REVIEW
MK : KEWIRAUSAHAAN
PRODI S1 PGSD
Skor Nilai :
Peningkatan Daya Saing Keripik Melalui Perajang Slice Kentang dan Desain Kemasan
di Sumberejo, Ngablak, Magelang
DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas critical journal report kewirausahaan ini.
Adapun tujuan penulisan critical journal report ini yang merupakan salah satu syarat
untuk memenuhi komponen perkuliahan di mata kuliah kewirausahaan Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih bapak Sugianto, S.Pd.,M.Pd.
Selaku dosen mata kuliah kewirausahaan ini. Karena atas bimbingan dan arahan bapak.
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Yana Faudhani
1193311063
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 14
B. Saran ...................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
D. Identitas Jurnal yang di review
1. JURNAL I
Tahun : 2021
Nomor ISSN :-
2
BAB II
RINGKASAN JURNAL
JURNAL I
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Desa Sumberejo Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang merupakan sebuah desa yang
terletak di Kawasan Agropolitan Merbabu, sekaligus merupakan salah satu sentra petani
kentang. Harapan petani untuk mendapatkan keuntungan dengan berhasilnya produksi dan
minimnya penyakit pada usaha pertaniannya sedikit terganggu setelah harga beberapa jenis
komoditas hasil pertaniannya menurun seperti sawi dengan harga Rp 1.000/kg, tomat Rp
4.000/kg, cabai keriting Rp 16.000/kg. Cabai rawit hanya pada kisaran Rp 35.000/kg
sedangkan kentang yang menjadi andalan biasanya mencapai Rp 15.000/kg turut anjlok
harganya hingga Rp 8.000/kg (Rachma, 2018).
Salah satu upaya mengatasi kentang yang tidak terserap oleh pasar adalah dengan
mengolahnya menjadi berbagai makanan olahan seperti yang telah dilakukan oleh para
pemuda di desa tersebut yaitu dengan mengolahnya menjadi keripik kentang dengan merk
“Keripik Kentang Merbabu”. Harapannya produk ini menjadi salah satu oleh-oleh khas bagi
pengunjung yang berwisata di kawasan agropolitan Merbabu. Keripik Kentang Merbabu ini
bekerja sama dengan kelompok petani kentang Agro Lestari Merbabu sebagai penyedia
bahan baku kentang. Menurut (Rahmawati, 2008), pengembangan sumberdaya pelaku
agribisnis dan agrowisata merupakan salah satu strategi prioritas bagi pengembangan
kawasan agropolitan.
Keripik Kentang Merbabu merupakan sebuah usaha produktif yang memproduksi keripik
kentang yang awal berdirinya diinisiasi oleh kelompok pemuda-pemuda desa yang ingin
3
mengolah kentang yang tidak terserap pasar menjadi produk yang bernilai tinggi dan
memberikan penghasilan bagi pemuda-pemuda setempat. Kelompok usaha ini telah berdiri
selama 4 bulan yang lalu tepatnya di Kragon Rt 1 Rw 3 Desa Sumberejo Kecamatan Ngablak
Kabupaten Magelang. Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam usaha ini adalah sebanyak 20
pemuda desa dan diketuai oleh Ade Rifai. Dalam melakukan usaha keripik kentang ini, ada
pembagian tugas meliputi pemuda yang bertugas dalam proses penggorengan, proses packing
dan pemasaran. Kapasitas produksi dari usaha ini adalah 1500 kg per bulan dengan harga jual
Rp 5000 untuk kemasan 50 g dan Rp 7500 untuk kemasan 75 g. Keripik kentang Merbabu
telah dipasarkan di beberapa tempat wisata di Magelang dan Yogyakarta.
METODE
Kegiatan ini mengikutsertakan mitra UMKM yaitu Keripik Kentang Merbabu dan petani
kentang Agro Lestari Merbabu yang berada di kawasan Agropolitan Merbabu, di Kragon Rt 1
Rw 3, Sumberejo, Ngablak, Magelang. Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM)
yang dilaksanakan meliputi penanganan pasca panen kentang berupa fasilitasi peralatan
produksi, perbaikan desain kemasan, introduksi alat perajang slice kentang, pelatihan
diversifikasi olahan kentang, perijinan P-IRT serta monitoring dan evaluasi kegiatan.
