PUSKESMAS CIHERANG
KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR
TAHUN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi yang signifikan dibidang keuangan negara telah menyebabkan
pergeseran dari penganggaran tradisional ke penganggaran berbasis kinerja.
Anggaran berbasis kinerja lebih menekankan pada proses apa yang dihasilkan
(output), bukan hanya sekedar membiayai masukan (input). Perubahan ini penting
dalam rangka proses pembelajaran yang lebih rasional untuk mempergunakan
sumber daya yang dimiliki, mengingat tingkat kebutuhan dana yang makin tinggi
sementara sumber dana yang tersedia tetap terbatas.
Penganggaran berbasis kinerja dapat diterapkan pada instansi pemerintah
yang tugas dan fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan
demikian, instansi tersebut dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan yang
fleksibel dengan menonjolkan produktifitas, efesiensi dan efektifitas sebagai
bagian dalam pembaharuan manajemen keuangan sektor publik maupun dalam
peningkatan standar pelayanan pemerintah kepada masyarakat yang disebut
dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD).
Unit Pelaksana Teknis (UPT Puskesmas) merupakan instansi pemerintah
yang tugas dan fungsinya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
sehingga UPT Puskesmas juga dapat menerapkan PPK BLUD. Untuk dapat
menerapkan PPK BLUD, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu
persyaratan teknis, substantive dan admninistratif. Salah satu persyaratan
administratif yang harus dipenuhi oleh UPT Puskesmas adalah adanya Standar
Pelayanan Minimal (SPM).
B. Maksud dan Tujuan :
1. Maksud :
Standar Pelayanan Minimal ini dimaksudkan guna memberikan pelayanan atau
kegiatan minimal yang harus dilakukan Puskesmas sebagai tolok ukur kinerja
dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan kesehatan.
2. Tujuan :
a. Terlaksananya peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan
puskesmas yang bermutu dan terjangkau.
b. Terlaksananya kegiatan peningkatan mutu berkelanjutan yang sesuai
standar berbasis profesionalisme dengan tetap mengedepankan masalah
aksesibilitas masyarakat.
C. Pengertian :
1. Umum :
a. Puskesmas adalah Unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya (Modul Pelatihan Manajemen Puskesmas, depkes RI).
b. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi
promitif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
c. Standar Pelayanan Minimal adalah tolok ukur kinerja dalam menentukan
capaian jenis dan mutu pelayanan dasar dan lanjutan yang merupakan urusan
wajib daerah.
d. Indikator kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap
perubahan yang terjadi dari waktu kewaktu.
2. Khusus
a. Dimensi kinerja adalah dimensi-dimensi yang digunakan sebagai dasar
penyusunan standar pelayanan minimal yang meliputi: akses, efektifitas,
efisiensi, keselamatan/keamanan, kenyamanan, kesinambungan pelayanan,
kompetensi teknis dan hubungan antar manusia.
b. Indikator adalah latar belakang / alasan mengapa suatu kinerja tersebut
perlu diukur
c. Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari
indikator
d. Frekuensi pengumpulan data adalah frekuensi pengambilan data dari sumber
data untuk tiap indikator tersedia.
e. Priode analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator
kinerja yang dikumpulkan
f. Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus
indikator kinerja
g. Penyebut (denominator) adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus
indikator kinerja
h. Sumber data adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat dijadikan
dasar kajian yang berhubungan langsung dengan personal
i. Standar adalah ukuran pencapaian mutu/kinerja yang diharapkan bisa
dicapai.
D. Landasan Hukum
5. Upaya a. Persalinan :
Pelayanan 1) Pemberi Pelayanan - Dokter
One day care Persalinan Normal Umum
- Bidan
e. DO HB - DPT1 – Campak
Judul DO HB-DPT1 - Campak
Dimensi Mutu Kualitas dan kontinuitas
Tujuan Untuk mengetahui kelengkapan dan intensitas imunitas yang
didapatkan terhadap seluruh sasaran bayi (0-12 bulan)
Definisi DO HB-DPT1 – Campak adalah Drop Out (DO) yang terjadi
Operasional dari pemberian imunisasi kontak II pada Bayi dengan
kelengkapan pemberian imunisasi (Campak) sebelum bayi
berumur 12 bulan, di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif Imunisasi HB-DPT1 dikurangi dengan
Jumlah kumulatif Imunisasi Campak di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah Kumulatif imunisasi HB-DPT-1 yang ada di satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Kohort Bayi, Buku Catatan Imunisasi termasuk pelayanan
Imunisasi kesehatan swasta
Target < 10 %
Langkah Pemantauan dinamis kantong persalinan, pendataan sasaran,
Kegiatan perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi
yang berkualitas, PWS
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data
i. Kejadian KIPI
Judul Kejadian KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi)
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Untuk mengetahui apakah terjadi kejadian ikutan
setelah pemberian imunisasi (Bayi, BIAS, Bumil).
Definisi Operasional Kejadian KIPI adalah kejadian dimana terjadi gejala
atau tanda yang diakibatkan langsung maupun tidak
langsung karena proses pemberian imunisasi.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kejadian (KIPI), di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran imunisasi yang ada di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama
Sumber data Buku catatan imunisasi termasuk pelayanan kesehatan
swasta
Target 0%
Langkah Kegiatan Peningkatan kompotensi petugas kesehatan,
peningkatan SOP, penyelidikkan epidemiologi.
Penanggungjawab Subkor. P2PM
pengumpul data
5.5.2 Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (Desa dengan Garam
Beryodium baik)
Judul Penyuluhan PHBS (Desa Dengan Garam Beryodium Baik)
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar diketahui pentingnya manfaat garam beryodium .
