dengan sesame secara beradab, di mana pihak kesatu secara terarah
membimbing perkembangan kemampuan dan kepribadian pihak kedua secara
manusiawi yaitu orang perorang. Oleh karena itu, budi bahasapun adalah suatu seni

2.1 Ilmu Pengetahuan


Pengetahuan dan ilmu pengetahuan merupakan dua hal yang berbeda. Ada
alasan yang mendasari mengapa ahli – ahli membedakan antara pengetahuan
(knowledge) dan ilmu pengetahuan walaupun kedua duanya harus mengandung
kebenaran. Kebenaran dalam ilmu pengetahuan akan menghasilkan output yaitu
model atau teori. Secara sederhana ilmu pengetahuan merupakan sekumpulan
pengetahuan yang disusun secara sistematik dengan menggunakan metode yang benar
untuk menjelaskan fenomena – fenomena alam maupun sosial yang berpola teratur.

1
Dalam memperoleh pengetahuan yang merupakan penjelasan terhadap fenomena –
fenomena alam maupun sosial ada etika yang harus ditaati yaitu:
a. Objektif. Dalam praktek objektif artinya secara terus menerus memperbaiki
pengukuran agar semakin akurat dan kemudian meminta rekan sejawat untuk
mereview.
b. Metode. Masing – masing disiplin ilmu pengetahuan pengembangan seperangkat
teknik – teknik dalam mengumpulkan dan mengolah data. Namun secara umum
metode penelitian berasumsi bahwa (a) realitas harus ditemukan; (b) observasi
langsung untuk menemukannya; (c) penjelasan material dari fenomena yang dapat
diobservasi harus selalu memadai sedangkan penjelasan metafisik tidak
diperlukan.
c. Dapat dipercaya. Sesuatu yang benar di Rusia benar juga di Amerika. Tidak
pernah ada “fisika orang Venezuela”, “kimia orang Amerika” atau “geologi orang
Kenya” (Bernard, 1994:3).

2.2 Apakah Pengetahuan Bebas Nilai


Pemikiran ilmu pengetahuan bebas nilai berasal dari pendapat tentang fakta –
fakta alam yang merupakan tatanan utama yang mengandung struktur, proses, dan
hukum. Semua objek – objek awal dapat dihitung melalui persamaan – persamaan
matematis sehingga kita mendapatkan hukum – hukum alam. Kesemua hukum –
hukum alam adalah fakta tidak berhubungan dengan kehidupan manusia. Selain
hukum – hukum alam, alasan metodologi ikut menyumbang bahwa ilmu pengetahuan
adalah bebas nilai. Alasan metodologi ya adalah suatu hipotesis dapat diterima atau
ditolak berdasarkan bukti empirik tidak ada pertimbangan nilai. Ilmu pengetahuan
semakin lama semakin bertambah sehingga melahirkan penemuan – penemuan atom,
radiasi elektromagnetik, virus, gen, dan lain – lain. Teori – teori tentang gerak planet,
kimia molekuler, teori – teori tentang virus dan lain – lain.

2.3 Ilmu Pengetahuan dan Pengaruhnya Terhadap Dunia


Tiga cara mendapatkan pengetahuan tentang alam yaitu:
a. Galileo dan Kepler menjadikan matematika yang merupakan warisan Yunani dan
diperkaya oleh peradaban Islam serta Renaissance, sebagai matematisasi alam
yang prosesnya didukung dan diartikulasi melalui eksperimen.
b. Descartes memperkaya pengetahuan tentang atom, sebagai warisan PING tua
Yunani.
c. Francis Baco. Melakukan reformasi pengetahuan dengan menjadi seorang
empurikis dan berorientasi praktis dari sains experimental.
Tiga cara ini dianggap cohen sebagai Revolusi Ilmiah yang menentukan
perkembangan dunia ilmiah selanjutnya. Eksperimen – eksperimen yang telah
dilakukan telah melahirkan metode dan teori – teori yang lebih mutahir. Ilmu
pengetahuan dapat merencanakan teknologi baru berdasarkan matematika abstrak
yang memberikan arah kepada penerapan yang berbeda dan teknologi yang bersifat
trial dan error’ dan teknologi oramodren.

2
Manusia dengan akumulasi ilmu pengetahuan yang mempunyai daya prediksi,
mempunyai bayangan kedepan, bagaimana menata dunia ini demi kesenangan
manusia yang hidup di dunia. Alam dan juga sosial telah di modifikasi oleh manusia.
Refleksivitas yang didasarkan oleh ilmu pengetahuan modern dalam praktek – praktek
sosial, secara terus menerus diuji dan di reformasi mengingat banyaknya informasi –
informasi. Dengan demikian secara konstitutif, reformasi tersebut merubah karakter
hubungan sosial sehingga jauh dan kekakuan tradisi.

