Anda di halaman 1dari 68

STANDAR PELAYANAN MINIMAL ( SPM )

PUSKESMAS CIHERANG
KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR
TAHUN 2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi yang signifikan dibidang keuangan negara telah menyebabkan
pergeseran dari penganggaran tradisional ke penganggaran berbasis kinerja.
Anggaran berbasis kinerja lebih menekankan pada proses apa yang dihasilkan
(output), bukan hanya sekedar membiayai masukan (input). Perubahan ini penting
dalam rangka proses pembelajaran yang lebih rasional untuk mempergunakan
sumber daya yang dimiliki, mengingat tingkat kebutuhan dana yang makin tinggi
sementara sumber dana yang tersedia tetap terbatas.
Penganggaran berbasis kinerja dapat diterapkan pada instansi pemerintah
yang tugas dan fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan
demikian, instansi tersebut dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan yang
fleksibel dengan menonjolkan produktifitas, efesiensi dan efektifitas sebagai
bagian dalam pembaharuan manajemen keuangan sektor publik maupun dalam
peningkatan standar pelayanan pemerintah kepada masyarakat yang disebut
dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD).
Unit Pelaksana Teknis (UPT Puskesmas) merupakan instansi pemerintah
yang tugas dan fungsinya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
sehingga UPT Puskesmas juga dapat menerapkan PPK BLUD. Untuk dapat
menerapkan PPK BLUD, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu
persyaratan teknis, substantive dan admninistratif. Salah satu persyaratan
administratif yang harus dipenuhi oleh UPT Puskesmas adalah adanya Standar
Pelayanan Minimal (SPM).
B. Maksud dan Tujuan :
1. Maksud :
Standar Pelayanan Minimal ini dimaksudkan guna memberikan pelayanan atau
kegiatan minimal yang harus dilakukan Puskesmas sebagai tolok ukur kinerja
dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan kesehatan.

2. Tujuan :
a. Terlaksananya peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan
puskesmas yang bermutu dan terjangkau.
b. Terlaksananya kegiatan peningkatan mutu berkelanjutan yang sesuai
standar berbasis profesionalisme dengan tetap mengedepankan masalah
aksesibilitas masyarakat.
C. Pengertian :
1. Umum :
a. Puskesmas adalah Unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya (Modul Pelatihan Manajemen Puskesmas, depkes RI).
b. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi
promitif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
c. Standar Pelayanan Minimal adalah tolok ukur kinerja dalam menentukan
capaian jenis dan mutu pelayanan dasar dan lanjutan yang merupakan urusan
wajib daerah.
d. Indikator kinerja adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap
perubahan yang terjadi dari waktu kewaktu.

2. Khusus
a. Dimensi kinerja adalah dimensi-dimensi yang digunakan sebagai dasar
penyusunan standar pelayanan minimal yang meliputi: akses, efektifitas,
efisiensi, keselamatan/keamanan, kenyamanan, kesinambungan pelayanan,
kompetensi teknis dan hubungan antar manusia.
b. Indikator adalah latar belakang / alasan mengapa suatu kinerja tersebut
perlu diukur
c. Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari
indikator
d. Frekuensi pengumpulan data adalah frekuensi pengambilan data dari sumber
data untuk tiap indikator tersedia.
e. Priode analisis adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator
kinerja yang dikumpulkan
f. Pembilang (numerator) adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus
indikator kinerja
g. Penyebut (denominator) adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus
indikator kinerja
h. Sumber data adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat dijadikan
dasar kajian yang berhubungan langsung dengan personal
i. Standar adalah ukuran pencapaian mutu/kinerja yang diharapkan bisa
dicapai.
D. Landasan Hukum

1. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan ( Lembaran Negara


Nomor 100 Tahun 1992 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);
2. Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 1258 Tahun 2005 Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 108,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4548);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kinerja
Pemerintah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4570);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negera Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.
4585);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Laporan Keuangan Dan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614);
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/MenKes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat:
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228/MenKes/SK/III/2002 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Yang Wajib
Dilaksanakan Daerah;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/MenKes/SK/IX/2008 tentang
Petunjuk Teknis Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota;
12. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28 Tahun 2004
tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik.
BAB II
SISTEMATIKA
DOKUMEN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS

Sistematika dokumen SPM disusun dalam bentuk :

1. Bab I Pendahuluan yang terdiri dari:


a. Latar Belakang
b. Maksud dan tujuan
c. Pengertian umum dan khusus
d. Landasan Hukum
2. Bab II Sistematika Dokumen Standar Minimal Puskesmas
3. Bab III Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
a. Jenis Pelayanan
b. SPM setiap jenis pelayanan, indikator dan standar
4. Bab IV Penutup
5. Lampiran
BAB III
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS

Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah prognosa standar pelayanan


minimum Puskesmas Ciherang Kec. Karangtengah Kab. Cianjur yang memuat
tentang pelayanan apa saja yang harus dilakukan dengan target dan indikator
pencapaiannya. SPM Puskesmas meliputi upaya kesehatan wajib, pengembangan,
dan penunjang.

3.1 Upaya Kesehatan Wajib

Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan


berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai
daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Upaya kesehatan
wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap UPT Puskesmas.
Adapun Upaya Kesehatan Wajib tersebut meliputi :
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana;
b. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat;
c. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular;
d. Upaya Kesehatan Lingkungan;
e. Upaya Promosi Kesehatan; dan
f. Upaya Pengobatan.

3.2 Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya Kesehatan Pengembangan UPT Puskesmas adalah upaya yang


ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan UPT Puskesmas.
Upaya Kesehatan Pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok
UPT Puskesmas yang telah ada.
Adapun Upaya Kesehatan Pengembangan tersebut meliputi :
Adapun Upaya Kesehatan Pengembangan tersebut meliputi :
a. Upaya Kesehatan Sekolah;
b. Upaya Kesehatan Khusus (Upaya kesehatan Lansia, Upaya kesehatan Jiwa
masyarakat, Upaya kesehatan indera, Upaya kesehatan kerja, Upaya
kesehatan olahraga, Upaya pengobatan tradisional);
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat;
d. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut; dan
e. Upaya Rawat Jalan Sore & one day care
3.3 Upaya Kesehatan Penunjang

Upaya Kesehatan Penunjang merupakan pelayanan penunjang dari setiap


Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan yang
meliputi :
a. Upaya Farmasi;
b. Upaya Pemeriksaan Laboratorium Sederhana; dan
c. Upaya Pencatatan dan Pelaporan Tingkat UPT Puskesmas (SP2TP).
3.4 Indikator Dan Target SPM
3.4.1 Indikator dan Target Upaya Kesehatan Wajib
Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
1. Upaya a. Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 93%
Kesehatan b. Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 88%
Ibu dan c. DO K1 – K4 < 10%
Anak serta d. Cakupan Deteksi Dini Resiko Tinggi 20 %
KB (DDRT) ibu hamil
100 %
e. Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk
84 %
f. Cakupan kunjungan neonatus 84 %
g. Cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan
h. Cakupan kunjungan bayi 86 %
i. Cakupan BBLR (Bayi Berat Lahir 100 %
Rendah) yang ditangani
j. Cakupan deteksi dini anak balita dan 83 %
pra sekolah 80 %
k. Cakupan peserta KB Baru 70 %
l. Cakupan peserta KB Aktif
2. Perbaikan a. Cakupan Balita terdaftar dan memliki 100 %
Gizi KMS
Masyarakat b. Tingkat partisipasi Balita Datang 80 %
nimbang ke Posyandu satu bulan
sekali ( D/S )
c. Balita yang naik Berat Badannya 70 %
(N/D)
d. Balita Bawah Garis Merah (BGM) >15 %
100 %
e. Balita Gizi kurang tertangani
100 %
f. Balita Gizi Buruk tertangani
g. Balita mendapat Vit A 2 kali pertahun 95 %
Usia 6-11 bulan 90%
Usia 12-60 bulan 60 %
h. Pelaksanaan PSG Posyandu 100 %
i. Pemantauan KADARZI 100 %
j. Ibu hamil yang diukur LILA (Lingkar
Lengan Atas) 100 %
k. Ibu hamil KEK (Kekurangan Energi
Kronik) tertangani 100 %
l. Ibu Nifas dapat Vitamin A 100 %
m. Ibu hamil dapat tablet Besi (Fe) 90
tablet
n. MP-ASI pada Bayi BGM dari Maskin
3. Upaya a. Imunisasi
Pemberantas
an dan 1) Cakupan Imunisasi BCG 80 %
Pencegahan 80 %
Penyakit 2) Cakupan Imunisasi HB-DPT3 80 %
Menular 3) Cakupan Imunisasi Polio-4 80%
4) Cakupan Imunisasi Campak < 10%
5) DO HB-DPT3-Campak
6) Desa/Kelurahan UCI (Universal 100 %
95 %
Chlid Imunization)
95 %
7) Cakupan BIAS Campak kelas 1 95 %
SD
0%
8) Cakupan BIAS DT Kls 1 Td Kls
2-3 SD
9) Kejadian KIPI (Kejadian Ikutan 100 %
Pasca Imunisasi)
b. Pemberantasan Penyakit (P2) 80 %
1) Desa/Kelurahan mengalami KLB ≥1
yang ditangani < 24 jam
2) Desa/Kelurahan bebas rawan gizi 100 %
3) Acute Flacid Paralysis (AFP) rate 85 %
per 100.000 penduduk < 15 tahun 85 %
4) Penemuan Suspek TB Paru 100 %
5) Penemuan TB Paru BTA +
6) Kesembuhan penderita TB Paru 100 %
BTA +
100 %
7) Pemeriksaan kontak serumah TB
Paru BTA +
80 %
8) Cakupan balita dengan
100 %
Pneumonia yang ditangani
100 %
9) Klien yang mendapat penanganan 100 %
HIV-AIDS 100 %
10) Penderita DBD yang ditangani
11) Balita dengan diare yang
ditangani
12) Penderita Kusta yang selesai
berobat (RFT)
13) Infeksi Menular Seksual yang
diobati
14) Kasus gigitan hewan penular
rabies ditangani
4. Upaya a. Institusi yang dibina 100 %
Kesehatan b. Rumah/ bangunan bebas jentik 95 %
Lingkungan nyamuk Aedes 100 %
c. Tempat Umum (TTU/TPM) yang 75%
diawasi
d. Tempat Umum (TTU/TPM) yang 75%
memenuhi syarat 75%
100%
e. Cakupan Sarana Air Bersih :
f. Cakupan Jamban Keluarga :
g. Cakupan SPAL : 100 %
h. Cakupan Klinik Sanitasi
i. Tata kelola limbah non medis : 100%
1) TPS I tiap ruangan dan tempat 100%
lain yang strategis 100%
2) Mobilisasi harian ke TPS II 95 %
(Pusk)
3) Mobilisasi harian ke TPA (DKP) 100%
4) Pembuangan limbah non medis ke
TP 100%
j. Tata kelola limbah medis :
1) TPS limbah medis padat dengan 100%
tempat khusus dan strategis
2) Mobilisasi dari jejaring ke TPS 100 %
Puskesmas minimal 1 kali/minggu
3) Mobilisasi/packing dari masing-
masing ruang pelayanan ke TPS
khusus tiap hari
4) Mobilisasi ke tempat pemusnahan
(incerenator) minimal 1 kali/
minggu

5. Upaya a. Penyuluhan perilaku 65 %


Promosi hidup bersih dan sehat
Kesehatan (rumah tangga PHBS). 65 %
b. Bayi yang dapat ASI
65%
eksklusif.
100%
c. Desa dengan garam
beryodium baik. 100%
d. Tingkat perkembangan
Posyandu.
e. Penyuluhan NAPZA
oleh petugas kesehatan.
f. Cakupan jaminan 50%
kesehatan pra bayar.
g. Cakupan jaminan
kesehatan Gakin.
h. Tingkat pencapaiann
PHBS di setiap tatanan.

6. Upaya a. Rawat Jalan :


Pengobatan 1) Cakupan Rawat Jalan 15 %
2) Pemberi pelayanan medis
poliklinik rawat jalan Tingkat
Puskesmas : 100 %
a) Dokter umum 100 %
b) Dokter gigi
c) Dokter spesialis : obgyn, anak, 100 %
penyakit dalam, mata, kulit
kelamin
7 Jam
3) Pemberi pelayanan medis 80 %
poliklinik rawat jalan tingkat 1 Unit
Pustu
4) Jam Buka pelayanan
5) Kepuasan Pelanggan 7 Jam
6) Pelayanan Konseling (Pojok Gizi, 7 jam
Pojok Laktasi, Pojok Oralit)
b. Gawat Darurat tingkat Pertama : 5 menit setelah
1) Jam Buka pasien datang
2) Pemberi pelayanan Medis Gawat 100 %
Darurat Tingkat Pertama
3) Waktu tanggap pelayanan 100 %
4) Penanganan rujukan
0%
5) Ketersediaan sarana, prasarana
dan penunjang life saving
6) Kematian pasien < 24 jam
7) Kepuasan Pelanggan

3.4.2 Indikator dan Target Upaya Kesehatan Pengembangan


No. Jenis Indikator Target
Pelayanan
1. Upaya a. Cakupan pemeriksaan siswa SD 100 %
Kesehatan dan setingkat oleh tenaga
Sekolah kesehatan/Guru UKS/Dokter 10 % dari jumlah
kecil murid tiap sekolah
b. Pembentukan Dokter kecil 100 %
tingkat SD

c. Cakupan pelayanan kesehatan


Remaja

2. Upaya a. Upaya Kesehatan Pralansia dan


Kesehatan Lansia 70 %
Khusus 1) Cakupan Pelayanan 100 %
2) Puskesmas Santun Lansia 16 Klp
3) Posbindu Lansia
b. Upaya Kesehatan Jiwa 80%
Masyarakat
1) Pendataan gangguan jiwa 15%
berat di masyarakat
2) Pelayanan gangguan jiwa di
UPT Puskesmas 10%
c. Upaya Kesehatan Mata 10%
1) Screning (Hunting) 80%
penderita mata katarak
2) Penemuan penderita mata 80%
katarak
3) Penderita mata katarak yang
dioperasi
d. Upaya Kesehatan Kerja
1) Cakupan pelayanan
kesehatan kerja pada pekerja
formal
e. Upaya Kesehatan Olah Raga
f. Upaya Pengobatan Tradisional
3. Upaya a. Perkesmas untuk Bumil Resti 100 %
Perawatan b. Perkesmas untuk Neonatal Resti 100 %
Kesehatan c. Perkesmas untuk Balita Resti 100 %
Masyarakat d. Perkesmas untuk penderita TB 100 %
(Perkesmas) Paru

4. Upaya a. Cakupan penduduk 4%


Kesehatan mendapatkan pelayanan
Gigi dan kesehatan gigi dan mulut
Mulut b. Cakupan ibu hamil mendapatkan 80 %
pelayanan kesehatan gigi dan
mulut
c. Cakupan Kelurahan binaan 3 kelurahan
UKGMD 1:1

d. Ratio penambalan dan 5 menit


pencabutan gigi

e. Lama waktu pelayanan 10-30 menit


kesehatan gigi dan mulut di UPT
Puskesmas: 60 menit
1) Perawatan
2) Pencabutan 10 menit
3) Scaling 5 menit
4) Curatage 15 menit
5) Pencabutan sulung 10 menit
6) Penambalan permanen
7) Pengobatan oral

5. Upaya a. Persalinan :
Pelayanan 1) Pemberi Pelayanan - Dokter
One day care Persalinan Normal Umum
- Bidan

2) Pemberi Pelayanan 100 %


Persalinan dengan Penyulit
3) Penanganan Rujukan
4) Kejadian Kematian Ibu 0%
karena Persalinan
5) Kepuasan Pelanggan

3.4.3 Indikator dan Target Upaya Kesehatan Penunjang


No. Jenis Pelayanan Indikator Target
1. Upaya Farmasi a. Ketersediaan Obat sesuai 100 %
kebutuhan
b. Ketersediaan Obat esensial 100 %
c. Ketersediaan Obat Generik 100 %
d. Tata kelola Obat sesuai 100 %
standar
5 menit
e. Waktu tunggu pelayanan
obat jadi
7 menit
f. Waktu tunggu pelayanan
obat racikan
100 %
g. Penulisan resep sesuai
formularium 100 %
h. Tidak adanya kejadian
kesalahan pemberian obat
i. Tata kelola dokumen resep 5 Tahun (100 %)

