NIM : 19052085
1. jelaskan konsep hukum perdata materil dan formil menurut 3 ahli , sumbernya , jenisnya,
sejarah hukum perdata nasional islam, dan adat, , jelaskan juga dampak berlakunya
pasal131 dan 163 IS dalam berlakunya BW, KUHP, KUHD.
● Hukum Waris. Berdasarkan perihal pembagian warisan untuk orang yang telah
meninggal dunia, hak mewarisi menurut undang-undang, menerima atau menolak
warisan, dll.
(karangan Syekh Jalaluddin) merupakan buku yang mempunyai suatu nilai tinggi dalam
bidang hukum yang baik. Mengenai persoalan penegak hukum adat Indonesia, ini
memang sangat prinsipil karena adat merupakan salah satu cermin bagi bangsa, adat
merupkan identitas bagi bangsa, dan identitas bagi tiap daerah. Dalam kasus salah satu
adat suku Nuaulu yang terletak di daerah Maluku Tengah, ini butuh kajian adat yang
sangat mendetail lagi, persoalan kemudian adalah pada saat ritual adat suku tersebut, di
mana proses adat itu membutuhkan kepala manusia sebagai alat atau perangkat proses
ritual adat suku Nuaulu tersebut. Dalam penjatuhan pidana oleh sala satu Hakim pada
Perngadilan Negeri Masohi di Maluku Tengah, ini pada penjatuhan hukuman mati,
sementara dalam Undang-undang Kekuasaan Kehakiman Nomor 4 tahun 2004. dalam
Pasal 28 hakim harus melihat atau mempelajari kebiasaan atau adat setempat dalam
penjatuhan putusan pidana terhadap kasus yang berkaitan dengan adat setempat.
Dalam kerangka pelaksanaan Hukum Tanah Nasional dan dikarenakan tuntutan
masyarakat adat maka pada tanggal 24 Juni 1999, telah diterbitkan Peraturan Menteri
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.5 Tahun 1999 tentang Pedoman
Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat.
Peraturan ini dimaksudkan untuk menyediakan pedoman dalam pengaturan dan
pengambilan kebijaksanaan operasional bidang pertanahan serta langkah-langkah
penyelesaian masalah yang menyangkut tanah ulayat.cvbb Peraturan ini memuat
kebijaksanaan yang memperjelas prinsip pengakuan terhadap "hak ulayat dan hak-hak
yang serupa itu dari masyarakat hukum adat" sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3
UUPA. Kebijaksanaan. Indonesia merupakan negara yang menganut pluralitas di bidang
hukum, di mana diakui keberadaan hukum barat, hukum agama dan hukum adat. Dalam
praktiknya (deskritif) sebagian masyarakat masih menggunakan hukum adat untuk
mengelola ketertiban di lingkungannya. Ditinjau secara preskripsi (di mana hukum adat
dijadikan landasan dalam menetapkan keputusan atau peraturan perundangan), secara
resmi, diakui keberadaaanya namun dibatasi dalam peranannya. Beberapa contoh
terkait adalah UU dibidang agraria No.5 / 1960 yang mengakui keberadaan hukum adat
dalam kepemilikan tanah.
f. dampak berlakunya pasal131 dan 163 IS dalam berlakunya BW, KUHP, KUHD.
pasal 131 I.S adalah ketentuan yang memperlakukan antara lain hukum perdata bagi
golongan – golongan penduduk dan demikian pula menjadikan hukum perdata yang
berlaku bagi golongan penduduk tersebut berbeda – beda sehingga menjadikan adanya
sistem hukum yang bersifat pluralistis di dalam lapangan hukum perdata
Pasal 163 I.S suatu pasal yang mengadakan pembedaan golongan penduduk menjadi 3
( tiga ) golongan yaitu :
2. semua manusia adalah subjek hukum pendukung hak dan kewajiban , tapi tidak semua
dapat melakukan perbuatan hukum ada 6 faktor yang membatasi nya , jelaskan dengan
contoh.
Tempat tinggal
Contoh: seseorang yang berdomosili di kota Batam tidak dapat menjadi pemilih pada Pemilu
walikota Tanjungpinang.