2.4 Pemahaman Tentang Teknologi


2.4.1 Secara Tradisional
Pada masa lalu sebelum revormasi industri teknologi didefinisikan secara luas
bahkan berkaitan dengan konsep seni. Dalam arti sempit teknologi menyangkut
cara untuk mencapai tujuan penggunaannya dalam menggunakan alat – alat yang
bersifat artifisial dan yang merupakan hasil implementasi kecerdasan manusia.
Dengan demikian teknologi secara umum merupakan sebuah cara. Secara terbatas
teknologi adalah hasil manifestasi manusia yang berupa artefak, misalnya bajak,
traktor, komputer, dan lain-lain.

2.4.2 Pemahaman Baru Tentang Teknologi


Secara luas teknogi adalah sebuah metode tentang bagaimana cara cara mencapai
tujuan dan yang menyangkut penggunaan cara – cara. Sebuah cara adalah sebuah
medium yang menengahi antara titik awal dan hasil yang di inginkan. Dengan
demikian seseorang dapat menyebutkan teknologi sosial ( contohnya psikoterapi)
sebagai sebuah teknologi. Mesin – mesin, peralatan – peralatan lain untuk
menguasai alam dan efisiensinya yang disebut sebagai hard technologi terbukti
gagal dalam memenuhi kebutuhan efisiensi. Kegagalan ini memaksa seseorang
merubah paradigma tentang teknologi sehingga menimbulkan pemahaman baru
tentang teknologi Yang tidak saja bersifat hard technologi. Kalau hard technologi
lebih menekankan sistem peralatan sedangkan soft technologi menekankan segi
manusia dan aspek simbolik dan manajerial. Jim (2006:22) membuat kategori soft
technologi
a. Teknologi software: Teknologi ini merupakan hasil rekayasa simbol – simbol
digital untuk menghasilkan program – program komputer. Teknologi ini sangat
strategis bagi industri dan mendominasi sebanyak 63% sedangkan hard
technologi hanya 39%.
b. Teknologi tentang transfer teknologi: Demi kepentingan efisiensi industri
pembagian kerja internasional adalah perlu. Teknologi ini menyangkut
bagaimana membangun kerja sama dengan perusahaan – perusahaan lain,
sharing dalam platform, investasi asing, regulasi standar mutu. Kesemuanya
bermuara kepada efisiensi Al industri.
c. Teknologi komersil; sepeti managemen global, penanaman modal dalam
perusahaan (venture capital), inovasi pasar uang, teknik – teknik merger
transnasional, teknik organisasi melalui dunia Maya dan bioteknologi.

3
d. Teknologi sosial ; Teknologi ini merupakan cara mengatasi problem – problem
sosial sebagai dampak dari industri. Teknologi ini mengelola spiritual manusia,
etika, pendidikan, psikososial.
e. Teknologi kultural; Teknologi ini menekankan pemenuhan kebutuhan batin dan
gaya hidup tertentu.
f. Pengobatan Cina
g. Teknologi human mind; Teknologi ini memfokuskan pikiran manusia dalam
rangka mencari keseimbangan psikis dan fisik untuk mencapai kesehatan jiwa.
Dapat disimpulkan menurut kategori jaman, teknologi dibagi menjadi dua yaitu
pramodren dan modern. Dari segi metodenya, teknologi dibagi menjadi dua yaitu
penalaran praktis (pramodren) dan penalaran teoritis (teknologi modern). Dari segi
sifatnya, ada teknologi hard technologi dan ada soft technologi.
3. SENI
Seni menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari – hari. Ketika
kita menonton TV, mendengarkan lagu, menikmati seni peran (performance), dan
tantangan iklan, baik iklan produk industri maupun perumahan.
Setelah manusia hidup dalam keadaan yang lebih daripada sekedar bertahan
hidup ia mempunyai dorongan untuk elaborasi kreatif (Manfredi, 1982: 20). Seni
adalah produk yang bekerja dalam pengalaman dan dengan pengalaman. Produknya
dapat saja berupa pertunjukan, obyek fisik, atau text (drama, lukisan, patung, atau
sastra). Produk produk ini agar berfungsi sebagai seni harus mempunyai materi ekspresi
dan konkrit dalam pengalaman manusia agar dapat membangkitkan perasaan: senang,
cemas, atau takut baik dari sudut pembuat maupun audiennya. Perasaan-perasaan ini
menyatu antara pembuat seni dan audiennya karena pengalaman antara kedua belah
pihak menjadi tertata (tuned) (Eldrige, R, 2003: 8). Keindahan merupakan nilai hakiki
dari suatu seni. Merupakan citarasa yang timbul dari pilihan rasional dalam penggunaan
materialnya dan, selain itu subjek matter-nya terkontrol sehingga membangun bentuk
dan isi dari suatu karya seni. Seni yang sukses haruslah mengandung bentuk, struktur,
dan konvensi yang baik. Struktur adalah cara-cara elemen seni misalnya garis, warna,
bunyi, kata-kata ditata pada level alam bawah sadar sehingga menimbulkan dampak
emosional dan kognitif. Sedangkan konvensi adalah seperangkat aturan dan gaya (style)
dikontrol oleh budaya (Alland, Jr. 1977: 99).