2. Upaya a. Durasi waktu pemeriksaan


Pemeriksaan spesimen laboratorium
Laboratorium sederhana :
Sederhana 1) Sepesimen sputum 30 menit
2) Hb sahli 45 menit
3) Spesimen faeces cacing 10 menit
4) Gula darah kapiler 15 menit
5) Spesimen urine 5 menit
10 menit
6) Cholesterol darah kapiler
5 menit
7) Uric Acid darah kapiler 5 menit
b. Hasil Lab terkonfirmasi 100 %
kepada petugas
medis/berkompeten

3. Upaya a. Tepat waktu laporan Tanggal


Pencatatan dan 1) Laporan kegiatan KIA & 5
Pelaporan KB 5
Tingkat UPT 2) Laporan kegiatan GIZI 5
Puskesmas 3) Laporan kegiatan 5
(SP2TP) Imunisasi 5
5
4) Laporan kegiatan P2PM
5
5) Laporan kegiatan 5
Promkes
6) Laporan kegiatan Senin
Kesling 5
7) Laporan SP2TP 5
8) Laporan Obat (LPLPO) 5
9) Laporan surveilan 5
(EWARS) 5
10) Laporan kegiatan lansia
11) Laporan kesehatan jiwa 5 menit
5 menit
12) Laporan kegiatan
Perkesmas
1 menit
13) Laporan kegiatan
Gigi/UKGS
100 %
14) Laporan Kegiatan UKK
b. Registrasi Pasien dan
Catatan Medik
100 %
1) Lama waktu pendaftaran
pasien
< 60 menit
2) Waktu pembuatan dan
80 %
penemuan catatan medik
5 tahun
3) Lama waktu distribusi
(100
catatan medik ke poli –
poli pelayanan
4) Kelengkapan pengisian
dan penataan kembali
rekam medik 24 jam
setelah selesai pelayanan
5) Kelengkapan informed
concent setelah
mendapatkan informasi
yang jelas
6) Waktu tunggu pasien
dirawat jalan
7) Kenyamanan ruang
tunggu
8) Tata kelola rekam medik

3.5 Uraian Standar Pelayanan Minimal Usaha Kesehatan Wajib


3.5.1 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB
a. Cakupan K1 Ibu Hamil
Judul Cakupan K-1 Ibu Hamil
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan UPT Puskesmas dalam
mengakses pelayanan ibu hamil
Definisi Cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat
Operasional pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan disuatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap Bulan
Numerator Jumlah kumulatif ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal sesuai standar minimal satu kali pada
triwulan pertama di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
Denominator Jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBU, termasuk pelayanan yang
dilakukan oleh swasta
Target 100 %
Langkah Pendataan bumil, pembuatan kantong persalinan,
Kegiatan pelayanan antenatal, pencatatan dan pelaporan, monev,
PWS
Penanggungjawa Subkor. KIA – KB
b pengumpul data
b. Cakupan K4 Ibu Hamil
Judul Cakupan K-4 Ibu Hamil
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan UPT Puskesmas dalam
mengakses pelayanan ibu hamil
Definisi Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan
Operasional antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat
kali dengan distribusi waktu 1 kali pada trimester ke-
1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada trimester
ke-3 di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal sesuai standar, minimal empat kali
sampai dengan triwulan keempat di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBU, termasuk pelayanan oleh
swasta
Target 95 %
Langkah Pendataan bumil, pembuatan kantong persalinan,
Kegiatan pelayanan antenatal, pencatatan dan pelaporan, monev,
PWS
Penanggungjawa Subkor. KIA – KB
b pengumpul data

c. Drop Out (DO) K1 – K4


Judul DO ( Drop Out ) K1 – K4
Dimensi Mutu Kontinuitas dan kualitas
Tujuan Agar ibu hamil memenuhi standar antenatal minimal empat
kali selama kehamilan.
Definisi DO K1-K4 adalah ibu hamil yang telah mencapai(K-1)
Operasional dikurangi ibu hamil yeng telah mencapai (K4) dibagi dengan
kunjungan ibu hamil K1 di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai
jumlah kumulatif standar minimal satu kali pada triwulan
pertama (K1) dikurangi jumlah kumulatif ibu hamil yang
telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar,
minimal yang ke empat sampai dengan triwulan ke empat
(K4), di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kumulatif ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal sesuai standar minimal satu kali pada
triwulan pertama (K1) di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBU, termasuk pelayanan oleh
swasta
Target < 10 %
Langkah Pendataan bumil, pembuatan kantong persalinan, pelayanan
Kegiatan antenatal, pencatatan dan pelaporan, monitoring dan
evaluasi, PWS
Penanggungjawa Subkor. KIA – KB
b pengumpul data
d. Cakupan Deteksi Dini Ibu Hamil Risiko Tinggi
Judul Cakupan Deteksi Dini Ibu Hamil Resiko Tinggi
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Terdeteksinya faktor resiko yang menyertai ibu hamil
Definisi Cakupan deteksi dini ibu hamil resiko tinggi adalah cakupan
Operasional deteksi ibu hamil yang mempunyai faktor resiko tinggi (Hb
< 8 gr %, tekanan darah tinggi sistole > 140mmHg, diastole
> 90mmHg, oedema nyata, eklampsia, perdarahan
pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia
kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primigravida,
infeksi berat/sepsis, persalinan premature) di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif ibu hamil yang dideteksi resiko tinggi di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBU, termasuk pelayanan yang
dilakukan oleh swasta
Target 20 %
Langkah Pendataan bumil, persiapan pelayanan antenatal,
Kegiatan pertolongan persalinan, deteksi bumil resti/komplikasi, PWS
Penanggungjawa Subkor. KIA – KB
b pengumpul data

e. Ibu Hamil Risiko Tinggi yang Dirujuk


Judul Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Terselamatkannya ibu hamil resiko tinggi dari ancaman
komplikasi yang secara langsung menyebabkan kesakitan
dan kematian ibu maupun bayinya.
Definisi Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk adalah ibu hamil resiko
Operasional tinggi/komplikasi yang dirujuk di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif ibu hamil resiko tinggi/komplikasi yang
dirujuk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Denominator Jumlah ibu hamil resiko tinggi yang ditemukan/dideteksi
dalam kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBU, termasuk pelayanan yang
dilakukan oleh swasta
Target 100 %
Langkah Pendataan bumil, persiapan pelayanan antenatal, pertolongan
Kegiatan persalinan, deteksi bumil resti/komplikasi, PWS
Penanggungjawa Subkor. KIA - KB
b pengumpul data

f. Cakupan Kunjungan Neonatus


Judul Cakupan Kunjungan Neonatus
Dimensi Mutu Keselamatan dan kontinuitas
Tujuan Terpeliharanya kesehatan bayi umur 0-28 hari melalui
pelayanan kesehatan maupun pelayanan melalui kunjungan
rumah.
Definisi Cakupan kunjungan neonatus adalah cakupan neonatus yang
Operasional memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompotensi klinis kesehatan
neonatal, paling sedikit 3 kali (KN I umur 6 – 48 jam, KN II
umur 3 - 7 hari dan KN III umur 8-28 hari), di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah Kumulatif neonatus yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar, paling sedikit 3 kali, di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama.
Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBU, KOHORT BAYI, termasuk
pelayanan yang dilakukan oleh swasta
Target 90 %
Langkah Pemantauan pasca persalinan dan MTBM, pelayanan
kegiatan kunjungan neonatus di dalam gedung dan di luar gedung,
pelayanan rujukan neonatus, audit kesakitan dan kematian
neonatus, PWS
Penanggungjaw Subkor. KIA - KB
ab pengumpul
data

g. Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan


Judul Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Untuk mengurangi kesakitan dan kematian ibu maupun
bayinya dari proses kehamilan dan persalinan.
Definisi Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah cakupan
Operasional ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompotensi kebidanan di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif persalinan di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu, yang persalinannya memperoleh
pertolongan dari tenaga kesehatan yang memiliki
kompotensi kebidanan
Denominator Jumlah seluruh sasaran persalinan di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBU, KOHORT BAYI, termasuk
pelayanan yang dilakukan oleh swasta
Target 90 %
Langkah Pelayanan persalinan, perawatan nifas, monitoring dan
Kegiatan evaluasi, PWS
Penanggungjawa Subkor. KIA - KB
b pengumpul data
h. Cakupan Kunjungan bayi
Judul Cakupan Kunjungan Bayi
Dimensi Mutu Keselamatan dan kontinuitas
Tujuan Agar terpantau dan terpeliharanya kesehatan tumbuh
kembang bayi
Definisi Cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna
Operasional minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari-2 bulan, 1 kali
pada umur 3 – 5 bulan, dan satu kali pada umur 6 – 8 bulan
dan 1 kali pada umur 9 – 11 bulan sesuai standar di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif bayi yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan, paling
sedikit 4 kali, di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
Denominator Jumlah seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBU, KOHORT BAYI, termasuk
pelayanan yang dilakukan oleh swasta
Target 90 %
Langkah Peningkatan kompotensi,MTBS, DDTK, kunjungan bayi di
Kegiatan dalam gedung dan di luar gedung pembahasan melalui
Audit, PWS
Penanggungjawa Subkor. KIA - KB
b pengumpul data

i. Cakupan BBLR yang Ditangani


Judul Cakupan BBLR Yang Ditangani
Dimensi Mutu Keselamatan dan kontinuitas
Tujuan Menurunkan angka kejadian kesakitan dan kematian bayi
akibat BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
Definisi Cakupan BBLR yang ditangani adalah cakupan BBLR (BBL
Operasional < 2500 gr) yang ditangani sesuai standar oleh dokter, bidan
dan perawat yang memiliki kompotensi klinis kesehatan
neonatal dan penanganan BBLR, di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif BBLR yang ditangani sesuai standar oleh
tenaga kesehatan, di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
Denominator Jumlah kumulatif BBLR yang ada di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS dan KOHORT IBU, KOHORT BAYI, termasuk
pelayanan yang dilakukan oleh swasta
Target 100 %
Langkah Pemantauan BBLR yang ditangani melalui KN di dalam
Kegiatan gedung dan di luar gedung, pelayanan rujukan BBLR,
pembahasan melalui Audit.
Penanggungjawab Subkor. KIA - KB
pengumpul data

j. Cakupan Deteksi Dini Balita dan Anak Pra Sekolah


Judul Cakupan Deteksi Dini Balita dan Anak Pra Sekolah
Dimensi Mutu Keselamatan dan kontinuitas
Tujuan Untuk menemukan secara dini gangguan kesehatan dan
kelainan tumbuh kembang yang terjadi pada balita dan pra
sekolah
Definisi Cakupan anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh
Operasional pelayanan sesuai standar, meliputi pemantauan pertumbuhan
minimal 8x setahun, pemantauan perkembangan minimal 2x
setahun, pemberian vit A 2x setahun
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif bayi umur 29 hari – 11 bulan yang
dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai dengan
standar oleh tenaga kesehatan paling sedikit 4 kali per tahun
dan cakupan deteksi dini anak umur 12 – 72 bulan yang
dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai dengan
standar oleh tenaga kesehatan, paling sedikit 2 kali per tahun,
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah balita dan anak prasekolah yang ada di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS dan KOHORT Balita, termasuk pelayanan yang
dilakukan oleh swasta
Target 90 %
Langkah Kegiatan Peningkatan kompotensi kesehatan balita (MTBS, DDTK),
pelayanan kunjungan anak balita dan prasekolah di dalam
gedung maupun di luar gedung, pelayanan rujukan.
Penanggungjawab Subkor.KIA - KB
pengumpul data

k. Cakupan Peserta KB Baru


Judul Cakupan Peserta KB Baru
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Untuk menjarangkan dan atau menunda kehamilan di antara
para Pasangan Usia Subur (PUS)
Definisi Cakupan dari PUS yang baru pertama kali menggunakan
Operasional metoda kontrasepsi termasuk mereka yang pasca keguguran,
sesudah melahirkan, atau pasca istirahat minimal 3 bulan
dibandingkan terhadap seluruh PUS di suatu wilayah kerja
tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif peserta KB Baru, di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah PUS yang ada di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
Sumber data Hasil pencatatan dan pelaporan KB, Hasil pendataan KB
Target 80 %
Langkah Pendataan sasaran, pemberian pelayanan yang berkualitas,
Kegiatan PWS
Penanggungjawa Subkor.KIA - KB
b pengumpul data

l. Cakupan Peserta KB Aktif


Judul Cakupan Peserta KB Aktif
Dimensi Mutu Kualitas dan kontinuitas
Tujuan Untuk menunjukkan berapa besar Pasangan Usia Subur
(PUS) yang berpotensi hamil yang terlindungi dari kejadian
kehamilan dan untuk menilai kinerja program KB
Definisi Cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih
Operasional aktif menggunakan alat dan obat kontrasepsi dibandingkan
dengan jumlah pasangan usia subur di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif peserta KB aktif di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah PUS yang ada di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
Sumber data Hasil pencatatan dan pelaporan KB, hasil pendataan KB
Target 70 %
Langkah Pendataan sasaran, pemberian pelayanan yang berkualitas,
Kegiatan PWS
Penanggungjawa Subkor.KIA – KB
b pengumpul data

3.5.2 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


a. Cakupan Balita Terdaftar di Posyandu dan Memiliki KMS
Judul Cakupan Balita Terdaftar di Posyandu dan Memliki KMS
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Agar diketahui jumlah balita yang ada di setiap posyandu
untuk akses pemantauan tumbuh kembangnya.
Definisi Cakupan balita terdaftar di posyandu dan memiliki KMS
Operasional adalah balita (0-5 tahun) yang ada di setiap posyandu
tercatat dalam kohort balita dan memiliki KMS/buku KIA
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah balita (0-5 Tahun) yang terdaftar di posyandu dan
memiliki KMS/buku KIA
Denominator Jumlah seluruh balita (0-5 tahun) yand ada dan tinggal tetap
di wilayah posyandu.
Sumber data Data kelahiran, buku catatan dasa wisma.
Target 100 %
Langkah Pendataan balita, pengadaan KMS/buku KIA dan
Kegiatan distribusinya
Penangungjawab Subkor. Gizi
pengumpul data
b. Cakupan Partisipasi Balita Datang Nimbang BB ke Posyandu
(D/S)
Judul Cakupan Partisipasi Balita Datang Nimbang Berat Badan
(BB) Setiap Bulan ke Posyandu (D/S)
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Untuk mengetahui tingkat tumbuh kembang kesehatan balita
Definisi Cakupan partisipasi balita datang nimbang BB ke posyandu
Operasional adalah jumlah balita (0-5 tahun) yang hadir nimbang setiap
bulan di posyandu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah balita (0-5 Tahun) yang hadir nimbang di posyandu
Denominator Jumlah balita (0-5 Tahun) yang ada dan tercatat di posyandu
Sumber data Kohort balita, data kelahiran, buku catatan dasa wisma.
Target 80 %
Langkah Pembinaan kader, pelayanan kesehatan balita di posyandu.
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Gizi
b pengumpul data

c. Cakupan Balita Naik Berat Badannya Setiap Bulan (N/D)


