Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL JOURNAL

REVIEW MK:
BILINGUAL
PRODI S1 PGSD-FIP

SKOR NILAI:

Critical Journal Review

(The Effects of ICT-Based Learning on Students’ Vocabulary Mastery in


Junior High Schools in Bandung)

NAMA MAHASISWA : Cahya Tania Sitompul


NIM : 1221111010
DOSEN PENGAMPU : Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd.
MATA KULIAH : Bilingual

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, atas berkat karunia-Nyalah saya dapat
menyelesaikan makalah Critical Journal Review ini tanpa halangan yang berarti dan selesai
tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, saya tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada Ibu Dosen yang telah memberikan tugas Critical Journal Review ini sehingga saya
dapat lebih memahami lebih jauh mengenai seperti apakah sebenarnya yang di bahas dalam
buku yang saya review serta apa kelebihan serta kekurangannya dan oleh karena itu saya
dapat menyelesaikan penyusunan Cricital Journal Review ini dengan baik.

Saya sadar Critical Journal Review ini mungkin masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
saya berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan Critical Journal Review
ini.

Akhirnya saya berharap semoga Critical Journal Review ini bermanfaat bagi penulis
sendiri dan seluruh pembaca pada umumnya

Medan,September 2022

Penulis

Cahya Tania Sitompul


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Tujuan ................................................................................................................. 1

C. Identitas Jurnal ................................................................................................... 1

BAB II RINGKASAN JURNAL ............................................................................... 3

A. Abstrak................................................................................................................ 3

B. Pendahuluan ....................................................................................................... 3

C. Tinjauan Pustaka ................................................................................................ 4

D. Metodologi .......................................................................................................... 7

E. Hasil .................................................................................................................... 7

F. Kesimpulan ........................................................................................................ 12

BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................... 14

A. Relevansi Topik Jurnal dengan Materi Perkuliahan Bahasa Inggris ................... 14

B. Pokok-pokok Pikiran pada Bagian Pendahuluan ................................................ 14

C. Kajian Teori......................................................................................................... 15

D. Metodologi Penelitian ......................................................................................... 17

E. Hasil dan Pembahasan ....................................................................................... 17

F. Kesimpulan dan Saran ....................................................................................... 18

BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 20

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 20

B. Saran .................................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 21


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengkritik jurnal (Critical Journal Report) merupakan kegiatan mengulas suatu jurnal
agar dapat mengetahui dan memahami kajian jurnal tersebut. Pada dasarnya review jurnal
berisikan evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai keunggulan dan
kelemahan, apa yang menarik, dan bagaimana jurnal tersebut bisa merubah persepsi dan
cara berfikir serta menjadi pertimbangan apakah dari pengetahuan yang didapat mampu
menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian tertentu.

Mengkritik jurnal juga dapat melatih kemampuan dalam menganalisis dan


mengevaluasi pembahasan yang disajikan penulis, sehingga menjadi masukan
berharga bagi proses kreatif si penulis. Dengan melakukan review tersebut pembaca
dapat mengetahui kualitas jurnal dengan membandingkan terhadap karya dari penulis
yang sama atau penulis lainnya serta dapat memberikan masukan kepada penulis jurnal
berupa kritik dan saran terhadap sistematika penulisan, isi, dan substansi jurnal.

Jurnal yang ingin penulis review adalah “The Effects of ICT-Based Learning on
Students’ Vocabulary Mastery in Junior High Schools in Bandung”. Alasan penulis memilih
jurnal ini dikarenakan judul jurnal yang sesuai dengan materi perkuliahan bahasa Inggris
yaitu penguasaan kosakata bahasa Inggris. Relevansi isi jurnal tersebut dengan materi
perkuliahan ditunjukkan dengan adanya pembahasan mengenai penggunaan media
pembelajaran online yaitu Wiki untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa.

B. Tujuan

Tugas Critical Journal Report (CJR) bertujuan agar pembaca mengetahui


kelebihan dan kekurangan jurnal yang di-review. Tugas Critical Journal Report (CJR)
juga ini sangat bermanfaat bagi pembuat jurnal agar mengetahui apa
kekurangannya dan akan diperbaiki supaya jurnal ini lebih baik lagi.
C. Identitas Jurnal

1. Judul Jurnal : The Effects of ICT-Based Learningon Students’ Vocabulary Mastery


in Junior High Schools in Bandung

2. Nama Jurnal : International Journal of Education

3. Edisi Terbit 2018

4. Pengarang Jurnal : Zakir Hussain

5. Penerbit : Universitas Pendidikan Indonesia

6. Kota Terbit : Bandung

7. No. ISSN : 2442-4730


8. Alamat Situs : https://ejournal.upi.edu/index.php/ije/article/view/7592
BAB II

RINGKASAN JURNAL

A. Abstrak
TIK memainkan peran penting dalam pembelajaran bahasa Inggris, karena
meningkatkan motivasi (Schoepp & Erogul, 2001), otonomi peserta didik (Tri & Nguyen
2014), dan keterampilan belajar (Galavis, 1998). Penelitian ini bertujuan untuk menguji
pengaruh pembelajaran berbasis TIK menggunakan wiki pada pembelajaran penguasaan
kosakata siswa di tingkat SMP. Desain penelitian ini adalah eksperimental semu. Populasi
penelitian ini adalah siswa kelas tujuh SMP di Bandung. Kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol masing-masing terdiri dari 25 siswa. Instrumen penelitian adalah pre-test
dan post-test penguasaan kosakata dan platform pembelajaran online yang disebut wiki.
Data dianalisis dengan SPSS 16.0 untuk windows. Temuan mengungkapkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan pada tingkat 0,05 antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol (df = 49, t = 2,02). Selanjutnya, rekomendasi diusulkan untuk guru yang filosofi
pengajarannya dipelintir dengan pembelajaran berbasis TIK. Misalnya, mereka harus
memberikan topik yang menarik tentang wiki, membiarkan mereka mengobrol sambil
bekerja online, menugaskan mereka bekerja di rumah, dan mempersiapkan dengan baik
fasilitas yang digunakan di kelas sebelum memulai pelajaran.