Kedudukan / jabatan
Contoh : hakim dan pejabat hukum tidak boleh memiliki barang-barang dalam perkara yang
dilelang atas dasar keputusan pengadilan.
Contoh : kekuasaan orangtua / wali dapat dicabut oleh pengadilan jika orangtua/wali
tersebut pemabuk, suka aniaya anak, dsb.
3. pentingnya domisili dimata hukum , ada 5 jenis domisili , jelaskan fungsinya bagi manusia
dan di beri contoh hubunganya dengan semua cabang hukum.
5 jenis domisili, fungsinya bagi manusia dan contoh hubunganya dengan semua cabang
hukum.
1. Tempat tinggal yuridis. Tempat tinggal yuridis terjaid karena peristiwa hukum, seperti
kelahiran, perpindahan, ataupun mutasi. tempat tinggal yuridis dibuktikan dengan KTP
atau bukti-bukti lain, seperti paspor. Apabila peristiwa hukum itu pembentukan badan
hukum, tempat kedudukan dibuktikan dengan akta pendirian (anggaran dasar) yang di
buat di muka notaris. Tempat tinggal yuridis adalah tempat tinggal utama.
2. Tempat tinggal nyata
Tempat tinggal nyata terjadi karena peristiwa hukum kehadiran (berada) di suatu
tempat sesungguhnya. Tempat tinggal nyata dibuktikan dengan selalu hadir atau ada di
tempat itu. Tempat tinggal nyata sifatnya sementara karena ada perbuatan atau
keperluan tertentu yang tidak terus-menerus untuk jangka waktu lama. Misalnya,
seorang dosen memiliki KTP Jakarta melaksanakan penelitian selama dua minggu di Kota
Manggala, Kabupaten Tulangbawang sehingga dia bertempat tinggal di Manggala.
3. Tempat tinggal pilihan Tempat tinggal pilihan terjadi karena peristiwa hukum
pembuatan perjanjian dan tempat tinggal itu dipiliholeh pihak-pihak yang membuat
perjanjian itu. Tempat tinggal itu dibuktikan dengan akta autentik yang dibuat di muka
notaris. Tempat tinggal yang dipilih adalah kantor pengadilan negeri yang berwenang,
misalnya, Pengadilan Negeri kelas 1 Tanjungkarang.
Tempat tinggal ikutan
5. Tempat tinggal mengikuti orang lain : Karena suatu aturan yang mengatur tempat
tinggal istri mengikuti suami.
4. jelaskan bahwa badan hukum dapat bertindak seperti manusia dengan diwaba oleh 4 teori
hukum, jelaskan dengan contoh
Subekti (Ibid, hal 21) mengatakan bahwa di samping orang, badan-badan atau perkumpulan-
perkumpulan juga memiliki hak dan melakukan perbuatan hukum seperti seorang manusia.
Badan-badan atau perkumpulan-perkumpulan itu mempunyai kekayaan sendiri, ikut serta
dalam lalu lintas hukum dengan perantara pengurusnya, dapat digugat, dan dapat juga
menggugat di muka hakim. Pada sumber lain, penjelasan dalam artikel Metamorfosis Badan
Hukum Indonesia mengatakan bahwa dalam hukum perdata telah lama diakui bahwa suatu
badan hukum (sebagai suatu subyek hukum mandiri; persona standi in judicio) dapat
melakukan perbuatan melawan hukum (onrechtmatig handelen; tort). Badan hukum
mempunyai kewenangan melakukan perbuatan hukum seperti halnya orang, akan tetapi
perbuatan hukum itu hanya terbatas pada bidang hukum harta kekayaan. Mengingat
wujudnya adalah badan atau lembaga, maka dalam mekanisme pelaksanaannya badan
hukum bertindak dengan perantara pengurus-pengurusnya.