Judul Cakupan Balita Yang Naik Berat Badannya Setiap Bulan
(N/D′)
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Untuk mengetahui tingkat tumbuh kembang kesehatan balita
Definisi Cakupan balita yang naik BB nya setiap bulan adalah
Operasional jumlah balita (0-5 tahun) yang naik BB nya setiap bulan di
posyandu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah balita (0-5 Tahun) yang naik berat badannya
Denominator Jumlah balita (0-5 Tahun) yang datang nimbang
Sumber data Kohort balita, KMS/buku KIA
Target 70 %
Langkah Pembinaan kader, pelayanan kesehatan balita di posyandu.
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Gizi
b pengumpul data

d. Balita yang Berat Badannya pada KMS/Buku KIA di Bawah Garis


Merah (BGM)
Judul Balita Yang BB nya Pada KMS/Buku KIA di Bawah Garis
Merah (BGM)
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Untuk mengetahui tingkat tumbuh kembang kesehatan
balita
Definisi Balita yang BB nya pada KMS/buku KIA di bawah garis
Operasional merah adalah jumlah balita (0-5 tahun) yang BB nya berada
di Bawah Garis Merah (BGM) pada KMS/buku KIA
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif balita (0-5 tahun) yang berat badannya di
bawah garis merah pada satu wilayah kerja dalam kurun
waktu tertentu
Denominator Jumlah rerata balita (0-5 tahun) yang datang nimbang di
satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
Sumber data Kohort balita, KMS/buku KIA
Target >15 %
Langkah Pembinaan kader, pelayanan kesehatan balita di posyandu.
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Gizi
b pengumpul data

e. Balita Gizi Kurang Tertangani


Judul Balita Gizi Kurang Tertangani
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Untuk meningkatkan status gizi balita menjadi gizi baik
Definisi Balita gizi kurang tertangani adalah jumlah balita (0-5
Operasional tahun) gizi kurang yang ditangani dengan melakukan KIE,
diagnostik, dan atau intervensi dengan PMT.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif balita (0-5 tahun) gizi kurang tertangani
di satu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kumulatif balita (0-5 tahun) gizi kurang di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
Sumber data Kohort balita, KMS/buku KIA
Target 100 %
Langkah Verifikasi status gizi, KIE, Intervensi dengan PMT
Kegiatan pemulihan
Penanggungjawa Subkor. Gizi
b pengumpul data

f. Balita Gizi Buruk Tertangani


Judul Balita Gizi Buruk Tertangani
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Untuk meningkatkan status gizi balita menjadi gizi baik
Definisi Balita gizi buruk tertangani adalah jumlah balita (0-5 tahun)
Operasional gizi buruk (bb/tb) yang ditangani dengan melakukan KIE,
diagnostik, dan intervensi dengan PMT.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif balita (0-5 tahun) gizi buruk tertangani
dalam satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kumulatif balita (0-5 tahun) gizi buruk dalam satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Kohort balita, KMS/buku KIA
Target 100 %
Langkah Verifikasi status gizi, KIE, Intervensi dengan PMT
Kegiatan pemulihan
Penanggungjawa Subkor. Gizi
b pengumpul data

g. Balita Mendapat Vitamin A 2 kali Per Tahun


Judul Balita mendapat Vitamin A 2 kali pertahun
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Untuk mecegah terjadinya kasus kekurangan Vit A pada
balita
Definisi Balita mendapat Vit A 2 kali setahun adalah pemberian
Operasional Vitamin A dosis tinggi pada balita (6 - 11 bulan) dan balita
(12-59 bulan) setiap Bulan Februari dan Agustus.
Frekuensi 2 kali setahun
Pengumpulan
data
Periode Analisa 2 kali setahun
Numerator 1. Jumlah balita umur 6-11 bulan yang mendapatkan Vit A
100.000 IU (biru).
2. Jumlah balita umur 12-59 bulan yang mendapatkan Vit A
200.000 IU (merah).
Denominator 1. Jumlah balita (6-11 bln) yang ada.
2. Jumlah balita (12-59 bln) yang ada
Sumber data Kohort balita, KMS/buku KIA
Target 90 %
Langkah Pendataan balita dan logistik, distribusi ke posyandu,
Kegiatan sweeping
Penanggungjawa Subkor. Gizi
b pengumpul data

h. Pelaksanaan Pemantauan Status Gizi (PSG) Posyandu


Judul Pelaksanaan PSG Posyandu
Dimensi Mutu Kualitas dan kontinuitas
Tujuan Untuk memantau ketat status tumbuh kembang balita di
posyandu
Definisi Pelaksanaan PSG posyandu adalah suatu upaya pemantauan
Operasional status gizi balita yang dilakukan di posyandu oleh petugas
kesehatan dan kader
Frekuensi 1 kali setahun
Pengumpulan
data
Periode Analisa 1 kali setahun
Numerator Jumlah posyandu yang melaksanakan PSG
Denominator Jumlah posyandu
Sumber data Data UKBM
Target 60 %
Langkah Penentuan sampel posyandu, pelaksanan PSG, analisa data
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Gizi
b pengumpul data

i. Pemantauan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)


Judul Pemantauan KADARZI
Dimensi Mutu Kualitas dan kontinuitas
Tujuan Untuk memantau dan membina keluarga agar sadar gizi
Definisi Pemantauan KADARZI (Keluarga Sadar Gizi) adalah suatu
Operasional upaya pemantauan perilaku akan pola konsumsi melaui
survey keluarga yang dilakukan oleh petugas kesehatan
Frekuensi 1 kali setahun
Pengumpulan
data
Periode Analisa 1 kali setahun
Numerator Jumlah keluarga sadar gizi
Denominator Jumlah keluarga yang di survey.
Sumber data Data keluarga (KK)
Target 100 %
Langkah Penentuan cluster KK, pelaksanan kadarsi, analisa data
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Gizi
b pengumpul data

j. Ibu Hamil yang Diukur LILA


Judul Ibu Hamil yang Diukur LILA
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk memantau tingkat pemenuhan kalori ibu hamil
Definisi Pengukuran LILA bumil adalah suatu kegiatan yang
Operasional dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan mengukur lingkar
lengan atas ibu hamil (biasanya kiri) agar diketahui tingkat
pemenuhan kalori.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif ibu hamil yang diukur LILA nya dalam
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah ibu hamil yang ada dalam satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
Sumber data Data keluarga (KK)
Target 100 %
Langkah Penentuan cluster KK, pelaksanan kadarsi, analisa data
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Gizi
b pengumpul data

k. Ibu Hamil KEK Tertangani


Judul Ibu Hamil KEK Tertangani
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk meningkatkan pemenuhan kalori selama kehamilan
Definisi Ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis) adalah jumlah
Operasional ibu hamil KEK yang ditangani dengan melakukan KIE,
diagnostik, dan intervensi dengan PMT.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif ibu hamil KEK yang ditangani dalam satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kumulatif ibu hamil KEK yang ada dalam satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Kohort ibu hamil, F III Gizi.
Target 100 %
Langkah Verifikasi status gizi, KIE, intervensi dengan PMT
Kegiatan pemulihan
Penanggungjawa Subkor. Gizi
b pengumpul data

l. Ibu Nifas yang Mendapat Vitamin A


Judul Ibu Nifas Dapat Vitamin A
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk meningkatkan pemenuhan Vitamin A bagi ibu dan
bayinya sehingga terhindar dari gangguan penyakit akibat
dari difisiensi Vitamin A.
Definisi Ibu nifas dapat Vitamin A adalah Vitamin A diberikan pada
Operasional ibu nifas (0 – 42 hari) setelah melahirkan segera 1 kapsul
Vit.A (200.000 IU) warna merah dan satu kapsul lagi
diberikan dengan selang waktu 24 jam
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif ibu nifas yang mendapatkan Vit A
(200.000 IU) dalam satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
Denominator Jumlah ibu nifas yang ada dalam satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
Sumber data Kohort ibu hamil, F III Gizi.
Target 100 %
Langkah Pendataan kelahiran, distribusi Vit A melalui kunjungan
Kegiatan neonatus
Penanggungjawa Subkor. Gizi
b pengumpul data

m. Ibu Hamil Mendapat Tablet Besi (Fe) 90 Tablet


Judul Ibu Hamil Dapat Tablet Besi (Fe) 90 Tablet
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk meningkatkan pemenuhan zat besi bagi ibu
hamil sehingga terhindar dari gangguan penyakit akibat
dari defisiensi zat besi (anemia).
Definisi Operasional Ibu hamil dapat tablet besi (Fe) 90 tablet adalah ibu
hamil yang selama kehamilannya telah mengkonsumsi
tambahan zat besi dengan meminum tablet Fe minimal
90 tablet
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif ibu hamil yang mendapatkan tablet
Fe 90 tablet dalam satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
Denominator Jumlah ibu hamil yang ada dalam satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama
Sumber data Kohort Ibu Hamil, F III Gizi.
Target 100 %
Langkah Kegiatan Antenatal care, perencanaan dan distribusi tablet Fe
Penanggungjawab Subkor. Gizi
pengumpul data

n. MP – ASI pada Bayi BGM dari Maskin


Judul MP-ASI Pada Bayi BGM Dari Maskin
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk meningkatkan pemenuhan gizi pada bayi BGM dari
maskin sehingga terhindar dan atau jatuh ke dalam
kekurangan gizi
Definisi MP-ASI pada bayi BGM dari maskin adalah pemberian
Operasional makanan pendamping ASI pada bayi (6-11 bulan) BGM
dari maskin dengan porsi 100 gram per hari selama 90 hari
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif bayi BGM dari maskin yang mendapatkan
MP-ASI dalam satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah Bayi BGM dari Maskin yang ada dalam satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Kohort balita, F III Gizi, pendataan maskin
Target 90 %
Langkah Pengukuran BB Bayi, KIE, perencanaan dan intervensi
Kegiatan dengan MP-ASI
Penangungjawab Subkor. Gizi
pengumpul data

3.5.3 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


a. Pelayanan Imunisasi
1. Cakupan Imunisasi HB – 0 Bayi Baru Lahir Hidup < 7 Hari
Judul Cakupan Imunisasi HB-0 Bayi Lahir Hidup < 7 Hari
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk memberikan perlindungan sedini mungkin kepada
bayi lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi
berat penyakit Hepatitis B
Definisi Cakupan imunisasi HB-0 bayi baru lahir adalah Imunisasi
Operasional Hepatitis B yang diberikan pertama kali (HB-0) kepada bayi
lahir hidup (dengan indikasi) sebelum berumur 7
hari,dengan cara menyuntikan di salah satu paha bayi, di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulandata
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif Imunisasi HB-0 < 7 hari di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran bayi (0-7 hari) yang ada di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS, Kohort Ibu Hamil, Kohort Bayi, Buku Catatan
Imunisasi termasuk pelayanan Imunisasi kesehatan swasta.
Target 80 %
Langkah Pemantauan dinamis kantong persalinan, pendataan sasaran,
Kegiatan perencanaan dan pengambilan logistik, PWS
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data

2. Cakupan Imunisasi BCG


Judul Cakupan Imunisasi BCG
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk memberikan perlindungan sedini mungkin kepada
bayi lahir hidup dari ancaman penularan dan komplikasi
berat penyakit Tubercolosis
Definisi Cakupan imunisasi BCG adalah Imunisasi BCG yang
Operasional diberikan satu kali kepada bayi lahir hidup (dengan Indikasi)
seawal mungkin (satu paket dengan HB-0, Polio-1) dengan
cara menyuntikan di lengan kanan atas, di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif Imunisasi BCG di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran bayi (0-12 bulan) yang ada di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS, Kohort Ibu Hamil, Kohort Bayi, Buku Catatan
Imunisasi termasuk pelayanan Imunisasi kesehatan swasta.
Target 80 %
Langkah Pendataan sasaran, perencanaan dan pengambilan logistik,
Kegiatan pelayanan imunisasi yang berkualitas, PWS
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data

b. Cakupan Imunisasi HB - DPT 3


Judul Cakupan Imunisasi HB-DPT3
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk memberikan perlindungan ulangan kepada bayi dari
ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit Hepatitis
B (HB) dan penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus (DPT-3)
Definisi Cakupan imunisasi HB-DPT3 adalah imunisasi kombinasi
Operasional HB dan DPT lanjutan yang diberikan saat bayi berumur 4
bulan (dengan Indikasi) (satu paket dengan Polio-4) dengan
cara menyuntikan di salah satu paha bayi, di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif Imunisasi HB-DPT3 di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran Bayi (0-12 bulan) yang ada di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS, Kohort Bayi, Buku Catatan Imunisasi termasuk
pelayanan Imunisasi kesehatan swasta.
Target 90 %
Langkah Pemantauan dinamis kantong persalinan, pendataan sasaran,
Kegiatan perencanaan dan pengambilan logistik, Pelayanan imunisasi
yang berkualitas, PWS
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data

c. Cakupan Imunisasi Polio 4


Judul Cakupan Imunisasi Polio-4
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk memberikan perlindungan ulangan kepada bayi dari
ancaman penularan dan komplikasi berat penyakit Polio
Definisi Cakupan imunisasi polio 4 adalah imunisasi polio lanjutan
Operasional yang diberikan saat bayi berumur 4 bulan (dengan Indikasi)
(satu paket dengan HB-DPT3) dengan cara meneteskan
sebanyak 2 tetes dosis di mulut bayi, di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif Imunisasi Polio-4 di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran Bayi (0-12 bulan) yang ada di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Kohort Bayi, Buku Catatan Imunisasi termasuk pelayanan
Imunisasi kesehatan swasta.
Target 90 %
Langkah Pemantauan dinamis kantong persalinan, pendataan sasaran,
Kegiatan perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi
yang berkualitas, PWS
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data

d. Cakupan Imunisasi Campak


Judul Cakupan Imunisasi Campak
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk memberikan perlindungan kepada bayi dari ancaman
penularan dan komplikasi berat penyakit Campak
Definisi Cakupan imunisasi campak adalah imunisasi campak yang
Operasional diberikan saat bayi berumur 9 bulan (dengan Indikasi)
dengan cara menyuntikan di lengan kiri bayi, pada kurun
waktu tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif Imunisasi Campak di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran bayi (0-12 bulan) yang ada di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Kohort Bayi, Buku Catatan Imunisasi termasuk pelayanan
Imunisasi kesehatan swasta.
Target 90 %
Langkah Pemantauan dinamis kantong persalinan, pendataan sasaran,
Kegiatan perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi
yang berkualitas, PWS
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data

e. DO HB - DPT1 – Campak
Judul DO HB-DPT1 - Campak
Dimensi Mutu Kualitas dan kontinuitas
Tujuan Untuk mengetahui kelengkapan dan intensitas imunitas yang
didapatkan terhadap seluruh sasaran bayi (0-12 bulan)
Definisi DO HB-DPT1 – Campak adalah Drop Out (DO) yang terjadi
Operasional dari pemberian imunisasi kontak II pada Bayi dengan
kelengkapan pemberian imunisasi (Campak) sebelum bayi
berumur 12 bulan, di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif Imunisasi HB-DPT1 dikurangi dengan
Jumlah kumulatif Imunisasi Campak di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah Kumulatif imunisasi HB-DPT-1 yang ada di satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Kohort Bayi, Buku Catatan Imunisasi termasuk pelayanan
Imunisasi kesehatan swasta
Target < 10 %
Langkah Pemantauan dinamis kantong persalinan, pendataan sasaran,
Kegiatan perencanaan dan pengambilan logistik, pelayanan imunisasi
yang berkualitas, PWS
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data

f. Desa/Kelurahan UCI (Universal Child Imunization)