B. Pendahuluan

Aspek penting dari belajar bahasa adalah belajar kosakata. Wilkins sebagai
advokat perwakilan awal dari pendekatan komunikatif percaya bahwa belajar
kosakata sama pentingnya dengan belajar tata bahasa (Shen, 2003). Selain itu,
Alqahtani (2015) menunjukkan bahwa banyak pelajar melihat akuisisi bahasa kedua
(SLA) sebagian besar masalah belajar kosa kata dan mereka menghabiskan banyak
waktu mereka untuk menghafal daftar kata dan kemudian mengandalkan kamus
dwibahasa mereka sebagai sumber komunikasi komunikatif.
Selain itu, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) abad ke-21 telah membawa
banyak manfaat pada berbagai aspek kehidupan, terutama dalam proses belajar mengajar.
TIK adalah semua perangkat atau aplikasi komunikasi yang meliputi radio, televisi, telepon,
komputer, jaringan, perangkat keras dan perangkat lunak, sistem satelit dan sebagainya,
serta berbagai layanan dan aplikasi yang terkait dengannya, seperti konferensi video dan
pembelajaran jarak jauh ( Khan et al., 2015, p.). Selanjutnya, TIK diucapkan dalam konteks
tertentu, misalnya; TIK dalam Layanan Kesehatan, Perpustakaan atau Pendidikan.

Saat ini teknologi Web 2.0 telah menjadi komponen di mana-mana dalam
kehidupan kita sehari-hari (Wang & Vasquez, 2012) yang digunakan oleh jutaan orang
untuk berkomunikasi, berkolaborasi, jaringan dan menghibur melalui blog, wiki, media
sosial, YouTube, dan permainan. Dikatakan bahwa alat Web 2.0 dalam banyak konteks
pembelajaran L2 telah mengubah desain kurikulum pedagogi, konsepsi pembelajaran
bahasa, dan bahkan penelitian dalam bidang ini (Wang & Vasquez, 2012).

Wiki adalah halaman web yang dapat dilihat oleh semua orang yang memiliki
akses ke internet. Indonesia adalah salah satu negara ke-20 dengan jumlah
pengguna TIK terbanyak (Lim dan Nugroho, 2011). Mengenai hal tersebut di atas,
penerapan TIK di sekolah-sekolah Indonesia adalah suatu keharusan. Oleh karena
itu, penelitian ini dilakukan di sekolah menengah pertama untuk mengungkapkan
implementasi pembelajaran berbasis TIK dan efek pengajaran pada penguasaan
kosa kata siswa di kelas EFL (Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing).

C. Tinjauan Pustaka

1. TIK dalam Pendidikan dan Kelas EFL (English as Foreign Language)

TIK didefinisikan sebagai teknik manajemen berbasis ilmiah, teknologi dan


teknik yang digunakan dalam penyimpanan informasi dan mekanisme komunikasi
dengan waktu dan pemanfaatan ruang yang optimal dibandingkan dengan metode
tradisional lainnya yang diadopsi untuk hal yang sama (Raval, 2014). Pendapat ahli
lainnya: Azad (2010) menyatakan bahwa kata "TIK" adalah perangkat atau aplikasi
komunikasi seperti komputer, ponsel, radio, televisi, sistem satelit, dll.

Mikre (2011) menyatakan bahwa TIK telah merevolusi cara orang bekerja
saat ini dan sekarang mengubah sistem pendidikan. Selain itu, pembuat kebijakan
secara luas menerima bahwa akses ke teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
dalam pendidikan dapat membantu individu untuk bersaing dalam ekonomi global
dengan menciptakan tenaga kerja yang terampil dan memfasilitasi mobilitas sosial.
Selain itu, sekolah-sekolah di seluruh dunia barat telah banyak berinvestasi
dalam infrastruktur mereka selama 20 tahun terakhir (Pelgrum & Anderson
sebagaimana dikutip dalam Volman, M. 2005). Sementara itu, siswa yang
menggunakan pengolah kata atau menggunakan komputer untuk menulis mendapat
nilai lebih tinggi pada langkah kemampuan menulis.

Berbeda dengan fakta yang disebutkan di atas, TIK sebagai alat bantu
pengajaran lebih rumit yang menuntut keterampilan yang lebih akurat dari para guru
(Salehi, 2012) dan tidak diragukan lagi pengembangan TIK seperti surat elektronik,
internet dan multimedia dalam menggunakan platform kolaboratif yang memengaruhi
proses menggunakan mereka di kelas sehari-hari yang sayangnya sebagian besar guru
hanya menggunakan berbagai jenis teknologi yang masih tetap pada tingkat pribadi
mereka (Park, et al. sebagaimana dikutip dalam Xuan, TT, 2013).