Kegiatan penanganan pasca panen dengan memberikan solusi dari sisi produksi dalam bentuk
introduksi teknologi alat pengiris kentang semi otomatis yang dapat mengiris kentang dengan
ketebalan yang seragam dan menghasilkan irisan yang jauh lebih banyak dibandingkan
dengan pengirisan sebelumnya yang dilakukan secara manual. Disamping itu juga diberikan
bantuan fasilitas peralatan produksi dengan tujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas
produk serta pelatihan untuk meningkatan keterampilan SDM dan dari sisi manajemen
dengan pengajuan legalitas usaha dan perbaikan kemasan.
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan salah satu bahan pangan pokok di tanah air,
bahkan di beberapa negara. Berbagai variasi olahan makanan berbasis kentang oleh
masyarakat banyak kita jumpai mulai dari pencampur sop, dicampur dengan sayur lain, aneka
lauk seperti perkedel, kentang goreng, hingga berbagai olahan modern seperti keripik
kentang, stik kentang, donat dan aneka cake berbahan dasar kentang (Kartasapoetra, 1994).
Pemanenan kentang akan lebih baik jika pada cuaca cerah, kemudian dibiarkan beberapa jam
dibawah sinar matahari, supaya mudah dalam pembersihan tanah kering yang menempel pada
umbi kentang. Pembersihan umbi dari tanah dilakukan dengan mengusap menggunakan
tangan, sekaligus berfungsi untuk sortasi antara umbi kentang yang besar, mulus dipisahkan
dengan yang sedang dan yang kecil mulus.
Memilih kentang yang baik tentu dapat dilihat dari umbinya yang keras, permukaannya rata,
kulitnya mulus, tidak bernoda, dan tidak terdapat tunas. Disarankan tidak memilih kentang
yang terdapat bercak hijau sebab merupakan indikasi adanya solanin (racun) yang
menyebabkan rasa pahit dan dapat bereaksi dalam saluran pencernaan.
4
Fasilitasi Peralatan Produksi
Desain Kemasan
Kemasan memegang peran penting dalam sebuah produk, termasuk produk makanan dan
minuman. Fungsi utama kemasan yaitu mewadahi dan melindungi produk dari bahaya
biologis, kimia dan fisik produk yang dikemas mulai dari proses produksi hingga distribusi.
Fungsi lain kemasan adalah lebih memudahkan konsumen mengenali suatu produk, karena
pada kemasan akan tercantum identitas produk seperti nama produk, komposisi bahan yang
digunakan, alamat produsen, tanggal produksi hingga waktu produk tersebut boleh
digunakan. Hal ini dapat meningkatkan daya tarik konsumen dan pada akhirnya dapat
meningkatkan nilai jualnya.
Proses pemotongan atau mengiris hasil pertanian seperti umbi umbian jika jumlahnya kecil
dapat dikakukan secara manual menggunakan pisau atau alat pemotong lain. Kegunaan dari
alat perajang ini adalah untuk memotong kentang sehingga berbentuk lembaran tipis dengan
ketebalan yang seragam untuk keripik ketebalannya 2 mm. Adapun manfaat yang dirasakan
5
oleh UKM adalah mempercepat pekerjaan, menghemat waktu dan tenaga (efisiensi proses
produksi), meningkatkan daya saing produk.
Pelatihan olahan kentang dilakukan selama 2 hari yaitu tanggal 16-17 Agustus 2019 dengan
peserta sejumlah 25 orang yang terdiri dari para pemuda anggota Karang Taruna di desa
Sumberejo. Pada hari pertama diberikan materi tentang 1) proses pengolahan produk kentang
seperti donat, kentang goreng, dan keripik kentang, 2) pengemasan produk dan 3) potensi
pasar dan strategi pemasaran olahan kentang. Pada hari kedua difasilitasi praktek langsung
pembuatan produk. Peserta diajak langsung untuk melakukan proses produksi dan diberikan
tutorial atau pendampingan mulai dari pengupasan, perendaman, penggunaan mesin
pengiris/slice kentang, penggunaan spinner sampai dengan pengemasan. Peserta sangat
antusias dan memberikan respon positif terhadap materi yang diberikan ditandai dengan
adanya pertanyaan dan ketertarikan dalam pembuatan produk dan penggunaan teknologi
dalam produksi selama proses pelatihan.