3.1 Seni Sebagai Intraestetik dan Ekstraestetik


3.1.1 Seni Sebagai Intraestetik
Sebagai intraestetik, fenomena-fenomena seni hanya dilihat dari sudut seni itu
sendiri. Pendekatan seperti ini bersifat formalistik dalam arti hanya mendekati suatu
karya seni terbatas pada tatanan visualnya saja. Di dalam seni visual ada prinsip-
prinsip harmoni, keseimbangan, proporsi, pusat perhatian, dan unity. Karya seni
yang baik adalah karya seni yang tertata menurut hukum komposisi. Persoalan-
persoalan bagaimana mengharmonikan warna, garis, titik, bidang menjadi suatu
tatanan yang menarik. Dengan demikian prinsip-prinsip keseimbangan, yaitu di
mana penataan-penataan unsur-unsur tadi haruslah mencapai keseimbangan (dalam

4
persepsi) di mana harus mengelompokkan unsur tadi yang tidak berat sebelah
(dalam persepsi) tetapi juga tidak kaku.
Masalah proporsi juga penting karena hal ini menyangkut perbandingan ukuran.
Pusat perhatian adalah hal yang paling menarik dan utama di dalam karya seni.
Suatu karya seni harus menonjolkan subject matter utamanya dengan cara
membuatnya mencolok mata. Semua unsur-unsur seni tadi haruslah berupa suatu
kesatuan sehingga terbentuk suatu harmoni di dalam suatu karya seni. Pengamat
atau orang yang menilai suatu karya seni dibekali dengan perangkat etik (sudut
pandang pengamat) yang mempunyai jarak dengan seninan yang mempunyai
dunianya sendiri sebagai emik (sudut pandang seniman) yang tidak nyambung.
Menurut Geertz pendekatan ini tidak mampu menjelaskan seni-seni non barat.
Padahal di Indonesia kaya sekali seni-seni tradisional dari masing-masing etnis
yang tidak boleh kita lupakan. Seni-seni seperti ini tidak akan berhasil dipahami
menggunakan pendekatan formalistik. Kain ulos misalnya tidak hanya kita anggap
sebagai suatu seni di mana kita mencari simbolisme dari ornamen-ornamennya atau
menganalisisnya melalui formalisme Hasil pengetahuan yang didapat hanya
sekedar itu.

3.1.2 Seni Sebagai Ekstraestetik


Seni sebagai ekstraestetis berarti menempatkan seni di dalam konteks
kebudayaan di mana seni tersebut dipertontonkan, dipamerkan, digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam kerangka pendidikan multikulturalis yang
menekankan kesetaraan dan keragaman salah satu pendekatannya adalah mengenal
kesenian kelompok sosial lain. Dengan memirsa kesenian kelompok lain dalam
konteks budayanya maka timbul rasa saling memahami.
Berkenaan dengan ini seni selalu berada dalam konteks kebudayaan di mana
seni tersebut dilahirkan. Karena persoalannya bersifat ekstruestetis maka persoalan
persoalannya menjadi berbeda dengan yang disebut formalistik. Persoalannya
adalah bagaimana seni digunakan, siapa yang memiliki, kapan ia dipertunjukkan,
siapa yang membawakan dan siapa yang membuatnya, peranan apa yang
dimainkan, bagaimana mulainya, dan lain-lain. Bukan hanya persoalan estetis tetapi
juga berkaitan dengan mitos, kehidupan sehari-hari, perdagangan, kehidupan
kekerabatan, dan lain-lain.
Sebagai kegiatan kesenian ekstraestetis, seni dilihat tidak dalam bingkai hasil
suatu karya seni dengan menggunakan pendekatan formalistik, tetapi dalam
memahaminya harus dilihat secara holistik yang tertanain dalam konteks
kebudayaan. Untuk memahaminya mau harus membuang etnosentrisme kita tetapi
dengan relativisme budaya. Artinya seni tidak dipandang secara baik buruk dari
perangkat pengetahuan yang kita miliki yang berasal dari kebudayaan atau teori
seni kita, melainkan harus diletakkan dalam konteks kebudayaan di mana seni itu
dilahirkan. Dengan demikian lahir pemahaman kita terhadap kebudayaan orang
lain.