2. Kosakata dan TIK

Kosakata adalah bagian penting dari belajar bahasa dan sebagai makna kata
baru ditekankan dalam buku dan ruang kelas. Alqahtani (2015) mengklaim bahwa
kosakata berarti kata-kata yang kita gunakan untuk berkomunikasi secara efektif dalam
berbicara (kosa kata ekspresif) dan dalam mendengarkan (kosakata reseptif). Lainnya
seperti Hornby (1995) mendefinisikan kosakata sebagai jumlah total kata dalam suatu
bahasa dan Sedita (2005) memasukkan bahwa kosakata adalah salah satu dari lima
komponen inti pengajaran membaca yang mencakup kesadaran fonemik, fonik dan
studi kata, kosakata fasih, dan pemahaman. Koptyug (n.d.) menyatakan bahwa
penggunaan TIK dalam kosakata pengajaran bahasa ada beberapa cara:

a. Kelas reguler: Guru harus mengadakan kelas reguler dengan ketersediaan


komputer dan internet. Guru dapat mengunduh materi bahasa Inggris dan
mengirimkannya kepada siswa.

b. Menggunakan internet sebagai sumber penelitian: Siswa harus diberi kesempatan ke


mesin pencari. Saat bekerja, mereka dapat memiliki catatan, dan hari berikutnya
memberikan umpan balik yang baik. Dalam hal ini, itu terlalu memotivasi siswa
menggunakan web dan akan menikmati pelaporan dari apa yang telah mereka pelajari.

c. Proyek situs web: Terdapat proyek situs web, dan siswa menulis esai mereka
dan guru memeriksa di kelas, dan kemudian siswa akan menggunakan komputer
dan internet untuk mengirim email karya mereka ke situs proyek.
d. Komunikasi nyata: Siswa selalu ingin mengirim e-mail pekerjaan mereka yang
disebut “keypal”. Mereka dapat melakukan ini dengan teman-teman mereka di
luar negeri dan berkomunikasi tentang mereka budaya untuk menggunakan
kombinasi dan pertukaran kata modern informasi.

Dalton dan Grisham (2011) mengusulkan sepuluh strategi bagaimana


mengajar dan belajar kosa kata melalui penggunaan teknologi:

a. Belajar dari tampilan visual kata dan hubungan dengan teks.

b. Melakukan kunjungan lapangan kosakata digital.

c. Hubungkan kesenangan dan pembelajaran dengan permainan kosakata online.

d. Mintalah siswa menggunakan media untuk mengekspresikan pengetahuan kosakata.

e. Manfaatkan alat rujukan kata online yang juga alat pengajaran.

f. Mendukung membaca dan belajar kata dengan dukungan referensi kosakata tepat waktu.

g. Gunakan penerjemah bahasa untuk memberikan bantuan tepat waktu untuk ELL.

h. Tambah volume bacaan dengan membaca teks digital.

i. Tingkatkan volume membaca dengan mendengarkan teks digital dengan alat


text-to-speech dan buku audio.

j. Kombinasikan pembelajaran kosakata dan layanan sosial.

Sementara itu, Padurean dan Margan (2009) menjelaskan peran komputer di kelas
secara eksplisit. Peran komputer diasumsikan sebagai peran rangsangan dalam pembelajaran
bahasa, dan mereka menyebut komputer sebagai alat panggung yang membantu dalam
memahami dan menggunakan bahasa melalui pemeriksa ejaan dan tata bahasa dan pengeditan
program dan akhirnya diperkenalkan CALL yang mencakup semua langkah. Secara relatif, Wiki
adalah kolaborasi berbasis web yang dapat dimodifikasi oleh browser web mana pun yang dapat
dilihat, diedit, dan dibuat dengan cepat. Diyakini bahwa Wiki atau Wikipedia dianggap sebagai
alat untuk mempercepat proses pembelajaran konstruktivis sosial (Khany & Khosravian, 2014).
Lebih lanjut, Forte dan Bruckman (2006) mengklaim bahwa itu menantang hipotesis pedagogis
tradisional mengenai pengajaran beberapa atau sub-keterampilan dalam bahasa (seperti dikutip
dalam Khany & Khosravian, 2014).
Menurut Graves (2006), Wiki memiliki banyak potensi dalam pengajaran kosa
kata. Oleh karena itu, siswa dapat mengikuti berbagai metode dalam mempelajari
kosa kata di wiki:

a. Siswa harus memberikan informasi termasuk konteks dan artinya.

b. Para siswa harus dilibatkan dan harus memberikan waktu yang cukup untuk
mempelajari kata tersebut.

c. Siswa harus memiliki banyak pengungkapan dengan mempraktikkan dan meninjau kata

d. Siswa harus berbicara tentang arti kata tersebut.

Selanjutnya, dalam desain sistem e-learning seperti wiki mengenai model yang dipilih

pedagogis, guru akan dapat menggunakan sumber belajar dalam bentuk yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran dan terutama dengan gaya belajar siswa (Granic et al. 2009).

D. Metodologi (Metode dan Desain)


Desain penelitian ini adalah eksperimental semu menyelidiki apakah pembelajaran
berbasis TIK mempengaruhi penguasaan kosa kata siswa atau tidak. Freankel et al. 2012)
menyatakan bahwa dua kelompok terlibat dalam eksperimen semu: Kelompok eksperimen
tempat perawatan dilakukan dan kelompok kontrol yang diamati. Hatch & Farhady (1982)
mengatakan bahwa pre-test dan post-test dilakukan pada kedua kelompok. Percobaan
mengambil keseluruhan tujuh pertemuan (setiap sesi berlangsung selama 80 menit).

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas 7 sekolah negeri di Bandung. Diyakini
bahwa pada level ini siswa belajar kosakata baru dan dasar. Oleh karena itu, kita dapat
mengetahui efek TIK lebih baik daripada pada siswa di tingkat yang lebih tinggi.
Selanjutnya, dua kelas dipilih sebagai sampel yang mewakili populasi. Kedua kelas ini
diambil secara sengaja dan memiliki tingkat kemahiran berbahasa Inggris yang sama;
mereka telah dipilih berdasarkan rekomendasi guru karena jadwal waktu mereka yang
termasuk 25 siswa untuk masing-masing Tabel 1 uji normalitas kelas. Selain itu, satu kelas
pada level yang sama dipilih untuk melihat validitas dan reliabilitas pertanyaan. Pre-test dan
post-test adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan pengobatan
digunakan di kelas eksperimen, kelas kontrol diamati oleh peneliti untuk melihat apakah
kelas berjalan pada kurikulum kursus biasa dan reguler atau tidak.

