Anda di halaman 1dari 22

FISIOLOGI SENDI

Tsabita Syahda Nabila 22001101068


Aldilah Putri Pangestu 22001101070
SENDI
Tempat dua elemen tulang kerangka bergabung
bersama disebut sendi. Dua kategori umum sendi
adalah:
A. elemen-elemen tulang kerangka dipisahkan oleh
suatu rongga/cavitas (misalnya, sendi synovialis);
B. tidak ada rongga/cavitas dan komponen-
komponen disatukan oleh jaringan ikat (misalnya,
sendi fibrosa/compacta).
Pembuluh-pembuluh darah yang melintasi sendi
dan nervi/ saraf-saraf yang menyuplai musculi yang
berperan pada sendi biasanya memberikan rami
articulares/cabang-cabang sendi pada sendi
tersebut.
SENDI SYNOVALIS
• Hubungan antara komponen tulang kerangka dimana elemen-elemen
yang terlibat dipisahkan oleh cavitas articularis/ruang sendi yang
sempit. Selain mengandung cavitas articularis, sendi ini mempunyai
sejumlah ciri-ciri yang khas
Gambaran sendi synovalis
• Berdasarkan bentuk permukaan sendinya,
sendi synovialis digambarkan sebagai
plana/meluncur, ginglymus/engsel,
trochoidea/poros, bicondylaris(dua set titik
kontak), condylaris (ellipsoidea),
sellaris/pelana, dan spheroidea/ball and
socket
• Berdasarkan gerakan, sendi synovialis
digambarkan sebagai uniaxiale (gerakan
dalam satu bidang), biaxiale (gerakan dalam
dua bidang), dan multiaxiale (gerakan
dalam tiga bidang).
• Sendi ginglymus/engsel adalah uniaxiale,
sedangkan sendi spheroidea/ball and
socket adalah multiaxiale.
Sendi
plana/meluncur
Sendi plana/meluncur—
memungkinkan gerakan
menggeser atau meluncur
ketika satu tulang bergerak
melintasi permukaan yang
lain (misalnya, sendi
acromloclavicularis).
Sendi
ginglymus/engsel
Sendi ginglymus/engsel—
memungkinkan gerakan
mengelilingi satu sumbu yang
secara transversal melalui
sendi memungkinkan flexi
dan extensi (misalnya, sendi
cubiti [humeroulnaris]).
Sendi
trochoidea/poros
Sendi trochoidea/poros—
memungkinkan gerakan
mengelilingi satu sumbu yang
secara longitudinal melewati
sepanjang batang/ corpus
dari tulang: memungkinkan
rotasi (misalnya, sendi distal
radio ulnar ).
Sendi condylaris
Sendi condylaris (ellipsoidea)
memungkinkan gerakan
mengelilingi dua sumbu yang
saling tegak lurus:
memungkinkan flexi, extensi,
abduksi, adduksi. dan
circumduksi (terbatas)
(misalnya. Sendi lutut).
Sendi sellaris/pelana
Sendi sellaris/pelana—
memungkinkan gerakan
mengelilingi dua sumbu yang
saling tegak lurus; permukaan
sendi yang disebut bentuk
pelana; memungkinkan flexi,
extensi, abduksi, adduksi, dan
circumduksi (misalnya. sendi
carpometacarpalis pollicis).
Sendi spheroidea/ball
and socket
Sendi spheroidea/ball and
socket—memungkinkan
gerakan mengelilingi
multiaxial; memungkinkan
flexi, extensi, abduksi,
adduksi, circumduksi, dan
rotasi (misalnya, sendi coxae/
panggul)
SENDI FIBROSA
• Sendi ini disatukan oleh jaringan ikat fibrosa (kolagenosa) dan
terfiksasi atau tidak dapat bergerak. Sendi fibrosa meliputi sutura,
gomphosis, dan syndesmosis.
• Sutura hanya terjadi pada cranium dihubungkan
dengan ligamentum suturale.
• Gomphosis terjadi antara gigi dan tulang yang
berdekatan. Pada sendi ini, sabut-sabut jaringan
kolagen pendek di dalam ligamentum
periodontale berjalan di antara akar gigi dan
wadah tulangnya/bony socket.
• Syndesmosis adalah sendi di mana dua tulang
yang berdekatan dihubungkan oleh suatu
ligamentum.
SENDI KARTILAGINOSA
Sendi ini disatukan oleh tulang
rawan, yang dapat bergerak sedikit
• Synchondrosis terjadi di dua pusat
ossifikasi pada tulang yang
berkembang dan dipisahkan oleh
selapis tulang rawan.
• Symphysis adalah di mana dua
tulang terpisah saling
dihubungkan oleh tulang rawan.
Jenis persendian ini terletak pada
garis tengah dan termasuk
symphysis pubica.
Faktor-Faktor yang memengaruhi kontak antar-tulang
dan range-of-movement (ROM) pada sendi sinovial