Judul Desa/Kelurahan UCI ( Universal Child Imunization)
Dimensi Mutu Keselamatan dan Kualitas
Tujuan Untuk mengetahui akses wilayah terhadap kelengkapan dan
intensitas imunitas yang didapatkan terhadap seluruh
sasaran bayi (0-12 bulan)
Definisi Desa/Kelurahan UCI adalah Desa atau Kelurahan dimana
Operasional tercapai target untuk indikator imunisasi yaitu BCG 100%,
DPT I 100%, DPT III 90%, Campak 90%, pada masing –
masing Desa/Kelurahan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah Desa/Kelurahan UCI di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah Desa/Kelurahan yang ada di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
Sumber data Kohort Bayi, Buku Catatan Imunisasi termasuk pelayanan
Imunisasi kesehatan swasta.
Target 100 %
Langkah Pemantauan dinamis kantong persalinan, pendataan sasaran,
Kegiatan pelayanan imunisasi yang berkualitas, monev, PWS
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data

g. Cakupan BIAS Campak Kelas I SD


Judul Cakupan BIAS Campak Kelas I SD
Dimensi Mutu Keselamatan dan Kualitas
Tujuan Untuk memberikan Boster Campak kepada anak usia 6
tahun sehingga menambah kekebalan anak dan terhindar dari
penyakit Campak maupun komplikasi Campak.
Definisi Cakupan BIAS Campak kls I SD adalah kegiatan imunisasi
Operasional anak Sekolah Dasar Negeri dan sederajat (biasanya pada
Bulan September) dengan memberikan suntikan Campak di
lengan kiri pada anak kelas I Sekolah Dasar.
Frekuensi Setiap tahun (September)
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap tahun (September)
Numerator Jumlah Murid kls I SD yang mendapatkan suntikan Campak,
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah Murid kls I SD yang ada di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
Sumber data Data Anak Sekolah Dasar kls I, Absensi kelas.
Target 100 %
Langkah Pendataan jumlah murid kls I SD, persiapan logistik,
Kegiatan pelaksanaan
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data

h. Cakupan BIAS DT Kelas I, TT Kelas II – III SD


Judul Cakupan BIAS DT Kelas I, TT Kelas II-III SD
Dimensi Mutu Keselamatan dan Kualitas
Tujuan Untuk memberikan Boster DT, TT kepada anak usia 6 -8
tahun sehingga menambah kekebalan anak dan terhindar dari
penyakit Difteri dan Tetanus maupun komplikasinya.
Definisi Cakupan BIAS DT kelas I, TT kelas II-III SD adalah
Operasional kegiatan imunisasi Anak Sekolah Dasar Negeri dan sederajat
(biasanya pada Bulan Nopember) dengan memberikan
suntikan DT pada Murid Kelas I, TT pada Murid Kelas II-III
Frekuensi Setiap tahun (Nopember)
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap tahun (Nopember)
Numerator 1. Jumlah murid kelas I SD yang mendapatkan suntikan DT,
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
2. Jumlah murid kelas II-III SD yang mendapatkan suntikan
TT, di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator 1. Jumlah murid kelas I SD yang ada di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama
2. Jumlah murid kelas II-III SD yang ada di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Data Anak Sekolah Dasar kelas I,II,III Absensi kelas.
Target 100 %
Langkah Pendataan jumlah murid kelas I SD, persiapan logistik,
Kegiatan pelaksanaan
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data

i. Kejadian KIPI
Judul Kejadian KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi)
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Untuk mengetahui apakah terjadi kejadian ikutan
setelah pemberian imunisasi (Bayi, BIAS, Bumil).
Definisi Operasional Kejadian KIPI adalah kejadian dimana terjadi gejala
atau tanda yang diakibatkan langsung maupun tidak
langsung karena proses pemberian imunisasi.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kejadian (KIPI), di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah sasaran imunisasi yang ada di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama
Sumber data Buku catatan imunisasi termasuk pelayanan kesehatan
swasta
Target 0%
Langkah Kegiatan Peningkatan kompotensi petugas kesehatan,
peningkatan SOP, penyelidikkan epidemiologi.
Penanggungjawab Subkor. P2PM
pengumpul data

5.3.1 Pemberantasan Penyakit


3.5.3.1.1 Desa/Kelurahan yang Mengalami KLB Yang Ditangani <
24 Jam
Judul Desa/Kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Meminimalkan penyebaran wabah dan dampak penyakit
Definisi Desa/Kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam
Operasional adalah Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditangani < 24 jam
pada suatu desa/kelurahan di satu wilayah kerja dalam
periode/kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap hari kerja
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditangani < 24 jam
pada satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah Kejadian Luar Biasa (KLB) yang terjadi dalam satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan KLB 24 jam (WI), EWARS, masyarakat, media
masa
Target 100 %
Langkah Pemastian KLB, investigasi, penanggulangan, pemutusan
Kegiatan mata rantai, pengamatan pasca KLB
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data

3.5.3.1.2 Desa/Kelurahan Bebas Rawan gizi


Judul Desa/Kelurahan Bebas Rawan Gizi
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk <
15 %
Definisi Desa/Kelurahan bebas rawan gizi adalah desa/kelurahan
Operasional dengan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada Balita <
15 % pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah Desa/Kelurahan dengan prevalensi gizi kurang dan
gizi buruk pada Balita < 15 % pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah Desa/Kelurahan di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
Sumber data Data PSG, SKDN, W1, EWARS.
Target 80 %
Langkah PSG, PE Gizi, penanggulangan KLB gizi.
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Gizi dan Subkor. P2PM
b pengumpul data

3.5.3.1.3 Acute Flacid Paralysis (AFP) Rate Per 100.000 Penduduk


< 15 Tahun
Judul Acute Flacid Paralysis (AFP) Rate per 100.000 penduduk <
15 tahun
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk mengetahui / penemuan virus polio liar
Definisi Acute Flacid Paralysis adalah jumlah kasus AFP non polio
Operasional yang ditemukan diantara 100.000 penduduk < 15 tahun di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kasus AFP non polio pada penduduk < 15 tahun di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah penduduk < 15 tahun di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan surveilans AFP, EWARS
Target ≥1%
Langkah Sosialisasi, pencarian kasus, pengamatan specimen,
Kegiatan kunjungan ulang, pencarian kontak (teman bermain).
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data

3.5.3.1.4 Penemuan Suspek TB Paru


Judul Penemuan Suspek TB Paru
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk menemukan kasus TB Paru dengan gejala batuk
berdahak / berdarah > 2 minggu
Definisi Penemuan suspek TB Paru adalah Jumlah penderita dengan
Operasional gejala batuk berdahak / berdarah > 2 minggu pada penduduk
> 15 tahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah penderita dengan gejala batuk berdahak / berdarah >
2 minggu pada umur > 15 tahun yang diperiksa dahaknya
sebanyak 3 kali (SPS) di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Denominator Jumlah penderita dengan gejala batuk > 2 minggu pada umur
> 15 tahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang
sama
Sumber data Laporan TB
Target 60 %
Langkah Sosialisasi, penemuan kasus, pemeriksaan specimen,
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data

3.5.3.1.5 Penemuan TB Paru BTA +


Judul Penemuan TB Paru BTA +
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk menemukan kasus TB Paru dengan BTA + pada
penderita Suspek TB Paru
Definisi Penemuan TB Paru BTA + adalah jumlah penderita dengan
Operasional BTA + pada penderita dengan gejala batuk berdahak /
berdarah > 2 minggu pada penduduk > 15 tahun di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah penderita BTA + yang ditemukan di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah penderita dengan gejala batuk > 2 minggu pada
umur > 15 tahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu
yang sama
Sumber data Laporan TB
Target 10 %
Langkah Sosialisasi, penemuan kasus, pemeriksaan specimen,
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data

3.5.3.1.6 Kesembuhan Penderita TB Paru BTA +


Judul Kesembuhan Penderita TB Paru BTA +
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar penderita TB Paru BTA + secara mikroskopis minimal
2 kali berturut-turut negatif
Definisi Kesembuhan penderita TB Paru BTA + adalah penderita
Operasional baru TB Paru BTA + yang sembuh diakhir pengobatan 85 %
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah penderita baru TB Paru BTA + yang sembuh di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah penderita baru TB Paru BTA + yang diobati di satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan TB 08
Target 85 %
Langkah Penemuan penderita, pengobatan, kompotensi, monev
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data

3.5.3.1.7 Pemeriksaan Kontak Serumah TB Paru BTA +


Judul Pemeriksaan Kontak Serumah TB Paru BTA +
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk mengetahui rantai penularan dalam keluarga terutama
bagi anggota keluarga yang rentan (Balita)
Definisi Pemeriksaan kontak serumah TB Paru BTA + adalah
Operasional pemeriksaan yang dilakukan terhadap semua angggota
kelurga sesuai standar pada penderita TB Paru BTA +
Frekuensi Setiap Ada Kasus TB Paru BTA +
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap Ada Kasus TB Paru BTA +
Numerator Jumlah penderita baru TB Paru BTA + yang dilakukan
pemeriksaan kontak serumah di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah penderita baru TB Paru BTA + yang ada di satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan TB 08
Target 100 %
Langkah Penemuan penderita, pengobatan, kunjungan rumah
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data

3.5.3.1.8 Cakupan Balita Dengan Pneumonia Yang Ditangani


Judul Cakupan Balita Dengan Pneumonia Yang Ditangani
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar balita yang menderita Pneumonia mendapatkan
tatalaksana penanganan sesuai standar.
Definisi Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani adalah
Operasional cakupan balita dengan pnemonia yang ditangani sesuai
standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kasus pnemonia balita yang ditangani di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah perkiraan kasus pnemonia balita yang ada di satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan P2 ISPA, LB-1, termasuk pelayanan swasta.
Target 100 % (10 % dari populasi balita)
Langkah Penemuan penderita, pengobatan, kunjungan rumah,
Kegiatan promkes, monev, kemitraan
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data

3.5.3.1.9 Klien Yang Mendapat Penanganan HIV-AIDS


Judul Klien Yang Mendapat Penanganan HIV- AIDS
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar Klien mendapatkan tatalaksana penanganan sesuai
standar.
Definisi Klien yang mendapat penanganan HIV- AIDS adalah klien
Operasional yang mendapat penanganan HIV- AIDS sesuai standar di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah klien yang mendapatkan penanganan HIV- AIDS di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh klien HIV- AIDS yang ada di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan khusus Rumah Sakit/ Dinas Kesehatan
Target 100 %
Langkah Tatalaksana terapi ODHA, peningkatan PHBS, peningkatan
Kegiatan SDM
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data

3.5.3.1.10 Penderita DBD Yang Ditangani


Judul Penderita DBD Yang Ditangani
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Agar penderita kasus DBD mendapatkan tatalaksana
penanganan sesuai standar.
Definisi Penderita DBD yang ditangani adalah penderita DBD yang
Operasional penanganannya sesuai standar di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap Bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap Bulan
Numerator Jumlah penderita DBD yang ditangani sesuai standar di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh penderita DBD yang ada di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan P2 DBD, SP2TP, pelayanan swasta
Target 80 %
Langkah Penegakan diagnosis, tatalaksana, PE, PSN, monev,
Kegiatan promkes
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data
3.5.3.1.11 Balita Dengan Diare Yang Ditangani
Judul Balita Dengan Diare Yang Ditangani
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Agar balita dengan diare mendapatkan tatalaksana
penanganan sesuai standar sehingga tidak berakibat dehidrasi
Definisi Balita dengan diare yang ditangani adalah balita dengan diare
Operasional yang penanganannya sesuai standar di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap hari kerja
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap Bulan
Numerator Jumlah balita dengan diare yang ditangani sesuai standar di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh balita dengan diare yang ada di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan P2 Diare, EWARS, SP2TP, pelayanan swasta
Target 100 %
Langkah Kegiatan Penegakan diagnosis, tatalaksana, PE, monev, promkes
Penanggungjawab Subkor. P2PM
pengumpul data

3.5.3.1.12 Infeksi Menular Seksual (IMS) Yang Diobati (klinik


pelangi)
Judul Infeksi Menular Seksual (IMS) Yang Diobati
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Agar penderita IMS mendapatkan tatalaksana penanganan
sesuai standar sehingga tidak terjadi penyebaran dan
resistensi obat
Definisi Infeksi menular seksual (IMS) yang diobati adalah penderita
Operasional IMS yang penanganannya sesuai standar di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah penderita IMS yang ditangani sesuai standar di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh penderita IMS yang ada di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan P2 IMS, SP2TP, pelayanan swasta
Target 100 %
Langkah Penegakan diagnosis, tatalaksana, perilaku seksual aman,
Kegiatan monev, promkes
Penanggungjawa Subkor. P2PM
b pengumpul data

3.5.3.1.13 Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Ditangani


Judul Kasus Gigitan Binatang Penular Rabies Ditangani
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Agar penderita gigitan hewan penular rabies mendapatkan
penanganan sesuai standar.
Definisi Kasus gigitan hewan penular rabies ditangani adalah
Operasional penderita yang digigit hewan penular rabies (anjing, kera,
kucing) mendapatakan penanganan sesuai dengan standar di
suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah penderita gigitan hewan penular rabies yang
ditangani sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh penderita gigitan hewan penular rabies yang
ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan gigitan
Target 100 %
Langkah Kegiatan Sosialisasi protap, persiapan VAR, investigasi, pencatatan
dan pelaporan, monev
Penangungjawab Subkor. P2PM
pengumpul data

4 Upaya Kesehatan Lingkungan


5.4.1 Institusi Yang Dibina
Judul Institusi Yang Dibina
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar institusi yang ada didalam memberikan pelayanan/ jasa
tidak menimbulkan dampak resiko terhadap kesehatan
Definisi Institusi yang dibina adalah institusi yang dibina sesuai
Operasional standar kesehatan lingkungan di satu wilayah kerja tertentu
pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah Institusi yang dibina sesuai standar kesehatan
lingkungan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah Institusi yang ada di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
Sumber data Laporan Inspkesi Sanitasi (IS), laporan laboratorium
Target 70 %
Langkah Pendataan, kemitraan, pengawasan (Inspeksi Sanitasi/IS),
Kegiatan sosialisasi/advokasi
Penanggungjawa Subkor. Kesling
b pengumpul data

5.4.2 Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes


Judul Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk menekan kepadatan jentik nyamuk Aedes sehingga
siklus penularan penyakit melalui vektor bisa
dikurangi/diminimalisir.
Definisi Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes adalah
Operasional rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes di satu
wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan Inspkesi Sanitasi (IS), laporan laboratorium
Target 95 %
Langkah Surveilans, pengendalian vektor, promkes, monev.
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Kesling
b pengumpul data

5.4.3 Tempat Umum (TTU/TPM) yang Diawasi


Judul Tempat Umum (TTU/TPM) Yang Diawasi
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar terpenuhinya akses sanitasi dasar terhadap TTU/TPM
Definisi Tempat umum (TTU/TPM) yang diawasi adalah tempat
Operasional umum yang diawasi sesuai dengan standar di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah tempat umum yang diawasi sesuai standar hygiene
sanitasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah tempat umum yang ada di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan TTU/TPM, laporan laboratorium
Target 85 %
Langkah Pengawasan, bintek, sosialisasi/advokasi, kemitraan.
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Kesling
b pengumpul data

5.4.4 Tempat umum (TTU/TPM) yang Memenuhi Syarat


Judul Tempat Umum (TTU/TPM) Yang Memenuhi Syarat
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar terpenuhinya akses sanitasi dasar terhadap TTU/TPM
Definisi Tempat umum yang memenuhi syarat adalah tempat umum
Operasional yang diawasi yang memenuhi persyaratan hygiene sanitasi
sesuai dengan standar di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah tempat umum yang diawasi yang memenuhi syarat
hygiene sanitasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
Denominator Jumlah tempat umum yang diawasi di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan TTU/TPM, laporan laboratorium
Target 85 %
Langkah Pengawasan, bintek, sosialisasi/advokasi, kemitraan.
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Kesling
b pengumpul data

5.4.5 Cakupan Sarana Air Bersih


Judul Cakupan Sarana Air Bersih
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar terpenuhinya akses sanitasi dasar terhadap air bersih
Definisi Cakupan sarana air bersih adalah sarana air untuk kebutuhan
Operasional rumah tangga yang memenuhi persyaratan hygiene sanitasi
sesuai dengan standar di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah jiwa yang terakses air untuk kebutuhan rumah
tangga yang memenuhi syarat hygiene sanitasi di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah jiwa yang ada di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
Sumber data Laporan Kesling, Profil Banjar/Desa

Target Perkotaan : 100%


Pedesaan : 90 %
Langkah Pendataan, sosialisasi/advokasi, Inspeksi Sanitasi
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Kesling
b pengumpul data

5.4.6 Cakupan Jamban Keluarga


Judul Cakupan Jamban Keluarga
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar terpenuhinya akses sanitasi dasar terhadap jamban
keluarga
Definisi Cakupan jamban keluarga adalah sarana jamban untuk
Operasional kebutuhan rumah tangga yang memenuhi persyaratan
hygiene sanitasi sesuai dengan standar di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah jiwa yang terakses jamban untuk kebutuhan rumah
tangga yang memenuhi syarat hygiene sanitasi di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah jiwa yang ada di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
Sumber data Laporan Kesling,
Target Perkotaan : 100%
Pedesaan : 84 %
Langkah Pendataan, sosialisasi/advokasi, Inspeksi Sanitasi
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Kesling
b pengumpul data

5.4.7 Cakupan SPAL


Judul Cakupan SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah)
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar terpenuhinya akses sanitasi dasar terhadap
pembuangan/pengelolaan limbah rumah tangga
Definisi Cakupan SPAL dalah sarana SPAL untuk kebutuhan rumah
Operasional tangga yang memenuhi persyaratan hygiene sanitasi sesuai
dengan standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah KK/rumah tangga yang terakses SPAL untuk
kebutuhan rumah tangga yang memenuhi syarat hygiene
sanitasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah KK/rumah tangga yang ada di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan Kesling, Profil Banjar/Desa
Target Perkotaan : 95 %
Pedesaan : 85 %
Langkah Pendataan, Sosialisasi/advokasi, Inspeksi Sanitasi
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Kesling
b pengumpul data