E. Hasil
1. Analisis Data pada Pre-test dan Post-test
Setelah mengumpulkan data output seperti pre-test dan post-test, langkah selanjutnya

adalah menganalisis data menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Independent t-test digunakan

untuk menganalisis data keluaran untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara

cara yang diperoleh oleh peserta sebelum dan sesudah perawatan atau tidak. Untuk melihat

perbedaan antara dua skor rata-rata dari kedua kelas, uji-t digunakan karena data terdistribusi

secara normal (Hatch & Farhady, 1982). Tes mengungkapkan bahwa kedua kelas memiliki

kemampuan yang sama dalam penguasaan kosakata.

Tabel di atas menunjukkan bahwa data pre-test dari kelas kontrol dan kelas
eksperimen biasanya didistribusikan karena Asymp Sig. dari data dalam kolom
Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05. Secara rinci, probabilitas kelas kontrol
(Asymp. Sig) adalah 0,114, dan kelas eksperimen (Asymp.Sig) adalah 0,200. Ini berarti
pre-test kedua kelas terdistribusi normal. Selain itu, uji Levenes digunakan untuk
menganalisis homogenitas varians dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows.

Dalam memeriksa homogenitas varians, perbandingan Asymp. sigs. pada


tingkat signifikansi pada 0,05 diperlukan. Dalam hal ini, probabilitasnya harus> 0,05;
oleh karena itu, varians dari kontrol dan eksperimen diharapkan menjadi homogen.

Berdasarkan temuan di atas, probabilitas skor pretest lebih tinggi dari 0,05
(0,479> 0,05). Ini mengklarifikasi bahwa varian dari kedua kelas adalah homogen.

2. Uji-T Independen

Untuk mengungkapkan perbedaan yang signifikan antara rata-rata kontrol dan kelas

eksperimen dalam pre-test, dianalisis dengan rumus uji-t independen di SPSS 16.0. Selanjutnya,

untuk menolak hipotesis nol bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelas, ada

kebutuhan untuk membandingkan antara tobt dan tcrit pada tingkat 0,05 dan df
= 48 (2,021). Selain itu, jika hipotesis nol ditolak, itu berarti ada perbedaan antara
rata-rata dari dua kelas (tobt > tcrit). Sebaliknya, jika hipotesis diterima maka tidak ada
perbedaan berarti antara kedua kelas (tobt < tcrit).

Menurut t-test Tabel 3, ada perbedaan rata-rata kelas kontrol (49,94) dan kelas
eksperimen (52,8). Sementara tobt adalah 0,871 yang artinya tobt lebih kecil dari tcrit (0,871 <
2,021). Oleh karena itu, hipotesis nol diterima (H0). Ini mengklarifikasi bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara kontrol dan kelompok eksperimen dalam pre-test.

3. Hasil Post-test

Prosedur analisis post-test mirip dengan pre-test. Perbedaannya yaitu post-test


mengukur peningkatan penguasaan kosakata siswa setelah melakukan perawatan dan
mengekspos perbedaan apakah ada perbedaan skor antara dua kelas atau tidak.

4. Tes Distribusi Normalitas

Pengukuran distribusi normal post-test dilakukan oleh Kolmogorov-Smirnov di


SPSS 16.0 untuk melihat apakah skor didistribusikan secara normal atau tidak.
Ketika data terdistribusi secara normal, mereka dapat dibandingkan menggunakan
statistik parametrik; misalnya, uji-t sederhana, dan jika tidak terdistribusi secara
normal, maka mereka dapat dianalisis lebih lanjut dengan statistik nonparametrik
seperti uji Wilcoxon. Hasil normalitas post-test disajikan pada tabel 4.
Tabel 4 mengungkapkan bahwa data post-test dari kelas kontrol dan kelas
eksperimen biasanya didistribusikan karena Asymp.Sig dari data dalam kolom Kolmogorov-
Smirnov lebih besar dari 0,05 (0,544 > 0,05 dan 0,409 > 0,05). Untuk mengukur
homogenitas varians, Asymp.Sig dengan tingkat signifikansi pada 0,05 harus dibandingkan.

Menurut temuan pada tabel 5, probabilitas skor dalam post-test lebih tinggi
dari 0,05 (0,910> 0,05). Ini berarti bahwa varian dari kedua kelas itu homogen.

5. Uji-T Independen dari Post-test

Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata kontrol dan
kelas eksperimen dalam post-test, data dianalisis dengan independent uji-t. Menolak
hipotesis nol (H0) berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelas.
Langkah selanjutnya adalah membandingkan antara tobt dan tcrit pada tingkat 0,05 dan
df = 48 (2,021). Juga, jika hipotesis nol (H0) ditolak, itu berarti ada perbedaan antara
nilai rata-rata dari dua kelas (tobt > tcrit). Namun, jika hipotesis diterima, maka tidak ada
perbedaan kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen (tobt < tcrit).

Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6, skor rata-rata dari kelompok kontrol
adalah (58,06) dan skor rata-rata dari kelompok eksperimen adalah (65,03). Selain
itu, tobt adalah (2.197), yang berarti tobt lebih besar dari tcrit (2.197 > 2.02). Oleh
karena itu, hipotesis nol ditolak (H0). Ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan
dalam skor rata-rata kelompok kontrol dan eksperimen dalam post-test.