3.1.3 Hubungan Seni dan Ilmu Pengetahuan


Dunia seni dan ilmu pengetahuan adalah dua dunia yang berbeda. Seni lebih
melibatkan kesadaran emosi manusia, sedangkan ilmu pengetahuan melibatkan

5
kesadaran pikir. Dalam common sense masyarakat seniman adalah orang yang
emosional, ilmuwan adalah orang yang dingin.
Manusia mempunyai kebutuhan yang fundamental untuk mempunyai
kebutuhan pengalamannya: lingkungan eksternal dan proses psikologis internal.
Kegagalan psikologis yang tidak tercerna secara layak dalam pikiran diibaratkan
virus yang bekerja menimbulkan disharmoni dan konflik. Dengan demikian pikiran
menjadi rusak seperti halnya protein-protein yang tidak terasimilasi dengan baik
akan merusak tubuh Nichols (Ed.)(1998:20)].
Sains bukan hanya mengenai problem-problem praktis tentang mengasimilasi
alam ke dalam kebutuhan fisik manusia tetapi juga kebutuhan paikologis untuk
memahami dunia. Mengasimilasi secara mental agar manusia merasa "at home" di
dalamnya. Mitos-mitos yang ada juga memenuhi fungsi ini. Seni membantu
manusia mengasimilasi aspek-aspek perceptual secara langsung dari pengalaman
ke dalam struktur total harmoni dan keindahan. Jelas bahwa cara manusia dengan
sense-nya menjadi sadar membuatnya berbicara secara psikologis. Seniman tidak
hanya mengobservasi obyektifitas agar dapat menggambar dan membuat pola-pola
ornament melainkan juga dapat menangkap bentuk dan struktur alam. Dengan
mengekspresikan dalam bentuk obyek yang diciptakan secara artistik sehingga
dapat membantu orang lain untuk melihat dalam cara yang lebih sensitif. Dan lagi,
karya akhirnya menciptakan alam sekitarnya menjadi lingkungan fisik yang dapat
mengansimilasikannya ke dalam struktur persepsi dan feeling yang harmonis (ibid).
Namun dalam perjalanannya upaya harmonisasi ilmu pengetahuan sering
disalahgunakan, sehingga menghasilkan akibat yang destruktif: perang, penjarahan,
perbudakan. Untuk menciptakan harmoni maka harus ada spirit ilmiah (dalam
rangka membentuk harmoni yang dipelajari dari alam) maka spirit ini harus juga
diterapkan dalam seni dan agama. Harmoni tidak bisa dicapai dengan fragmen
fragmen dalam rangka ilusi untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Pada masa modern
sains, teknologi, seni, agama berjalan sendiri-sendiri menjadi fragmen-fragmen
yang membuat dunia menjadi tidak aman dan tidak nyaman untuk dihuni (ibid).
Dengan belajar dari keharmonisan dalam alam, manusia harus memanage
pendekatan total dalam kehidupan dengan menerapkan apa yang telah dilakukan
oleh pengetahuan, seni, agama pada masa ketika mitos, pengetahuan, seni, religi
masih merupakan kesatuan namun harus sesuai dengan kondisi kehidupan modern.
Dalam rangka menghubungkan seni dan sains agar ia menyatu adalah dengan
berorientasi kepada keindahan. Sekarang keindahan penekanannya lebih sebagai
respon subyektif manusia didasarkan pada kesenangan-kesenangan yang ia dapat
dalam memandang apa yang menarik untuk kesenagannya. Dalam sains, sebagai
contoh, seseorang melihat dan merasa sebuah teori dapat dicapai hanya dalam
keadaan tertata, koberen, dan harmoni di mana bagian-bagiannya bekerja dala
membentuk struktur total yang terintegrasi.

Anda mungkin juga menyukai