1. Struktur atau bentuk sendi


 Permukaan artikular beberapa tulang memiliki hubungan yang
komplementer. Sering dijumpai pada sendi panggul, di mana caput
femur berartikulasi dengan acetabulum tulang pinggul sehingga
timbulah gerakan rotasi.
2. Kekuatan dan ketegangan ligamen
Komponen yang berbeda dari kapsula fibrosa itu hanya ada pada
sendi ketika sendi berada pada posisi tertentu. Ligamen yang tegang
tidak hanya membatasi rentang gerak tetapi juga mengarahkan
pergerakan tulang yang mengartikulasi satu sama lain. Contohnya
pada Ligamen cruciatum anterior di sendi lutut yang tegang dan
ligamen cruciatum posterior yang kendur saat lutut diekstensikan,dan
sebaliknya terjadi ketika lutut difleksikan.
3. Pengaturan dan ketegangan otot.
 Ketegangan otot dapat memperkuat pembatasan gerak oleh
ligamen. Contohnya pada sendi panggul. Ketika paha ditekuk dan
lutut diluruskan, fleksi sendi panggul dibatasi oleh ketegangan otot
hamstring, sehingga tidak dapat mengangkat kaki yang diluruskan
lebih dari 90 derajat. Tetapi jika lutut juga tertekuk, ketegangan pada
hamstring otot berkurang, dan paha dapat diangkat lebih jauh,
memungkinkan mengangkat paha untuk menyentuh dada.
4. Kontak dengan bagian tubuh lain
 Ketika permukaan tubuh kontak dengan bagian tubuh lain maka
dapat membatasi mobilitas dari bagian tubuh tersebut. Misalnya, jika
menfleksikan lengan, maka siku tidak bisa bergerak lebih jauh setelah
anterior permukaan lengan bawah bertemu dan menekan terhadap
otot bisep brachii lengan. Gerakan sendi mungkin juga dibatasi oleh
adanya jaringan adiposa.
5. Hormon.
 Fleksibilitas sendi juga dapat dipengaruhi oleh hormon. Misalnya,
hormon relaxin yang diproduksi oleh plasenta dan ovarium,yang
berfungsi untuk meningkatkan fleksibilitas fibrokartilago dari simfisis
pubis dan mengendurkan ligamen antara Os. sacrum, Os. ilium, dan
Os.Coccygys menjelang akhir kehamilan. Perubahan ini memungkinkan
perluasan pintu keluar panggul, yang membantu persalinan bayi
6. Disuse
 Gerakan pada sendi menjadi terbatas jika sendi tidak digunakan
untuk waktu yang lama. Misalnya, jika sendi siku diimobilisasi dengan
gips, rentang gerak pada sendi mungkin terbatas untuk beberapa saat
setelah gips dilepas. Selain membatasi rentang gerak sendi, juga dapat
mengakibatkan penurunan jumlah cairan sinovial,fleksibilitas ligamen
dan tendon, dan atrofi otot.
Cairan Sinovial
Merupakan cairan kental, bening atau kuning pucat yang dihasilkan
oleh membrane synovial. Cairan sinovial terdiri dari asam hialuronat
yang disekresikan oleh sel sinovial di membran sinovial dan cairan
interstisial yang disaring dari plasma darah.
Cairan ini membentuk film tipis di atas permukaan dalam kapsul
artikular. Fungsinya untuk mengurangi gesekan dengan melumasi sendi,
menyerap guncangan, dan memasok oksigen dan nutrisi serta
membuang karbon dioksida dan limbah metabolisme dari kondrosit di
dalam tulang rawan artikular.
Cairan sinovial juga mengandung sel fagosit yang menghilangkan
mikroba dan puing-puing yang dihasilkan dari kerusakan pada sendi.
Ketika sendi sinovial tidak bergerak untuk beberapa saat, cairan
synovial menjadi cukup kental (seperti gel), tetapi ketika gerakan sendi
meningkat, cairan menjadi kurang pekat/ kental. Sehingga pemanasan
sebelum berolahraga adalah memiliki salah satu manfaat yaitu
merangsang produksi dan sekresi cairan sinovial.
DAFTAR PUSTAKA
• Richard LD.Wayne V.Adam WMM,2012,Greys Basic Anatomy,Churchill
Livingstone
• Tortora, Gerard J. and Bryan Derrickson. 2014. Principles of Anatomy
Physiology 14th edition : Wiley

Anda mungkin juga menyukai