5.4.8 Cakupan Klinik Sanitasi


Judul Cakupan Klinik Sanitasi
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar diketahui dampak sanitasi terhadap penyakit yang
timbul .
Definisi Cakupan klinik sanitasi adalah cakupan kunjungan penyakit
Operasional yang terkait sanitasi yang diberi pelayanan konseling sesuai
standar pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kunjungan karena terkait sanitasi yang di berikan
pelayanan konseling di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
Denominator Jumlah kunjuingan karena terkait sanitasi yang ada di satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan Penyakit terpadu, laporan kesling
Target 80 %
Langkah Penyediaan sarana,ruang,fasilitas lainnya.
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Kesling
b pengumpul data

5.4.9 Tata kelola Limbah Non Medis


Judul Tata Kelola Limbah Non medis
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk meningkatkan penampilan UPT Kesmas dan
jejaringnya
Definisi Tata kelola limbah non medis adalah pengelolaan limbah
Operasional yang dihasilkan dari aktifitas non medis baik organik
maupun anorganik yang bersumber dari lingkungan,
pegawai, pengunjung dan alat non medis.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Kondisi limbah non medis yang dikelola
Denominator Kondisi limbah non medis
Sumber data Tempat penampungan limbah non medis
Target 1. TPS I tiap ruangan dan tempat lain yang strategis : 100
%
2. Mobilisasi ke TPS II (UPT Kesmas) tiap hari : 100 %
3. Mobilisasi ke TPA (DKP) tiap hari : 100 %
4. Pembuangan limbah non medis ke TP : 100%
5. Pengangkutan limbah non medis oleh truk sampah DKP
100%
Langkah Pengadaan dan penataan tempat penampungan sementara
Kegiatan limbah non medis, peningkatan kegiatan jumat bersih,
koordinasi dengan DKP
Penanggungjawa Subkord. Kesling
b pengumpul data

5.4.10 Tata kelola limbah medis


Judul Tata Kelola Limbah medis
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk menghindari dampak yang diakibatkan oleh limbah
medis baik terhadap petugas, pengunjung, lingkungan, dan
masyarakat
Definisi Tata kelola limbah medis adalah pengelolaan limbah yang
Operasional dihasilkan dari aktifitas medis (cair, padat, biologi, kimiawi)
baik bersumber dari kegiatan medis teknis atau alat
penunjang medis.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Kondisi limbah medis yang dikelola
Denominator Kondisi limbah medis
Sumber data Tempat penampungan sementara limbah medis padat, tempat
penampungan limbah medis cair
Target 1. Tempat penampungan sementara limbah medis padat
dengan tempat khusus dan strategis : 100 %
2. Tempat penampungan limbah medis cair dengan septik
tank : 100 %
3. Mobilisasi dari jejaring ke TPS UPT Kesmas minimal 1
(satu) kali/minggu : 100 %
4. Mobilisasi/packing dari masing-masing ruangan
pelayanan UPTD Puskesmas ke TPS khusus tiap hari :
100 %
5. Mobilisasi ke tempat pemusnahan (incenerator) minimal
1 (satu) kali/minggu ( setiap hari jumat ): 100 %
6. Pembakaran limbah medis di Incinerator : 100%
Langkah Pengadaan dan penataan tempat penampungan sementara
Kegiatan limbah medis, packing harian, pemusnahan di Incenerator
Penanggungjawa Subkor. Kesling
b pengumpul data

5 Upaya Promosi Kesehatan


5.5.1 Komunikasi Interpersonal (KIP-K)
Judul Komunikasi Interpersonal (KIP-K)

Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan


Tujuan Agar diketahui tatanan tentang indikator rumah tangga
sehat .
Definisi Rumag tangga PHBS adalah proporsi rumah tangga yang
Operasional memenuhi 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan, balita diberi ASI eksklusif, timbang bayi
dan balita, tidak merokok, melakukan aktifitas fisik setiap
hari, makan sayur dan buah setiap hari, tersedia air bersih,
tersedianya jamban, berantas jentik, cuci tangan dengan
sabun.
Frekuensi 1 tahun sekali
Pengumpulan
data
Periode Analisa 1 Tahun sekali
Numerator Jumlah rumah tangga PHBS di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh rumah tangga yang di survei di satu wilayah
kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Pengkajian kuantitatif survei rumah tangga PHBS, hasil
pemetaan rumah tangga PHBS.
Target 65 %
Langkah Penentuan RT yang di survey (210 RT), kunjungan rumah,
Kegiatan pengkajian, analisa, tindak lanjut.
Penanggungjawa Subkor. Promkes
b pengumpul data
5.5.1 Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (Bayi yang mendapat ASI
Eksklusif)
Judul Penyuluhan PHBS ( Bayi dengan ASI Eksklusif )
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar diketahui manfaat pentingnya pemberian ASI Eksklusif
.
Definisi Bayi yang mendapat ASI Eksklusif adalah bayi yang hanya
Operasional mendapat ASI saja sejak lahir sampai dengan usia 6 bulan di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah bayi yang mendapat hanya ASI saja sejak lahir
sampai usia 6 bulan di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
Denominator Jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama
Sumber data Kohort bayi, R1 Gizi, SP2TP
Target 80 %
Langkah Pengumpulan data, sosialisasi, monev
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Promkes
b pengumpul data

5.5.2 Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (Desa dengan Garam
Beryodium baik)
Judul Penyuluhan PHBS (Desa Dengan Garam Beryodium Baik)
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar diketahui pentingnya manfaat garam beryodium .
Definisi Desa/Kelurahan dengan 21 sampel garam beryodium yang
Operasional diperiksa hanya ditemukan tidak lebih dari satu sampel
garam konsumsi dengan kandungan yodium kurang dari 30
ppm pada kurun waktu tertentu
Frekuensi 2 kali setahun
Pengumpulan
data
Periode Analisa 2 kali setahun
Numerator Jumlah desa/kelurahan dengan garam beryodium baik di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh desa/kelurahan yang diperiksa
Sumber data Laporan pemantauan Gayo, hasil pencatatan lapangan
( tenaga gizi, guru, kader )
Target 90 %
Langkah Pengumpulan data, sosialisasi, monev
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Promkes
b pengumpul data

5.5.3 Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (Posyandu Purnama)


Judul Penyuluhan PHBS (Posyandu Purnama)
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar diketahui keberadaan dan perkembangan status
posyandu .
Definisi Posyandu yang melaksanakan kegiatan hari buka dengan
Operasional frekuensi lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata kader yang
bertugas 5 orang atau lebih, cakupan program utama (KIA,
KB, Gizi, Imunisasi lebih dari 50 % dan sudah ada 1 atau
lebih program tambahan, serta cakupan dana sehat < 50 %
Frekuensi 1 kali setahun
Pengumpulan
data
Periode Analisa 1 kali setahun
Numerator Jumlah posyandu purnama di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh posyandu di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
Sumber data Laporan pemantauan Gayo, hasil pencatatan lapangan
(tenaga gizi, kader)
Target 40 %
Langkah Pengumpulan data, sosialisasi, monev
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Promkes
b pengumpul data

5.5.4 Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (Penyuluhan NAPZA


oleh Petugas Kesehatan)
Judul Penyuluhan PHBS NAPZA Oleh Petugas
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar diketahui dampak dari pada penyalahgunaan NAPZA .
Definisi Suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana
Operasional yang dilakukan untuk memperbaiki prilaku manusia sesuai
prinsip-pronsip pendidikan yakni pada tingkat sebelum
seseorang menggunakan NAPZA
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kegiatan PHBS NAPZA di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh kegiatan penyuluhan di bidang kesehatan di
satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan Promkes, SIMPUS, Dinkes Kab/Kota
Target 15 %
Langkah Identifikasi sasaran, penyuluhan, advokasi
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Promkes
b pengumpul data

5.5.5 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (Pra Bayar)


Judul JPKM (Pra Bayar )
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar masyarakat (diluar Maskin) terlindungi dari
pembiayaan kesehatan sebagai peserta JPKM .
Definisi Cakupan JPK Pra Bayar adalah proporsi penduduk (diluar
Operasional Maskin) terlindungi JPK ( Askes, Jamsostek, Bapel JPKM,
Kartu Sehat, Dana Sehat, Askes Komersial) di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah penduduk yang memiliki kartu peserta JPK di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh penduduk di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
Sumber data Laporan JPK Kab/Kota, Asuransi Kesehatan Komersial.
Target 80 %
Langkah Identifikasi potensi wilayah, sosialisasi/ advokasi,
Kegiatan pelaksanaan
Penanggungjawab Subkor. Promkes
pengumpul data

5.5.6 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Miskin


(Jamkesmas)
Judul JPKM (Jamkesmas )
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar penduduk miskin terlindungi dari pembiayaan
kesehatan sebagai peserta JPKM .
Definisi Cakupan JPK Gakin adalah proporsi penduduk gakin
Operasional terlindungi JPK ( Subsidi Pemerintah dan Pemda) di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah penduduk gakin yang memiliki kartu peserta JPK di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh penduduk gakin di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan JPK Kab/Kota, Asuransi Kesehatan Komersial.
Target 100 %
Langkah Identifikasi potensi wilayah, sosialisasi/ advokasi,
Kegiatan pelaksanaan
Penanggungjawa Subkor. Promkes
b pengumpul data

6 Upaya Pengobatan
5.6.1 Rawat Jalan
a. Cakupan Rawat Jalan
Judul Cakupan Rawat Jalan
Dimensi Mutu Kualitas dan kompotensi
Tujuan Untuk mengetahui akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan tingkat pertama
Definisi Cakupan rawat jalan adalah jumlah kunjungan kasus baru
Operasional rawat jalan di sarana pelayanan kesehatan dalam kurun
waktu 1tahun
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kunjungan pasien baru rawat jalan di sarana
kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh penduduk di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
Sumber data SIMPUS, Laporan Kunjungan, SIK UPT Kesmas
Target 15 %
Langkah Pendataan penduduk, sarana kesehatan, peningkatan SDM.
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Pengobatan
b pengumpul data

b. Pemberi Pelayanan Medis Poliklinik Rawat Jalan Tingkat UPTD


Puskesmas
Judul Pemberi Pelayanan Poliklinik Rawat Jalan Tingkat UPTD
Puskesmas
Dimensi Mutu Kompotensi
Tujuan Tersedianya pelayanan poliklinik rawat jalan oleh tenaga
dokter umum dan dokter gigi.
Definisi Pemberi pelayanan poliklinik rawat jalan tingkat UPTD
Operasional Puskesmas adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga
medis (dokter umum, dokter gigi) sesuai dengan standar
pelayanan kesehatan dasar.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kunjungan pasien rawat jalan di poliklinik umum,
gigi yang diberikan oleh tenaga medis (dokter umum, dokter
gigi) di tingkat UPTD Puskesmas pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh kunjungan pasien rawat jalan di poliklinik
umum, gigi di tingkat UPTD Puskesmas pada kurun waktu
yang sama
Sumber data SIMPUS, Laporan Kunjungan,
Target Dokter umum : 100 %
Dokter gigi : 100 %
Langkah Pembentukan komite medik, pengaturan jadwal tugas,
Kegiatan monev
Penanggungjawa Subkor. Pengobatan.
b pengumpul data

c. Pemberi Pelayanan Medis Poliklinik Rawat Jalan Tingkat Pustu


Judul Pemberi Pelayanan Poliklinik Rawat Jalan Tingkat Pustu
Dimensi Mutu Kompotensi
Tujuan Tersedianya pelayanan poliklinik rawat jalan oleh tenaga
dokter umum di tingkat pustu
Definisi Pemberi pelayanan poliklinik rawat jalan tingkat pustu
Operasional adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga medis (dokter
umum) sesuai dengan standar pelayanan kesehatan dasar.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kunjungan pasien rawat jalan yang diberikan
pelayanan oleh oleh tenaga medis (dokter umum) di tingkat
pustu pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh kunjungan pasien rawat jalan di tingkat pustu
pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS, Laporan Kunjungan,
Target 100 %
Langkah Pembentukan komite medik, pengaturan jadwal tugas,
Kegiatan monev
Penanggungjawa Subkor. Pengobatan.
b pengumpul data
d. Jam Buka pelayanan
Judul Jam Buka Pelayanan
Dimensi Mutu Akses, kompotensi
Tujuan Untuk menyediakan pelayanan poliklinik rawat jalan selama
7 jam.
Definisi Jam buka pelayanan adalah jam dan hari kerja pelayanan
Operasional untuk poliklinik umum dan kedaruratan yang diberikan
secara terus menerus selama 7 jam
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah Jam Buka pelayanan dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah jam yang ada pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS, Laporan Kunjungan, SIK UPTD Puskesmas.
Target 7 jam/Hari
Langkah Pengaturan jadwal tugas, monev
Kegiatan
Penanggungjawab Subkor. Pengobatan.
pengumpul data

e. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Agar tersedia pelayanan poliklinik rawat jalan yang mampu
memberikan kepuasan kepada pelanggan
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan tentang persepsi
Operasional pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan/diterimanya
Frekuensi Setiap 6 bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap 6 bulan
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien rawat
jalan yang di survei
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang di survei ( n = 50 )
Sumber data Hasil survei, laporan kunjungan rawat jalan.
Target 80 %
Langkah Pembentukan Tim Gugus Kendali Mutu, pembuatan
Kegiatan kuisioner, pengambilan sampel
Penanggungjawa Subkor. Pengobatan dan Tim Gugus Kendali Mutu.
b pengumpul data

f. Pelayanan Konseling ( Pojok Gizi, Pojok Laktasi, Pojok Oralit )


Judul Pelayanan Konseling ( Pojok Gizi, Pojok Laktasi, Pojok
Oralit )
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar tersedia pelayanan konseling yang terkait dengan Gizi,
Laktasi, dan Penanganan Rehidrasi Oral.
Definisi Pelayanan unit konseling adalah unit pelayanan yang
Operasional menyediakan pelayanan konseling untuk pasien yang
penyakitnya atau keluhannya terkait dengan perilaku dan
lingkungan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah penyediaan unit pelayanan konseling pada unit
pelayanan tingkat UPT Kesmas
Denominator 1 (satu) unit pelayanan konseling
Sumber data Tata ruang pelayanan UPTD Puskesmas
Target 1Unit
Langkah Penataan ruang, kelengkapan ruang, konselor
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Pengobatan dan Subkor. Promkes.
b pengumpul data

