Anda di halaman 1dari 26

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. MANAJEMEN
BERBASIS SEKOLAH
PRODI S1 PGSD 2019

Skor Nilai :

PANDUAN DAN PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

DI SEKOLAH DASAR

(Prof. Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd , 2013)

NAMA MAHASISWA : Yana Faudhani


NIM : 1193311063
DOSEN PENGAMPU : Drs. Robenhart Tamba, M.Pd
MATA KULIAH : Manajemen Berbasis Sekolah

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2019

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

SEPTEMBER 2021
EXCECUTIVE SUMMARY

Manajemen berbasis sekolah (MBS) merupakan suatu bentuk


manajemen/pengelolaan sekolah yang sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah
untuk mencapai tujuan. Tujuan penyelenggaran pendidikan disekolah,sesuai dengan
aturan perundang-undangan pendidikan yang berlaku. MBS muncul sejalan dengan
keinginan pemerintah pusat yang membagi kekuasaan dalam bentuk sentralisasi dan
desentralisasi berupa otonomi daerah kabupaten/kota. Dalam bidang pendidikan,
otonomi ini berupa kewenangan yang diberikan kepada sekolah.

Pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah, diharapkan mampu


meningkatkan kreatifitas, inisiatif, dan inovasi dalam meningkatkan kinerja sekolah.
Pemberian fleksibilitas/keluwesan bertujuan memberi kesempatan sekolah agar
mampu memanfaatkan dan mengelola sumberdaya yang dimiliki agar lebih optimal
dalam usaha meningkatkan mutu sekolah. Partisipasi masyarakat merupakan usaha
menempatkan posisi masyarakat bukan hanya obyek pengguna lulusan tetapi juga
sebagai subyek kebijakan dengan cara memberi ruang terbuka, agar dapat
mengembangkan potensi sehingga apa yang berikan sekolah sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.

Dengan pembagian kekuasaan tersebut, pemerintah pusat hanya menerbitkan


berbagai macam aturan. Khususnya aturan aturan dibidang pendidikan, seperti
perundang undangan pendidikan, keputusan presiden dan menteri pendidikan
menyangkut pendidikan, keputusan presiden dan menteri pendidikan menyangkut
pendidikan, menerbitkan kurikulum, dan menerbitkan izin penggunaan buku teks
peserta didik. selanjutnya pemerintah provinsi dan kabupaten/kota
menerbitkan aturan aturan pelengkap dibidang pendidikan lainnya. Berdasarkan
aturan aturan tersebut, sekolah kemudian menyelenggarakan kegiatan pendidikan
disekolah secara otonom. Dalam artian, sekolah memiliki otonomi/kewenangan untuk
melaksanakan kegiatan penyelenggaraan pendidikan dalam rangka mencapai prestasi-
prestasi sekolah, baik prestasi sekolah sebagai lembaga,peserta didik, dan tenaga
kependidikan maupun prestasi yang dicapai oleh para peserta didik disekolah.

ii
Oleh karena itu, untuk menciptakan prestasi oleh peserta didik yang maju maka
yang perlu diperhatikan terlebih dahulu adalah bagaimana mewujudkan pendidikan
yang bermutu yang pada akhirnya mencapai tujuan. Terwujudnya system pendidikan
sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga
Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas.

Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah


melalui penerapan Manajemen Berbasis Sekolah atau MBS. Hal ini didasarkan pada
suatu asumsi bahwa MBS merupakan pemikiran kearah pengelolaan pendidikan
yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan melaksanakan
berbagai kebijakan secara luas. Dengan demikian mahasiswa calon guru SD semestinya
dapat memahami penerapan MBS sebagai bekal ketika berada di sekolah nantinya.

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. karena atas berkat
dan limpahan rahmat-Nya maka penulis bisa menyelesaikan tugas critical book Review
Manajemen Berbasis Sekolah dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah critical book Review
yang diharapkan semoga dapat memberikan manfaat bagi kita sebagai mahasiswa
dalam mempelajari Manajemen Berbasis Sekolah.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena
itu penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan sangat diharapkan
kritik dan saran yang akan berguna dalam kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi
pembaca.