1. Teori Theokrasi.
Teori Theokrasi dikemukakan oleh Friederich Stahl (Jerman). Teori ini menganggap bahwa
hukum itu adalah kemauan Tuhan, jadi yang menjadi dasar dari kekuatan hukum adalah
kepercayaan kepada Tuhan. Tinjauan tentang hukum dikaitkan dengan kepercayaan dan
agama, dimana perintah-perintah Tuhan tersebut ditulis di dalam kitab-kitab suci. Teori
Theokrasi ini di Barat diterima sampai zaman Renaissance (abad ke-17).
Pada abad ke-18, Jean Jacques Rousseau memperkenalkan teorinya yang disebut Perjanjian
Masyarakat (Contract Social) atau Kedaulatan Rakyat. Teori ini menganggap bahwa dasar
terjadinya suatu negara adalah perjanjian yang diadakan oleh dan antara anggota
masyarakat untuk mendirikan suatu negara. Dalam bukunya yang berjudul “Le contract
social” (1972), Rosseau mengemukakan bahwa negara bersandar atas kemauan rakyat,
demikian pula halnya semua peraturan perundang-undangan adalah penjelmaan kemauan
rakyat. Orang menaati hukum karena orang sudah berjanji menaati hukum. Penganut dari
teori ini diantaranya Thomas Hobbes, Montesquieu, dan John Locke. Hobbes menambahkan
bahwa keadaan alamiah sama sekali bukanlah keadaan yang aman, adil dan makmur.
Namun sebaliknya, keadaan alamiah merupakan suatu keadaan sosial yang kacau, tanpa
hukum yang dibuat manusia secara sukarela, tanpa pemerintah, dan tanpa ikatan-ikatan
sosial antar individu. Dalam keadaan yang demikian, yang berlaku adalah hukum rimba
dimana yang terkuat adalah yang menang. Manusia seakan-akan merupakan binatang yang
senantiasa berada dalam keadaan bermusuhan, terancam oleh sesamanya dan menjadi
mangsa bagi manusia yang mempunyai fisik yang lebih kuat dari padanya. Keadaan tersebut
dilukiskan dalam peribahasa latin “homo homini lupus” (= manusia yang satu merupakan
binatang buas bagi manusia yang lain).
Dalam kepustakaan ilmu politik, dikenal ada 2 (dua) macam perjanjian masyarakat, yaitu:
- Perjanjian masyarakat yang sebenarnya (pactum uniois / pacte d’ association / social
contract proper), adalah perjanjian masyarakat dengan membentuk badan kolektif bersama
yang akan menampung individu-individu yang selanjutnya bersama-sama mengadakan
perjanjian. Dengan perjanjian inilah maka terbentuklah societas atau masyarakat manusia.
- Perjanjian pemerintahan (pactum subjectionis / pacte de gouverment / contract of
government). Bersamaan atau setelah pembentukan societas tersebut, diadakan pula
perjanjian antara manusia dengan seorang atau sekelompok orang yang dengan syarat-
syarat tertentu, yang harus dihormati dan ditaati oleh kedua belah pihak. Selanjutnya
berdasarkan perjanjian ini, seseorang atau kelompok orang tersebut diberi mandat untuk
menjalankan kekuasaan atas masyarakat/rakyat. Perjanjian ini melahirkan Pemerintahan
atau Negara.
Menurut Thomas Hobbes (1588-1679), dalam pactum subjectionis rakyat telah
menyerahkan seluruh haknya pada raja dan hak yang telah diserahkan tersebut tidak dapat
ditarik kembali. Jadi menurut Hobbes, negara itu seharusnya berbentuk Kerajaan Mutlak.
Sedangkan menurut John Locke (1632-1704), dalam pactum subjectionis tidak seluruh hak
manusia yang diserahkan kepada penguasa, melainkan ada hak-hak yang diberikan oleh
hukum alam yang tetap melekat pada diri setiap manusia. Hak tersebut adalah hak asasi
manusia yang terdiri dari hak hidup, hak kemerdekaan, dan hak milik, dimana hak-hak
tersebut harus dilindungi oleh raja dan dijamin dalam Undang-Undang Dasar. Dengan
demikian, menurut John Locke, negara itu seharusnya berbentuk Kerajaan yang berundang-
undang dasar.