Perijinan P-IRT
Keripik kentang merupakan salah satu makanan yang mendapatkan pengawasan dalam
pemasaran dari pihak berwenang atau pemerintahan. Produk yang beredar di masyarakat
tidak dapat secara sembarangan dijual kepada konsumen tanpa adanya izin yang menjelaskan
bahwa makanan tersebut aman untuk dikonsumsi masyarakat. Demikian juga bagi pembeli,
tentu perlu lebih selektif memilih mana makanan yang layak untuk dikonsumsi. Sertifikat P-
IRT atau Pangan Industri Rumah Tangga merupakan sertifikat yang dikeluarkan oleh Dinas
Kesehatan kabupaten atau kota bagi produk makanan yang dihasilkan oleh usaha kecil yang
akan dipasarkan dan sudah melalui beberapa tahapan uji sehingga produk tersebut dinyatakan
benar benar aman dikonsumsi.
6
KESIMPULAN
Kegiatan Progrm Kemitraan Masyarakat ini telah berjalan sangat baik, dengan berhasilnya
desain dan penerapan alat pengiris kentang yang merupakan tahapan pokok dalam produksi
keripik kentang, sehingga hasil irisan kentang dapat seragam, cepat dan bersih. Dengan
adanya alat pengiris kentang dapat meningkatkan kapasitas produksi dari 1000 kg menjadi
1750-1800 kg kentang per bulan atau meningkat 75% sampai dengan 80% per bulan. Desain
kemasan untuk berbagai produk olahan berbahan baku kentang juga sudah disepakati dengan
UKM. Saat ini UKM sedang menunggu ijin P-IRT dari Dinas Kesehatan setempat untuk
dicantumkan pada kemasan produknya. Keberlangsungan kegiatan ini sangat baik karena
melibatkan pemuda dan karang taruna sebagai penggerak sekaligus terus melakukan peluang
akses pemasaran di daerah wisata Kopeng, Magelang, Salatiga dan sekitarnya.
JURNAL II
Abstrak
Pengembangan tanaman kentang di Provinsi Nusa Tenggara Barat selama ini dilakukan di
dataran tinggi Sembalun. Namun demikian, wilayah Sembalun menghadapi keterbatasan
daya dukung sarana prasarana, sehingga salah satu strategi untuk meningkatkan produksi
kentang adalah dengan memperluas pengembangan kentang ke kawasan di luar wilayah
Sembalun, yaitu ke kawasan dataran medium potensial. Kabupaten Lombok Utara memiliki
dataran medium yang potensial untuk pengembangan tanaman kentang, yaitu di wilayah
Santong Kecamatan Kayangan dan wilayah Senaru Kecamatan Bayan. Tim Penelitian
Unggulan Strategis Nasional (PUSNAS) Universitas Mataram telah melakukan penelitian
untuk pengembangan benih kentang bermutu di wilayah Santong, dilanjutkan dengan
pendampingan pengembangannya. Hasil pendmpingan ini menunjukkan dari aspek budidaya
tanaman kentang dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik, namun kendala yang dihadapi
adalah tingginya intensitas serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Perluasan ke
dataran medium ini menuntut inovasi teknologi produksi kentang di dataran medium. Oleh
karena itu, dipandang perlu untuk melakukan pendampingan berkelanjutan pengembangan
kentang di Kabupaten Lombok Utara.
Pendahuluan
Kentang (Solanum tuberosom L.) merupakan salah satu pangan utama dunia setelah padi,
gandum, dan jagung serta termasuk salah satu komoditas hortikultura yang mendapat
prioritas pengembangan di Indonesia. Bagi masyarakat Indonesia, kentang (Solanum
tuberosum) sudah tidak asing untuk dikonsumsi sebagai sayuran maupun sebagai sumber
karbohidrat pengganti nasi. Di Indonesia, kentang umumnya diperdagangkan dalam bentuk
segar dan beberapa jenis olahan, seperti keripik kentang, French fries (kentang goreng), dan
aneka macam makanan ringan. (AAK, 1992; Idawati, 2012; Rukmana, R. 2002)
Selain dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat dalam program diversifikasi pangan,
kentang mempunyai nilai perdagangan domestik dan potensi ekspor yang cukup baik.