Binjai, September 2021

Yana Faudhani

(1193311063)

iv
DAFTAR ISI

EXCECUTIVE SUMMARY ........................................................................................................... ii


KATA PENGANTAR ............................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR ......................................................................... 1


1.2 Tujuan Penulisan CBR ........................................................................................ 1
1.3 Manfaat Penulisan CBR ....................................................................................... 1
1.4 Identitas Buku ...................................................................................................... 2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU ................................................................................................... 3

2.1 Bab I (Pendahuluan) ........................................................................................... 3


2.2 Bab II (Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah) ................................. 3
2.3 Bab III (Proses Dan Komponen Manajemen Berbasis Sekolah) ................ 6
2.4 Bab Iv (Indikator Keberhasilan Manajemen Berbasis Sekolah di SD) .... 8
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................ 12

3.1 Pembahasan Isi Buku ....................................................................................... 12


3.1.1 Pembahasan Bab I .......................................................................................... 13
3.1.2 Pembahasan Bab II ......................................................................................... 13
3.1.3 Pembahasan Bab III ....................................................................................... 14
3.1.1 Pembahasan Bab IV ........................................................................................ 15
3.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku .................................................................. 16
BAB IV PENUTUP .................................................................................................................. 18

4.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 18


4.2 Rekomendasi ...................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 20

LAMPIRAN .................................................................................................................................. 21

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR


Pada dasar nya Critical Book Review untuk mengetahui, membandingan, dan
menilai tentang suatu topik materi atau bab yang pada umumnya di perkuliahan
terhadap buku yang berbeda. Pada umumnya mengkritik buku Critical Book Review
merupakan kegiatan mengulas suatu buku agar dapat mengetahui dan memahami apa
yang disajikan dalam suatu buku. Pada dasarnya Critical Book Review menitik beratkan
pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai keunggulan dan
kelemahan, apa yang menarik, dan bagaimana buku tersebut bisa merubah persepsi
dan cara berfikir serta menjadi pertimbangan apakah dari pengetahuan yang didapat
mampu menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian tertentu.

1.2 Tujuan Penulisan CBR


Penulisan Critical Book Review ini diambil dari buku yang berjudul “Panduan
Dan Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar” yang saya
jadikan sumber referensi. Penulisan Critical Book Review ini adalah untuk penyelesaian
tugas mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah yang diampu oleh Bapak Drs.
Robenhart Tamba, M.Pd. Dalam penulisan Critical Book Review ini juga berguna
menambah wawasan ilmu dan pengetahuan dari suatu buku, meningkatkan daya fikir
dan daya tanggap dengan cara membaca, meringkas, mereview lalu menyimpulkan
buku yang direview serta menguatkan daya ingat dalam mengulas isi suatu buku dan
menggali informasi mengenai perbedaan antara satu bab dalam buku dengan bab yang
ada di buku lainnya, sehingga dengan adanya penulisan Critical Book Review kita
mengetahui dan dapat membedakan buku mana yang lebih baik.

1.3 Manfaat Penulisan CBR


• Menyelesaikan tugas yang diberi dan membuat bahan bacaan orang lain
• Mampu memahami dan meganalisis tentang Manajemen Berbasis Sekolah
• Mampu mengembangan pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan
nya pada kehidupan sehari-hari.

1
• Menambah wawasan tentang pendidikan Manajemen Berbasis Sekolah
• Memberikan suatu informasi yang faktual mengenai suatu buku yang telah
diriview mengenai isi buku

1.4 Identitas Buku


1. Judul : Panduan dan Pelaksanaan Manajemen
Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar
2. Pengarang : Prof. Dr. Ibrahim Bafadal
3. Penerbit : Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
4. Kota Terbit : Jakarta
5. Tahun Terbiit : 2013
6. Jumlah Halaman : 78 halaman

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 BAB I (PENDAHULUAN)

Latar Belakang Program Manajemen Berbasis Sekolah

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Indonesia dirintis oleh pemerintah,


dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional (sekarang Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan), beserta pemerintah daerah, dengan bantuan The United Nations
Children’s Fund (UNICEF) dan United Nations Educational Scientific and Cultural
Organization (UNESCO) sejak tahun 1999 di 7 (tujuh) kabupaten pada 4 (empat)
provinsi. Setelah dinyatakan berhasil pada beberapa sekolah piloting, program MBS
memperoleh bantuan pendanaan dari donor baik dari dalam maupun luar negeri,
antara lain NZAID, AusAID, USAID, Plan International, Citibank, Save the Children, JICA,
dan Kartika Soekarno Foundation.

Implementasi program MBS di Indonesia dievaluasi pada tahun 2000, 2002,


2005, dan 2010. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa program pembinaan MBS
memberikan dampak positif, antara lain: (1) peningkatan manajemen sekolah yang
lebih transparan, partisipatif, demokratis dan akuntabel; (2) peningkatan mutu
pendidikan; (3) menurunnya tingkat putus sekolah; (4) peningkatan implementasi
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan strategi PAKEM; dan (5)
peningkatan peran serta masyarakat terhadap pendidikan di SD.