5.6.2 Rawat Darurat Tingkat Pertama


a. Jam Buka Pelayanan
Judul Jam Buka Pelayanan
Dimensi Mutu Akses, kompotensi
Tujuan Untuk menyediakan pelayanan rawat darurat tingkat
pertama selama 7 jam.
Definisi Jam buka pelayanan adalah jam dan hari kerja pelayanan
Operasional untuk kedaruratan yang diberikan selama 7 jam
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah jam buka pelayanan dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah jam yang ada pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS, Laporan Kunjungan
Target 7 jam/Hari
Langkah Pengaturan jadwal tugas, monev
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Pengobatan
b pengumpul data

b. Pemberi Pelayanan Medis Rawat Darurat Tingkat Pertama


Judul Pemberi Pelayanan Medis Rawat Darurat Tingkat Pertama
Dimensi Mutu Kompotensi
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat darurat oleh tenaga dokter
umum
Definisi Pemberi pelayanan rawat darurat tingkat pertama adalah
Operasional pelayanan yang diberikan oleh tenaga medis (dokter umum,)
sesuai dengan standar pelayanan kesehatan dasar.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah jam/hari pelayanan rawat darurat yang diberikan
pelayanannya oleh kompotensi dokter umum UPT
Puskesmas pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah jam/hari buka pelayanan rawat darurat UPT
Puskesmas pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS, laporan kunjungan
Target 7 jam/hari
Langkah Pembentukan Komite medik, pengaturan jadwal tugas,
Kegiatan monev
Penanggungjawa Subkor. Pengobatan
b pengumpul data

c. Waktu tanggap pelayanan


Judul Waktu Tanggap Pelayanan
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Agar terselenggaranya pelayanan yang cepat, tanggap,
responsive sehingga mampu menyelamatkan pasien
Definisi Waktu tanggap pelayanan adalah ketenggangan waktu sejak
Operasional pasien itu datang sampai mendapatkan penanganan sesuai
dengan standar kegawatan daruratan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan sejak kedatangan
semua pasien yang disampling secara acak sampai dengan
mendapatakan pelayanan.
Denominator Jumlah seluruh pasien yang di sampling (n=25)
Sumber data Data sampling pasien UGD
Target 5 Menit terlayani setelah pasien datang
Langkah Pengaturan jadwal tugas, melengkapi sarana dan prasarana.
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Pengobatan
b pengumpul data

d. Penanganan rujukan
Judul Penanganan Rujukan
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Agar terselenggaranya mekanisme rujukan yang cepat,
tanggap, responsive sehingga mampu menyelamatkan pasien
Definisi Penanganan rujukan adalah pasien yang karena diagnose dan
Operasional indikasi tidak mampu ditangani di pelayanan tingkat UPTD
Puskesmas yang selanjutnya di reveral ke pelayanan tingkat
dua (RSU)
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif pasien yang karena diagnose dan indikasi
di rujuk ke fasilitas RS pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah pasien yang ada karena diagnose dan indikasi di
rujuk
Sumber data SIMPUS, SP2TP
Target 100 %
Langkah Peningkatan kompotensi SDM, penyediaan sarana dan
Kegiatan prasarana
Penanggungjawa Subkor. Pengobatan
b pengumpul data

e. Ketersediaan Sarana, Prasarana dan Penunjang Life Saving


Judul Ketersediaan Sarana, Prasarana, dan Obat Live Saving
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Agar sarana, prasarana dan obat live saving tersedia setiap
saat di UGD sebagai pertolongan pertama untuk
penyelamatan.
Definisi Ketersediaan sarana, prasarana, dan obat live saving adalah
Operasional tersedia dan siap pakainya sarana, prasarana dan obat untuk
tindakan pertolongan pertama kasus kegawat daruratan
dalam rangka penyelamatan kehidupan pasien dan atau
mencegah kondisi pasien ke keadaan yang lebih buruk
(Irreversible)
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah dan jenis sarana, prasarana, obat live saving yang
tersedia dan siap pakai
Denominator Jumlah dan jenis sarana, prasarana, obat live saving yang
ada
Sumber data LPLPO Unit UGD, LPLPO UPT Puskesmas
Target 100 %
Langkah Penyediaan sarana, prasarana, dan Obat live saving,
Kegiatan seterilisasi, monev (simulasi)
Penanggungjawa Subkor. Pengobatan
b pengumpul data

f. Kematian pasien < 24 jam


Judul Kematian Pasien < 24 jam di UGD
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Agar terselenggaranya pelayanan di UGD yang kompeten,
cepat, tanggap, responsive sehingga mampu menyelamatkan
pasien
Definisi Kematian pasien < 24 jam adalah kematian pasien di UGD
Operasional sejak periode datang sampai mendapatkan penanganan yang
komprehensif < 24 jam dalam kurun waktu tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif pasien yang meninggal < 24 jam di UGD
sejak periode datang pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh pasien yang ditangani di UGD pada kurun
waktu yang sama
Sumber data SIMPUS, SP2TP
Target 0%
Langkah Peningkatan kompotensi SDM, penyediaan sarana dan
Kegiatan prasarana
Penanggungjawa Subkor. Pengobatan
b pengumpul data

g. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan pelayanan di UGD
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Agar terselenggaranya pelayanan di UGD yang mampu
memberikan kepuasan kepada pelanggan
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan tentang persepsi
Operasional pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan/diterimanya
Frekuensi Setiap 6 bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap 6 bulan
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien UGD
yang di survey pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh pasien di UGD yang di survey ( n minimal
= 50 ) pada kurun waktu yang sama
Sumber data Survei
Target 80 %
Langkah Persiapan quisioner, pangambilan sampel, pelaksanaan
Kegiatan
Penanggungjawa Tim Gugus Kendali Mutu.
b pengumpul data

6.4.1.1 URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL UPAYA KESEHATAN


PENGEMBANGAN
6.1. Upaya Kesehatan Sekolah
6.1.1 Cakupan pemeriksaan siswa SD dan setingkat oleh tenaga
kesehatan/Guru UKS/Dokter kecil
Judul Cakupan Pemeriksaan Siswa SD dan Setingkat Oleh Tenaga
Kesehatan/Guru UKS/Dokter Kecil
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk
prilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah
Definisi Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat
Operasional adalah cakupan siswa kelas 1 SD dan setingkat yang
diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga
terlatih (guru uks/dokter kecil) melalui penjaringan
kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi 1 Kali setahun
Pengumpulan
data
Periode Analisa 1 Kali setahun
Numerator Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat yang diperiksa
kesehatannya melalui penjaringan kesehatan oleh tenaga
kesehatan atau tenaga terlatih (guru uks/dokter kecil) di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama
Sumber data Data Diknas, laporan UKS
Target 100 %
Langkah persiapan sarana dan prasarana perencanaan, pelaksanaan,
Kegiatan pencatatan dan pelaporan
Penanggungjawa Subkor. UKS
b pengumpul data

6.1.2 Pembentukan Dokter Kecil Tingkat SD


Judul Pembentukan Dokter Kecil Tingkat SD
Dimensi Mutu Kualitas dan kesinambungan
Tujuan Untuk meningkatkan kompotensi siswa di bidang kesehatan
sehingga mampu meningkatkan derajat kesehatan serta
membentuk prilaku hidup sehat anak usia sekolah yang
berada di sekolah
Definisi Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya
Operasional berasal dari kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah
mendapatkan pelatihan dokter kecil
Frekuensi 1 Kali setahun
Pengumpulan
data
Periode Analisa 1 Kali setahun
Numerator Jumlah SD dan setingkat yang siswanya dilatih dokter kecil
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah SD dan setingkat yang ada di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama
Sumber data Data Diknas, laporan UKS
Target 10 % dari jumlah siswa tiap sekolah
Langkah Pendataan SD, pembentukan tim pelatih, persiapan sarana
Kegiatan dan prasarana pelatihan, pengaturan jadwal dan materi
pelatihan
Penanggungjawa Subkor. UKS.
b pengumpul data

6.1.3 Cakupan Pelayanan Kesehatan Remaja


Judul Cakupan Pelayanan Kesehatan Remaja
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk
prilaku hidup sehat anak remaja yang berada di sekolah
Definisi Cakupan pemeriksaan kesehatan remaja adalah cakupan
Operasional siswa kelas 1 SLTP/sederajat dan siswa kelas 1 SMU/SMK
sederajat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan
atau tenaga terlatih (guru UKS/kader kesehatan remaja)
melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Frekuensi 1 Kali setahun
Pengumpulan
data
Periode Analisa 1 Kali setahun
Numerator Jumlah murid kelas 1 SLTP/sederajat dan murid kelas 1
SMU/SMK sederajat yang diperiksa kesehatannya melalui
penjaringan kesehatan oleh tenaga kesehatan atau tenaga
terlatih (guru UKS/kader kesehatan remaja) di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah murid kelas 1 SLTP/sederajat dan murid kelas 1
SMU/SMK sederajat di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
Sumber data Data Diknas, laporan UKS
Target 100 %
Langkah Persiapan sarana dan prasarana perencanaan dan pengaturan
Kegiatan jadwal, pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan
Penanggungjawa Subkor. UKS dan Subkor. KIA - KB
b pengumpul data

6.2. Upaya Kesehatan Khusus


6.2.1 Upaya Kesehatan Pralansia dan Lansia
6.4.1.1.1 Cakupan Pelayanan
Judul Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia dan Para Lansia
Dimensi Mutu Kualitas dan Keselamatan
Tujuan Untuk meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk
prilaku hidup sehat pra usia lanjut dan lanjut usia
Definisi Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan lanjut usia
Operasional adalah pra usia lanjut dan usia lanjut yang memperoleh
pelayanan keehatan sesuai standar yang ada pada pedoman,
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah penduduk pra usila dan usila yang memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai standar dalam pedoman di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh penduduk pra usila dan usila yang ada di satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Catpor pra usila dan usila, data kependudukan
(BPS,Camat,Desa)
Target 70 %
Langkah Pendataan, perencanaan kegiatan, pelayanan, koordinasi LS
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Kesehatan Khusus (pemegamg program Lansia)
b pengumpul data

6.4.1.1.2 UPT Puskesmas Santun Lansia


Judul UPT Puskesmas Santun Lansia
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk
prilaku hidup sehat pra usia lanjut dan lanjut usia
Definisi UPT Puskesmas Santun Lansia adalah UPT Puskesmas
Operasional yang melakukan pelayanan kepada usila, yang
mengutamakan aspek promotif dan preventif disamping
aspek kuratif dan rehabilitatif, di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah Lansia yang memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai dengan Konsep Santun Lansia di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh Lansia yang dilayani di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama
Sumber data Data Kunjungan (SIK), Hasil Survei/pengamatan
Target 100%
Langkah Sosialisasi, peningkatan SDM, pendataan lansia,
Kegiatan pembentukan posyandu lansia, pelayanan lansia,
survei/pengamatanmonev.
Penanggungjawa Subkor. Kesehatan Khusus (pemegamg program Lansia)
b pengumpul
data

6.4.1.1.3 Posbindu Lansia


Judul Posbindu Lansia
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk
prilaku hidup sehat pra usia lanjut dan lanjut usia
Definisi Posbindu lansia adalah posyandu yang melakukan
Operasional pelayanan kepada usila, yang mengutamakan aspek
promotif dan preventif disamping aspek kuratif dan
rehabilitatif, di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah Posbindu Lansia yang dibentuk di masing-masing
Desa/Kelurahan di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
Denominator Jumlah seluruh Desa/Kelurahan di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
Sumber data Data desa/kelurahan, data posyandu
Target 16 Kelompok
Langkah Sosialisasi, peningkatan SDM, pendataan lansia,
Kegiatan pembentukan posbindu lansia, pelayanan lansia, monev.
Penanggungjawa Subkor. Kesehatan Khusus (pemegamg program Lansia)
b pengumpul data

6.2.2 Upaya Kesehatan Jiwa Masyarakat


6.4.1.1.3.1.1.1 Pendataan Gangguan Jiwa Berat di Masyarakat
Judul Pendataan Gangguan Jiwa Berat di Masyarakat
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk mengetahui jumlah penderita gangguan jiwa berat
yang ada di masyarakat.
Definisi Pendataan gangguan jiwa berat adalah suatu upaya yang
Operasional dilakukan dengan cara pendataan (informasi masyarakat,
kunjungan rumah, data RS umum atau khusus, untuk
mengetahui jumlah penderita gangguan jiwa berat.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah penderita gangguan jiwa berat yang didata di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh penderita gangguan jiwa berat yang ada di
satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Profil Desa, informasi masyarakat, SIMPUS, data RS
Target 80 %
Langkah Pendataan, perencanaan kegiatan, pelayanan, koordinasi LS
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Kesehatan Khusus (Pemegang program Kesehatan
b pengumpul data Jiwa)

6.4.1.1.3.1.1.2 Pelayanan Gangguan Jiwa di UPT Puskesmas


Judul Pelayanan Gangguan Jiwa di UPT Puskesmas
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk memberikan pelayanan kesehatan jiwa yang meliputi,
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative pada gangguan
mental emosional, psikosomatik, dan psikotik.
Definisi Pelayanan gangguan/kesehatan jiwa di UPT Puskesmas
Operasional adalah kasus gangguan jiwa yang dilayani di UPT
Puskesmas dan jejaringnya di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kunjungan kasus gangguan jiwa yang terlayani di
UPT Puskesmas, jejaring, di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh kunjungan UPT Puskesmas dan jejaring di
satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data SIMPUS, SIK, rekam medik, laporan program jiwa
Target 15 %
Langkah Penemuan kasus (ICD X), pelayanan, kunjungan rumah,
Kegiatan pencatatan dan pelaporan, rujukan, monev
Penanggungjawa Subkor. Kesehatan Khusus (Pemegang program Kesehatan
b pengumpul data Jiwa)
6.2.3 Upaya Kesehatan Mata
a. Screening (Hunting) Penderita Mata Katarak
Judul Screening (Hunting) Penderita Mata Katarak
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk menemukan sedini mungkin gangguan mata karena
katarak
Definisi Screening (hunting) penderita mata katarak adalah kegiatan
Operasional penjaringan yang dilakukan di UPT Puskesmas dan jejaring
kepada pasien rawat jalan yang beresiko, sesuai dengan
standar
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif kunjungan baru yang discrening dalam
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh kunjungan baru dalam kurun waktu yang
sama
Sumber data Data kunjungan, SIK, rekam medik
Target 10 %
Langkah Persiapan pra pelayanan, kompotensi tenaga, waktu
Kegiatan pelayanan, rujukan, kerja sama dengan Rumah Sakit
Penanggungjawa Subkor. Kesehatan Khusus (Pemegang Program Kesehatan
b pengumpul data Indera)

b. Penemuan penderita mata katarak


Judul Penemuan Penderita Mata Katarak
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk menemukan sedini mungkin gangguan mata karena
katarak
Definisi Penemuan penderita katarak adalah ditemukannya katarak
Operasional mature pada kegiatan screening (hunting)
Frekuensi Setiap bulan
Pengmpulan data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif penderita katarak mature ditemukan dalam
screning di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh penderita yang di skrening dalam kurun
waktu yang sama
Sumber data Data kunjungan, SIK, rekam medik
Target 10 %
Langkah Persiapan pra pelayanan, kompotensi tenaga, waktu
Kegiatan pelayanan, rujukan, kerja sama dengan Rumah Sakit
Penanggungjawa Subkor. Kesehatan Khusus (Pemegang Program Kesehatan
b pengumpul data Indera)

c. Penderita Mata Katarak Yang Dioperasi


Judul Penderita Katarak Yang Di Operasi
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk menurunkan angka kebutaan akibat gangguan mata
karena katarak
Definisi Penderita katarak yang dioperasi adalah penderita karena
Operasional indikasi medis dilakukan tindakan operasi oleh di RSU
maupun RS Khusus (RS Indera) di UPT Puskesmas.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif penderita katarak yang dilakukan tindakan
operasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah penderita katarak yang ada dalam kurun waktu yang
sama
Sumber data Data kunjungan, SIK, rekam medik
Target 80 %
Langkah Persiapan pra pelayanan, kompotensi tenaga, waktu
Kegiatan pelayanan, rujukan, kerja sama dengan RS
Penanggungjawa Subkor. Kesehatan Khusus (Pemegang Program Kesehatan
b pengumpul data Indera)

6.2.4 Upaya Kesehatan Kerja


a. Cakupan pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal
Judul Cakupan Pelayanan Kesehatan Kerja Pada Pekerja Formal
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk meningkatkan derajat kesehatan pekerja formal baik
yang menyangkut Penyakit Akibat Kerja (PAK) maupun
Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK)
Definisi Cakupan pelayanan kesehatan kerja adalah pekerja formal
Operasional (Instansi/unit usaha yang mempunyai izin dan terstruktur :
karyawan pemerintah/BUMN/BUMD/TNI/POLRI,
karyawan perusahan) yang memperoleh pelayanan kesehatan
kerja baik kegiatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif
sesuai standar di satu wilayah kerja dalm kurun waktu
tertentu
Frekuensi Satu kali setahun
Pengumpulan
data
Periode Analisa Satu kali setahun
Numerator Jumlah pekerja formal yang mendapatkan pelayanan
kesehatan kerja di poliklinik, atau dikontrakan pada pihak
ketiga dan atau di puskesmas/balai kesehatan kerja dalam
kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah pekerja formal yang ada di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama.
Sumber data Laporan ketenagaan instansi/unit usaha, SIMPUS, laporan
kegiatan kesehatan kerja
Target 80 %
Langkah Pendataan, sosialisasi, perencanaan jadwal, pelaksanaan,
Kegiatan monev
Penanggungjawa Subkor. Kesehatan Khusus ( Pemegang Program Upaya
b pengumpulan Kesehatan Kerja)
data

6.3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat


6.3.1 Perkesmas untuk Bumil Resti
Judul Perkesmas Untuk Ibu Hamil Resiko Tinggi
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk memberikan pelayanan (promotif,preventif,kuratif,
dan rehabilitatif ) kepada bumil resti melalui kunjungan
rumah
Definisi Perkesmas untuk ibu hamil resti adalah pelayanan kesehatan
Operasional yang diberikan kepada ibu hamil resti dengan cara perawatan
kesehatan melalui kunjungan rumah.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah ibu hamil resti yang dilakukan pelayanan dengan
perkesmas di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh ibu hamil resti yang ada di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama
Sumber data Kohort ibu, laporan PWS KIA, dan catatan lain termasuk
swasta
Target 100 %
Langkah Pendataan, perencanaan kegiatan, pelayanan, rujukan
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Perkesmas
b pengumpul data