6. Uji-t Berpasangan
Uji-t berpasangan digunakan untuk mengukur skor kelompok eksperimen
melalui SPSS 16.0 untuk Windows. Itu bertujuan untuk melihat perbedaan skor rata-
rata antara pre-test dan post-test. Hasilnya disediakan di bawah ini.

Seperti yang diperlihatkan tabel, skor rata-rata dari pre-test di kelas eksperimen
adalah (51.37), sedangkan skor rata-rata post-test adalah (61.54). Termasuk ini, signifikansi
dari 2 tailed adalah 0,00, yang lebih kecil dari 0,05 (0,00 <0,05). Lihat tabel 8.

Berdasarkan temuan di atas, terungkap bahwa hipotesis nol ditolak; yang berarti ada
perbedaan dalam nilai pre-test dan post-test setelah perawatan.

Temuan ini juga mengungkapkan bahwa rata-rata post-test pada kelompok


eksperimen lebih tinggi dari pada pre-test. Itu karena kelompok eksperimen menerima
perlakuan belajar kosakata melalui Wiki selama pelajaran. Para siswa telah belajar
tentang kata-kata yang digunakan dalam kalimat, bagaimana menemukan makna, dan
menemukan sinonim yang menggambarkan gambar serta menggunakan kata-kata
dalam cerita mereka. Ini sejalan dengan strategi pembelajaran kosakata Marazano
(Scurletis, 2009) bahwa siswa harus menggambarkan, memberikan penjelasan,
memberikan definisi non-linguistik, berdiskusi, dan bermain game dalam mempelajari
kata-kata. Di sisi lain, kelompok kontrol tidak menerima perlakuan belajar kosakata
selama kelas mereka. Kelas biasanya melakukan pengajaran dan pembelajaran yang
berfokus pada peningkatan kosa kata siswa. Peneliti juga mengamati kelas untuk
melihat apakah kelas berjalan pada kurikulum kelas yang normal dan reguler atau tidak.

Masing-masing, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Khany, R. & Khosravian,
F (2014), Sadikin (2016), dan Eren (2015) yang melaporkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan secara statistik dalam pengembangan kosakata pembelajar bahasa. .
Temuan mereka menunjukkan bahwa siswa dalam kelompok eksperimen yang
menerima perlakuan pengajaran dan pembelajaran menggunakan berbagai platform
TIK telah melampaui dibandingkan dengan kelompok kontrol. Oleh karena itu,
mereka percaya bahwa TIK adalah sumber daya otentik yang mendorong untuk
membantu siswa EFL dalam meningkatkan pengetahuan kosakata mereka.

F. Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran


berbasis TIK seperti Wiki dalam meningkatkan penguasaan kosakata siswa di sebuah
sekolah menengah pertama di Bandung, Indonesia. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pre-test, post-test dan platform online yang disebut Wiki.

Menurut temuan dan diskusi penelitian ini, penerapan Media pada siswa SMP di
Bandung dapat meningkatkan penguasaan kosakata mereka. Klaim ini didasarkan pada
perbedaan skor rata-rata antara mereka yang menggunakan Wiki dan mereka yang tidak.

Temuan lebih lanjut mengungkapkan bahwa perbedaan skor antara kelas kontrol
dan kelas eksperimen berbeda secara signifikan. Hasilnya dibuktikan dengan uji-t pada skor
pre-test dan post-test. Pada awalnya, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen secara
statistik pada tingkat skor yang sama, seperti yang dapat dilihat dari uji homogenitas.
Secara relatif, setelah beberapa implementasi perawatan ke kelas eksperimen, kedua
kelompok diuji lagi menggunakan tes yang sama, dan skornya sangat meningkat.

Hipotesis nol (H0) digunakan dalam penelitian ini, dan temuan menunjukkan
bahwa hipotesis ditolak. Ini berarti ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara
kelas eksperimen dan kemampuan kelas kontrol dalam menguasai kosa kata. Juga
terungkap bahwa kelas eksperimen memperoleh skor yang lebih baik daripada kelas
kontrol dalam hal kemampuan dalam penguasaan kosakata karena kelas menghasilkan
hasil yang positif. Singkatnya, belajar kosakata melalui Wiki terbukti efektif untuk
memberikan siswa alternatif media pembelajaran kosa kata, yang online dan sementara
itu, menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan di kelas.

Masing-masing, implementasi pembelajaran berbasis TIK menggunakan Wiki


sangat penting dalam pengajaran kosakata untuk penguasaan kosakata siswa di
sekolah menengah pertama EFL, Bandung. Namun, beberapa saran diberikan
mengenai Wiki dalam mengajar kelas EFL.
Ada beberapa panduan untuk guru EFL yang menggunakan Wiki sebagai
media pembelajaran berbasis TIK dalam pengajaran penguasaan kosakata di
sekolah: Meskipun Wiki mempromosikan pembelajaran berbasis web kolaboratif,
tidak mungkin untuk diterapkan di kelas di mana siswa tidak dapat mengedit dan
berbagi bekerja pada saat bersamaan.

Dalam hal ini, guru harus mencari tahu dan menetapkan pekerjaan yang harus
dilakukan di rumah. Namun, belajar kosa kata melalui Wiki itu menyenangkan, asalkan para
guru memberikan topik yang menarik bagi siswa. Guru juga harus menggunakan metode
yang berbeda sehingga siswa dapat mengobrol satu sama lain saat mengerjakan Wiki.