2.2 BAB II (KONSEP DASAR MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH)

A. Hakikat Manajemen Berbasis Sekolah

Unsur-Unsur penting yang terkandung dalam defenisi MBS adalah :

1. Pengelolaan. Pengelolaan dimaknai dari dua sudut pandang yakni proses dan
komponen manajemen sekolah. Sebagai proses, manajemen sekolah
merupakan sistem yang komponennya meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Keempat komponen

3
manajemen ini seringkali dibahas dalam forum kerja sekolah dan gugus serta
secara piawai dipraktikkan dalam kehidupan persekolahan
2. Sumber daya. Sumber daya sekolah yang paling penting adalah sumber daya
manusia sebagai sosial kapital. Kepala sekolah dan para guru senantiasa
mampu menggali dan bekerjasama dengan berbagai sumber daya manusia
yang dianggap dapat membantu keberhasilan sekolah dalam melaksanakan
perannya sebagai lembaga pendidikan.
3. Strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang dilakukan hendaknya
berpusat pada peserta didik (student centre) dengan melaksanakan prinsip-
prinsip belajar yang menyenangkan, ramah otak, ramah lingkungan, yang biasa
juga dikenal dengan istilah PAKEM
4. Implementasi budaya dan lingkungan sekolah yang kondusif. Sekolah
memiliki tanggungjawab moral dalam mengintegrasikan pendidikan dengan
budaya yang ada di masyarakat. Oleh karena sekolah merupakan miniatur
masyarakat yang ada di sekitarnya, maka diharapkan budaya dan lingkungan
sekolah menjadi konteks pendidikan. Berbagai latar sosial dan budaya yang
5. Peran serta masyarakat. Melibatkan masyarakat yang ada di lingkungan
sekolah akan menguatkan kelembagaan, dan menjadikan sekolah itu milik
masyarakatnya. Jika sekolah menjadi milik masyarakat, maka apa pun
kepentingan sekolah akan dikuatkan oleh peran serta masyarakat yang
memiliki komitmen untuk kemajuan pendidikan di sekolah tersebut.
Masyarakat petani,
6. Pencapaian tujuan peningkatan mutu sekolah. Pencapaian tujuan
peningkatan mutu sekolah sangat ditentukan oleh visi, misi sebagai modal
sosial dari pihak terkait yang ada di sekolah. Jika kepala sekolah dan guru
memiliki mimpi

B. Pentingnya Manajemen Berbasis Sekolah

Desentralisasi manajemen pendidikan memberikan kesempatan kepada pihak


terkait untuk mengembangkan sistem pendidikan yang lebih sesuai dengan kebutuhan
masing-masing daerah. Pada masa lalu, manajemen pendidikan dilaksanakan secara
sentralistik/terpusat dan wewenang pemerintah daerah dan sekolah sangat terbatas.

4
Penyerahan tanggung jawab dan sumber daya ke sekolah memberikan kesempatan
kepada mereka untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhannya sendiri. Selain
itu, penyerahan tanggung jawab tersebut akan memotivasi sekolah dan masyarakat
untuk mengembangkan hal-hal yang dulu dianggap bukan urusan mereka.

C. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah

1. Tujuan Umum

MBS bertujuan meningkatkan kemandirian sekolah melalui pemberian


kewenangan yang lebih besar dalam mengelola sumber daya sekolah, dan mendorong
keikutsertaan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dalam
pengambilan keputusan untuk peningkatan mutu sekolah.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus MBS bertujuan untuk:

1. Membina dan mengembangkan komponen manajemen kurikulum dan


pembelajaran melalui empat proses manajemen sekolah yang lebih efektif;
2. Membina dan mengembangkan komponen manajemen peserta didik melalui
empat proses manajemen sekolah yang lebih efektif;
3. Membina dan mengembangkan komponen pendidik dan tenaga
kependidikan melalui empat proses manajemen sekolah yang lebih efektif;
4. Membina dan mengembangkan komponen manajemen sarana dan
prasarana melalui empat proses manajemen sekolah yang lebih efektif.
5. Membina dan mengembangkan komponen manajemen pembiayaan melalui
empat proses manajemen sekolah yang lebih efektif;
6. Membina dan mengembangkan komponen hubungan sekolah dan
masyarakat melalui empat proses manajemen sekolah yang lebih efektif;
7. Membina dan mengembangkan komponen budaya sekolah

D. Prinsip-Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional


pada Pasal 48 Ayat (1) dinyatakan bahwa, “Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan
prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik”. Sejalan dengan
5
amanat tersebut, Peratuan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 49 Ayat (1) menyatakan: “Pengelolaan satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis
sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan,
dan akuntabilitas”. Berdasarkan kedua isi kebijakan tersebut, prinsip MBS meliputi: (1)
kemandirian, (2) keadilan, (3) keterbukaan, (4) kemitraan, (5) partisipatif, (6)
efisiensi, dan (7) akuntabilitas