Tokoh-tokoh teori Kedaulatan Negara adalah Jellineck (Jerman), Paul Laband (Jerman), dan
Hans Kelsen (Austria). Teori ini muncul pada abad ke-19 dan menentang teori Perjanjian
Rakyat.
Teori Kedaulatan Negara menganggap bahwa:
- Hukum adalah kehendak negara. Hukum bukan kemauan bersama anggota masyarakat,
dan negara mempunyai kekuatan tak terbatas;
- Hukum ditaati orang karena negara menghendakinya.
Teori Kedaulatan Hukum muncul pada abad ke-20 dan menentang teori Kedaulatan Negara.
Tokoh-tokohnya adalah Cruot (Perancis), Duguit (Perancis), dan Krabbe (Belanda). Teori ini
berpendapat bahwa:
- Hukum berasal dari perasaan hukum yang ada pada sebagian besar anggota masyarakat;
- Hukum mewujudkan perasaan hukum sebagian besar anggota masyarakat;
- Oleh karenanya hukum ditaati oleh anggota masyarakat.
Dalam bukunya yang berjudul “Die Lehre der Rechtssouvereinteit”, Krabbe menyebutkan
bahwa:
- Rasa keadilanlah yang merupakan sumber hukum;
- Hukum hanya apa yang memenuhi rasa keadilan dari orang terbanyak;
- Peraturan yang tidak sesuai dengan rasa keadilan orang terbanyak tidak dapat mengikat.
Peraturan seperti itu bukan merupakan hukum, meskipun masih ditaati orang atau
dipaksakan;
- Masyarakat mempunyai perasaan bagaimana hukum itu seharusnya, dan karena itulah
hukum itu ada. Dan hanya kaidah yang timbul dari perasaan hukum yang mempunyai
kewibawaan.
5. ada 3 kelembagaan yang telah kita pelajari. perwalian , perdewasaan , pengampuan. jelas,
konsepnya, jenisnya, bentuk penerapaan nya, dengan membuat alasan regulasi yang
menjelaskan
3 kelembagaan
1. perwalian
a. Perwalian berasal dari kata wali yang mempunyai arti orang lain selaku
pengganti orang tua, yang menurut hukum diwajibkan mewakili anak yangbelum
dewasa atau belum akil balig dalam melakukan perbuatan hukum.2Menurut
Pasal 1 huruf h KHI, perwalian adalah kewenangan yang diberikan kepada
seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan hukum sebagai wakil untuk
kepentingan dan atas nama anak yang tidak mempunyai kedua orang tua, atau
kedua orang tua masih hidup tetapi tidak caka melakukan perbuatan hukum.
b. jenis perwalian
1. Perwalian oleh suami atau isteri yang hidup lebih lama;
2. Perwalian yang ditunjuk oleh bapak atau ibu dengan surat wasiat atau akta
tersendiri;
3. Perwalian yang diangkat oleh Hakim yang ditunjuk seorang wali oleh Pengadilan;
2. a. perdewasaan
Pendewasaan atau perlunakan adalah suatu upaya hukum yang digunakan untuk
meniadakan keadaan minderjarigheid, baik untuk keseluruhannya, maupun untuk hal-
hal tertentu. Kedewasaan dengan Pendewasaan Istilah “Kedewasan” menunjuk kepada
keadaan sudah dewasa, yang memenuhi syarat hukum. Sedangkan istilah
“pendewasaan” menunjuk kepada keadaan belum dewasa yang oleh hukum dinyatakan
sebagai dewasa. Menurut ketentuan pasal 330 KUHPerdata belum dewasa (minderjarig)
adalah belum berumur 21 tahun penuh dan belum pernah kawin. Apabila mereka yang
kawin sebelum berumur 21 itu bercerai, mereka tidak kembali lagi dalam keadaan
belum dewasa. Dalam staatsblad yang berlaku bagi orang timur asing seperti disebutkan
di atas tadi, apabila di dalam perundang – undangan dijumpai istilah belum dewasa
(minderjarig), maka itu berarti belum berumur 21 tahun penuh itu bercerai, mereka
tidak kembali lagi dalam keadaan belum dewasa.