Siswa suka melakukannya kegiatan interaktif seperti ini, karena berbasis


pengalaman dan menarik. Guru harus mempersiapkan fasilitas dengan baik; jika
tidak, mereka akan mengalami masalah dalam mengimplementasikan pembelajaran
berbasis TIK. Karena penelitian ini berkaitan dengan peningkatan satu aspek belajar
bahasa, penelitian lebih lanjut dapat fokus pada aspek lain, seperti mengajar
menulis melalui Wiki. Siswa mungkin tertarik menulis untuk situs web.
BAB III

PEMBAHASAN JURNAL

A. Relevansi Topik Jurnal dengan Materi Perkuliahan Bahasa Inggris

Topik jurnal yang penulis review adalah mengenai pengaruh pembelajaran


berbasis TIK pada penguasaan kosakata siswa SMP di Bandung. Relevansi topik jurnal
dengan perkuliahan bahasa Inggris yaitu mengenai penguasaan kosakata. Media yang
digunakan untuk menguasai kosakata bahasa Inggris yaitu Wiki dimana Wiki merupakan
halaman web yang dapat dilihat oleh semua orang yang memiliki akses ke internet.
Menurut Graves (2006), Wiki memiliki banyak potensi dalam pengajaran kosakata. Oleh
karena itu, siswa dapat mengikuti berbagai metode dalam mempelajari kosakata di Wiki:

1. Siswa harus memberikan informasi termasuk konteks dan artinya.

2. Para siswa harus dilibatkan dan harus memberikan waktu yang cukup untuk
mempelajari kata tersebut.

3. Siswa harus memiliki banyak pengungkapan dengan mempraktikkan dan meninjau kata

4. Siswa harus berbicara tentang arti kata tersebut.

Selanjutnya, dalam desain sistem e-learning seperti Wiki mengenai model yang dipilih

pedagogis, guru akan dapat menggunakan sumber belajar dalam bentuk yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan terutama dengan gaya belajar siswa (Granic et al. 2009).

B. Pokok-pokok Pikiran Bagian Pendahuluan


Pada bagian pendahuluan, penulis menjelaskan bahwa aspek penting dari belajar
bahasa adalah belajar kosakata dan meyakini bahwa belajar kosakata sama pentingnya
dengan belajar tata bahasa (Shen, 2003). Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) abad
ke-21 telah membawa banyak manfaat pada berbagai aspek kehidupan, terutama dalam
proses belajar mengajar. TIK adalah semua perangkat atau aplikasi komunikasi yang
meliputi radio, televisi, telepon, komputer, jaringan, perangkat keras dan perangkat lunak,
sistem satelit dan sebagainya, serta berbagai layanan dan aplikasi yang terkait dengannya,
seperti konferensi video dan pembelajaran jarak jauh ( Khan et al., 2015, p.).
Teknologi Web 2.0 merupakan komponen di mana-mana dalam kehidupan kita
sehari-hari (Wang & Vasquez, 2012) yang digunakan oleh jutaan orang untuk
berkomunikasi, berkolaborasi, jaringan dan menghibur melalui blog, wiki, media sosial,
YouTube, dan permainan. Dikatakan bahwa alat Web 2.0 dalam banyak konteks
pembelajaran L2 telah mengubah desain kurikulum pedagogi, konsepsi pembelajaran
bahasa, dan bahkan penelitian dalam bidang ini (Wang & Vasquez, 2012).

Wiki adalah halaman web yang dapat dilihat oleh semua orang yang memiliki akses ke

internet. Indonesia adalah salah satu negara ke-20 dengan jumlah pengguna TIK terbanyak (Lim

dan Nugroho, 2011). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan di sekolah menengah pertama

untuk mengungkapkan implementasi pembelajaran berbasis TIK dan efek pengajaran pada

penguasaan kosa kata siswa di kelas EFL (Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing).

C. Kajian Teori

Pada jurnal yang penulis review, kajian teori yang mendukung penelitian tersebut
yaitu definisi TIK sebagai teknik manajemen berbasis ilmiah, teknologi dan teknik yang
digunakan dalam penyimpanan informasi dan mekanisme komunikasi dengan waktu
dan pemanfaatan ruang yang optimal dibandingkan dengan metode tradisional lainnya
yang diadopsi untuk hal yang sama (Raval, 2014). Pendapat ahli lainnya: Azad (2010)
menyatakan bahwa kata "TIK" adalah perangkat atau aplikasi komunikasi seperti
komputer, ponsel, radio, televisi, sistem satelit, dll. TIK sebagai alat bantu pengajaran
lebih rumit yang menuntut keterampilan yang lebih akurat dari para guru (Salehi, 2012)
dan tidak diragukan lagi pengembangan TIK seperti surat elektronik, internet dan
multimedia dalam menggunakan platform kolaboratif yang memengaruhi proses
menggunakan mereka di kelas sehari-hari yang sayangnya sebagian besar guru hanya
menggunakan berbagai jenis teknologi yang masih tetap pada tingkat pribadi mereka
(Park, et al. sebagaimana dikutip dalam Xuan, TT, 2013).

Kosakata adalah bagian penting dari belajar bahasa dan sebagai makna kata
baru ditekankan dalam buku dan ruang kelas. Koptyug (n.d.) menyatakan bahwa
penggunaan TIK dalam kosakata pengajaran bahasa ada beberapa cara:

1. Kelas reguler: Guru harus mengadakan kelas reguler dengan ketersediaan


komputer dan internet. Guru dapat mengunduh materi bahasa Inggris dan
mengirimkannya kepada siswa.
2. Menggunakan internet sebagai sumber penelitian: Siswa harus diberi kesempatan ke
mesin pencari. Saat bekerja, mereka dapat memiliki catatan, dan hari berikutnya
memberikan umpan balik yang baik. Dalam hal ini, itu terlalu memotivasi siswa
menggunakan web dan akan menikmati pelaporan dari apa yang telah mereka pelajari.

3. Proyek situs web: Terdapat proyek situs web, dan siswa menulis esai mereka
dan guru memeriksa di kelas, dan kemudian siswa akan menggunakan komputer
dan internet untuk mengirim email karya mereka ke situs proyek.