2.3 BAB III (PROSES DAN KOMPONEN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH)

A. Proses MBS

1. Perencanaan
Perencanaan adalah proses menetapkan tujuan, kegiatan, sumber daya, waktu,
tempat dan prosedur penyelenggaraan komponen manajemen berbasis
sekolah. Syarat-syarat perencanaan dalam manajemen sekolah meliputi:
didasarkan tujuan yang jelas, sederhana, realistis, praktis, terinci, fleksibel,
menyeluruh, efektif dan efisien
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah proses kegiatan memilih, membentuk hubungan
kerja, menyusun deskripsi tugas dan wewenang orang-orang yang terlibat
dalam kegiatan komponen manajemen sekolah tertentu sehingga terbentuk
kesatuan susunan dan struktur organisasi yang jelas dalam upaya
pencapaian tujuan peningkatan mutu sekolah.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan berarti implementasi dari rencana yang telah disusun. Dalam
pelaksanaan juga dilakukan pemotivasian, pengarahan, supervisi, dan
pemantauan. Pemotivasian dimaksudkan sebagai pemberian dorongan kepada
pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah agar selalu meningkatkan mutu
kegiatan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya
4. Pengawasan
Pengawasan diartikan sebagai proses kegiatan untuk membandingkan antara
standar yang telah ditetapkan dengan pelaksanaan kegiatan. Pengawasan
berguna untuk mengukur keberhasilan dan penyimpangan, memberikan
6
laporan dan menerapkan sistem umpan balik bagi keseluruhan kegiatan
komponen manajemen sekolah.
B. Komponen Manajemen Berbasis Sekolah
1. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis Sekolah
Manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah adalah pengaturan
kurikulum dan pembelajaran yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasi,
melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum dan pembelajaran di sekolah, dengan
berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah.
Prinsip-prinsip implementasi pembelajaran yang dikembangkan dalam program
MBS ini diharapkan dapat mengembangkan model pembelajaran yang lebih
bervariasi, interaktif, dan praktis sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan
relevan bagi peserta didik.Gaya pembelajaran seperti ini dikenal dengan Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat PAKEM.

2. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah

Manajemen peserta didik berbasis sekolah adalah pengaturan peserta didik


yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan melaksanakan, dan
mengevaluasi program kegiatan peserta didik di sekolah, dengan berpedoman pada
prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah.

3. Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berbasis Sekolah

Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan berbasis sekolah adalah


pengaturan pendidik dan tenaga kependidikan yang meliputi kegiatan
merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan
yang terkait dengan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, dengan
berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah.

4. Manajemen Sarana dan Prasarana Berbasis Sekolah

Manajemen sarana dan prasarana berbasis sekolah adalah pengaturan sarana


dan prasarana yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisir,
melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan sarana dan prasarana di sekolah,
dengan berpedoman pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar
Sarana dan Prasarana.
7
5. Manajemen Pembiayaan Berbasis Sekolah

Manajemen pembiayaan berbasis sekolah adalah pengaturan pembiayaan yang


meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, dan mengevaluasi
program kegiatan pembiayaan di sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip
implementasi manajemen berbasis sekolah.

6. Hubungan Sekolah dan Masyarakat

Tujuan digalakkan peran serta masyarakat adalah untuk mendorong


masyarakat setempat supaya mereka merasa ”memiliki” sekolahnya dan lebih
berperan dalam kegiatan sekolah. Peran serta di masa lalu pada umumnya hanya
terbatas pada pemberian dana ke sekolah, tetapi lambat laun masyarakat lebih
bertanggung jawab dalam memperbaiki dan merawat gedung sekolah. Pada beberapa
sekolah, orang tua dan masyarakat telah membentuk paguyuban kelas untuk
mendampingi kegiatan di kelas secara langsung, dan ada pula orang tua yang
membantu guru di kelas.

7. Budaya Sekolah

Budaya sekolah merupakan sesuatu yang dipahami dan diyakini oleh pikiran
dan hati sehingga dapat dijadikan pedoman seseorang ketika berperilaku
(individu/kelompok) dalam satuan pendidikan pada khususnya dan lingkungan
sekolah pada umumnya. Budaya sekolah yang diharapkan dalam konteks ini lebih
merujuk pada “suatu sistem nilai, kepercayaan dan norma-norma yang diterima
secara bersama, serta dilaksanakan dengan penuh kesadaran sebagai perilaku alami

2.4 BAB IV (INDIKATOR KEBERHASILAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH di


SEKOLAH DASAR)

1. Kurikulum dan Pembelajaran

a. Kurikulum disusun dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, potensi


lingkungan sekolah, masyarakat, dan potensi daerah.
b. Perangkat kurikulum dan pembelajaran disusun secara mandiri oleh sekolah
melalui kerja tim yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru, unsur komite sekolah
dan/atau orang tua siswa yang memiliki keahlian.
8
c. Kurikulum sekolah dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan
kuriklum.
d. Tahapan pengembangan kurikulum dilakukan melalui langkah-lagkah yanga
sistematis.
e. Sekolah memiliki dokumen muatan lokal yang disusun dengan melibatkan kepala,
guru, komite, tokoh masyarakat, instansi terkait.