Produksi kentang di Indonesia dalam tiga tahun terakhir meningkat dari 1.094.240 ton pada
7
tahun 2012 menjadi 1.124.282 ton pada Tahun 2013 dan 1.316.016 ton pada tahun 2014
(BPS, 2015). Namun demikian, produksi kentang nasional tersebut baru dapat memenuhi 10
% konsumsi kentang nasional yang terus meningkat setiap tahunnya, yaitu 8,9 juta Ton per
tahun (Wattimena, 2000). Oleh karenanya, pemerintah berupaya meningkatkan produksi
kentang dalam negeri baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi (Badan Pusat Statistik.
2015; BPSB TPH Provinsi NTB. 2015)
Berdasarkan anlisis situasi, salah satu sasaran strategis pembangunan Kabupaten Lombok
Utara adalah meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan dengan
menjadikan pariwisata sebagai lokomotif penggerak ekonomi. Sasaran tersebut akan dicapai
melalui berbagai program termasuk pengembangan komoditas hortikultura pendukung
pariwisata dan penumbuhan wirausaha baru. Dataran medium Kabupaten Lombpok Utara,
selain memiliki potensi agroklimat yang baik untuk tanaman hortikukltura, juga merupakan
daerah tujuan wisata, terdapat air terjun (Sendanggile, Tiu Kelep, Tiu Sekeper, Tiu Teja,
Kertagangga), wisata alam tematik (Kampung Coklat Senara, Kampung Stroberi Subak
Sepulu), serta merupakan jalur pendakian ke Gunung Rinjani.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan dikawasan Desa Santong, Kabupaten Lombok Utara. Lokasi yang
dipilih adalah Desa yang merupakan sentra hortikultura dataran medium yang pernah sebagai
lokasi kaji terap budidaya kentang. Peserta terdiri atas petani dan kelompok tani andalan yang
mempunyai pengalaman dalam budidaya tanaman kentang sebelumnya.
Metode Pendekatan
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Metode Kaji Tindak (Action Research)
dengan menerapkan pendekatan Program Tindak Partisipatif (Particpatory Action Program)
dari peserta melalui diskusi, dan kerja kelompok pada seluruh kegiatan. Tahapan dalam
kegiatan ini meliputi tahapan persiapan, antara lain identifikasi masalah, kemudian survey
pendasaran menggunakan metode deskriptif eksploratif. Tahapan pelaksanaan, diawali
dengan pelatihan dengan teknik ceramah. Materi pelatihan yang disampaikan meliputi Teknik
Budidaya Tanaman kentang; Pengenalan Organisme Pengganggu Tanaman kentang, serta
Teknik-teknik Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman.
Penilaian/evaluasi
Penialaian terhadap kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan dengan berpedoman
pada: (1) Kesesuaian antara topik action research yang dilaksanakan dengan keadaan lokasi
kegiatan; (2) Kehadiran dan partisipasi para peserta (sasaran) terhadap setiap kegiatan sejak
dari persiapan sampai berakhirnya kegiatan mencerminkan keinginan dari peserta untuk
mengetahui dan mengadopsi teknologi yang diperkenalkan oleh Tim pelaksana. Sikap dan
tanggapan dari para peserta terhadap kegiatan yang dilaksanakan.
8
Pendampingan Teknik Budi Daya
1. Persiapan Lahan Persiapan lahan yang dilakukan adalah mengecek pH tanah dan air
irigasi. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemasaman tanah dan air
irigasi pada lahan kentang. Berdasarkan hasil pengecekan tersebut didapatkan bahwa
tanah dan air irigasi pada lahan kentang tergolong netral (pH 6 - 7).
2. Pengolahan Lahan Pengolahan tanah pada lahan dilakukan sebanyak dua kali. Hal ini
bertujuan agar tanah tersebut gembur, memutuskan siklus hidup hama dan penyakit
yang ada di dalam tanah serta membantu melancarkan sirkulasi udara dalam tanah dan
menghilangkan gas-gas beracun yang kemungkinan ada di dalam tanah.
4. Penanaman Penanaman benih kentang dilakukan dengan cara membuat lubang tanam
pada bedengan kemudian benih kentang ditanam. Jarak antar benih kentang pada
setiap bedengan adalah 30 cm. Pada kegiatan kajiterap ini, masing-masing kelompok
melakukan penanaman dengan cara yang berbeda. Kelompok sempakok atas
menanam dengan cara menaburkan abu sekam pada lubang tanam kemudian kentang
ditanam, sedangkan pada kelompok sumberkarya melakukan penanaman dengan cara
biasa.