6.3.2 Perkesmas untuk Neonatal Resti


Judul Perkesmas Untuk Neonatal Resiko Tinggi
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk memberikan pelayanan (promotif,preventif,kuratif,
dan rehabilitatif ) kepada neonatal resti melalui kunjungan
rumah
Definisi Perkesmas untuk neonatal (0-28 hari) resti adalah pelayanan
Operasional kesehatan yang diberikan kepada neonatal resti dengan cara
perawatan kesehatan melalui kunjungan rumah.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah neonatal resti yang dilakukan pelayanan dengan
Perkesmas di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh neonatal resti yang ada di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama
Sumber data Kohort balita, PWS KIA, dan catatan lain termasuk swasta
Target 100 %
Langkah Pendataan, perencanaan kegiatan, pelayanan, Rujukan
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Perkesmas
b pengumpul data

6.3.3 Perkesmas untuk Balita Resti


Judul Perkesmas Untuk Balita Resiko Tinggi
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk memberikan pelayanan (promotif,preventif,kuratif,
dan rehabilitatif ) kepada balita resti melalui kunjungan
rumah
Definisi Perkesmas untuk balita (0-5 tahun) resti adalah pelayanan
Operasional kesehatan yang diberikan kepada balita resti dengan cara
perawatan kesehatan melalui kunjungan rumah.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah balita resti yang dilakukan pelayanan dengan
Perkesmas di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh balita resti yang ada di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama
Sumber data Kohort Balita, PWS KIA, dan catatan lain termasuk swasta
Target 100 %
Langkah Pendataan, perencanaan kegiatan, pelayanan, rujukan
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Perkesmas.
b pengumpul data

6.3.4 Perkesmas untuk Penderita TB Paru


Judul Perkesmas Untuk Penderita TB Paru
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk memberikan pelayanan (promotif,preventif,kuratif,
dan rehabilitatif ) kepada penderita TB Paru melalui
kunjungan rumah
Definisi Perkesmas untuk penderita TB Paru adalah pelayanan
Operasional kesehatan yang diberikan kepada penderita TB Paru (BTA
+) dengan cara perawatan kesehatan melalui kunjungan
rumah.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah penderita TB Paru BTA + yang dilakukan
pelayanan dengan Perkesmas di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh penderita TB Paru BTA + yang ada di satu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
Sumber data Laporan program TB dan catatan lain termasuk swasta
Target 100 %
Langkah Pendataan, perencanaan kegiatan, pelayanan, rujukan
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Perkesmas
b pengumpul data

6.4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut


6.4.1 Cakupan Penduduk Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut
Judul Cakupan Penduduk Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Gigi
dan Mulut
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan gigi dan
mulut kepada penduduk
Definisi Cakupan penduduk mendapatkan pelayanan kesehatan gigi
Operasional dan mulut adalah kunjungan baru penduduk umum yang
mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut sesuai
standar di UPT Puskesmas pada kurun waktu tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap Bulan
Numerator Jumlah kunjungan baru yang mendapatkan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Denominator Jumlah penduduk yang ada di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
Sumber data Laporan kunjungan (SIK), data penduduk.
Target 4%
Langkah Pendataan, pengaturan pelayanan dan petugas, pelayanan,
Kegiatan pencatatan dan pelaporan, monev
Penanggungjawa Subkor. Kesehatan Gigi dan mulut.
b pengumpul data
6.4.2 Cakupan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut
Judul Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil
Definisi Cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil
Operasional adalah pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut terhadap ibu
hamil baru yang berkunjung ke UPT Puskesmas dalam
kurun waktu tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif ibu hamil baru yang berkunjung ke UPT
Puskesmas yang diperiksa kesehatan gigi dan mulut dalm
kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah ibu hamil baru yang berkunjung ke UPT Puskesmas
pada kurun waktu yanag sama
Sumber data Laporan kunjungan KIA, SIK, laporan kesehatan gigi dan
mulut
Target 80 %
Langkah Koordinasi program (KIA, Gilut), perencanaan dan
Kegiatan pelayanan, pencatatan dan pelaporan, monev
Penanggungjawa Subkor. Kesehatan Gigi dan Mulut.
b pengumpul data

6.4.3 Cakupan Kelurahan Binaan UKGMD


Judul Cakupan Kelurahan Binaan UKGMD
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan gigi dan
mulut di masyarakat (posyandu)
Definisi Cakupan Kelurahan binaan UKGMD adalah pelayanan
Operasional kesehatan gigi dan mulut yang meliputi promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif yang diberikan terhadap masyarakat
melelui kegiatan posyandu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap 3 bulan
Numerator Jumlah desa (posyandu) yang melakukan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kelurahan (posyandu) yang ada dalam kurun waktu
yang sama
Sumber data Laporan posyandu, laporan kesehatan gigi dan mulut
Target 4%
Langkah Sosialisasi, pengaturan jadwal dan petugas, pelaksanaan,
Kegiatan pencatatan dan pelaporan, monev
Penanggungjawa Subkor. Kesehatan Gigi dan Mulut.
b pengumpul data

6.4.4 Ratio Penambalan dan Pencabutan Gigi


Judul Ratio Penambalan dan Pencabutan Gigi
Dimensi Mutu Kualitas dan estetika
Tujuan Untuk meningkatkan kualitas gigi sehingga meningkatkan
derajat kesehatan dan penampilan.
Definisi Ratio penambalan dan pencabutan gigi adalah kemampuan
Operasional untuk mempertahankan kualitas keberadaan gigi sesuai
dengan standar.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah gigi yang dilakukan penambalan dalam kurun waktu
tertentu
Denominator Jumlah gigi yang dicabut dalam kurun waktu yang sama.
Sumber data Laporan kesehatan gigi dan ulut
Target 1:1
Langkah KIE, pelayanan, pencatatan dan pelaporan, monev
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Kesehatan Gigi dan Mulut.
b pengumpul data

6.4.5 Lama Waktu Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di UPT


Puskesmas:
Judul Lama Waktu Pelayanan Gigi dan Mulut di UPT Puskesmas
Dimensi Mutu Kualitas dan kepastian
Tujuan Untuk mengetahui kualitas pelayanan kesehatan gigi dan
mulut
Definisi Lama waktu pelayanan gigi dan mulut di UPT Puskesmas
Operasional adalah waktu yang ditetapkan dalam pelayanan kesehatan
gigi dan mulut untuk mewujudkan pelayanan yang bermutu,
cepat dan tepat
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan dalam pelayanan
kesehatan gigi dan mulut yang disampling secara acak sejak
pasien mulai ditangani sampai selesai.
Denominator Jumlah seluruh pasien yang di sampling (n=15) untuk setiap
tindakan
Sumber data Rekam medik pasien gigi dan mulut
Target Perawatan : 5 menit
Pencabutan : 30 menit
Scaling : 60 menit
Curretage : 10 menit
Pencabutan sulung : 10 menit
Tambal permanen : 30 menit
Pengobatan per oral : 10 menit
Langkah Persiapan pra pelayanan, kompotensi tenaga, waktu
Kegiatan pelayanan
Penanggungjawa Subkor. Kesehatan Gigi dan Mulut dan Tim Gugus Kendali
b pengumpul data Mutu

6.5. Upaya Pelayanan Oneday care


6.5.1 Persalinan
a. Pemberi Pelayanan Persalinan Normal
Judul Pemberi Pelayanan Persalinan Normal
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Agar terselenggaranya persalinan normal yang dilakukan
oleh tenaga dokter umum dan bidan
Definisi Pemberi pelayanan persalinan normal adalah persalinan
Operasional normal yang dilakukan oleh tenaga dengan kompotensi
dokter umum dan bidan trampil
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif persalinan normal yang ditolong dokter
umum dan bidan trampil pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh persalinan normal pada kurun waktu yang
sama
Sumber data Laporan RI, SIMPUS
Target Dokter umum dan bidantrampil : 50 %
Bidan trampil : 50 %
Langkah Peningkatan SDM, pengaturan jadwal petugas, kelengkapan
Kegiatan sarana dan prasarana
Penanggungjawa Subkor. kebidanan
b pengumpul data

b. Pemberi Pelayanan Persalinan dengan Penyulit


Judul Pemberi Pelayanan Persalinan dengan Penyulit
Dimensi Mutu Keselamatan dan kualitas
Tujuan Agar terselenggaranya persalinan dengan penyulit yang
dilakukan oleh tenaga dengan kompetitif (secara Tim)
Definisi Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit adalah
Operasional persalinan dengan penyulit yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan terampil
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif persalinan dengan penyulit yang ditolong
oleh tenaga kesehatan pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh persalinan dengan penyulit pada kurun
waktu yang sama
Sumber data Laporan SIMPUS
Target 100% Tim
Langkah Peningkatan SDM, pengaturan jadwal petugas, kelengkapan
Kegiatan sarana dan prasarana
Penanggungjawa Subkor. kebidanan
b pengumpul data

c. Penanganan Rujukan
Judul Penanganan Rujukan Persalinan
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Agar terselenggaranya mekanisme rujukan persalinan yang
cepat, tanggap, responsive sehingga mampu menyelamatkan
pasien
Definisi Penanganan rujukan adalah pasien persalinan yang karena
Operasional diagnose dan indikasi tidak mampu ditangani di pelayanan
tingkat UPTD Puskesmas yang selanjutnya di reveral ke
pelayanan tingkat dua (RSU)
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif pasien persalinan yang karena diagnose
dan indikasi di rujuk ke fasilitas RS pada kurun waktu
tertentu
Denominator Jumlah seluruh pasien persalinan yang ada karena diagnose
dan indikasi di rujuk
Sumber data Laporan rawat inap, SIMPUS, SP2TP
Target 100 %
Langkah Peningkatan kompotensi SDM, penyediaan sarana dan
Kegiatan prasarana
Penanggungjawa Subkor. kebidanan
b pengumpul data

d. Kejadian Kematian Ibu karena Persalinan


Judul Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan
Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Agar terselenggaranya pelayanan persalinan yang kompoten,
cepat, tanggap, responsive sehingga mampu menyelamatkan
pasien
Definisi Kematian pasien karena persalinan adalah kematian pasien
Operasional yang terjadi selama periode pertolongan persalinan sampai
dengan meninggal dalam kurun waktu tertentu.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah kumulatif pasien persalinan yang meninggal selama
periode persalinan, pada kurun waktu tertentu

Denominator Jumlah seluruh pasien yang bersalin pada kurun waktu yang
sama
Sumber data SIMPUS, SP2TP, laporan RI
Target 0%
Langkah Peningkatan kompotensi SDM, penyediaan sarana dan
Kegiatan prasarana
Penanggungjawa Subkor. Kebidanan
b pengumpul data

e. Kepuasan Pelanggan
Judul Kepuasan Pelanggan Pasien Persalinan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Agar terselenggaranya pelayanan persalinan yang mampu
memberikan kepuasan kepada pelanggan
Definisi Kepuasan pelanggan pasien persalinan adalah pernyataan
Operasional tentang persepsi pelanggan terhadap pelayanan persalinan
yang diberikan/diterimanya
Frekuensi Setiap 6 bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap 6 bulan
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien
persalinan yang di survey pada kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh pasien persalinan yang di survey pada kurun
waktu yang sama
Sumber data Survei
Target 80 %
Langkah Persiapan quisioner, pangambilan sampel, pelaksanaan
Kegiatan
Penanggungjawa Tim Gugus Kendali Mutu
b pengumpul data

6.4.1.2 URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL UPAYA KESEHATAN


PENUNJANG
7.1 Upaya Farmasi
7.1.1 Ketersediaan Obat sesuai kebutuhan
Judul Ketersediaan Obat Sesuai Kebutuhan
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar tersedianya obat pelayanan kesehatan dasar sesuai
dengan kebutuhan
Definisi Ketersediaan obat sesuai kebutuhan adalah ketersediaan
Operasional obat pelayanan kesehatan dasar di unit pengelola obat
UPTD Puskesmas
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah dan jenis obat yang tersedia untuk pelayanan
kesehatan dasar yang diberikan unit pengelola obat
Denominator Jumlah dan jenis obat yang dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan dasar di UPTD Puskesmas dan Jejaringnya
Sumber data LPLPO
Target 100 %
Langkah Perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat, monev
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Farmasi
b pengumpul data

7.1.2 Ketersediaan Obat Esensial


Judul Ketersediaan Obat Esensial
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar tersedianya obat esensial untuk pelayanan kesehatan
dasar sesuai dengan kebutuhan
Definisi Ketersediaan obat esensial adalah obat yang paling banyak
Operasional diperlukan oleh suatu populasi dan ditetapkan oleh para ahli
yang kemudian dibakukan dalam Daftar Obat Esensial
Nasional (DOEN)
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah item obat esensial yang dapat disediakan untuk
pelayanan kesehatan dasar di unit pengelola obat (Gudang
Farmasi Kota)
Denominator Jumlah item obat esensial yang dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan dasar di UPTD Puskesmas dan Jejaringnya
Sumber data LPLPO
Target 100 %
Langkah Perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat, monev
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Farmasi
b pengumpul data

7.1.3 Ketersediaan Obat Generik


Judul Ketersediaan Obat Generik
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar tersedianya obat generik untuk pelayanan kesehatan
dasar sesuai dengan kebutuhan
Definisi Ketersediaan obat generik adalah ketersediaan item obat
Operasional generik untuk pelayanan kesehatan dasar
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah item obat generik yang dapat disediakan untuk
pelayanan kesehatan dasar di unit pengelola obat (Gudang
Farmasi Kota)
Denominator Jumlah item obat generik yang dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan dasar di UPTD Puskesmas dan Jejaringnya
Sumber data LPLPO
Target 100 %
Langkah Perencanaan obat, permintaan dan penerimaan obat, monev
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Farmasi
b pengumpul data
7.1.4 Tata Kelola Obat Sesuai Standar
Judul Tata Kelola Obat Sesuai Standar
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar pengelolaan obat sesuai dengan standar
Definisi Tata kelola obat sesuai standar adalah proses perencanaan,
Operasional permintaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi sesuai
dengan standar tata kelola obat dan aturan perundangan
yang berlaku untuk katagori obat tertentu
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah dan jenis obat yang di kelola sesuai standar tata
kelola obat
Denominator Jumlah dan jenis obat yang ada
Sumber data Resep harian, register obat, LPLPO
Target 100 %
Langkah Stok opname obat, kartu stok obat, gudang penyimpanan
Kegiatan obat, almari obat
Penanggungjawa Subkor. Farmasi
b pengumpul data

7.1.5 Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi


Judul Waktu Pelayanan Obat jadi
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk memberikan kepastian rentang waktu pelayanan obat
jadi
Definisi Waktu pelayanan obat jadi adalah waktu yang diperlukan
Operasional dari penyerahan resep sampai diterimanya obat jadi yang
terinformasi dengan jelas dengan aturan pemakaian obat.
Frekuensi Setiap bulan
Pengmpulan data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah rerata waktu pelayanan obat jadi
Denominator Jumlah pasien yang mendapatkan resep obat jadi
Sumber data resep.
Target 5 menit
Langkah pengadaan resep, pelayanan, sampling survey, monev
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Farmasi dan Tim Gugus Kendali Mutu
b pengumpul data

7.1.6 Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racikan


Judul Waktu Pelayanan Obat Racikan
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Untuk memberikan kepastian rentang waktu pelayanan obat
racikan
Definisi Waktu pelayanan obat racikan adalah waktu yang
Operasional diperlukan dari penyerahan resep sampai diterimanya obat
racikan yang terinformasi dengan jelas dengan aturan
pemakaian obat.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah rerata waktu pelayanan obat racikan
Denominator Jumlah pasien yang mendaptkan resep obat racikan
Sumber data Resep.
Target 7 menit
Langkah Pengadaan resep, pelayanan, optimalisasi sarana peracikan
Kegiatan obat, sampling survey, monev
Penanggungjawa Subkor. Farmasi dan Tim Gugus Kendali Mutu
b pengumpul data