2. Peserta Didik

a. Cakupan “pengelolaan peserta didik” di sekolah meliputi penerimaan, penempatan,


dan pelayanan sehari-hari di sekolah.
b. Penerimaan peserta didik memberi kesempatan kepada semua anak usia SD, dari
berbagai latar belakang status ekonomi, sosial, agama, bangsa/suku bangsa.
c. Prosedur penerimaan peserta didik dilakukan secara transparan, mulai dari
pengumuman pendaftaran, proses seleksi, hingga pengumuman penerimaan.
d. Pelayanan prima kepada peserta didik, sejak siswa diterima menjadi peserta didik,
hingga pada melaksanakan kegiatan sehari-hari, dengan memperhatikan minat,
bakat, dan kebutuhan khusus peserta didik.
e. Sekolah memiliki dokumen buku induk peserta didik

3. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

a. Pembagian tugas guru yang jelas dan terpajang.


b. Sekolah memiliki agenda kegiatan pelatihan internal sekolah dan/atau tingkat
gugus bagi guru dan kepala sekolah.
c. Minimal 50% dari jumlah guru yang ada telah mengikuti pelatihan professional.
d. Kepala sekolah memiliki program dan/atau agenda supervise pembelajaran.
e. Kepala sekolah memilki agenda kegitan untuk memfasilitasi guru yang mengalami
kesulitan dalam menyusun perangkat dan mengimplementasikan pembelajaran.

4. Sarana dan Prasarana.

a. Sekolah memiliki buku inventaris asset.


b. Sekolah memiliki tempat penyimpanan peralatan sekolah.
c. Rasio antara ruang kelas dan rombongan belajar 1:1
d. Sekolah memiliki ruang guru yang bersih dan rapi
9
e. Standar luas ruangan kelas ( 8m x 8m) untuk 32 peserta didik

5. Pembiayaan

a. Sekolah memiliki Rencana Kerja Sekolah (RKS) secara terpadu yang disusun
berdasarkan analisis kebutuhan peningkatan mutu pendidikan dan dipetakan untuk
jangka waktu menengah (4 tahun).
b. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari RKS untuk jangka waktu 1 tahun, dilaksanakan secara transparan,
terpadu, berdasarkan skala prioritas, partisiaptif dan akuntabel.
c. Transparansi dokumen RKAS dan penggunaannya melalui (dipajang, website
sekolah,laporan tertulis secara rutin).
d. Sekolah memiliki inisiatif mencari dana tambahan di luar dana BOS.
e. Minimal 70% dana sekolah dialokasikan untuk peningkatan mutu.

6. Hubungan sekolah dengan masyarakat

a. Sekolah memiliki nota kesepakatan (MOU) kerja sama dengan lembaga pendidikan
dan non pendidikan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan
b. Sekolah memiliki agenda kegiatan/rencana aksi untuk sosialisasi/promosi program
sekolah.
c. Sekolah mengadakan open house di akhir tahun pelajaran kepada masyarakat.
d. Sekolah memiliki pengurus komite sekolah
e. Sekolah memiliki agenda kegiatan bakti sosial di lingkungan sekitar sekolah

7. Budaya dan lingkungan sekolah

a. Sekolah menerapkan 7 K ( kebersihan, ketertiban, kesehatan, keindahan,


kekeluargaan, keamanan, kerindangan)
b. Sekolah memiliki agenda kegiatan budaya baca bagi peserta didik dan guru
c. Sekolah memiliki tata tertib sekolah, kode etik sekolah, peraturan akademik hasil
rumusan bersama antara sekolah, orang tua dan perwakilan peserta didik dan
terpampang secara komunikatif.
d. Sekolah memiliki agenda kegiatan aksi bersih sekolah (jumat bersih, sabsih)

10
e. Sekolah memiliki program pembiasaan (berperilaku sopan, berbicara santun,
berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, amanah, menepati janji, empati kepada
sesame sesama) dan terpampang secara komunikatif.