9
5. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman yang dilakukan meliputi:
a. Pengairan lahan
b. Pemupukan dasar.
c. Pemupukan Susulan
d. Penyiangan
e. Pembumbunan
f. Pengendalian Hama
g. Pengendalian Penyakit
6. Panen Panen dilakukan apabila umbi kentang telah siap untuk dipanen. Umbi yang
siap dipanen ditandai dengan kulit umbi tidak terkelupas saat dipencet.
Kegiatan Penyuluhan pada Pendapingan di Desa Santong, Kabupaten Lombok Utara diikuti
oleh petani yang merupakan perwakilan dari masingmasing Kelompok. Proses kegiatan
pelatihan ini cukup berhasil berdasarkan indikator kehadiran peserta selama 1 hari
penyuluhan , yang dimulai pada jam 8.00 pagi sampai jam 17.00 WITA. Pada awal
pelaksanaan kegiatan penyuluhan , pengetahuan dasar peserta tentang teknik budidaya benih
kentang bersertifikat masih beragam ada yang cukup baik ada yang masih rendah, rata-rata
tergolong rendah karena belum pernah mengikuti pelatihan pelatihan serupa. Sebagian dari
mereka menganggap produksi benih kentang bersertifikat sama dengan teknik produksi
kentang konsumsi. Motivasi peserta untuk mengikuti kegiatan pelatihan cukup tinggi dan
terus meningkat sampai akhir kegiatan. Hal ini ditandai dengan tingkat kehadiran peserta
yang tidak pernah absen, begitu juga antusiasme peserta yang tinggi selama pelatihan dengan
semakin banyaknya peserta yang mengangkat tangan untuk bertanya dan berdiskusi.
Sebagian besar peserta pelathan cukup kritis dalam memberikan ide, gagasan, dan sharing
pengalaman dengan fasilitator maupun dengan anggota peserta pelatihan yang lain. Beberapa
faktor yang dapat mendukung pengembangan kentang di desa Santong kabupaten Lombok
Utara adalah sumberdaya lahan. Desa Santong merupakan salah satu desa di kabupaten
Lombok Utara yang sebagian besar daerah atau lahan pertaniannya sangat subur, terutama
untuk pengembangan hortikultura dataran medium. Semua lahan merupakan lahan yang
intensif ditanami berbagai komoditas hortikultura. Hanya saja lahan potensial tersebut belum
dikelola dengan optimal. Kondisi lahan tersebut sangat potensial untuk pengembangan
10
kentang dataran medium. Para peserta juga sangat tertarik dengan diperkenalkan beberapa
varietas kentang unggul baru dan keinginan yang tinggi dari mereka untuk menanam varietas
kentang unggul baru selain yang sduah dikenal selama ini yaitu varitas Granola dan Atlantis.
Kesimpulan
Dari hasil dan analisis kegiatan dapat disimpulkan bahwa: (1) Kelompok Tani dan Peserta
pendampingan di desa Santong telah meningkat pemahaman dan keterampilan dalam
budidaya Kentang; (2) Peserta pendampingan sangat tertarik untuk mengembangkan tanaman
kentang sebagai alternative usaha tani hortikultura; (3) Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT), baik dari kelompok hama maupun penyakit dirasakan menjadi kendala utama dalam
budidaya kentang dataran medium di Santong; (4) Masalah penyimpanan dirasakan masih
menjadi kendala pasca panen tanaman kentang.
11
BAB III
PEMBAHASAN
Jurnal II:
1. Dari aspek kelengkapan sistematika jurnal
Sistematika dari jurnal yang diriview lengkap mulai dari abstrak,
pendahuluan,metode penelitian hasil dan pembahasan serta kesimpulan. Jurnal ini
dilengkapi dengan tahun, nama jurnal, nama penulis, mencantumkan volume dan
nomor dari jurnal.
2. Dari aspek isi jurnal
Jurnal 2 memiliki penjelasan materi lebih lengkap serta menggunakan gambar pada
hasil dan pembahasan jurnal.
3. Dari aspek penggunaan bahasa
Penggunaan bahasa pada jurnal 2 mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca
sehingga lebih mudah untuk dimengerti maksud dari penulis jurnal.