Definisi Desa/Kelurahan dengan 21 sampel garam beryodium yang
Operasional diperiksa hanya ditemukan tidak lebih dari satu sampel
garam konsumsi dengan kandungan yodium kurang dari 30
ppm pada kurun waktu tertentu
Frekuensi 2 kali setahun
Pengumpulan
data
Periode Analisa 2 kali setahun
Numerator Jumlah desa/kelurahan dengan garam beryodium baik di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh desa/kelurahan yang diperiksa
Sumber data Laporan pemantauan Gayo, hasil pencatatan lapangan
( tenaga gizi, guru, kader )
Target 90 %
Langkah Pengumpulan data, sosialisasi, monev
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Promkes
b pengumpul data
6 Upaya Pengobatan
5.6.1 Rawat Jalan
a. Cakupan Rawat Jalan
Judul Cakupan Rawat Jalan
Dimensi Mutu Kualitas dan kompotensi
Tujuan Untuk mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan tingkat pertama
Definisi Cakupan rawat jalan adalah jumlah kunjungan kasus baru
Operasional rawat jalan di sarana pelayanan kesehatan dalam kurun
waktu 1tahun
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kunjungan pasien baru rawat jalan di sarana
kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh penduduk di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
Sumber data SIMPUS, Laporan Kunjungan, SIK UPT Kesmas
Target 15 %
Langkah Pendataan penduduk, sarana kesehatan, peningkatan SDM.
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Pengobatan
b pengumpul data
e. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Agar tersedia pelayanan poliklinik rawat jalan yang mampu
memberikan kepuasan kepada pelanggan
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan tentang persepsi
Operasional pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan/diterimanya
Frekuensi Setiap 6 bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap 6 bulan
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien rawat
jalan yang di survei
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang di survei ( n = 50 )
Sumber data Hasil survei, laporan kunjungan rawat jalan.
Target 80 %
Langkah Pembentukan Tim Gugus Kendali Mutu, pembuatan
Kegiatan kuisioner, pengambilan sampel
Penanggungjawa Subkor. Pengobatan dan Tim Gugus Kendali Mutu.
b pengumpul data
d. Penanganan rujukan
Judul Penanganan Rujukan
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Agar terselenggaranya mekanisme rujukan yang cepat,
tanggap, responsive sehingga mampu menyelamatkan pasien
Definisi Penanganan rujukan adalah pasien yang karena diagnose dan
Operasional indikasi tidak mampu ditangani di pelayanan tingkat UPTD
Puskesmas yang selanjutnya di reveral ke pelayanan tingkat
dua (RSU)
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif pasien yang karena diagnose dan indikasi
di rujuk ke fasilitas RS pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah pasien yang ada karena diagnose dan indikasi di
rujuk
Sumber data SIMPUS, SP2TP
Target 100 %
Langkah Peningkatan kompotensi SDM, penyediaan sarana dan
Kegiatan prasarana
Penanggungjawa Subkor. Pengobatan
b pengumpul data
g. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan pelayanan di UGD
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Agar terselenggaranya pelayanan di UGD yang mampu
memberikan kepuasan kepada pelanggan
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan tentang persepsi
Operasional pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan/diterimanya
Frekuensi Setiap 6 bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap 6 bulan
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien UGD
yang di survey pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh pasien di UGD yang di survey ( n minimal
= 50 ) pada kurun waktu yang sama
Sumber data Survei
Target 80 %
Langkah Persiapan quisioner, pangambilan sampel, pelaksanaan
Kegiatan
Penanggungjawa Tim Gugus Kendali Mutu.
b pengumpul data
c. Penanganan Rujukan
Judul Penanganan Rujukan Persalinan
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Agar terselenggaranya mekanisme rujukan persalinan yang
cepat, tanggap, responsive sehingga mampu menyelamatkan
pasien
Definisi Penanganan rujukan adalah pasien persalinan yang karena
Operasional diagnose dan indikasi tidak mampu ditangani di pelayanan
tingkat UPTD Puskesmas yang selanjutnya di reveral ke
pelayanan tingkat dua (RSU)
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif pasien persalinan yang karena diagnose
dan indikasi di rujuk ke fasilitas RS pada kurun waktu
tertentu
Denominator Jumlah seluruh pasien persalinan yang ada karena diagnose
dan indikasi di rujuk
Sumber data Laporan rawat inap, SIMPUS, SP2TP
Target 100 %
Langkah Peningkatan kompotensi SDM, penyediaan sarana dan
Kegiatan prasarana
Penanggungjawa Subkor. kebidanan
b pengumpul data
Denominator Jumlah seluruh pasien yang bersalin pada kurun waktu yang
sama
Sumber data SIMPUS, SP2TP, laporan RI
Target 0%
Langkah Peningkatan kompotensi SDM, penyediaan sarana dan
Kegiatan prasarana
Penanggungjawa Subkor. Kebidanan
b pengumpul data
e. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan Pasien Persalinan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Agar terselenggaranya pelayanan persalinan yang mampu
memberikan kepuasan kepada pelanggan
Definisi Kepuasan pelanggan pasien persalinan adalah pernyataan
Operasional tentang persepsi pelanggan terhadap pelayanan persalinan
yang diberikan/diterimanya
Frekuensi Setiap 6 bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap 6 bulan
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien
persalinan yang di survey pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh pasien persalinan yang di survey pada kurun
waktu yang sama
Sumber data Survei
Target 80 %
Langkah Persiapan quisioner, pangambilan sampel, pelaksanaan
Kegiatan
Penanggungjawa Tim Gugus Kendali Mutu
b pengumpul data