11
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Isi Buku


3.1.1 Pembahasan Bab I
Pada bab buku ini membahas mengenai Implementasi program MBS di Indonesia
terdiri dari 5 aspek sedangkan Menurut Mulyasa (2017) Implementasi manajemen
berbasis sekolah terdiri dari 6 aspek yakni:
1. Manajemen kurikulum dan program pembelajaran,
2. Manajemen pendidik,
3. Manajemen anak,
4. Manajemen keuangan,
5. Manajemen fasilitas pendidikan, dan
6. Hubungan manajemen sekolah dengan masyarakat dan layanan khusus
manajemen.
Lalu Menurut Laurens Kaluge & Lilik Kustiani (2017) Implementasi
manajemen berbasis sekolah terdiri dari 6 aspek yakni:
1. Membentuk dan memberdayakan komite sikolah,
2. Perencanaan pengembangan sekolah
3. Rencana pengembangan sekolah dan kegiatan sekolah,
4. Adanya interaksi antara sekolah dan masyarakat,
5. Anggaran sekolah dikeknbangkan oleh tim untuk memastikan bahwa sekolah
dapat mengimplemnetasikan rencana kegiatan program,
6. Evaluasi diterapkan dalam program,
7. Pelaporan kegiatan dari sekolah individu ke berbagai pihak siterapkan secara
transparan
Selanjutnya Menurut Menurut Dr JC Tukiman Taruna sebagaimana dikutip
Kusmanto (2004), adalah: "implementasi MBS secara ideal mensyaratkan bcbcrapa
hal yaitu:
1. Peningkatan kualitas manajemcn sekolah yang tcrlihat melalui transparansi
keuangan, pcrcncanaan partisipatif, dan tanggung gugat (akuntabllitas),

12
2. Peningkatan pembclajaran melalui PAKEM [pembelajaran yang aktif, krcatif,
efcktif dan menyenangkan), dan
3. Pcningkatan peranserta masyarakat melalui intensitas kcpcdulian masyarakat
terhadap sekolab
3.1.2 Pembahasan Bab II
Pada bab buku ini membahas mengenai unsur-unsur penting yang terkandung
dalam defenisi MBS, pentingnya manajemen berbasis sekolah, tujuan manajemen
berbasis sekolah serta prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah. Adapun tujuan
utama MBS Menurut E. Mulyasa, (2004) adalah meningkatkan efisiensi, mutu, dan
pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi diperoleh melalui keleluasaan
mengelola sumber daya yang ada, partisipasi masyarakat, dan penyederhanaan
birokrasi. Peningkatan mutu diperoleh melalui partisipasi orang tua, kelenturan
pengelolaan sekolah, peningkatan profesionalisme guru, adanya hadiah dan
hukuman sebagai kontrol, serta hal lain yang dapat menumbuhkembangkan
suasana yang kondusif. Pemerataan pendidikan tampak pada tumbuhnya partisipasi
masyarakat terutama yang mampu dan perduli, sementara yang kurang mampu akan
menjadi tanggung jawab pemerintah.

Kemudian MBS bertujuan untuk meningkatkan efesiensi, mutu, dan pemerataan


pendidikan. Peningkatan efesiensi terutama diperoleh dari keleluasaan yang diberikan
untuk mengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi.
Menurut Hidayat dan Machali (2012: 57) Peningkatan pemerataan dapat diperoleh
melalui peningkatan partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah untuk
lebih berkosentrasi pada kelompok tertentu. Hal ini dimungkinan karena pada
sebagian masyarakat tumbuh rasa kepemilikan yang tinggi terhadap sekolah.

Adapun tujuan manajemen berbasis sekolah Menurut Depdiknas (2001)


adalah:

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui keman- dirian dan inisiatif sekolah


dalam mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama

13
3. Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua, masyarakat,
pemerintah tentang mutu sekolah
4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu sekolah yang
dicapai

Selanjutnya pada bab buku ini membahas mengenai prinsip-prinsip manajemen


berbasis sekolah ada 7 akan tetapi Menurut Nurkolis (2006) terbagi atas 4 yakni :

1. Prinsip Ekuifinalitas (Principal of Equifinality)


2. Prinsip Desentralisasi (Principal of Decentralization)
3. Prinsip Sistem Pengelolaan Mandiri (Principal of Self Managing System)
4. Prinsip Inisiatif Manusia (Principal of Human Initiative)

Kemudian pada buku Depdiknas (2004) prinsip-prinsip manajemen berbasis


sekolah ada 3 yaitu :

1. Prinsip Transparansi
2. Prinsip Akuntabilitas
3. Prinsip Partisipasi Masyarakat

3.1.3 Pembahasan Bab III


Pada bab buku ini membahas mengenai proses dan komponen manajemen
berbasis sekolah. Adapun proses manajemen pendidikan Menurut (Usman, 2013: 14)
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber
daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan komponen yang ada. Selain itu
proses manajemen pendidikan perencanaan, Menurut (Kurniadin dan Machali,
2012: 117) ada proses penggerakan, dan pengawasan yang dikaitkan dengan dunia
pendidikan.