7.1.7 Penulisan Resep Sesuai Formularium


Judul Penulisan Resep Sesuai Formularium
Dimensi Mutu Efisiensi
Tujuan Untuk peningkatan efisiensi pelayanan obat kepada pasien
Definisi Formularium obat adalah buku daftar obat sebagai pedoman
Operasional dalam pemberian resep kepada pasien di UPTD Puskesmas
dan jejaring
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa 1 bulan
Numerator Jumlah resep yang diambil sebagai sampel yang sesuai
formularium dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh resep yang diambil sebagai sampel dalam 1
bulan ( n minimal 75 )
Sumber data Resep.
Target 100 %
Langkah Penataan resep, random sampling.
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Farmasi
b pengumpul data

7.1.8 Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat


Judul Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Pemberian Obat
Dimensi Mutu Kualitas dan Keselamatan
Tujuan Untuk peningkatan mutu pelayanan obat kepada pasien dan
memperhatikan keselamatan pengguna obat
Definisi Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat adalah
Operasional kejadian dimana petugas obat tidak salah dalam
memberikan jenis obat, jumlah obat, dosis obat, aturan
pemakaian obat, orang yang menerima obat, dan mengganti
jenis obat tanpa konfirmasi kepada petugas pembuat resep
dan pengeluaran obat harus berdasarkan resep
Frekuensi 1 bulan
Pengmpulan data
Periode Analisa 1 bulan
Numerator Jumlah seluruh pasien unit farmasi yang disurvey dikurangi
jumlah pasien yang mengalami kesalahan pemberian obat
Denominator Jumlah seluruh pasien unit farmasi yang disurvey
Sumber data Survei , resep.
Target 100 %
Langkah Penataan resep, random sampling, survei
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Farmasi dan Tim Gugus Kendali Mutu
b pengumpul data
7.1.9 Tata Kelola Dokumen Resep
Judul Tata Kelola Dokumen Resep
Dimensi Mutu Keamanan dan kesinambungan
Tujuan Agar dokumen resep tersimpan dan boleh dimusnahkan
sesuai dengan aturan perundangan yang berlaku
Definisi Tata Kelola dokumen resep adalah penyimpanan dan
Operasional pemusnahan dokumen resep sesuai dengan aturan
perundangan yang berlaku
Frekuensi Setiap tahun
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap tahun
Numerator Jumlah dokumen resep yang disimpan dan dimusnahkan
sesuai aturan perundangan yang berlaku, dalam kurun waktu
tertentu
Denominator Jumlah seluruh dokumen resep yang yang ada dalam kurun
waktu yang sama
Sumber data Family folder , SIK
Target 5 Tahun (100 %)
Langkah Monitoring dokumen resep sesuai waktu penyimpanan,
Kegiatan pemilahan, pemusnahan dengan berita acara tertulis
Penanggungjawa Subkor. Farmasi
b pengumpul data

7.2 Upaya Pemeriksaan Laboratorium Sederhana


7.2.1 Durasi Waktu Pemeriksaan Spesimen Laboratorium Sederhana
Judul Durasi Waktu Pemeriksaan Spesimen Laboratorium

Dimensi Mutu Kualitas, keselamatan, kesinambungan

Tujuan Agar tergambar kualitas kinerja petugas dalam memberikan


pelayanan penunjang laboratorium

Definisi Durasi waktu pemeriksaan laboratorium adalah rerata waktu


Operasional yang diperlukan untuk melakukan proses pemeriksaan
specimen laboratorium sederhana yang meliputi persiapan,
KIE, memproses specimen, membaca, dan
menginformasikan kepada pasien.

Frekuensi Setiap bulan


Pengumpulan
data

Periode Analisa Setiap bulan


Numerator Jumlah rerata waktu pemeriksaan setiap jenis spesimen

Denominator Jumlah jenis specimen yang diperiksa

Sumber data Register Laboratorium, SIK


Target 1. Sepesimen sputum : 30 menit/sputum
2. Spesimen darah malaria : 45 menit/slide
3. Hb sahli : 10 menit/orang
4. Spesimen feces cacing : 15 menit/orang
: 5 menit/orang
5. Gula darah kapiler
: 10 menit
6. Spesimen Urin
: 5 menit/orang
7. Cholesterol darah kapiler : 5 menit/orang
8. Uric Acid darah kapiler
Langkah Persiapan sarana dan prasarana, peningkatan kompotensi
Kegiatan petugas, pencatatan pelaporan, monev

Penanggungjawa Subkor. Laboratorium Sederhana


b pengumpul data

7.2.2 Hasil Lab Terkonfirmasi Kepada Petugas Medis/Berkompoten


Judul Hasil Laboratorium Terkonfirmasi ke Petugas Medis/
Berkompoten
Dimensi Mutu Kualitas, keselamatan, kesinambungan
Tujuan Agar hasil pemeriksaan laboratorium segera terkonfirmasi ke
petugas medis/kompoten
Definisi Hasil laboratorium terkonfirmasi ke petugas
Operasional medis/kompoten adalah semua jenis hasil pemeriksaan
laboratorium segera terkonfirmasi secara tertulis ke petugas
medis/kompoten
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah hasil pemeriksaan laboratorium yang segera
terkonfirmasi ke petugas medis/kompoten secara tertulis
Denominator Jumlah hasil pemeriksaan laboratorium yang ada dan tercatat
Sumber data Register laboratorium, SIK
Target 100 %
Langkah Pencatatan dan pelaporan. monev
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. Laboratorium Sederhana
b pengumpul data

7.3 Upaya Pencatatan dan Pelaporan Tingkat UPT Kesmas (SP2TP).


7.3.1 Tepat waktu laporan
Judul Tepat Waktu Laporan
Dimensi Mutu Kualitas, kesinambungan
Tujuan Agar hasil kegiatan terlaporkan tepat waktu secara
berjenjang
Definisi Tepat waktu laporan adalah diterimanya laporan hasil
Operasional kegiatan (mingguan, bulanan, triwulan, semester dan
tahunan) oleh jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan
tanggal/waktu yang sudah ditetapkan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jenis laporan kegiatan yang diterima tepat waktu dan dengan
tanda bukti oleh jenjang yang lebih tinggi
Denominator Jenis laporan kegiatan yang diterima oleh jenjang yang lebih
tinggi dengan tanda bukti
Sumber data Buku ekspedisi,
Target 1. Laporan kegiatan KIA & KB : tanggal 5
2. Laporan kegiatan GIZI : tanggal 5
3. Laporan kegiatan Imunisasi : tanggal 5
4. Laporan kegiatan P2PM : tanggal 5
: tanggal 5
5. Laporan kegiatan Promkes
: tanggal 5
6. Laporan kegiatan Kesling : tanggal 5
7. Laporan SP2TP : tanggal 5
8. LPLPO (Obat) : setiap hari senin (hari
9. Laporan Surveilans kerja)
(EWARS) : tanggal 5
10. Laporan kegiatan Lansia : tanggal 5
11. Laporan kegiatan jiwa : tanggal 5
12. Laporan kegiatan perkesmas : minggu I (Triwulan)
13. Laporan kegiatan : minggu I (Triwulan)
Gigi/UKGS
14. Laporan UKK
Langkah koordinasi lintas program
Kegiatan
Penanggungjawab Subkor. SP2TP
pengumpul data

7.3.2 Registrasi Pasien dan Catatan Medik


a. Lama waktu pendaftaran pasien
Judul Lama Waktu Pendaftaran Pasien
Dimensi Mutu Kualitas dan keamanan
Tujuan Agar teregistrasinya pasien sesuai dengan standar waktu
yang ditetapkan (cepat, tepat, akurat)
Definisi Lama waktu pendaftaran pasien adalah waktu yang
Operasional dibutuhkan mulai dari pasien di identifikasi sampai selesai
sesuai dengan standar SIK.
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah rerata waktu yang dibutuhkan untuk registrasi sesuai
standar SIK dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kunjungan yang terregistrasi dalam kurun waktu
yang sama
Sumber data Registrasi kunjungan (SIK)
Target 5 menit
Langkah Persiapan sarana, prasarana, pengaturan tenaga, sampling
Kegiatan survei
Penanggungjawa Subkor. SP2TP dan Tim Gugus Kendali Mutu
b pengumpul data
b. Waktu Pembuatan dan Penemuan Catatan Medik
Judul Lama Waktu Pembuatan dan Penemuan Catatan Medik
Dimensi Mutu Kualitas dan keamanan
Tujuan Agar pembuatan dan penemuan catatan medik pasien
sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan (cepat,
tepat, akurat)
Definisi Operasional Lama waktu pembuatan dan penemuan catatan medik
pasien adalah waktu yang dubutuhkan mulai dari pasien
teridentifikasi sesuai dengan standar SIK sampai
mempunyai lembar catatan medic
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan data

Periode Analisa Setiap bulan


Numerator Jumlah rerata waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan
dan penemuan catatan medik pasien sesuai standar SIK
dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah kunjungan yang terregistrasi dalam kurun waktu
yang sama

Sumber data Family folder, registrasi kunjungan (SIK)


Target 10 menit
Langkah Kegiatan Penataan family folder, persiapan sarana, prasarana,
pengaturan tenaga, sampling survei
Penanggungjawab Subkor. SP2TP danTim Gugus Kendali Mutu
pengumpul data

c. Lama Waktu Distribusi Catatan Medik ke Poli – Poli Pelayanan


Judul Lama Waktu Distsibusi Catatan Medik ke Poli Pelayanan
Dimensi Mutu Kualitas dan keselamatan
Tujuan Agar distribusi catatan medik pasien ke poli pelayanan
sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan (cepat, tepat,
akurat)
Definisi Lama waktu distribusi catatan medik pasien ke poli
Operasional pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan mulai dari
teridentifikasinya catatan medik pasien sampai catatan
tersebut ke poli pelayanan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah rerata waktu yang dibutuhkan untuk distribusi
catatan medik pasien ke poli pelayanan dalam kurun waktu
tertentu
Denominator Jumlah kunjungan yang teridentifikasi dalam catatan medik
dalam kurun waktu yang sama
Sumber data Registrasi kunjungan (SIK) unit, register poli pelayanan.
Target 1 menit
Langkah Penataan family folder, pengaturan tenaga (kurir), sampling
Kegiatan survey
Penanggungjawa Subkor. SP2TP dan Tim Gugus Kendali Mutu
b pengumpul data
d. Kelengkapan pengisian dan penataan kembali rekam medik 24 jam
setelah selesai pelayanan
Judul Kelengkapan Pengisian dan Penataan /Penyimpanan Rekam
Medik Dalam Waktu 24 Jam
Dimensi Mutu Kualitas dan Keamanan
Tujuan Agar catatan medik pasien bisa memberikan informasi yang
bisa dipertanggung jawabkan secara teknis medis dan dijaga
kerahasiaannya dan keamanannya
Definisi Kelengkapan pengisian dan penataan/penyimpanan rekam
Operasional medik dalam waktu 24 jam adalah catatan medik pasien
yang sudah teridentifikasi secara teknis medis dan ditata
kembali dalam family folder dalam waktu maksimal 24 jam
setelah pasien mendapat pelayanan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah pasien yang catatan mediknya terisi lengkap sesuai
standar dan tertata/tersimpan sesuai standar dalam kurun
waktu tertentu
Denominator Jumlah kunjungan yang teridentifikasi dalam catatan medik
Sumber data Registrasi kunjungan (SIK) unit, register poli pelayanan.
Target 100 %
Langkah Kompotensi tenaga, sosialisasi tentang catatan medik,
Kegiatan penataan family folder, sampling survei
Penanggungjawa Subkor. SP2TP dan Tim Gugus Kendali Mutu
b pengumpul data

e. Kelengkapan informed concent setelah mendapatkan informasi yang jelas


Judul Kelengkapan Informed concent
Dimensi Mutu Kualitas dan keamanan
Tujuan Agar didapatkannya informasi yang jelas dan tertulis serta
dibubuhi tanda tangan oleh pasien/keluarga dengan petugas
yang berkompoten tentang persetujuan jenis tindakan medis
yang dilakukan.
Definisi Kelengkapan informed concent adalah persetujuan tertulis
Operasional yang dijelaskan kepada pasien/keluarga terhadap jenis
tindakan medis yang kemudian dibubuhi tanda tangan
antara pihak pasien/keluarga dengan petugas kesehatan
yang berkompeten
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah pasien yang dilakukan jenis tindakan medis sesuai
standar yang dilengkapi dengan informed concent dalam
kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dilakukan tindakan medis
sesuai standar dalam kurun waktu yang sama
Sumber data Registrasi kunjungan (SIK) unit, register poli pelayanan.
Target 100 %
Langkah Sosialisasi, penyediaan format, pelaksanaan, penyimpanan
Kegiatan
Penanggungjawa Subkor. SP2TP dan Tim Gugus Kendali Mutu
b pengumpul data

f. Waktu Tunggu Pasien Di Rawat Jalan


Judul Waktu Tunggu di Rawat Jalan
Dimensi Mutu Kualitas dan keamanan
Tujuan Untuk mengetahui lama waktu tunggu di ruang tunggu
sampai mendapatkan pelayanan.
Definisi Waktu tunggu di rawat jalan adalah lama waktu yang
Operasional dibutuhkan oleh pasien/pengunjung mulai dari adanya
catatan medik di unit pelayanan sampai dengan pemanggilan
mendapatkan pelayanan
Frekuensi Setiap bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap bulan
Numerator Jumlah rerata waktu yang dibutuhkan mulai dari adanya
catatan medik di unit pelayanan sampai pemanggilan untuk
dilayani
Denominator Jumlah seluruh pasien yang catatan mediknya sudah
terdistribusi di unit pelayanan.
Sumber data Registrasi kunjungan (SIK) unit, register poli pelayanan.
Target < 60 menit
Langkah Sosialisasi, peningkatan motivasi pelayanan, sampling
Kegiatan survei
Penanggungjawa Subkor. SP2TP dan Tim Gugus Kendali Mutu
b pengumpul data

g. Kenyamanan ruang tunggu


Judul Kenyamanan Ruang Tunggu
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Agar pasien/keluarga/pengantar merasakan kenyamanan
selama proses pelayanan.
Definisi Kenyamanan ruang tunggu adalah persepsi/pernyataan
Operasional nyaman yang dirasakan oleh pasien/keluarga/pengantar
selama menunggu proses pelayanan di ruang tunggu.
Frekuensi Setiap 3 bulan
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap 3 bulan
Numerator Jumlah pasien/keluarga/pengantar yang merasa nyaman
menunggu di ruang tunggu selama proses pelayanan
Denominator Jumlah seluruh pasien/keluarga/pengantar yang berada di
ruang tunggu selama menunggu proses pelayanan
Sumber data Registrasi kunjungan (SIK) , sampling survei
Target 80 %
Langkah Penataan ruang tunggu yang nyaman, persiapan quisioner,
Kegiatan pelaksanan sampling survei
Penanggungjawa Subkor. SP2TP dan Tim Gugus Kendali Mutu
b pengumpul data

h. Tata kelola rekam medik


Judul Tata Kelola Rekam Medik
Dimensi Mutu Keamanan
Tujuan Agar rekam medik tersimpan dan boleh dimusnahkan sesuai
dengan aturan perundangan yang berlaku
Definisi Tata kelola rekam medik adalah penyimpanan dan
Operasional pemusnahan rekam medik sesuai dengan aturan
perundangan yang berlaku
Frekuensi Setiap tahun
Pengumpulan
data
Periode Analisa Setiap tahun
Numerator Jumlah rekam medik pasien yang disimpan dan
dimusnahkan sesuai aturan perundangan yang berlaku,
dalam kurun waktu tertentu
Denominator Jumlah seluruh rekam medik yang yang ada dalam kurun
waktu yang sama
Sumber data Family folder , SIK
Target 5 Tahun (100 %)
Langkah Monitoring rekam medik sesuai waktu penyimpanan,
Kegiatan pemilahan, pemusnahan dengan berita acara tertulis
Penanggungjawa Subkor. SP2TP
b pengumpul data
BAB IV
PENUTUP

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Ciherang Kecamatan


Karangtengah Kabupaten Cianjur merupakan standar pelayanan minimum untuk
memberikan batasan layanan minimum yang harus dipenuhi untuk menjamin
ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan dasar yang
diberikan oleh UPT puskesmas di Kota Sukabumi.

Anda mungkin juga menyukai