4. Komunikasi nyata: Siswa selalu ingin mengirim e-mail pekerjaan mereka yang
disebut “keypal”. Mereka dapat melakukan ini dengan teman-teman mereka di
luar negeri dan berkomunikasi tentang mereka budaya untuk menggunakan
kombinasi dan pertukaran kata modern informasi.

Dalton dan Grisham (2011) mengusulkan sepuluh strategi bagaimana mengajar dan
belajar kosa kata melalui penggunaan teknologi:

1. Belajar dari tampilan visual kata dan hubungan dengan teks.

2. Melakukan kunjungan lapangan kosakata digital.

3. Hubungkan kesenangan dan pembelajaran dengan permainan kosakata online.

4. Mintalah siswa menggunakan media untuk mengekspresikan pengetahuan kosakata.

5. Manfaatkan alat rujukan kata online yang juga alat pengajaran.

6. Mendukung membaca dan belajar kata dengan dukungan referensi kosakata tepat waktu.

7. Gunakan penerjemah bahasa untuk memberikan bantuan tepat waktu untuk ELL.

8. Tambah volume bacaan dengan membaca teks digital.

9. Tingkatkan volume membaca dengan mendengarkan teks digital dengan alat


text-to-speech dan buku audio.

10. Kombinasikan pembelajaran kosakata dan layanan sosial.

Menurut Padurean dan Margan (2009), peran komputer diasumsikan sebagai peran
rangsangan dalam pembelajaran bahasa, dan mereka menyebut komputer sebagai alat
panggung yang membantu dalam memahami dan menggunakan bahasa melalui pemeriksa
ejaan dan tata bahasa dan pengeditan program dan akhirnya diperkenalkan CALL yang
mencakup semua langkah. Secara relatif, Wiki adalah kolaborasi berbasis web yang dapat
dimodifikasi oleh browser web mana pun yang dapat dilihat, diedit, dan dibuat
dengan cepat. Diyakini bahwa Wiki atau Wikipedia dianggap sebagai alat untuk
mempercepat proses pembelajaran konstruktivis sosial (Khany & Khosravian, 2014).

Menurut Graves (2006), Wiki memiliki banyak potensi dalam pengajaran kosa
kata. Oleh karena itu, siswa dapat mengikuti berbagai metode dalam mempelajari
kosa kata di wiki:

1. Siswa harus memberikan informasi termasuk konteks dan artinya.

2. Para siswa harus dilibatkan dan harus memberikan waktu yang cukup untuk
mempelajari kata tersebut.

3. Siswa harus memiliki banyak pengungkapan dengan mempraktikkan dan meninjau kata

4. Siswa harus berbicara tentang arti kata tersebut.

Selanjutnya, dalam desain sistem e-learning seperti wiki mengenai model yang dipilih
pedagogis, guru akan dapat menggunakan sumber belajar dalam bentuk yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran dan terutama dengan gaya belajar siswa (Granic et al. 2009).

D. Metodologi Penelitian

Penulis menggunakan desain penelitian eksperimental semu yakni


menyelidiki apakah pembelajaran berbasis TIK mempengaruhi penguasaan
kosakata siswa atau tidak. (Freankel et al. 2012) menyatakan bahwa dua kelompok
terlibat dalam eksperimen semu: Kelompok eksperimen tempat perawatan dilakukan
dan kelompok kontrol yang diamati. Hatch & Farhady (1982) mengatakan bahwa
pre-test dan post-test dilakukan pada kedua kelompok. Percobaan mengambil
keseluruhan tujuh pertemuan (setiap sesi berlangsung selama 80 menit).
Populasi penelitian yang digunakan penulis yaitu siswa kelas 7 sekolah negeri di

Bandung. Diyakini bahwa pada level ini siswa belajar kosakata baru dan dasar. Oleh karena itu,

penulis dapat mengetahui efek TIK lebih baik daripada pada siswa di tingkat yang lebih tinggi.

Selanjutnya, dua kelas dipilih sebagai sampel yang mewakili populasi. Kedua kelas ini diambil

secara sengaja dan memiliki tingkat kemahiran berbahasa Inggris yang sama; mereka telah

dipilih berdasarkan rekomendasi guru karena jadwal waktu mereka yang termasuk 25 siswa

untuk masing-masing Tabel 1 uji normalitas kelas. Selain itu, satu kelas pada level yang sama

dipilih untuk melihat validitas dan reliabilitas pertanyaan. Pre-test dan post-test adalah instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan pengujian digunakan di
kelas eksperimen, kelas kontrol diamati oleh peneliti untuk melihat apakah kelas
berjalan pada kurikulum kursus biasa dan reguler atau tidak.

E. Hasil dan Pembahasan


Pada penelitian ini, penulis mengungkapkan bahwa rata-rata post-test pada
kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada pre-test. Itu karena kelompok eksperimen
menerima perlakuan belajar kosakata melalui Wiki selama pelajaran. Para siswa telah
belajar tentang kata-kata yang digunakan dalam kalimat, bagaimana menemukan makna,
dan menemukan sinonim yang menggambarkan gambar serta menggunakan kata-kata
dalam cerita mereka. Ini sejalan dengan strategi pembelajaran kosakata Marazano
(Scurletis, 2009) bahwa siswa harus menggambarkan, memberikan penjelasan,
memberikan definisi non-linguistik, berdiskusi, dan bermain game dalam mempelajari kata-
kata. Di sisi lain, kelompok kontrol tidak menerima perlakuan belajar kosakata selama kelas
mereka. Kelas biasanya melakukan pengajaran dan pembelajaran yang berfokus pada
peningkatan kosa kata siswa. Peneliti juga mengamati kelas untuk melihat apakah kelas
berjalan pada kurikulum kelas yang normal dan reguler atau tidak.