Kemudian pada bab buku ini berbeda dengan komponen yang dikemukakan
Menurut E. Mulyasa (2004) adalah sebagai berikut:

1. Manajemen kurikulum dan program pengajaran


2. Manajemen tenaga kependidikan;
3. Manajemen kesiswaan;
4. Manajemen keuangan dan pembiayaan;

14
5. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan;
6. Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat;
7. Manajemen layanan khusus.

3.1.4 Pembahasan Bab IV


Pada bab buku ini membahas mengenai beberapa indikator keberhasilan
manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar. Sedangkan Menurut Depdikbud
(2009), keberhasilan manajemen berbasis sekolah adalah sebagai berikut:

1. Partisipasi masyarakat diwadahi mclalu Komitc Sekolah


2. Transparansi pcngclolaan (program dan anggaran)
3. Program sckolah rcalistik-need assessment
4. Pcmabamao stakeholder mengenai Visi dan Misisckolah
5. Lingkungan lisik sckolah nyaman, terawat
6. lklim sekolah koodusif
7. Berorientasi mutu, -pcnciptaan budaya muru
8. Mcningkatnya kincrja profesiooal kepala sekolah dan pendidik
9. Kcpcmimpinan sckolab bcrkembang demokratis policy and decision making,
planning and programming
10. Upaya mcmcnuhi fasilitas pendukung KBM meningkat
11. Kesejahteraan peodidik meningkat
12. Pclayanan bcrorieotasi pada siswa/murid.
13. Budaya konfonnitas daJam pengelolaan
Selain itu adapun indikator keberhasilan manajemen berbasis sekolah Menurut
Suhardan (Suprihatin, 2017) meliputi:
1. Efektivitas proses pembelajaran;
2. Kepemimpinan sekolah yang kuat;
3. Pengelolaan tenaga yang efektif;
4. Kepemilikan budaya mutu sekolah;
5. Sekolah memiliki team work yang kompak, cerdas, dan dinamis;
6. Sekolah memiliki kemandirian;
7. Partisipasi warga sekolah dan masyarakat;
8. Transparansi sekolah;
15
9. Sekolah memiliki kemampuan untuk mengubah dalam psikis dan fisik;
10. Responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan
Kemudian adapun indikator keberhasilan manajemen berbasis sekolah
Menurut Depdiknas (2009), adalah sebagai berikut5 :
1. Input Pendidikan
a. Memiliki kebijakan mutu
b. Sumber daya tersedia dan siap
c. Memiliki harapan dan prestasi yang tinggi
2. Proses
a. Efektifitas proses belajar mengajar tinggi
b. Kepemimpinan sekolah kuat
c. Pengelolaan yang efektif tenaga kependidikan
d. Sekolah memiliki budaya mutu
e. Sekolah memiliki “teamwork” yang kompak, cerdas dan dinamis
f. Sekolah memiliki kewenangan
g. Partisipasi warga sekolah dan masyarakat
h. Sekolah memiliki keterbukaan (transparansi).
i. Sekolah memiliki kemauan untuk berubah (psikologi dan fisik)
j. Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan dan berkelanjutan
k. Sekolah responsive dan antisipatif terhadap kebutuhan
l. Sekolah memiliki akuntabilitas

3.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku


Menurut pendapat saya pada buku ini jika dilihat berdasarkan tampilan pada
cover bukunya masih kurang menarik serta tidak terdapat nama penulis beserta nama
penerbit nya. Berdasarkan identitas bukunya juga sudah lumayan lengkap akan tetapi
masih terdapat kekurangan yaitu ISBN buku tersebut masih belum ada. Pada buku ini
juga terdapat kata pengantar, daftar isi, serta terdapat pendahuluan pada awalan.
Disini juga terdapat penutup yang dapat memudahkan peserta didik dalam
menyimpulkan materi yang ada pada buku tersebut. Berdasarkan sajian materi yang
ada didalamnya sudah bagus dengan adanya penjelasan yang dipaparkan secara detail.
Lalu diperkuat dengan tabel-tabel yang cukup jelas sehingga pernyataannya lebih jelas.