3. pengampuan
a. Apa Itu Pengampuan
Pengampuan adalah keadaan dimana seseorang karena sifat-sifat pribadinya
dianggap tidak sanggup untuk bertindak di dalam lalu lintas hukum. Karena
dianggap tidak sanggup, maka untuk menjamin dan melindungi hak-haknya, hukum
memperkenan seseorang untuk dapat bertindak sebagai wakil dari orang yang
berada dibawah pengampuan. Orang yang bertugas sebagai wakil dari orang yang
berada di bawah pengampuan adalah seorang pengampu.
b. jenisnya
Pengaturan Hukum Pengampuan
Pengampuan diatur dalam buku 1 KUHP Perdata. Menurut pasal 433 KUHP Persata,
syarat-syarat seseorang berada dibawah pengampuan adalah sebagai berikut:
“Setiap orang dewasa, yang selalu berada dalam keadaan dungu, gila atau mata
gelap, harus ditempatkan di bawah pengampuan, sekalipun ia kadang-kadang cakap
menggunakan pikirannya. Seorang dewasa boleh juga ditempatkan di bawah
pengampuan karena keborosan”
6. Indonesia memilik berbagai sumber hukum perdata , tapi tidak mungkin terjadi benturan,
jelaskan dengan contoh. bandingkan hukum perdata nasional UU no 1/1974 dengan hukum
perdata islam dan adat. pancasila mengajarkan bahwa dalam menjalankan agama perlu
konsisten/fanatisme mengakui adanya perbedaan , tidak mencampurkan adukan agama,
jelaskan contoh.
1.Burgelik Wetboek (BW) atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Ketetapan produk
hukum dari Hindia Belanda yang berlaku di Indonesia berdasarkan asas concordantie. Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang atau Wetboek van Koopandhel (WvK). Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok Agraria.
Hukum perdata dikenal sebagai ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban individu
dengan badan hukum. Untuk pertama kalinya istilah hukum perdata dikenal Indonesia
dalam bahasa Belanda yakni Burgerlijk Recht. Sumber hukum perdata dikodifikasikan
dikenal dengan Burgerlijk Wetboek dan dialih bahasa menjadi Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPerdata). Terdapat beberapa pandangan terkait dengan KUHPerdata ini salah
satunya, KUHPerdata dipandang sebagai suatu pedoman saja karena tidak pernah ada
terjemahan resmi dari Burgerlijk Recht yang aslinya masih berbahasa Belanda.
Pasal 570
“Hak milik adalah kepemilikan untuk menikmati kegunaan suatu kebendaan dengan leluasa
dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya, asal
tidak bertentangan dengan Undang-Undang, ketertiban umum tanpa menggaggu hak orang
lain.”
2.perbandingan hukum perdata nasional UU no 1/1974 dengan hukum perdata islam dan
adat.
a. perbandingan hukum perdata nasional UU no 1/1974 dengan hukum perdata islam
. Menurut Hukum Islam
Anak angkat dalam arti memelihara, mendidik dan mengasuh seseorang anak orang lain
adalah sangat dianjurkan dalam islam. Tetapi penamaan anak angkat tidak menjadikan
seseorang menjadi mempunyai hubungan dengan seseorang lain seperti hubungan yang
terdapat dalam hubungan darah. Oleh karena itu , penamaan dan penyebutan anak
angkat tidak diakui dalam hukum Islam untuk dijadikan sebagai dasar dan sebab
mewaris, karena prinsip pokok dalam kewarisan adalah hubungan darah atau arham.
Hubungan antara anak angkat dengan orang yang mengangkatnya bukanlah hubungan
anak sulbi. Anak sulbi asalnya anak shulbi artinya ialah anak kandung yang berasal dari
sumsum tulang sulbi atau tulang punggung kamu.
Jadi dalam hukum islam pada prinsipnya anak angkat itu tidak dilarang sepanjang hal itu
menyangkut memelihara, mendidik dan mengasuhnya akan tetapi anak angkat itu tidak
dikenal bila dihubungkan atau dikaitkan dengan kedudukan hukumnya dalam hal ini
apabila menjadi ahli waris atau memperoleh kewarisan.