Hasil penelitian yang dilakukan penulis sejalan dengan hasil Khany, R. &
Khosravian, F (2014), Sadikin (2016), dan Eren (2015) yang melaporkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan secara statistik dalam pengembangan kosakata
pembelajar bahasa. Temuan mereka menunjukkan bahwa siswa dalam kelompok
eksperimen yang menerima perlakuan pengajaran dan pembelajaran menggunakan
berbagai platform TIK telah melampaui dibandingkan dengan kelompok kontrol. Oleh
karena itu, mereka percaya bahwa TIK adalah sumber daya otentik yang mendorong
untuk membantu siswa EFL dalam meningkatkan pengetahuan kosakata mereka.

F. Kesimpulan dan Saran

Menurut temuan dan diskusi penelitian yang dilakukan penulis, penerapan


Media pada siswa SMP di Bandung dapat meningkatkan penguasaan kosakata
mereka. Klaim ini didasarkan pada perbedaan skor rata-rata antara mereka yang
menggunakan Wiki dan mereka yang tidak.
Temuan lebih lanjut mengungkapkan bahwa perbedaan skor antara kelas kontrol dan

kelas eksperimen berbeda secara signifikan. Hasilnya dibuktikan dengan uji-t pada skor pre-test

dan post-test. Pada awalnya, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen secara statistik
pada tingkat skor yang sama, seperti yang dapat dilihat dari uji homogenitas. Secara
relatif, setelah beberapa implementasi perawatan ke kelas eksperimen, kedua
kelompok diuji lagi menggunakan tes yang sama, dan skornya sangat meningkat.

Hipotesis nol (H0) digunakan dalam penelitian ini, dan temuan menunjukkan
bahwa hipotesis ditolak. Ini berarti ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara
kelas eksperimen dan kemampuan kelas kontrol dalam menguasai kosa kata. Juga
terungkap bahwa kelas eksperimen memperoleh skor yang lebih baik daripada kelas
kontrol dalam hal kemampuan dalam penguasaan kosakata karena kelas menghasilkan
hasil yang positif. Singkatnya, belajar kosakata melalui Wiki terbukti efektif untuk
memberikan siswa alternatif media pembelajaran kosa kata, yang online dan sementara
itu, menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan di kelas.

Masing-masing, implementasi pembelajaran berbasis TIK menggunakan Wiki


sangat penting dalam pengajaran kosakata untuk penguasaan kosakata siswa di
sekolah menengah pertama EFL, Bandung. Namun, beberapa saran diberikan
mengenai Wiki dalam mengajar kelas EFL.

Ada beberapa panduan untuk guru EFL yang menggunakan Wiki sebagai
media pembelajaran berbasis TIK dalam pengajaran penguasaan kosakata di
sekolah: Meskipun Wiki mempromosikan pembelajaran berbasis web kolaboratif,
tidak mungkin untuk diterapkan di kelas di mana siswa tidak dapat mengedit dan
berbagi bekerja pada saat bersamaan.

Dalam hal ini, guru harus mencari tahu dan menetapkan pekerjaan yang harus
dilakukan di rumah. Namun, belajar kosakata melalui Wiki itu menyenangkan, asalkan para
guru memberikan topik yang menarik bagi siswa. Guru juga harus menggunakan metode
yang berbeda sehingga siswa dapat mengobrol satu sama lain saat mengerjakan Wiki.

Siswa suka melakukan kegiatan interaktif seperti ini, karena berbasis


pengalaman dan menarik. Guru harus mempersiapkan fasilitas dengan baik; jika
tidak, mereka akan mengalami masalah dalam mengimplementasikan pembelajaran
berbasis TIK. Karena penelitian ini berkaitan dengan peningkatan satu aspek belajar
bahasa, penelitian lebih lanjut dapat fokus pada aspek lain, seperti mengajar
menulis melalui Wiki. Siswa mungkin tertarik menulis untuk situs web.
/
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari keseluruhan isi Critical Journal Review ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa
topik yang dibahas pada jurnal tersebut berkaitan dengan materi perkuliahan bahasa
Inggris yakni mengenai penguasaan kosakata bahasa Inggris. Media yang digunakan
untuk menguasai kosakata bahasa Inggris yaitu Wiki dimana Wiki merupakan halaman
web yang dapat dilihat oleh semua orang yang memiliki akses ke internet. Menurut
kami, penjelasan pada bagian metodologi dan hasil serta pembahasan sudah sangat
baik ditambah lagi keberhasilan penelitian ini dapat menjadi motivasi bagi penulis dan
pembaca agar melanjutkan penelitian berikutnya. Karena penelitian ini berkaitan dengan
peningkatan satu aspek belajar bahasa, penelitian lebih lanjut dapat fokus pada aspek
lain, seperti mengajar menulis melalui Wiki.

B. Saran
Setelah me-review jurnal ini, penulis menyarankan dan merekomendasikan kepada
seluruh pembaca agar membuat budaya membaca itu sebagai hal yang penting. Terutama
dalam jurnal ini terdapat berbagai hal yang menarik dan menambah inovasi untuk
menguasai kosakata bahasa Inggris menggunakan media Wiki. Oleh karena itu, apa yang
telah dibahas dalam jurnal ini kiranya dapat menambah wawasan serta pengetahuan
pembaca dan dapat memberikan manfaat nyata dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Hussain, Zakir. 2018. The Effects of ICT-Based Learning on Students’ Vocabulary


Mastery in Junior High Schools in Bandung. Vol. 10. International Journal of
Education. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

https://ejournal.upi.edu/index.php/ije/article/view/7592

Anda mungkin juga menyukai