16
Kemudian isi teks bacaannya juga mudah dibaca. Pada buku ini terdapat skema-skema
serta gambar yang menarik dan berwarna juga dapat menunjang pembahasan pada
topik yang dibahas. Buku ini terlihat lebih monoton karena tidak ada penggunaan
warna pada cover nya. Karena sebaiknya buku tersebut disertai oleh gambar yang
menarik dan berwarna sehingga para pembaca tidak bosan. Berdasarkan tata bahasa
dan penggunaan tanda baca mudah dimengerti. Secara menyeluruh buku ini sudah
banyak mempunyai kelebihan, dan sudah bagus namun masih ada hal yang perlu
ditambahkan lagi seperti warna dan gambar yang jauh lebih menarik lagi agar dapat
memikat para pembaca. Kemudian, dapat menambahkan serta melengkapi materi
yang tidak ada seperti materi pada buku pembanding. Walaupun pada buku utama ini
materi nya sudah lumayan lengkap dan banyak akan tetapi masih ada materi yang
tidak ada meskipun itu penting. Apabila materi tersebut ditambahkan dan saling
melengkapi maka akan membentuk suatu kesempurnaan pada buku tersebut. Selain
itu harusnya buku ini menambahkan daftar pustaka agar para pembaca mudah
mencari referensi yang bersumber dari buku tersebut.

17
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Manajemen berbasis sekolah atau MBS merupakan pendekatan yang harus
digunakan oleh sekolah- sekolah termasuk sekolah dasar dalam pengelolaan sekolah.
Hal ini sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yaitu Undang- undang Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Manajemen berbasis sekolah telah terbukti dan dinilai sebagai pendekatan
yang tepat digunakan dalam pengelolaan sekolah. Hal tersebut didasarkan pada hasil
evaluasi rintisan program MBS pada akhir tahun 2000 dan evaluasi pelaksanaan
program MBS tahun 2005. Hasil yang baik tersebut terutama tampak pada aspek
manajemen sekolah dan aspek pembelajaran. Manajemen sekolah menjadi lebih
transparan, demokratis, partisipatif, akuntabel, dan meningkatnya kemandirian
sekolah. Dalam aspek pembelajaran, peserta didik menjadi lebih aktif, berani
bertanya dan mengungkapkan pendapat, produktif dan kreatif dalam menyelesaikan
tugas-tugas. Kegiatan belajar diciptakan guru dan dialami peserta didik dalam suasana
yang menyenangkan dan demokratis.
Dengan demikian, MBS telah menjadi keharusan bagi setiap pengelola sekolah
untuk menggunakannya sebagai pendekatan dalam mengelola sekolahnya. MBS harus
diilaksanakan secara terus menerus secara berkesinambungan dan dapat ditingkatkan
kualitasnya dari waktu ke waktu dalam rangka upaya peningkatan mutu proses dan
hasil pendidikan

4.2 Rekomendasi

Akibatnya kita sebagai calon guru SD harus bisa melakukan pendidikan


nantinya dengan baik dan terarah, mendewasakan peserta didik yang belum dewasa
selain itu guru juga harus tahu bagaimana cara mencapai suatu tujuan yang ingin diraih
oleh peserta didik yang kita ajar. Dengan makalah ini juga dapat dijadikan suatu

18
pedoman dalam menambah wawasan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga bisa berguna bagi diri pribadi dan masyarakat,

19
DAFTAR PUSTAKA

Bafadal Ibrahim (2013), Panduan Dan Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di


Sekolah Dasar, Jakarta: Direktorat Mandikdasmen.

Depdiknas, (2009). Manajemen Berbasis Sekolah dalam Kerangka Pemenuhan Standar


Nasional Pendidikan. Jakarta: Direktorat Mandikdasmen.

Hidayat, Ara dan Machali, Imam, (2012), Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip, dan
Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah. Yogyakarta: Kaukaba

Kurniadin, Didin dan Machali, Imam. (2012). Manajemen Pendidikan: Konsep dan
Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-ruz Media,

Kusmanto. (2004). Menyoal Manajemen Berbasis Sekolah. Sidoarjo: Republika.

Laurens Kaluge, L., & Lilik Kustiani, L. (2017). School-Based Management in


Indonesian Basic Education: Good Practices in the Past.

Mulyasa, E. (2004). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan


Implementasi. Remaja Rosdakarya

Mulyasa, E. (2017). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan


Implementasi. Remaja Rosdakarya

Nur Aedi, (2015), Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan, Cet. II; Yogyakarta: Gosyen
Publishing.

Nurkolis. (2003). Manajemen berbasis sekolah: Teori, model, Dan aplikasi. Jakarta:
Grasindo.

Suprihatin, B. (2017). Meningkatkan Profesionalisme Guru Melalui Implementasi


Manajemen Berbasis Sekolah ( Mbs ) Di SD Sahara Kabupaten Bandung

Usman, Husaini. (2013), Manajemen: Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.

20
LAMPIRAN

21

Anda mungkin juga menyukai