Pada tugas CJR ini, saya me-review kedua jurnal . Kedua jurnal ini sudah sangat baik
dalam menyampaikan hasil penelitian yang dilakukan. Ketiga jurnal tersebut memberikan
pengertian, pengetahuan, dan penalaran bagi pembaca mengenai cara pengelolaan kentang
untuk membuat suatu produk. Secara keseluruhan, penulis tidak mendapatkan kelemahan
12
yang menyebabkan jurnal-jurnal tersebut dikatakan tidak layak. Sejauh penulis menilai,
kedua jurnal sudah sangat bagus dalam hal penyampaian informasi dan juga pengeditan.
Dapat ditarik kesimpulan, kedua jurnal layak digunakan sebagai referensi dalam belajar dan
melakukan penelitian kedepannya.
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada jurnal pertama mengenai Peningkatan Daya Saing Keripik Melalui
Perajang Slice Kentang dan Desain Kemasan di Sumberejo, Ngablak, Magelang.
Kegiatan Program Kemitraan masyarakat ini telah berjalan sangat baik, dengan
berhasilnya desain dan penerapan alat pengiris kentang yang merupakan tahapan
pokok dalam produksi keripik kentang, sehingga hasil irisan kentang dapat seragam,
cepat dan bersih. Produk ini juga Secara keseluruhan meningkatkan omset penjualan
produk olahan kentang, meningkatnya daya saing produk dapat meningkatkan
pendapatan kelompok petani kentang Agro Lestari Merbabu.
Pada jurnal kedua mengenai Pendampingan Pengembangan Kentang di
Dataran Medium Desa Santong-Kabupaten Lombok Utara. Pengembangan tanaman
kentang di Provinsi Nusa Tenggara Barat selama ini dilakukan di dataran tinggi
Sembalun. Namun demikian, wilayah Sembalun menghadapi keterbatasan daya
dukung sarana prasarana, sehingga salah satu strategi untuk meningkatkan produksi
kentang adalah dengan memperluas pengembangan kentang ke kawasan di luar
wilayah Sembalun, yaitu ke kawasan dataran medium potensial. Kabupaten Lombok
Utara memiliki dataran medium yang potensial untuk pengembangan tanaman
kentang, yaitu di wilayah Santong Kecamatan Kayangan dan wilayah Senaru
Kecamatan Bayan. Hasil pendampingan ini menunjukkan dari aspek budidaya
tanaman kentang dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik, namun kendala yang
dihadapi adalah tingginya intensitas serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).
Dari hasil review diatas dapat disimpulkan bahwa kedua jurnal itu pasti
memiliki kelebihan dan kekurangnnya masing-masing terkadang masih banyak jurnal
yang belum sesuai dengan analisis yang dilakukan, namun dengan adanya riview ini
kita dapat memperbaiki jurnal untuk selanjutnya dan menyajikan kepada pembaca
agar pembaca dapat memahami maksud dan isi dari jurnal dengan mudah dan sesui
dengan sasaran masalah atau untuk mencapai tujuan tertentu.
14
B. Saran
Saran saya kepada para pembaca semoga Critical jornal review yang saya buat
ini dapat bermanfaat bagi pembaca , dan dengan membaca Critical jornal review ini
semoga kita akan termotivasi dan mengerti dalam pembuatan sebuah kritik buku.
Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dari pembaca untuk
perbaikan Critical jornal review saya berikutnya.
Mohon maaf jika dalam pembuatan critical jornal review ini terdapat
kesalahan yang ditemukan oleh pembaca baik dilihat itu dari segi penulisan,
penggunaan bahasa, dan lain sebagainya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anam, C., Uchyani, R., & Widiyanti, E. (2020). Peningkatan Daya Saing Keripik Melalui
Perajang Slice Kentang dan Desain Kemasan di Sumberejo, Ngablak, Magelang.
Journal of Community Empowering and Services, Volume 4 Nomor 1 Halaman 22-
29.
Sarjan, M., Nikmatullah , A., Windarningsih , M., & Hadi, A. P. (2021). Pendampingan
Pengembangan Kentang di Dataran Medium Desa Santong-Kabupaten Lombok
Utara. Journal of Community Service, Volume 2 Nomor 1 Halaman 6-11.
16